Pengaruh Perbandingan Minyak Dan Surfaktan Serta Suhu Terhadap Karakteristik Sediaan Krim
Pengaruh Perbandingan Minyak Dan Surfaktan Serta Suhu Terhadap Karakteristik Sediaan Krim
Pengaruh Perbandingan Minyak Dan Surfaktan Serta Suhu Terhadap Karakteristik Sediaan Krim
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of oil and surfactant comparisons and the temperature to the
resultant dosage characteristics and determine the oil and surfactant ratio and the appropriate
temperature for the preparation of cream. This study uses the group random two-factor design. The first
factor is the comparison of oil that is mixture of cocoa fat and virgin coconut oil with surfactants that
is mixture of tween 80 and span 80 consisting of 3 levels, which are 85% ; 15%, 80% ; 20% and 85% ;
25%. The second factor is temperature consisting of 3 levels, which are 60 º C, 70 º C and 80 º C. Results
of this study showed the treatment of oil comparison and surfactants were had an strongly effect to the
homogeneity, adhesive time, spread ability, separation ratio and viscosity, but had no effect on the pH
of cream preparations. Temperature treatment had an strongly effect on homogeneity, adhesive time,
spread ability, separation ratio and viscosity, while only had an effect on the pH of a basic cream.
Interaction between the treatment had an effect on the ratio of separation, pH as well as the spread of
cream preparations, but no had effect on adhesive time and the viscosity of the preparation of cream.
Oil comparison and surfactant treatment of 80%: 20% and temperature 70ºC is the best treatment
resulting in a cream preparations with homogenity characteristics, adhesive time 7.14 Second, ratio of
separator 0.48, spread ability of 6.83 cm, viscosity of 37000 cps and pH 6.05.
Keywords: oil, surfactans, temperature, cocoa fats, virgin coconut oil, tween 80 and span 80
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbandingan minyak dan surfaktan serta suhu
terhadap karakteristik sediaan krim yang dihasilkan serta menentukan perbandingan minyak dan
surfaktan serta suhu yang tepat untuk menghasilkan sediaan krim terbaik. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok dua faktor. Faktor pertama yaitu perbandingan minyak yang merupakan
campuran lemak kakao dan virgin coconut oil dengan surfaktan yang merupakan campuran tween 80
dan span 80 yang terdiri dari 3 taraf, antara lain 85% : 15%, 80% : 20% dan 85% : 25%. Faktor kedua
yaitu suhu pemanasan yang terdiri dari 3 taraf, antara lain 60ºC, 70ºC dan 80ºC. Hasil penelitian ini
menunjukan perlakuan perbandingan minyak dan surfaktan sangat berpengaruh terhadap homogenitas,
daya lekat, daya sebar, rasio pemisahan dan viskositas, tapi tidak berpengaruh terhadap pH sediaan krim.
Perlakuan suhu sangat berpengaruh terhadap homogenitas, daya lekat, daya sebar, rasio pemisah dan
viskositas, dan berpengaruh nyata pada pH sediaan krim. Interaksi antar perlakuan berpengaruh nyata
*Korespondensi Penulis:
Email : [email protected]
513
Hendrawan, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
terhadap rasio pemisahan, pH serta daya sebar sediaan krim, tapi tidak berpengaruh terhadap daya lekat
dan viskositas sediaan krim. Perlakuan perbandingan minyak dan surfaktan 80% : 20% serta suhu 70ºC
merupakan perlakuan terbaik, menghasilkan sediaan krim dengan karakteristik homogen, waktu lekat
7,14 detik, rasio pemisah 0,48, daya sebar 6,83 cm, viskositas 37000 cps dan pH 6,05.
Kata kunci: minyak, surfaktan, suhu, lemak kakao, virgin coconut oil, tween 80 dan span 80.
514
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Perbandingan Minyak dan Surfaktan …
515
Hendrawan, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
gelasbeker yang berisikan lemak kakao. hotplate sesuai pada suhu perlakuan, kemudian
Pembuatan fase air terdiri dari bahan aquades tambahkan xhantan gum ke dalam gelas beker
dan xhantan gum. Aquades dimasukkan ke berisi aquades diaduk sampai homogeny
dalam gelas beker dan diletakkan di atas selama 5 menit.
Tabel 1. Formulasi sediaan krim
No Bahan Berat (g)
1 Minyak (VCO dan lemak kakao) + Surfaktan (tween 80 dan span 80) 35
2 Beeswax 15
3 Gliserin 4
4 Xhantan gum 5
5 Aquades 41
Total 100
Sumber: Pra Penelitian berdasarkan Hydrophilic-Liphopilic Balance (2019)
Setelah itu dilakukan pencampuran dipengaruhi oleh emulsifier (Kurniasih, 2016).
fase minyak dan fase air didalam gelas beker. Emulsifier berupa surfaktan non ionik
Kemudian langsung dilakukan pengadukan menyebabkan terdispersinya seluruh bahan
menggunakan mixer selama 10 menit. Setelah secara merata sehingga menyebabkan seluruh
dilakukan pengadukan menggunakan mixer, formulasi sediaan krim homogen. Sediaan
krim diinkubasi selama 24 jam agar emulsinya krim yang memiliki homogenitas yang baik
stabil. Diagram alir pembuatan basis krim bertujuan agar tidak menyebabkan adanya
dapat dilihat pada Gambar 1. iritasi pada kulit ketika dioleskan (Genatrika et
al., 2016). Sediaan krim sudah sesuai dengan
Variabel yang Diamati
persyaratan di mana sediaan krim harus
Variabel yang diamati pada penelitian
menunjukkan susunan yang homogen dan
ini adalah daya sebar (Voight, 1994), daya
tidak adanya butiran-butiran kasar pada
lekat (Delia et al., 2015), viskositas (Badan
permukaan krim. Homogenitas krim dapat
Standarisasi Nasional, 1996), homogenitas
dilihat pada Gambar 2.
(Michael dan Ash, 1997), rasio pemisah
sediaan krim (Smaoui et al., 2012) dan pH.
(Iswindari, 2014).
Uji Homogentitas
Berdasarkan uji yang dilakukan
menunjukkan bahwa semua sediaan krim
homogen. Homogenitas suatu sediaan krim
ditandai dengan pencampampuran sediaan
krim dan penyebaran warna yang tetap merata Gambar 2. Homogenitas sediaan krim
serta tidak adanya butiran-butiran kasar pada Uji Daya Lekat
permukaan krim saat menyebar menunjukkan Hasil analisis keragaman menunjukkan
bahwa homogenitas suatu sediaan krim stabil. bahwa perlakuan perbandingan minyak dan
Homogennya suatu sediaan krim menandakan surfaktan serta suhu berpengaruh sangat nyata
bahwa semua bahan yang digunakan dalam (P<0,01), sedangkan interaksi keduanya
pembuatan sediaan krim tercampur secara berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap
sempurna. Homogenitas suatu krim
516
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Perbandingan Minyak dan Surfaktan …
daya lekat sediaan krim. Nilai rata-rata daya lekat krim dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Nilai rata-rata daya lekat sediaan krim (detik)
Perbandingan Minyak Suhu (˚C)
dan Surfaktan (%) 60 70 80 Rata-rata
85 : 15 4,17 ± 0,08 6,12 ± 0,13 6,45 ± 0,11 5,58 ± 1,11c
80 : 20 5,08 ± 0,21 7,14 ± 0,13 7,52 ± 0,21 6,58 ± 1,19b
75 : 25 5,63 ± 0,15 7,48 ± 0,13 7,95 ± 0,12 7,02 ± 1,11a
Rata-rata 4,96 ± 0,67c 6,91 ± 0,64b 7,31 ± 0,70a
Keterangan: huruf berbeda di belakang nilai rata-rata pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan tidak
nyata (P>0,05).
Pada Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai daya lekat yang dihasilkan semakin tinggi.
daya lekat pada perlakuan 75% : 25% Daya lekat krim bertujuan untuk
merupakan yang tertinggi, yaitu 7,020 ± 1,11 mengetahui waktu yang dibutuhkan untuk
detik dan nilai daya lekat pada perlakuan 85% melekat pada kulit, semakin lama waktu lekat
: 15% merupakan yang terendah, yaitu 5,578 ± krim maka semakin lama pula kerja obat yang
1,11 detik. Dan pada perlakuan suhu 80˚C sudah ditambahkan pada sediaan krim. Daya
merupakan yang tertinggi, yaitu 7,308 ± 0,70 lekat krim dipengaruhi oleh viskositas krim,
detik dan pada perlakuan suhu 60˚C semakin tinggi viskositas krim maka semakin
merupakan yang terendah, yaitu 4,955 ± 0,67 lama waktu melekat krim pada kulit (Azkiya et
detik. al., 2017). Menurut SNI, suatu sediaan krim
Daya lekat krim dipengaruhi oleh dikatakan baik apabia dapat melekat pada kulit
jumlah surfaktan yang ditambahkan, semakin lebih dari 4 detik. Semakin lama suatu sediaan
banyak surfaktan maka lapisan disekeliling krim menempel pada kulit maka daya absorbs
tetesan terdispersi akan semakin terjaga zat pada kulit akan semakin baik (Ansel,
sehingga dapat mencegah terjadinya 2008).
pemisahan cairan terdispersi dan emulsi
Uji Rasio Pemisahan
menjadi stabil. Semakin stabil emulsi yang Hasil analisis keragaman menunjukkan
dihasilkan maka daya lekat krim akan semakin bahwa perlakuan perbandingan minyak dan
lama. Selain perbandingan minyak dan surfaktan serta suhu berpengaruh sangat nyata
surfaktan, daya lekat sediaan krim juga (P<0,01), dan interaksi antar perlakuan
dipengaruhi oleh suhu karena semakin tinggi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap rasio
suhunya akan membuat akuades lebih banyak pemisahan sediaan krim. Nilai rata-rata rasio
menguap sehingga krim yang dihasilkan pemisahan krim dapat dilihat pada Tabel 3.
menjadi kental. Semakin kental sediaan krim,
Tabel 3. Nilai rata-rata rasio pemisah sediaan krim
Perbandingan Minyak dan Suhu (˚C)
Surfaktan (%) 60 70 80
85 : 15 0,34 ± 0,00 f 0,41± 0,02 de 0,38 ± 0,01 def
80 : 20 0,42 ± 0,01 f 0,48 ± 0,00 ab 0,43 ± 0,00 cd
75 : 25 0,37 ± 0,01 ef 0,51 ± 0,02 a 0,46 ± 0,02 bc
Keterangan: huruf berbeda dibelakang nilai rata-rata pada kolom serta baris yang berbeda menunjukan perbedaan nyata
(P<0,05)
Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai rasio 0,02 yang terdapat pada perbandingan minyak
pemisah sediaan krim tertinggi sebesar 0,51 ± dan surfaktan 75% : 25% dan pada suhu 70˚C.
517
Hendrawan, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
Sedangkan nilai rasio pemisah terendah berbeda (Khan et al., 2010). Rasio pemisahan
sebesar 0,34 ± 0,00 yang terdapat pada merupakan salah satu parameter dalam
perbandingan minyak dan surfaktan 85% : menentukan kestabilan suatu emulsi. Emulsi
15% pada suhu 60˚C. dikatakan baik apabila nilai rasio pemisahan
Semakin sedikit jumlah surfaktan yang krim mendekati atau sama dengan 1.
digunakan maka kemampuan mengikat
Uji Derajat Keasaman (pH)
minyak menjadi rendah sehingga nilai rasio Hasil analisis keragaman menunjukkan
pemisahan krim akan semakin rendah. bahwa perbandingan minyak dan surfaktan
Semakin tinggi suhu yang digunakan maka berpengaruh tidak nyata (P>0,05), sedangkan
krim yang dihasilkan semakin kental sehingga suhu pemanasan serta interaksi antar perlakuan
krim tidak mudah terpisah dan nilai rasio berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap derajat
pemisahan krim semakin rendah. Uji rasio keasaman (pH) sediaan krim. Nilai rata-rata
pemisahan bertujuan untuk memisahkan dua derajat keasaman dapat dilihat pada Tabel 4.
atau lebih zat yang memiliki kepadatan yang
Tabel 4. Nilai rata-rata derajat keasaman (pH) pada sediaan krim
Perbandingan Minyak dan Suhu (˚C)
Surfaktan (%) 60 70 80
a
85 : 15 5,95 ± 0,07 5,85 ± 0,07 ab 5,90 ± 0,00 ab
80 : 20 5,85 ± 0,07 ab 6,05 ± 0,07 a 5,85 ± 0,07 ab
75 : 25 5,85 ± 0,07 ab 5,90 ± 0,00 ab 5,80 ± 0,00 b
Keterangan: huruf berbeda dibelakang nilai rata-rata pada kolom serta baris yang berbeda menunjukan perbedaan nyata
(P<0,05)
Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai mengakibatkan terjadinya pengelupasan pada
derajat keasaman (pH) sediaan krim tertinggi kulit setelah pemakaian (Genetrika et al.,
sebesar 6,05 ± 0,07 pada perlakuan 2016).
perbandingan minyak dan surfaktan 80% :
Uji Daya Sebar
20% dan pada suhu 70˚C. Sedangkan nilai Hasil analisis keragaman menunjukkan
derajat keasaman (pH) terendah sebesar 5,80 ± bahwa perbandingan minyak dan surfaktan
0,00 pada perlakuan perbandingan minyak serta suhu berpengaruh sangat nyata (P<0,01),
75% : 25% dan pada suhu 80˚C. dan interaksi keduanya berpengaruh nyata
Nilai sediaan krim dapat stabil (P<0,05) terhadap daya sebar sediaan krim.
dikarenakan penggunaan emulsi Tween 80 dan Nilai rata-rata daya sebar sediaan krim dapat
Span 80 sehingga sediaan krim masih dapat dilihat pada Tabel 5.
diaplikasikan pada kulit. Dengan demikian Tabel 5 menunjukkan bahwa nilai daya
seluruh sediaan krim yang dihasilkan aman sebar tertinggi sebesar 7,68 ± 0,15(cm) pada
digunakan untuk kulit. Menurut SNI syarat perlakuan perbandingan minyak dan surfaktan
mutu sediaan setengah padat harus memiliki 85% : 15% dengan suhu pengadukan 60˚C,
nilai derajat keasaman (pH) berkisar antara 4,5 sedangkan nilai daya sebar terendah sebesar
- 7,5. Nilai derajat keasaman penting untuk 6,20 ± 0,07(cm) pada perlakuan perbandingan
diketahui agar tidak mengiritasi kulit saat minyak dan surfaktan 75% : 25% dengan suhu
digunakan. Sediaan krim yang memiliki nilai 80˚C.
derajat keasaman (pH) berkisar antara 1 – 4 Suhu dapat mempengaruhi daya sebar
akan mengakibatkan terjadinya iritasi pada suatu sediaan krim, Semakin tinggi suhu yang
kulit ketika dioleskan, sedangkan krim yang digunakan untuk pemanasan bahan maka
memiliki nilai derajat keasaman 8 – 14 akan
518
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Perbandingan Minyak dan Surfaktan …
Keterangan: huruf sama dibelakang nilai rata-rata pada kolom serta baris yang sama menunjukan perbedaan tidak nyata
(P<0,05)
Tabel 6 menunjukkan bahwa nilai rata- 80˚C. Sedangkan nilai rata-rata terendah
rata viskositas tertinggi terdapat pada sebesar 31000 ± 1885,30 pada perlakuan suhu
perlakuan 75% : 25% sebesar 41000 ± 1414. 60˚C.
Sedangkan nilai rata-rata viskositas terendah Berdasarkan data dapat dilihat bahwa
sebesar 28666.7 ± 942,70 pada perlakuan semakin tinggi penambahan jumlah surfaktan
minyak dan surfaktan 85% : 15%. Pada maka nilai viskositasnya juga semakin
perlakuan suhu didapat nilai rata-rata tertinggi meningkat, ini dikarenakan semakin banyak
sebesar 39333.3 ± 942,70 pada perlakuan suhu jumlah surfaktan maka kemampuan mengikat
519
Hendrawan, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
minyak akan semakin tinggi. Pada suhu juga apabila viskositas sediaan krim berkisar antara
terlihat bahwa semakin tinggi suhu yang 2000-50000 cps. Semua krim pada penelitian
digunakan saat pemanasan maka nilai ini masih memenuhi standar yang ditetapkan
viskositasnya semakin tinggi, ini dikarenakan oleh SNI.
semakin tinggi suhu yang digunakan maka
Uji Indeks Efektivitas
aquades lebih cepat menguap sehingga sediaan Uji indeks efektivitas dilakukan untuk
krim yang dihasilkan menjadi kental. menentukan perlakuan terbaik dalam
Uji viskositas bertujuan untuk menghasilkan sediaan krim terbaik, Variabel
mengetahui tingkat kekentalan suatu sediaan yang diamati pada uji indeks efektivitas
krim. Semakin tinggi nilai viskositasnya maka meliputi daya lekat, daya sebar, rasio pemisah,
pergerakan partikel akan menjadi semakin derajat keasaman (pH) dan viskositas. Hasil uji
sulit sehingga sediaan krim yang dihasilkan indeks efektivitas dapat dilihat pada Tabel 8.
menjadi semakin stabil (Erwiyani et al., 2018),
Menurut SNI viskositas krim dikatakan baik
Tabel 7. Hasil uji indeks efektivitas
Variabel
Perlakuan Daya Daya Rasio Derajat Jumlah
Viskositas
Lekat Sebar Pemisah Keasaman
(BV) 4,20 3,60 3,80 2,80 4,00 18,40
(BN) 0,23 0,20 0,21 0,15 0,22 1,00
D1E1 Ne 0,00 1,00 0,00 0,60 0,00
Nh 0,00 0,20 0,00 0,09 0,00 0,29
D1E2 Ne 0,52 0,80 0,41 0,20 0,10
Nh 0,12 0,16 0,09 0,03 0,02 0,41
D1E3 Ne 0,60 0,47 0,24 0,40 0,30
Nh 0,14 0,09 0,05 0,06 0,07 0,40
D2E1 Ne 0,24 0,68 0,47 0,20 0,20
Nh 0,05 0,13 0,10 0,03 0,04 0,36
D2E2 Ne 0,79 0,43 0,82 1,00 0,55
Nh 0,18 0,08 0,17 0,15 0,12 0,70
D2E3 Ne 0,89 0,26 0,53 0,20 0,70
Nh 0,20 0,05 0,11 0,03 0,15 0,54
D3E1 Ne 0,39 0,36 0,18 0,20 0,55
Nh 0,09 0,07 0,04 0,03 0,12 0,34
D3E2 Ne 0,88 0,20 1,00 0,40 0,70
Nh 0,20 0,04 0,21 0,06 0,15 0,66
D3E3 Ne 1,00 0,00 0,71 0,00 1,00
Nh 0,23 0,00 0,15 0,00 0,22 0,59
Keterangan:
Ne = nilai efektivitas BV = bobot variabel
Nh = nilai hasil (Ne × Bn) BN = bobot normal
D1 = perbandingan minyak dan surfaktan 85% : 15% E1 = suhu 60ºC
D2 = perbandingan minyak dan surfaktan 80% : 20% E2 = suhu 70ºC
D3 = perbandingan minyak dan surfaktan 75% : 25% E3 = suhu 80ºC
520
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Perbandingan Minyak dan Surfaktan …
521
Hendrawan, dkk. Jurnal Rekayasa dan Manajemen Industri
Evaluasi Uji Iritasi dan Uji Sifat Fisik tipe M/A ekstrak biji kedelai (Glycine
Sediaan Emulgel Minyak Atsiri Bunga max L) : uji stabilitas fisik dan efek pada
Cengkeh (Syzigium aromaticum). Tidak kulit. Fakultas Farmasi. Skripsi. Tidak
dipublikasi. Program Pasca Sarjana Dipublikasi. Universitas
Farmasi. Universitan Ahmad Dahlan, Muhammadiyah, Surakarta.
Yogyakarta. Kusumowardani, R. R. 2010. Optimasi
De Garmo, E,P., W.G. Sullivan, and C.R. Komposisi Emulsifying Agent Tween 80
Canada. 1984. Engineering Economy. dan Span 80 dalam Virgin Coconut Oil
Macmilan, New York. Cream: Aplikasi Desain Faktorial. Tidak
Dipublikasikan. Skripsi. Fakultas
Dwiastuti, R. 2009. Optimasi Proses
Farmasi. Universitas Sanata Dharma,
Pembuatan Krim Sunscreen Ekstrak
Yogyakarta.
Kering Polifenol Teh Hijau (Camelia
sinensis L) dengan Metode Desain Michael and I. Ash. 1997. A Formulary of
Faktorial. Tidak dipublikasi. Universitas Cosmetic Preparation. Chemical
Gadjah Mada, Yogyakarta. Publishing Co, New York.
Erwiyani, A.S., D. Destiani and S. A. Kabelen. Nielloud, F. dan G.M. Mesters. 2000.
2018. Pengaruh lama penyimpanan Pharmaceuticals Emulsions and
sediaan fisik krim daun alpukat (Persea Suspensions. Marcell Dekker Inc, New
americana Mill) dan daun sirih hijau York., 2 (11) : 561-590.
(Piper betle Linn). Jurnal Farmasi dan Ramlah, S. 2017. Karakteristik mutu dan efek
Produk. 01 (01): 23-29. penambahan polifenol pada hand body
Genatrika, E., I. Nurkhikmah, and I. Hapsari. lotion berbasis lemak kakao terhadap
2016. Formulasi sediaan krim minyak kulit. Jurnal Besar Industri Hasil
jintan hitam (Nigella sativa L) sebagai Perkebunan, Makasar. 12 (2): 29-39.
antijerawat terhadap bakteri Smaoui, S., H.B. Hilma, R. Jarraya, N.G.
propionibacterium acnes. Journal of Komoun. R. Ellouze, and M. Damak.
Fharmacy. 13(2): 192-201.
2012. Cosmetic emulsion of virgin
Hasniar, Yesriadi, and A. Khumaidi. 2015. coconut oil : formulation and biophysical
Formulasi krim antioksidan ekstrak daun evaluation. African Journal of
kapas (Gossypium sp). GALENIKA Biotechnology. 11(34) : 8417-8424.
Journal of Pharmacy. 1(1): 9-15. Voight, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi
Iswindari, D. 2014. Formulasi dan Uji Farmasi. Gadjah Mada University Press,
Antioksidan Krim Rice Burn Oil. Yogyakarta.
Skripsi. Tidak Publikasi. UIN Syarif Wibowo, S. A., A. Budiman, dan D. Hartanti.
Hidayatullah, Jakarta. 2017. Formulasi dan aktivitas anti jamur
Khan, B.A., N. Akhtar, T. Mahmood, M. sediaan krim M/A ekstrak etanol buah
Qayum, and S. U. Zaman. 2010. takokak (Solanum torvum Swartz)
Formulation and pharmaceutical terhadap candida albicans. Jurnal Riset
evaluation of a W/O emulsion of Sains dan Teknologi, Banyumas. 1 (1) :
hippophae ramnoides fruit extract. 2549-9750.
Journal of Pharmacy Research. 3(6): Widiyanti, R.A. 2015. Pemanfaatan kelapa
1342-1344. menjadi VCO (Virgin Coconut Oil)
Kurniasih, N. 2016. Formulasi sediaan krim sebagai antibiotik dalam upaya visi
522
Vol. 8, No. 4, Desember 2020 Pengaruh Perbandingan Minyak dan Surfaktan …
Sediaan
Krim
Gambar 1. Diagram alir pembuatan sediaan krim
523