Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata Di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga
Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata Di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga
Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata Di Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga
2 Desember 2020
ISSN: 2086-6305 (print) ISSN: 2614-5863 (electronic)
doi: 10.22212/aspirasi.v11i2.1470
link online: http://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/index
Rojaul Huda
[email protected]
Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Jl. Margonda Raya, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Naskah diterima: 5 November 2019 | Naskah direvisi: 12 Oktober 2020 | Naskah diterbitkan: 31 Desember 2020
Abstrak: Penduduk miskin di Indonesia masih didominasi oleh penduduk yang tinggal
di wilayah perdesaan, mencapai 15,15 juta atau 60,26% dari total jumlah penduduk
miskin nasional per semester I tahun 2019. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
menanggulangi kemiskinan di wilayah perdesaan adalah dengan pengembangan
ekonomi lokal (PEL). PEL merupakan proses partisipatif masyarakat, pemerintah lokal,
dan pihak swasta untuk meningkatkan daya saing lokal melalui sumber daya yang
tersedia dengan tujuan menciptakan pekerjaan yang layak dan kegiatan ekonomi
yang berkelanjutan. Desa Serang, Kecamatan Karangreja, Kabupaten Purbalingga
melakukan PEL melalui sektor pariwisata. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
tentang implementasi PEL melalui sektor pariwisata di Desa Serang. Metode penelitian
yang digunakan adalah kualitatif jenis deskriptif. Berdasarkan penelitian ini diperoleh
fakta bahwa terdapat enam aspek dalam pengembangan ekonomi lokal di Desa Serang
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 157
melalui sektor pariwisata, yaitu kelompok sasaran PEL melalui pemanfaatan sumber
daya lokal, memiliki aksesibilitas dan lokasi strategis, mendorong pengembangan
inovasi dan kerja sama dengan masyarakat, terdapat agenda berkelanjutan dalam
menggerakkan aktivitas perekonomian masyarakat lokal, pemerintah desa memberikan
fasilitas pengembangan dan kerja sama kepada masyarakat dan pelaku usaha lokal
dalam pengembangan pariwisata di Desa Serang. Aspek terakhir, yakni pariwisata
desa Serang dikelola melalui tata aturan yang jelas dan manajemen yang baik.
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 159
Pemerintah Kabupaten Purbalingga pada Untuk memperoleh data dan informasi
tahun 2009 yang mendorong Desa Serang yang tepat, teknik pengumpulan data
menjadi salah satu tujuan wisata. dilakukan melalui beberapa cara, yaitu
Kembali pada konsep PEL dalam pertama, observasi lapangan secara
rangka meningkatkan taraf hidup langsung dengan melakukan pendalaman
masyarakat dan menciptakan lapangan pada keadaan secara langsung. Peneliti
kerja dengan mengorganisir sumber melakukan pengamatan pada aktivitas
daya yang dimiliki sebagaimana potensi masyarakat, pemerintah desa, dan
pengembangan pariwisata di Desa Serang, pengelola wisata di Desa Serang.
maka dapat dirumuskan permasalahan Pengamatan juga dilakukan pada sistem
dalam penelitian ini adalah bagaimana kerja sama dan kemitraan dengan
implementasi PEL di Desa Serang, masyarakat dalam mengembangkan
Kecamatan Karangreja, Kabupaten pariwisata di Desa Serang. Kedua,
Purbalingga? Adapun tujuan penelitian wawancara mendalam (in-depth interview)
ini adalah menggambarkan proses yaitu dengan menggali informasi melalui
implementasi dari PEL yang dilakukan percakapan secara langsung dengan
di Desa Serang melalui pengembangan beberapa perwakilan masyarakat,
wisata lokal. Penelitian ini diharapkan perwakilan perangkat desa, masyarakat
dapat mendeskripsikan upaya-upaya yang terlibat secara langsung dalam
peningkatan kesejahteraan masyarakat pengembangan pariwisata di Desa Serang
yang dilakukan melalui PEL di sektor dan pengurus BUMDes Serang Makmur
pariwisata. Sejahtera sebagai pengelola wisata
Penelitian ini menggunakan pendekatan di Desa Serang. Ketiga, dokumentasi
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, yang dilakukan dengan cara menelusuri
yaitu memberikan gambaran tentang dokumen penting yang berkaitan dengan
rincian spesifik dari situasi, lingkungan fokus penelitian. Dokumen dalam
sosial, atau hubungan. Hasil dari penelitian penelitian ini berupa dokumen resmi
deskriptif adalah gambaran rinci tentang Pemerintah Desa Serang dan pengelola
subyek (Neuman, 2013: 22). Adapun wisata di Desa Serang yang terkait
beberapa tujuan dari penelitian deskriptif permasalahan penelitian.
menurut Neuman (2013: 66) adalah
pertama, menghasilkan gambaran yang Pengembangan Ekonomi Lokal
akurat tentang sebuah kelompok; kedua,
Menurut Canzanelli (2001: 9) PEL
menggambarkan mekanisme sebuah
merupakan proses partisipatif yang
proses dan hubungan; ketiga, memberikan
mendorong dan memberikan jalan kepada
gambaran baik yang berbentuk verbal atau
stakeholders lokal untuk meningkatkan
numerical; keempat, menyajikan informasi
daya saing lokal dengan tujuan membuka
dasar; kelima, menciptakan seperangkat
lapangan pekerjaan yang layak dan
kategori atau pengklasifikasian; keenam,
menciptakan aktivitas ekonomi yang
menjelaskan tahapan-tahapan atau suatu
berkelanjutan. International Labour
tatanan; dan ketujuh, menyimpan informasi
Organization (ILO) (2005: 6) mendefinisikan
yang tadinya bersifat kontradiktif mengenai
PEL adalah proses partisipatif yang
subjek penelitian. Selanjutnya tujuan
mendorong kemitraan antara swasta,
dari penelitian deskriptif ini adalah untuk
masyarakat, dan pemangku kepentingan
mencari tahu secara rinci dan lebih tepat
di wilayah tertentu untuk melakukan
terhadap apa fenomena sosial itu dengan
pembangunan bersama dengan
menyajikan laporan berupa data untuk
memanfaatkan sumber daya lokal guna
memberikan gambaran penelitian.
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 161
Pariwisata di Desa Serang merupakan Slamet, maka masyarakat berinisiatif untuk
hasil inisiasi masyarakat yang kemudian membawa hal tersebut ke musyawarah
dibawa ke musyawarah tingkat desa tingkat desa (Musdes) pada akhir tahun
untuk mendapatkan dukungan dalam 2009. Hasil musyawarah kemudian
merealisasikan pariwisata. Masyarakat memutuskan untuk menjadikan pariwisata
Desa Serang yang sebagian besar sebagai usaha baru bagi masyarakat Desa
berprofesi sebagai petani sayuran dan Serang dengan memanfaatkan tanah
buah-buahan telah lama dikenal sebagai milik desa sebagai pusat pengembangan
pusat penghasil sayuran dan buah wahana wisata utama Desa Serang atau
terutama buah stroberi yang belum banyak yang lebih dikenal dengan Lembah Asri
dibudidayakan oleh masyarakat desa lain (Lembah Asri Desa Serang, LADS). Hasil
di Purbalingga dan sekitarnya. Sebagai musyawarah desa juga memutuskan untuk
pusat penghasil stroberi, Desa Serang membentuk lembaga usaha desa atau
banyak dikunjungi oleh warga dari luar badan usaha milik desa (BUMDes) sebagai
desa yang ingin membeli stroberi secara lembaga yang selanjutkan mengelola
langsung. Potensi tersebut kemudian pariwisata Lembah Asri.
dikembangkan oleh beberapa masyarakat Sejak empat tahun terakhir, pariwisata
dengan membuka lahan pertanian Lembah Asri Desa Serang telah mengalami
mereka menjadi arena wisata dengan laju perkembangan yang sangat positif.
tanaman stroberi sebagai tanaman utama. Hal tersebut terlihat dari peningkatan
Masyarakat yang datang tidak hanya dapat pengunjung setiap tahunnya. Data terakhir
membeli buah stroberi tetapi bisa langsung pada tahun 2018, pengunjung wisata
melihat proses penanaman, perawatan, Lembah Asri telah mencapai 643.852
hingga melakukan pemetikan stroberi pengunjung sebagaimana ditunjukkan
secara langsung. dalam Grafik 1.
Dalam perkembangannya, potensi
wisata tanaman stroberi menjadi ikon Desa 800 Jumlah
Serang. Semakin lama, pengunjung yang (ribuan)
700
datang ke lahan-lahan petani juga semakin 643,852
banyak. Namun demikian, lahan tersebut 600
masih dikelola secara mandiri oleh petani 500
sehingga harga masih bervariasi, layanan 400
wisatawan juga sangat sederhana, dan
belum menjangkau lahan petani lain yang 300
212,000
letaknya jauh dari jalan utama di Desa 200 227,341
Serang. 106,428
100 42,570
Potensi lain yang dimiliki Desa Serang 63,853 Tahun
adalah pemanfaatan hutan pinus milik 0
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perhutani sebagai lahan parkir dan tempat
peristirahatan (rest area) bagi masyarakat Grafik 1. Data Pengunjung
yang melewati jalan utama Desa Serang. Wisata Lembah Asri, Tahun 2018
Sumber: BUMDes Serang Makmur Sejahtera, 2019
Seiring berjalannya waktu, area parkir
di hutan pinus tersebut semakin ramai, Peningkatan jumlah pengunjung
bahkan terdapat beberapa pengunjung berdampak pada pendapatan BUMDes
yang sengaja datang untuk bersantai di yang mengelola pariwisata dengan
lahan yang dijadikan rest area tersebut. kenaikan pendapatan signifikan. Pada
Melihat potensi wisata yang dimiliki tahun 2013 menjadi awal peningkatan
desa, didukung letak geografis Desa pendapatan dengan nilai pendapatan
Serang yang berada di lereng Gunung kotor Rp57 juta. Pada tahun 2014
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 163
dari hasil pengembangan wahana wisata dan dukungan pada fasilitas pendidikan
secara mandiri, sistem bagi hasil hak guna masyarakat. Selain itu, juga untuk
tanah oleh Lembah Asri, atau sistem bagi tambahan honor bagi perangkat desa
hasil kepemilikan saham. dan tenaga pendidik informal seperti guru
Secara umum dalam perjalanan agama dan lain sebagainya.
wisata di Desa Serang, masyarakat desa Melalui dana yang didapat dari hasil
menjadi bagian yang sangat penting pariwisata, Desa Serang juga memberikan
dalam perkembangan pariwisata Lembah fasilitas pelatihan keterampilan kepada
Asri dan pengembangan lokasi wisata di ibu-ibu rumah tangga untuk mengolah
tempat lainnya di Desa Serang. Selain berbagai jenis makanan lokal atau
menjadi pengelola, masyarakat secara membuat aksesoris khas Desa Serang
bersama-sama juga ikut mengawasi yang kemudian dipasarkan ke wisatawan.
dan mengevaluasi perkembangan Pelatihan keterampilan juga diberikan
pariwisata Desa Serang melalui forum kepada masyarakat yang mengembangkan
atau musyawarah desa yang diadakan wahana wisata mandiri, dengan harapan
secara rutin setiap tahun sekali. Pengelola dapat mengelola wisata dengan baik.
Lembah Asri dalam forum rutin tahunan Memanfaatkan potensi alam sebagai
menyampaikan perkembangan usaha unggulan dalam pariwisata tentu harus
wisata dan penghasilan dari usaha disertai dengan menjaga kelestarian
tersebut. Forum juga menjadi ajang lingkungan. Selain itu, faktor budaya
penjabaran perencanaan kegiatan yang masyarakat juga menjadi penentu
akan dilakukan untuk tahun berikutnya. kemajuan pariwisata berbasis lokal
Hingga saat ini, fungsi pengawasan tersebut. Oleh karena itu, melestarikan
pariwisata dilakukan oleh masyarakat alam dan budaya menjadi pekerjaan utama
dan lembaga pengawas desa (BPD). yang harus dijaga untuk keberlanjutan
Masyarakat secara terbuka dapat pariwisata.
menyampaikan masukan atas kinerja dan Selanjutnya, pariwisata Lembah Asri
aktivitas yang dilaksanakan oleh pengelola Desa Serang mengembangkan komitmen
pariwisata. Asas gotong-royong benar- yang dilakukan melalui berbagai kegiatan
benar dilaksanakan oleh masyarakat dalam bersama masyarakat untuk menjaga
pengembangan sektor pariwisata di Desa kelestarian lingkungan sekitar. Desa
Serang. Serang memiliki agenda tahunan festival
budaya yang disebut Festival Gunung
Kontribusi pada Peningkatan Slamet (FGS). FGS merupakan agenda
Pelayanan Publik dan Pelestarian pesta budaya lokal yang menampilkan
Lingkungan berbagai tarian tradisional Desa Serang,
hasil pertanian masyarakat, dan ritual
Pendapatan dari pariwisata Lembah
budaya berupa mengambil air dari tujuh
Asri yang terus mengalami peningkatan
mata air di lereng Gunung Slamet oleh
setiap tahunnya. Selain digunakan untuk
masyarakat. Bagi masyarakat Desa Serang,
pengembangan pariwisata dan perawatan
FGS merupakan perayaan wujud syukur
lingkungan, pendapatan tersebut juga
atas segala kebaikan yang telah diberikan
dialokasikan untuk meningkatkan
Tuhan Yang Maha Esa atas melimpahnya
pelayanan publik melalui kontribusi secara
hasil pertanian, tentramnya lingkungan,
langsung pada pendapatan asli desa atau
dan kebaikan-kebaikan lainnya. FGS
kas desa yang diberikan setiap tahun.
menjadi wujud kekayaan budaya lokal
Adapun yang dimaksud peningkatan
yang terus dijaga kelestariannya hingga
pelayanan publik tersebut antara lain
kini. FGS dalam perkembangannya telah
perbaikan jalan-jalan desa, peningkatan
menjadi event tahunan yang tidak hanya
operasional fasilitas kesehatan desa,
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 165
wisata merupakan hal yang penting. Hal melalui kebijakan yang dikeluarkan
tersebut sangat disadari oleh seluruh oleh pengelola Lembah Asri maupun
pemangku kepentingan pariwisata di pemerintah desa, yakni pengembangan
Desa Serang sehingga menjadi salah lokasi wisata serupa di enam dusun yang
satu prioritas pembangunan yang telah ada di Desa Serang.
dilakukan. Pengembangan lokasi di setiap
Akses pariwisata Desa Serang mudah dusun yang telah dilakukan merupakan
dijangkau dari pusat perkotaan Kabupaten langkah dalam pengembangan wilayah
Purbalingga dan memiliki akses yang pariwisata agar konsentrasi pariwisata di
terhubung langsung dengan beberapa Desa Serang tidak hanya di satu lokasi,
daerah di sekitarnya seperti Pemalang, yaitu Lembah Asri. Semakin banyak lokasi
Tegal, Banjarnegara, dan Banyumas. wisata yang ada, memungkinkan terjadinya
Akses untuk masyarakat mengembangkan peningkatan ketersediaan lapangan kerja
pariwisata di Desa Serang juga dibangun bagi masyarakat.
dengan memberikan bantuan modal dan Pengembangan wilayah dalam
pendampingan kepada masyarakat yang pembangunan adalah suatu upaya
memiliki minat untuk mengembangkan yang berorientasi pada suatu kesatuan
pariwisata secara mandiri atau perkembangan fisik, sosial, dan ekonomi
berkelompok. Kemudahan akses, baik yang pada dasarnya memberikan
infrastruktur maupun dukungan lain, penekanan pada penggunaan potensi
dalam pengembangan pariwisata sangat dan sumber daya lokal (daerah), baik
mendukung masyarakat dan pengelola sumber daya manusia, sumber daya alam,
wisata Lembah Asri untuk bekerja sama maupun kelembagaan yang ada, guna
mengembangkan usaha wisata di Desa mengantisipasi berbagai permasalahan
Serang. Faktor lokasi dengan demikian dan kebutuhan lokal daerah (Soetomo,
menjadi keuntungan tersendiri dalam 2013: 240). Pengembangan lokasi wisata
pengembangan pariwisata Desa Serang bertujuan sebagai inovasi wisata Desa
karena memiliki kemudahan akses Serang, perluasan wilayah pariwisata
langsung dengan beberapa daerah. Begitu agar daerah yang terdampak dengan
juga dengan kondisi infrastruktur desa keberadaan pariwisata juga semakin luas
yang sudah bagus. serta menciptakan lapangan pekerjaan
Ketiga, sinergitas dan fokus kebijakan. baru. Pengembangan wisata di Lembah
Pariwisata di Desa Serang menjadi Asri juga dilakukan secara mandiri oleh
alternatif dalam mencapai kesejahteraan masyarakat baik secara individu maupun
sebagaimana tercantum pada misi secara berkelompok.
pengembangan pariwisata. Meyer-Stamer Sinergitas lainnya yang dilakukan
(2005: 14) menjabarkan kesinergian dan pada pengembangan pariwisata adalah
fokus kebijakan merupakan kebijakan peningkatan modal untuk mengembangkan
yang fokus pada pengembangan ekonomi wahana wisata di Lembah Asri dengan
lokal seperti di dalamnya pengembangan cara menjual lembaran saham kepada
keahlian, pengembangan jaringan usaha, masyarakat desa yang ingin berinvestasi.
pemberdayaan masyarakat berbasis Masyarakat juga dapat bekerja sama
kemitraan swasta, pengembangan dalam pengembangan pariwisata dengan
komunitas, perluasan wilayah memberikan hak guna lahannya kepada
pengembangan ekonomi lokal, jaringan pengelola Lembah Asri dengan sistem
usaha antarsentra, dan pengurangan sewa ataupun bagi hasil.
kemiskinan. Sinergitas dan fokus kebijakan Keempat, pembangunan berkelanjutan.
pada pengembangan pariwisata Desa Pengembangan pariwisata di Desa Serang
Serang, dalam pelaksanaannya dilakukan bertumpu pada proses jangka panjang
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 167
secara gotong-royong melalui keterlibatan 228) sebagai adanya keikutsertaan
seluruh pemangku kepentingan baik atau keterlibatan masyarakat dalam
masyarakat, tokoh masyarakat, dan proses pengidentifikasian masalah,
pemerintah desa. Seluruh pemangku pengidentifikasian potensi yang ada di
kepentingan duduk bersama dan masyarakat, pemilihan dan pengambilan
bermusyawarah untuk mengembangkan keputusan alternatif solusi penanganan
pariwisata. Melalui musyawarah masalah, dan juga keterlibatan masyarakat
tersebut kemudian diputuskan bahwa dalam proses mengevaluasi perubahan
pengembangan sektor pariwisata Desa yang terjadi.
Serang diarahkan untuk mendorong
pergerakan perekonomian desa, menekan Penutup
angka pengangguran, dan mengentaskan Pengembangan ekonomi lokal
kemiskinan. Hal ini sesuai dengan aspek (PEL) melalui pariwisata di Desa Serang
manajemen yang dikemukakan oleh Meyer- telah berjalan dengan baik. Partisipasi
Stamer. Menurut Meyer-Stamer (2005: masyarakat, sosial budaya, dan
20) aspek manajemen pada PEL adalah keindahan alam yang dimiliki Desa Serang
pengelolaan pada diagnosis partisipatif menjadi ujung tombak dari kemajuan
dalam analisis dan pemetaan, seperti pengembangan dan keberlangsungan
potensi ekonomi, kondisi politik lokal, pariwisata lokal di Desa Serang.
identifikasi stakeholders, perencanaan dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi partisipatif, serta monitoring pengembangan ekonomi lokal di Desa
dan evaluasi (monev) secara partisipatif. Serang melalui sektor pariwisata telah
Terkait hal tersebut, dalam memenuhi enam aspek yang terdapat
pelaksanaannya, masyarakat dan pada PEL. Pada aspek kelompok sasaran,
pemerintah desa berperan sebagai pengembangan ekonomi lokal melalui
pengawas langsung terhadap aktivitas pariwisata di Desa Serang dijalankan
yang berkenaan dengan pariwisata. melalui proses dan skema kerja sama
Hal ini juga berlaku pada pengelolaan dengan melibatkan seluruh pemangku
pariwisata secara mandiri oleh masyarakat, kepentingan lokal, baik pemerintah desa,
di mana pemerintah desa yang berperan masyarakat, maupun pelaku usaha lokal,
sebagai pengawas. Demikian juga dalam dalam banyak kesempatan peluang
struktur pengelolaan Lembah Asri Desa investasi. Pengembangan pariwisata
Serang, beberapa aparat pemerintah juga diberikan kepada pelaku usaha dan
desa seperti kepala desa masuk dalam masyarakat lokal.
struktur tersebut, meskipun sebagian Aspek berikutnya adalah faktor lokasi.
besar pengelola wisata desa merupakan Adanya pengembangan ekonomi lokal
masyarakat biasa. salah satu aspek penting adalah lokasi
Partisipasi masyarakat juga terlihat pengembangan. Pariwisata sebaiknya
pada proses pengembangan pariwisata. berada pada wilayah strategis yang
Masyarakat secara umum menjadi memiliki aksesibilitas baik. Pengembangan
bagian penting yang didorong turut serta pariwisata di Desa Serang berada
memberikan masukan dan gagasan dalam pada wilayah yang memiliki akses
rangka meningkatkan inovasi produk langsung dengan pusat kota dan pusat
maupun pelayanan bagi pengunjung. perekonomian di beberapa daerah
Beberapa hal tersebut menunjukkan sekitar. Hal tersebut mendorong proses
bahwa manajemen pengembangan pembangunan, pengembangan, dan
pariwisata Lembah Asri Desa Serang promosi pariwisata dapat dilakukan
dilakukan secara partisipatif. Partisipasi dengan baik. Kemudian, infrastruktur
di sini diterjemahkan Adi (2012: lokal yang menghubungkan lokasi wisata
Rojaul Huda Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Sektor Pariwisata di Desa Serang,... 169
Gibbs, D. (2002). Local Economic Development Undang-Undang tentang Desa (2014).
and The Environment. London: Routledge.
World Bank. (2003). Local Economic
Helmsing, A. H. J. & Guimaraes, J. (Eds.). Development; LED Quick Reference.
(1997). Locality, State, and Development: Washington, DC: Urban Development Unit,
Essays in Honour of Jos G.M. Hilhorst. The The World Bank.
Hague: Institute of Social Studies.
Warsidi, A. (2017, Januari 5). Sri Mulyani:
Ife, J. & Tesoriero, F. (2006). Community Kemiskinan Tantangan Besar dalam
Development: Community-Based Pembangunan. Tempo.co. Diakses dari
Alternatives in an Age of Globalisation. https://nasional.tempo.co/read/833119/
Edisi Ketiga. Pearson Education Australia. sri-mulyani-kemiskinan-tantangan-besar-
Terjemahan Sastrawan M., Y. Nurul, dan dalam-pembangunan.
Nusyahid. 2008. Community Development:
Yanita, P. (2019, Februari 11). Perkuat
Alternatif Pengembangan Masyarakat
Ekonomi, Pariwisata Jadi Sektor Prioritas
di Era Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka
Tanah Air. Bisnis.com. Diakses dari https://
Pelajar.
www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/
Gasser, M., Salzano, C., Di Meglio, R., amp/read/20190211/12/887482/perkuat-
Laxarte-Hoyle, A. (2005). Pembangunan ekonomi-pariwisata-jadi-sektor-prioritas-
Ekonomi Lokal dalam Situasi Pasca Krisis: tanah-air.
Panduan Operasional. Jakarta: ILO Kantor
Perburuhan Internasional. Diakses dari
www.ilo.org/publns.
Meyer-Stamer, J. (2005). The Hexagon of Local
Economic Development. Mesopartner
Working Paper (No. 03). Duisburg. Diakses
dari https://www.mesopartner.com/
fileadmin/media_center/Working_papers/
mp-wp03_01.pdf.
Neuman, W. L. (2013). Metodologi Penelitian
Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Terjemahan Edina T. Jakarta:
PT Indeks.
Pujiati, A., Nihayah, D. M., & Bowo, P. A.
(2015). Kausalitas Antara Konsentrasi
Perkotaan dan Kualitas Lingkungan, Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 16(1), 46–60.
Diakses dari http://journals.ums.ac.id/
index.php/JEP/article/download/937/642.
Soetomo. (2013). Strategi-Strategi
Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Swinburn, G., Goge, S., & Murphy, F. (2006).
Local Economic Development: A Primer
Developing and Implementing Local
Economic Development Strategies and
Action Plans. Washington, DC: World
Bank. Diakses dari www.worldbank.org/
urban/led.
Undang-Undang tentang Kepariwisataan
(2009).