1 SP

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal.

x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berbasis Levels of Inquiry


untuk Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik Materi Usaha
dan Pesawat Sederhana Tingkat SMP/MTs

Asriani sapo1), Muhammad Anas 2), La Tahang 3)


1
Jurusan Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Halu Oleo
Email: [email protected]

Abstract: This study focus on producing lesson plan (RPP) based on appropriate (valid, practical,
and effective) Levels of Inquiry to develop students' Critical Thinking Skills on subject materials
Work & Simple Mechine. The development model used is the Borg and Gall development model
which consists of initial Research and Information Collection, planning, Develop Preliminary Form
of Product, Preliminary Field Testing, and Main Product Revision. The subject of this research was
students at VIIIA Class of SMPN 06 Buton Tengah Academic Year 2019/2020. The technique were
this study was used to measure the quality of lesson plan that was developed such as; RPP
assessment questionnaire assessment (learning expert) and Critical Thinking Skills, questionnaire
(evaluation expert) for validity aspects, observation sheet (teacher & student activities) for practical
aspects, response questionnaire (teacher & students) and Critical Thinking Skills test students for
aspects of effectiveness. This study were used qualitative and quantitative analysis based on the
result: (1) lesson plan that developed is valid with the Aiken’s index RPP of "Valid" category for
four RPP. (2) lesson plans developed are stated to be practical in terms of the implementation of
lesson plans and the activities of students categorized as "Very Good",(3) lesson plan that
developed is declared as effective based on the Gain Score of Critical Thinking Skills test as result
of students amounting in "High" category, and positive responses from teachers and students
towards the lesson plan developed under "Very Good" category. Therefore, The junior high school
science lesson plans are oriented towards critical thinking skills on subject materials Work &
Simple Mechine with the learning model Levels of Inquiry are declared valid, practical, and
effective.

Keywords: Learning Style Levels of Inquiry, Critical Thinking Skills.

Abstrak: Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran (RPP) berbasis Levels of Inquiry yang layak (valid, praktis, dan efektif) untuk
mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik pada materi Usaha & Pesawat
Sederhana. Model pengembangan yang digunakan yaitu model pengembangan Borg & Gall (1989)
yang terdiri dari tahapan Research and Information Collecting (Penelitian dan Pengumpulan
Informasi awal), Planning (Perencanaan), Develop Preminary Form of Product (Pengembangan
Format Produk Awal), Preliminary Field Testing (Pengujian awal), dan Main Product Revision
(Perbaikan Produk). Subjek uji coba adalah peserta didik kelas VIII A SMPN 06 Buton Tengah
semester Ganjil tahun Ajaran 2019/2020. Pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
observasi, tes, dan angket. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kualitas RPP yang
dikembangkan ini adalah angket penilaian RPP (ahli pembelajaran) dan angket penilaian tes
Keterampilan Berpikir Kritis (ahli evaluasi) untuk aspek kevalidan, lembar observasi
(keterlaksanaan pembelajaran & aktifitas peserta didik) untuk aspek kepraktisan, angket respon
(guru & peserta didik) dan tes Keterampilan Berpikir Kritis peserta didik untuk aspek keefektifan.
Data penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) RPP yang dikembangkan dinyatakan valid dengan kategori indeks Aiken
“Sangat Valid” untuk ke empat RPP (2) RPP yang dikembangkan dinyatakan praktis dilihat dari
keterlaksanaan RPP dan aktifitas peserta didik yang berkategori “Sangat Baik”, (3) RPP yang
dikembangkan dinyatakan efektif dilihat dari Gain Score hasil tes KBK peserta didik yang berada
dalam kategori “Tinggi”, dan respon positif dari guru dan peserta didik terhadap RPP yang
dikembangkan dengan kategori “Sangat Baik”. Diperoleh simpulan bahwa RPP IPA SMP

1
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

berorientasi keterampilan berpikir kritis pada pokok bahasan usaha dan pesawat sederhana dengan
model pembelajaran Levels of Inquiry dinyatakan layak digunakan karena memenuhi kriteria valid,
praktis, dan efektif.

Kata Kunci Model Pembelajaran Levels of Inquiry, Keterampilan Berpikir Kritis.

PENDAHULUAN mencari tahu tentang alam secara sistematis,


sehingga fisika bukan hanya penguasaan
Silabus dan RPP merupakan sahabat kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-
guru yang tidak dapat dipisahkan, terutama fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
dalam kaitannya dengan pembelajaran. Setiap tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.
guru berkewajiban menyusun RPP secara Oleh karena itu, pembelajaran IPA disekolah
lengkap dan sistematis agar pembelajaran harus menekankan pada pemberian
berlangsung sesuai standar yang telah pengalaman langsung kepada peserta didik
ditetapkan. Guru profesional harus mampu untuk mengembangkan kompetensi agar dapat
mengembangkan rencana pembelajaran yang menjelajahi dan memahami alam sekitar
baik, logis, dan sistematis, karena disamping secara ilmiah.
untuk melaksanakan pembelajaran, persiapan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
tersebut mengemban “Profesional bagi peserta didik untuk mengembangkan
Acuntability”. keterampilan, sikap dan nilai ilmiah serta
Mengacu pada Permendikbud nomor 22 menguasai konsep sains sebagai bekal hidup
tahun 2016 tentang standar proses pendidikan di masyarakat (Trianto, 2014). Peserta didik
dasar dan menengah, Proses pembelajaran diharapkan tidak hanya memiliki kemampuan
pada satuan pendidikan diselenggarakan dalam aspek pengetahuan, tetapi juga
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, memiliki keterampilan berpikir yang efektif
menantang, memotivasi peserta didik untuk digunakan dalam memecahkan permasalahan
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sejalan
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan dengan Snyder (2008) yang mengemukakan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan bahwa salah satu keterampilan yang harus
perkembangan fisik serta psikologis peserta dimiliki peserta didik agar mampu
didik. Prinsip pembelajaran yang digunakan memecahkan permasalahan dalam
yaitu dari pendekatan tekstual menuju proses kehidupannya adalah kemampuan berpikir
sebagai penguatan penggunaan pendekatan kritis.
ilmiah, dari pembelajaran berbasis konten Hasil observasi awal yang dilakukan di
menuju pembelajaran berbasis kompetensi, SMPN 06 Buton Tengah khususnya kelas
dll. VIIIA menunjukkan bahwa perencanaan
Dalam implementasinya, Kurikulum pembelajaran IPA terkhusus materi fisika
2013 menuntut guru untuk mengembangkan yang disiapkan oleh guru masih belum efektif
pembelajaran dengan mengintegrasikan empat dalam memenuhi kompetensi pembelajaran
hal penting salah satunya keterampilan Abad yang ditetapkan. hal ini terlihat pada
ke-21 (4C). Integrasi keterampilan Abad ke- Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
21 yang mencakup 4C (Communication, tidak dipetakan untuk tiap pertemuan, sumber
Collaboration, Critical Thinking and Problem belajar/media pembelajaran yang
Solving, dan Creativity and Inovation). direncanakan tidak sesuai untuk mencapai
Kemampuan berpikir kritis berguna untuk tujuan pembelajaran/kompetensi yang
menstimulasi kemampuan lainnya, seperti ditetapkan, jenis kegiatan belajar tidak sesuai
berpikir logis, kreatif, memecahkan masalah, dengan tujuan/kompetensi yang ditetapkan,
penguasaan teknologi serta kemampuan dan pembagian waktu pada RPP tiap kegiatan
beradaptasi terhadap berbagai perubahan dan pembelajaran tidak sesuai jumlah jam
perkembangan zaman. pelajaran yang ditetapkan. Selain perencanaan
Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 pembelajaran yang belum efektif, terlihat
menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bahwa keterampilan berpikir kritis peserta
(IPA) khususnya fisika berkaitan dengan cara didik masih rendah yang ditandai dengan

2
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

ketidakmampuan peserta didik untuk dilakukan dengan upaya untuk


merumuskan pertanyaan, ketidakmampuan mengembangkan keterampilan berpikir kritis
merumuskan kemungkinan jawaban peserta didik, berdasarkan 5 kelompok
(hipotesis), ketidakmampuan menjawab keterampilan berpikir kritis menurut Robert
pertanyaan dari guru maupun dari peserta H. Ennis (2011) yaitu memberikan penjelasan
didik lain. dasar, membangun keterampilan dasar,
Keterampilan berpikir kritis peserta menyimpulkan, membuat penjelasan lanjut
didik dapat dikembangkan melalui model dan strategi & taktik yang dijabarkan menjadi
pembelajaran yang tepat. Diantara berbagai 12 indikator. Pada tahap Discovery Learning
macam model pembelajaran yang dipercaya indikator berpikir kritis yang muncul yaitu
dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis mengobservasi dan mencatat hal-hal yang
peserta didik adalah pembelajaran berbasis diinginkan. Pada tahap Interactive
konstrutivistik (Thompson, 2011). Vygotsky Demonstration indikator berpikir kritis yang
(vijayaratnam, 2012) menyatakan dalam muncul yaitu mengobservasi, merumuskan
pembelajaran konstruktivistik peserta didik pertanyaan, dan merumuskan kemungkinan
diberikan kesempatan untuk bereksperimen jawaban. Pada tahap Inquiry Lesson indikator
atau berinkuiri dan berinteraksi dengan teman berpikir kritis yang muncul yaitu menentukan
sejawatnya untuk meningkatkan suatu tindakan. Pada tahap Inquiry
perkembangannya. Keterampilan berpikir Laboratory indikator berpikir kritis yang
kritis dapat dilatihkan melalui model muncul yaitu mempertimbangkan hasil
pembelajaran berbasis inkuiri sesuai tuntutan observasi, mendefinisikan istilah, dan
Kurikulum 2013 melalui pendekatan ilmiah. membuat induksi.
Wenning (2005) memberikan sedikit Dengan adanya kebutuhan mengenai
perhatian pada bagaimana proses Inkuiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
ilmiah harus diajarkan. Wenning (2005) yang efektif untuk pembelajaran IPA dalam
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis mengembangkan keterampilan berpikir kritis
penyelidikan atau inkuiri sering diperlakukan peserta didik, maka peneliti merasa penting
sebagai campuran kegiatan yang tidak untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan
hirarkis. Ada kebutuhan kritis untuk Pembelajaran yang berkualitas dengan judul
mensintesis kerangka kerja agar lebih efektif penelitian “Pengembangan Rencana
mempromosikan keterampilan inkuiri ilmiah Pelaksanaan Pembelajaran IPA Berbasis
dikalangan peserta didik disemua tingkatan. Levels of Inquiry untuk Meningkatkan
Wenning (2005) mengusulkan rangkaian yang Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik
lebih luas untuk menggambarkan tingkat Materi Usaha dan Pesawat Sederhana
praktek pedagogis dan menawarkan beberapa Tingkat SMP/MTs”.
saran untuk sifat proses penyelidikan yang
terdiri dari Discovery Learning, Interactive Pertanyaan Penelitian
Demonstration, Inquiry Lesson, Inquiry Berdasarkan uraian yang telah
Laboratory, Real-World Applications dan dipaparkan pada bagian pendahuluan
Hypothetical Inquiry yang disebut sebagai sehingga muncul pertanyaan penelitian
Levels of Inquiry. Tingkatan-tingkatan sebagai berikut :
tersebut dibedakan menurut kecerdasan 1. Bagaimana tingkat kevalidan RPP
intelektual dan kontrol kelas. berbasis Levels of Inquiry yang
Susilowati (2018) melakukan penelitian dikembangkan pada materi pokok Usaha
pengembangan RPP yang hanya & Pesawat Sederhana?
menggunakan salah satu level dari Levels of 2. Bagaimana tingkat kepraktisan RPP
Inquiry yaitu Inquiry Lesson, hal inilah yang berbasis Levels of Inquiry yang
menjadi alasan peneliti untuk mencoba dikembangkan pada materi pokok Usaha
mengembangkan RPP berbasis Levels of & Pesawat Sederhana?
Inquiry dengan mengintegrasikan ke 5 3. Bagaimana tingkat keefektifan RPP
tingkatan Levels of Inquiry yaitu Discovery berbasis Levels of Inquiry yang
Learning, Interactive Demonstration, Inquiry dikembangkan pada materi pokok Usaha
Lesson dan Inquiry Laboratory. Penelitian ini & Pesawat Sederhana?

3
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

Development) model Borg & Gall (1983)


METODE melalui 10 tahapan untuk menghasilkan
produk tertentu. Namun, pada penelitian ini
Waktu dan Tempat Penelitian 10 langkah tahapan model Borg & Gall
Penelitian ini termaksud dalam disederhanakan menjadi 5 langkah utama. Hal
Penelitian pengembangan (Research & ini berdasarkan pernyataan Borg and Gall
Development). Penelitian ini dilaksanakan (2003) yang menyatakan bahwa
pada bulan Juli-September 2019 bertempat di dimungkinkan untuk membatasi penelitian
Laboratorium Jurusan pendidikan Fisika, dalam skala kecil, termasuk membatasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan langkah penelitian. Studi penelitian yang
Universitas Halu Oleo Kendari dan di SMPN cukup kompleks dibenarkan berakhir pada
6 Buton Tengah sebagai salah satu sekolah tahap uji coba awal. Desain penelitian dengan
yang dijadikan sebagai subjek penelitian 5 langkah penelitian sesuai yang disarankan
dalam uji terbatas. oleh Borg & Gall (1983) adalah sebagai
berikut.
Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian dan pengembangan (Research and
Analisis Kebutuhan
Research and Information Collecting
(Penelitian dan Pengumpulan Informasi awal)
Studi Literatur Studi Lapangan

Rancangan Pengembangan RPP berbasis


Levels of Inquiry

Planning (Perencanaan)
Pengembangan Produk Awal

Penyusunan Draft Kasar RPP


Develop Preminary Form of Product (Pengembangan Format Produk Awal)
Validasi Ahli

Revisi RPP dan Instrumen Hasil Validasi

RPP Berbasis Levels of Inqury


Preliminary Field Testing (Pengujian awal)

Uji Coba Lapangan

Revisi RPP Hasil Ujicoba


Main Product Revision (Perbaikan Produk)
Hasil Revisi Hasil Ujicoba

Gambar 1 Langkah-Langkah Pengembangan RPP Berbasis Levels of Inquiry pada Materi Usaha
dan Pesawat Sederhana
Tahap-Tahap Penelitian & Pengembangan: dan studi lapangan yang dibutuhkan
1. Penelitian dan Pengumpulan Informasi terkait pengembangan RPP berbasis
Awal (Research and Information Levels of Inquiry.
Collecting ) a. Studi Literatur, yaitu
Tahap penelitian dan pengumpulan mengidentifikasi potensi dan
informasi awal meliputi studi literatur masalah, analisis kebutuhan belajar

4
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

dan analisa pengguna/peserta didik, mengetahui kesesuaian isi dengan


informasi berkaitan dengan rumusan masalah penelitian.
kurikulum yang digunakan di 4. Pengujian Awal (Preliminary Field Test)
sekolah, pemilihan materi yang Selanjutnya RPP diujicoba pada
disesuaikan dengan kurikulum yang guru IPA dan 20 orang peserta didik
terdapat di sekolah, melakukan kelas VIII di salah satu sekolah yang
tinjauan terhadap KI dan KD untuk menjadi subjek dalam penelitian. Proses
menentukan indikator-indikator yang ujicoba dilakukan dengan mengamati
hendak dicapai, menentukan model keterlaksanaan proses pembelajaran di
pengembangan yang digunakan kelas dan aktivitas peserta didik selama
sebagai dasar atau landasan untuk proses pembelajaran berlangsung untuk
membuat kerangka dari RPP yang memperoleh data kepraktisan RPP yang
akan dibuat.. dikembangkan. Kemudian melakukan tes
b. Studi Lapangan, untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis (KBK) setiap
fakta-fakta di lapangan terkait peserta didik berupa pretest dan posttest,
penggunaan RPP sekolah dan serta memberikan angket respon guru
kemampuan peserta didik sehingga dan angket respon peserta didik setelah
dapat dijadikan acuan dalam penggunaan produk yang telah
pengembangan RPP berbasis Levels dikembangkan oleh peneliti untuk
of Inquiry. memperoleh data keefektifan RPP yang
2. Perencanaan (Planning) dikembangkan.
Tahap perencanaan meliputi 5. Perbaikan Produk (Main Product
rancangan produk yang akan Revision)
dihasilkan serta proses Tahap terakhir yang dilakukan
pengembangannya seperti pemilihan yaitu perbaikan/penyempurnaan terhadap
Kompetensi Inti dan Kompetensi hasil ujicoba sebelumnya dengan
Dasar, penyusunan Indikator memperhatikan hasil validasi oleh
Pencapaian Kompetensi dan tujuan validator ahli, tanggapan guru dan
pembelajaran, dan menyiapkan tanggapan peserta didik terhadap RPP
instrumen penelitian. yang dikembangkan melalui instrumen
3. Pengembangan format Produk Awal evaluasi program yang disediakan.
(Develop Preliminary From of Product )
Pengembangan format produk awal Instrumen Penelitian
yaitu tahap pengolahan atau Instrumen penelitian yang
pengembangan bentuk awal dari RPP digunakan pada penelitian ini adalah
berbasis Levels of Inquiry pada materi lembar validasi, lembar pengamatan
Usaha & Pesawat Sederhana termasuk keterlaksanaan pembelajaran, lembar
penyusunan instrumen validasi, tahap pengamatan aktiftas peserta didik,
validasi dan revisi. Pada tahap ini pula lembar tes keterampilan berpikir
dilakukan proses pembuatan komponen- kritis dan lembar angket respon guru
komponen pendukung RPP seperti dan peserta didik
silabus, LKPD dan komponen lain yang
terkait misalnya instrumen penilaian Teknik Pengumpulan Data
yang akan digunakan seperti lembar Teknik pengumpulan data
validasi ahli dan lembar observasi. dalam penelitian ini diperoleh dari
Penyusunan instrumen ujicoba lapangan sumber yang akurat dan bahan yang
berupa angket tanggapan untuk guru dan relevan dan dapat digunakan dengan
angket tanggapan untuk peserta didik. tepat sesuai tujuan penelitian, yakni
RPP yang telah dibuat dan instrumen dari proses pengamatan, dokumentasi
yang terkait kemudian divalidasi oleh 2 dan angket.
orang Ahli Pembelajaran dan 2 orang
Ahli Evaluasi dengan tujuan untuk Teknik Analisis Data
1. Analisis Validitas

5
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

Data yang diperoleh dari hasil Tabel 2 Konversi Data Kuantitatif ke


penilaian oleh 2 orang Ahli Pembelajaran Data Kualitatif dengan
dianalisis secara deskriptif, dengan skala 5
langkah-langkah sebagai berikut. Interval Hasil Kriteria
Kategori
a. Pengumpulan data kasar meliputi Validasi Validitas
pemberian skor dengan banyaknya
ahli yang dimohon untuk memberi 0,80<V ≤1,00 Sangat
Tinggi
Sangat
Valid
masukan sebanyak 2 orang ahli 0,60<V ≤0,80 Tinggi Valid
dengan
Cukup Cukup
kepakaran yang relevan dengan 0,40<V ≤0,60 Tinggi Valid
bidang yang diteliti.
Kurang
b. Skor yang telah diperoleh 0,20<V ≤0,40 Rendah
Valid
selanjutnya digunakan untuk
Sangat Tidak
menghitung indeks kesepakatan ahli 0,00<V ≤0,20 Rendah Valid
(Rater Agreement) dengan indeks
Aiken (1985) yang merupakan
indeks untuk menunjukkan 2. Analisis Kepraktisan RPP
kesepakatan hasil penilaian para ahli Analisis kepraktisan RPP diperoleh
tentang validitas, baik untuk butir dari lembar penilaian keterlaksanaan
maupun untuk perangkatnya. pembelajaran dan lembar aktivitas
peserta didik selama proses pembelajaran
V=
∑s berlangsung. Kriteria hasil
N (c−1 ) , dimana s = r- keterlaksanaan pembelajaran dan
aktivitas peserta didik berdasarkan skor
l…..........(1)
rata-rata penilaian yang diberikan dua
Keterangan:
pengamat dengan kriteria yang
r = rating penilai
ditunjukkan pada Tabel 3.
l = rating penilai kategori rendah
Tabel 3 Kriteria Pengkategorian
c = kategori tertinggi
Penilaian Keterlaksanaan
N = jumlah penilai/responden
Pembelajaran dan Aktivitas
c. Untuk menginterpretasi nilai
Peserta Didik
validitas isi yang diperoleh dari
perhitungan di atas, maka digunakan Interval Hasil Validasi Kriteria Validitas
pengklasifikasian validitas menurut 0,80<V ≤1,00 Sangat Tinggi
(Guilford, 1956) seperti yang 0,60<V ≤0,80 Tinggi
ditunjukkan pada Tabel 1.
0,40<V ≤0,60 Cukup Tinggi
Tabel 1 Kriteria Validitas Ahli
Interval Hasil Kriteria
0,20<V ≤0,40 Rendah
Validasi Validitas 0,00<V ≤0,20 Sangat Rendah
0,80<V ≤1,00 Sangat Tinggi Dari data kuantitatif yang
diperoleh kemudian dikonversikan ke
0,60<V ≤0,80 Tinggi data kualitatif dengan interval kriteria
0,40<V ≤0,60 Cukup Tinggi penilaian dapat diperoleh melalui Tabel
0,20<V ≤0,40 Rendah 4.
Tabel 4 Konversi Data Kuantitatif ke
0,00<V ≤0,20 Sangat Rendah Data Kualitatif dengan Skala 5
pada Penilaian Keterlaksanaan
Kemudian suatu item atau Pembelajaran dan Aktivitas
perangkat dapat dikategorikan Peserta Didik
berdasarkan indeksnya dan Interval Hasil Kriteria
dikonversikan ke data kualitatif Kategori
Validasi Validitas
dengan interval kriteria penilaian Sangat Sangat
dapat diperoleh melalui Tabel 2 0,80<V ≤1,00 Tinggi Baik

6
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

0,60<V ≤0,80 Tinggi Baik 4 = Jika Setuju (S)


Cukup Cukup 5 = Jika Sangat Setuju (SS)
0,40<V ≤0,60 Tinggi Baik Secara matematis persentase tiap
respon dapat dihitung sebagai berikut
Kurang
0,20<V ≤0,40 Rendah
Baik
(Arikunto, 2010).
Sangat Jumlah skor jawaban siswa
0,00<V ≤0,20 Tidak Baik P= ×100%. . ..( 4 )
Rendah Skor maksimal respon
Persentase respon peserta didik
3. Analisis Keefektifan RPP dikonversi dengan kriteria menurut
a. Analisis Hasil Tes Keterampilan (Sugiyono, 2016) seperti pada Tabel
Berpikir Kritis 6.
Analisis tes KBK diperoleh Tabel 6 Kriteria pengkategorian
dari soal Pretest dan Posttest. Penilaian Keefektifan RPP
Adapun persamaan yang digunakan Interval Skor Kategori Penilaian
untuk menghitung ketuntasan belajar 81 %−100 % Sangat Baik
peserta didik secara individu 61 %−80% Baik
(Arikunto, 2009) adalah sebagai
berikut. 41 %−60 % Cukup Baik
skor yang diperoleh 21 %−40 % Kurang Baik
Ketuntasan = ×100 % 0 %−20 % Tidak Baik
skor total
Kriteria ketuntasan belajar
Syarat Kelayakan RPP
peserta didik secara individu dapat
RPP berbasis Levels of Inquiry
dilihat melalui gain score dengan
dikatakan layak digunakan sebagai
perhitungan sebagai berikut.
RPP apabila validator ahli
% ( Sf )−% (Si) pembelajaran dan ahli evaluasi
g= .. .. . .. .. . .. .. . .. .. . .(3 )
% ( S maks )−% ( Si) menunjukkan valid atau sangat valid
Keterangan: untuk digunakan sebagai RPP atau
g = Skor N-Gain nilai indeks kesepakatan akhir
Sf = Skor Posttest (Indeks Aiken) diantara 0,60-1,00
Si = Skor Pretest hasil analisis kepraktisan RPP yang
Smaks = Skor Maksimal diukur melalui lembar keterlaksanaan
Gain score diinterpretasikan sesuai pembelajaran dan lembar aktivitas
dengan kriteria menurut Hake (1998) peserta didik serta analisis
sesuai Tabel 5. keefektifan RPP yang diukur melalui
Tabel 5 Kriteria Gain ternormalisasi instrumen tes Keterampilan Berpikir
Interval Skor Kriteria gain Kritis, angket respon guru dan angket
respon peserta didik mencapai skor
(g)≥ 0,7 Tinggi
dalam kategori “Baik atau Sangat
0,7 >( g) ≥ 0,3 Sedang Baik”.
(g) < 0,3 Rendah
HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Angket Respon Peserta Didik
Analisis data angket peserta Hasil Penelitian
didik menggunakan skala sikap Validitas Rencana Pelaksanaan
(skala Likert) dengan kisaran 1-5 Pembelajaran (RPP)
dengan pernyataan positif dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
alternatif jawaban dan skor jawaban (RPP) yang dikembangkan dalam penelitian
sebagai berikut. ini adalah RPP model pembelajaran berbasis
1 = Jika Sangat Tidak Setuju (STS) penelitian (Inquiry) pada materi Usaha &
2 = Jika Tidak Setuju (TS) Pesawat Sederhana yang dirancang untuk 4
3 = Jika Cukup Setuju kali pertemuan. Beberapa aspek RPP yang

7
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

dinilai oleh validator meliputi format umum, melalui lembar keterlaksanaan pembelajaran.
isi, kegiatan pembelajaran, kesesuaian Hasil yang diperoleh tentang keterlaksanaan
pembelajaran, dan bahasa. Hasil validasi pembelajaran dengan model pembelajaran
terhadap RPP disajikan dalam Tabel 7. Levels of Inquiry pada tiap pertemuan
Tabel 7 Penilaian Ahli Pembelajaran terlaksana dalam kategori “Sangat Baik”
Aspek yang Indeks Aiken (V) RPP dengan indeks 0.8; 0.9; 1; dan 1 dan aktivitas
Dinilai Pertemuan Ke- peserta didik yang teramati dalam setiap
pertemuan selama proses pembelajaran
No. Deskripsi 1 2 3 4
berkategori “Baik & Sangat Baik” dengan
Format indeks 0.78; 0.83, 1; dan 1.
1 1,00 1,00 1,00 1,00
Umum
2 Isi 1,00 1,00 1,00 1,00 Efektivitas Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran (RPP)
3 Pembelajara 0,96 1,00 1,00 1,00 Hasil tanggapan 20 peserta
n didik kelas VIIIA SMP Negeri 6
Kesesuaian Buton Tengah terhadap Rencana
4 Pembelajara 0,95 0,97 0,97 0,97 Pelaksanaan Pembelajaran berbasis
n Levels of Inquiry dari 13 item
5 Bahasa 0,91 0,95 0,95 1,00 pertanyaan yang diberikan, diperoleh
jawaban dengan kategori sangat baik
Indek Aiken Per
0,96 0,98 0,98 0,99 dengan persentase akhir sebesar
Pertemuan
90,0%. Adapun Hasil
Sangat Sangat Sangat Sangat
Kategori tanggapan/komentar Guru IPA
Valid Valid Valid Valid
SMPN 6 Buton Tengah terhadap
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil validasi dengan model Levels of Inquiry
RPP yang dikembangkan sebanyak empat melalui 14 item pertanyaan diperoleh
kali pertemuan dari dua orang validator, persentase sebesar 97 % dengan
diperoleh hasil ke empat RPP yang kategori “Sangat Baik”.
dikembangkan berada pada kategori “Sangat Hasil analisis keterampilan
Valid” dengan indeks 0.96; 0.98; 0.98 dan berpikir kritis peserta didik diperoleh
0.99, hasil ini diperoleh dengan melakukan pada saat pretest belum ada yang
revisi berulang kali berdasarkan saran-saran dapat mencapai ketuntasan minimal
yang diberikan validator.
sebesar ¿ 68. Namun, hasil yang
Hasil validasi tes Keterampilan
diperoleh setelah penerapan RPP
Berpikir Kritis (KBK) materi Usaha
dengan model pembelajaran Levels
& Pesawat Sederhana diperoleh hasil
of Inquiry dan dilakukan Posttest
dari aspek isi maupun bahasa dan
diperoleh peningkatan pada nilai
penulisan pada tiap soal berada pada
peserta didik. Hasil analisis N-gain
kategori “Valid & Sangat Valid”.
menunjukkan bahwa setelah
Artinya dapat digunakan sebagai
mengikuti pembelajaran diperoleh
instrumen penilaian untuk materi
hasil N-gain yang tinggi untuk
pokok Usaha & Pesawat Sederhana
seluruh peserta didik yaitu sebesar
dengan sedikit revisi.
0,78.

Pembahasan
Kepraktisan Rencana Pelaksanaan
Validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran (RPP)
Keterlaksanaan pembelajaran dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
aktifitas peserta didik diukur melalui kegiatan
yang dikembangkan terdiri dari 4 kali
observasi dua orang pengamat terhadap
pertemuan, dimana pertemuan pertama (RPP
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan
01) membahas mengenai usaha dan daya,
menggunakan RPP berbasis Levels of Inquiry

8
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

pertemuan kedua (RPP 02) membahas diperoleh bahwa setiap skenario


mengenai katrol & roda berporos, pertemuan pembelajaran dimulai dari kegiatan
ketiga (RPP 03) membahas mengenai bidang pendahuluan, kegiatan inti dan penutup,
miring & pengungkit, dan pertemuan terlaksana dalam kategori sangat baik dengan
keempat (RPP 04) membahas mengenai indeks kesepakatan pengamat tiap pertemuan
pengungkit & prinsip kerja pesawat secara berurutan sebesar 0,8; 0,9; 1; dan 1.
sederhana pada sistem gerak manusia. RPP Dari data tersebut menunjukkan
yang dikembangkan tersebut, divalidasi oleh peningkatan keterlaksanaan pembelajaran
dua orang ahli pembelajaran dan dianalisis dalam setiap pertemuan yang dinilai oleh dua
menggunakan indeks Aiken, yaitu indeks orang pengamat. Peningkatan skor yang
yang menunjukkan kesepakatan hasil diperoleh dari kategori sangat baik dengan
penilaian para validator mengenai validitas indeks tiap pertemuan meningkat.
RPP. Peningkatan skor keterlaksanaan
Mencermati hasil analisis validasi RPP pembelajaran dalam setiap pertemuan
yang ditunjukkan pada Tabel 4.6 dapat dilihat menunjukkan bahwa guru berusaha
bahwa RPP yang dikembangkan dalam mengurangi kendala yang terjadi.
penelitian ini memperoleh indeks Aiken Aktivitas peserta didik diamati selama
untuk masing-masing pertemuan yaitu, RPP proses pembelajaran dengan
01 memperoleh indeks Aiken sebesar 0,96 mengimplementasikan Rencana Pelaksanaan
berada pada kategori sangat valid, RPP 02 Pembelajaran (RPP) IPA dengan model
dan RPP 03 memperoleh indeks Aiken pembelajaran Levels of Inquiry. Aktivitas
sebesar 0,95 berada pada kategori sangat peserta didik dinilai dengan menggunakan
valid, RPP 04 memperoleh indeks Aiken lembar pengamatan aktivitas peserta didik
sebesar 0.99 berada pada kategori sangat yang diperoleh melalui observasi dua orang
valid. pengamat selama kegiatan pembelajaran
Hasil validasi RPP oleh ahli berlangsung. Hasil observasi aktivitas peserta
pembelajaran di atas yang ditunjukkan didik selama kegiatan pembelajaran dapat
melalui indeks kesepakatan validator (Rater dilihat pada Tabel 4.6.
Agreement), mengindikasikan bahwa RPP Terdapat 17 aspek yang diamati untuk
yang dikembangkan valid dengan kategori dinilai kedua pengamat selama proses
“Sangat Valid” dan dapat digunakan dengan pembelajaran. Pengamatan dilakukan selama
melakukan sedikit revisi melalui saran-saran empat kali pertemuan dimulai saat awal
yang diberikan validator. Saran-saran yang kegiatan pembelajaran hingga pembelajaran
diberikan validator berkaitan dengan selesai. Berdasarkan hasil analisis penilaian
perincian proses pembelajaran yang akan pengamatan aktivitas peserta didik pada
dilaksanakan, dan perbaikan kegiatan setiap pertemuan yang disajikan pada Tabel
pembelajaran yang dilakukan pada tiap tahap 4.11 menunjukkan peningkatan
pembelajaran. keterlaksanaan aktivitas peserta didik.
Keterlaksanaan aktivitas peserta didik pada
Kepraktisan Rencana Pelaksanaan pertemuan pertama diperoleh dengan indeks
Pembelajaran (RPP) kesepakatan pengamat sebesar 0,78 dengan
Pelaksanaan pembelajaran pada kategori “Baik”. Pertemuan kedua, ketiga dan
ujicoba terbatas dilakukan dengan keempat keterlaksanaan aktivitas peserta
menggunakan Rencana Pelaksanaan didik diperoleh dengan indeks kesepatan
Pembelajaran (RPP) berbasis Levels of pengamat sebesar 0,83; 1; dan 1; dengan
Inquiry yang dikembangkan. Keterlaksanaan kategori “Sangat Baik”. Dari data tersebut
pembelajaran dinilai berdasarkan hasil menunjukkan peningkatan aktivitas peserta
pengamatan selama proses pembelajaran didik dari kategori baik hingga sangat baik.
yang dilakukan oleh dua orang pengamat. Peningkatan skor aktivitas peserta didik
Pengamatan dilakukan pada kelas VIIIA dalam setiap pertemuan menunjukkan bahwa
selama 4 kali pertemuan. Hasil pengamatan setiap aktivitas terlaksana dengan baik dan
keterlaksanaan pembelajaran disajikan dalam sesuai dengan RPP.
Tabel 4.10. Berdasarkan tabel hasil analisis

9
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

Dalam mengimplementasikan Rencana Pencapaian Kompetensi dan Indikator


Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentu tidak Keterampilan Berpikir Kritis menurut Robert
secara langsung terbiasa dengan H. Ennis. Tes keterampilan berpikir kritis ini
menggunakan RPP yang dikembangkan oleh terdiri dari 9 indikator yang terbagi dalam 9
peneliti. Terdapat beberapa hambatan yang butir soal essay. Hasil tes KBK yang
tercatat selama pengimplementasian RPP dikembangkan dikatakan tuntas jika
yang dikembangkan. Beberapa kendala atau memenuhi KKM yang ditentukan sebesar
hambatan yang ditemui peneliti selama ¿ 68 Data hasil tes KBK materi usaha dan
proses pembelajaran berlangsung, pesawat sederhana ini dijabarkan dalam
diantaranya: (1) Peserta didik belum mengerti Tabel 4.14 pada hasil penelitian.
untuk merumuskan masalah dan merumuskan Pada Tabel 4.14 menunjukkan bahwa
hipotesis sehingga guru harus menjelaskan saat pretest, seluruh peserta didik
kembali tentang hal tersebut dan menyita memperoleh hasil yaitu tidak ada yang
banyak waktu. (2) Peserta didik tidak terbiasa memenuhi standar KKM yang ditentukan,
mengemukakan pendapat mengenai hal yang tetapi saat posttest hampir seluruh peserta
dia amati dan malu untuk mengungkapkan didik memperoleh hasil yaitu memenuhi
pendapat mereka. (3) peserta didik tidak standar KKM yang ditentukan dengan skor
mengetahui nama, fungsi dan cara n-gain sebesar 0.78 berkategori “Tinggi”. Hal
penggunaan dari alat-alat KIT fisika yang ada ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
sehingga banyak waktu yang digunakan nilai dalam aspek keterampilan berpikir kritis
hanya untuk menjelaskan kembali nama, peserta didik pada saat sebelum dan setelah
fungsi dan cara penggunaan dari alat-alat penerapan RPP.
KIT fisika. (4) peserta didik tidak terbiasa Hal ini dikarenakan dalam proses
mengolah informasi dari data yang mereka pembelajaran Levels of Inquiry di tiap
peroleh saat melakukan percobaan sehingga tahapannya melatih keterampilan berpikir
kesulitan dalam membuat kesimpulan. kritis peserta didik. Seperti pada tahap
Hambatan ini muncul pada awal-awal Discovery Learning peserta didik melakukan
pertemuan yang membuat kegiatan observasi, merekonstruksi argumen dan
pembelajaran tidak terlalu aktif karena mencatat hal-hal yang berkaitan dengan hal
didominasi oleh bimbingan guru selama yang diamati. Pada tahap Demonstrasi
proses pembelajaran. Interactive peserta didik merumuskan
Kendala-kendala yang dihadapi oleh pertanyaan dan merumuskan kemungkinan
guru dalam mengimplementasikan RPP yang jawaban. Pada tahap Inquiry Lesson peserta
dikembangkan tentu tidak dapat dihilangkan didik memutuskan hal-hal yang akan
begitu saja, namun kendala tersebut dapat dilakukan/ menentukan suatu tindakan
diminimalisir melalui solusi-solusi alternatif berkaitan dengan perencanaan melakukan
yang dapat dilakukan guru dengan bantuan penyelidikan. pada tahap Inquiry Laboratory
peserta didik. Kerjasama antara guru dan peserta didik mempertimbangkan hasil
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di observasi, mendefenisikan istilah dan
kelas akan membuat kondisi kelas yang membuat kesimpulan. Hal ini selaras dengan
kondusif sehingga pelaksanaan kegiatan hasil penelitian purwanto (2013) bahwa
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dengan model pembelajaran Levels of
dan mencapai tujuan indikator dan Inquiry dapat melatihkan kemampuan
kompetensi dasar yang ditargetkan berinkuiri peserta didik yang didalamnya
sebelumnya. sejalan dengan indikator keterampilan
berpikir kritis peserta didik.
Efektivitas Rencana Pelaksanaan Pada penelitian ini, respon guru dan
Pembelajaran (RPP) peserta didik dinilai dengan menggunakan
Tes keterampilan berpikir kritis adalah lembar respon yang dibagikan kepada guru
tes yang digunakan untuk melihat ketuntasan dan peserta didik untuk mengetahui
pemahaman peserta didik pada materi usaha tanggapan guru terhadap RPP yang
dan pesawat sederhana. Tes ini dikembangkan dan tanggapan peserta didik
dikembangkan berdasarkan Indikator

10
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

terhadap pembelajaran yang telah mereka Dahar, 1996) bahwa pembelajaran berbasis
lakukan selama empat kali pertemuan dengan inkuiri merupakan pembelajaran yang sesuai
menggunakan RPP model pembelajaran dengan hakikat manusia untuk selalu mencari
Levels of Inquiry yang dikembangkan. pengetahuan secara aktif. Dengan model
Lembar angket yang diberikan kepada pembelajaran inkuiri, materi pelajaran yang
peserta didik berisi 13 pernyataan akan diisi didapatkan peserta didik selain akan lebih
oleh peserta didik melalui pemberian tahan lama, mudah di ingat, serta lebih
checklist, sedangkan untuk angket respon mudah diterapkan pada kondisi yang
guru berisi 14 item pertanyaan dan membagi berbeda, juga dapat memunculkan motivasi
5 kategori penilaian (Sangat Setuju, Setuju, belajar serta dapat melatih kecakapan
Cukup Setuju, Tidak Setuju, Sangat Tidak berpikir secara terbuka. Tabel 4.13
Setuju). menunjukkan persentase respon guru
Respon guru dan peserta didik terhadap terhadap RPP dengan model pembelajaran
pembelajaran yang berlangsung selama ini Levels of Inquiry, diperoleh jawaban dengan
dapat dijadikan sebagai acuan keefektifan persentase sebesar 97% kategori “Sangat
suatu pembelajaran. Apabila guru dan peserta Baik”.
didik merespon positif, maka pembelajaran
yang diberikan selama ini dianggap secara KESIMPULAN
positif dapat memudahkan guru dalam
merencanakan pembelajaran serta membantu Berdasarkan hasil analisis data
peserta didik dalam memahami dan dan hasil pembahasan diperoleh
menemukan konsep-konsep pada materi kesimpulan bahwa Rencana
usaha dan pesawat sederhana. Hasil analisis Pelaksanaan Pembelajaran model
respon guru dan peserta didik ditunjukkan pembelajaran Levels of Inquiry yang
dalam Tabel 4.12 dan Tabel 4.13 pada bagian dikembangkan memiliki kategori
hasil penelitian. “Valid” dengan nilai indeks keempat
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel RPP sebesar 0,96; 0,98; 0,98; dan
4.12 menunjukkan bahwa respon peserta 0,99, praktis dengan nilai indeks
didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran keterlaksanann pembelajaran sebesar
sangat baik, terlihat pada hasil kesimpulan 0,96 dan nilai indeks aktifitas peserta
akhir yang diperoleh secara keseluruhan didik sebesar 0,90 dan efektif dengan
dengan persentase sebesar 90% peserta didik nilai presentase respon peserta didik
merespon dengan sangat baik. Dari data sebesar 90% dan nilai N-Gain tes
dalam Tabel 4.12 juga diperoleh bahwa Keterampilan Berpikir Kritis peserta
peserta didik termotivasi serta didik sebesar 0,78 dengan kategori
membangkitkan rasa senang dan minat “Tinggi” sehingga layak digunakan
belajar selama pembelajaran. Josef, dkk sebagai RPP pada materi pokok
(2012) memperoleh fakta berdasarkan Usaha & Pesawat Sederhana tingkat
penelitiannya bahwa pembelajaran sains SMP/MTs.
berbasis Inquiry berhasil diterapkan sebagai
salah satu metode pembelajaran karena DAFTAR PUSTAKA
mendorong motivasi peserta didik dalam
belajar. Aiken, L. R. (1985). Three Coefficients for
Motivasi dan minat peserta didik Analyzing The Reliability, and
muncul karena pembelajaran yang dilakukan Validity of Ratings. Educational and
cukup menantang dengan diberikannya Psychological Measurement.
masalah-masalah yang berkaitan dengan Anderson, L. W. 2017. Pembelajaran,
kehidupan sehari-hari peserta didik di setiap Pengajaran, dan Asesmen.
awal pembelajaran. Setelah itu peserta didik Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
berusaha dengan kemampuan mereka Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar
menyelidiki lebih lanjut secara bertahap Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
dalam setiap tahapan pembelajaran LOI. Hal Jakarta : PT Bumi Aksara.
ini sejalan dengan pendapat Bruner (dalam

11
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

Borg, W.R. & Gall, M.D. 1989. Educational Kementerian Pendidikan dan Kedudayaan
Research: An Introduction, Fifthy Indonesia. 2017. Ilmu Pengetahuan
Edition. New York : Longman. Alam. Kementerian Pendidikan dan
Borg, W.R & Gall, M.D. 2003. Educational Kedudayaan Indonesia. Jakarta.
Research: An Introduction, Seventh Mulyasa. 2018. Implementasi Kurikulum
Edition. New York : Longman. 2013 Revisi dalam Era Revolusi
Dahar, R. W. 1996. Teori-Teori Belajar. Industri 4.0. Rawamangun : PT Bumi
Jakarta : Erlangga. Aksara.
Daniati, Novia, dkk. 2017. Analisis Tingkat Nieveen, N. 1999. Prototyping to Reach
Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Product Quality. Design Approaches
Didik Kelas VII SMP Negeri 2 and Tools in Education and
Padang Tentang Materi Pencemaran Training. London : Kluwer
Lingkungan. Padang : Universitas Academic Publisher.
Negeri Padang. Nurbaedah, Nunung Siti. 2013. Internalisasi
Ennis, R.H. 2011. The Nature of Critical Nilai-Nilai Berpikir Kritis Melalui
Thinking: An Outline of Critikal Model Pembelajaran Inkuiri Sains.
Thinking Dispositions and Abilities. Bandung : Universitas Pendidikan
Chicago : University of Illinois. Indonesia.
Facione, P. A. (2011). Critical Thinking: Nuryanti, Lilis, dkk. 2017. Analisis
What It Is and Why It Counts. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Millbrae : Measured Reasons and SMP. Malang : Universitas Negeri
The California Academic Press. Malang.
Fazriyah, Nurul. 2016. Kemampuan Berpikir Panduan Pengembangan Bahan Ajar (2008).
Kritis pada Pembelajaran Abad 21 Departemen Pendidikan Nasional:
di Sekolah Dasar. Bandung : Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
Universitas Pasundan. dan Menengah, Direktorat
Fisher, A. 2008. Berpikir Kritis Sebuah Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Pengantar, Terjemahan Benyamin Peraturan Menteri Pendidikan dan
Hadinata. Jakarta : Erlangga. Kebudayaan Republik Indonesia
Guilford, J.P. 1956. Fundamental Statistic in Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Psychology and Education. 3rd Ed. Standar Isi Pendidikan Dasar dan
New York: McGraw-Hill Book Menengah.
Company, Inc. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Hendryadi, 2014. Content Validity (Validitas Kebudayaan Republik Indonesia
Isi). Teori Online Personal Paper. Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Irfan, Mochammad. 2016. Penerapan Levels Standar Proses Pendidikan Dasar
of Inquiry dalam Pembelajaran IPA- dan Menengah.
Fisika untuk Meningkatkan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Keterampilan Abad ke-21 (4C’s) Kebudayaan Republik Indonesia
pada Siswa SMP. Bandung : Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Universitas Pendidikan Indonesia. Standar Penilaian Pendidikan.
Josef, T., Trnova, E., & Sibor, J. 2012. Peraturan Menteri Pendidikan dan
Implementation of Inquiry Based Kebudayaan Republik Indonesia
Science Education in Science Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Teacher Training. International Kompetensi Inti dan Kompetensi
Journal On New Trend In Education Dasar pada Kurikulum 2013 pada
And Their Implication. Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Kementerian Pendidikan dan Kedudayaan Menengah.
Indonesia. 2017. Buku Guru Ilmu Purwanto. 2013. Analisis Kemampuan
Pengetahuan Alam. Kementerian Inkuiri dan Hasil Belajar Siswa
Pendidikan dan Kedudayaan Sekolah Mengengah Pertama
Indonesia. Jakarta. Melalui Model Pembelajaran
Berbasis Model Hierarki Of Inquiry.

12
Jurnal Penelitian Pendidikan Fisika, Vol.x No.x, thn, hal. x-x
JIPFi Available Online at http://ojs.uho.ac.id/index.php/JIPFI
e-ISSN:

Bandung : Universitas Pendidikan Penemuan Berbantuan Software


Indonesia. Lectora Inspire untuk Meningkatkan
Safitri, Ramona, dkk. 2015. Pengembangan Hasil Belajar Peserta Didik pada
Perangkat Pembelajaran IPA SMP Materi Pokok Gelombang Bunyi dan
Berorientasi Keterampilan Berpikir Cahaya Tingkat SMA/Ma. Kendari :
Kritis pada Pokok Bahasan Getaran Universitas Halu Oleo.
dan Gelombang dengan Model Wenning, Carl J. 2004. Levels of Inquiry:
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Hierarcies of Pedagogical Practices
Banjarmasin : UNLAM and Inquiry Processes. USA : Illinois
Banjarmasin. State University.
Silalahi, Albinus. 2017. Development Wenning, Carl J. 2011. The Levels of Inquiry
Reasearch (Penelitian Model of Science Teaching. USA :
Pengembangan) dan Research & Illinois State University.
Development (Penelitian & Wenning, Carl J. 2012. Levels of Inquiry
Pengembangan) Dalam Bidang Model of Science Teaching :
Pendidikan/Pembelajaran. Medan : Learning sequence to Lesson Plans.
Universitas Negeri Medan. USA : Illinois State University.
Snyder, LG. and Snyder, MJ. (2008). Yuberti, 2014. Penelitian dan
Teaching Critical Thinking and Pengembangan yang Belum
Problem Solving Skills. The Delta Pi Diminati dan Perspektifnya.
Epsilon J. L (2): 90-99. Lampung : IAIN Raden Intan
Sugiyono, 2016. Metode penelitian & Lampung.
Pengembangan Research and
Development. Bandung : Alfabeta.
Susilowati. 2018. Keefektifan Perangkat
Pembelajaran Berbasis Inquiry
Lesson untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.
Surakarta : Universitas Sebelas
Maret.
Thompson, C. (2011). Crotical across the
curriculum: procces over output.
International Journal of Humanisties
and Social Science, 1(9), 1-7.
Trianto. 2014. Model Pembelajaran
Terpadu: Konsep, Strategi, dan
Implementasinya dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta : Bumi Aksara.
Vijayaratnam, P. (2012). Developing higher
order thinking skills and team
commitment via group problem
solving: A bridge to the real world.
Procedia Social and Behavioral
Sciences 66, 53-63.
Wahyuni, Eka. 2018. Pengembangan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Fisika Model Pembelajaran

13

You might also like