Jurnal Life Birth: The Effect of Health Education in Pregnant Mothers Against Knowledge About Preeklampsia
Jurnal Life Birth: The Effect of Health Education in Pregnant Mothers Against Knowledge About Preeklampsia
Jurnal Life Birth: The Effect of Health Education in Pregnant Mothers Against Knowledge About Preeklampsia
ABSTRACT
Preeclampsia is a collection of symptoms that arise in pregnant women consisting of hypertension,
edema, and urinary protein symptoms usually appear after 28 weeks of pregnancy or more. The maternal
mortality rate in Indonesia is still high at 305 per 100,000 live births, seen from the health status of the
mother, especially pregnant women, 28.8% of pregnant women suffer from preeclampsia. The high rate
of maternal and infant mortality in Indonesia cannot be separated from various influencing factors
including the lack of health awareness. Lack of maternal knowledge of the incidence of preeclampsia in
pregnant women is the cause of the increased number of preeclampsia, therefore it is necessary to provide
health education so that mothers can know the signs and symptoms of preeclampsia and complications
that will occur. Herlang Health Center Herlang District. The research design used in this study is Pre
Experimental Design with the One-Group Pretest-Posttest Design approach. The population in this study
as many as 93 people in the Herlang Health Center Herlang District with many respondents 45 pregnant
women. The sampling technique is Non-probability sampling. Statistical test using the Wilcoxon test.
Results: In the knowledge of the mother obtained a value of P = 0,000 (p <0.05), it was concluded that
there were significant differences in knowledge between before being given health education and after
being given health education to pregnant women. Conclusion: There are differences in proportions before
and after health education is given. Suggestion: Health education is given regularly to prevent
preeclampsia.
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 68
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
I. PENDAHULUAN
Pendidikan kesehatan merupakan kumpulan pengalaman yang memberikan pengaruh
baik kepada kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesehatan
individu, masyarakat ataupun negara. Tujuan pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya
kehamilan akan membuat ibu menjadi tahu, memahami dan bisa melakukan aplikasi
dengan mengambil keputusan yang sesuai jika menjumpai atau terjadi tanda bahaya
kehamilan. Preeklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan berkelanjutan,
dengan gejala khas hipertensi, edema dan protein urine. Menurut WHO (2017)
Komplikasi utama yang menyumbang 80% dari seluruh kematian ibu adalah
perdarahan hebat setelah melahirkan, infeksi setelah melahirkan, dan preeklampsia.
Angka kejadian preeklampsia bervariasi di berbagai negara. Frekuensi di negara-negara
maju untuk kejadian preeklampsia 0,05%-0,1%, sedangkan untuk negara berkembang
frekuensinya adalah 0-0,7%. Menurut preeclampsia Foundation di negara berkembang,
seorang wanita adalah tujuh kali lebih mungkin untuk mengembangkan preeklampsia
di bandingkan dengan wanita di negara maju.
Berdasarkan survai Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 angka
kematian ibu di indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.
Target Global MDGS (Millenium Development goals) ke 5 dan Sustainable Development
Goals (SDGs) adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 namun tahun 2015 target tersebut belum tercapai
Angka Kematian Ibu Indonesia masih tinggi yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Dilihat dari status kesehatan ibu khususnya ibu hamil 28.8% ibu hamil menderita
preeklampsia dan bisa mengakibatkan gangguan kardiovaskuler yang menjadi penyebab
kematian ibu saat melahirkan (Kemenkes, 2016). Tingginya angka kematian ibu dan
bayi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhi
diantaranya kondisi sosial ekonomi, rendahnya pendidikan, faktor sosial budaya,
kurangnya kesadaran akan kesehatan dan belum berfungsinya secara optimal pelayanan
kesehatan pada ibu pada masa kehamilan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Linggardini and Aprilina, 2016) dengan
judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang
Preeklampsia di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja I, dengan hasil terdapat perbedaan
pengetahuan yang bermakna antara sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil. Penelitian lain dilakukan oleh
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 69
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
(Galuh Ianninda Pramono et al., 2018) dengan judul Pengaruh Pemberian Pendidikan
Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Preeklampsi di
Puskesmas Tlogosari Wetan, dengan hasil terdapat pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan tentang preeklampsia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Tlogosari Wetan kota Semarang (nilai p = 0,000).
Dari data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bulukumba diketahui
Jumlah Ibu Hamil yang ada di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2016 sebanyak
6.778 (88,9%) ibu hamil dan yang terkena preeklampsia sebanyak 59 (8,7%) ibu hamil,
pada tahun 2017 sebanyak 7.219 (99,7%) ibu hamil dan yang terkena preeklampsia
sebanyak 64 (8,8%) ibu hamil, pada tahun 2018 sebanyak 7,182 (94,2%) ibu hamil dan
yang terkena preeklampsia pada tahun 2018 sebanyak 68 (9,4%) ibu hamil. Dari data
yang di peroleh dari Puskesmas Herlang diketahui jumlah ibu hamil pada tahun 2017
sebanyak 250 ibu hamil dan yang terkena preeklampsia sebanyak 14 (5,6%) ibu hamil,
pada tahun 2018 sebanyak 276 ibu hamil dan yang terkena preeklampsia sebanyak 19
(6,8%) ibu hamil. Meskipun peningkatanya tidak terlalu signifikan tapi dampak dari
preeklampsia pada ibu dan bayi sangat berbahya, adapun dampak yang ditimbulkan
pada ibu yaitu Kejang, solusio plasenta, sindrom HELPP, ablasio retina, gagal jantung,
syok hingga dapat menyebabkan kematian pada ibu dan dampak yang di timbulkan
pada bayi yaitu terhambatnya pertumbuhan janin, bayi berat lahir rendah, premature,
asfeksia neonaturum hingga dapat menyebabkan kematian janin dalam uterus. Tujuan
penelitian ini mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan pada ibu hamil terhadap
pengetahuan tentang preeklampsia di Puskesmas Herlang Kecamatan Herlang
II. METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Pre Eksperimental
Design dengan pendekatan One-Group Pretest-Posttest Design yaitu jenis penelitian yang
terdapat pretest, sebelum dilakukan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat
diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum dan
setelah dilakukan perlakuan.
Populasi Dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dari karasteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 70
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
penelitian ini adalah ibu hamil yang berjumlah 93 orang di Puskesmas Herlang
Kecamatan Herlang Khususnya di ruangan poli KIA. Sampel adalah Bagian dari jumlah
dan karasteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Tehnik
pengambilan sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling adalah suatu metode
pemilihan sampel yang dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui dan
memenuhi kriteria pemilihan, sampai jumlah sampel yang diinginkan terpenuhi
(Kusuma Darma, 2017). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 45 sampel.
Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner (angket).Koesioner digunakan untuk
mengumpulkan data tentang nama, umur, usia kehamilan, pendidikan terakhir dan
pekerjaan.
Analisis Data
Analisa data dilakukan untuk mengolah data dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji secara statistic kebenaran hipotesis
yang telah ditetapkan. (1) Analisa Univariat, Digunakan untuk menjabarkan secara
deskriptif mengenai distribusi frekuensi dan proporsi masing-masing variabel terkait. (2)
Analisa Bivariat, Apabila telah dilakukan analisa univariat tersebut sebelumnya,
hasilnya akan diketahui karasteristik atau distribusi setiap variabel, dan dapat
dilanjutkan analisa bivariat (Kusuma Darma, 2017). Penelitian ini menggunakan uji
Wilcoxon.
III. HASIL
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden dengan pendidikan rendah
sebanyak 42 orang (93,3%), (Tabel 4.2) menunjukkan responden yang terbanyak umur
25- 28 sebanyak 14 orang (31,1%).
Tabel 1 Karasteristik Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan dan Umur
Pendidikan Frekuensi (f) Persentase(%)
Tinggi 3 6,7
Rendah 42 93,3
Umur Frekuensi (f) Presentase (%)
17-20 6 13,3
21-24 6 13,3
25-28 14 31,1
29-32 12 26,7
33-36 3 6,7
37-40 4 8,9
Total 45 100,0
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 71
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
kode_post- kode_pre
Z 6,289b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 72
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
IV. PEMBAHASAN
Hasil penelitian sebelum diberikan pendidikan kesehatan (Pre-test) menunjukkan
bahwa dari 45 responden, sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang
sebanyak 42 orang (93,3%) responden, pengetahuan cukup sebanyak 2 orang (4,4%)
responden dan pengetahuan baik sebanyak 1 orang (2,2%) responden. Sebelum diberikan
pendidikan kesehatan sebagian besar ibu hamil mengatakan tidak mengetahui apa itu
preeklampsia dan belum terpapar informasi sebelumnya mengenai preeklampsia pada
saat dilakukan wawancara. Pengetahuan adalah kegiatan yang dikembangkan melalui
proses belajar dan yang terpenting untuk terbentuknya tindakan seseorang kearah yang
lebih baik. Pengetahuan bersifat pengenalan terhadap suatu benda atau hal secara
objektif dan pengetahuan juga merupakan faktor dominan yang penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Linggardini and Aprilina, 2016). Pengetahuan ibu
hamil dapat dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pendidikan, informasi, pengalaman
dan usia. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi
maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain
maupun dari media massa. Hal ini dapat terlihat dari karasteristik responden yang
memberikan gambaran bahwa ibu hamil yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Herlang lebih banyak dengan pendidikan rendah sebanyak 42 orang (93,3%). Semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana seseorang
dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Ulfa, 2017) yang mengatakan bahwa pendidikan
dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang yang mendasari sikap dan perilaku seseorang
terutama dalam pemeliharaan kesehatan. Pendidikan memiliki efek positif terhadap kesadaran
kesehatan dan secara langsung berimbas pada perilaku kesehatan. Dari hasil analisis
peneliti sebelum diberikan pendidikan kesehatan sebagian besar responden memiliki
pengetahuan kurang sebanyak 42 responden (93,3%) dikarenakan responden belum
mengetahui apa itu preeklampsia. Sebagian besar tingkat pengetahuan setelah diberikan
pendidikan kesehatan yaitu memiliki tingkat pengetahuan baik sebesar 41 orang
(91,1%) responden dari sebelumnya 1 orang (2,2%) responden berpengetahuan baik.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Tingkat pengetahuan responden setelah
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 73
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 74
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
Dari hasil analisis peneliti terkait dengan hasil penelitian yang di dapatkan bahwa
sebelum dilakukan pendidikan kesehatan tentang pengetahuan tentang preeklampsia
terlihat responden lebih banyak kategori kurang karena ibu hamil tersebut belum
terpapar informasi sebelumnya. Sedangkan setelah diberikan pendidikan kesehatan
terlihat bahwa terdapat peningkatan pengetahuan tentang preeklampsia dikarenakan ibu
hamil tersebut telah terpapar informasi tentang preeklampsia dan ibu hamil tersebut
pada saat diberikan pendidikan kesehatan responden tersebut tampak antusias
mendengarkan materi yang disampaikan, bertanya seputar preeklampsia yang responden
belum mengerti, dan ibu hamil tersebut lebih termotivasi untuk lebih rutin
memeriksakan kesehatanya dan menjaga pola agar terhindar dari preeklampsia.
Ini membuktikan dari salah satu tingkatan pengetahuan bahwa tahu diartikan
sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, kemudian memahami
diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan meteri tersebut secara benar, dan aplikasi
diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi yang sebenarnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Sebelum diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa dari 45 responden,
sebagian besar responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 42 orang (93,3%)
responden, pengetahuan cukup 2 orang (4,4%) responden dan pengetahuan baik 1 orang
(2,2%) responden. Setelah diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa dari 45
responden, yang paling banyak dengan pengetahuan baik sebanyak 41 orang (91,1%)
responden, kategori cukup 4 orang (8,9%) responden, dan kategori kurang 0 (0%). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa mean signifkan antara pre test dan post test dalam
pemberian pendidikan kesehatan pada ibu hamil diketahui Asymp. Sig. (2-tailed)
bernilai 0,000 karena nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,5 maka dapat disimpulkan Ho
ditolak yang artinya ada perbedaan proporsi sebelum dan sesudah diberikan pendidikan
kesehatan. Bagi ibu hamil disarankan untuk meningkatkan pengetahuan secara mandiri
dengan cara membaca ulang leaflet preeklamsi, mengikuti kelas hamil dan penyuluhan
kesehatan serta mengaplikasikan pengetahuan yang telah diperoleh dari pendidikan
kesehatan.
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 75
Volume 3, Nomor 2, Agustus 2019
DAFTAR PUSTAKA
Galuh Ianninda Pramono, G., Sari Sudarmiati, S.K., Kep, M., Mat, S., Sari Sudarmiati, S.K.,
Kep, M., Mat, S., 2018. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Preeklamsi di Puskesmas Tlogosari Wetan.
Galuh Ianninda Pramono, G., Sari Sudarmiati, S.K., Kep, M., Mat, S., Sari Sudarmiati, S.K.,
Kep, M., Mat, S., 2018. Pengaruh Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Preeklamsi di Puskesmas Tlogosari Wetan.
Kusuma Darma, K., 2017. Metodologi Penelitian Keperawatan. CV.Trans Info Media,
Jakarta.
Linggardini, K., Aprilina, H.D., 2016a. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil
Terhadap Pengetahuan Tentang Preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja I.
MEDISAINS 14.
Linggardini, K., Aprilina, H.D., 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pada Ibu Hamil
Terhadap Pengetahuan Tentang Preeklamsia di Wilayah Kerja Puskesmas Sokaraja I.
MEDISAINS 14.
Sugiyono, 2017. Metodogi penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. ALFABETA, Bandung.
Ulfa, T.M., 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Preeklampsia di Puskesmas
Padang Bulan Kota Medan.
https://doi.org/10.37362/jlb.v3i2.302 Page 76