0% found this document useful (0 votes)
203 views10 pages

Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik: Arie Wicaksono

1) The document discusses PT X's marketing strategy using SWOT analysis without industry scale in facing tight business competition and advancing technology in Jakarta. 2) It uses quantitative descriptive research and SWOT analysis without industry scale to analyze PT X's internal and external factors. 3) The results show PT X's best strategy is to utilize its strengths and opportunities by maintaining its brand image, penetrating the market to gain larger market share, and strengthening human resources.

Uploaded by

Mas Gip GAMING
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
203 views10 pages

Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik: Arie Wicaksono

1) The document discusses PT X's marketing strategy using SWOT analysis without industry scale in facing tight business competition and advancing technology in Jakarta. 2) It uses quantitative descriptive research and SWOT analysis without industry scale to analyze PT X's internal and external factors. 3) The results show PT X's best strategy is to utilize its strengths and opportunities by maintaining its brand image, penetrating the market to gain larger market share, and strengthening human resources.

Uploaded by

Mas Gip GAMING
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

CORE Metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk
Provided by Jurnal Manajemen Industri Dan Logistik (JMIL) / Industrial And Logistic Management Journal

JURNAL MANAJEMEN INDUSTRI DAN LOGISTIK VOL. 1 NO. 2 NOVEMBER 2018

Available online at : http://jurnal.poltekapp.ac.id/

Jurnal Manajemen Industri dan Logistik


| ISSN (Print) 2622-528X | ISSN (Online) 2598-5795 |

Industrial Marketing

Strategi Pemasaran dengan menggunakan Analisis SWOT Tanpa Skala Industri


Pada PT X Di Jakarta

Arie Wicaksono
E-mail: [email protected]
Program studi Manajemen Pemasaran Industri Elektronika
Politeknik APP Jakarta

Abstract

In the business competition that increasingly tight along with the development of new technology
that more advanced and modern makes Companies attempted to find the quick and appropriate
strategy in marketing products to fulfill industry needs. The development of industrial era that
gradually grow in the various fields, especially for heavy equipment industry that need to take a
strategy in order to win the competition and to obtain larger market share. This research uses
quantitative descriptive research method by describing facts and explaining the situation based on
facts and figures data that exist and try to analyze the truth through the data obtained. The
analytical method used is SWOT Analysis of TSI (No Industry Scale) using EFAS (external factor
analysis) and IFAS (internal factor analysis) analysis. The results of this study indicate that
company X in using the SWOT Without Industrial Scale puts the strategy of Strength (S)>
Opportunity (O), Strategy Opportunity (O)> Weakness (W), Strength Strategy (S)> Threat (T) and
Threat Strategy> Weakness (W), so that this condition that PT X is in position to utilize SO strategy
which has highest score value that is = 7.6, followed by strategy ST = 6.6, WO = 6.0 and WT=4.8.
From these results, the strategy undertaken by company X is to maintain the brand image strategy
and penetrate the market to find a larger market share. Strengthening human resources (HR) needs
to be done so that companies can add and train human resources, especially professional
technicians.

Keywords: Strategy, SWOT Analysis, No Industry Scale

Page | 192
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

Abstrak

Dalam persaingan dunia bisnis yang semakin ketat serta perkembangan teknologi yang semakin
canggih dan modern, membuat perusahaan berusaha mencari strategi yang cepat dan tepat
dalam memasarkan produk untuk memenuhi kebutuhan industri. Perkembangan dunia industri
yang terus berkembang di berbagai bidang, khususnya industri alat berat sehingga dibutuhkan
suatu strategi untuk dapat memenangkan persaingan dan mendapatkan pangsa pasar yang
besar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan
menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan berdasarkan fakta-fakta dan data angka
yang ada dan mencoba menganalisis kebenarannya melalui data yang diperoleh. Metode
analisis yang digunakan yaitu Analisis SWOT TSI (Tanpa Skala Industri) dengan menggunakan
metode EFAS (analisis faktor eksternal) dan IFAS (analisis faktor internal) perusahaan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan X dalam menggunakan SWOT Tanpa Skala
Indusri menempatkan strategi Strength (S) > Opportunity (O), Strategi Opportunity (O) >
Weakness (W), Strategi Strength (S) > Threat (T) dan Strategi Threat > Weakness (W), sehingga
kondisi ini bahwa PT X berada pada posisi memanfaatkan strategi SO yang mempunyai nilai
skor tertinggi yaitu = 7.6, selanjutnya diikuti strategi ST= 6.6, WO= 6.0 dan WT= 4.8. Dari
hasil tersebut maka strategi yang dilakukan oleh perusahaan X yaitu melakukan strategi
mempertahankan citra merek dan melakukan penetrasi pasar untuk mencari pangsa pasar yang
lebih besar. Penguatan sumber daya manusia (SDM) perlu dilakukan agar perusahaan dapat
menambah dan melatih SDM khususnya tenaga teknisi yang professional.

Kata Kunci : Strategi, Analisis SWOT, Tanpa Skala Industri.

1. PENDAHULUAN dan Armstrong (2010), strategi pemasaran


merupakan logika pemasaran dan berdasarkan
Perusahaan agar dapat bertahan dan mampu itu, unit bisnis diharapkan untuk mencapai
bersaing di pasar, perusahaan harus tahu sasaran pemasarannya.
bagaimana cara menyesuaikan diri dengan Perusahaan terus mengoptimalkan seluruh
pasar yang terus menerus berubah. Untuk sumber daya yang dimiliki dalam
dapat mewujudkannya maka perlu diterapkan menghasilkan produk berkualitas tinggi agar
suatu strategi yang tepat dengan mampu bertahan dalam persaingan tinggi agar
menggunakan analisis SWOT. Analisis mampu bertahan alam persaingan dengan
SWOT merupakan alat formulasi strategi perusahaan lain. Untuk memenuhi semua
yang menganalisis dan mengidentifikasi tantangan tersebut, perusahan membutuhkan
berbagai faktor secara sistematis untuk analisis perencanaan strategis, tujuannya
merumuskan strategi perusahaan berdasarkan adalah untuk memperoleh keunggulan
pada logika yang dapat memaksimalkan bersaing. Dengan demikian perusahaan mulai
kekuatan (strengths), peluang (opportunity), berfikir untuk menyusun suatu strategi
namun secara bersamaan meminimalkan pemasaran yang baik dan tepat. Pendekatan
kelemahan (weakness) dan ancaman (threats), dalam menganalisa lingkungan bisnis
(Rangkuti, 2005). Semua organisasi perusahaan merupakan hal yang sangat
membutuhkan pemasaran untuk mencapai penting mengingat faktor eksternal dan faktor
tujuan dan objektifnya, jadi perusahaan internal lingkungan bisnis melahirkan
memerlukan strategi yang berbeda-beda guna kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
jangka panjang yang digunakan bagi pedoman ancaman yang harus diperhatikan untuk
masing-masing tingkat perusahaan. Kotler diantisipasi keadaan tersebut karena
Page | 193
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

perusahaan tidak ingin kehilangan kekuatan, mengatasi kelemahan,


kepercayaan dari pelanggannya. mengeksploitasi peluang serta menghadapi
ancaman yang dimiliki dan dihadapi dalam
Pada dasarnya analisis SWOT haruslah memasarkan produknya ?
membandingkan kondisi sama yang dihadapi 2. Bagaimana alternatif strategi pemasaran
oleh pesaingnya berdasarkan kriteria subjektif yang dapat digunakan PT X berdasarkan
ataupun objektif (skala industri), sebab analisis SWOT dalam menghadapi
dengan membandingkan maka perusahaan persaingan bisnis di Indonesia ?
yang berkepentingan dapat menentukan
rencana strategis untuk menghadapi
persaingan tersebut. Akan tetapi bila Batasan Masalah dalam penelitian ini, bahwa
perusahaan yang dimaksud hingga pada saat tidak memiliki data tentang pesaing atau
dilakukan kajian situasi ternyata tidak pesaingnya belum terpetakan dalam skala
memiliki data tentang pesaing atau industri maka tidak ada industri pembanding,
pesaingnya belum terpetakan baik dalam sehingga analisa SWOT yang digunakan
skala industri (kumpulan perusahaan yang dengan menggunakan Analisa SWOT Tanpa
menghasilkan barang yang sama) maupun Skala Industri (A SWOT TSI).
dari hasil inteligen perusahaan, sedangkan
perusahaan mendesak sekali untuk
mempersiapkan rencana usaha strategis 1. METODE PENELITIAN
terutama dari segi pemasaran dan manajemen
organisasi, maka dengan menggunakan a. Waktu dan Lokasi Penelitian
analisis SWOT yang dimodifikasi sedemikian Penelitian ini dilakukan di industri alat
hingga menjadikan dapat digunakan oleh berat yang berada di wilayah Jakarta.
perusahaan tanpa harus mengetahui skala Penelitian dimulai pada bulan April 2017
industri atau data inteligen mengenai sampai dengan bulan September 2017.
pesaingnya. (Putong, 2003) b. Metode Penelitian
Persaingan industri yang sangat ketat, Penelitian ini menggunakan metode
menuntut perusahaan meningkatkan penelitian deskriptif kuantitatif dengan
kemampuannya agar dapat memenangkan menggambarkan fakta-fakta dan
persaingan dalam merebut pasar domestik. PT menjelaskan keadaan berdasarkan fakta-
X terus melakukan inovasi yang berkaitan fakta dan data angka yang ada dan
dengan strategi pemasaran yang bersifat mencoba menganalisis kebenarannya
strategis dalam rangka memenangkan melalui data yang diperoleh. Metode
persaingan. Dengan fenomena yang terjadi analisis yang digunakan yaitu Analisis
diperlukan suatu penelitian yang berkaitan SWOT TSI (Tanpa Skala Industri) dengan
dengan daya saing perusahaan dan usaha menggunakan metode analisis EFAS
untuk dapat merebut pasar sehingga (analisis faktor eksternal) dan IFAS
perusahaan dapat menentukan strategi (analisis faktor internal) perusahaan.
pemasaran bisnis yang tepat bagi perusahaan. Teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar
Rumusan Masalah pertanyaan yang diajukan pada responden.
Berdasarkan latar belakang yang telah 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
dikemukakan maka rumusan masalahnya
sebagai berikut : Faktor Internal
1. Bagaimana strategi pemasaran yang 1. Kekuatan (Strength)
dilakukan oleh PT X untuk membangun a. PT X memiliki SDM yang dapat
dapat diandalkan, yang digerakkan

Page | 194
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

dengan suatu sistem manajemen sehingga perlu dibutuhkan tenaga


terintegrasi untuk mencapai tujuan teknisi dalam jumlah banyak untuk
perusahaan secara terpadu. pelayanan perbaikan, merekondisi
b. Memiliki kualitas produk yang mesin dari pihak yang membutuhkan
terjamin, yang dihasilkan tidak jasa PT X.
terlepas dari kebijakan mutu b. Jumlah kantor cabang, pendukung
perusahaan, dengan produk yang yang masih kurang, sehingga masih
telah memenuhi standar diperlukan penambahan kantor
internasional. cabang dan pendukung agar lebih
c. Distributor tunggal yang dimiliki dapat menjangkau kebutuhan
oleh perusahaan, merupakan salah pelayanan yang ada di daerah
satu wujud dari kepercayaan terpencil.
perusahaan terhadap PT X sebagai c. Ketergantungan perseroan pada
distributor peralatan berat. perjanjian dengan supplier dalam
d. Budaya Organisasi yang kuat, pengadaan unit barang yang secara
merupakan suatu yang dipegang keseluruhan masih impor. Ketika
teguh oleh seluruh karyawan untuk negosiasi membuat perjanjian posisi
menciptakan suatu produk yang perusahaan pada posisi lemah.
handal. Budaya perusahaan dapat d. Koordinasi yang kurang lancar
membangkitkan semangat untuk antara para manager dengan
bekerja lebih baik serta merangsang karyawannya terutama koordinasi
untuk menciptakan inovasi terbaru antar kantor pusat dan daerah
sehingga dapat tercipta peningkatan sehingga menjadi hambatan bagi
presetasi kerja karyawan. kemajuan perusahaan, apabila tidak
ditangani dengan cepat maka dapat
berdampak pada tingkat
2. Kelemahan (Weakness) produktivitas karyawan.
a. Jumlah tenaga teknisi untuk mesin
konstruksi dinilai masih kurang,
dalam penanganan rekondisi mesin
Faktor Eksternal kendaraan dan peralatan. Dengan rata-
1. Peluang (Opportunity) rata periode perbaikan mesin lima
a. Pertumbuhan pasar yang baik, terkait tahun sekali, maka diprediksi akan
dengan fleksibilitas ekpor mineral dan menjadi puncak kegiatan maintenance
batubara mendorong aktivitas bagi alat berat perusahaan.
pertambangan bergairah. Pelayanan b. Kemajuan teknologi mesin konstruksi
purna jual merupakan peluang usaha yang semakin pesat, memberikan
bagi perusahaan, PT X peluang bagi industri alat berat untuk
mengoptimalkan peluang usaha pada dapat memberikan inovasi bagi
layanan purna jual untuk menjaga kebutuhan industri alat berat.
kondisi peralatan-peralatan yang c. Kebijakan pemerintah dalam
dimiliki oleh konsumen. Pendapatan membangun infrastruktur
dari purnajual merupakan pendapatan membutuhkan dukungan peralatan alat
yang sangat berarti dari lini usaha alat berat sehingga memberikan peluang
berat. Banyak alat-alat berat yang bagi perusahaan untuk menjual dan
mengalami perbaikan mesin menyewakan alat berat yang
(maintenance) dan komponen lainnya dibutuhkan dalam pembangunan
untuk memperpanjang usia pakai infrastruktur. Selain itu juga pemerintah

Page | 195
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

memberikan kemudahan impor Strategi


peralatan alat berat yang belum di Internal
produksi dalam negeri yang berdampak Kekuatan
terhadap keuntungan perusahaan. (Strength)
d. Perdagangan bebas dan trend global 1 8/40=
SDM
sourcing juga merupakan suatu peluang 2 4 8 0.2
yang dapat dimanfaatkan perusahaan 2 Kualitas 16/40=
apabila aturan dan syarat tersebut dapat produk 4 4 16 0.4
dipenuhi perusahaan. Adanya trend global 3 Distributor 12/40=
3 4 12
sourcing yang diterapkan oleh perusahaan Tunggal 0.3
dalam rangka mengefisienkan dan 4 Budaya 4/40=
kompetitif untuk mencari keuntungan Perusahaan 1 4 4 0.1
yang memadai bagi perusahaan. Dan TOTAL 40 1.0
Perusahaan bisa mencari sumber-sumber
peralatan dari negara yang lebih Kelemahan
kompetitif dengan perjanjian lebih saling (Weakness)
menguntungkan. 1 Jumlah
tenaga teknisi
2. Ancaman (Threath) untuk mesin 4 4 16 0.4
a. Bertambahnya jumlah pesaing pada konstruksi
pangsa pasar yang sama, dengan kurang
semakin banyaknya jumlah pesaing 2 Jumlah kantor
perusahaan alat berat yang berdampak cabang dan
kepada ketatnya persaingan kantor
1 4 4 0.1
b. Perubahan teknologi yang cepat, pendukungny
merupakan ancaman serius bagi a masih
perusahaan industri alat berat karena sedikit
perusahaan harus dapat mengikuti 3 Ketergantung
kemajuan perkembangan teknologi. an perseroan
c. Lingkungan bisnis yang cepat berubah, pada
3 4 12 0.3
merupakan ancaman karena apabila perjanjian
perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan
dengan lingkungan dapat menghambat supplier
perkembangan operasi perusahaan, 4 Koordinasi 2 4 8 0.2
seperti diberlakukan nya kebijakan TOTAL 40 1.0
pelarangan ekspor untuk mineral dan
batubara.
d. Kegiatan tambang yang tidak stabil, 1. Pembobotan tetap menggunakan skala 1
maka akan berpengaruh terhadap (sangat penting ) hingga 0 (tidak penting),
penjualan dan penyewaan alat berat. akan tetapi penentuan nilai skala untuk
Berdasarkan UU mengenai pembatasan masing-masing situasi total berjumlah 1
mineral dan batubara N0. 4 tahun 2009 dengan cara:
yang melarang ekspor mineral dalam a. Urutkan faktor situasi berdasarkan skala
bentuk mentah yang mempengaruhi prioritas (SP) (tertinggi nilainya 16 dari
kegiatan usaha pertambangan. 4x4, urutan 2 nilainya 3 x 4 = 12 dan
terendah nilai 4 dari 1 x 4) lalu
Tabel.1
dikalikan dengan konstanta (K) nilai
Sintesa Faktor Kekuatan dan Kelemahan
tertinggi yaitu 4
N Faktor – S K SP X BOBO
O Faktor P P T
Page | 196
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

b. Masing-masing nilai situasi tersebut di bisnis yang


bagi dengan total nilai SP x K cepat
2. Peringkat tetap menggunakan skala berubah
1(rendah) - 4 (tinggi) untuk kekuatan dan Bertambahn
peluang, sedangkan skala 4(rendah) - ya jumlah
1(tinggi) untuk kelemahan dan ancaman, pesaing
namun karena tidak ada pembanding, 3 4 4 16 0.4
pada pangsa
maka nilai skala ditentukan berdasarkan pasar yang
prioritas dari masing-masing situasi sama
(misalnya skala 4 untuk peluang yang Kegiatan
paling utama) tambang
3. Nilai tertinggi untuk Bobot x Peringkat 4 3 4 12 0.3
yang tidak
adalah 1-2 (Kuat) dan terendah adalah 0- stabil
1 (lemah) TOTAL 40 1.0

Tabel 3
Faktor-Faktor Strategik Internal (IFAS)
Tabel.2 N Faktor – BOB PERIN BOBO
Sintesa Faktor Peluang dan Ancaman O Faktor OT GKAT TX
Faktor Strategi PERIN
S SP X BOBO Internal GKAT
No Strategi K
P P T Kekuatan
Eksternal (Strength)
Peluang 1 SDM 0.2 4 0.8
(Opportunit 2 Kualitas
0.4 4 1.6
y) produk
Pertumbuha 3 Distributor
0.3 4 1.2
1 n pasar 4 4 16 0.4 Tunggal
yang baik 4 Budaya
0.1 4 0.4
Kemajuan Perusahaan
teknologi TOTAL 4.0
mesin Kelemahan
2 konstruksi 2 4 8 0.2 (Weakness)
yang 1 Jumlah
semakin tenaga
pesat teknisi untuk
Kebijakan mesin 0.4 3 1.2
3 3 4 12 0.3 konstruksi
Pemerintah
Perdaganga kurang
4 1 4 4 0.1
n bebas
TOTAL 40 1.0 2 Jumlah
kantor
Ancaman cabang dan
(Threath) kantor
0.1 2 0.2
Perubahan pendukungn
1 teknologi 1 4 4 0.1 ya masih
yang cepat sedikit
2 Lingkungan 2 4 8 0.2
3 Ketergantun 0.3 2 0.6
Page | 197
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

gan
perseroan Tabel.5
pada Rumusan Strategi Matrik SWOT
perjanjian
dengan
supplier IFAS Strength (S) Weakness
4 Koordinasi 0.2 2 0.4 (W)
TOTAL 2.4 EFAS
Opportunity Strategi Strategi (WO)
Tabel 4 (O) (SO) : :
Faktor-Faktor Strategik Eksternal (EFAS) = 4.0 + 3.6 = 2.4 + 3.6
No Faktor – BOBOT PERINGKAT BOBOT X = 7.6 = 6.0
Faktor Threath (T)
PERINGKAT Strategi (ST) Strategi (WT)
Strategi : :
Eksternal = 4.0 + 2.6 = 2.4 + 2.6
Peluang = 6.6 = 4.8
(Opportunity)
Pertumbuhan Berdasarkan tabel IFAS dan EFAS di atas,
1 pasar yang 0.4 4 maka1.6dapat dibuat Matriks SWOT yang
baik terdiri atas 4 kuadran (9 sel) seperti yang
Kemajuan ditunjukkan sebagai berikut:
teknologi
mesin Tabel 6
2 0.2 4 0.8
Kombinasi Strategi Matrik SWOT
konstruksi
yang semakin
pesat Strength (S) Weakness (W)
Kebijakan IFAS 1. SDM 1. Jumlah
3 0.3 3 0.9 2. Kualitas tenaga
Pemerintah
Perdagangan produk teknisi
4 0.1 3 0.3 terjamin untuk
bebas
TOTAL 3.6 3. Distributor mesin
EFAS Tunggal konstruksi
Ancaman 4. Budaya kurang
(Threath) perusahaa 2. Jumlah
Perubahan n kantor
1 teknologi 0.1 2 0.2 cabang dan
yang cepat kantor
Lingkungan pendukung
2 bisnis yang 0.2 3 0.6 nya masih
cepat berubah sedikit
Bertambahnya 3. Ketergantu
jumlah ngan
3 pesaing pada 0.4 3 1.2 perseroan
pangsa pasar pada
yang sama perjanjian
dengan
Kegiatan
supplier
4 tambang yang 0.3 2 0.6
4. Koordinasi
tidak stabil
Opportunity Strength – Weakness –
(O) Opportunity Opportunity
Page | 198
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

1. Pertumbu (SO) (WO) tidak


han pasar 1. (0.8, 1.6) 1. (1.2, 1.6) stabil
yang baik (Lemah, (Kuat,
2. Kemajua Kuat) Kuat)
n 2. (1.6, 0.8) 2. (0.2, 0.8)
teknologi (Kuat, (Lemah,
mesin Lemah) Kuat)
konstruks 3. (1.2, 0.9) 3. (0.6, 0.9)
i yang (Kuat, Perumusan Strategi
semakin Lemah) (Lemah,Le Berdasarkan analisis SWOT maka Analisis
pesat 4. (0.4, 0.3) mah) Strategi bagi semua Situasi (SO, WO, ST,
3. Kebijaka (Lemah, 4. (0.4, 0.3) dan WT yang dilakukan sebagai berikut :
n Lemah) 1. Kualitas Produk yang dipasarkan oleh PT
pemerint (Lemah,Le X mempunyai kualitas yang sangat kuat
ah Rata-rata: mah) atau baik, dan Citra merek sangat kuat
4. Perdagan (1.0, 0.9) dalam mendukung pengembangan pasar
gan bebas Rata-rata: (0.6, dan segmen pasar untuk memanfaatkan
0.9) peluang pasar. Kecenderungan
pertumbuhan pasar yang baik di
mungkinkan untuk melakukan
pengembangan pasar ke wilayah geografi
yang baru dengan penetrasi pasar yaitu,
mencari pangsa pasar yang lebih besar
untuk produk yang sudah ada dengan
Threath (T) Strength – Weakness – usaha pemasaran yang lebih gencar.
1. Perubah Threat (ST) Threat (WT) 2. Jumlah tenaga kerja teknisi dengan
an 1. (0.8, 0.2) 1. (1.2, 0.2) pertumbuhan pasar mempunyai hubungan
teknolog (Lemah, (Kuat, yang kuat, maka diharapkan pihak PT X
i yang Lemah) Lemah) segera menambah dan mempersiapkan
cepat 2. (1.6, 0.6) 2. (0.2, 0.6) tenaga kerja teknisi yang professional agar
2. Lingkun (Kuat, (Lemah, dapat memanfaatkan peluang dalam hal
gan Lemah) Lemah) pelayanan purna jual, salah satu kekuatan
bisnis 3. (1.2, 1.2) 3. (0.6, 1.2) utama terletak pada layanan purna jual,
yang (Kuat, (Lemah, yang ditujukan untuk melayani kebutuhan
cepat Kuat) Kuat) pelanggan setelah transaksi jual-beli alat
berubah 4. (0.4, 0.6) 4. (0.4, 0.6) berat dan pada saat bersamaan turut
3. Bertamb (Lemah, (Lemah, menyumbangkan pendapatan yang
ahnya Lemah) Lemah) menguntungkan yaitu jasa yang
jumlah ditawarkan dalam layanan purna jual
pesaing Rata-rata: Rata-rata: (0.6, meliputi konsultasi pra-penjualan,
pada (1.0, 0.65) 0.65) penyediaan suku cadang, pemeliharaan
pangsa alat hingga pelatihan bagi operator
pasar
yang Alternatif Strategi
sama Analisis alternatif strategi berdasarkan hasil
4. Kegiata Matrik SWOT secara umum bila
n memperhatikan rata-rata dari setiap strategi
tambang antar situasi yang terdapat dalam matriks
yang SWOT menunjukkan bahwa untuk Analisa
Page | 199
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

SO yaitu kekuatan dan kesempatan atau pada perusahaan dengan bertambahnya


peluang dalam perusahaan strategi (SO) jumlah pesaing pada pangsa pasar yang sama
yang bisa diraih menunjukkan bahwa terutama pesaing dari negeri Tiongkok
Strength (S) > Opportunity(O), Kekuatan dengan menjual produk dengan harga yang
lebih besar dari pada peluangnya sehingga lebih murah maka PT X harus mampu
dapat digunakan strategi SO dengan mempertahankan pangsa pasar yang ada
menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan dengan tetap mengedepankan kualitas produk
peluang, memiliki sumber daya manusia untuk tetap memberikan kepuasan pada
(SDM) yang berkualitas dan dapat pelanggan
diandalkan, yang digerakkan dengan suatu
sistem manajemen untuk mendapatkan
peluang dalam penetrasi pasar yaitu, mencari 4. KESIMPULAN
pangsa pasar yang lebih besar untuk produk
yang sudah ada dengan usaha pemasaran Berdasarkan pembahasan diatas, maka
yang lebih gencar. kesimpulan sebagai berikut :
1. Perhitungan analisis EFAS dan IFAS,
Analisis Strategi WO, menunjukan bahwa menunjukkan bahwa PT X dalam
Opportunity (O) > Weakness (W), peluang menggunakan SWOT Tanpa Skala Indusri
lebih besar daripada kelemahan. Hal ini (TSI) menempatkan strategi Strength (S)
melihat bahwa peluang untuk masuk dalam > Opportunity (O), Strategi Opportunity
mengambil pertumbuhan pasar yang baik (O) > Weakness (W), Strategi Strength (S)
dalam hal infrastruktur dimana Industri > Threat (T) dan Strategi Threat >
konstruksi yang sedang tumbuh, berdampak Weakness (W). Kondisi ini bahwa PT X
signifikan terhadap PT X dan didukung berada pada posisi memanfaatkan strategi
pertumbuhan sektor konstruksi lebih tinggi SO yang mempunyai nilai skor tertinggi
dibandingkan sektor tambang sehingga yaitu = 7.6, selanjutnya diikuti strategi
mengingat kelemahan relatif kecil maka bisa ST= 6.6, WO= 6.0 dan WT= 4.8.
membenahi faktor internal dan eksternalnya 2. Dengan melakukan analisis SWOT TSI
terutama dengan segera menambah dan (tanpa skala industri) strategi yang akan
melatih SDM khususnya tenaga teknisi yang dilakukan oleh perusahaan dengan
professional. mempertahankan citra merek perusahaan
Analisis Strategi ST, menunjukkan bahwa dengan menjaga pangsa pasar yang ada
Strength(S) > Threat (T), kekuatan lebih serta penetrasi pasar berupaya untuk
besar dari ancaman dengan menggunakan menguasai pangsa pasar yang lebih besar.
kondisi kekuatan untuk mengatasi ancaman
yang ada dengan cara mempertahankan
kualitas produk saat ini dan mempertahankan Berdasarkan hasil tersebut, maka saran yang
sebagai distributor peralatan berat di dapat diberikan yaitu dengan melakukan
Indonesia yang menyediakan produk-produk peningkatan kualitas SDM terutama tenaga di
dari merek ternama dunia sehingga tidak bidang teknisi dengan melakukan pelatihan
terpengaruh penjualannya dengan di dalam negeri maupun luar negeri sehingga
bertambahnya jumlah pesaing pada pangsa dapat menciptakan modifikasi dan inovasi
pasar yang sama. dalam bisnis industri alat berat.
Analisis Strategi WT, menunjukkan bahwa
Threat (T) > Weakness (W), Ancaman lebih DAFTAR PUSTAKA
besar daripada Kelemahan dengan
meminimalkan kelemahan untuk Amstrong, Kotler, Philip. 2010. Manajemen
menghindari ancaman yang ada. Kondisi ini Pemasaran, Analisis, Perencanaan,
harus diperhatikan karena ancaman yang Implementasi.. Jilid 2. PT.
besar di iringi oleh kelemahan yang terdapat Prenhallindo, Jakarta
Page | 200
Arie Wicaksono / Jurnal Manajemen Industri dan Logistik – Vol. 1 No. 2, November 2018

David. Fred R. 2002. Manajemen Strategi


Konsep. PT. Prenhallindo, Jakarta

Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller. 2007.


Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua
Belas.Jakarta

Putong, Iskandar. 2003. Jurnal ilmiah


Ekonomi & Bisnis vol. 8 no. 2,
Penerbit Universitas Gunadarma,
Jakarta

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT Teknik


Membedah Kasus Bisnis. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tjiptono, Fandy dan Anastasia Diana. 2003.


Strategi Bisnis Modern. Andy:
Yogyakarta
Umar, Husein. 2001. Strategic Management in Action,
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Page | 201

You might also like