Manifestasi Klinis Dan Penanganan Demam Berdarah Dengue Grade 1: Sebuah Tinjauan Pustaka
Manifestasi Klinis Dan Penanganan Demam Berdarah Dengue Grade 1: Sebuah Tinjauan Pustaka
Manifestasi Klinis Dan Penanganan Demam Berdarah Dengue Grade 1: Sebuah Tinjauan Pustaka
ABSTRACT
Introduction: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease a clinical spectrum grouped into 3, namely undifferentiated fever,
caused by the Dengue virus from the Flavivirus genus, Flaviviridae dengue fever, and dengue hemorrhagic fever. Dengue fever (DD)
family, with four serotypes (DEN-1. DEN-2, DEN-3, and DEN-4). patients who have no comorbidities and social indications can be
Primary dengue fever Grade 1 should receive serious attention by treated as outpatients. Patients are given symptomatic treatment
monitoring the patient’s clinical manifestations so that patients in the form of antipyretics such as paracetamol at a dose of 10-15
get the right therapy immediately. If it is not treated quickly and mg/kg/body weight, repeated 4-6 hours if fever. The management
adequately, the patient can experience an emergency with signs of of dengue hemorrhagic fever (DHF) is symptomatic and supportive.
shock and cause death. Supportive therapy in the form of fluid replacement, which is the
Method: The writing methodology used is a literature review. The main point in managing DHF.
literature source consists of relevant journals and books from the Conclusion: In patients with dengue hemorrhagic fever grade I,
search engines PubMed, Google Scholar, and Proquest. close monitoring is needed regarding their clinical condition. This
Results: Dengue virus infection can be asymptomatic and is because grade 1 dengue has the potential to be a more critical
symptomatic. Symptomatic dengue virus infection generally has clinical condition. Early treatment will determine a better outcome.
ABSTRAK
Pendahuluan: Demam Berdarah (DB) disebabkan oleh vírus dan bergejala simtomatik. Pasien dengan gejala dengue secara
Dengue (genus Flavivirus), dengan empat serotipe utama, yaitu umum memiliki tiga jenis spektrum klinis yaitu demam yang tidak
1
General Practitioner, Bali Royal DEN1. DEN2, DEN3 dan DEN4. Penyakit DB utamannya Demam terdiferensiasi, demam dengue, dan demam berdarah dengue..
hospital, Denpasar, Bali
berdarah dengue (DBD) Grade 1 harus mendapat perhatian Pasien demam dengue (DD) yang tidak memiliki komorbiditas
2
Pediatrician, Bali Royal hospital,
Denpasar, Bali serius, salah satunya dengan melakukan monitoring manifestasi dan indikasi sosial dapat diperlakukan sebagai pasien rawat jalan.
3
Pediatric Department, School of klinis pasien agar pasien mendapatkan terapi yang tepat dengan Pasien diberikan pengobatan simptomatik berupa anitpiretik
Medicine, Universitas Udayana, segera. Apabila tidak diatasi dengan tepat dan cepat pasien dapat seperti parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kg/BB/dosis, diulang
Sanglah General Hospital, mengalami kegawatan dengan tanda-tanda syok dan dapat 4-6 jam bila demam. Tatalaksana demam berdarah dengue
Denpasar, Bali menyebabkan kematian. Tinjauan Pustaka ini bertujuan untuk (DBD) diberikan secara simtomatis (sesuai gejala) dan suportif.
memberikan informasi terbaru mengenai tanda-tanda klinis DBD Penanganan suportif dapat diberikan berupa cairan tambahan
*Korespondensi: grade 1 agar praktisi dapat memberikan penanganan terbaik yang merupakan poin utama dalam penatatalaksanaan DBD.
Desak Putu Rendang Indriyani; sebelum jatuh pada kondisi kritis Kesimpulan: Pada pasien demam berdarah dengue derajat I
General Practitioner, Bali Royal Metode: Dalam penulisan ini digunakan metode tinjauan pustaka. diperlukan pemantauan yang ketat terkait kondisi klinis pasien.
hospital, Denpasar, Bali; Sumber bacaan berasal jurnal-jurnal dan buku-buku yang relevan Hal ini dikarenakan DBD grade 1 berpontensi menjadi kondisi klinis
[email protected] dan sesuai dari PubMed dan Google Scholar. yang lebih kritis. Penanganan dini akan menentukan outcome yang
Hasil: Manifestai klinis DB dapat tidak bergejala (asimtomatik) lebih baik.
Published
Open access:
by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1015-1019 | doi: 10.15562/ism.v11i3.847
http://isainsmedis.id/ 1015
ORIGINAL ARTICLE
PENDAHULUAN METODE
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada pembuatan tinjauan pustaka ini dilakukan
merupakan penyakit yang disebabkan oleh vírus pencarian pada sumber literatur seperti jurnal
(genus Flavivirus, famili Flaviviridae). Virus ini ilmiah pada search engine (PubMed, Google
masuk ke system peredaran darah melalui gigitan Scholar dan Proquest ) dan buku-buku nasional
vector. Vektor yang paling sering sebagai perantara yang relevan. Kata kunci yang digunakan adalah
virus ini adalah nyamuk Aedes aegypti atau Aedes “pediatri”, “Dengue Fever”, “Dengue Hemorage
albopticus. Virus ini, sampai saat ini ini diketahui fever”, “Clinical sign of Dengue”, “Prevalensi Dengue
memiliki empat jenis serotipe (DEN-1. DEN-2, Indonesia”. Kriteria inklusi yang digunakan adalah
DEN-3 dan DEN-4).1 Demam berdarah dengue semua tinjauan mengenai DBD. Sedangkan kriteria
dapat menyerang semua kelompok umur dan eksklusi adalah kepustakaan yang diterbitkan
dapat terjadi sepanjang tahun terutama saat musim melebihi 10 tahun. Informasi dikumpulkan, dicatat,
penghujan. Karena cepatnya penyebaran penyakit, dan dianalisis guna menilai validitas dan reliabilitas
DBD sering menimbulkan kejadian luar biasa literatur.
(KLB) terutama di daerah tropis seperti Indonesia.2
Berdasarkan laporan yang dilaporkan pada HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun 2013, jumlah pasien dengan diahnosis
DBD di selurh Indonesia melebihi 100.000 kasus Definisi
dengan jumlah kematian (mortalitas) yang cukup Demam berdarah dengue (DBD) merupakan
tinggi berkisar antara 800-900 orang. Sedangkan infeksi virus dengan tanda adanya kebocoran
angka kesakitan (morbiditas) dilaporkan sebanyak plasma darah (plasma leakage). Tahap awal demam
45,85 tiap 100.000 penduduk sedangkan proposi berdarah dengue dapat menyerupai demam dengue
kematian sebanyak 0,77%. Didaptkan pula bahwa biasa (demam dengan suhu berkisar 39-40°C dan
total kasus ditahun 2013 lebih tinggi dibandingkan bifasik). Pada DBD, diketahui terjadi perubahan
pada kurun waktu yang sama pada tahun 2012 pada faal hemostasis dan plasma leakage. Tanda
(90.245 kasus dengan angka kejadian 7,27 per dari kelainan tersebut terlihat dari penurunan
100.000 penduduk).3 kadar trombosit darah (trombositopenia) dan
Berdasarkan data resmi dari Pemerintah peningkatan kadar hematokrit.5,6
Indonesia, pada tahun 2014, jumlah pasien dengan
diagnosis DBD di Bali adalah sebanyak 6.813 kasus. Epidemiologi
Morbiditas DBD di Bali berada pada peringkat Infeksi demam berdarah dengue masih merupakan
pertama diantara seluruh provinsi di Indonesia masalah kesehatan yang utama di Kawasan Asia
(168,48 kasus per 100.000 penduduk). Hal ini Tenggara, Negara Pasifik, Amerika Selatan (Latin)
jauh dari target yang dihimbau oleh Kementrian dan Tengah. Diestimasikan kurang lebih 500.000
Kesehatan RI (<52 kasus/100.000 penduduk). pasien dengan diagnosis DBD memerlukan
Berdasarkan hal tersebut, maka Provinsi Bali perawatan di rumah sakit tiap tahun, jumlah
masih sangat jauh dari target.2 Berbanding terbalik insiden terbanyak didapatkan pada kelompok usia
dengan morbiditas, mortalitas DBD di Bali anak.7 Pada tahun 2013, pemerintah menargetkan
mengalami penurunan,berkisar pada 0,11% (2013) pencapaian kasus DBD sebesar >52 kasus per
dibandingkan 0,30% (2009).2 100.000 penduduk, dimana terdapat sebanyak
Virus dengue dapat bersifat asimtomatik (tidak 26 provinsi (78,87%) yang telah mencapai target
bergejala) dan simtomatik (bergejala). Secara umum, tersebut. Provinsi dengan angka kesakitan tertinggi
fase simtomatik dapat memiliki tiga spektrum klinis pada tahun 2013 diantaranya Bali (168,48/100.000
yaitu demam yang tidak bisa didiferensiasi, demam penduduk), DKI Jakarta sebesar (104,04/100.000
dengue, dan demam berdarah dengue. Selanjutnya penduduk), dan DI Yogyakarta (95,99 / 100.000
secara derajat keparahan penyakit, dengue dapat penduduk). Angka kematian DBD dkatakan tinggi
dibadakan menjadi empat grade, dimana grade 3 bila >2%, dimana pada tahun 2013 angka kematian
dan 4 merupakan kondisi syok yang memerlukan Indonesia mencapai 0,77%. Untuk Provinsi Bali
perhatian serius.4 Hal yang dapat dilakukan adalah sendiri, angka kematian akibat DBD mencapai
dengan monitoring ketat dan terapi yang tepat dan 0,07%, dengan jumlah 6.813 kasus, dan jumah
segera. Pada tinjauan pustaka ini akan dibahas meninggal 5 kasus.3
mengenai DBD grade I. Demam berdarah dengue
grade I merupakan tanda akan terjadinya kegawatan Etiologi
dengan tanda-tanda klinis yaitu akral dingin, nadi Dengue Virus memiliki sifat yang hampir sama
cepat, tanda hemokonsentrasi, dan uji torniquetet dengan genus Flavivirus lainnya. Genom virus
positif. dengue terdiri dari (Ribo-Nucleat-Acid) RNA
1016 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1015-1019 | doi: 10.15562/ism.v11i3.847
ORIGINAL ARTICLE
dengan rantai tunggal, RNA dikelilingi dengan − Epistaksis, perdarahan pada mukosa,
nukleokapsid ikosahedral dan ditutup envelope perdarahan pada gusi, serta hematemesis
dengan komposisi lemak. Virus ini berbentuk melena.
batang, bersifat thermolabil, sensitif terhadap 3. Pembesaran hati
inaktivasi oleh dietileter dan natrium dioksikolat, 4. Nadi cepat (takikardia), perfusi jaringan buruk
dan stabil pada suhu 70oC. Diameter virus berkisar ditambah dengan nadi lemah, penurunan
50nm. Genom flavivirus berukuran panjang 11 tekanan nadi (< 20 mmHg), hipotensi dengan
(kilobase), tersusun oleh tiga protein struktural yang akral dingin dan/atau tampak gelisah.
bertugas melakukan enkripsi kode nukleokapsid
Kriteria Laboratorium
atau protein inti (core C), protein membran
a. Trombositopenii (100.000/µl atau kurang).
(membrane M), dan protein amplop (envelope E),
b. Hemokonsentrasi, (terlihat dari peningkatan
dan tujuh tambahan gen protein non struktural
hematokrit >20%).
(NS).4-6,8,9
Untuk menegakkan diagnosis klinis DBD
cukup dengan dua kriteria pertama ditambah
Patofisiologi
penurunan kadar trombosit (trombositopenia) dan
Demam dengue dan demam berdarah dengue
hemokonsentrasiiatau peningkatan hematokrit.
disebabkan oleh etiologi virus yang sama, namun
Terdapat hepatomegaly pada dua kriteria pertama
memiliki patofisiologi berbeda sehingga memiliki
dapat pula menjadi tanda DBD sebelum terjadinya
gejala klinis yang berbeda pula. Perbedaan
plasma leakage. Efusi pleura yang terlihat dari
mendasar pada DD dan DBD adalah adanya
gambaran radiologisdapat menjadi bukti objektif
kebocoran plasma (plasma leakage) pada DBD yang
adanya kebocoran plasma.
diduga disebabkan oleh karena proses imun.4-6,8
Manifestasi klinis DBD terjadi karena efek
Tatalaksana Rawat Jalan Demam Dengue
reaksi tubuh yang dihinggapi virus di dalam
Pasien demam dengue (DD) yang tidak memiliki
peredaran darah dan digesti oleh makrofag. Pada
komorbiditas dan indikasi sosial dapat diperlakukan
dua hari awal gejala akan terjadi penumpukan
sebagai pasien rawat jalan. Pasien diberikan
material virus dalam darah (viremia) dan berakhir
pengobatan simptomatik berupa anitpiretik seperti
setelah lima hari timbul gejala demam. Setelah
parasetamol dengan dosis 10-15 mg/kg/BB/dosis,
didigesti oleh Makrofag, makrofag tersebut secara
diulang 4-6 jam bila demam. Pasien juga dapat
otomatis menjadi antigen presenting cell (APC)
melakukan kompres hangat untuk membantu
dan mengaktifkan sel T-helper. Setelah sel T-helper
menurunkan demam. Pasien dianjurkan untuk
aktif, sel makrofag lain akan dating dan memfagosit
cukup minum, boleh air putih atau teh, namun
lebih banyak virus dengue. Lebih lanjut, selT-
lebih baik jika pasien mengkonsumsi minuman
helper akan mengaktifkan sel T-sitotoksik dan
yang mengandung elektrolit seperti jus buah atau
akan menghancurkan (lisis) makrofag (yang
oralit. Tanda kecukupan cairan dapat dilihat melalui
memfagositosis virus) dan akhirnya mengaktifasi
dieresis diulang emapat hingga enam jam. Penderita
sel B untuk melepas antibodi. Seluruh rangkaian
DBD rawat jalan diwajibkan untuk kontrol setiap
proses ini menyebabkan terlepasnya mediator-
hari, orang tua diberikan penjelasan mengenai
mediator inflamasi dan menyebabkan gejala
tatalaksana pasien dirumah sesuai dengan Tabel
sistemik seperti nyeri sendi, demam, malaise,
1, selain itu orang tua juga harus mampu untuk
nyeri otot, dan lain-lain.11 Pada demam dengue ini
memonitoring kondisi anak utamanya tanda-tanda
dapat terjadi perdarahan karena adanya agregasi
bahaya pada anak dengan diagnosis DBD.13
trombosit yang menyebabkan trombositopenia,
tetapi masih bersifat ringan.12,13
Tatalaksana Rawat Inap Demam Berdarah
Dengue
Kriteria Diagnosis
Tatalaksana demam berdarah dengue (DBD)
Demam berdarah dengue (DBD) ditegakkan
bersifat sesuai gejala (simptomatis) dan suportif.
dengan kriteria diagnosis yang dipublikasikan oleh
Penanganan suportif dapat diberikan cairan
WHO pada tahun 2014. Kriteria ini terdiri dari
penggangti yang merupakan tatalaksana umum
kriteria klinis dan laboratorium.1
pasien dengan DBD. Hal ini dikarenakan, apabila
Kriteria Klinis terjadi kondisi kebocoran plasma yang cukup
1. Demam tinggi, berlangsung selama 2-7 hari, berat dapat terjadi syok hipovolemi. Penggantian
tanpa sebab yang jelas cairan ditujukan untuk mencegah timbulnya syok.
2. Adanya perdarahan mikro ditandai dengan: Kebocoran plasma pada pasien DBD hanya bersifat
Tes torniquet (+), sementara, oleh karena itu pemberian cairan dalam
− Ekimosis, petekie, dan purpura, jumlah banyak dan dengan jangka waktu lama
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1015-1019 | doi: 10.15562/ism.v11i3.847 1017
ORIGINAL ARTICLE
Tabel 1. Informasi kepada orang tua pasien rawat jalan vital, dieresis, Hb, Ht, trombosit, leukosit,
o Pasien diwajibkan istirahat elektrolit keseimbangan asam basa.
o Berikan air putih, selain itu anak dapat pula diberikan subtitusi berupa susu, o Jika berikutnya masih belum teratasi dan kadar
jus, dan cairan elektrolit. Tanda anak tidak mengalami kekurangan cairan adalah hematokrit menurun dapat diberikan tranfusi
frekuensi buang air kecil setiap 4-6 jam. PRC 10ml/kgBB
o Parasetamol (10 mg/kg/BB/kali) diberikan bila perlu (>38oC) dengan rentang o Apabila syok belum teratasi dapat
waktu 4-6 jam, hindari pemberian obat golongan NSAID/aspirin/ibuprofen. dipertimbangkan pemakaian inotropik dan
Lanjutkan memberikan kompres air hangat. koloid
o Pasien yang melakukan rawat jalan diwajibkan untuk kontrol setiap hari dan
diamati oleh tenaga kesehatan (spesialis anak, dokter umum) sampai terbukti
melewati kondisi kritis, Prognosis
o Pasien diwajibkan untuk diajak ke Pusat kesehatan jika didapatkan satu atau leb- Prognosis tergantung dari seberapa cepat penyakit
ih kondisi seperti : pada saat suhu tubuh turun keadaan anak tidak membaik, DBD ini deketahui dan penanganan yang
nyeri perut tak tertahankan, muntah berulang, akral dingin dan lembab, gelisah/ tepat sesuai penentuan derajat DBD pada saat
rewel, lemas, perdarahan (BAB berwarna hitam dan atau muntah hitam), sesak, diketahui. Lebih dini penyakit DBD diketahui
tidak buang air kecil (BAK) lebih dari 4-6 jam, atau kejang. serta penanganan yang cepat, tepat dan adekuat
memberikan prognosis yang baik.13
dapat menimbulkan kelebihan cairan yang juga
dapat membahayakan. Obat-obatan simtomatis KESIMPULAN
diberikan sesuai dengan kenyamanan pasien, DBD merupakan infeksi virus dengue yang
seperti pemberian antipiretik saat demam dan disertai dengan kebocoran plasma. Perubahan
istirahat. Berikut ini merupakan langkah-langkah patofisiologi pada infeksi dengue menentukan
tatalaksana pasien DBD rawat inap : perbedaan perjalanan penyakit antara DBD dengan
o Jika pasien tidak dapat minum atau terus DD. Pada pasien demam berdarah dengue derajat I
muntah dapat di rawat inap dan dipasang infus diperlukan pemantauan yang ketat terkait kondisi
jumlah dan jenis sesuai kebutuhan. klinis pasien. Hal ini dikarenakan DBD grade 1
o Periksa Hb, Ht setiap 6 jam dan trombosit berpontensi menjadi kondisi klinis yang lebih
setiap 12 jam. kritis. Penanganan dini akan menentukan outcome
o Pantau gejala klinis dan laboratorium. Jika Ht yang lebih baik.
naik atau Trombosit turun ganti infus dengan
RL/RA/NS dengan ketentuan BB<15 kg berikan KONFLIK KEPENTINGAN
6-7ml/kgBB/jam. BB 15-40 kg berikan 5ml/
kgBB/jam/ BB>40 kg berikan 3-4 ml/kgBB/ Tidak terdapat konflik kepentingan untuk penulisan
jam. dan penerbitan naskah
o Jika terdapat perbaikan yang dapat dilihat dari
tidak gelisah, nadi kuat, tekanan darah stabil, PENDANAAN
dieresis cukup (>1 ml/kgBB/jam), ht turun.
Tidak ada
Tetesan dapat dikurangi dan pemberian infus
dapat dihentikan setelah 24-48 jam bila tanda
vital/ht stabil dan dieresis cukup. KONTRIBUSI PENULIS
o Perburukan dengan tanda gelisah, dister Kedua penulis berkontribusi merumuskan naskah,
pernafasan, frekuensi nadi naik, hipotensi/ pencarian literatur, penulisan naskah, dan publikasi
tekanan nadi <20 mmHg, dieresis kurang/tidak naskah
ada, pengisian kapiler >2 detik dan Ht tetap
tinggi maka masuk ke protokol syok DAFTAR PUSTAKA
o Berikan infus kristaloid dan atau koloid 20ml/
1. Buletin Jendela Epidemiologi: Topik Utama Demam
kgBB secepatnya beserta oksigen 2-4 liter/ Berdarah Dengue. Pusat Data dan Surveilans epidemiologi
menit. Dievaluasi hematokrit dan trombosit Kementrian Kesehatan RI. ISSN-2087-1546. 2010.
tiap 4-6 jam. 2. Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2013
o Jika syok teratasi, cairan dikurangi menjadi 3. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013
4. WHO. 2014. Dengue: Guidelines for Diagnosis,
10ml/kgBB/jam dan perlahan lahan diturunkan
Treatment, Prevention and Control. France: WHO
menjadi 5ml/kgBB/jam hingga diturunkan Press. [Online] Tersedia di: http://www.who.int/rpc/
ke 3ml/kgBB/jam. Pemberian cairan dapat guidelines/9789242547871/en/.
dihentikan 24-48 jam setelah syok teratasi dan 5. WHO, Regional Office for South East Asia. 2011.
tanda vital/ht stabil beserta dieresis cukup. Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of
Dengue and Dengue Haemorrhagic Fever: Revised and
o Jika syok belum teratasi, cairan dapat expanded edition. SEARO Technical Publication Series No.
dilanjutkan. Terus dilakukan observasi tanda 60. India
1018 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1015-1019 | doi: 10.15562/ism.v11i3.847
ORIGINAL ARTICLE
6. WHO. 2006. Dengue Haemorrhagic Fever: early 10. Aryu, Candra. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi,
recognition, diagnosis and hospital management. WHO Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Aspirator Vol. 2
Country Office in Dili, East Timor. No. 2 Tahun 2010: 110 –119
7. Soegijanto, Soegeng dkk. 2012. The Changing Clinical 11. Suzanne Moore Shepherd. 2014. Dengue. Pennsylvania.
Performance of Dengue Virus Infection In The Year 2009. Hospital of University of Pennsylvania.
Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, Vol. 12. Gibson RV. Dengue Conundrums. International Journal of
3. No. 1 January–March 2012: 5−9 Antimicrobial Agents. 2010; Vol 36(26-39).
8. Suhendro, Nainggolan Leonard, Khie Chen, dan Pohan 13. SMF IKA FK Unud/RSUP Sanglah. 2010. Pedoman
HT. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid III. Pelayanan Kesehatan Medis. Denpasar
Fakultas Kedokteran UI : Media Aescullapius. Jakarta
9. Harikushartono, Hidayah N, Darmowandowo W,
Soegijanto S. Demam Berdarah Dengue: Ilmu Penyakit
Anak, Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta: Salemba
Medika; 2002.
Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2020; 11(3): 1015-1019 | doi: 10.15562/ism.v11i3.847 1019