Exsum Itmpby
Exsum Itmpby
Exsum Itmpby
Penanaman Modal
EXECUTIVE SUMMARY
KAJIAN POTENSI
INVESTASI
KAWASAN INTEGRATED TOURISM
MASTER PLAN BOROBUDUR
YOGYAKARTA PRAMBANAN
(ITMP BYP)
PADA KAWASAN PRAMBANAN
BOKO DAN AREA SEKITARNYA
INVESTMENT
POTENTIAL
STUDY
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN
BOROBUDUR YOGYAKARTA
PRAMBANAN (ITMP BYP) AREA
PRAMBANAN BOKO AND
SURROUNDING AREA
EXECUTIVE SUMMARY
KAJIAN POTENSI
INVESTASI
KAWASAN INTEGRATED TOURISM
MASTER PLAN BOROBUDUR
YOGYAKARTA PRAMBANAN
(ITMP BYP)
PADA KAWASAN PRAMBANAN
BOKO DAN AREA SEKITARNYA
INVESTMENT
POTENTIAL
STUDY
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN
BOROBUDUR YOGYAKARTA
PRAMBANAN (ITMP BYP) AREA
PRAMBANAN BOKO AND
SURROUNDING AREA
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENT
DAFTAR GAMBAR
LIST OF PICTURES
Gambar 1. Peran pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi/ Picture 1. Tourism’s Role in
Improving Economic Welfare ....................................................................................................................... 4
Gambar 2. Kerangka Berpikir Kajian Potensi Investasi Kawasan Candi Prambanan dan Ratu Boko/
Picture 2. Conceptual Framework of Investment Potential Study of Prambanan Temple and Ratu Boko
Area ............................................................................................................................................................. 15
Gambar 3. Tahapan kegiatan Kajian Potensi Investasi Kawasan Candi Prambanan dan Ratu Boko/ Picture
3. Work Stages of Investment Potential Study of Prambanan Temple and Ratu Boko Area...................... 18
DAFTAR TABEL
LIST OF TABLES
Tabel 1. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Sarana Pariwisata/ Table 1. Criteria for Land Suitability for
Tourism Facility .......................................................................................................................................... 22
Tabel 2. Hasil Analisis Finansial/ Table 2. Financial Analysis Result ....................................................... 39
Picture 1. Tourism’s role in improving economic welfare and its role in preserving tourist
attractions.
(Source: Analysis, 2021)
kemudian, KSPN ‘Borobudur’ mencakup Wakatobi, and Morotai. In its later progress,
wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa KSPN 'Borobudur' covers the area of Central
Yogyakarta (selanjutnya disebut ‘DI Java and the Special Region of Yogyakarta
Yogyakarta’) yang di dalam area (commonly referred to 'DI Yogyakarta'), which
pengembangan tersebut termasuk area in the development area include the
Prambanan- Boko dan wilayah sekitarnya. Prambanan-Boko area and its surrounding
Dengan tambahan KSPN dan objek wisata lain areas. With the addition of the KSPN and other
tersebut, diharapkan dapat tergambar suatu tourism objects, it is hoped that a broad and
destinasi pariwisata yang luas dan kaya rich variety of attractions and experiences can
beragam atraksi dan pengalaman. Sebagai be depicted. For example, the image of
contoh, citra Kota Yogyakarta sebagai tujuan Yogyakarta City as a cultural tourism
wisata budaya lebih kuat jika disandingkan destination is stronger when juxtaposed with
dengan Candi Borobudur dan Prambanan Borobudur and Prambanan Temples as World
sebagai Situs Warisan Dunia (WHS). Heritage Sites (WHS). The merger of these
Penggabungan tiga titik ini sebagai sebuah three points as an integrated axis will be very
poros terintegrasi akan menjadi sangat attractive to be developed into a world-class
menarik untuk dikembangkan menjadi situs tourism site in the future.
pariwisata yang berkelas dunia di masa depan.
For DI Yogyakarta and Central Java,
Bagi DI Yogyakarta dan Jawa the Integrated Tourism Master Plan
Tengah, Integrated Tourism Master Plan Borobudur Yogyakarta Prambanan (ITMP
Borobudur Yogyakarta Prambanan-ITMP BYP) has strategic value because it provides a
BYP memiliki nilai strategis karena stimulus for tourism products diversification.
memberikan stimulus untuk diversifikasi The Provincial Governments of Yogyakarta
produk pariwisata. Pemerintah Provinsi DIY and Central Java are the main stakeholders in
dan Jateng adalah pemangku kepentingan the BYP ITMP process because this project
utama dalam proses ITMP BYP karena proyek facilitates the synergy of infrastructure
ini turut memfasilitasi sinergi pembangunan development across provinces and across
infrastruktur lintas provinsi dan lintas districts, including the transportation network.
kabupaten, termasuk jaringan transportasi. Meanwhile, the Government of Magelang
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Regency and Klaten Regency (Central Java)
Magelang dan Kabupaten Klaten (Jawa and Sleman Regency and Yogyakarta City (DI
Tengah) dan Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta) are the center of the planning
Yogyakarta (DI Yogyakarta) adalah pusat dari because the tourism sector is the main
rencana perencanaan sebab sektor resource of these areas. Furthermore, the
kepariwisataan menjadi sumber daya utama Provincial / Regency / City governments are
daerah tersebut. Lebih lanjut, pemerintah responsible for implementing ITMP BYP as
Provinsi/Kabupaten/Kota bertanggung jawab part of the development area for the super
untuk mengimplementasikan ITMP BYP priority destination of Borobodur and its
menjadi bagian dari area pengembangan surroundings, namely the planning of
destinasi super prioritas Borobodur dan ‘Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP)’.
sekitarnya, yaitu adanya perencanaan
BYP's super-priority development
“Borobudur-Yogyakarta-Prambanan (BYP)”.
together with 4 other super priorities (Toba,
Pengembangan superprioritas BYP Mandalika, Labuan Bajo) have a financing
bersama dengan 4 super prioritas lain (Toba, commitment between the Government of
Mandalika, Labuan Bajo) memiliki komitmen Indonesia and the World Bank of up to US $
pembiayaan antara Pemerintah RI dengan 770 million (nearly Rp. 12 T). The target of this
Bank Dunia mencapai US $ 770 juta (hampir program for BYP is the visit of 4 million
Rp 12 T). Target dari program ini untuk BYP foreign tourists in 2045 (25 years), with a
adalah kunjungan Wisatawan Mancanegara baseline of around 400 thousand foreign
(Wisman) sebesar 4 juta wisman pada tahun tourists in 2019. Seeing the target ‘market’ of
2045 (25 tahun mendatang), dengan baseline foreign tourists who reach 10 times the
sekitar 400 ribu wisman pada tahun 2019. condition existing, it needs a mature strategy
Melihat target “pasar” konsumen wisman yang in the future as well as infrastructure readiness
mencapai 10 kali lipat dari kondisi eksisting, that is not only short-term but long-term
perlu strategi yang matang ke depan dan juga oriented.
kesiapan infrastruktur yang tidak hanya
The development of the Tourism
berorientasi jangka pendek tetapi jangka
Destination Area (TDA) Prambanan Boko and
panjang.
its surrounding areas which are part of the
Pengembangan Tourism Destination ITMP BYP is a cross-sectoral and cross-
Area (TDA) Prambanan Boko dan area authority program whose success is highly
sekitarnya yang merupakan bagian dari ITMP dependent on collaborative work and a
BYP merupakan sebuah program lintas sektor balanced role between the central government,
dan lintas kewenangan yang kesuksesannya the DI Yogyakarta provincial government and
sangat tergantung dari kerja kolaborasi dan the Sleman Regency government as the main
peran yang seimbang antara pemerintah pusat, locus of Prambanan Boko in accordance with
pemerintah provinsi DI Yogyakarta dan the duties and authorities at each level.
pemerintah Kabupaten Sleman sebagai lokus
In the action plan document prepared
utama Prambanan Boko sesuai dengan tugas
by the BYP ITMP Team, it is explained that in
dan kewenangan di level masing-masing.
order to improve a conducive business climate
Dalam dokumen rencana aksi yang for private investment that supports the
dibuat oleh Tim ITMP BYP dijelaskan bahwa successful development of the BYP ITMP area
dalam rangka peningkatan iklim usaha yang in the Prambanan-Boko area and its
kondusif untuk investasi swasta yang surrounding areas, the main role of the DI
mendukung kesuksesan pengembangan Yogyakarta Government is to strive for
kawasan ITMP BYP di area Prambanan-Boko increased investment realization in the Key
dan wilayah sekitarnya, maka peran utama Tourism Area (KTA) and Tourism Destination
Pemerintah DI Yogyakarta adalah Area (TDA) in the Prambanan-Boko area and
mengusahakan peningkatan realisasi surrounding areas. There are several
penanaman modal di Key Tourism Area-KTA approaches in the action plan that can be taken
dan Tourism Destination Area-TDA di by the DIY Provincial government in order to
kawasan Prambanan-Boko dan wilayah achieve increased realization of investment in
sekitarnya. Ada beberapa pendekatan dalam the area, including the following; 1)
rencana aksi yang dapat dilakukan oleh Increasing licensing services for investment in
pemerintah Provinsi DIY dalam rangka KTA and TDA Prambanan Boko and its
mencapai peningkatan realisasi penanaman surrounding areas; 2) Provision of
modal di area tersebut, diantaranya adalah information on investment opportunities for
sebagai berikut ; 1) Peningkatan pelayanan tourism areas in KTA, especially TDA
perizinan untuk investasi di KTA dan TDA Prambanan-Boko and its surrounding areas;
Prambanan Boko dan area sekitarnya ; 2) 3) Increase investment promotion for KTA,
Penyediaan informasi peluang investasi especially TDA Prambanan Boko and its
kawasan pariwisata di KTA khususnya TDA surrounding areas; 4) Increasing the synergy
Prambanan-Boko dan area sekitarnya ; 3) of promoting investment in tourism with
Meningkatkan promosi investasi untuk KTA related sectors. The preparation of this
khususnya TDA Prambanan Boko dan area Investment Potential Study document is one of
sekitarnya; 4) Meningkatan sinergi promosi the efforts to provide information on tourism
penanaman modal di bidang pariwisata dengan investment opportunities, especially in TDA
sektor terkait. Penyusunan dokumen Kajian Prambanan Boko and its surrounding areas.
Potensi Investasi ini merupakan salah satu
Relevant to point 2 in the previous
upaya dalam penyediaan informasi peluang
paragraph, this study is expected to provide a
investasi pariwisata khususnya di TDA
reference for potential investors in exploring
Prambanan Boko dan area sekitarnya.
various investment opportunities in tourism
Relevant dengan point 2 pada and other sectors (which support tourism) in
paragraph sebelumnya, kajian ini diharapkan the area around Prambanan-Boko Temple that
dapat memberikan referensi bagi calon can be offered to potential investors both
investor potensial dalam mengeksplorasi domestic and global investors. Exploration of
berbagai peluang investasi tourism dan sektor various tourism investment opportunities
lainnya (yang mendukung pariwisata) di around Prambanan Boko Temple is expected
kawasan sekitar Candi Prambanan-Boko yang to increase the economic value of the area on
dapat ditawarkan kepada calon investor a wider scale. Replicating the concept used in
potensial baik di luar dan dalam negeri. building KTA BYP on a smaller scale, the
Eksplorasi berbagai peluang investasi tourism concept of developing TDA Prambanan Boko
yang ada di sekitar Candi Prambanan Boko and its surrounding areas is the development
diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi of a destination network. The destination
kawasan dalam skala yang lebih luas. network here is a combination of several
Mereplikasi konsep yang digunakan dalam activity destination points. Prambanan Boko
membangun KTA BYP ke dalam skala lebih Temple will be the main generator which is
kecil, maka konsep pengembangan TDA expected to trigger and generate economic
Prambanan Boko dan wilayah sekitarnya growth in the tourism area to the ‘greater
adalah pengembangan jaringan destinasi. area’ around it. This network concept has the
Jaringan destinasi disini adalah gabungan character of deconcentration, starting from a
beberapa titik destinasi aktivitas. Candi point and then spreading and forming new
Prambanan Boko akan menjadi generator concentrations that provide greater economic
utama yang nantinya diharapkan dapat benefits to society and the surrounding area
memicu dan memberikan bangkitan ekonomi without leaving the cultural aspects that are its
dalam bidang tourism kawasan ke “greater foundation.
area” disekitarnya. Konsep jaringan ini
From those concepts, this study
memiliki sifat dekonsentrasi, bermula dari
absolutely must be able to depict at least 3
sebuah titik kemudian terus menyebar dan
(three) projects that are ready to be sold and
membentuk konsentrasi-konsentrasi baru yang
ready to be marketed in the ITMP BYP area,
memberikan manfaat keekonomian lebih besar
especially the Prambanan-Boko TDA and its
pada masyarakat dan area sekitarnya tanpa
surrounding areas in the Special Region of
meninggalkan aspek-aspek budaya yang
Yogyakarta. This project, which is ready to sell
menjadi fondasinya.
and market, will then be used by DPPM as a
Berangkat dari rerangka pikir tersebut, material for promotion, for DIY investment
kajian ini mutlak harus dapat memotret locally and gobally either through IIPC, the
minimal 3 (tiga) project siap jual dan siap Indonesian Embassy and the Consulate
dipasarkan di kawasan ITMP BYP khususnya General.
TDA Prambanan-Boko dan area sekitarnya
2. Tourism and Investment
yang berada di wilayah Daerah Istimewa
Tourism is a field which is capable of
Yogyakarta. Project yang siap jual dan
driving the industrial sector, namely the
dipasarkan ini selanjutnya akan DPPM
tourism service industry and the supporting
gunakan sebagai bahan promosi investasi DIY
industry for the tourism services business. In
di dalam dan luar negeri baik melalui IIPC,
order for a tourism destination to provide
KBRI maupun KJRI.
optimal benefits for people around the
2. Pariwisata dan Investasi destination, the tourism service support
Pariwisata merupakan bidang yang industry needs to be built in such a way that it
mampu menggerakkan sektor industri, yaitu is able to involve the surrounding people or
industri jasa wisata dan industri pendukung community, to develop forward and backward
usaha jasa wisata. Agar suatu destinasi linkages to local products, and to package
pariwisata memberikan manfaat yang optimal local culture and activities as tourist
bagi masyarakat di sekitar destinasi, maka attractions that create business and income for
industri penjuang jasa wisata perlu dibangun the community.
sedmikian rupa sehingga mampu melibatkan
Each tourism zone development must
masyarakat sekitar, mengembangkan
be designed in such a way that it will
keterkaitan ke depan dan ke belakang terhadap
contribute to the welfare of the community.
produk-produk lokal, dan mampu mengemas
These indicators include creating jobs for
budaya maupun aktivitas setempat sebagai
local communities, increasing added value to
atraksi wisata yang menciptakan bisnis dan
local products, increasing income through
penghasilan bagi masyarakat.
PDRB, increasing APBD through PAD and
Setiap pengembangan zona pariwisata several other factors in the form of a multiplier
harus didesain sedemikian rupa, sehingga akan effect.
memberikan kontribusi kesejahteraan bagi
To achieve that goal, tourism industry
masyarakat. Indikator ini antara lain berupa,
needs policies to develop well-planned
penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat
industries. This good policy will increase
setempat, peningkatan nilai tambah terhadap
investment, create jobs, and increase
produk lokal, menambah pendapatan melalui
community income through the growth of
PDRB, meningkatkan APBD melalui PAD
PDRB, and the Government's APBD,
dan beberapa faktor lain berupa multiplier
especially in the form of PAD. This idea will be
effect.
effective only if the growing tourism industry
Untuk mencapai hal tersebut, industri includes planning for hotels, restaurants,
pariwisata membutuhkan kebijakan untuk souvenirs, food and beverage and other
mengembangkan industri penunjang yang services that are still directly related to
terencana dan baik. Kebijakan yang baik tourism.
tersebut akan meningkatkan investasi,
If all those aspects can be well planned
penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan
and developed, it can be said that tourism
pendapatan masyarakat melaluipertumbuhan
industry will be able to participate in
PDRB, dan APBD Pemerintah terutama
extending the value chain for local products,
berupa PAD. Hal demikian akan efektif hanya
because the community will always maintain
apabila industri pariwisata yang berkembang
the values of local tourism products which are
meliputi perencanaan hotel, restoran, souvenir,
food and beverage dan jasa-jasa lainnya yang the main attractions of its tourism. The
masih keterkaitan secara langsung dengan increase in the value chain will certainly
kepariwisataan. increase the added value, and in turn will
Apabila semua aspek tersebut dapat increase the GRDP. Coincidentally, based on
terencana dan berkembang dengan baik, maka the law, currently the tax related to this
bisa dikatakan industri pariwisata tersebut business sector is included as a regional tax,
akan bisa ikut memperpanjang rantai nilai so that the development of the tourism industry
produk lokal, karena akan can encourage an increase in APBD through
masyarakat
senantiasa menjaga nilai-nilai produk wisata PAD.
yang lokal menjadi atraksi andalan 3. Conceptual Framework
pariwisatanya. Peningkatan rantai nilai ini The development of Prambanan-Ratu
sudah pasti akan meningkatkan nilai tambah, Boko Temple area, as part of the Borobudur-
dan selanjutnya akan meningkatkan PDRB. Yogyakarta-Prambanan (BYP) area, as one of
Secara kebetulan, berdasarkan perundangan the super priority tourism destinations is set by
yang berlaku, saat ini pajak yang menyangkut the central government. With this plan,
bidang usaha tersebut merupakan pajak Prambanan-Ratu Boko Temple area needs to
daerah, sehingga pengembangan industri be studied for potential investment to create a
pariwisata dapat mendorong peningkatan business and investment climate that is in
APBD melalui PAD. accordance with the potential of the area. The
Borobudur-Yogyakarta-Prambanan area is
3. Kerangka Pikir
also included in the priority area in the
Pengembangan Kawasan Candi
Integrated and Sustainable Tourism
Prambanan-Ratu Boko merupakan bagian dari
Development Program or Program
kawasan Borobudur-Yogyakarta-Prambanan
Pengembangan Pariwisata Terpadu dan
(BYP) sebagai salah satu dari destinasi
Berkelanjutan (P3TB) which is carried out by
pariwisata super prioritas yang ditetapkan oleh
cross-ministries and institutions such as the
pemerintah pusat. Dengan penetapan ini maka
Ministry of PUPR, Bappenas, and BKPM RI.
kawasan Candi Prambanan-Ratu Boko perlu
untuk dikaji potensi-potensi investasi untuk Prambanan-Ratu Boko Temple area is
menciptakan iklim usaha dan investasi yang an area that is included as a UNESCO World
sesuai dengan potensi kawasan. Kawasan Heritage Site. It needs special treatment for the
wisata berupa candi dan wisata buatan lainnya Ratu Boko Temple Areas. Therefore, in this
maka hal ini perlu dimaksimalkan dengan study, it is necessary to analyze the availability
memberikan nilai tambah dengan dukungan of land for investment and the suitability of
pada kegiatan pariwisata. Agar kegiatan land for the development of a built-up area. In
pariwisata ini mampu memberikan dampak addition, this development must be adjusted to
ekonomi bagi masyarakat sekitar maupun DIY the spatial planning regulations or Detailed
pada umumnya maka perlu untuk menarik Spatial Plan (RDTR) that apply in this area. To
investor untuk dapat mengembangkan adapt to the theme of regional development,
usahanya di kawasan ini. Namun demikian design directions for incoming investments
dengan status sebagai kawasan Warisan Dunia must be made. Then it is necessary to carry out
UNESCO dan sebagian kawasan yang a financial analysis so that investors can
berbukit-bukit perlu adanya batasan dalam estimate the feasibility of investing in this area
pengembangan agar sesuai dengan karakter as well as infrastructure analysis to provide
khas Kawasan Candi Prambanan dan Ratu support for incoming investments. Based on
Boko. Maka dalam kajian ini perlu that description, the framework in this study is
menganalisis terkait ketersediaan lahan untuk as follows:
investasi serta kesesuaian lahannya untuk
pengembangan kawasan terbangun. Selain itu
pengembangan ini harus disesuaikan dengan
aturan tata ruang atau Rencana Detail Tata
Ruang (RDTR) yang berlaku di kawasan ini.
Untuk menyesuaikan dengan tema
pengembangan kawasan maka harus dibuat
arahan desain bagi investasi yang akan masuk.
Kemudian perlu untuk melakukan analisis
finansial agar investor dapat memperkirakan
kelayakan investasi pada kawasan ini serta
analisis infrastruktur untuk memberikan
dukungan bagi investasi yang akan masuk.
Gambar 2. Kerangka Berpikir Kajian Potensi Investasi Kawasan Candi Prambanan dan Ratu Boko
Picture 2. Conceptual Framework of Investment Potential Study of Prambanan Temple and Ratu Boko
Area
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka Based on the analysis discussed, it will be
akan diperoleh potensi investasi apa saja yang revealed what kind of potential investment
dapat dikembangkan di Kawasan Candi which can be developed in Prambanan and
Prambanan dan Ratu Boko. Investasi yang Ratu Boko Temple area. The investment that
akan dikembangkan ini harus sesuai dengan will be developed must be in accordance with
karakteristik khas kawasan baik dari segi fisik the unique characteristics of the area both in
wilayah maupun karakter kawasan sebagai terms of the physical area and the character of
kawasan Situs Warisan Dunia UNESCO. the area as a UNESCO World Heritage Site.
Sehingga investasi yang masuk akan Therefore, the incoming investment will have
memberikan dampak ekonomi bagi kawasan an economic impact on the surrounding area
sekitar khususnya dan DIY pada umumnya in particular and DIY in general but in line
namun selaras dengan karakteristik kawasan. with the characteristics of the area.
Tahapan selanjutnya adalah survey The next stages are primary and
primer dan sekunder. Survey primer dilakukan secondary surveys. The primary survey was
untuk melihat kondisi eksisting kawasan dan conducted to see the condition of the existing
menggali potensi masalah kawasan secara area and to explore potential problems in the
komperhensif. Survey primer ini dilakukan area comprehensively. This primary survey
melalui pengamatan lapangan serta wawancara was done through field observations and
baik terhadap masyarakat sekitar maupun interviews with both the surrounding
terhadap pengusaha/UMKM yang ada di community and entrepreneurs / MSME
sekitar kawasan. Kegiatan survey primeri ini (Micro-Small Medium Enterprise) around the
dilakukan untuk memperoleh sebaran kegiatan area. This primary survey activity was carried
pariwisata, usaha pendukung pariwisata, out to obtain the distribution of tourism
UMKM, pengembangan kawasan eksisting, activities, tourism support businesses, MSME,
penggunaan lahan eksisting kawasan, development of existing areas, use of existing
infrastruktur eksisting kawasan, serta tema land areas, existing area infrastructure, as
pengembangan kawasan yang saat ini well as the theme of developing areas currently
digunakan. Data-data ini kemudian dikroscek in use. These data are then cross-checked in
dalam rapat-rapat dan FGD yang akan meetings and FGDs that will be conducted
dilakukan bersama stakeholder. Pengumpulan with stakeholders. Secondary data collection,
data sekunder yaitu berupa kebijakan, kajian, in the form of policies, studies, and related
maupun data-data yang berkaitan yang data owned by the government and the private
dimiliki oleh pemerintah maupun swasta yang sector that can support the implementation of
dapat mendukung pelaksanaan kajian ini. this study. Then the primary data and
Kemudian dari data primer dan data sekunder secondary data obtained are compiled to
yang didapatkan dikompilasikan untuk continue the analysis process.
dilanjutkan proses analisis.
The third stage is analysis stage. The
Tahapan ketiga adalah analisis setelah analysis stage was conducted fter getting all
mendapatkan seluruh data primer dan primary and secondary data compiled. The
sekunder telah terkompilasi. Analisis yang analysis used is land suitability and
digunakan adalah analisis kesesuaian dan availability analysis, spatial analysis, area
ketersediaan lahan, analisis tata ruang, analisis design analysis, infrastructure analysis and
desain kawasan, analisis infrastruktur dan financial analysis. After the analysis is
analisis finansial. Setelah analisis dilakukan finished, the stages of interpretation of the
maka akan dilakukan tahapan interpretasi hasil results of the desk study, meetings and FGD
desk study, rapat-rapat serta FGD, dan hasil will be done, and the results of the analysis so
Gambar 3. Tahapan kegiatan Kajian Potensi Investasi Kawasan Candi Prambanan dan Ratu Boko
Picture 3. Work Stages of Investment Potential Study of Prambanan Temple and Ratu Boko Area
Adapun masing-masing analisis adalah Here is each analysis done in this study:
sebagai berikut:
a. Analysis of Land Suitability and Land
a. Analisis Kesesuaian Lahan dan Availability
Ketersediaan Lahan In developing the tourism area, it is
Dalam mengembangkan kawasan necessary to have supporting infrastructure.
pariwisata dibutuhkan adanya sarana prasarana The supporting facilities and infrastructures
pendukung. Sarana prasarana pendukung ini are limited by several factors. One of those is
dibatasi salah satunya oleh faktor fisik the physical factors of the area / land. In the
wilayah/lahannya. Pada uraian berikut following description, a description of the land
disajikan uraian tentang klasifikasi kesesuaian suitability classification for several
lahan untuk beberapa sarana rekreasi. recreational facilities is presented.
Klasifikasi kesesuaian lahan untuk beberapa Classification of land suitability for some
sarana rekreasi. Klasifikasi kesesuaian lahan recreational facilities. The classification of
untuk daerah rekreasi ditentukan berdasar land suitability for recreational areas is
besarnya faktor penghambat. Tempat determined based on the magnitude of the
berekreasi dapat berupa lapangan untuk inhibiting factors. Recreation areas can be in
bermain, lapangan golf, tempat-tempat untuk the form of playing fields, golf courses, places
berkemah, taman rekreasi (tempat piknik), for camping, recreational parks (picnic areas),
tempat-tempat untuk pembuatan jalan setapak places for making paths (paths and trails) and
(paths and trails) dan sebagainya. so on.
Kesesuaian Lahan untuk Tempat living). A little work such as leveling the
Berkemah place may need to be done.
Yang dimaksud dengan tempat berkemah The soil must be able to pass repeatedly by
adalah tempat untuk menginap dengan human feet and limitedly by vehicles.
tenda dan kendaraan kemah (camp trailer) Furthermore, the suitability of the land for
maupun semua aktivitas di luar kemah plant growth needs to be considered.
(outdoor living). Sedikit pekerjaan seperti Land Suitability for Picnic Area
meratakan tempat mungkin perlu Picnic area is park area intensively used
dilakukan. for relaxing and eating outside the home.
Tanah harus mampu untuk dilewati Vehicles passing through the streets of the
berulangkali oleh kaki manusia dan secara park are limited in intensity.
terbatas oleh kendaraan.Selanjutnya, Land Suitability for Path and Trails
kesesuaian lahan untuk pertumbuhan Footpah is a path that is being used for
tanaman perlu dipertimbangkan. cross country. This area will be used as a
Kesesuaian Lahan untuk Daerah Piknik path as in its original state and there will
Yang dimaksud dengan daerah untuk be no removal of land, either through
piknik adalah daerah taman (park) yang excavation or stockpiling.
secara intensif digunakan untuk bersantai
dan makan-makan di luar rumah.
Kendaraan yang melewati jalan-jalan
dalam taman tersebut dibatasi
intensitasnya.
Tempat Berkemah
Camping Site
Adapun analisis selanjutnya adalah analisis The next analysis is the analysis of land
ketersediaan lahan. Untuk analisis ini availability. This analysis uses data owned by
menggunakan data yang dimiliki oleh Dinas the Sleman Regency Land and Spatial
Pertanahan dan Tata Ruang Kabupaten Sleman Planning Office or the DIY Land and Spatial
atau Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Planning Office to find out the location of the
untuk mengetahui lokasi tanah kas desa di village treasury lands around the Prambanan-
sekitar kawasan Candi Prambanan-Ratu Boko. Ratu Boko Temple area. This village treasury
Tanah kas desa ini dapat dimanfaatkan dengan land can be utilized with the existence of a sub-
adanya peraturan kelurahan terkait district regulation regarding the use of cash
pemanfaatan tanah kas untuk diusahakan land to be cultivated after obtaining approval
setelah mendapatkan persetujuan dengan from stakeholders at the village level. This
stakeholder di tingkat desa. Pemanfaatan ini utilization is expected to provide a source of
harapannya dapat memberikan sumber income for the village and can also provide a
pendapatan bagi desa dan juga dapat multiplier effect for the surrounding area.
memberikan multiplier effect bagi kawasan Therefore, the locations of this village treasury
sekitar. Sehingga lokasi-lokasi tanah kas desa land need to be known and can be mapped its
ini perlu untuk diketahui dan dapat dipetakan current utilization. If it is still not optimally
pemanfaatannya saat ini. Jika masih belum utilized, this village treasury land can be
dimanfaatkan secara optimal maka tanah kas offered to investors to be developed in
desa ini dapat ditawarkan bagi investor untuk accordance with the physical conditions of the
dikembangkan sesuai dengan kondisi fisik area and the specific characteristics of the
wilayah dan karakter khas kawasan. area.
Boko adalah RDTR Sleman Timur pada saat regulation can be a reference in seeing which
ini belum disahkan dalam bentuk peraturan areas can be developed and the types of
resmi namun masih dalam proses. Meskipun development activities that are allowed,
demikian peraturan ini dapat menjadi acuan conditional or limited. Besides that, it can also
dalam melihat kawasan mana saja yang dapat be the barrier by seeing what activities which
dikembangkan dan jenis kegiatan are not allowed in this area.
pengembangan yang diperbolehkan, bersyarat
c. Area Design Analysis
atau terbatas. Selain itu juga dapat menjadi
Specific environmental qualities, can
pembatas dengan melihat kegiatan apa saja
be identified visually or when crossing an
yang tidak diperbolehkan di kawasan ini.
area. The level of coverage that is defined
c. Analisis Desain Kawasan
through the elements of space, the relationship
Kualitas lingkungan yang spesifik,
between spaces, the height of the building, the
dapat diidentifikasi melalui visual atau saat
shape of the space, the building facade can be
melintasi suatu kawasan. Tingkat
visually felt. Including how people make use of
keterlingkupan yang terdefiniskan melalui
existing places to fulfill their basic needs as
elemen-elemen ruang, hubungan antar ruang,
well as social needs, types of activities, and
ketinggian bangunan, bentuk ruang, fasad
time of activity. Lynch (1981) in evaluating
bangunan dapat dirasakan secara visual.
urban quality can be seen from 5 points of
Termasuk bagaimana orang-orang
view, namely sense, access, vitality, fit, and
memanfaatkan tempat yang ada dalam
control. Sense of place deals with clarity,
pemenuhan kebutuhan dasar maupun
identity, spatial structure, and harmony. This
kebutuhan sosial, jenis aktivitas, serta waktu
visual sense was also expressed by Cullen
beraktivitas. Lynch (1981) dalam
(1971) in Concise Townscape. Access is not
mengevaluasi kualitas perkotaan dapat dilihat
only physically permeable, but also includes
dari 5 sudut pandang, yaitu sense, access,
visual linkages, so that the visual clarity of an
vitality, fit, dan control. Sense of place
area is also essential for the physical
berkaitan dengan kejelasan, identitas, struktur
accessibility of the space. Vitality, related to
ruang, dan keselarasan. Visual sense tersebut
ecological support for urban life, concerns
juga diungkapkan Cullen (1971) dalam
energy resources and biotic support to sustain
Concise Townscape. Access, bukan saja dalam
urban life. Fit means that the use of space,
hal permeabel secara fisik, tetapi juga meliputi
keterkaitan secara visual, sehingga kejelasan function of space and form can be flexible and
visual suatu kawasan juga esensial untuk spatially adequate. Control is also vital for use
aksesibilitas fisik ruang tersebut. Vitality, and function, which includes regulations, laws,
terkait dengan dukungan ekologis untuk and policies to regulate and control the quality
kehidupan perkotaan, menyangkut sumber of urban life.
daya energi dan suport biotic untuk
Prambanan-Ratu Boko area as a
mempertahankan kehidupan kota. Fit berarti heritage-based tourism area is strongly
bahwa pemanfaatan ruang, fungsi ruang dan influenced by the configuration and
bentuknya dapat fleksibel dan
secara appearance of buildings that act as definitions
keruangan mencukupi. Control juga vital of subsystem spaces and are related to one
untuk penggunaan dan fungsi, yang meliputi another. Furthermore, as forming regional
peraturan, undang-undang, dan kebijakan character and regional activities, the following
untuk mengatur dan mengontrol kualitas regulations are required:
kehidupan kota.
Visual and Spatial Aspects
Kawasan Prambanan-Ratu Boko
The visual identity and visual image
sebagai kawasan wisata berbasis heritage
of an area can be determined by specific visual
sangat dipengaruhi konfigurasi dan tampilan
characteristics, namely in the form of layout or
bangunan-bangunan yang berperan sebagai
the appearance of physical architectural forms
pendefinisi ruang-ruang subsistem dan saling
(environmental and building layouts), so that
berkaitan satu dengan lainnya. Selanjutnya,
it can be distinguished from other regions. As
sebagai pembentuk karakter kawasan maupun
for several physical elements that are
kegiatan kawasan, diperlukan pengaturan
arranged in order not to interfere the direction
sebagai berikut:
of view, such as; a) spatial and building
Aspek Visual dan Spasial
arrangements; b) layout, dimensions and
Identitas visual dan citra visual quality of media (billboards and signage)
kawasan dapat ditentukan oleh karakter visual aimed at improving environmental quality in
yang spesifik, yaitu berupa wajah atau accordance with the scale and proportion of
penampilan bentukan fisik arsitektur (tata space, so it does not interfere the visual quality
lingkungan dan bangunan), sehingga dapat of the scope of the area; c) vegetation elements
membedakan dengan kawasan lain. Adapun as spatial cover plants that are arranged as a
beberapa elemen fisik yang diatur dan ditata way to provide quality and visual
agar tidak menggangu arah pandang, antara reinforcement.
lain; a) pengaturan keruangan dan bangunan; The approach related to the
b) tata letak, dimensi, dan kualitas media formation of the visual character of building
(papan reklame dan signage) yang diarahkan facades will be limited to unity, balance,
untuk meningkatkan kualitas
lingkungan rhythm, and scale. Unity is an attempt to find
sesuai dengan skala dan proporsi ruang, similarities in the nature of the element of
sehingga tidak mengganggu kualitas visual beauty. Balance is a quality of visual appeal
ruang seputar lingkup ruang kawasan; c) whose center of attention is the same. Rhythm
elemen vegetasi sebagai tanaman pelingkup is a symmetrical repetition between elements
ruang yang ditata sebagai cara untuk that have identifiable relationships. Scale is a
memberikan kualitas dan penguat visual. quality that makes a building look true, precise
Adapun pendekatan terkait dengan and real (Natural scale, Heroic scale, Intimate
pembentuk karakter visual fasad bangunan scale).
akan dibatasi pada: Kesatuan/ Unity Kesatuan
Area Design Analysis Approach
adalah usaha untuk mencari kesamaan dari
This analysis approach includes the
sifat unsur keindahan; Keseimbangan
macro side, the meso side, and the micro side.
Keseimbangan adalah kualitas daya tarik
The macro approach will look at the planning
visual yang pusat perhatiannya adalah sama;
area as a node in a wide area, in regional
Irama Irama adalah pengulangan simetris
relations and other surrounding areas. The
antara elemen-elemen yang mempunyai
meso approach views the planning area as an
hubungan yang dapat dikenal; Skala Skala
area or organism that has the ability to grow
adalah kualitas yang membuat sebuah
and develop in accordance with the potential
bangunan terlihat benar, tepat dan nyata (Skala
that it has at the city area level. Whereas, the
alamiah, Skala heroik, Skala intim)
micro approach views the planning area as a
Pendekatan Analisis Desain Kawasan more detailed part of the city and describes
Pendekatan analisis mencakup sisi technically these parts. The techniques used
makro, sisi meso, dan sisi mikro. Pendekatan are adjusted to the aspects to be discussed and
makro akan meninjau wilayah perencanaan their functions, which include:
sebagai simpul dalam suatu wilayah yang luas,
terhadap kawasan sekitar Candi still limited to serve the existing needs
Prambanan serta arahan of the area. For the future, it has been
pengembangan kawasan agar tidak planned both according to the BYP
mengurangi Outstanding Universal ITMP Masterplan and the Sleman
Value (OUV) kawasan Candi Perbup No.3 of 2021 concerning the
Prambanan. Perbup Sleman Nomor 3 East Sleman RDTR. Some of the
Tahun 2021 tentang RDTR Sleman infrastructure that has been planned in
Timur maupun RTBL Kawasan Candi the two documents, if realized, can
Prambanan belum sepenuhnya meet the infrastructure needs of the
mengakomodasi zonasi tersebut Prambanan-Ratu Boko temple area
sehingga perlu adanya penyesuaian including accessibility,
terhadap kebijakan yang sudah ada telecommunications, energy, clean
agar tidak ada pertentangan antara water, drainage, sanitation and solid
kajian JICA dengan peraturan yang waste infrastructure. The areas
ada. selected for investment also have a low
3. Seluruh stakeholder yang or minimum disaster-prone area so
berkecimpung di kawasan Prambanan- that they are safe for investment
Ratu Boko perlu mengetahui tentang development.
zona perlindungan sesuai dengan studi 5. Ease of Land Acquisition
JICA tahun 1979. Hal ini untuk dapat Land acquisition for potential
melestarikan outstanding universal investment locations in the
value (OUV) Candi Prambanan sesuai Prambanan-Ratu Boko temple area is
studi tersebut karena berdasarkan relatively easy. This is because in this
dokumen tersebut UNESCO area there are many markers for land
mengevaluasi kelestarian OUV Candi for sale. The land that is proposed as a
Prambanan. Sosialisasi tentang zonasi potential location for investment is
kawasan beserta nilai-nilai dalam OUV land with the status of village treasury
perlu diberikan kepada seluruh land (Dusun Ringinsari, Kalurahan
stakeholder di kawasan ini khususnya Bokoharjo and Dusun Sembir,
agar investasi yang masuk dapat Kalurahan Madurejo) as well as land
Lahan yang diusulkan sebagai lokasi 8. From the results of financial analysis,
potensi investasi adalah lahan yang it can be concluded that investment in
berstatus sebagai tanah kas desa hotels, resorts and restaurants is quite
(Dusun Ringinsari, Kalurahan feasible with the NPV, IRR, and pay
Bokoharjo dan Dusun Sembir, back period indicators. Likewise, for
Kalurahan Madurejo) serta tanah investment in rest areas or shopping
dengan hak milik (Dusun Sumberwatu, centers to support tourist areas. The
Kalurahan Bokoharjo). following is a summary of those three
indicators:
6. Aspek Ketenagakerjaan
Aspek ketenagakerjaan pada kawasan
Candi Prambanan-Ratu Boko jika
melihat dari tingkat pendidikan secara
makro DIY yaitu mayoritas lulusan
sekolah menengah sudah sesuai untuk
input tenaga kerja bagi investasi dalam
kawasan ini. Hal ini juga didukung
dengan UMR rata-rata DIY yang
paling rendah dari seluruh wilayah
Jawa-Bali juga dapat memudahkan
investor.
7. Aspek Arsitektural
Kawasan Candi Prambanan telah
ditetapkan menjadi dokumen
UNESCO sebagai warisan budaya
dunia. Autentifikasi dari Kawasan
Prambanan ialah pada keberadaan
Candi Prambanan – Ratu Boko itu
sendiri. Agar bisa dilestarikan maka
gaya Arsitektural pada Kawasan
sekitar penting untuk diatur. Menurut
6. Rekomendasi 6. Recommendation
Adapun rekomendasi dari kegiatan ini Here are the recommendations from
adalah sebagai berikut: this study:
1. Kawasan sekitar Dusun 1. The area around Dusun
Sumberwatu, Desa Bokoharjo Sumberwatu, Bokoharjo Village
perlu untuk ditinjau kembali needs to be reviewed for its zoning
zonasinya yang ada pada Perbup in Sleman Perbup Number 3 of
Sleman Nomor 3 Tahun 2021 2021 concerning East Sleman
tentang RDTR Sleman Timur yang RDTR which is a community
menjadi zona perkebunan rakyat. plantation zone. Even though it is in
Meskipun berada pada kawasan an area with a rather steep slope, it
dengan kelerengan agak curam, has the potential to be developed as
namun sangat berpotensi untuk a place to view Prambanan Temple
dikembangkan sebagai tempat and its surrounding landscape so
memandang Candi Prambanan dan that exclusive or non-mass
landscape sekitarnya sehingga restaurants or hotels can be
dapat dikembangkan resto atau developed.
hotel eksklusif/non massal. 2. The area of Dusun Sembir,
2. Kawasan Dusun Sembir, Desa Madurejo Village which has been
Madurejo yang sudah ditetapkan designated as a tourism zone and is
sebagai zona pariwisata dan berada in zone 5 in the JICA 1979 study
pada zona 5 pada delineasi studi delineation can be developed as a
JICA 1979 dapat dikembangkan location for mass tourism
sebagai lokasi destinasi pariwisata destinations. For this reason, the
massal. Untuk itu infrastruktur infrastructure of this area needs to
kawasan ini perlu dikembangkan be developed in stages starting
secara bertahap mulai dari from accessibility to a more
aksesibilitas menuju zona adequate tourism zone because it
pariwisata yang lebih memadai has to use dusun roads. Then
karena harus menggunakan jalan several other infrastructures can
dusun. Kemudian dapat be developed such as drainage
INVESTMENT
POTENTIAL
STUDY
INTEGRATED TOURISM MASTER PLAN
BOROBUDUR YOGYAKARTA
PRAMBANAN (ITMP BYP) AREA
PRAMBANAN BOKO AND
SURROUNDING AREA