Kiat Wanita Karier Dalam Mendisiplinkan Anak Untuk Mengelola Uang Saku Di Perumahan Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang
Kiat Wanita Karier Dalam Mendisiplinkan Anak Untuk Mengelola Uang Saku Di Perumahan Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang
*)
Dian Ika Puspita Sari adalah mahasiswa Prog. Studi Ekonomi FKIP UNEJ
**)
Sukidin adalah staf pengajar Prog. Studi Ekonomi FKIP UNEJ
19
20
So, with the few efforts were made by the old man with the hope to
discipline children in managing pocket money, children can
respond to the education savings made by parents. In this case the
child becomes interested in saving money as well as better
understand the benefits of saving for their future lives.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kiat wanita
karier dalam mendisiplinkan anak untuk mengelola uang saku di perumahan
Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang. Hasil penelitian ini
diuraikan secara deskriptif dan menggambarkan kiat wanita karier dalam
mendisiplinkan anak untuk mengelola uang saku. Metode penentuan lokasi
penelitian menggunakan metode Purposive Area yaitu di perumahan Wonorejo
Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang.
Teknik penentuan informan penelitian menggunakan purposive sampling,
untuk informan utama yaitu 5 orang wanita karier yang memiliki anak sekolah
(SMP atau SMA) dan untuk informan tambahan sebanyak 5 orang anak usia
sekolah menengah (SMP atau SMA). Metode pengumpulan data yang digunakan
terdiri dari metode wawancara, observasi, dan dokumen. Analisis data yang akan
digunakan yaitu reduksi data, penyajian data (Display Data), dan pengambilan
kesimpulan atau verifikasi.
HASIL PENELITIAN
24
1. Kiat Wanita Karier dalam Mendisiplinkan Anak Untuk Mengelola
Uang Saku
Untuk dapat mengelola uang saku sebagaimana mestinya orang tua harus
dapat memberikan arahan yang sesuai dengan kondisi anak. Arahan yang
diberikan oleh orang tua tersebut dangat mempengaruhi perilaku anak terutama
dalam hal mengelola uang saku. Adapun salah satu tujuan yang dilakukan dalam
mendisiplinkan anak untuk mengelola uang saku yaitu agar anak tidak
berperilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif merupakan perilaku yang menyimpang, karena
perilaku konsumtif bisa membuat seseorang menyimpang dari norma-norma
dimasyarakat bahkan bisa melanggar hukum. Perilaku konsumtif umumnya
menyerang pelajar, khususnya anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun
Sekolah Menengah Atas (SMA) yang masih mudah terpengaruh oleh iklan-iklan
di televisi. Hal ini dikarenakan mereka sering melihat iklan inilah anak menjadi
memiliki keinginan tinggi untuk mendapatkan suatu barang yang ditawarkan
lewat televisi. Berikut merupakan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti
dengan salah satu informan utama dalam penelitian ini.
“Dahulu anak saya benar-benar boros mbak, setiap saya memberikan
uang saku selalu kurang, awalnya saya memberikan uang saku 1
minggu sekali mbak. Anak saya suka sekali belanja baju gara-gara
sering melihat iklan di TV atau internet mbak. Oleh karena itulah
semenjak 1 tahun yang lalu saya melakukan berbagai upaya agar
anak saya tidak berperilaku konsumtif lagi” (DB, 39Th).
Adanya perilaku anak yang tidak menuruti nasehat orang tua tersebut
bahkan cenderung melanggar perintah orang tua, menibukan bahwa orang tua
harus lebih meningkatkan pengawasan mereka terhadap segala perilaku anak
terutama di rumah. Jadi, dengan memberikan arahan yang tepat terhadap
tayangan yang dilihat oleh anak seperti mengurangi anak dalam melihat iklan-
iklan yang bersifat konsumtif dapat membantu anak dalam mengelola uang saku
yang diterima tersebut dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itulah sangat
diperlukan pengawasan dari orang tua mengenai waktu anak dalam menonton
televisi maupun media sosial yang lain.
PEMBAHASAN
1. Kiat Wanita Karier dalam Mendisiplinkan Anak Untuk Mengelola
Uang Saku
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kiat
wanita karier dalam mendisiplinkan anak untuk mengelola uang saku di
Perumahan Wonorejo Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang bertujuan
agar anak tidak berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif umumnya
menyerang pelajar, khususnya anak menengah yang masih mudah terpengaruh
oleh iklan-iklan di televisi. Sebenarnya perilaku konsumtif terjadi karena
kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan sehingga akan
terbelenggu dalam perilaku konsumtif. Oleh karena itu peran keluarga dalam
memberi pengertian sejak dini mengenai bagaimana mengelola keuangan yang
benar dan efektif (MacMillan, dalam Darwis Abu, 2006: 2).
31
Untuk menanggulangi perilaku konsumtif pada anak diperlukan adanya
beberapa upaya yang dilakukan oleh orang tua. Adapun kiat wanita karier dalam
mendisiplinkan anak untuk mengelola uang saku di Perumahan Wonorejo
Kecamatan Kedungjajang Kabupaten Lumajang meliputi mengajarkan anak
menabung di bank, mencatat transaksi semua pengeluaran uang, memberikan
pengertian antara kebutuhan dan keinginan, mengajarkan perencanaan masa
depan, mengajarkan anak berbagi dengan orang lain, dan mengurangi dampak
iklan yang konsumtif.
Mengajarkan anak menabung di bank merupakan salah satu cara yang
dilakukan oleh subjek dalam penelitian ini dalam mendisiplinkan anak untuk
mengelola uang saku yang diterimanya. Hal ini dikarenakan dengan seringnya
mengajak anak menabung di bank, membuat anak menjadi lebih hemat dan
mengerti tentang pentingnya menabung di bank. Solomon (2012) menjelaskan
bahwa orang tua mengajak anak untuk pergi ke bank bukan hanya ketika orang
tua mengambil uang di bank, agar anak tidak salah persepsi bahwa bank dapat
mengeluarkan uang sendiri dan dengan mudah digunakan oleh orang tua mereka.
Mencatat semua transaksi pengeluaran uang merupakan salah satu cara
yang dilakukan oleh para wanita karier Perumahan Wonorejo Kecamatan
Kedungjajang Kabupaten Lumajang dalam mendisiplinkan anak untuk
mengelola uang saku yang diterimanya. Hal ini dikarenakan dengan mencatat
segala pengeluaran dan pemasukan uang saku yang diperoleh anak, anak akan
tahu dengan jelas segala pengeluaran yang dilakukannya, serta anak dapat
membatasi dan mengatur uang saku yang diperoleh tersebut dengan sebaik-
baiknya. Hal ini sesuai dengan pendapat Solomon (2012), yang menjelaskan
bahwa pencatatan uang dilakukan agar pengelolaan uang bisa berjalan dengan
baik serta sesuai kebutuhan.
Adanya pencatatan segala pengeluaran yang dilakukan dengan
menggunakan yang diterima oleh anak dapat membantu anak dalam mengontrol
segala pengeluaran yang dilakukan. Hal ini dikarenakan dengan adanya
pencatatan yang sistematis tersebut dapat membantu anak dalam mengatur
penggunaan uang saku tersebut. Adanya pencatatan tersebut anak dapat
merencanakan segala pengeluarannya tanpa harus melebihi jumlah uang saku
yang diterimanya.
32
Selanjutnya, memberikan pengertian kepada anak antara kebutuhan dan
keinginan, dimana dalam memberikan pengertian ini orang tua menjelaskan
tentang tentang perbedaan antara keinginan dan kebutuhan secara rinci dan
komplek. Orang tua juga menjelaskan bahwa kebutuhan merupakan suatu hal
yang harus dipenuhi di atas keinginan seseorang. Jika anak menginginkan suatu
barang akan tetapi barang itu sebenarnya tidak memiliki manfaat maka
berikanlah pengertian antara keinginan dan kebutuhan mana yang harus
didahulukan (Solomon, 2012). Adapun kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
anak terlebih dahulu adalah untuk membayar angkot, iuran, membeli alat-alat
tulis, membayar les, dan lain-lain, sedangkan untu keinginan yaitu meiputi
keinginan untuk jajan, jalan-jalan, dan lain-lain.
Upaya mengajarkan perencanaan masa depan kepada anak tersebut dapat
membuat anak memiliki suatu rencana ke depan/planning dalam penggunaan
uang saku yang diperoleh. Upaya yang dilakukan tersebut membuat anak lebih
tertur dalam hal melakukan sesuatu terutama dalam hal mempergunakan uang
saku yang diterima, serta akan berusaha menyisihkan uang sakunya untuk
kebutuhan di kemudian hari. Hal ini sesuai dengan pendapat Solomon, (2012),
yang menjelaskan bahwa Orang tua memberikan pemahaman pada untuk
perencanaan masa depan dalam menyisihkan uang untuk kebutuhan dimasa
depan anak.
Mengajarkan anak untuk berbagi dengan orang lain merupakan hal yang
sangat penting, karena selain untuk menumbuhkan rasa sosialisasi kepada anak
juga untuk membuat anak merasakan kesusahan orang lain. Adapun bentuk dari
mengajarkan anak untuk berbagai dengan orang lain yaitu dengan mengikutkan
anak pada kegiatan-kegiatan sosial, mengajarkan anak untuk beramal seperti di
tempat ibadah, panti asuhan, dan lain-lain.
Terakhir, mengatur dampak iklan yang bersifat konsumtif pada anak, hal
ini disebabkan tinggi rendahnya perilaku konsumtif pada anak sebagian
dikarenakan acara televisi yang mereka tonton, terutama pada anak usia sekolah
menengah, mereka sangat suka menirukan dan menginginkan barang-barang
yang diiklankan di televisi. Menurut Solomon (2012), menjelaskan bahwa
pastikan anak-anak tak berlama-lama berada di depan televisi setiap hari untuk
meminimalkan paparan iklan yang bisa menggoda mereka untuk membeli
sesuatu. Dalam hal ini orang tua hanya dapat membatasi anak dalam melihat
33
televisi di rumah, karena acara-acara yang ada di televisi dapat memberikan
dampak meningkatkan perilaku konsumtif kepada anak.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan
bahwa salah satu tujuan yang dilakukan dalam mendisiplinkan anak untuk
mengelola uang saku oleh wanita karier di Perumahan Wonorejo Kecamatan
Kedungjajang Kabupaten Lumajang yaitu agar anak tidak berperilaku
konsumtif.. Adapun upaya yang dilakukan oleh para orang tua dalam
mendisiplinkan anak untuk mengelola uang saku yaitu mengajarkan anak
menabung di bank, mencatat semua transaksi pengeluaran uang, memberikan
pengertian tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, mengajarkan
perencanaan masa depan, mengajarkan anak berbagi dengan orang lain, dan
mengurangi dalam dampak iklan yang bersifat konsumtif pada anak.
Jadi, dengan adanya beberapa upaya dilakukan oleh orang tua tersebut
dengan harapan dapat mendisiplinkan anak dalam mengelola uang saku, anak
dapat memberikan respon terhadap pendidikan menabung yang dilakukan oleh
orang tua. Dalam hal ini anak menjadi memiliki ketertarikan untuk menabung
serta lebih dapat memahami akan manfaat dari menabung terhadap kehidupan
mereka ke depannya.
34
Saran
Saran yang dapat diberikan peneliti melalui penelitian ini adalah bagi
orang tua, hendaknya terus meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan
uang saku oleh anak, meningkatkan pengawasan terhadap media sosial yang
ditonton anak, serta melakukan berbagai upaya lain guna mengurangi perilaku
konsumtif anak. Bagi anak, untuk mempergunakan uang saku yang diperoleh
dengan sebaik-baiknya, serta terus melakukan pencatatan segala pengeluaran
dengan lengkap dan sistematis, agar segala pengeluaran yang dilakukan tidak
melebihi jumlah uang saku yang diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Darwis Abu. 2006. Pengubahan Perilaku Menyimpang Siswa. Jakarta:
Depdiknas.
Joceylin H. 2011. Mengelola Uang Saku. Jakarta : Pakar Raya
Seto, M dan Trizki L. 2012. Financial Parenting: Menjadikan Anak Cerdas dan
Cermat Mengelola Uang. Jakarta: Naura Books.
Solomon, S. 2012. Kiat Menyimpan Uang. Jakarta: Elex Media.
Suryana. 2006. Kewirausahaan. Jakarta: Salemba Empat.
Widya, N. 2007. Serba-Serbi Anak. Jakarta: PT Elex Media Komputindo
Zhafira. 2012. Faktor Pertimbangan Orang Tua Menentukan Jumlah Uang Saku
(www.untukku.com/artikel-untukku/berapa-uang-saku-yang-pantas-bagi--anak-
sekolah-untukku.html)