Tugas TRK Lanjut
Tugas TRK Lanjut
Tugas TRK Lanjut
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Slamet
Oleh Kelompok 6:
Andrei Bernadette (2006545250)
Dwi Rachayuningsih (2006545276)
Joses Adyatma P (2006493051)
Page 1 of 32
Soal #1
It is suggested that conversion could be increased by changing the catalyst particle diarneter.
Use the following data to correlate the specific reaction rate as a function of particle diameter
Then use this correlation to determine the catalyst size that gives the highest conversion. As
you will in Chapter 12, k' for first-order reaction is expected to vary according to following
relationship
3
k ' =ηk= 2 ¿
ϕ
where ϕ varies directly with particle diameter, ϕ = cD . Although the reaction is not first
order, one note from Figure 12-5 the functionality for a second order reaction is similar to
Equation (P4-20.1).
a) Show that when the flow is turbulent
DP 0
( )
α ( D p )=α 0
DP
and that α 0=0.8 ×10−4 atm/kg and also show that c = 75 min-1.
b) Plot the specific reaction rate k ' as a function of D p, and compare with figure 12-5
c) Make a plot of conversion as a function of catalyst size
d) Discuss how your answer would change if you had used the effective factor for a
second-order reaction rather than a first-order reaction.
e) How would your answer to (b) change if both the particle diameter
pipe diameter were increased by 50% when
( 1 ) the flow is laminar.
(2) the flow is turbulent.
f) Write a few sentences describing and explaining what would happen if the pressure
drop parameter αis varied.
Jawaban:
Diketahui :
DP = 1 mm X = 0.12
βO = 0.001 atm/dm 3
k ' =ηk= ( ϕ coth ϕ−1 ) k
AC = 0.82126 dm2 Φ
Φ = 0.35
PB = 0.822 kg/dm3
Page 2 of 32
FT0 = 10 mol/min ρC = 2.35 kg/dm3
T0 = 590 K yA0 = 5 mol/menit
P0 = 20 atm Φ = cDP
W = 100 kg
a) Mol Balance
−dX '
=r A /F A 0
dW
Rate Law
2β G ( 1−θ )
Untuk laju turbulen : α = β 0=
P0 A 0 ρ ( 1−ϕ ) g ρ0 D0 ϕ3 ( 1.75 G )
constant
→α=
Dp
α 0 DP0
α=
DP1
Page 3 of 32
atm
α=
2 β0
=
(
2 0.0001
dm )
A C ( 1−θ ) ρc P0 kg
(
0.82126 d m2 ( 1−0.35 ) 2.35
d m3 )
(20 atm )
Dp k'
2 0,06
1 0,12
0,4 0,3
0,1 1,2
0,02 2,64
0,002 3
3 k' Vs Dp
2.5
1.5
k'
0.5
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
Dp
Gambar 12.5
Page 4 of 32
Dari gambar 12-5 dan plot k’ terhadap Dp menunjukkan bahwa semakin tinggi nilai
modulus thiele, semakin menurun juga efektivitas sehingga laju konstanta reaksi (k’) akan
menurun.
A+ B →C + D
Neraca mol
dX
F A0 =−r 'A
dW
'
dX −r A
=
dW F A 0
Persamaan laju
−r 'A =k ' C A C B
Page 5 of 32
Karena Ca = Cb maka,
−r 'A =k ' C A2
3
k ' =ηk= ( ϕ coth ϕ−1 ) k
Φ
Stoikiometri
Reaksi fasa gas dan kondisi nya isotermal maka T = To dan nilai 𝜀 = 0 sehingga nilai CA
FA
C A= =C A 0 ( 1−X ) y
υ
dy
Dan menjadi
dW
dy −α
=
dW 2 y
Dimana
D
α =α 0 P 0
DP
2 β0
α 0=
A C ρC ( 1−ϕ ) P0
Gabungan
'
dX −r A
=
dW F A 0
2
dX k ' C A
=
dW F A0
2
dX k ' ( C A 0 ( 1−X ) y )
=
dW F A0
Nilai C A 0
P 20 atm
C T 0= = =0.4143 M
RT d m3 atm
( 0.082 )
mol . K
(590 K )
CT0
C A 0=C B 0 = =0.207 M
2
Page 6 of 32
Dp X
0 0
X vs Dp
0,02 0.7 0.6433561
Page 7 of 32
Berdasarkan data di atas, didapat bahwa nilai konversi maksimum didapat jika nilai Dp 0.02
dengan konversi sebesar 64.33%. Selanjutnya nilai konversi menurun seiring dengan
meningkatnya diameter katalis yang digunakan
d) Perubahan jika nilai daktor efektifitas digunakan untuk reaksi orde dua,
dibandingkan dengan reaksi orde satu
Hubungan antara nilai efektivitas dan orde reaksi ( laju reaksi) dapat dilihat dengan
persamaan berikut :
k ' =ηk
Pada gambar 12.5 ( gambar di bawah) dapat dilihat bahwa nilai efektivitas factor reaksi
berorde dua lebih rendah daripada nilai rentang reaksi berorde satu. Dari persamaan dan
dari gambar berikut dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan factor efektivitas
pada reaksi orde dua akan menurunkan nilai konversi yang dihasilkan. Nilai konversi
yang menurun diakibatkan dari laju reaksi yang menurun.
e) Perubahan jika diameter partikel dan diameter pipa diperbesar 50% Ketika aliran
laminar dna turbulen
Aliran Laminar
Adanya perubahan diameter partikel dan diameter pipa akan mempengaruhi nilai dari
𝛽0 dan 𝛼0. Persamaan β0 pada aliran laminar dinyatakan sebagai berikut:
m 1 2
dimana G= , dengan AC = π D , maka AC ≈ D2
AC 4
Page 8 of 32
sehingga hubungan antara diameter partikel dan diameter reaktor persamaan 𝛽0 dapat
disederhanakan menjadi:
1
β0 ≈ 2
D P AC
Penambahan diameter partikel sebanyak 50% menjadi 1,5 DP0 dan diameter reaktor
sebanyak 50% menjadi 1,5 D, maka nilai 𝛽′0 adalah:
β0 ( 1.5 D )2 × ( 1.5 D P 0 )2
=
β'0 D 2 × D 2P 0
1
β '0= β
5.0625 0
'
β 0=0.198 β 0
Perubahan nilai 𝛽0 juga akan mempengaruhi nilai 𝛼0, dimana nilai 𝛽0 sebanding
dengan 𝛼0. Hal ini dapat dijelaskan melalui persamaan untuk mencari nilai 𝛼0:
2 β0 β β
α 0= ≈ 0 ≈ 02
A C ρC (1−ϕ) P0 A C D
β0' 0.198 β 0
α '0= 2
=
D ( 1.5 D )2
' β0
α 0=0.088
AC
Setelah dihitung menggunakan polymath maka akan dihasilkan nilai konversi yang
ditunjukkan pada table di bawah ini
Page 9 of 32
Terlihat nilai konversi yang dihasilkan 38,32% dimana nilainya lebih tinggi dari nilai
konversi yang ada di soal yang hanya sebesar 12%.
Aliran Turbulen
1.75G 2(1−ϕ)
β 0=
ρ 0 gC D P ϕ 3
m 1 2
Dimana, G= , dengan AC = π D , maka AC ≈ D2
AC 4
Hubungan 𝛽0 dengan diameter partikel dan diameter reactor pada persamaan 𝛽0 dapat
disederhanakan menjadi:
1 1
β0 ≈ 2 atau dapat dibuat lebih sederhana menjadi β 0 ≈ 4
A DP
C D DP
β0 ( 1.5 D )4 ×1.5 D P 0
=
β'0 D4 × D P 0
1
β '0= β =0.132 β 0
7.59375 0
2 β0 β β
α 0= ≈ 0 ≈ 02
A C ρC (1−ϕ) P0 A C D
β0' 0.132 β 0 β0
α '0= 2
= 2
=0.059
D ( 1.5 D ) AC
Page 10 of 32
Jika dihitung menggunakan polymath maka akan terlihat nilai konversinya seperti pada
gambar di bawah ini
Dapat terlihat nilai konversi yang didapatkan yaitu 38,43%, nilai ini meningkat
dibandingkan nilai konversi dengan diameter partikel dan diameter reactor asli yangpada
soal hanya menghasilkan nilai konversi sebesar 12%.
Kesimpulan:
Pada aliran laminar, nilai 𝛽0 yang baru lebih kecil dibanding dengan nilai 𝛽0 yang
lama. Perubahan nilai 𝛽0 juga akan mempengaruhi nilai 𝛼0, dimana nilai 𝛽0 sebanding
dengan 𝛼0.
Nilai dari diameter katalis dan reactor berbanding lurus dengan konversi.
Nilai konversi pada aliran turbulen leih tinggi daripada aliran laminar meskipun hanya
terdapat sedikit perbedaan.
Page 11 of 32
Dalam persoalan ini, dapat ditarik suatu generalisasi untuk kasus lainnya, yaitu mengenai
hubungan antara pressure drop dan konversi. Nilai konversi, akan bervariasi seiring
dengan variasi pressure drop. Nilai konversi, berbanding terbalik dengan nilai pressure
drop. Semakin besar nilai presure drop, maka akan semakin kecil pula nilai konversi.
Semakin kecil nilai pressure drop, maka akan semakin besar nilai konversi. Hubungan
antara konversi (X) dengan pressure drop (P/P0) dapat dilihat pada persamaan:
FA 0 1 P 2
k C2A 0 ( 1−X )2
dX
( )
=
P0
dW
Pressure drop sendiri dapat diestimasi besarannya dari parameter-parameter yaitu 𝛼 dan
𝛽. Nilai pressure drop, berbanding lurus dengan parameter 𝛼 dan 𝛽. Selain itu, nilai
pressure drop juga dapat diestimasi peningkatan atau penurunannya berdasarkan diameter
partikel katalis di dalam reaktor dan diameter reaktor sendiri (luas penampang reaktor).
Soal #2
Nutrition is an important part of ready-to-eat cereal. To make cereal healthier, many nutrients
are added. Unfortunately, nutrients degrade over time, making it necessary to add more than
the declared amount to assure enough for the life of the cereal. Vitamin V 1 is declared at a
level of 20% of the Recommended Daily Allowance per serving size (serving size = 30 g).
The Recommended Daily Allowance is 6500 IU (1.7 ×106 IU = 1 g). It has been found that
the degradation of this nutrient is first order in the amount of nutrients. Accelerated storage
tests have been conducted on this cereal, with the following results:
Temperature (℃) 45 55 65
k (week-1) 0.0061 0.0097 0.0185
Page 12 of 32
(a) Given this information and the fact that the cereal needs to have a vitamin level above the
declared due of 6500 IU for 1 year at 25°C, what IU should be present in the cereal at the
time it is manufactured? Your answer may also be reported in percent overuse:
C ( t=0 )−C (t=1 yr )
%OU = × 100
C (t=1 yr)
(b) At what percent of declared value of 6500 IU must you apply the vitamin? If 10.000.000
lb/yr of the cereal is made and the nutrient cost is $100 per pound, how much will this
overuse cost?
(c) If this were your factory, what percent overuse would you actually apply and why?
(d) How would your answers change if you stored the material in a Bangkok warehouse for 6
months, where the daily temperature is 40℃, before moving it to the supermarket? (Table
of results of accelerated storage tests on cereal; and Problem of vitamin level of cereal
after storage courtesy of General Mills, Minneapolis, MN.)
Jawaban:
X
dX −1
t=C A 0∫ = ln (1−X )
0 k C A 0 (1− X ) k
−1
52.2 weeks= ln (1−X )
0.0022weeks−1
X =0.108
Karena volume dan massa molekul konstan, maka persamaan C A=C A 0 (1−X ) dapat
dituliskan menjadi:
m A =m A 0 (1− X)
6500 IU =mA 0 (1−0.108)
m A 0 =7287 IU
C −C A 7287−6500
%OU= A 0 × 100= ×100
CA 6500
% OU =12.1%
Page 13 of 32
Tiap porsi berlebih dalam 787 IU = 4.62 ×10−4 =1.02×10−6 lb
Total berlebihan tiap tahun = (1.51 ×109 porsi/tahun)×(1.02 ×10−6 lbs/porsi) = 154.11
lb/tahun
(c) Apabila nutrisinya terlalu mahal, akan lebih ekonomis untuk menyimpan sereal pada suhu
rendah agar nutrisinya akan rusak secara perlahan, dengan demikian maka jumlah yang
terkunsumsi secara berlebih akan menurun. Pembiayaan untuk penyimpanan dapat
dibuktikan sebagai alternatif yang lebih mahal. Analisa pembiayaan dibutuhkan agar
dapat menentukan situasi yang optimal.
X
dX −1
t=C A 0∫ = ln (1−X )
0 k C A 0 (1− X ) k
−1
26 weeks= ln (1−X )
0.0048 weeks−1
X =0.12
Karena volume dan massa molekul konstan, maka persamaan C A=C A 0 (1−X ) dapat
dituliskan menjadi:
m A =m A 0 (1− X)
6500 IU =m A 0 (1−0.12)
m A 0 =7386 IU
C A 0−C A 7386−6500
%OU = × 100= ×100
CA 6500
% OU =13.6 %
Soal #3
Page 14 of 32
(b) How long would it take to achieve 90% conversion in a 200-dm3 batch reactor with CA0 =
CB0 = 1 M after mixing at a temperature of 77℃?
(c) What would your answer to part (b) be if the reactor were cooled to 0°C?
(d) What conversion would be obtained if the CSTR and PFR were operated at 300 K and
connected in series? In parallel with 5 mol/min to each?
(e) Keeping Table 4-1 in mind, what batch reactor volume would be necessary to process the
same amount of species A per day as the flow reactors while achieving 90% conversion?
Referring to Table 1-1, estimate the cost of the batch reactor.
(f) Write a couple of sentences describing what you learned from the problem and what you
believe to be the point of the problem.
Jawaban:
20000 1 1
k =0. 07 exp (
−
1.987 300 350 )
k =8.45 dm /mol . min
3
( 200 dm3 ) (8.45 dm3 /mol . min)(1 mol /dm3 )2( 1−X )2
X=
10 mol/min
X =0.925
PBR V = 800 dm3 T = 300 K
Persamaan untuk model reactor PBR:
dX
F A0 =−r A
dV
2 2
dX −r A kC A 0 ( 1−X )
= =
dV F A 0 FA0
Page 15 of 32
(b) Reaktor batch, V = 200dm3, CA0 = CB0 = 1 M, NA0 = NB0 = 200 mol, X = 90% = 0.90.
Asumsikan isothermal. Dengan demikian, persamaannya dapat dimodelkan menjadi:
X
dX
t=N A 0∫
0 −r A V
X
200 mol dX
t= ∫ (1−X
3 2
3
( 8.45 dm /mol . min )( 1mol /dm ) ( 200 dm ) 3
0 )2
t=1.06 min
(c) T = 273 K
k =2.54 ×10−3
( 200 ) ( 9 )
k= =3543 minutes
( 2.54 ×10−3 ) ( 200 )
k =2.5 days
2
( 200 dm3 ) ( 0.07 dm3 /mol . min ) ( 1 mol/dm3 ) (1− X)2
X CSTR =
10 mol/ min
X CSTR =0.44
Untuk PFR,
dX
F A0 =−r A
dV
X 2
dX ( 0.07 dm3 /mol /min ) ( 1 mol/dm3 ) (800 dm3)
∫ = dV
0.44 ( 1− X )3 10 mol /min
X CSTR =0.736
Untuk PFR,
Page 16 of 32
X 2
dX ( 0.07 dm3 /mol / min ) ( 1 mol/dm3 ) (800 dm3)
∫ ( 1− X )2 = dV
0
5 mol / min
X CSTR =0.92
0.56+0.92
Dengan demikian, konversi akhirnya X = =0.74
2
(e) Untuk memproses jumlah yang sama dengan spesi A, maka reactor harus mampu:
dm3 min h mol
2M 5 (
min
60 )(
hr
24
day )(
= 14400
day)( )
Apabila reaktan dalam konsentrasi yang sama dengan yang terdapat pada flow reactors,
maka:
mol dm3 dm3
(
V = 14400
day
1 )(
mol
=14400
day)
Dari perhitungan di atas sebuah reaktor harus mampu memproses 14400 dm 3 setiap 24
jam atau 1 hari.
Pada saat mencapai konversi 90% pada suhu 300 K, waktu yang dibutuhkan adalah
sebesar:
2
dX −r A V kC A 0 (1−X ) V
= =
dt N A0 N A0
NA0 X N
tR= 2 , dan karena A 0 =C A 0 , maka:
Vk C A0
1−X V
1 X 1 0.9
tR= = =2.14 hr
k C A 0 1− X dm3 mol 0.1
( 4.2
mol . hr )(
1 3
dm )
Diasumsikan bahwa dibutuhkan 3 jam untuk mengisi, mengosongkan dan memanaskan
untuk suhu reaksi, dengan demikian:
t f =3 jam
t total=t r +t f
t total=2.14 jam+ 3 jam=5.14 jam
Dengan demikian, 4 batch dalam sehari dan reaktor volume yang dibutuhkan adalah
14400 dm3 3
=3600 dm
4
Berdasarkan tabel 1-1 dan 3600 dm3 (sekitar 1000 galon), biaya yang dibutuhkan adalah
sebesar $85,000 untuk reaktornya.
Page 17 of 32
a. Untuk menentukan perbedaan signifikan dalam waktu proses pada suhu yang berbeda
(seperti dengan membandingkan part (b) dan (c)).
b. Reaksi yang berlangsung sangat cepat pada 77℃ pada reaktor batch tidak sesuai
dengan alasan satu menit dan tiga jam untuk mengisi dan mengosongkan.
c. Informasi warna reactor tidak berhubungan dengan soal.
Soal #4
Worthless Chemical has been making tirene (B) from butalene (A) (both dark liquids) using a
12 ft3 CSTR followed by a 4.5 ft3 PFR. The entering flow rate is 100 mol/min of butalene
(A). The feed is heated to 60 °C before entering the CSTR. A conversion of 80% (X i) is
typically achieved using this arrangement.
One morning, the plant manager, Dr. Pakbed, arrived and found that the conversion had
dropped to approximately 36% (Xii). After inspecting the reactors, the PFR was found to be
working perfectly, but a dent was found in the CSTR that may have been caused by
something like a fork-lift. He also noted that the CSTR, which normally makes a "woosh"
sound was not as noisy as it had been the previous day.
1. Discuss of all the things that could cause the drop in conversion. Propose tests to
confirm the explanations. Quantity the explanations with numerical calculations,
where possible.
2. In order to meet the production schedules down stream, it needs a conversion of at
least 70%. Can this conversion be obtained without taking time to fix to the CSTR?
Diketahui:
Page 18 of 32
Jawaban:
Pertama, analisis masalah dengan menentukan ukuran reaktor secara grafis pada plot laju
reaksi terbalik (1/-rA) versus konversi (X).
Page 19 of 32
Diketahui bahwa laju reaksi (-rA) dalam CSTR turun secara signifikan.
Page 20 of 32
Mungkin agitator di CSTR rusak. Itulah mengapa reaktor mengeluarkan suara yang
berbeda. Jika cairan dalam CSTR tidak tercampur dengan baik, laju reaksi akan
menurun. Agitator harus diinspeksi.
Untuk memenuhi jadwal produksi di hilir, diperlukan konversi minimal 70%. Konversi ini
dapat diperoleh tanpa meluangkan waktu untuk memperbaiki CSTR dengan cara membalik
urutan reaktor. Jika PFR mendahului CSTR, CSTR dapat mencapai konversi akhir lebih dari
70%.
Langkah pertama adalah menemukan konversi PFR (Xi) melalui integrasi grafis.
Diketahui bahwa volume PFR adalah 4,5 ft3. Menggunakan Simpson’s one-third rule
[Appendix A.4 Numerical Evaluation of Integrals, Elements Chemical Reactio Engineering
(3rd edition by H. Scott Fogler)], ditemukan bahwa PFR dapat memperoleh konversi sebesar
21% (Xi = 0,21).
X2
h
∫ f ( X )dX=¿ 3 [ f ( X 0)+ 4 f (X 1 )+ f ( X 2)] ¿
X0
Dimana,
X 2−X 0
h= , X1 = X0 + h
2
Maka,
0.21
1 h 1 1 1
V =F A 0 ∫
0 −r A
dX=¿ F A 0
[
3 −r A ( 0 )
+4
( )+
]
−r A ( 0.105 ) −r A ( 0.21 )
¿
¿ 100 ( 0.105
3 )
(1.29)=4.5 ft 3
Trial and error untuk menemukan titik pada grafik (kebalikan dari laju reaksi (1/-r A) versus
konversi (X)) yang memberi volume CSTR yang sesuai. Ditemukan bahwa CSTR dapat
mencapai konversi akhir sebesar 73%.
1
V =F A 0
[ ]
( X −X i ) =100 [0.23 (0.73-0.21)] = 12 ft3
−r A ii
Page 21 of 32
Plot terakhir adalah sbb:
Soal #5
Reaksi Isomerisasi fasa likuid A ⇌ B terjadi secara isotermal pada CSTR yang volumenya
1000 galon. Reaksi tersebut orde dua baik reaksi maju maupun sebaliknya. Likuid masuk
bagian atas reaktor dan ke luar melalui bagian bawah. Data eksperimen menunjukkan bahwa
konversi CSTR yaitu sebesar 40%. Reaksi tersebut merupakan reversibel dengan K c =¿ 3
pada 300 K, dan ∆ H oRX =−25000cal/mol. Asumsikan data diambil pada suhu 300 K dan E =
15000 cal/mol, berapa suhu yang anda rekomendasikan untuk mencapai konversi
maksimum? Berikut adalah rumus yang digunakan.
o
1 1 ∆ H RX
(
K C ( T ) =K C ( T 0 ) exp [
)− ¿
T0 T R
]¿
Jawaban:
A⇌B
T 0=300 k , K CO ( 300 k )=3.0 V =1000 gal=3785.4 d m 3
Mol balance:
Page 22 of 32
F Ao X
V=
−r A
Rate Law:
C 2B
[
−r A =k o C −2
A
KC ]
Stochiometry:
C A=C AO ( 1−X ) dan C B=C B 0 X
F AO X
V=
k oC A0 X2
[ ( 1− X )2−
KC ]
X2
Z=
F AO [
V ( 1−X ) −
2
KC ] =
3785.4
[ 2
0.6 −
0.42
]
ko C A 0 X 0.4 3
Z=2902.2 d m3
Selanjutnya menggunakan
Z X
V=
z() X 2
❑ f ( X )=0=V −
⇒
Z
z ( ) ( 1−XX) − X 2
[ 2
( 1−X ) −
KC ] [ 2
KC ]
k E 1 1
z=
k0
=exp −
R T0 T ([ ]) dan
∆ H oRX 1 1
K c =K CO exp
[ R ( −
T0 T )]
Selanjutnya dimasukkan ke dalam Polimath nonlinear Equations solver
Page 23 of 32
Hasilnya adalah sebagai berikut
T pada 300 K
T pada 301K
T pada 303 K
T pada 304 K
T pada 305 K
Page 24 of 32
T pada 305.5 K
T pada 307 K
T pada 310 K
T pada 315 K
Page 25 of 32
Adanya X maksimum ini pada suhu 305.5 K dikarenakan karena pada 305.5 K kecepatan
reaksi berada pada titik optimum dimana jika suhunya rendah, Kecepatan reaksi rendah tetapi
jika suhu terlalu tinggi walaupun laju kinetik tinggi tetapi ekuilibirium reaksi berubah ke kiri
sehingga reaksi tidak boleh melebihi ekuilibirium
Soal #6
The catalytic reaction A → B to be carried out in a flow reaction system (CSTR and/or PFR)
has the following rate law,
k . CA
−r A = 2
( 1+ K A C A )
Where k = 1 min-1 and KA = 1 dm3/mol. The entering concentration of A is 2 mol/dm 3. What
type of reactor or combination of reactors would have the smallest volume to
a) Achieve 50% conversion
b) Achieve 80% conversion
c) With the same question, do variation of CA0 (1, 2, and 5 mol/dm3), what are the
conclusions to achieve 80% conversion.
Jawaban:
k = 1 min-1
KA = 1 dm3/mol
CA0 = 2 mol/dm3
k . CA
−r A = 2
( 1+ K A C A )
CA = CA0 (1 – X)
C A 0 (1 – X )
−r A = 2
[ 1+C A 0 ( 1 – X )]
XA -rA 1/-rA
0 0,222222 4,5
0,1 0,229592 4,355556
0,2 0,236686 4,225
0,3 0,243056 4,114286
0,4 0,247934 4,033333
0,5 0,25 4
0,6 0,246914 4,05
0,7 0,234375 4,266667
0,8 0,204082 4,9
0,9 0,138889 7,2
Page 26 of 32
1/-rA Vs XA
8
7
6
5
1/-rA
4
3
2
1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
XA
Untuk CSTR:
FA 0 X
V CSTR =
−r A
1
Produk atau areadari X dan (area biru)
−r A
Untuk PFR:
Area di bawah kurva untuk X = 0 sampai X = 0,5
Yang mana lebih besar dari CSTR (area orange muda dan orange gelap)
Jadi digunakan reaktor CSTR untuk mendapatkan volume terkecil untuk mencapai
konversi 50%.
Page 27 of 32
Sampai konversi 50% menggunakan CSTR, kemudian menggunakan PFR sampai dengan
konversi 80%.
Area CSTR extra adalah saat menggunkan CSTR dan CSTR secara seri, yang mana lebih
besar volumenya daripada menggunakan CSTR dan PFR secara seri.
Jadi digunakan reaktor CSTR dan PFR secara seri untuk mendapatkan volume
terkecil untuk mencapai konversi 80%.
c) With the same question, do variation of C A0 (1, 2, and 5 mol/dm3), what are the
conclusions to achieve 80% conversion.
Page 28 of 32
1/-rA Vs XA
14
12
10
8
1/-rA
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
XA
Untuk CSTR:
1
Produk atau areadari X dan (area biru)
−r A
Untuk PFR:
Area di bawah kurva untuk X = 0 sampai X = 0,5
Yang mana lebih kecil dari CSTR (area orange muda)
Page 29 of 32
Jadi digunakan reaktor PFR untuk mendapatkan volume terkecil untuk
mencapai konversi 50%.
Area CSTR extra adalah saat menggunkan PFR dan CSTR secara seri, yang mana
lebih besar volumenya daripada menggunakan PFR dan PFR secara seri.
Jadi digunakan reaktor PFR dan PFR secara seri untuk mendapatkan volume
terkecil untuk mencapai konversi 80%.
XA -rA 1/-rA
0 0,138889 7,2
0,1 0,14876 6,722222
0,2 0,16 6,25
0,3 0,17284 5,785714
0,4 0,1875 5,333333
0,5 0,204082 4,9
0,6 0,222222 4,5
0,7 0,24 4,166667
Page 30 of 32
0,8 0,25 4
0,9 0,222222 4,5
1/-rA Vs XA
8
7
6
5
1/-rA
4
3
2
1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1
XA
Untuk CSTR:
1
Produk atau areadari X dan (area biru mda)
−r A
Untuk PFR:
Area di bawah kurva untuk X = 0 sampai X = 0,5
Yang mana lebih besar dari CSTR (area orange muda dan orange gelap)
Page 31 of 32
Jadi digunakan reaktor CSTR untuk mendapatkan volume terkecil untuk
mencapai konversi 50%.
Area PFR extra adalah saat menggunkan CSTR dan PFR secara seri, yang mana lebih
besar volumenya daripada menggunakan CSTR dan CSTR secara seri.
Jadi digunakan reaktor CSTR dan CSTR secara seri untuk mendapatkan
volume terkecil untuk mencapai konversi 80%.
Page 32 of 32