Rahmad Ramelan Setia Budi, Junaini: Kata Kunci: Kemampuan Guru, Perancangan Soal HOTS, Pendampingan Berkala, MGMP

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 24

PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MATEMATIKA DALAM

PERANCANGAN SOAL-SOAL BERBASIS HOTS PADA


PELAKSANAAN SUPAK MELALUI TEKNIK PENDAMPINGAN
PENGAWAS SEKOLAH SECARA BERKALA PADA
MGMP MATEMATIKA KOTA BENGKULU
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Rahmad Ramelan Setia Budi1), Junaini2)


SMK Provinsi Bengkulu1), Widya Iswara LPMP Provinsi Bengkulu2)

Abstract
The purpose of this research are: (1) to describe the planning of academic supervision by
supervising school supervisory technique periodically at Mathematics Teacher Organization of
Bengkulu City to improve the ability of math teacher in designing HOTS-based questions; (2) to
describe the implementation of academic supervision by regular supervision of school supervisor
at Mathematics Teacher Organization of Bengkulu City to improve the ability of mathematics
teacher in designing HOTS-based questions; (3) to describe the evaluation of academic supervision
by regular supervision of school supervisors at Mathematics Teacher Organization of Bengkulu
City to improve the ability of math teachers in HOTS-based problem-solving; (4) to describe the
supporting factors and factors inhibiting the implementation of academic supervision by regular
supervision of school supervisors in Mathematics Teacher Organization of Bengkulu City to
improve the ability of math teachers in the design of HOTS-based questions; and (5) to describe
solution or effort to overcome the obstacle factor of the implementation of academic supervision by
regular supervision of school supervisor on Mathematics Teacher Organization of Bengkulu City
to improve the ability of math teacher in designing HOTS based problems. The research method
used to examine the problem is qualitative descriptive method. This qualitative research procedure
follows a research procedure that produces descriptive data in the form of written or oral words of
persons and observable behavior. Research Sites at Mathematics Teacher Organization of
Bengkulu City based in Senior High School of Vocational State Number 2 in Bengkulu city. In this
study, the subjects studied were the active members of Mathematics Teacher Organization of
Bengkulu City, which amounted to about 20 of mathematics teachers of Senior High School of
Vocational subjects throughout the city of Bengkulu. Based on the results of the study and discussion
focused it can be concluded that the technical supervision of school supervisors on a regular basis
in Mathematics Teacher Organization of Bengkulu City was able to improve the ability of math
teachers in designing problems based on HOTS in the school year 2016/2017. With the technical
supervision of school supervisors on a regular basis at the Mathematics Teacher Organization of
Bengkulu City was able to contribute to improving the ability of math teachers in designing HOTS-
based questions according to rules and procedures required.

Kata Kunci: Kemampuan Guru, Perancangan Soal HOTS, Pendampingan Berkala, MGMP

PENDAHULUAN kondisi aspek-aspek program secara rinci dan


akurat, dapat diketahui dengan tepat juga hal
Supervisi memiliki peran penting dalam
apa yang diperlukan untuk meningkatkan mutu
mengoptimalkan tanggung jawab dari semua
organisasi yang dimaksud. Supervisi akademik
program kegiatan dalam suatu organisasi.
merupakan salah satu kompetensi pengawas
Supervisi juga berkaitan erat dengan semua
sekolah dalam melaksanakan tugas fungsi
usaha yang tertuju pada setiap aspek yang
pengawasan sekolah. Kegiatan kepengawasan
merupakan salah satu faktor penentu
akan memberikan inspirasi untuk bersama-
keberhasilan organisasi. Dengan mengetahui

60
61 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

sama menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan seharusnya memiliki kemampuan pedagogik


dengan jumlah lebih banyak, waktu lebih cepat, dan profesional yang mumpuni, disamping juga
cara lebih mudah, dan hasil yang lebih baik harus memiliki kompetensi kepribadian dan
daripada apabila dikerjakan secara individual. sosial yang kuat dan baik pula. Sebagai agen
Kegiatan kepengawasan sebagai bentuk dari perubahan dan sumber belajar utama guru
kinerja pengawas sekolah tentunya selayaknya seharusnya bertanggung jawab dengan hasil
profesional dalam konteks kinerja pengawasan belajar yang diperoleh setiap peserta didiknya.
di sekolah. Hasil belajar yang baik yang berhasil dicapai
Berdasarkan pada Peraturan Menteri oleh peserta didik tentu tidak lepas dari
Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 instrumen penilaian yang disusun dan
pengawas sekolah atau pengawas satuan diujicobakan kepada peserta didik. Instrumen
pendidikan adalah pendidik profesional yang penilaian yang sesuai dengan kaidah penilaian
diberi tugas, tanggung jawab, dan wewenang tentu diharapkan dapat memetakan kemampuan
secara penuh oleh pejabat yang berwenang peserta didik yang sebenarnya dalam
untuk melakukan pembinaan dan pengawasan merefleksikan pencapaian standar kompetensi
pendidikan di sekolah baik pengawasan dalam lulusan di SMK binaan. Pada penjelasan
bidang akademik (teknis pendidikan) maupun Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
bidang manajerial (pengelolaan sekolah). tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15
Jabatan pengawas adalah jabatan fungsional telah dikemukakan bahwa “Pendidikan
bukan jabatan struktural sehingga untuk kejuruan merupakan pendidikan menengah
menyandang predikat sebagai pengawas harus yang mempersiapkan peserta didik terutama
sudah berstatus tenaga pendidik/guru dan atau untuk bekerja dalam bidang tertentu” dan pada
kepala sekolah/wakil kepala sekolah, setidak- Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tidaknya pernah menjadi guru. tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
Kinerja pengawas sekolah profesional sebagaimana telah beberapa kali diubah
pada jenjang Sekolah Menengah Kejuruan terakhir dengan Peraturan Pemerintah (PP)
(SMK) tampak dari unjuk kerjanya sebagai Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
pengawas sekolah dalam melaksanakan tugas Kedua Atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang
pokok dan fungsinya, menampilkan prestasi SNP Pasal 26 ayat (3) dikemukakan bahwa
kerja atau kinerja dengan hasil kerja yang baik, “Standar kompetensi lulusan pada satuan
serta berdampak pada peningkatan mutu SMK pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk
binaannya. Peningkatan mutu SMK binaan ini meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,
direfleksikan dengan salah satu indikator kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
semakin bermutunya para guru yang ada di untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
SMK binaannya. Guru yang bermutu lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya”. Tentu
diharapkan dapat memiliki empat kompetensi
yang baik yang harus dimilikinya. Setiap guru
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 62

pencapaian standard kompetensi lulusan di akademik (Supak) sering pengawas sekolah


SMK binaan salah satunya berkaitan erat khususnya pengawas mata pelajaran
dengan kepiawaian guru dalam merancang matematika mendapati lebih dari 60% guru
instrumen penilaian yang digunakannya dalam binaan dalam merancang instrumen penilaian
proses penilaian hasil belajar yang diharapkan masih pada level berpikir yang rendah atau
mampu memberikan dampak yang signifikan lebih rendah sesuai dengan taksonomi berpikir
bagi peningkatan kecerdasan dan keterampilan Bloom revised. Hampir sekitar 80% hingga
berpikir peserta didik atau lulusannya. 90% guru binaan merancang instrumen
Penilaian hasil belajar yang dilakukan guru penilaian berkisar pada kemampuan kognitif
sungguh berperan membantu peserta didik level C1 (Mengingat), C2 (Memahami) atau
mengetahui capaian pembelajaran (learning paling tinggi batas C3 (Menerapkan). Sangat
outcomes), memperoleh informasi tentang jarang sekali guru merancang penilaian pada
kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan kisaran keterampilan berpikir tingkat yang
belajar. Dalam pendidikan berbasis standar lebih tinggi pada level kemampuan kognitif C4
(standard-based education), kurikulum bebasis (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi) atau C6
kompetensi (competency-based curriculum), (Mencipta). Berdasarkan hasil wawancara
dan pendekatan belajar tuntas (mastery dengan guru binaan pada pra penelitian mereka
learning) penilaian proses dan hasil belajar menyatakan bahwa: (1) Belum terbiasa
merupakan parameter tingkat pencapaian memberikan soal-soal yang menuntut tingkat
kompetensi minimal yang menjadi batas berpikir yang lebih tinggi karena kemampuan
ketuntasan belajar peserta didik. peserta didik di sekolah secara umum masih di
Berdasarkan tuntutan kecakapan pada bawah rata-rata; (2) Belum piawai menyusun
abad 21 diharapkan peserta didik memiliki soal dengan tingkat berpikir yang lebih tinggi
tingkat berpikir kritis yang tinggi, kreatif dan karena minimnya pengetahuan dan jarang
inovatif, serta mampu berkolaborasi dan dipanggil untuk mengikuti pendidikan dan
berkomunikasi dengan baik sedemikian pelatihan tentang perancangan penilaian; (3)
sehingga dalam perancangan instrumen Belum familiar dengan istilah berpikir pada
penilaian diharapkan pula mampu melatih tingkat yang lebih tinggi/HOTS; (4) Belum
setiap peserta didik agar terbiasa berpikir kritis, banyak memperoleh atau diberikan contoh
kreatif dan inovatif. Salah satu caranya adalah perihal HOTS; (5) minimnya acuan HOTS; dan
dengan membiasakan dan melatihkan kepada (6) Kisaran umum pemetaan soal ada pada
peserta didik dengan soal-soal yang menantang tataran berpikir tingkat pemahaman atau
melalui instrumen penilaian berbasis penerapan sehingga kurang tertantang atau
keterampilan berpikir tingkat yang lebih tinggi termotivasi untuk merancang soal berbasis
(Higher Order Thinking Skill/HOTS). HOTS.
Berdasarkan pengamatan di sekolah Sehubungan dengan kondisi di atas maka
binaan dalam pelaksanaan tugas supervisi pengawas sekolah sebagai peneliti berinisiatif
63 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

untuk mengkaji lebih dalam tentang persepsi yang bertujuan untuk meningkatkan
guru binaan tentang HOTS dan bagaimana kemampuan profesional guru dan
memfasilitasi mereka agar memiliki meningkatkan kualitas pembelajaran.
kemampuan dalam merancang atau menyusun Supervisi akademik sebaiknya dilakukan
soal-soal dalam lingkup instrumen penilaian dengan pendekatan supervisi klinis yang
berbasis HOTS sesuai tuntutan kurikulum 2013 dilaksanakan secara berkesinambungan melalui
yang umumnya telah diimplementasikan di tahapan pra-observasi, observasi pembelajaran,
sekolah binaan. Oleh karena pentingnya guru dan pasca observasi. Supak yang dilakukan
mampu dan cakap dalam merancang soal-soal pengawas sekolah melalui kegiatan
berbasis HOTS dan tuntutan kurikulum 2013 pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan
yang mengisyaratkan agar setiap peserta tindak lanjut hasil pengawasan. Inti supervisi
didiknya dilatih dan dibiasakan dengan soal- akademik yang efektif ini melalui segenap
soal berbasis HOTS guna peningkatan rangkaian kegiatan dari penyusunan program
kemampuan dan keterampilannya dalam kepengawasan, pelaksanaan, evaluasi,
berpikir kritis, kreatif dan inovatif, mampu menganalisis segenap faktor penghambat dan
berkolaborasi dan berkomunikasi dengan baik. faktor-faktor pendukung, serta mencarikan
Supervisi perlu dilakukan dengan tujuan solusi untuk setiap faktor penghambat yang
untuk meningkatkan mutu pendidikan secara muncul guna mencapai tujuan pengawasan
kontinu pada sekolah yang diawasinya oleh akademik yang ditetapkan. Program supervisi
karena itu kehadiran pengawas sekolah harus harus realistik dan dapat dilaksanakan sehingga
menjadi bagian integral dalam peningkatan benar-benar membantu mempertinggi kinerja
mutu pendidikan, agar bersama guru, kepala guru. Program supervisi yang baik mencakup
sekolah dan staf sekolah lainnya berkolaborasi keseluruhan proses pembelajaran yang
membina dan mengembangkan mutu membangun lingkungan belajar mengajar yang
pendidikan di sekolah yang bersangkutan kondusif, di dalamnya mencakup maksud dan
seoptimal mungkin sesuai dengan standar yang tujuan, pengembangan kurikulum, metode
telah ditetapkan. Pada umumnya ada dua jenis mengajar, evaluasi, pengembangan
supervisi oleh pengawas sekolah meliputi pengalaman belajar peserta didik yang
supervisi akademik (supak) yang berkaitan direncanakan baik dalam intrakurikuler
dengan aspek pelaksanaan proses pembelajaran maupun ekstrakurikuler. Supervisi yang efektif
dan supervisi manajerial (suman) yang juga memerlukan program supervisi yang baik
berkaitan dengan aspek pengelolaan dan dan berisikan kegiatan untuk meningkatkan
administrasi sekolah. kemampuan profesional guru. Kemampuan
Supervisi akademik (supak) menurut profesional ini berupa berbagai kemampuan
APSI (2006) merupakan kegiatan pembinaan pokok yang diperlukan guru dalam
dengan memberi bantuan teknis kepada guru menjalankan tugas sehari-harinya (Suhardan,
dalam melaksanakan proses pembelajaran, 2010). Selanjutnya Sa’adah Ridwan (2005)
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 64

bahwa supervisi yang efektif dapat kemampuan profesional tenaga pengawas


menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah.
pertumbuhan profesional guru, kreativitas guru, Sehubungan dengan pernyataan peranan
perilaku inovatif guru, dan mampu pengawas hendaknya menjadi konsultan
menciptakan suasana kerja sama yang baik pendidikan yang senantiasa menjadi
dalam menemukan keunggulan dan kelemahan pendamping bagi guru dalam meningkatkan
serta upaya permasalahan yang terjadi. mutu pendidikan di atas maka dalam konteks
Pengembangan profesionalisme guru di penelitian ini pengawas sekolah sebagai
Indonesia berdasarkan pada: (1) Standar peneliti melakukan pendampingan kepada guru
Kompetensi Guru Kelas yang dikembangkan binaan dalam forum Musyawarah Guru Mata
oleh Dirjen Dikdasmen tahun 2002; (2) Pelajaran (MGMP) secara berkala dalam upaya
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 meningkatkan kemampuan guru dalam
tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), perancangan soal-soal berbasis HOTS.
khusunya menyangkut pasal 28 tentang Standar Pendampingan menurut Kemendikbud (2013)
Kompetensi yang dikembangkan, yakni merupakan proses pembimbingan yang
kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan dilakukan oleh pengawas sekolah, yang telah
kompetensi pribadi; dan (3) Standar mengikuti diklat implementasi kurikulum 2013
kompetensi yang dimaksudkan menyangkut kepada kepala sekolah dan guru sasaran pada
empat kompetensi guru yaitu: kompetensi tingkat satuan pendidikan dalam
profesional, kompetensi sosial, kompetensi mengiplementasikan kurikulum 2013 melalui
kepribadian, dan kompetensi pedagogic. kegiatan pemantauan, konsultasi,
Pengawas sekolah sebagai supervisor penyampaikan informasi, modeling, mentoring,
akademik, pengawas sekolah berkewajiban dan coaching. Dalam penelitian ini kegiatan
untuk membantu kemampuan profesional guru pendampingan pengawas sekolah sebagai
agar setiap guru yang dibinanya dapat instruktur provinsi kurikulum 2013 difokuskan
meningkatkan mutu proses pembelajaran. pada bagaimana memfasilitasi guru matematika
Peranan pengawas hendaknya menjadi binaan agar memiliki kemampuan dalam
konsultan pendidikan yang senantiasa menjadi merancang soal-soal berbasis HOTS dengan
pendamping bagi guru dalam meningkatkan dibantu oleh seorang widya iswara dari LPMP
mutu pendidikan. Lebih dari itu kehadiran Provinsi Bengkulu dalam tahun pelajaran
pengawas sekolah harus menjadi agen dan 2016/2017 selama enam kali pertemuan.
pelopor dalam inovasi pendidikan di sekolah Berbagai kekurangan selama proses
binaannya. Kinerja pengawas salah satunya pendampingan senantiasa dicoba untuk
harus dilihat dari kemajuan-kemajuan yang dicarikan solusinya secara kolaboratif antara
dicapai oleh sekolah binaannya. Dalam konteks peneliti dan widya iswara dengan melibatkan
itu maka mutu pendidikan di sekolah yang ketua MGMP matematika kota Bengkulu.
dibinanya akan banyak bergantung kepada
65 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

Ranah proses berpikir dalam Menurut Kemendikbud (2017) penyusun


taksonomi Bloom sebagaimana yang telah soal kategori HOTS, harus menyediakan: (1)
disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl Berbagai macam data (pernyataan, tabel, grafik,
(2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui hasil dari percobaan yang dilakukan, laporan,
(knowing  C1), memahami (understanding bahan bacaan, paragraf, teks drama, penggalan
 C2), menerapkan (applying  C3), novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar,
menganalisis (analyzing  C4), mengevaluasi foto, rumus, tabel, daftar kata/simbol, contoh,
(evaluating  C5), dan mengkreasi (creating peta, film, suara yang direkam, dan lain
 C6). Soal-soal HOTS pada umumnya sebagainya yang tentu disesuaikan dengan
mengukur kemampuan pada dimensi konteks materi pada mata pelajaran) sebagai
menganalisis (analyzing  C4), mengevaluasi stimulus untuk menjawab soal-soal HOTS; (2)
(evaluating  C5), dan mengkreasi (creating Data yang disediakan harus memberikan
 C6). Keterampilan berpikir tingkat yang informasi kepada siswa merujuk kepada
lebih tinggi (Higher order Thinking pengetahuan atau kemampuan dasar sehingga
skills/HOTS) dalam ranah taksonomi Bloom dapat diolah lebih lanjut; dan (3) Data yang
Revised atau taksonomi Anderson & Krathwohl diajukkan sebagai stimulus kepada siswa dibuat
dalam aspek menganalisis (C4) biasanya dengan situasi yang “autentik” atau nyata.
diberikan melalui kegiatan mengidentifikasi Untuk pemilihan Kata Kerja Operasional
fenomena yang dihadirkan dan merumuskan (KKO) untuk merumuskan indikator soal
pertanyaan atau melalui kegiatan membedakan HOTS dalam proses perancangannya, menurut
informasi yang penting dari informasi yang Kemendikbud (2017) hendaknya tidak terjebak
tidak penting untuk menemukan jawaban dari pada pengelompokkan KKO.Sebagai contoh
permasalahan yang telah ditentukan. kata kerja ‘menentukan’ pada Taksonomi
Kemampuan mencipta (C6) biasanya dapat Bloom ada pada ranah C2 dan C3. Dalam
diberikan melalui kegiatan perencanaan konteks penulisan soal-soal HOTS, kata kerja
penyelidikan dan menentukan jawaban ‘menentukan’ bisa jadi ada pada ranah C5
sementara dari permasalahan yang diberikan (mengevaluasi) apabila untuk menentukan
atau melalui kegiatan penarikan kesimpulan. keputusan didahului dengan proses berpikir
Kemampuan mengevaluasi (C5) biasanya dapat menganalisis informasi yang disajikan pada
diberikan melalui kegiatan memeriksa dan stimulus lalu peserta didik diminta menentukan
mengkritik ketika peserta didik melaporkan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja
hasil penemuan yang telah dilakukan kepada ‘menentukan’ bisa digolongkan C6
masing-masing anggota kelompok dalam (mengkreasi) bila pertanyaan menuntut
kegiatan diskusi atau melalui kegiatan tanya kemampuan menyusun strategi pemecahan
jawab mengenai solusi pemecahan masalah masalah baru. Dengan demikian ranah KKO
atau dengan melalui kegiatan mengevaluasi sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa
proses pencarian solusi permasalahan. yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 66

yang diberikan. Selanjutnya Kemendikbud Kemendikbud (2015) domain proses kognitif


(2017) menyatakan bahwa dalam penyusunan yang termasuk dalam kemampuan berpikir
soal-soal HOTS umumnya menggunakan tingkat tinggi (Higher Order Thinking
stimulus yang merupakan dasar untuk membuat Skills/HOTS) adalah domain analisis (analyze),
pertanyaan. Dalam konteks HOTS, stimulus evaluasi (evaluate), dan mencipta (create).
yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual Selanjutnya implementasi HOTS pada konteks
dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari asesmen, secara sederhana bukan hanya
isu-isu global seperti masalah teknologi meminimalisir kemampuan mengingat kembali
informasi, sains, ekonomi, kesehatan, informasi (recall), tetapi lebih mengukur
pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga kemampuan: (1) transfer satu konsep ke konsep
dapat diangkat dari permasalahan- lainnya; (2) memproses dan menerapkan
permasalahan yang ada di lingkungan sekitar informasi; (3) mencari kaitan dari berbagai
satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus- informasi yang berbeda-beda; (4)
kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang menggunakan informasi untuk menyelesaikan
terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang masalah; dan (5) menelaah ide dan informasi
guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal
stimulus yang digunakan dalam penulisan soal- yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang
soal HOTS. Jawaban atau solusi soal-soal lebih sulit daripada soal recall. Artinya
HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam kemampuan berpikir tingkat tinggi bukanlah
stimulus. kemampuan untuk mengingat, mengetahui,
Menurut Resnick dalam Arends (2008) atau mengulang. Kemampuan berpikir tingkat
Higher order Thinking (HOT) atau berpikir tinggi termasuk kemampuan dalam: (1)
tingkat yang lebih tinggi yaitu non-algoritmik memecahkan masalah (problem solving); (2)
yang arah penentuan jawaban atau solusinya keterampilan berpikir kritis (critical thinking);
tidak spesifik. Pada umumnya soal yang masuk (3) berpikir kreatif (creative thinking); (4)
dalam kategori HOT melibatkan proses berfikir kemampuan berargumen (reasoning); dan (5)
tingkat tinggi cenderung kompleks dan kemampuan mengambil keputusan (decision
merupakan soal yang memiliki banyak solusi. making). Kemampuan berpikir tingkat tinggi
Dari pendapat Resnick ini dapat dikatakan merupakan salah satu kompetensi penting
bahwa salah satu jenis soal HOT adalah soal- dalam kecakapan abad XXI sedemikian
soal yang tergabung dalam kelompok soal sehingga wajib dimiliki oleh setiap setiap siswa
open-ended, melibatkan pendapat serta guna keberhasilan hidupnya dalam menghadapi
interpretasi dalam memecahkan masalah, dan secara kreatif tantangan pemikiran untuk
melibatkan mental dalam bekerja seperti memecahkan masalah-masalah di era global.
elaborasi dari berbagai macam hal serta Kreativitas menyelesaikan permasalahan
memerlukan pertimbangan dan upaya yang khususnya dalam HOTS menurut kemendikbud
tinggi. Menurut Anderson & Krathwohl dalam (2017) terdiri dari: (1) kemampuan
67 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

menyelesaikan permasalahan yang tidak mencakup pada konteks penelitian, fokus


familiar; (2) kemampuan mengevaluasi strategi kajian, tujuan penelitian, ruang lingkup dan
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah setting penelitian, perspektif teoritik dan kajian
dari berbagai sudut pandang yang berbeda; dan pustaka, serta metode yang digunakan dalam
(3) menemukan model-model penyelesaian penelitian. Penelitian kualitatif dalam
baru yang berbeda dengan cara-cara penelitian ini adalah jenis penelitian yang
sebelumnya. Alur kerangka pikiran dalam bertujuan untuk menafsirkan dan atau
penelitian ini adalah seperti pada gambar 1 memahami suatu fenomena atau gejala perihal
berikut: apa saja yang dialami oleh subjek penelitian
yang bisa dari perilaku, persepsi, tindakan,
dorongan, minat, dan lain sebagainya yang
secara menyeluruh dan dengan cara
mendeskripsikannya kedalam bentuk kata-kata
atau serangkaian kalimat-kalimat atau bahasa
pada konteks tertentu yang natural yang tetap
memperhatikan kaidah berfikir ilmiah.
Lokasi Penelitian adalah di MGMP
Matematika Kota Bengkulu yang berpusat di
SMK Negeri 2 Kota Bengkulu. Tempat atau
Gambar 1. Alur Kerangka Pikiran Penelitian lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian
dengan alasan sesuai jadwal yang telah
METODE PENELITIAN ditetapkan MGMP matematika Kota Bengkulu
Metode yang digunakan untuk menelaah selalu melakukan pertemuan rutin dan hampir
masalah adalah metode deskriptif kualitatif. setiap guru matematika SMK yang berada di
Prosedur penelitian kualitatif ini mengikuti kota Bengkulu pada umumnya hadir. Pada
prosedur penelitian yang menghasilkan data penelitian ini subjek yang diteliti adalah
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan anggota aktif MGMP Matematika Kota
dari orang-orang dan perilaku yang dapat Bengkulu yang berjumlah sekitar 20 orang guru
diamati. Menurut Denzin dan Lincoln dalam mata pelajaran Matematika SMK se-kota
Moleong (2007) penelitian kualitatif adalah Bengkulu.
penelitian yang menggunakan latar alamiah,
Kehadiran informan dalam penelitian
dengan maksud menafsirkan fenomena yang
yang telah dilakukan ini sangat memegang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan
peranan penting karena itu peneliti dalam
berbagai metode yang ada. Sedangkan menurut
rancangan penelitian ini menetapkan kepala
Bungin (2005) dalam konteks pendekatan
sekolah SMK Negeri 2 Kota Bengkulu, Ketua
deskriptif kualitatif, maka penelitian kualitatif
MGMP Matematika Kota Bengkulu, serta
adalah unsur utama rancangan penelitian yang
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 68

Sekretaris dan Bendahara MGMP Matematika (deep interview) dari hasil isian learning log
Kota Bengkulu. Kepala Sekolah SMK Negeri 2 subjek penelitian dan triangulasi.
Kota Bengkulu dipilih sebagai informan karena Teknik analisis data yang digunakan
dianggap oleh peneliti sebagai orang yang dapat dalam penelitian ini adalah berdasarkan model
memberikan informasi mengingat dan analisis yang dikembangkan oleh Miles dan
menimbang pengetahuan akan guru-guru dan Huberman (1991). Teknik analisis data model
pengalamannya sebagai kepala sekolah dan ini ada empat komponen yang saling
tempat dilaksanakannya MGMP matematika di berinteraksi yaitu pengumpulan data, reduksi
Kota Bengkulu. Ketua MGMP Matematika data, penyajian data, serta penarikan
Kota Bengkulu, serta Sekretaris dan Bendahara kesimpulan dan verifikasi. Jika kesimpulan
MGMP Matematika Kota Bengkulu juga masih dirasa kurang pas, maka peneliti kembali
dijadikan informan dalam penelitian ini karena mengumpulkan data di lapangan, dan
terlibat dalam kegiatan MGMP kelompok mata seterusnya sehingga merupakan sebuah siklus,
pelajaran matematika. seperti yang digambarkan dalam gambar 2
Teknik yang digunakan untuk berikut.
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
observasi (pengamatan) dan wawancara secara
mendalam terhadap informasi kunci, serta
dilengkapi learning log dan teknik
dokumentasi. Dalam penelitian yang telah
dilakukan ini juga digunakan alat perekam Gambar 2. Komponen-komponen Analisis Data
Model Interaktif Miles & Huberman
suara dan gambar dengan menggunakan hand
phone beresolusi tinggi baik kualitas suara dan Teknik analisis data meliputi: (1)

pengambilan gambar. Mengingat dan pengumpulan data (data collection), pada tahap

menimbang secara sadar bahwa alat utama ini analisis data bertujuan mengorganisasi data

adalah peneliti sendiri yaitu peneliti utama yang terkumpul dari beberapa cara

pengawas SMK dan peneliti kedua dari unsur pengumpulan data, seperti catatan dari

widya iswara LPMP maka kedua peneliti akan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto

mengadakan kunjungan secara periodik dan dokumen, dan sebagainya. Data yang diperoleh

berulang-ulang ke lapangan atau lokasi akan dianalisis secara akurat dan seksama agar

penelitian. Prosedur yang telah dilakukan dapat memberi makna yang benar; (2) reduksi

dalam pemeriksaan keabsahan data yang data (data reduction), pada tahap reduksi dalam

diperoleh dilakukan dengan mengulangi penelitian ini dilakukan dengan mempelajari

beberapa pengamatan di lokasi penelitian, dan membuat abstraksi. Pada proses ini peneliti

diskusi kelompok terfokus atau Focus Group meringkas data yang diperoleh dari lapangan

Discussion (FGD), wawancara mendalam sehingga diperoleh data yang sesuai dengan
tujuan penelitian; (3) penyajian data (data
69 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

display) yang merupakan tahapan dalam pengawasan; (5) menetapkan dan


memahami apa yang sedang terjadi dan apa menyempurnakan rancangan program
yang harus dilakukan selanjutnya, kemudian pengawasan; (6) menyusun kisi-kisi dan
dianalisis kembali hal yang dianggap perlu. (4) instrumen (alat bantu) kepengawasan; (7)
penarikan simpulan dan verifikasi yang mana melaksanakan uji coba instrumen; (8)
melalui data yang diperoleh dari semula menyempurnakan butir-butir instrumen; (9)
diambil kesimpulan dan kesimpulan tersebut melaksanakan pembinaan terhadap kinerja
masih sementara, maka kesimpulan itu lebih guru; (10) memberikan saran, balikan (feed
grounded, kesimpulan senantiasa harus back) untuk peningkatan kemampuan
diverifikasi selama penelitian berlangsung. profesional guru; (11) membina pelaksanaan,
pemeliharaan, dan pemanfaatan lingkungan

HASIL DAN PEMBAHASAN sekolah; dan (12) menyusun laporan hasil


Pengawas sekolah sebagai peneliti utama supervisi. Berikut adalah tabel matriks
dengan dibantu oleh peneliti kedua melakukan planning tugas pokok pengawas dalam supak.
berbagai kegiatan pembinaan melalui kegiatan
Pengawasan Akademik
pendampingan yang terencana dan kontinu Rincian Tugas (Teknis
Pendidikan/Pembelajaran)
terhadap guru matematika binaan. Tugas
1. Pelaksanaan kurikulum mata
pokok pengawas sekolah adalah melakukan pelajaran matematika
2. Proses pembelajaran
penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan 3. Kegiatan ekstra kurikuler
A. Inspecting/
4. Penggunaan media, alat bantu
fungsi-fungsi supervisi salah satunya adalah Pengawasan
dan sumber belajar
supervisi akademik (supak). Tugas 5. Kemajuan belajar peserta
didik
pengawasan pengawas sekolah secara 6. Lingkungan belajar
berurutan antara lain adalah: (1) Menasehati guru dalam:
1. pembelajaran/bimbingan yang
mengidentifikasi hasil pra pengawasan; (2) efektif
2. meningkatkan kompetensi
menyusun program pengawasan tahunan atau profesional
semesteran; (3) melaksanakan pengawasan 3. melaksanakan penilaian
B. Advising/ proses dan hasil belajar
baik terhadap teknis pendidikan/pembelajaran Menasehati 4. melaksanakan penelitian
tindakan kelas
atau pengawasan akademik dan teknis 5. meningkatkan kompetensi
administrasi dan manajemen sekolah atau pribadi, sosial dan pedagogik
6. Kesiapan menjadi ”guru
pengawasan manajerial, membimbing dan model”di kelas bagi guru
yang disupervisi
mengendalikan pengadaan, penggunaan dan
1. Ketahanan pembelajaran
pemeliharaan sarana sekolah sesuai dengan 2. Pelaksanaan ujian mata
pelajaran
perundang-undangan yang berlaku serta C. Monitoring/ 3. Standar mutu hasil belajar
Memantau peserta didik
menjaga agar mutu sarana sekolah memenuhi
4. Pengembangan profesi guru
ketentuan dan persyaratan yang berlaku; (4) 5. Pengadaan dan pemanfaatan
sumber-sumber belajar
mengolah dan menganalisis data hasil D. Coordinating/ 1. Pelaksanaan inovasi
mengkoordinir pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 70

2. Pengadaan sumber-sumber artinya proses dan hasil pengawasan harus


belajar
3. Kegiatan peningkatan bermuara pada manfaat bagi sekolah untuk
kemampuan profesi guru mengembangkan mutu dan kinerja sekolah
1. Kinerja guru dalam
melaksanakan pembelajaran binaannya; (4) Supporting, Networking dan
E. Reporting/ 2. Kemajuan belajar peserta
pelaporan didik Collaborating, artinya seluruh aktivitas
3. Pelaksanaan tugas supervisi pengawasan pada hakikatnya merupakan
akademik
Tabel 1: Matriks Planning Tugas Pokok dukungan terhadap upaya sekolah menggalang
Manajemen Pengawas di Sekolah
jejaring kerja sama secara kolaboratif dengan
seluruh stakeholder; dan (5) Testable, artinya
Untuk melaksanakan tugas pokok
hasil pengawasan harus mampu meng-
dalam supak tersebut, pengawas sekolah
gambarkan kondisi kebenaran objektif dan siap
melaksanakan fungsi supervisi akademik.
diuji ulang atau dikonfirmasi pihak manapun.
Supervisi akademik merupakan fungsi
Kelima Prinsip ini digunakan peneliti dalam
supervisi yang berkenaan dengan aspek
rangka melaksanakan tugas pokok dan
pembinaan dan pengembangan kemampuan
fungsinya sebagai pengawas sekolah terhadap
profesional guru dalam meningkatkan mutu
guru-guru yang dibinanya. Dengan demikian
pembelajaran dan bimbingan di sekolah.
kehadiran pengawas sekolah bukan untuk
Sedangkan Supervisi manajerial adalah fungsi
mencari kesalahan sebagai dasar untuk
supervisi yang berkenaan dengan aspek
memberi hukuman akan tetapi harus menjadi
pengelolaan sekolah yang terkait langsung
mitra guru dalam membina dan me-
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas
ngembangkan mutu pendidikan di sekolah
sekolah yang mencakup: (1) perencanaan; (2)
sehingga secara bertahap kemampuan dan
koordinasi; (3) pelaksanaan; (4) penilaian; dan
kinerja guru binaan di sekolah semakin
(5) pengembangan kompetensi sumber daya
meningkat menuju tercapainya guru hebat dan
manusia kependidikan dan sumber daya
berkualitas yang semakin baik.
lainnya.
Segenap prinsip pengawasan itu
Dalam melaksanakan supervisi
tentunya senantiasa dilaksanakan dengan tetap
akademik, sejumlah prinsip yang akan
memperhatikan kode etik pengawas sekolah.
dilaksanakan pengawas agar kegiatan supervisi
Kode etik yang dimaksud minimal berisi
akademik berjalan efektif adalah: (1) Trust,
sembilan hal yaitu: (1) Dalam melaksanakan
artinya kegiatan pengawasan dilaksanakan
tugasnya, pengawas sekolah senantiasa
dalam pola hubungan kepercayaan antara pihak
berlandaskan Iman dan Taqwa serta mengikuti
sekolah dengan pihak pengawas sekolah
perkembangan ilmu pengetahuan dan
sehingga hasil pengawasannya dapat
teknologi; (2) Pengawas sekolah senantiasa
dipercaya: (2) Realistic, artinya kegiatan
merasa bangga dalam mengemban tugas
pengawasan dan pembinaannya dilaksanakan
sebagai pengawas: (3) Pengawas sekolah
berdasarkan data existing sekolah; (3) Utility,
71 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

memiliki pengabdian yang tinggi dalam tentang analisis dokumen Rencana


menekuni tugas pokok dan fungsinya sebagai Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
pengawas: (4) Pengawas sekolah bekerja kegiatan pra-kunjungan kelas dan penilaian
dengan penuh rasa tanggung jawab dalam harian peserta didik yang berkaitan dengan
melaksanakan tugas profesinya sebagai perancangan soal-soal berbasis HOTS; (2)
pengawas; (5) Pengawas sekolah menjaga citra pelaksanaan supervisi akademik yang meliputi:
dan nama baik profesi pengawas; (6) Pengawas kegiatan supervisi analisis dokumen Rencana
sekolah menjunjung tinggi disiplin dan etos Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada
kerja dalam melaksanakan tugas profresional kegiatan pra-kunjungan kelas dan penilaian
pengawas; (7) Pengawas sekolah mampu harian peserta didik yang berkaitan dengan
menampilkan keberadaan dirinya sebagai perancangan soal-soal berbasis HOTS; (3)
supervisor profesional dan tokoh yang faktor pendukung dan faktor penghambat
diteladani; (8) Pengawas sekolah sigap dan dalam kegiatan pelaksanaan supervisi
terampil dalam menanggapi dan membantu akademik yang berkaitan dengan perancangan
pemecahan masalah-masalah yang dihadapi soal-soal berbasis HOTS; dan (4) Solusi
stakeholder sekolah binaannya; dan (9) terhadap hambatan yang ditemui pada kegiatan
Pengawas sekolah memiliki rasa kesetiakawan- supervisi akademik yang berkaitan dengan
an sosial yang tinggi, baik terhadap stakeholder perancangan soal-soal berbasis HOTS.
sekolah binaannya maupun terhadap
Supervisi Akademik Bidang Perencanaan
koleganya.
Perencanaan supervisi merupakan hal
Pelaksanaan supervisi akademik pada yang pertama dipersiapkan oleh pengawas
MGMP matematika Kota Bengkulu merupakan dalam kegiatan supervisi akademik. Diyakini
supervisi yang dicantumkan peneliti dalam bahwa perencanaan yang baik tentu akan
agenda kerja supervisi dalam tugas menghasilkan hasil supervisi akademik yang
pengawasan akademik. Dalam pelaksanaan berkualitas. Pengawas mempunyai program
supervisi akademik peneliti terlebih dahulu kerja supervisi bidang perencanaan yang
mempersiapkan perihal perencanaan, termaktub dalam agenda kerja supervisi
pelaksanaan supervisi, setelah itu baru akademik. Pada program supervisi ada
melakukan evaluasi dan pelaporan terhadap beberapa program yang berkaitan dengan
hasil supervisi akademik yang telah perencanaan supervisi akademik yaitu:
dilaksanakan. Untuk memantau deskripsi Penyusunan data guru mata pelajaran
tentang pelaksanaan supervisi akademik pada matematika SMK Kota Bengkulu pada tahun
MGMP matematika Kota Bengkulu dipantau pelajaran yang sedang berjalan yaitu pada tahun
dari deskripsi dari program supervisi akademik pelajaran 2016/2017 yang mencakup: (a) Nama
pengawas yang meliputi: (1) perencanaan guru dan NIP; (2) Tempat dan tanggal lahir; (3)
berupa penyusunan instrumen pengawasan Pangkat/Golongan; (4) Pegawai Negeri Sipil
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 72

(PNS)/Guru Tidak Tetap (GTT); (5) Jenis mendasari HOTS, serta bagaimana perihal
Kelamin (P/L); (6) TMT; (7) Tempat Bertugas perancangannya dan pengembangannya ke
(Sekolah); dan (8) Pendidikan Terakhir. depan. Kesemua instrumen ini disusun oleh
Selanjutnya pengawas mengadakan kunjungan pengawas SMK sebagai peneliti utama dan
ke setiap sekolah guna mengadakan orientasi divalidasi pakar oleh peneliti kedua yakni
awal kepada sekolah dan guru mata pelajaran seorang widya iswara dari LPMP provinsi
matematika sambil mencatat pada hari dan jam Bengkulu.
keberapa guru-guru matematika di sekolah Supervisi Akademik Bidang Pelaksanaan
tersebut mengajar di kelas. Pencatatan jadwal Pada supervisi akademik aspek
guru mengajar ini sangat penting pada saat pelaksanaan supervisi pada kunjungan MGMP
pelaksanaan supervisi akademik karena hampir matematika kota Bengkulu dilakukan sesuai
dipastikan setiap pengawas datang ke sekolah dengan panduan program kerja yang telah
guna mengadakan kunjungan kelas hampir dibuat. Pelaksanaan supervisi akademik ini
pasti pula dapat bertemu dengan guru yang berkaitan dengan teknik supervisi berupa
akan disupervisi, kecuali guru yang pemantauan dan pembinaan MGMP
bersangkutan sakit atau ada kegiatan diklat atau matematika kota Bengkulu dengan teknik
ada urusan yang sangat penting yang tidak pendampingan secara berkala. Pelaksanaan
dapat ditinggalkannya. Pengawas sekolah juga supervisi akademik ini difokuskan untuk
mengadakan pra kunjungan kepada segenap meningkatkan kemampuan profesional guru
pengurus MGMP matematika Kota Bengkulu dalam merancang soal-soal berbasis HOTS
guna melaksanakan pemantauan dan yang tercermin pada RPP dan rancangan
pembinaan berkala yang dituangkan dalan penilaian harian peserta didik yang dirancang
perencanaan jadwal kegiatan pendampingan dan dikembangkan oleh guru matematika
guru dalam kegiatan MGMP matematika pada binaan. Supervisi akademik yang dilakukan
tahun pelajaran yang sedang berjalan. oleh pengawas mata pelajaran matematika
Pada bidang perencanaan juga SMK pada kunjungan MGMP matematika kota
dipersiapkan penyusunan instrumen Bengkulu menggunakan pendekatan kemitraan
pengawasan tentang analisis dokumen Rencana dengan siklus perencanaan yang sitematis,
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada kegiatan observasi yang cermat, dan umpan balik yang
pra-kunjungan kelas dan penilaian harian objektif dan segera, untuk memberikan
peserta didik yang berkaitan dengan bantuan teknis kepada guru dalam merancang
perancangan soal-soal berbasis HOTS serta soal-soal berbasis HOTS.
format laporan hasil supervisi akademik Beberapa hal yang diperhatikan oleh
pengawas mata pelajaran matematika SMK se- pengawas mata pelajaran matematika SMK
kota Bengkulu. Juga bahan presentasi yang pada kunjungan di MGMP matematika kota
berkaitan dengan perancangan soal-soal Bengkulu pada setiap tahapan yang disebutkan
berbasis HOTS, konsep dan teori yang di atas adalah: (1) pada pelaksanaan kegiatan
73 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

pertemuan awal, pengawas menciptakan kekurangannya, pengawas sekolah bersama


suasana akrab dengan semua guru yang terlibat dengan guru menyepakati rencana
dalam keanggotaan MGMP matematika kota perancangan soal-soal HOTS pada pertemuan
Bengkulu, membahas persiapan yang dibuat berikutnya, sedangkan peneliti kedua
oleh setiap guru dan membuat kesepakatan melakukan pengamatan dan perekaman
tentang aspek yang menjadi fokus pembinaan terhadap segala situasi dan kondisi yang terjadi.
berupa perancangan soal-soal berbasis HOTS Pada pelaksanaan supervisi akademik
serta menyepakati instrumen pembinaan yang dalam kegiatan pendampingan secara berkala
akan digunakan; (2) pada pelaksanaan kegiatan yang pertama pada minggu awal bulan Agustus
pembimbingan difokuskan pada aspek yang tahun 2016 yang pertama pada kegiatan pasca
telah disepakati melalui kegiatan supervisi akademik, berdasarkan hasil
pendampingan secara berkala perihal wawancara yang dilakukan ternyata antusiasme
perancangan soal-soal berbasis HOTS, guru binaan pada kegiatan MGMP matematika
menggunakan instrumen observasi, membuat kota Bengkulu masih kurang baik dan guru
catatan lapangan (field notes); dan (3) pada mengevaluasi dirinya bahwa perancangan soal-
pelaksanaan kegiatan pasca supervisi atau soal berbasis HOTS yang dihasilkannya belum
pertemuan balikan yang dilakukan pengawas sesuai dengan rambu-rambu atau kaidah soal-
SMK dilaksanakan dengan segera setelah soal HOTS dan produk berupa hasil soal-soal
kegiatan pendampingan selesai, pengawas berbasis HOTS yang dihasikannya masih belum
menanyakan pendapat guru tentang proses seperti yang direncanakan atau diharapkannya.
pendampingan yang baru berlangsung, Beberapa guru menceritakan bahwa dalam
pengawas menunjukkan data hasil proses perancangan soal-soal berbasis HOTS
pendampingan baik pada instrumen maupun sehingga mereka masih merasa sulit
pada catatan dengan memberikan kesempatan menentukan konteks dan stimulus serta
guru untuk mencermati dan menganalisisnya, memilih kata kerja operasional yang tepat.
pengawas sekolah sebagai peneliti utama dan Guru ingin membenahi apa-apa yang menjadi
guru berdiskusi secara terbuka tentang hasil kekurangannya pada pertemuan pendampingan
observasi terutama pada aspek yang telah secara berkala berikutnya dan meminta
disepakati dengan memberikan penguatan pengawas sekolah untuk hadir kembali seperti
kepada guru (pada kegiatan pelaksanaan pada jadwal yang telah ditentukan/ditetapkan.
pendampingan dalam merancang soal-soal Pada kegiatan pendampingan secara
berbasis HOTS pengawas sekolah benar-benar berkala yang kedua pada pertengahan bulan
menghindari kesan menyalahkan dan berusaha September tahun 2016 dalam kegiatan
agar semua guru menemukan sendiri wawancara pengawas sekolah dan guru binaan
kekurangannya, pengawas sekolah pada kegiatan MGMP matematika kota
memberikan fasilitasi seperlunya dan dorongan Bengkulu diperoleh bahwa guru akan lebih
moral bahwa guru mampu memperbaiki memfokuskan pada konteks dan pemilihan kata
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 74

kerja operasional yang tepat dalam merancang dengan meminta pengawas sekolah pada
soal-soal berbasis HOTS. Menurut guru pertemuan pendampingan ketiga yang akan
kegiatan pendampingan ini sebaiknya didahului datang lebih memberikan banyak contoh soal
dengan pemberian contoh dan non contoh berbasis HOTS dengan tingkat kesulitan yang
tentang soal-soal berbasis HOTS. Pada kegiatan sama namun bentuk soalnya beragam.
wawancara ini juga diperoleh informasi bahwa Pengawas sekolah menyampaikan
guru telah mencoba merancang beberapa soal- kesediaannya menyediakan beberapa contoh
soal berbasis HOTS di sekolah pada waktu jam soal berbasis HOTS dengan tingkat kesulitan
kosong yaitu jam dimana para guru tidak yang sama namun bentuk soalnya beragam
mengajar dan telah dibawanya pada kegiatan pada pertemuan pendampingan secara berkala
pendampingan berkala yang kedua ini. berikutnya.
Pada hasil kegiatan wawancara antara Pada kegiatan supervisi akademik yang
pengawas SMK dengan forum guru pada ketiga pada pelaksanaan pendampingan secara
kegiatan MGMP matematika kota Bengkulu berkala yang ketiga pada akhir bulan Oktober
setelah kegiatan pendampingan berkala yang tahun 2016 pada forum MGMP matematika
kedua dilakukan diperoleh keterangan bahwa Kota Bengkulu pengawas sekolah memberikan
guru merasa telah cukup memiliki pengetahuan beberapa contoh soal berbasis HOTS dengan
dan pengalaman yang lebih baik dalam tingkat kesulitan yang sama namun bentuk
merancang beberapa soal-soal berbasis HOTS soalnya beragam sesuai dengan yang telah
bila dibandingkan dengan kegiatan disepakati pada pertemuan pendampingan
pendampingan secara berkala yang pertama, berkala yang kedua dalam presentasinya yang
begitu juga dengan minat dan motivasinya tentu sangat dibutuhkan oleh guru binaan agar
mereka merasa lebih baik, namun hal ini belum pemahaman dan kemampuannya dalam
memuaskan mereka karena pada untuk merancang soal-soal berbasis HOTS semakin
beberapa materi matematika tertentu mereka piawai. Tampak dalam pertemuan yang ketiga
masih merasa kesulitan dan berdasarkan ini semua guru matematika binaan lebih
pernyataan para guru mereka masih belum termotivasi dan antusias bahkan ada yang
memiliki bayangan. Guru matematika dalam memberikan contoh dan mempresentasikan di
forum MGMP ini mengakui masih merasa depan forum pertemuan MGMP matematika
kesulitan dalam menentukan konteks dan Kota Bengkulu pada kegiatan pendampingan
stimulus yang cukup beragam guna yang ketiga ini.
merefleksikan dalam bentuk butir soal berbasis Pada hasil wawancara oleh pengawas
HOTS dengan tingkat kesulitan yang sama atau sekolah pasca kegiatan pendampingan berkala
sejenis guna memperkaya bentuk dari butir yang ketiga pada forum pertemuan MGMP
soalnya. Tampak guru merefleksi dirinya matematika Kota Bengkulu menurut beberapa
bahwa masih perlu belajar lagi dan orang guru binaan yang mewakili rekan-
membutuhkan bimbingan pengawas sekolah rekannya bahwa telah semakin nampak jelas
75 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

bagaimana merancang soal-soal berbasis HOTS dipresentasikan pada pertemuan keempat,


sesuai kaidah dan sesuai pula dengan tuntutan kelima dan keenam secara bergantian, artinya
kompetensi dasarnya. Pada hasil wawancara setiap anggota MGMP yang aktif mempunyai
ini pula para guru akan selalu mencoba kesempatan untuk menampilkan hasil
memasukkan unsur soal-soal berbasis HOTS rancangan beberapa soal berbasis HOTS yang
pada setiap penilaian harian yang akan telah dibuatnya.
dilakukannya terhadap peserta didiknya Pada pertemuan keempat pada kegiatan
meskipun dengan komposisi yang beragam pendampingan secara berkala dalam
diantara mereka. Tentu hal ini akan disesuaikan perancangan soal-soal berbasis HOTS pada
dengan tuntutan kompetensi dasarnya dan minggu kedua bulan November 2016 terdapat
kemampuan berpikir rerata peserta didiknya. tujuh orang guru yang mempresentasikan hasil
Untuk pertemuan pendampingan secara rancangan beberapa soal berbasis HOTS yang
berkala berikutnya yaitu kegiatan yang telah dibuat guru binaan. Dari hasil masukan
keempat, kelima dan keenam pengawas sekolah yang diberikan kepada beberapa guru yang
meminta para guru binaan yang tergabung telah melakukan presentasi rata-rata hampir
dalam forum MGMP matematika kota sama bahwa dalam perancangan hasil
Bengkulu agar menyiapkan beberapa soal rancangan beberapa soal berbasis HOTS yang
berbasis HOTS untuk dipresentasikan dan telah dibuat ternyata masih perlu ditambahkan
sekaligus divalidasi secara bersama-sama guna keterangan soal yang mendukung perancangan
menghasilkan produk soal-soal berbasis HOTS stimulus yang lebih tepat dan menyarankan
yang telah direvisi dan divalidasi. agar soal berbasis HOTS yang dirancang jangan
Melalui hasil wawancara pasca pada aspek C4 saja namun agar diupayakan
pendampingan secara berkala yang ketiga untuk dicoba soal berbasis HOTS aspek C5 dan
dengan guru binaan pada penelitian ini C6. Namun beberapa guru yang melakukan
diperoleh keterangan bahwa guru binaan presentasi memberikan sanggahan bahwa
merasa puas karena mereka semakin mengerti dalam merancang soal-soal berbasis HOTS ini
dan memahami serta dapat merancang soal-soal juga perlu dipertimbangkan capaian kata kerja
berbasis HOTS. Guru juga menyatakan bahwa operasional pada kompetensi dasar materi
selain mereka merasa puas, guru juga pelajarannya. Setelah diadakan klarifikasi
merefleksi dirinya jika kemampuan yang melalui kegiatan diskusi dalam forum MGMP
dimilikinya dalam merancang soal-soal matematika ini memang rata-rata capaian kata
berbasis HOTS semakin membaik, merasa lebih kerja operasional kompetensi dasarnya ada
percaya diri dan guru masih ingin terus pada tataran C4.
berupaya untuk meningkatkan kemampuannya Berdasarkan hasil diskusi pada
yang dibuktikan mereka siap dengan tantangan pertemuan keempat ini pengawas sekolah
yang diberikan peneliti guna menyiapkan menghimbau kepada guru binaan yang belum
beberapa soal berbasis HOTS untuk melakukan presentasi agar mencoba merancang
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 76

soal-soal berbasis HOTS pada aspek C5 dan C6. sesuai dengan kaidah soal berbasis HOTS yang
Berdasarkan pengamatan langsung ada 6 orang dipersyaratkan dan berkisar pada aspek C4 dan
guru yang menyanggupi saran pengawas ini. C5, masih belum ada yang mencoba
Pada pertemuan kelima pada kegiatan mempresentasikan pada aspek C6. Melalui
pendampingan secara berkala dalam pengamatan yang telah dilakukan terhadap lima
perancangan soal-soal berbasis HOTS pada orang guru yang telah mempresentasikan soal-
pertengahan minggu ketiga bulan Januari 2017 soal berbasis HOTS yang telah dirancangnya
terdapat delapan orang guru yang semakin tampak lebih baik dan lengkap.
mempresentasikan hasil rancangan beberapa Konteks dan stimulus dalam rancangan soal-
soal berbasis HOTS yang telah dibuat guru soal berbasis HOTS yang berhasil dibuat sudah
binaan. Dari hasil masukan para guru yang sesuai kaidah atau prosedur dan dapat
diberikan kepada beberapa guru yang telah diterapkan secara baik kepada peserta didik.
melakukan presentasi rata-rata hampir sama Ini didasarkan pada pengakuan beberapa guru
bahwa dalam perancangan hasil rancangan yang telah mengujicobakan kepada peserta
beberapa soal berbasis HOTS yang telah dibuat didiknya hasil rancangan soal-soal berbasis
ternyata telah sesuai dengan kaidah soal HOTS yang telah dibuatnya melalui
berbasis HOTS yang dipersyaratkan dan mulai pelaksanaan penilaian harian dan berdasarkan
berkembang pada aspek C5 dan tidak melulu hasil analisis terhadap uji coba soal-soal
pada aspek C4. Melalui pengamatan yang telah berbasis HOTS tersebut ternyata rata – rata
dilakukan setiap guru yang melakukan bahwa soal – soal berbasis HOTS tersebut valid.
presentasi pada kegiatan pendampingan secara
Supervisi Akademik Bidang Evaluasi dan
berkala kelima ini belum menampilkan soal
Pelaporan
berbasis HOTS pada aspek C6.
Hasil supervisi akademik pengawas
Pada kegiatan pendampingan secara
sekolah dalam kegiatan pendampingan secara
berkala pertemuan keenam yang dilaksanakan
berkala bersama seorang widya iswara LPMP
pada awal minggu kedua bulan Februari 2017,
provinsi Bengkulu berupa kemampuan
guru matematika binaan dalam merancang soal
profesional guru dalam merancang soal-soal
– soal berbasis HOTS terdapat lima orang guru
berbasis HOTS yang tercermin pada RPP dan
matematika binaan yang mempresentasikan
rancangan penilaian harian peserta didik yang
hasil rancangan beberapa soal berbasis HOTS
dirancang dan dikembangkan oleh guru
yang telah dibuatnya. Dari hasil masukan para
matematika binaan dan hasil pengamatan dan
guru binaan yang telah tampil pada pertemuan-
wawancara pasca kegiatan pendampingan
pertemuan sebelumnya yang diberikan kepada
secara berkala yang telah dilaksanakan atau
lima orang guru yang telah melakukan
telah dilakukan oleh pengawas sekolah pada
presentasi rata-rata hampir sama bahwa dalam
MGMP matematika kota Bengkulu selalu
perancangan hasil rancangan beberapa soal
dievaluasi dan dilaporkan dengan
berbasis HOTS yang telah dibuat ternyata telah
77 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

sepengetahuan dan ditandatangani oleh proses berpikir terkait dengan ingatan dan
koordinator pengawas demi kemajuan kualitas pengetahuan, HOTS terjadi ketika individu
guru matematika binaan dalam merancang soal- mampu menghubungkan informasi baru
soal berbasis HOTS pada khususnya di kota dengan informasi baru dengan informasi yang
Bengkulu dengan harapan memberikan telah dimiliki sebelumnya, kemudian membuat
sumbangsih bagi pencapaian tujuan solusi untuk masalah pada konteks yang belum
membentuk guru yang mumpuni pada di kenal sebelumnya. Keterampilan berfikir
bidangnya. tingkat tinggi (HOTS) mencakup: berfikir
Hasil evaluasi dan laporan supervisi kritis, berfikir kreatif, pemecahan masalah, dan
akademik pengawas sekolah dalam pembuatan keputusan. HOTS menunjukkan
menjalankan tugas pokok dan fungsinya pemahaman akan informasi dan bernalar bukan
sebagai pengawas akademik dalam kegiatan sekedar mengingatkan kembali /recall
pendampingan secara berkala terhadap guru informasi. Bentuk soal ujian HOTS meliputi
matematika binaan yang tergabung dalam pertanyaan dan jawaban eksplorasi dan analisis
MGMP Matematika Kota Bengkulu dalam penawaran informasi. Pertanyaan HOTS
merancang soal-soal berbasis HOTS, juga tidaklah selalu lebih sulit; (2) Sulis mayry,
merupakan masukkan yang sangat penting dan Soal HOTS merupakan soal yang
berharga untuk memantau pemetaan perihal penyelesaiannya membutuhkan kemampuan
kemampuan guru matematika binaan di setiap berfikir secara indvidu yang kritis, berurutan,
sekolah di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu banyak pengetahuan sebelumnya yang harus
dan Nasional. Pada gilirannya nanti pemetaan dikuasai dan membutuhkan waktu yang cukup
tentang kemampuan guru juga membantu Dinas lama untuk menyelesaikannya; (3) Rusmaini,
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Soal HOTS merupakan penyelesaian soal yang
Bengkulu dan berbagai pihak yang berkaitan mennunjukan pemahaman terhadap informasi
dalam membuat program-program dan bernalar, mengembangkan ketrampilan
pemberdayaan guru dalam rangka peningkatan berfikir kritis dan kreatif siswa dalam bentuk
kompetensi dan profesionalisme guru menjawab gagasan atau memanipulasi,
khususnya guru matematika. sehingga dalam kegiatan – kegiatan lain dapat
Berdasarkan hasil learning log beberapa mengembangkan keterampilan berpikir kritis
subjek penelitian berupa persepsi guru dan kreatif siswa dalam bentuk menjawab
matematika binaan di kota Bengkulu tentang pertanyaan-pertanyaan inovatif; (4) Lia
HOTS yang memiliki perbedaan wawasan waroko, HOTS adalah alat untuk mengukur
mengenai HOTS adalah: (1) Dian oktari, kemampuan siswa di tinjau dari indikator-
Higher Order Thinking Skills (HOTS) indikator yang ingin di ketahui seperti
merupakan kemampuan berpikir individu pada kemampuan pemecahan masalah, koneksi,
tingkat yang lebih tinggi, meliputi cara berfikir representasi, soal HOTS disusun dengan
secara kritis, logis, metakognitif dan kreatif pertimbangan mampu menstimulus cara
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 78

berfikir anak yang tinggi dan kreatif menggali ariyanti, Soal HOTS merupakan soal dengan
kemampuan sebelumnya dan kemampuan berfikir individu pada tingkat yang
mengkoneksikannya ke pengetahuan baru lebih tinggi meliputi cara berfikir secara kritis,
untuk menyelesaikannya; (5) Novi Dwi logis, metakognisi dan kreatif, HOTS
Lestari, soal HOTS lebih cenderung menilai menunjukkan pemahaman terhadap informasi
atau mengukur bukan sekedar menghafal bukan sekedar mengingat informasi, HOTS
sejumlah informasi, namun lebih kepada member penekanan lebih pada proses: (a)
bagaimana memproses sejumlah informasi Mentransfer fakta dari suatu konteks ke konteks
untuk mendapatkan solusi dan permasalahan lain; (b) Memilih,memproses dan menerapkan
yang diajukan, dalam menilai dan mengukur informasi; (c) Melihat keterkaitan antara
keterampilan yang lebih kompleks seperti beberapa informasi yang berbeda; (d)
berfikir kritis dan merangsang siswa untuk Menggunakan informasi untuk menyelesaikan
menganalisis atau bahkan mampu masalah; dan (e) Menguji informasi dengan
memanipulasi informasi sebelumnya sehingga gagasan secara kritis. HOTS menunjukkan
tidak monoton, lebih bernalar dan menunjukan pemahaman terhadap informasi dan bernalar,
pemahaman bukan hanya sekedar mengingat, bukan sekedar mengingat informasi, kita tidak
namun bagi siswa setara SMK, soal HOTS menguji ingatan, sehingga kadang-kadang
cenderung lebih susah dimengerti; (6) Andi perlu menyediakan informasi yang diperlukan
herlinawati, High order Thingking Skills untuk menjawab pertanyaan dan siswa
(HOTS) adalah kemampuan berfikir tingkat menunjukkan pemahaman terhadap gagasan
tinggi ,memerlukan berbagai kriteria baik dari atau informasi dan atau memanipulasi
segi bentuk soalnya maupun konten materi menggunakan informasi tersebut; (8)
subjeknya, teknik penulisan soal hots baik yang Hikmanely, menurut saya, soal HOTS adalah
berbentuk pilihan ganda /uraian menuntut siswa soal yang mengandung materi yang rumit,
untuk berfikir tinggi, misalnya sesuai ranah dengan pengerjaan penyelesaian
kognitif bloom dan setiap pertanyaan di berikan memebutuhkan ketelitian dan biasanya soal
stimulus dan soal mengukur kemampuan tersebut adalah soal yang memiliki keterkaitan
berfikir siswa, adapun indikator dalam dengan materi-materi atau sebelum-
pembuatan soal HOTS adalah: (a) sebelumnya atau materi dasar sehingga jika
Memfokuskan pada pertanyaan; (b) pengetahuan dari yang mengerjakan soal
Menganalisis argumen; (c) Mempertimbangkan tersebut sedikitatau kurang dan kurang teliti,
yang dapat dipercaya; (d) Mempertimbangkan maka ia diragukan untuk dapat menyelesaikan
laporan observasi; (e) Membandingkan soal tersebut. Untuk dapat menyelesaikan soal
kesimpulan; (f) Menentukan kesimpulan; (g) HOTS ini, maka butuh persiapan matang, baik
Kemampuan induksi; (h) Menilai; (i) ketelitian maupun pemahaman materinya,
Mendefinisikan konsep; (j) Mendefinisikan sehingga dapat menyelesaikan soal ini dengan
asumsi; dan (k) Mendeskripsikan; (7) Desy baik dan tepat; (9) Fitri ardiningsih, High
79 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

order Thingking Skills (HOTS) matematika Bengkulu telah ditemui beberapa faktor
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang penghambat yaitu: (1) beberapa guru
meliputi cara berfikir kritis, logis dan kreatif. menemukan masalah ketika mempraktikkan
HOTS juga dapat mengingat kembali informasi atau mengujicobakan soal-soal HOTS kepada
untuk lebih mengukur kemampuan. HOTS juga peserta didiknya di sekolah yang berupa: (a)
memberikan penekanan lebih pada proses Sulitnya peserta didik memahami soal; (b)
menstransfer fakta dari dari satu konteks ke peserta didik sulit memahami gambar pada soal
konteks yang lain, melihat keterkaitan antara yang diberikan; (c) rata-rata peserta didik
beberapa informasi yang berbeda adapun tipe membutuhkan waktu yang lebih lama untuk
soal yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda, menyelesaikannya; (d) peserta didik kesulitan
isian singkat, esai, unjuk kerja, portofolio. Jadi membuat model matematika dari soal yang
keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi; diberikan; dan (e) peserta didik masih merasa
(a) Berpikir kritis; (b) Berpikir kreatif; (c) kesulitan dalam menentukan dan menggambar
Pemecahan masalah; dan (d) Pembuatan daerah penyelesaian soal-soal berbasis HOTS
keputusan; dan (10) Leli sumarni, yang berkaitan dengan program linear; (2)
Kemampuan berfikir tingkat tinggi dimana beberapa guru masih merasakan kurang
siswa diajarkan untuk berfikir kritis, logis dan percaya diri ketika dihadapkan dengan
kreatif. tantangan secara langsung merancang soal-soal
Deskripsi tentang Faktor Penghambat berbasis HOTS; dan (3) Beberapa guru masih
dalam Pelaksanaan Kegiatan merasa membutuhkan bimbingan pengawas
Pendampingan secara Berkala pada MGMP sekolah dengan disertai harapan besar dari
Matematika Kota Bengkulu sebagian guru agar pengawas SMK benar-benar
Pada pelaksanaan dan pembinaan membimbing dan membinanya dalam
supervisi akademik melalui kegiatan meningkatkan kompetensi dan profesionalnya
pendampingan secara berkala terhadap guru sebagai guru khususnya merancang soal-soal
matematika binaan yang tergabung dalam berbasis HOTS pada aspek mencipta (C6) pada
MGMP Matematika Kota Bengkulu dalam ranah kognitif taksonomi Bloom Revised.
merancang soal-soal berbasis HOTS tentu
Solusi terhadap Hambatan yang Ditemui
ditemui beberapa faktor yang menjadi faktor
Faktor penghambat yang menjadi
penghambat. Pada kegiatan pendampingan
hambatan dalam supervisi akademik sungguh
secara berkala terhadap guru matematika
mendesak untuk dicarikan solusinya. Kegiatan
binaan yang tergabung dalam MGMP
pengawas sekolah sebagai peneliti pada
Matematika Kota Bengkulu dalam merancang
kegiatan MGMP matematika kota Bengkulu
soal-soal berbasis HOTS yang telah dilakukan
dalam merancang soal-soal berbasis HOTS
oleh pengawas SMK dengan berkolaborasi
melalui kegiatan pendampingan secara berkala
dengan seorang widya iswara LPMP Provinsi
pada guru matematika binaan adalah dengan
Bengkulu pada MGMP Matematika Kota
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 80

melakukan pembimbingan secara individual di Peranan pengawas sekolah dalam


sekolah tempat guru matematika menunaikan melakukan kegiatan pendampingan secara
tugasnya pada waktu di luar kegiatan berkala di MGMP matematika Kota Bengkulu
pendampingan secara berkala untuk guru-guru yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini
yang masih merasa kesulitan dalam merancang benar-benar secara empiris dapat meningkatkan
soal-soal berbasis HOTS dengan melakukan kemampuan guru dalam merancang soal-soal
kunjungan sekolah (school visit) dalam berbasis HOTS. Seperti ungkapan hasil
membantu guru yang memiliki masalah ketika wawancara mendalam dari para guru dan hasil
mempraktikkan atau mengujicobakan soal-soal learning log berupa pesan dan kesan pasca
HOTS kepada peserta didiknya. Pada kegiatan kegiatan pendampingan secara berkala
pembimbingan ini pengawas sekolah beberapa guru matematika binaan sebagai
melakukan analisis terhadap rancangan soal- berikut: (1) Andi Herlinawati, “Pembelajaran
soal berbasis HOTS, menemukenali letak HOTS menurut saya, penjelasan mengenai
permasalahan komposisi dan struktur soal-soal HOTS hari ini sangat yang disampaikan oleh
berbasis HOTS yang dirancang guru Pak Ramelan sangat berguna bagi saya
selanjutnya dengan berdiskusi langsung kedepannya, dengan penjelasan yang diberikan
memberikan masukan berdasarkan maksud dan saya tahu apa itu HOTS, kriteria soal HOTS, dan
tujuan yang dimaksudkan guru binaan dalam cara cepat menyelesaikan soal HOTS dan
merancang soal-soal berbasis HOTS pada melalui penjelasan Bapak, saya mulai
awalnya. Dari hasil diskusi dan masukan memahami soal HOTS dan saya akan terapkan
pengawas sekolah ini kemudian guru diminta kepada murid saya”; (2) Desy Ariyanti,
agar segera merevisi soal-soal berbasis HOTS “Kesan yang saya dapat dari penjelasan tentang
rancangannya. Pasca revisi dilakukan terhadap soal HOTS adalah saya menjadi lebih tahu
soal-soal berbasis HOTS, kemudian pengawas mengenai soal-soal HOTS. Soal-soal HOTS
sekolah memvalidasinya sehingga soal-soal ternyata bisa kita buat dari kejadian-kejadian
berbasis HOTS hasil revisi tersebut layak untuk yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari,
digunakan atau diterapkan kepada peserta pesan semoga di pertemuan berikutnya
didik. Kegiatan pembimbingan guru mendapat lebih informasi mengenai soal HOTS
matematika binaan oleh pengawas sekolah di dan informasi yang lain berhubungan dengan
sekolahnya ini juga membantu guru binaan matematika”; (3) Heni Lestari, “Setelah
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi dalam mendengar dan melihat apa yang telah
merancang soal-soal berbasis HOTS dijelaskan Bapak maka belajar matematika itu
selanjutnya. Bahkan berdasarkan pengamatan sangat menyenangkan, saya tertarik apa yang
di sekolah beberapa guru telah mulai dijelaskan, penjelasan mendetail dan mudah
merancang soal-soal berbasis HOTS pada aspek diingat”; (4) Novi Dwi Lestari, “setelah belajar
mencipta (C6). HOTS menjadi tahu bahwa dalam membuat
soal HOTS bisa dari masalah yang sederhana,
81 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

dalam membuat soal HOTS akan lebih mudah lebih menarik, menyenangkan ketika
jika diambil/didasarkan dari kondisi nyata/ dihubungkan dengan kegiatan sehari-hari,
yang sering dialami sehari-hari (kontekstual), belajarnya menyenangkan dan membuat
dalam mengajarkan soal HOTS guru perlu sabar penasaran”.
dalam melihat batasan kemampuan anak dan Berdasarkan hasil diskusi triangulasi
memperhatikan perkembangan anak dalam peneliti bersama informan penelitian bahwa
menyelesaikan soal HOTS tersebut, sangat pendampingan secara berkala pengawas
berguna ilmunya untuk guru-guru matematika, sekolah dalam membimbing guru-guru binaan
dan harus sering diberikan materi seperti ini di MGMP matematika kota Bengkulu tahun
untuk menambah wawasan”; (5) Fitri pelajaran 2016/2017 dalam merancang soal-
Ardiningsih, “Mendapat ilmu pengetahuan soal berbasis HOTS sesuai dengan kisi-kisi
tentang menganalisis soal HOTS, jadi lebih pada jenjang SMK bahwa soal HOTS
mengetahui tingkatan soal yang sesuai dengan dikelompokkan pada level penalaran kognitif
tipe-tipe soal HOTS, dapat mengetahui dan C4, C5 dan C6 serta kata kerja operasional yang
membedakan cara kemampuan berpikir tingkat digunakan umumnya membandingkan,
tinggi dan kemampuan berpikir tingkat membedakan, menyeleksi, menganalisis,
rendah”; (6) Dian Oktari, “Mendapat wadah menyimpulkan, menginterpretasikan,
untuk dapat bertanya , belajar, dan saling menyusun, mengaktualisasikan serta
bertukar pikiran, membuka cakrawala bagi menerapkan gagasan. Pada kegiatan
seorang pengajar untuk lebih termotivasi untuk pendampingan secara berkala para guru belajar
berinovasi membuat soal HOTS, pertemuan tentang HOTS, soal-soal berbasis HOTS,
MGMP lebih memfasilitasi para guru Mengklarifikasikan soal HOTS berdasarkan
matematika untuk lebih baik lagi dan levelnya, melakukan analisis dan mencoba
berinovasi”; dan (6) Hikmanely, dengan merancang dan menyusun soal-soal berbasi
mempelajari soal HOTS ini mendapatkan HOTS berdasarkan tuntutan kompetensi dasar
metode mengajar yang baru, yang dan indikator dalam tataran penalaran C4, C5
menyenangkan, yang dapat memancing lebih dan C6 sesuai taksonomi Bloom revised serta
kreatif ketika belajar, dimana metode-metode mendiskusikan arti dan makna HOTS,
yang diperkenalkan ini belum pernah terfikir bagaimana merancang soal-soal HOTS dengan
atau dijumpai sebelumnya dan memancing perancangan awal kisi-kisinya, membedakan
untuk berpikir lebih praktis dan kreatif. contoh-contoh soal HOTS dan bukan HOTS,
Biasanya penyelesaian suatu soal hanya dan pemilihan kata kerja operasional dalam
berdasarkan pengetahuan saja, dengan belajar perancangan soal-soal berbasis HOTS.
HOTS ini diajarkan bagaimana menyelesaikan Berdasarkan pengamatan, hasil wawancara,
suatu soal dengan berbagai macam pendekatan pesan dan kesan dalam learning log subjek
dengan kata lain bahwa suatu soal dapat penelitian dapat dikatakan bahwa teknik
diselesaikan dengan banyak cara, tentunya pendampingan pengawas sekolah secara
Peningkatan Kemampuan Guru... (Rahmad Ramelan Setia Budi) 82

berkala pada MGMP Matematika Kota pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif dengan
Bengkulu ternyata dapat meningkatkan membiasakan melatihkan soal-soal berbasis
kemampuan guru matematika dalam HOTS dalam berbagai level penalaran C4, C5
merancang soal-soal berbasis HOTS pada dan C6 sesuai gradasi taksonomi Bloom revised
tahun pelajaran 2016/2017. atau taksonomi Anderson & Krathwohl.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Berdasarkan pada uraian dalam bab-bab APSI. (2006). Buku Instrumen Supervisi (IS)
sebelumnya dapatlah disimpulkan bahwa Akademik. APSI Pusat.
teknik pendampingan pengawas sekolah secara Arends, Richard I. 2008. Learning to Teach.
New York: Mc. GrawHill Company
berkala pada MGMP Matematika Kota Bungin, Burhan. 2005. Analisis Data
Bengkulu ternyata dapat meningkatkan Penelitian Kualitatif. Pemahaman
kemampuan guru matematika dalam Filosofi dan Metodologis ke Arah
Penguasaan Metode Aplikasi. Jakarta.
merancang soal-soal berbasis HOTS pada
PT Raja Grafindo Persada.
tahun pelajaran 2016/2017. Dengan teknik Kemendikbud. 2015. Penyusunan Soal Higher
pendampingan pengawas sekolah secara order Thinking Skill’s. Jakarta: Dirjen
Dikmen Kemendikbud.
berkala pada MGMP Matematika Kota
Kemendikbud. 2017. Modul Penyusunan Soal
Bengkulu ternyata dapat memberikan Higher order Thinking Skill (HOTS).
sumbangan pada peningkatan kemampuan guru Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Kemendikbud.
matematika dalam merancang soal-soal
Kemendikbud. 2017. Bimbingan Teknis
berbasis HOTS sesuai kaidah dan prosedur yang Implementasi Kurikulum 2013 Sekolah
dipersyaratkan. Temuan dalam penelitian ini Menengah Kejuruan, Analisis
juga diperoleh bahwa kemampuan guru secara Penilaian Hasil Belajar. Jakarta:
Dirjen
terus-menerus mengalami peningkatan Dikmen Kemendikbud.
berdasarkan hasil supervisi akademik (supak) Miles, B. M dan Huberman, A. M. 1991.
Qualitative Data Analysis. Beverly
yang dilakukan pengawas sekolah karena para Hills, CA: sage Publication.
guru matematika binaan semakin termotivasi Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung : PT Remaja
untuk menghasilkan produk soal-soal berbasis Rosdakarya.
HOTS dalam berbagai level penalaran C4, C5 Sudjana, Nana dkk. 2006. Standar Mutu
Pengawas. Jakarta: Depdiknas.
dan C6 sesuai gradasi taksonomi Bloom revised Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2007 tentang
atau taksonomi Anderson & Krathwohl.
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah.
Berdasarkan temuan hasil penelitian Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan. Jakarta:
maka peneliti merekomendasikan agar para Sinar Grafika.
Sa’adah Ridwan. (2005). Peran Pengawas
guru senantiasa terus semangat dalam melatih
Sekolah Pada Era Otonomi Daerah..
berpikir peserta didiknya sesuai dengan Diklat Pembekalan Calon Pengawas
Sekolah tanggal 15-24 Maret 2005.
tuntutan kurikulum 2013 dan kecakapan Bengkulu: LPMP.
berpikir abad XXI yang mengisyaratkan Suhardan. H. D. 2010. Supervisi Profesional,
Layanan dalam Meningkatkan Mutu
83 PAKAR PENDIDIKAN. VOL. 16 NO. 1 JANUARI 2018 (60-83)

Pembelajaran di Era Otonomi Daerah.


Bandung: Alfabeta.

You might also like