334 625 1 SM

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

ANALISIS PEMBIAYAAN PEREMAJAAN KEBUN KELAPA SAWIT RAKYAT

KOPERMAS TUAH MEUSAPAT MELALUI DANA SKIM HIBAH BPDP SAWIT


INDONESIA DI KABUPATEN ACEH BARAT

Aswin Nasution
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar
[email protected]

ABSTRACT
The Indonesian government established PP. Number 24 Year 2015 about Plantation Funds
Funding and Prepres No. 61 Year 2015 about the Collection and Use its funds from the collection
of export of CPO and its derivatives. The collection and management funds conducted by
Indonesian Oil Palm BPDP. Results of research conducted that Tuah Meusapat Kopermas that will
do the rejuvenation of oil palm plantation using BPDP oil palm grant shows that rejuvenation
farmers oil palm plantation 400 hectare are use oil palm BPDP Rp. 25,000,000,- and sharing of
farmers funds Rp. 35,000,000, - per hectare with total rejuvenation fund of Rp. 24,000,000,000, -
per 400 hectare. Three alternative funding schemes show : 1) Skim-I 100% farmer’s funds Rp.
35,000,000, - per hectare, requirement of Rp. 60,000,000, - per hectare; 2) Skim-II 50% farmer's
fund Rp. 17,500,000, - and 50% bank credit Rp. 17,500,000, - interest annuity bank during
construction 12% Rp. 6,917,656, -, l requirement Rp. 66,917,656, - per hectare; and 3) Skim-III
farmers fund 100% of banking credit Rp. 35,000,000, - interest annuity bank during construction
12% Rp. 13,835,311, -, the total requirement of Rp. 73,835,311, - per hectare. The three funding
schemes have equal opportunities to be implemented, but depends on the financial capacity of
farmers. The baseb of project feasibility on NPV, IRR, B / C Ratio, Payback Period and BEP the
products creterias the three schemes are feasible.

Keyword: BPDP Oil Palm, Grants, Sharing and Project Feasibility

PENDAHULUAN Pada tahun 2014 dengan luas


10 juta Ha kebun kelapa sawit,
Bagi Indonesia CPO merupakan Indonesia memproduksi 29 juta ton CPO
salah satu produk unggulan dan menguasai 53 % produk CPO dunia,
perkonomian sektor perkebunan, dengan volume ekspor 20,43 juta ton
karena CPO merupakan salah satu CPO dan turunannya yang memberikan
produk tanaman kelapa sawit yang devisa negara sebesar 21,1 milyar US$.
memenuhi persayaratan sumber daya Cerahnya prospek komoditi minyak
alam tangguh dan berkelanjutan. kelapa sawit dalam perdagangan
Ketangguhan ini dicirikan dengan minyak nabati dunia telah mendorong
keberadaannnya yang cukup melimpah pemerintah Indonesia memacu
serta dapat dieksploitasi dengan pengembangan areal perkebunan
mengandalkan tekhnologi setempat dan kelapa sawitnya (Anonymous a, 2016).
merupakan sumberdaya alam yang Dalam mengatur perkelapa
dapat diperbaharui (renewable sawitan di dalam negeri pemerintah
resources) karena kecocokan dengan menetapkan beberapa regulasi
lahan, lingkungan dan iklim setempat. diantaranya adalah PP No. 24 Tahun
Keberadaan sumberdaya alam tersebut 2015 tentang Penghimpunan Dana
tidak dapat digantikan dengan produk Perkebunan dan Perpres No. 61 Tahun
lain yang lebih murah dan produk 2015 tentang Penghimpunan dan
turunannya mudah habis sehingga Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa
harus terus diproduksi untuk Sawit. Regulasi yang diberlakukan
mencukupi permintaan. tanggal 25 Mei 2015 ini mengatur

26
penghimpunan dan penggunaan dana petani harus menyiapkan dana lain
perkebunan kelapa sawit dari pelaku sebesar Rp. 35.000.000,- dalam
usaha. Dengan terbitnya regulasi ini mencukupi kebutuhan dana
pemerintah melakukan pemungutan peremajaan, baik seluruhnya dari dana
dana kelapa sawit, CPO dan turunannya sendiri, 50 % dari dana sendiri dan 50 %
yang diekspor dengan besaran antara dari kredit perbankan atau 100 % dana
US$ 10 – 50 per ton. Adapun sharing berasal kredit perbankan
mekanisme pungutan dana perkebunan (Anonymous b, 2016).
dan Bea Keluar (BK) sesuai Melakukan perhitungan biaya
ketentuannya adalah jika harga CPO peremajaan kelapa sawit dari beberapa
tidak lebih dari US$ 750 per ton maka skim hibah sangatlah penting, karena ini
hanya dipungut dana perkebunan menyakut dengan perencanaan
sedangkan jika harga CPO lebih dari US$ keuangan yang akan digunakan.
750 per ton maka dipungut dana Menurut Fahmi (2014) perencanaan
perkebunan dan bea keluar. keuangan merupakan kajian tentang
Selanjutnya kutipan dana perkebunan penempatan uang yang akan digunakan
ini dikelola oleh suatu Badan Layanan sehingga memberikan panduan bagi
Umum yang bernama Badan Pengelola perubahan dan perkembangan
Dana Perkebunan Kelapa Sawit atau perusahaan secara berkelanjutan.
BPDP Sawit (Prawita, 2015). Selain itu perencanaan keuangan juga
Pengelolaan dana perkebunan akan memberikan gambaran kondisi –
oleh lembaga ini prinsipnya akan kondisi yang mungkin akan terjadi
digunakan untuk kepentingan kemajuan sehingga pelaku bisnis dapat memilih
perkebunan kelapa sawit dengan kondisi mana yang layak untuk
konsep dari sawit untuk sawit. Kegiatan dilaksanakan dan memberikan arahan
tersebut antara lain untuk stabilitas dan pada perjalanan bisnis yang baik atau
pengembangan pasar sawit, bisnis yang tumbuh berkembang.
peremajaan tanaman, sarana dan Sumber sharing dana petani
prasarana, pengembangan sumberdaya dan skim hibah yang ditetapkan BPDP
manusia dan pendidikan, penelitian dan Sawit tentunya memerlukan
pengembangan serta promosi dan perhitungan yang tepat. Dimana
advokasi. Dari berbagai kegiatan perhitungan ini nantinya akan
tersebut program utama dari berhubungan dengan permohonan
penggunaan dana sawit adalah dana hibah pada BPDP Sawit, kredit
peremajaan perkebunan rakyat serta pada perbankan dengan
pembangunan sarana dan prasarana mengkalkulasikan biaya penanaman
untuk pemberdayaan petani kecil dan perawatan kelapa sawit serta
(Anonymous b, 2016) beban bunga kredit pada skim hibah
Peremajaan perkebunan kelapa yang berbeda dalam suatu perencanaan
sawit rakyat sebagai salah satu program keuangan yang komperhensif.
BPDP Sawit dilakukan dengan Perhitungan perencanaan keuangan
memberikan hibah dana peremajaan berhubungan dengan skim hibah yang
kepada petani kelapa sawit sebesar Rp. akan dipilih petani tentu menjadi
25.000.000,- per Ha. Namun dana ini masalah, karena minimnya
tidak cukup untuk total kebutuhan dana pengetahuan untuk melakukan
peremajaan sampai tanaman perhitungan tersebut. Maka di sinilah
menghasilkan yang jumlahnya peran penelitian untuk menghitung
mencapai Rp. 60.000.000,-. Untuk itu
27
perencanaan hibah dengan beberapa untuk peremajaan kelapa sawit di
skim yang akan dipilih nantinya Kabupaten Aceh Barat.
Kabupaten Aceh Barat memiliki b. Pola skim manakah yang lebih
luas tanaman kelapa sawit rakyat memungkinkan untuk dilaksanakan.
dengan posisi tanaman belum c. Layakkah peremajaan perkebunan
menghasilkan 2.305 Ha, tanaman kelapa sawit tersebut dilakukan.
menghasilkan 4.361 Ha dan tanaman Berdasarkan rumusan masalah
rusak 394 Ha. Dari tanaman yang dikemukakan maka yang menjadi
menghasilkan 20 % diantaranya sudah tujuan dalam penelitian ini adalah :
layak untuk diremajakan sehingga total a. Melakukan perhitungan beberapa
luas kebun kelapa sawit rakyat layak skim hibah BPDP Sawit untuk
diremajakan 1.266 Ha (Dishutbun Aceh peremajaan kelapa sawit di
Barat, 2015). Kabupaten Aceh Barat.
Koperasi Peran Serta b. Mendapatkan pola skim yang lebih
Masyarakat atau Kopermas Tuah memungkinkan untuk dilaksanakan.
Meusapat adalah salah satu koperasi c. Mengetahui kelayakan peremajaan
aktif yang ada di Kabupaten Aceh Barat. perkebunan kelapa sawit tersebut
Koperasi ini beranggotakan petani yang dilakukan
memiliki lahan kelapa sawit sudah layak
di remajakan. Melihat peluang program METODOLOGI PENELITIAN
revitalisasi perkebunan kelapa sawit Tempat dan Waktu Penelitian
melalui bantuan peremajaan yang Penelitian ini dilaksanakan pada
disiapkan pada BPDP sawit, maka petani bulan Desember 2016 di Kabupaten
Kopermas Tuah Meusapat berencana Aceh Barat tepatnya pada Kopermas
memanfaatkan dana bantuan tersebut. Tuah Meusapat. Pemilihan lokasi
Akan tetapi sebagaimana petani penelitian dilakukan dengan sengaja
pada umumnya, petani kelapa sawit sehubungan dengan Kopermas Tuah
Kopermas Tuah Meusapat adalah Meusapat sedang mengajukan dana
kelompok masyarakat yang memiliki peremajaan kelapa sawit dari BPDP
keterbatasan dalam melakukan Sawit untuk lahan seluas 400 Ha di
perhitungan perencanaan keuangan Kecamatan Woyla Timur Kabupaten
secara detail apalagi dengan beberapa Aceh Barat.
pola skim yang berbeda. Namun di sisi
lain perhitungan ini diperlukan untuk Metoda Pengumpulan dan Analisa
mendapatkan hibah dana peremajaan Data
yang tersedia. Oleh karena itu perlunya Metoda pengambilan data yang
penelitian ini dilakukan untuk digunakan adalah metoda survey
menghitung skim hibah Badan dengan jenis data primer dan data
Pengelolan Dana Perkebunan Kelapa sekunder. Pengumpulan data dilakukan
Sawit ( BPDP Sawit ) dalam beberapa dilakukan melalui pendekatan sebagai
pola skim yang berbeda tersebut. berikut:
Berdasarkan latar belakang a. Penelitian terhadap izin dan
yang dikemukakan maka yang menjadi legalitas koperasi, kesesuaian lahan
rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan pada kondisi sifat dan
adalah : spesifikasi tanah, iklim, topografi,
a. Bagaimanakah perhitungan land scape, sumber air, akses
beberapa skim hibah BPDP Sawit sarana dan lain – lain.

28
b. Tingkat produksi tandan buah segar
(TBS) pada berbagai kelas lahan
(tingkat produksi lahan, berbagai −
=
harga masukan yang harus (1 + )
dikeluarkan untuk peremajaan
Dimana :
tanaman, pemeliharaan tanaman,
NPV = Nilai Net Present Value
pemanenan, berbagai dampak
Bt = Manfaat pada tahun t
eksternal (negatif) terhadap
Ct = Biaya pada tahun t
lingkungan, dan nilai-nilai yang tidak
i = Tingkat suku bunga
dapat dihitung (intangible values)
n = Umur ekonomis proyek
c. Penelitian terhadap perencanaan
t = Waktu
peremajaan dan sumberdaya yang
tersedia serta kondisi Pabrik Kelapa
IRR (Internal Rate of Return)
Sawit (PKS) di sekitar proyek
IRR adalah tingkat
sebagai penampungan dan penentu
pengembalian internal selama umur
harga produksi Tandan Buah Kelapa
proyek. IRR merupakan discount rate
Sawit ( TBS ) yang dihasilkan.
yang menjadikan manfaat bersih
sekarang sama dengan nol. Nilai IRR
Metoda Analisa Data
yang lebih besar atau sama dengan
a. Mengidentifikasikan faktor
discount rate yang telah ditentukan,
perizinan dan kelayakan lahan
maka usaha layak dilaksanakan
untuk peremajaan kelapa sawit.
sedangkan jika IRR lebih kecil dari
b. Mengembangkan perhitungan
discount rate yang telah ditentukan,
dalam suatu lembaran kerja
maka usaha tidak layak untuk
(spreadsheet dengan menggunakan
dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus
Excel) sehingga memungkinkan
yang digunakan adalah sebagai berikut:
untuk melakukan penyesuaian
variabel secara fleksibel. Semua
perhitungan nilai variabel biaya dan = + ( − )

manfaat proyek dilakukan dalam
Dimana :
satuan per unit (per hektar).
IRR = Nilai IRR
c. Melakukan analisis perkiraan
i1 = Discountrate yang
terhadap biaya potensial yang
menghasilkan NPV positif
mungkin dapat terjadi sebagai
I2 = Discountrate yang
akibat beberapa pola skim hibah
menghasilkan NPV negatif
yang ditawarkan.
NPV1 = NPV yang bernilai positif
d. Melakukan model analisis kelayakan
NPV2 = NPV yang bernilai negatif
investasi yang antara lain :
Net B/C (Net Benefit Cost Ratio)
Net Present Value (NPV)
Net B/C merupakan
NPV suatu proyek adalah
perbandingan antara NPV total dari
manfaat bersih yang diperoleh selama
manfaat bersih terhadap total dari
umur proyek. Kriteria dan keputusan
biaya bersih. Metode ini digunakan
dalam analisis ini adalah layak jika
untuk melihat berapa besar manfaat
NPV>0 sedangkan bila NPV<0, usaha
bersih yang dapat diterima suatu
tersebut tidak layak untuk di usahakan
proyek untuk setiap investasi yang
(Jumingan,2011). Rumus yang
dikeluarkan. Bila Net B/C lebih besar
digunakan adalah sebagai berikut:
29
sama dengan 1 usaha dianggap layak Barat. Sebagai pengelola kegiatan
untuk dilaksanakan dan jika B/C kurang peremajaan perkebunan koperasi ini
dari 1 maka usaha tidak layak untuk memiliki anggota koperasi pemilik
dilaksanakan (Jumingan, 2011). Rumus kebun yang akan diremajakan seluas
yang digunakan adalah sebagai berikut: 400 Ha yang berada di kecamatan
Woyla Timur Kabupaten Aceh Barat.
/ Kebun kelapa sawit petani ini layak
− diremajakan karena rata – rata sudah
( − > 0) berumur di atas 20 tahun atau tahun
(1 + )
= tanam 1996 – 1997.
− Menurut Pahan (2010) dan
1+ ( − < 0)
Sunarko (2013) tanaman kelapa sawit
Di mana, sudah layak diremajakan pada umur 20
Net B/C= Nilai B/C Ratio tahun dan jika sudah berumur diatas 25
Bt = Total penerimaan pada tahun tahun tanaman sudah tidak layak
ke-t diusahakan secara ekonomis, hal ini
Ct = Total biaya pada tahun ke-t karena selain produksinya sudah jauh
i = Tingkat diskonto yang berlaku menurun proses panen yang dilakukan
n = Umur ekonomi proyek juga sudah sulit karena tanaman sudah
tinggi.
Payback Period Sebagai sebuah badan usaha
Payback Period merupakan Kopermas Tuah Musapat memiliki
salah satu metode dalam menilai legalitas perizinan antara lain : a)
kelayakan suatu investasi, yang Pengesahan Akta Pendirian Kopermas
digunakan untuk mengukur periode Tuah Meusapat Nomor: No.
pengembalian modal. Dasar yang 62/BH/KDK. 1.6/V/1999 tanggal 12 Mei
digunakan untuk perhitungan adalah 1999; b) Akta Perubahan Pendirian
aliran kas (Net Cashflow). Semakin kecil Kopermas Tuah Meusapat No. 05
angka yang dihasilkan mempunyai arti tanggal 09 Oktober 2012 pada Notaris
semakin cepat tingkat pengembalian Tueswandi Second Putra, SH; c)
investasinya, maka usaha tersebut Pengesahan Perubahan Anggaran Dasar
semakin baik untuk dilaksanakan Kopermas Tuah Musapat Nomor:
(Kasmir, 2010). Payback period dapat 17/BH/PAD/1.1/X/Tahun 2012 tanggal
dirumuskan sebagai berikut: 10 Oktober 2012; d) Situ : No.
497/503/ 02-KPPT/XI/2015 tanggal 06
Nopember 2015; e) TDP: No.
01062600068 tanggal 06 Nopember
=
ℎ − 2015; f) S I U P : No. 418/01-
06/PK/X/2012 tanggal 31 Oktober
HASIL DAN PEMBAHASAN 2012; g) NPWP : 01.533.366.9-103.000;
Gambaran Umum Kopermas Tuah h) Ketua koperasi Amran Chandra. Pada
Meusapat kegiatan program peremajaan kelapa
Kopermas Tuah Meusapat sawit ini Kopermas Tuah Meusapat
merupakan koperasi aktif di Kabupaten telah mendapatkan rekomendasi dari
Aceh Barat yang beralamat di jalan DPW Apkasindo Aceh dan DPD
Singgah Mata II Jurung VI Gampoeng Apkasindo Kabupaten Nagan Raya dan
Kuta Padang Kecamatan Johan Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Pahlawan Mulaboh Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Barat.
30
Secara geografis areal Biaya Peremajaan
peremajaan perkebunan kelapa sawit Peremajaan perkebunan kelapa
Kopermas Tuah Meusapat seluas 400 sawit yang akan dilaksananakan seluas
Ha ini berada di kecamatan Woyla 400 Ha dimana pelaksanaannya
Timur kabupaten Aceh Barat pada posisi dilakukan sekaligus. Kondisi ini
antara 96º03´30´´ dan 96º04´00´´ Bujur menungkinkan untuk dilaksanakan
Timur serta 4º28´00´´ dan 4º28´30´´ karena lahan berada pada satu
Lintang Utara. Selanjutnya jika ditinjau hamparan dan infrastruktur jalan
dari kesesuaian lahan untuk tanaman menuju lokasi merupakan jalan
kelapa sawit lokasi ini memiliki kabupaten yang sudah di aspal.
kesesuaian lahan kelas S1 (Sangat Mudahnya mobilisasi alat, orang dan
sesuai), S2 (cukup sesuai) dan sedikit S2 barang untuk mendukung pelaksanaan
(sesuai terbatas), sehingga perencanaan pekerjaan akan sangat membantu
produksi akan mengikuti rata-rata pelaksanaan peremajaan kebun kelapa
produksi pada tiga kesesuaian lahan sawit. Secara keseluruhan total biaya
tersebut. peremajaan kebun kelapa sawit
Menurut Sutarta dan Rahutomo Kopermas Tuah Meusapat 400 Ha dan
(2010) dan Pahan (2010) produksi per Ha dapat dilihat pada Tabel 1.
tanaman kelapa sawit akan mengikuti Berdasarkan Tabel 1 biaya
kelas kesesuaian lahan penanaman Investasi peremajaan tanaman kelapa
kelapa sawit. Semakin sangat sesuai sawit Kopermas Tuan Meusapat secara
kelas lahannya maka akan semakin keseluruhan atau 400 Ha berjumlah Rp.
tinggi produksi kelapa sawit yang 24.000.000.000,- atau Rp. 60.000.000,-
dihasilkan dan semakin rendah input per Ha. Porsi pendanaan yang
produksi yang harus diberikan pada digunakan Rp. 10.000.000.000,- atau
lahan dan tanaman, akibatnya Rp. 25.000.000,- per Ha dari dana hibah
keuntungan yang diperoleh akan BPDP Sawit (41,67 %) dan Rp.
semakin tinggi. 15.000.000.000,- atau Rp. 35.000.000,-
Untuk menjangkau lokasi per Ha dari dana sharing petani (58,33
perkebunan dapat dilalui dengan jalan %). Perhitungan porsi seperti ini sesuai
darat yang kondisinya cukup baik sejauh petunjuk untuk mendapatkan dana
± 25 Km dari kota Meulaboh ibukota hibah peremajaan perkebunan kelapa
kabupaten Aceh Barat dan lokasi sawit dari BPDP Sawit Indonesia. Rata –
berada ditepi jalan kabupaten yang rata kebutuhan biaya peremajaan
kodisinya sudah diaspal. Menurut perkebunan kelapa sawit sampai
Pardamean (2008) salah satu faktor dengan siap panen atau TM1
penentu keberhasilan dalam berdasarkan standar biaya Departemen
pembangunan kebun kelapa sawit Perkebunan Republik Indonesia sebesar
adalah ketersediaan infrastrukur Rp. 60.000.000,-. BPDP Sawit hanya
terutama jalan, baik menuju lokasi membiaya peremajaan sebesar Rp.
maupun di dalam lokasi. Jalan yang 25.000.000,- per Ha (41,67 %) karena
baik menuju dan di dalam lokasi akan menganggap petani sudah memiliki aset
memudahkan transportasi keluar atau tabungan dari kebun yang sudah
masuknya orang dan barang menuju ada sehingga Rp. 35.000.000,- per Ha
lokasi termasuk memudahkan dalam dari biaya peremajaan (58,33 %) harus
transportasi produksi kelapa sawit dari disediakan oleh petani.
kebun ketika panen kelapa sawit
berlangsung.
31
Tabel 1. Biaya Peremajaan, Porsi Pendanan Hibah BPDP Sawit dan Dana sharing Petani Peremajaan
Perkebunan Kelapa Sawit Petani Kopermas Tuah Meusapat Per 400 Ha dan Per Ha.
TAHUN JUMLAH PER JUMLAH
URAIAN
2018 2019 2020 2021 400 HA (Rp) PER HA (Rp)
I. PRA INVESTASI 109,918,190 109,918,190 274,795.48
II. INVESTASI TANAMAN
1. TBM - 0 10,524,114,349 10,524,114,349 26,310,286
2. TBM - 1 2,069,897,460 2,069,897,460 5,174,744
3. TBM - 2 2,437,620,000 2,437,620,000 6,094,050
4. TBM - 3 2,460,780,000 2,460,780,000 6,151,950
III. INVESTASI NON TANAMAN
- Pekerjaan Sipil 4,655,270,000 4,655,270,000 11,638,175
- Gaji 435,600,000 435,600,000 435,600,000 435,600,000 1,742,400,000 4,356,000
JUMLAH INVESTASI PEREMAJAAN 15,724,902,539 2,505,497,460 2,873,220,000 2,896,380,000 24,000,000,000 60,000,000
SUMBER DANA HIBAH BPDP SAWIT 10,000,000,000 25,000,000
DANA SHARING PETANI 14,000,000,000 35,000,000
1 Skim - I
Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,197,175,000 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000
Sahring 100% Dana Petani (2) 9,172,859,814 1,461,540,185 1,676,045,000 1,689,555,000 14,000,000,000 35,000,000
Jumlah Skim -I (1+2) 15,724,902,539 2,505,497,460 2,873,220,000 2,896,380,000 24,000,000,000 60,000,000
2 Skim - II
Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,197,175,000 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000
Sharing 50 % Dana Petani (2) 4,586,429,907 730,770,093 838,022,500 844,777,500 7,000,000,000 17,500,000
Sharing 50 % Kredit Bank (3) 4,586,429,907 730,770,093 838,022,500 844,777,500 7,000,000,000 17,500,000
Bunga Bank 12 %/tahun (Anuitas) (4) 2,201,486,355 263,077,233 201,125,400 101,373,300 2,767,062,289 6,917,656
Pokok Kredit + Bunga Bank (5=3+4) 6,787,916,263 993,847,326 1,039,147,900 946,150,800 9,767,062,289 24,417,656
Beban Petani (6=5+2) 11,374,346,170 1,724,617,418 1,877,170,400 1,790,928,300 16,767,062,288 41,917,656
Jumlah Skim - II (6+1) 17,926,388,895 2,768,574,694 3,074,345,400 2,997,753,300 26,767,062,288 66,917,656
3 Skim - III
Dana Hibah BPDP Sawit (1) 6,552,042,725 1,043,957,275 1,197,175,000 1,206,825,000 10,000,000,000 25,000,000
Sharing 100 % Dana Kredit Bank (2) 9,172,859,814 1,461,540,185 1,676,045,000 1,689,555,000 14,000,000,000 35,000,000
Bunga Bank 12 %/tahun (Anuitas)(3) 4,402,972,711 526,154,467 402,250,800 202,746,600 5,534,124,578 13,835,311
Pokok Kredit + Bunga Bank (4=2+3) 13,575,832,525 1,987,694,652 2,078,295,800 1,892,301,600 19,534,124,577 48,835,311
Beban Petani (5=4) 13,575,832,525 1,987,694,652 2,078,295,800 1,892,301,600 19,534,124,577 48,835,311
Jumlah Skim - III (5+1) 20,127,875,250 3,031,651,927 3,275,470,800 3,099,126,600 29,534,124,577 73,835,311

Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016)

Tujuan lain dari pembiayaan Jadwal penarikan dana


58,33 % yang harus disediakan petani disesuaikan dengan kebutuhan
ini adalah untuk membangun rasa kegiatan. Penarikan pertama dilakukan
tanggung jawab dan jiwa memiliki pada tahun 2018 oleh karena rencana
kebun serta mendidik petani kelapa kegiatan dimulai pada tahun 2018
sawit menjadi petani mandiri dan sampai dengan tahun 2021 atau
profesional (Anonymous b, 2016), tanaman berumur 3 tahun menuju
selanjutnya hasil penelitian yang umur mulai berbuah. Selanjutnya
dilakukan oleh Warnaningsing (2011) dalam tahun kegiatan berjalan
menunjukkan bahwa rasa tanggung penarikan disesuaikan dengan
jawab dan jiwa memiliki yang tinggi kebutuhan dan kemajuan pekerjaan.
seseorang terhadap suatu usaha akan Proses penjadwalan penarikan dana ini
mempengaruhi keberhasilan usaha kecil dilakukan dalam rangka kontrol
di kota Semarang. Dengan demikian keuangan yang perlu dilakukan baik
tujuan proyek membebankan dana untuk kepentingan BPDP Sawit sebagai
sharing pada petani kelapa sawit adalah penyedia dana hibah, pihak perbankan
untuk menciptakan rasa tanggung sebagai penyalur kredit dan penyalur
jawab petani yang akhirnya diharapkan dana hibah. Penjadwalan ini juga
akan mendorong keberhasilan penting bagi manajemen kebun untuk
peremajaan kelapa sawit yang pengawasan per periode kegiatan,
direncanakan.
32
pertanggung jawaban keuangan dan dari kredit bank Rp. 17.500.000,-
kemajuan kerja fisik kegiatan. bunga bank anuitas selama masa
Menurut Sholeh (2014) ada tiga konstruksi 12 % Rp. 6.917.656,-,
hal yang sangat penting dalam maka total kebutuhan dana
menentukan keberhasilan suatu proyek peremajaan Rp. 66.917.656,-.
yaitu perencanaan, penjadwalan dan c. Skim-III dana petani 100 % dari
pengendalian proyek. Ketiga hal kredit perbankan Rp. 35.000.000,-
tersebut merupakan satu kesatuan yang bunga bank anuitas selama masa
harus dilaksanakan secara berurutan. konstruksi 12 % Rp. 13.835.311,-,
Selanjutnya Tampubolon (2005) maka total kebutuhan dana
dan Barry( 2006) menyatakan bahwa peremajaan Rp. 73.835.311,-.
penjadwalan merupakan kumpulan Jika dilihat dari total biaya
kebijaksanaan dan mekanisme di sistem peremajaan yang harus ditanggung
operasi yang berkaitan dengan urutan petani dari ke tiga Skim yang
kerja yang dilakukan untuk direncanakan menunjukkan bahwa
mengurutkan dan membagi waktu semakin petani tidak memiliki dana
untuk seluruh kegiatan proyek sehingga sendiri maka akan semakin besar
pekerjaan proyek lebih mudah dan jumlah biaya yang ditanggungnya.
tertata untuk dilaksanakan. Perincian biaya peremajaan yang
Pada penjadwalan penggunaan direncanakan untuk peremajaan kebun
dana, baik yang bersumber dari hibah kelapa sawit baik dana hibah BPDP
BPDP sawit maupun dari dana sharing maupun dana petani sendiri
petani berdasarkan skim pola yang sebagaimana Tabel 2.
ditawarkan tetap mengikuti
penjadwalan yang disepakati dalam Tabel 2. Biaya Peremajaan Kebun Kelapa Sawit
perencanaan proyek. Sebelum dana Per Ha yang Menjadi Beban Petani
%
hibah diberikan dari BPDP sawit, petani BERDASA
harus menyediakan dana sharingnya JUMLAH RKAN
NO URAIAN
pada bank negara yang ditunjuk. DANA (Rp) DANA
Sumber dana boleh murni atau 100 % HIBAH
BDPD
dari dana petani, 50 % dana petani dan
Dana Hibah
50 % pinjaman bank atau 100 % 1 BPDDP 25.000.000 0,00%
pinjaman bank. Sawit
Pada perhitungannya dana Skim-I Dana
hibah BPDP Sawit dalam 4 tahun atau 2 Petani 35.000.000 140,00%
(100%)
selama masa peremajaan akan
Skim-II Dana
disalurkan Rp. 10.000.000.000, - per Petani (50%)
400 Ha atau Rp. 25.000.000,- per Ha. 3 41.917.656 167,67%
Pinjaman
Sedangkan untuk dana sharing dari Bank (50%)
petani Rp. 14.000.000.000,- per 400 Ha Skim-III
Pinjaman 48.835.311 195,34%
atau Rp. 35.000.000,- per Ha dengan Bank (100%)
pola skim penyediaan sebagai berikut : Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016)
a. Skim-I 100 % dana langsung dari
petani Rp. 35.000.000,- per Ha, Tabel 2. Menunjukkan bahwa
maka total kebutuhan dana jika porsi dana hibah BPDP Sawit yang
peremajaan Rp. 60.000,000,-; dijadikan sebagai tolak ukur maka pada
b. Skim-II 50 % dana langsung dari skim – I petani 100 % menggunakan
petani Rp. 17.500.000,- dan 50 %
33
dana sendiri maka petani harus Menurut Mulyana (2007)
mengeluarkan dana Rp. 35.000.000,- penetapan harga CPO di dalam negeri
atau 140,00 %, jika pada skim –II Rp. sangat ditentukan oleh harganya di
41.917.656,- atau 167,67 % dan pada Kuala Lumpur dan Rotterdam dimana
skim-III Rp. 48.835.311,- atau 195,34 %. harga CPO di Rotterdam sangat terkait
Semakin besar pinjaman petani pada dengan situasi permintaargan dan
perbankan maka akan semakin besar penawaran minyak kedelai sebagai
beban biaya peremajaan kebun kelapa bahan substitusi penting minyak goreng
sawit yang harus ditanggung petani. asal kelapa sawit. Produk akhir yang
Menurut Fitri (2016) bunga kredit paling menentukan gejolak harga dalam
merupakan pendapatan perbankan indutri kelapa sawit adalah harga
yang menjadi komponen biaya bagi minyak goreng. Harga minyak goreng
penerima pinjaman, semakin besar merupakan acuan utama bagi harga
pinjaman maka akan semakin besar CPO, selanjutnya harga CPO merupakan
bunganya yang akhirnya akan acuan utama bagi harga TBS petani.
memperbesar total biaya yang harus Selain itu harga pembelian TBS juga
dikeluarkan. diatur berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kehutanan dan Perkebunan
Dari Segi Pemasaran. No. 627/Kpts.II/1998, dan Peraturan
Asumsi harga jual TBS ke Pabrik Menteri Pertanian No. 395//Kpts/OT.
yang digunakan dalam perhitungan 140/11/2005 dalam rumus harga TBS.
sebesar Rp. 1.900,- yang merupakan Berdasarkan rumus harga pembelian
rata – rata harga TBS dalam satu tahun tersebut yang menjadi komponen
terakhir, dengan trend harga 5 tahun tertimbang adalah harga CPO lokal.
terakhir ini dan perkiraan kebutuhan
minyak sawit domestik dan Analisa Keuangan.
internasional akan meningkat. Analisa keuangan dilakukan
Penetapan harga TBS di pabrik akan untuk menentukan apakah suatu
mengikuti harga CPO di pasar proyek akan layak untuk dilaksanakan
Internasional sehingga diperkirakan atau dibiayai secara finansial atau tidak.
harga TBS akan tembus Rp. 2.000,- pada Adapun parameter yang dianalisa dan
tahun 2021-2011 ketika kebun yang hasil analisanya adalah sebagaimana
diremajakan mulai panen. Tabel 3.

Tabel 3. Perkiraan NPV, B/C ratio, IRR, Payback Period dan BEP Peremajaan Kebun Kelapa Sawit
Kopermas Tuah Meusapat 400 Ha.
BEP
B/C IRR Pay Back
NO URAIAN NPV (Rp) Produksi
RATIO (%) Period
TBS (Kg)
8 Tahun 3
1 Skim-I Dana Petani (100%) 31.667.790.000 2,42 23,26 12.631.579
Bulan
Skim-II Dana Petani (50%) 8 Tahun 9
2 28.998.922.000 2,16 22,33 14.087.928
Pinjaman Bank (50%) Bulan
Skim-III Pinjaman Bank 10 Tahun
3 15.547.978 1,56 18,33 15.544.278
(100%) 3 Bulan
Sumber : Data Penelitian (diolah, 2016)

Net Present Value ( NPV ). 12 % sesuai perkiraan inflasi maksimum


Perhitungan nilai Net Present diperoleh nilai yang terbalik dimana
Value atau NPV dengan discont faktor semakin besar biaya proyek akan
34
semakin kecil NPV nya. Pada skim-I NPV Pada skim-I PBOP 8 tahun 3 bulan; skim-
Rp. 31.667.790.000,-; skim-II Rp. II 8 tahun 9 bulan; dan skim-III 10 tahun
28.998.992.000,-; dan skim-III Rp. 3 bulan. Keseluruhan nilai PBOP pada
15.547.978.000,-. Keseluruhan angka ini ke tiga skim masih di bawah umur
menunjukkan nilai positif, dengan ekonomis proyek atau umur produktif
demikian jika ditinjau dari analisa NPV tanaman, dengan demikian dapat
maka proyek layak untuk dilaksanakan disimpulkan bahwa proyek layak untuk
karena pada df 12% jumlah pendapatan dilaksanakan.
yang dihasilkan lebih besar dari jumlah Break Evant Point
pengeluaran. Perhitungan Break Evant Point
Net Benefit Cost Ratio ( Net BCR ). atau titik pulang pokok yang dihitung
Perhitungan nilai Net B/C Ratio adalah untuk produksi TBS.
proyek yang diperoleh mengikuti Berdasarkan perhitungan BEP produksi
kebalikan dari biaya investasi yang diketahui bahwa nilai BEP produksi
dikeluarkan, semakin besar investasi mengikuti biaya investasi yang
maka akan semakin kecil nilai B/C ratio. dikeluarkan, semakin besar investasi
Pada skim-I B/C Ratio 2,41; skim-II 2,16; maka akan semakin besar BEP
dan skim-III 1,56. Keseluruhan nilai B/C produksinya. Pada skim-I BEP
Ratio pada ke tiga skim lebih besar dari 12.631.579 Kg TBS; skim-II 14.087.928
1 maka proyek yang direncanakan layak Kg TBS; dan skim-III 15.544.276 Kg TBS.
untuk dilaksanakan karena proyek Nilai BEP produksi pada masing-masing
dapat memberikan output yang lebih skim masih di bawah total produksi
besar dari input yang dimasukkan, atau selama umur produktif tanaman,
proyek akan memberikan nilai benefit dengan demikian dapat disimpulkan
sejumlah nilai B/C Ratio dari tiap rupiah bahwa proyek layak untuk dilaksanakan.
biaya yang dikeluarkan.
Internal Rate of Ratio ( IRR ). PENUTUP
Perhitungan nilai IRR proyek
yang diperoleh juga mengikuti kebalikan Kesimpulan
dari biaya investasi yang dikeluarkan, 1. Peremajaan kebun kelapa sawit
semakin besar investasi maka akan petani Kopermas Tuah Meusapat
semakin kecil nilai IRR nya. Pada skim-I seluas 400 Ha direncanakan
IRR 23,26 %; skim-II 22,33 %; dan skim- menggunakan bantuan dana Hibah
III 18,33 %. Keseluruhan nilai IRR pada BPDP Sawit dan sharing dana
ke tiga skim lebih besar dari nilai df 12 petani, nilai hibah BPDP Sawit
% maka proyek direncanakan layak sebesar Rp. 25.000.000,- dan
untuk dilaksanakan karena proyek akan sharing dana petani Rp.
memberikan keuntungan lebih besar 35.000.000,- per Ha dengan total
dari bunga bank atau inflasi yang kebutuhan fisik peremajaan kebun
diperkirakan. Rp. 60.000.000,- per Ha atau Rp.
Pay Bac kof Period. 25.000.000.000,-per 400 Ha.
Berdasarkan perhitungan Pay 2. Skim pendanaan menganut 3 pola
Back Of Period atau masa pulang antara lain :
pokok dapat diketahui bahwa masa Pay a. Skim-I 100 % dana langsung
Back Of Period proyek mengikuti dari petani Rp. 35.000.000,- per
biaya investasi yang dikeluarkan, Ha, maka total kebutuhan dana
semakin besar investasi maka akan peremajaan Rp. 60.000,000,-
semakin lama masa pulang pokoknya. per Ha;
35
b. Skim-II 50 % dana langsung dari DAFTAR PUSTAKA
petani Rp. 17.500.000,- dan 50 Anonymous a, 2016, Mitos VS Fakta
% dari kredit bank Rp. Industri Minyak Sawit Indonesia
17.500.000,- bunga bank Dalam Isu Sosial, Ekonomi dan
anuitas selama masa konstruksi Lingkungan Global, Bogor, Palm
12 % Rp. 6.917.656,-, maka total Oil Agribusiness Stategic Policy
kebutuhan dana peremajaan Institute (PASPI).
Rp. 66.917.656,- per Ha. Anonymous b, 2016, Petunjuk
c. Skim-III dana petani 100 % dari Mendapatkan Dana Hibah
kredit perbankan Rp. Peremajaan Perkebunan Kelapa
35.000.000,- bunga bank Sawit Rakyat, Jakarta, Badan
anuitas selama masa konstruksi Pengelola Dana Perkebunan
12 % Rp. 13.835.311,-, maka Kelapa Sawit (BPDP Sawit) –
total kebutuhan dana Indonesia Estate Corp Fund for
peremajaan Rp. 73.835.311,- Palm Oil / IECF Palm Oil
per Ha. Dishutbun Aceh Barat, 2015, Data
3. Ketiga pola skim pendanaan Pokok Tanaman Perkebunan
memiliki peluang yang sama untuk Kabupaten Aceh Barat,
dilaksanakan tergantung pada Meulaboh, Dishutbun Aceh
kemampuan keuangan petani, Barat.
namun pola skim-III yang paling Fahmi, Irham, 2014, Manajemen
besar biayanya. Keuangan Perusahaan dan
4. Secara kelayakan proyek Pasar Modal, Jakarta, Mitra
berdasarkan kreteria NPV, IRR, B/C Wacana Media.
Ratio, Payback Period dan BEP Fitri, M, 2016, Peranan Dana Pihak
Produk ke tiga skim layak Ketiga dalam Kinerja Lembaga
dilaksanakan karena nilai – nilai Pembiayaan Syariah dan Faktor
perhitungannya berada di dalam – faktor yang
pada kreteria kelayakan proyek. Mempengaruhinya, Jurnal
Economica Volume VII Edisi
Saran 1/Mei 2016, Fakultas Ekonomi
1. Agar program peremajaan kebun dan Bisnis Islam, UIN Walisongo
kelapa sawit Kopermas Tuah Semarang
Meusapat dapat terrealisasi maka Jumingan, 2011. Studi Kelayakan Bisnis.
pihak Koperasi perlu lebih aktif dan Bumi Aksara. Jakarta
intensif dalam pengurusan Kashmir dan Jakfar. 2010. Studi
pendanaan baik pada BPDP Sawit Kelayakan Bisnis. Kencana
maupun pihak perbankan yang Prenada Media. Grup. Jakarta
ditunjuk sebagai bank pelasana. Mulyana, A, 2007, Penetapan Harga
2. Meskipun secara perhitungan Tandan Buah Segar Kelapa
kelayakan proyek layak dilaksanakan Sawit di Sumatera Selatan dari
namun agar pelaksanaannya dapat Prespektif Pasar Monopoli
berlangsung dengan baik maka perlu Bilateral, Jurusan Sosial
perencanaan, pelaksanaan dan Ekonomi Pertanian Fakultas
pengawasan yang sesuai dengan Pertanian dan Program
standar peremajaan kebun yang Pascasarjana Universitas
baik. Sriwijaya, Palembang.

36
Sholeh, MN, 2014, Peran Penjadwalan,
dan Pengendalian dalam
Kesuksesan Proyek Konstruksi,
Studi Kasus: Proyek
Pembangunan Gedung Kuliah
Utama Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro,
Manajemen Konstruksi
Magister Teknik Sipil Universitas
Diponegoro, Semarang
Sutarta, E.S dan Rahutomo, S. 2010.
New Standart for FFB Yield of
IOPRI’S Planting Materials
Based on Land Suaitability
Class. Medan. Indonesian Oil
Palm Research Institute (
IOPRI).
Tampubolon, M, 2005, Manajemen
Keuangan, Edisi Pertama,
Jakarta: Ghalia Indonesia
Prawita, Desi, 2015, Bea Keluar dan
Pungutan Dana Perkebunan
atas Ekspor Kelapa Sawit, CPO
dan Produk Turunannya, Warta
Bea Cukai, Volume 47, Nomor 9
September 2015.
Warnaningsih, MK, 2011, Analisis
Modernitas Sikap
Kewirausahaan dan
Hubungannya dengan
Keberhasilan Unit Usaha Kecil
Tahu Serasi Bandungan,
Departemen Agribisnis IPB,
Bogor.

37

You might also like