0% found this document useful (0 votes)
30 views8 pages

ID Pengaruh Pemberian N 24 D Terhadap Pertu

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 8

Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No.

2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
Pengaruh Pemberian N 2,4-D Terhadap Pertumbuhan dan Metabolisme Kalus Kedelai Pada
Kondisi Hipoksida Secara Invitro

Study of Application Growth Regulator toward Growth and Metabolism of Soyben Callus at
Hypoxyda Condition

Elita Kumianjani A B, Revandy Iskandar Damanik*, Luthfi A. M. Siregar


Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155
*Corresponding author: [email protected]

ABSTRACT

Soybean demand continues to increase as the number of people , but the production has not be
enable to meet the needs of national soybean. One effort to increase production is to indentificat
soybean acreage of inundation. The aims of the research was to determine about Identification
callus of soybean toward inundation by in vitro. This research was carried out in The Tissue Culture
/DERUDWRU\ $JULFXOWXUH¶V )DFXOW\ 2I 1RUWK 6XPDWHUD 8QLYHUVLW\ IURP $XJXVW WR 0DUFK
Completely Randomized Design with two factors was used, first factor was auxin 2,4-D
concentration consist of three leevels : 0 ppm; 2 ppm; 4 ppm. The second factor was Inundation
and without Inundation. The parameters measured were are visualization of callus, percentage of
growth callus, percentage of weight callus , the amount of chlorophyll a and b, and concentration of
protein. The results showed that 2,4-D concentration and Inundation give significant effect on
visualization of callus, percentage of growth callus, percentage of weight callus , the amount of
chlorophyll a and b, and concentration of protein , but it have no significantly effect on the
formation of chlorophyll a in the phase of inundation and interactions between as given
significantly effect on all parameters.

Keywords : 2,4-D, Hipoksida, In vitro

ABSTRAK

Kebutuhan kedelai terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah penduduk, namun produksi belum
mampu memenuhi kebutuhan kedelai nasional. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi
adalah dengan mengindentifikasi kedelai yang toleran terhadap genangan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui identifikasi kalus kedelai terhadap genangan secara in vitro. Penelitian ini
dilaksanakan di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
Medan dari Agustus sampai Maret 2015, Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak
lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan. Faktor pertama adalah konsentrasi auksin 2,4-D yang
terdiri dari 3 taraf yaitu 0 ppm, 2 ppm, 4 ppm. Faktor kedua adalah Penggenangan dan tanpa
pengenangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan kalus, pertambahan berat bobot kalus,
jumlah Klorofil a dan b, konsentrasi protein dan keadaan visual kalus kedelai. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi ZPT 2,4-D dan Penggenangan berpengaruh nyata terhadap respon
pertumbuhan kalus, pertambahan berat bobot kalus, kandungan klorofil dan konsentrasi protein,
tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap pembentukkan klorofil a pada fase penggenangan dan
interaksi antara konsentrasi auksin dan penggenangan berpengaruh sangat nyata terhadap semua
parameter yang diamati.

Kata kunci : 2.4-D, Hipoksida, In vitro


.
1673
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
PENDAHULUAN Untuk mengatasi pengaruh genangan,
pemilihan varietas toleran terhadap keadaan
Kedelai merupakan tanaman yang tersebut perlu dilakukan, menurut teori
sangat penting, kedelai memiliki kandungan Adie, et al., (2010), metode seleksi untuk
minyak yang tinggi, dan bijinya kaya akan memilih varietas toleran terhadap genangan
protein. Kedelai juga mengandung mineral dapat dilakukan di lapang atau di
seperti kalsium, fosfor, besi, potassium, dan laboratorium. Untuk mengetahui
magnesium diantara tanaman serealia, pertumbuhan benih pada kondisi yang
kegunaan lainnya untuk pembuatan tempe, sebenarnya dapat dilakukan pada fase
tahu, susu, tepung, minyak, kosmetik, sabun, perkecambahan, dengan menganalisis
produk makanan, farmasi, pupuk, industri cat, viabilitas benih. Viabilitas benih pada kondisi
pernis, plastik, dan lain-lain (Pandey, 2007). suboptimum dapat dideteksi dan dilakukan di
Kebutuhan kedelai meningkat setiap rumah kaca atau di laboratorium dengan
tahunnya sehingga menimbulkan tantangan mengecambahkan benih pada media yang
yang berat bagi pembangunan pertanian dapat dikontrol dan praktis seperti kertas,
kedelai, tantangan ini semakin berat karena di pasir atau media tanam lain.
satu sisi laju permintaan terus meningkat, Dengan cara in vitro, diharapkan dapat
akan tetapi disisi lain muncul berberapa memberi solusi varietas yang tahan, toleransi
permasalahan diantaranya keterbatasan lahan ataupun peka terhadap genangan, misalnya
yang sempit. Hal ini disebabkan produktivitas dengan kultur meristem yang ditujukan untuk
kedelai yang masih rendah sehingga harus membantu perkecambahan dan diharapkan
dilakukan perbaikan baik secara kuantitas dapat mempertahankan integritasnya dan
maupun kualitas (Ilyas, 2005). tumbuh menjadi tanaman lengkap. Menurut
Upaya peningkatan produksi kedelai Yunita (2009), secara umum agar kegiatan
harus dilakukan untuk dapat memenuhi kultur jaringan berjalan baik dan bahan
kebutuhan yang semakin meningkat. tanaman dapat tumbuh berkembang seperti
Peningkatan produksi dilaku-kan antara lain yang diharapkan maka pada tahap inkubasi di
dengan cara mengoptimalkan produktivitas ruang kultur pengendalian temperatur,
lahan pertanian seperti lahan sawah yang cahaya, kelembapan, wadah kultur, dan faktor
luasnya sekitar 8,5 juta hektar yang lingkungan lain yang menunjang merupakan
merupakan lahan potensial untuk hal yang perlu mendapat perhatianpemuliaan
pengembangan kedelai (Sofia, 2007). tanaman melalui Kultur jaringan bermanfaat
Dewasa ini lahan sawah tersebut baru dalam merangsang keragaman genetik dan
sebagian kecil yang dimanfaatkan, karena mempertahankan kestabilan genetik, teknik
terdapat beberapa kendala, seperti kejenuhan in vitro merupakan metoda yang efektif dan
air atau genangan yang dapat menimbulkan efisien untuk perbanyakan tanaman dalam
rendahnya produktivitas. Kelebihan air kondisi lingkungan aseptik dan dapat
tersebut dapat terjadi karena periode yang dikendalikan. (Widoretno et al, 2003)
panjang dari musim hujan dan curah hujan Kultur in vitro adalah suatu metode
yang tinggi keadaan tersebut, juga disebabkan untuk mengisolasi potongan jaringan tanaman
karena adanya lapisan kedap air pada dari kondisi alami media pada kondisi aseptik,
kedalaman 15-20 cm di bawah permukaan dimana potongan jaringan yang diambil
tanah. Genangan berpengaruh terhadap mampu mengadakan persebaran,
pertumbuhan vegetatif tanaman karena perpanjangan, pembelahan sel, perubahan
tanaman memerlukan adanya pertukaran gas klorofil dan kandungan protein serta
yang cepat dengan lingkungannya dan adanya membentuk suatu massa sel yang belum
ketersediaan air yang memenuhi kebutuhan terdiferensiasi yang disebut kalus serta
pertumbuhan dan evapotranspirasi. membentuk shootlet (tunas), rootlet (akar),
(Komariah, 2008). atau planlet (tanaman lengkap), Auksin 2,4-D
1674
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
berperan terhadap pelonggaran dinding sel (Steel and Torrie, 1995). Analisis dilakukan
dengan melepaskan ikatan hidrogen yang menggunakan software Costat for Window.
terdapat pada dinding sel. Mekanisme Pelaksanaan penelitian dimulai dengan
pelonggaran dinding sel dipengaruhi oleh Sterilisasi alat-alat, pembuatan media,
proses pengaktifan gen yang terlibat dalam persiapan ruangan kultur, persiapan ruang
seintesis protein. Pengontrolan sintesis protein kultur, sterilisasi eksplan, penanaman eksplan,
sendiri diatur oleh gen pengatur, gen operator pemeliharaan kalus yang telah tumbuh,
dan gen struktural. (Yurmita., et al, 2012). aplikasi penggenangan terhadap kalus yang
Berdasarkan uraian diatas penulis tumbuh,pengukuran kadar klorofil digunakan
tertarik untuk melakukan penelitian terhadap rumus sebagai berikut
toleransi Pengaruh Pemberian ZPT 2,4-D Klorofil a = 12,7 (OD 663) ± 2,69 (OD 645)
Terhadap Pertumbuhan Dan Metabolisme Klorofil b = 22,9 (OD 645) ± 4,68 (OD 663)
Kalus Kedelai Pada Proses Hypoxyda. Pengukuran kosentrasi protein (metode
kjeldahl). Analisa protein cara Kjeldahl pada
BAHAN DAN METODE dasarnya dapat dibagi menjadi tiga tahapan
yaitu proses destruksi, proses destilasi dan
Penelitian ini dilaksanakan di tahap titrasi.
Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas Adapun peubah amatan yang diamati
Pertanian Universitas Sumatera Utara, adalah : Persentase eksplan membentuk
Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan kalus (%), kandungan klorofil (arnon, 1949),
Agustus 2014 sampai dengan selesai. pengukuran kosentrasi protein (metode
Bahan eksplan yang digunakan kjeldahl)
dalam penelitian ini adalah kalus dari
tanaman kedelai varietas kedelai Grobogan, HASIL DAN PEMBAHASAN
ZPT 2,4-D, agar biotek, aquades steril,
MS0 cair, aseton 80 %, dan bahan lainnya Dari Hasil analisis data statistik yang
yang mendukung penelitian ini. menunjukkan interaksi antara perlakuan ZPT
Alat yang digunakan dalam 2,4-D dengan perlakuan penggenangan
penelitian ini adalah botol kultur, autoklaf, memberikan pengaruh yang nyata terhadap
Laminar Air Flow Cabinet (LAFC), steri box, seluruh parameter yang diamati. Hal ini
tabung uji, timbangan analitik, rak kultur, disebabkan karena kemampuan auksin 2.4-D
hot plate dengan magnetik stirer, erlenmeyer, yang mampu merangsang perbesaran dan
gelas ukur, kaca tebal, pipet ukur, gunting, sangat baik dalam pembelahan sel untuk
scalpel, pinset, kertas plano, aluminium foil, untuk membentuk kalus serta kemampuan
lampu bunsen, pH meter, oven, kompor gas, tanaman kalus kedelai yang memiliki susunan
minisar, mikropipet, tip, pipet tetes, mortar, genotip yang mampu beradaptasi pada kondisi
spektrofotometri, dan alat-alat lainnya yang tergenang. Genotip yang toleran terhadap
mendukung penelitian ini. Penelitian ini genangan adalah genotip yang mempunyai
dilakukan dengan menggunakan Rancangan daya hasil tinggi pada kondisi tergenang.
Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor dan 4 Daya hasil merupakan karakter kuantitatif
ulangan, Faktor pertama adalah Konsetrasi dari tanaman yang dikendalikan banyak gen.
ZPT 2,4 D: A1 0 mg/l, A2: 2.0 mg/l , A3 : 4.0 Genangan harus dilakukan berdasarkan
mg/l, dan Faktor kedua adalah Proses karakter penciri khusus yang memiliki
Hipoksida: P1 : Kontrol, P2 : proses hubungan yang erat dengan toleransi yang
penggenangan, Jika perlakuan (konsentrasi didasarkan atas stress tolerance index (STI),
2,4-D dan interaksi) berbeda nyata dalam
sidik ragam maka dilanjutkan dengan uji jarak
bHUJDQGD 'XQFDQ '057 SDGD .

1675
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
Respon pertumbuhan kalus kotiledon yang berperan dalam merangsang perbesaran
kedelai, kandungan klorofil dan dan sangat baik dalam pembelahan sel untuk
konsentrasi protein terhadap pemberian untuk membentuk kalus. Hal ini sesuai
ZPT 2,4-D dengan literatur Rahardja (2012) yang
menyatakan bahwa penambahan 2,4-D dalam
Berdasarkan hasil analisis data media akan merangsang pembelahan dan
statistik yang menunjukkan bahwa perlakuan pembesaran sel pada eksplan sehingga dapat
penambahan konsentrasi auksin 2,4-D (2 ppm memacu pembentukan dan pertumbuhan
dan 4 ppm) memiliki respon pertumbuhan kalus, kemampuan kalus beregenerasi
100 % dalam pembentukkan kalus, Pengaruh membentuk tunas selain dipengaruhi oleh zat
perlakukan auksin 2,4-D mampu merespon pengatur tumbuh juga oleh ukuran kalus yang
pertubuhan dan pembentukkan kalus pada diregenerasikan, 2,4-D sendiri merupakan
kotiledon kedelai dibandingkan dengan tanpa auksin sintetik yang sering digunakan dalam
adanya perlakuan penambahan auksin 2,4-D kultur jaringan tanaman, auksin merupakan
(Kontrol), hal ini disebabkan karena salah satu hormon tanaman yang dapat
pembentukan kalus pada eksplan, secara mengandung proses fisiologi seperti
fisiologi dipengaruhi oleh perubahan genetik pertumbuhan, pembelahan dan diferensiasi sel
pada sel tanaman oleh auksin. Sel yang serta sintesisi protein, namun semakin besar
merespon auksin akan menyebabkan konsentrasi 2.4-D yang diberikan, semakin
dediferensiasi dan memacu pembelahan sel , menurun persentase kalus yang terbentuk,
senyawa auksin 2,4-D merupakan jenis auksin dapat dlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Persentase Eksplan membentuk kalus (%)


Perlakuan 1 MST 2 MST 3 MST Rataan
Kontrol 0.00 0.00 0.00 0.00
2 ppm 100.00 100.00 100.00 100.00
4 ppm 100.00 100.00 100.00 100,00
Rataan 66,67 66,67 66,67 66,67

1676
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
Pada pengamatan dari hasil analisis pada A3P1 sebesar 3.260 hal ini disebabkan
data statistik pada perlakuan penambahan karena adanya induksi auksin ZPT 2,4-D yang
konsentrasi auksin 2,4-D menunjukkan mampu mendorong pembelahan sel dengan
pengaruh nyata terhadap pembentukkan kadar cara mempengaruhi dinding sel, dinding sel
klorofil a dan klorofil b, kadar klorofil a dan b dapat mengaktivasi pompa proton yang
tertinggi terdapat pada A3P2 hal ini terletak pada membran plasma aktifnya
disebabkan karena auksin menyebabkan DNA pompa proton tersebut dapat memutuskan
menjadi lebih termetilasi sehingga ikatan hidrogen diantara serat selulosa
menyebabkan sel yang terdiferensiasi dinding sel, putusnya ikatan hidrogen
melakukan perombakan dan penyusunan menyebabkan dinding mudah merenggang
ulang dari struktur sel tersebut, klorofil b sehingga tekanan dinding sel akan menurun
berfungsi sebagai antena fotosintetik yang dan terjadilah pelenturan sel sehingga
mengumpulkan cahaya. Peningkatan kadar mengakibatkan tingginya metabolisme
klorofil b yang lebih tinggi dibandingkan nitrogen dalam sel.
klorofil a merupakan upaya tanaman untuk Nitrogen merupakan unsur penyusun
meningkatkan antena dalam penangkapan asam amino yang merupakan prekursor
energi cahaya untuk fotosintesis. Hal ini metabolit sekunder. Nitrogen sangat berperan
sesuai dengan teori Lestari (2011) yang sebagai penyusun senyawa protein dalam sel.
menyatakan zat pengatur tumbuh dibuat agar metabolisme nitrogen membutuhkan energi
tanaman memacu pembentukan fitohormon yang diperoleh dari metabolisme karbohidrat,
(hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam hal ini berarti karbohidrat yang ada dapat
tanaman atau menggantikan fungsi dan peran dipakai sebagai sumber energi dan sumber
hormon bila tanaman kurang dapat karbon untuk membentuk metabolit sekunder.
memproduksi hormon dengan baik. produksi Hal ini sesuai dengan teori Taiz dan Zeiger
auksin endogen memerlukan energi yaitu (1998), yang menyatakan Auksin 2,4-D
ATP dan ATPase aktif, sehingga untuk berperan terhadap pelonggaran dinding sel
perkembangan sel yang mendapatkan pasokan dengan melepaskan ikatan hidrogen yang
energi yang rendah membutuhkan terdapat pada dinding sel. Mekanisme
penambahan auksin sintetis. Pemilihan jenis pelonggaran dinding sel dipengaruhi oleh
auksin sintetik dan konsentrasinya bergantung proses pengaktifan gen yang terlibat dalam
dari tipe pertumbuhan yang dikehendaki, seintesis protein. Pengontrolan sintesis protein
level auksin endogen, kemampuan jaringan sendiri diatur oleh gen pengatur, gen operator
mensintesa auksin, pengaruh golongan zat dan gen struktural. Kombinasi antara gen
tumbuh lain. struktural dan gen operator disebut operon.
Kalus dipacu dengan penambahan Gen pengatur berperan dalam membentuk
auksin dengan konsentrasi yang relatif tinggi, protein pengatur yang disebut reseptor.
Nitrogen erat kaitannya dengan sintesis Reseptor ini berperan dalam menjaga operon
klorofil dan sintesis protein maupun enzim. dalam keadaan tertutup, dan keadaan ini
Enzim (rubisco) berperan sebagai katalisator menandakan operon tidak aktif. Ketika auksin
dalam fiksasi CO2 yang dibutuhkan tanaman 2,4-D bergabung dengan operon yang tidak
untuk fotosintesis. Penurunan kadar nitrogen aktif akan menonaktifkan reseptor sehingga
tanaman berpengaruh terhadap fotosintesis akan mengaktifkan operon. Operon yang aktif
baik lewat kandungan klorofil maupun enzim menandakan dapat terjadinya transkripsi
fotosintetik. mRNA yang kemudian akan mengarahkan
Pada pengamatan dari hasil analisis transisi protein enzim ATP-ase. Pemberian
data statistik pada perlakuan penambahan auksin dapat meningkatkan sintesis enzim ini
konsentrasi auksin 2,4-D menunjukkan sehingga H+ akan dipompakan keluar.
pengaruh nyata terhadap pembentukkan unsur Peristwa ini akan menyebabkan lingkungan
protein, pada unsur protein tertinggi terdapat menjadi asam. Pada kondisi asam, enzim-
1677
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
enzim yang dapat memotong ikatan dinding kemudian ditransfer ke pusat reaksi. Pusat
sel akan teraktifkan. Proses ini menyebabkan reaksi tersusun dari klorofil a. Energi cahaya
pelonggaran dinding sel, sehingga air dapat akan diubah menjadi energi kimia di pusat
masuk dan tekanan turgor naik. Tekanan reaksi yang kemudian dapat digunakan untuk
turgor yang naik akan menyebabkan sel proses reduksi dalam fotosintesis
mengembang. menunjukkan bahwa peningkatan kadar
Pertumbuhan dan perkembangan tidak klorofil b, klorofil terdapat pada membran
hanya berkaitan dengan penambahan volume thylakoid grana. Pada keadaan normal,
sel namun juga berkaitan dengan proporsi klorofil-a jauh lebih banyak dari
bertambahnya jumlah sel. Pertambahan pada klorofil-b, kumpulan bermacam-macam
jumlah sel tergantung pada kecepatan sel pigmen fotosintesis disebut fotosistem,
untuk membelah, yang dipengaruhi oleh berperan menjerap energi cahaya (foton,
adanya sitokinin. Hal ini diduga dengan kuantum) pada reaksi terang untuk
penambahan ZPT tersebut dapat menghasilkan energi kimia berupa ATP dan
mempengaruhi metabolisme RNA yang NADPH2. Gangguan terhadap metabolisme
berperan dalam sintesis protein melalui proses akibat anaerobik akan menghambat produksi
transkripsi molekul RNA. Kenaikan sintesis ATP, Pengaruh CO2 juga di dalam kultur
protein sebagai sumber tenaga dapat jaringan berkaitan erat dengan kebutuhan bagi
digunakan untuk pertumbuhan, dapat dlihat proses fotosintesis. Secara umum diduga
pada tabel 2 dan tabel 3. bahwa CO2 merupakan syarat mutlak untuk
kultur jaringan tanaman tingkat tinggi
Respon kadar klorofil dan unsur protein dibawah kondisi cahaya.
kalus kedelai akibat perlakuan Hasil analisis data statistik
penggenangan menunjukkan bahwa pada semua pengamatan
Hasil analisis data statistik perlakuan berpengaruh nyata terhadap
menunjukkan bahwa perlakuan penggenangan parameter pembentukkan %protein, pada
terhadap kalus kedelai berpengaruh nyata perlakuan tanpa genangan terdapat rataan
terhadap pembentukkan klorofil b hal ini %protein tertinggi sebesar 3.260 % dan pada
disebabkan karena kandungan klorofil b kondisi tergenang hanya 1.103% hal ini
merupakan kandungan klorofil yang disebabkan karena terjadi proses denitrifikasi
berpengaruh pada proses metabolisme akibat perlakuan penggenangan sehingga
tumbuhan. Hal ini sesuai dengan teori Bidwell %protein menjadi rendah, pada kondisi
(1979) bahwa klorofil b terjadi dari klorofil a tergenang ketersediaan nitrogen dalam bentuk
yang mengalami oksidasi sehingga gugus CH3 nitrat sangat rendah. Hal ini sesuai dengan
pada cincin II dalam klorofil a berubah teori Dennis., et al., (2000) yang menyatakan
menjadi gugus aldehida pada molekul unsur hara nitrogen berperan penting dalam
klorofil b. Metabolisme pertumbuhan kalus pembentukkan klorofil karena nitrogen
juga berpengaruh terhadap pembentukkan merupakan unsur penyusun asam amino yang
pigmen, pembelahan dan pembesaran sel, merupakan prekursor metabolit sekunder.
kemampuan diferensiasi sel tanaman dan Proses denitrifikasi adalah proses dimana
reaksi kimia yang menyertainya (antara lain nitrat diubah menjadi nitrogen (N2), nitrogen
aktivitas enzim), akan menyebabkan oksida (NO), dinitrit oksida (N2O), atau
perbedaan metabolit yang terbentuk, nitrogen dioksida (NO2) yang menguap atau
peningkatan kadar klorofil b yang lebih tinggi teroksidasi. Penyerapan nitrogen oleh
dibandingkan klorofil a, merupakan upaya tumbuhan bisa dalam bentuk NH4+ dan NO3-.
tanaman untuk meningkatkan antena dalam Keberadaan karbohidrat yang tinggi akan
penangkapan energi cahaya untuk meningkatkan penyerapan NH4+. karbohidrat
fotosintesis. Klorofil b berfungsi sebagai yang ada dapat dipakai sebagai sumber energi
antena yang mengumpulkan cahaya untuk dan sumber karbon untuk membentuk
1678
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
metabolit sekunder. Konsentrasi karbohidrat
yang rendah menyebabkan penyerapan NH4+
menjadi terhambat sehingga sumber nitrogen
yang banyak digunakan adalah NO3.

Tabel 2.Jumlah klorofil a dan b pada kalus kedelai


Penggenangan Jumlah Jumlah
2,4-D Klorofil a Klorofil b Rataan
A1P1 0.000 0.000 0.000
A1P2 0.000 0.000 0.000
A2P1 0.095 0.271 0.183
A2P2 0.007 0.397 0.202
A3P1 0.056 0.324 0.19
A3P2 0.247 0.714 0.480
Rataan 0.067 0.284

Tabel 3. Uji Protein Kalus Kedelai (%)


Uji Protein A
P A1 A2 A3 Rataan
kontrol 2 ppm 4 ppm
P1 (Tanpa Penggenangan) 0.000 2.346 3.260 1.869
P2 (Penggenangan) 0.000 1.807 1.501 1.103
Rataan 0.000 c 2.077 b 2.380 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang tidak sama pada baris dan kolom yang sama
menunjukkan pengaruh nyata pada uji DMRT pada taraf kepercayaan 5% pada kolom atau
baris yang sama.
Dennis, ES, R. Dolferus, M. Ellis, M.
Rahman, Y. Wu, F.U. Hoeren, A.
SIMPULAN Grover, K.P. Ismond, A.G. Good, and
W.J. Peacock. 2000. Molecular
Konsentrasi ZPT 2,4 D menunjukkan strategies for improving waterlogging
pengaruh nyata untuk persentase tolerance in plants. J. Exp. Bot.
pertumbuhan kalus kedelai, pembentukkan 51(342):89-97
klorofil a dan b, Serta % protein, pada Ilyas, S. 2005. Kultur Embrio Sebagai
penggenangan menunjukkan pengaruh yang Embryo Resque Pada Tanaman
nyata untuk pembentukkan klorofil b dan % Kedelai (Glycine max L. Merril).
potein, namun tidak berpengaruh nyata Jurnal Komunikasi Penelitian. 17(6) :
terhadap pembentukkan klorofil a 44-51.
Komariah, A. 2008. Identifikasi Varietas
DAFTAR PUSTAKA Kedelai Toleran Terhadap Genangan.
Fakultas Pertanian Universitas
Adie, M. M. dan R. T. Hapsari. 2010. Peluang Winajaya Mukti, Sumedang.
Perakitan dan Pengembangan Kedelai Lestari EG. 2011. Peranan zat pengatur
Toleran Genangan. Jurnal Litbang tumbuh dalam perbanyakan tanaman
Pertanian. 29(2) : 51-53. melalui kultur jaringan. Jurnal Agro
Bidwell, R. G. 1979. Plant Physiology 2nd Biogen 7(1), 63-68.
edition. New York Macmillan Taiz, L., dan Zeiger, E., 1998. Plant
Publishing Physiology, Massachusetts, Sinaver
Associates
1679
Jurnal Agroekoteknologi . E-ISSN No. 2337- 6597
Vol.4. No.1, Desember 2015. (555) :1673 - 1680
Pandey, B. P. 2007. Botany: Angiospermae. Kuantitatif pada Populasi Tanaman
S. Chand and Company, Ltd, New Somaklonal Kedelai dari Embrio
Delhi. Somatik Hasil Seleksi in Vitro.
Rahardja, B. S., A. T. Purwitasari,. Moch., Hayati.10 (4) : 110-117.
dan A. Alamsjah. 2012. Pengaruh Yunita, R. 2009. Pemanfaatan Variasi
ZPT Terhadap Pertumbuhan Smaklonal dan seleksi In Vitro Dalam
Nannochloropsis oculata. Jurnal Perakitan Tanaman Toleran Cekaman
Of Marine and Coastal Science. 1(2) : Abiotik. Jurnal Litbang Pertanian.
71-75. 28(4) : 143-144.
Sofia, D. 2007. Pengaruh Berbagai Yurmita, N., Asmeliza, dan E. Azriati. 2012.
Konsentrasi Benzyl Amino Purine dan Respon Regenerasi Eksplan Kalus
CCC Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glycine max L. Merril)
Kedelai (Glycine max L. Merril.) Terhadap Pemberian NAA Secara In
Secara In Vitro. USU, Medan. Vitro. Universitas Negeri Padang,
Widoretno W., D. Harran, Sudarsono. 2003. Padang
Keragaman Karakter Kualitatitf dan

1680

You might also like