Pengaruh Kualitas Anc Dan Riwayat Morbiditas Maternal Terhadap Morbiditas Maternal Di Kabupaten Sidoarjo
Pengaruh Kualitas Anc Dan Riwayat Morbiditas Maternal Terhadap Morbiditas Maternal Di Kabupaten Sidoarjo
Pengaruh Kualitas Anc Dan Riwayat Morbiditas Maternal Terhadap Morbiditas Maternal Di Kabupaten Sidoarjo
ABSTRACT
Morbidity and mortality in pregnant and labor women are the major problems in developing
countries. The maternal mortality rate in sidoarjo district has readed 96.27 per 100,000 live birth in
2013. This aim of this study was to analyze the effect of the quality of ANC and history of maternal
moridity to maternal morbidity in Sidoarjo. This study is an analytic observational with case-control
design. The samples of this study were 34 pregnant women in the third trimester who experienced
maternal morbidity and 34 pregnant women in the third trimester who did not experience maternal
morbidity. The data was analyzed by using univariable, bivariable and multivariable analysis with
logistic regression. The results of this study confirmed that the quality of the ANC was poor
(OR=4,965; 95% CI: 1,547 to 15,927; p=0,007) and the history of maternal morbidity (OR 6,077;
95%CI: 1,433 to 25,773; p=0,014). Thus, the incidence of maternal morbidity increased. The
conclusion: the quality of ANC and the history of maternal morbidity affect the occurrence of
maternal morbidity. Suggestions can be drawn based on the results of this study. First, health
education should be given to women in their productive age. Secoundly, the quality of ANC should
be improved by using KSPR (Kartu Skor Pudji Rochjati) to detect early risk of maternal morbidity in
women.
78
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 79
Tabel 4. Distribusi Kegiatan Antenatal Care (Frekuensi Kunjungan ANC,10T dan Penjelasan
Tanda Morbiditas Maternal)di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014
Kasus Kontrol Jumlah
Komponen Kualitas ANC
n % n % n %
Frekuensi (Jumlah kunjungan) ANC
1-3 kali
≥4 kali tidak sesuai 7 20,59 2 5,88 9 13,24
≥4 kali sesuai 6 17,65 1 2,94 7 10,29
21 61,76 31 91,18 52 76,47
Timbang berat badan (BB)
Tidak ditimbang 0 0 0 0 0 0
1–3 kali 7 20,59 2 5,88 9 13,24
≥4 kali 27 79,41 32 94,12 59 86,76
Ukur lingkar lengan atas (LLA)
Tidak di ukur 7 20,59 5 14,71 12 17,65
Pernah 27 79,41 29 85,29 56 82,35
Ukur tekanan darah (TD)
Tidak diukur 0 0 0 0 0 0
1–3 kali 7 20,59 2 5,88 9 13,24
≥4 kali 27 79,41 32 94,12 59 86,76
Ukur tinggi fundus uteri (TFU)
0 0 0 0 0 0
Tidak diukur
7 20,59 2 5,88 9 13,24
1–3 kali
27 79,41 32 94,12 59 86,76
≥4 kali
Periksa presentasi dan denyut jantung janin
(DJJ)
Tidak diperiksa 7 20,59 2 5,88 9 13,24
1–3 kali 0 0 3 8,83 3 4,41
≥4 kali 27 79,41 29 85,29 56 82,35
Beri tablet tambah darah (Fe)
Tidak diberi 7 20,59 2 5,88 9 13,24
<90 tablet 2 5,88 4 11,77 6 8,82
≥90 tablet 25 73,53 28 82,35 53 77,94
Imunisasi TT
Tidak di TT 7 20,59 4 11,76 11 14,18
1-2 kali 27 79,41 30 88,24 57 83,82
Pemeriksaan laboratorium
Tidak diperiksa Lab 17 50,0 6 17,65 23 33,82
≥1 kali 17 50,0 28 82,35 45 66,18
Temu wicara atau konseling
12 35,29 2 5,88 14 20,59
Tidak mendapat konseling
5 14,71 4 11,77 9 13,24
1–3 kali
17 50,00 28 82,35 45 66,18
≥4 kali
Tatalaksana atau penanganan kasus
Dilaksanakan tidak sesuai -standart
Dilaksanakan sesuai standart 13 38,24 6 17,65 19 27,94
kali lebih besar dibandingkan kualitas ANC OR=6,077, artinya besar risiko ibu hamil yang
baik. memiliki riwayat morbiditas maternal terhadap
Riwayat morbiditas maternal diperoleh morbiditas maternal 6,077 kali lebih besar
nilai p sebesar 0,014, artinya riwayat morbiditas dibandingkan yang tidak memiliki riwayat
maternal berpengaruh terhadap morbiditas morbiditas maternal.
maternal. Riwayat morbiditas maternal dengan
Tabel 5. Pengaruh Kualitas Antenatal Care terhadap Morbiditas Maternal di Kabupaten Sidoarjo
Tahun 2014
Kasus Kontrol Jumlah Nilai
Kualitas Antenatal care OR 95%CI
n % n % N % p
4,6 1,54- 0,006
Kurang Baik 17 50,0 6 17,65 23 33,82
7 14,14
Baik 17 50,0 28 82,35 45 66,18
Jumlah 34 100 34 100 68 100
Tabel 6. Pengaruh Riwayat Morbiditas Maternal pada Kehamilan Sebelumnya terhadap Morbiditas
Maternal di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2014
Kasus Kontrol
Riwayat Morbiditas Maternal OR 95%CI Nilai p
n % n %
Memiliki 12 35,3 3 8,8 1,42 –
5,64 0,014
Tidak memiliki 22 64,7 31 91,2 22,36
Jumlah 34 100 34 100
masa kehamilannya sesuai dengan standar karena berbagai faktor resiko bisa diketahui
pelayanan antenatal yang mencakup seawal mungkin dan dapat segera dikurangi
anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan atau dihilangkan (16).
kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas Kebijakan teknis pelayanan antenatal
indikasi tertentu serta indikasi dasar dan setiap kehamilan dapat berkembang menjadi
khusus (1). Selain itu aspek yang lain yaitu masalah atau komplikasi setiap saat. Itu
penyuluhan, Komunikasi, Informasi dan sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan
Edukasi (KIE), motivasi ibu hamil dan rujukan. pemantauan selama kehamilannya.
Tujuan asuhan antenatal adalah Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan
memantau kemajuan kehamilan untuk meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
memastikan kesehatan ibu dan tumbuh mengupayakan kehamilan yang sehat,
kembang bayi, meningkatkan dan melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan
mempertahankan kesehatan fisik, mental dan bila diperlukan, persiapan persalinan yang
social ibu dan bayi, mengenali secara dini bersih dan aman, perencanaan antisipatif dan
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang persiapan dini untuk melakukan rujukan jika
mungkin selama kehamilan, termasuk riwayat terjadi komplikasi.
penyakit secara umum, kebidanan dan Kualitas pelayanan Antenatal erat
pembedahan, mempersiapkan persalinan hubungannya dengan penerapan standar
cukup bulan, melahirkan dengan selamat,ibu pelayanan kebidanan, yang mana standar
maupun bayinya dengan trauma seminimal pelayanan berguna dan penerapan norma dan
mungkin, mempersiapkan ibu agar masa nifas tingkat kinerja yang diperlukan untuk mencapai
berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif, hasil yang diinginkan. Penerapan standar
mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam pelayanan akan sekaligus melindungi
menerimakelahiran bayi agar dapat tumbuh masyarakat, karena penilaian terhadap proses
kembang secara normal serta optimalisasi dan hasil penilaian dapat dilakukan dengan
kembalinya kesehatan reproduksi ibu secara dasar yang jelas (12).
wajar. Keuntungan layanan antenatal sangat Preeklampsia dan eklampsia merupakan
besar karena dapat mengetahui resiko dan komplikasi kehamilan berkelanjutan, oleh
komplikasi sehingga ibu hamil dapat diarahkan karena itu melalui antenatal care yang
untuk melakukan rujukan ke rumah sakit. bertujuan untuk mencegah perkembangan
Layanan antenatal dilakukan sehingga dapat preeklampsia, atau setidaknya dapat
dilakukan pengawasan yang lebih intensif, mendeteksi dini sehingga dapat mengurangi
pengobatan agar resiko dapat dikendalikan, kejadian kesakitan. Pada tingkat permulaan
serta melakukan rujukan untuk mendapat preeklampsia tidak memberikan gejala yang
tindakan yang adekuat (10). dapat dirasakan oleh pasien sendiri, maka
Pelayanan yang dilakukan secara rutin diagnosa dini hanya dapat dibuat dengan
juga merupakan upaya untuk melakukan antenatal care. Jika calon ibu melakukan
deteksi dini kehamilan beresiko sehingga dapat kunjungan setiap minggu ke klinik prenatal
dengan segera dilakukan tindakan yang tepat selama 4-6 minggu terakhir kehamilannya, ada
untuk mengatasi dan merencanakan serta kesempatan untuk melakukan tes proteinuri,
memperbaiki kehamilan tersebut. Kelengkapan mengukur tekanan darah, dan memeriksa
antenatal terdiri dari jumlah kunjungan tanda udema. Setelah diketahui diagnosa dini
antenatal dan kualitas pelayanan antenatal . perlu segera dilakukan penanganan untuk
Pelayanan antenatal mempunyai pengaruh mencegah masuk ke dalam eklampsia (13). Di
yang baik terhadap pertumbuhan janin atau samping faktor yang sudah diakui, jelek
lama waktu mengandung, baik dengan tidaknya kondisi ditentukan juga oleh baik
diagnosis maupun dengan perawatan berkala tidaknya antenatal care. Dari 70% pasien
terhadap adanya komplikasi kehamilan. primigravida yang menderita preeklampsia,
Pertama kali ibu hamil melakukan pelayanan 90% nya mereka tidak melaksanakan antenatal
antenatal merupakan saat yang sangat penting, care (18).
84 Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika”
Pelayanan Antenatal Care merupakan keluarga tentang rencana proses kelahiran; 8).
cara untuk memonitor dan mendukung Persiapan dan biaya persalinan.
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi Pelayanan antenatal lengkap adalah jika
komplikasi. Pelayanan Antenatal Care penting seorang ibu hamil yang mendapatkan
untuk menjamin bahwa proses alamiah dari pelayanan antenatal dengan pola standar 4 kali
kehamilan berjalan normal dan tetap demikian selama kehamilan, yaitu 1 kali pada triwulan
seterusnya. Kehamilan dapat berkembang pertama, 1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali
menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. pada triwulan ketiga. Pelayanan antenatal yang
Sekarang ini sudah umum diterima bahwa berkualitas (sesuai standar) dapat mendeteksi
setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu. gejala dan tanda yang berkembang selama
Kebijakan program dalam pelayanan kehamilan. Jika ibu tidak memeriksakan diri
Antenatal Care yaitu kunjungan antenatal hingga paruh kedua masa kehamilan, diagnosis
sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama hiptertensi kronis akan sulit dibuat karena
kehamilan, satu kali pada triwulan pertama, tekanan darah biasanya menurun selama
satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada trimester kedua dan ketiga pada wanita dengan
triwulan ketiga. hipertensi. Kunjungan antenatal kurang dari 4
Menurut Kemenkes RI (2012) penerapan kali dengan demikian akan meningkatkan risiko
operasionalnya dikenal standar minimal (10T) menderita preklampsia atau eklampsia (4).
yang terdiri atas : Penelitian ini sesuai dengan penelitian
1. (Timbang) berat badan dan pengukuran yang dilakukan oleh Hermawan (2013), yang
tinggi badan menyatakan bahwa ada hubungan yang
2. Ukur (Tekanan) darah signifikan antara keteraturan antenatalcare
3. Ukur lingkar lengan atas (LLA) dengan resiko kejadian preeklampsia (7). Serta
4. Ukur (Tinggi) fundus uteri penelitian Langelo (2012) dan Sari (2013) yang
5. Tentukan presentasi janin dan denyut mengatakan bahwa ada hubungan bermakna
jantung janin (DJJ) antara pemeriksaan kehamilan dengan
6. Pemberian imunisasi (Tetanus Toxoid) / TT kejadian preeklamsia (13,19).
lengkap Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
7. Pemberian (Tablet besi), minimal 90 tablet pengaruh riwayat morbiditas maternal terhadap
selama kehamilan morbiditas maternal. Riwayat morbiditas
8. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual maternal mempunyai risiko terhadap
9. Tatalaksana/penanganan kasus morbiditas, responden yang mempunyai
10. Temu wicara dalam rangka persiapan morbiditas maternal mengalami morbiditas
rujukan. maternal sebesar 35,3%. Penelitian ini searah
Temu wicara (persiapan rujukan) dengan penelitian yang dilakukan Isworo (2012)
dilakukan untuk memberikan konsultasi atau dan Utami (2007) yang mengatakan ada
melakukan kerjasama terhadap penanganan hubungan variabel pernah menderita
kesehatan ibu hamil. Tindakan yang harus preeklampsia dengan kejadian preeklampsia
dilakukan bidan dalam temu wicara antara lain : (9,20). Wanita yang mengalami preeklampsia
1).Merujuk ke dokter untuk konsultasi, pada kehamilan pertama memiliki tujuh kali
menolong ibu menentukan pilhan yang tepat; risiko preeclampsia pada kehamilan kedua.
2).Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta Wanita dengan preeklampsia pada kehamilan
surat rujukan; 3).Meminta ibu untuk kembali kedua tujuh kali lebih cenderung memiliki
setelah konsultasi dan membawa surat hasil riwayat preeklampsia kehamilan sebelumnya
rujukan; 4).Meneruskan pemantauan kondisi (5).
ibu dan bayi selama kehamilan; 5).Memberikan
asuhan antenatal; 6).Perencanaan dini jika SIMPULAN
tidak aman melahirkan di rumah; Ada pengaruh kualitas ANC dan riwayat
7).Menyepakati pengambil keputusan dalam morbiditas maternal terhadap morbiditas
maternal di kabupaten sidoarjo.
Jurnal Kesehatan “Wiraraja Medika” 85
25. WHO. 2005. Making pregnancy safer. Mortality in the ICU, Critical Care, Volume
http://www.who.int/making_pregnancy_safe 12 suppl 2 pp.492
r/topics/maternal_mortality/en/index.html 28. Simarmata, Oster Suriani. 2010.
(Sitasi 4 April 2014) Hubungan Kualitas Pelayanan Antenatal
26. WHO. Maternal Mortality in 2000. WHO. terhadapa Kejadian Bayi Berat Lahir
2007 Rendah di Indoenesia (Analisis Data
27. Kaddour C, Souissi R, Haddad Z, Sekunder Survey Demografi dan
Zaghdoudi, Magouri M, Saussi M. 2008. Kesehatan Indonesia Tahun 2007). Tesis.
Causes and Risk Factors of Maternal Jakarta: UI.