None

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

1

Stomach Content Analysis of Pterygoplichthys pardalis from The Air Hitam River,
Payung Sekaki District, Riau Province
By:
Mey Tisasari ; Deni Efizon2) and Chaidir P Pulungan3)
1)

E-mail :[email protected]

ABSTRACK

Pterygoplichthys pardalis is a type of freshwater fish that live in the Air Hitam River, one of
polluted river in Riau. Eventhough the river is polluted, but this species well developed in that
river. To understand the stomach content of that fish and its relationship with size, sex and
level of maturity, a study has been conducted from February to May 2015. There were 169
fishes captured, however only 91 fishes were used for stomach content study as the other had
empty stomach. The stomach content was analyzed and was used as a basis to calculate the
Preponderance Index (PI). Results shown that the main food of P. pardalis is
Bacillariophyceae (PI 41.19%), small fishes (91-124 mm TL) tend to consume Cyanophyceae
(PI53.54%), while the big fish (more than 295 mm TL) tend to consume Bacillariophyceae
(PI 45,48%) and rest of crustacea (PI 46,66%). Male eat more Cyanophyceae (PI 46,69%), the
female consume Bacillariophyceae (PI 39,05%). Fish with low maturity level (2nd and 3rd
maturity level) tend to eat Chlorophyceae (PI 48.81%) and Bacillariophyceae (PI 34.19%),
while the mature fish prefer to consume Chlorophyceae (PI 37.14%). Based on data obtained,
it can be concluded that the main food of P. pardalis was various and it is related to body
size, sex and gonad maturity level.
Keywords : Pterygoplichthys pardalis, Stomach Content Analysis, Preponderance
Index
1)
Students of the Fishery and Marine Science Faculty, Riau University
2)
Lecturers of the Fishery and Marine Science Faculty, Riau University
3)

PENDAHULUAN
Kota Pekanbaru dibelah oleh rumah tangga, limbah rumah sakit dan
Sungai Siak yang memiliki beberapa anak limbah bengkel kendaraan bermotor.
sungai. Sungai Air Hitam merupakan salah Salah satu jenis ikan yang
satu anak dari Sungai Siak memiliki mendominasi perairan Sungai Air Hitam
panjang + 8,5 km. Sebagian aliran sungai ini adalah ikan sapu-sapu (Firdaus, 2014).
itu dipengaruhi oleh aktivitas penduduk Adapun salah satu faktor yang
yang berdampak kesungai, sehingga dapat menyebabkan ikan sapu-sapu melimpah
mempengaruhi kehidupan organisme adalah karena kondisi lingkungan yang
perairannya (Permadi, 2014). Secara fisik mendukung kehidupannya.
beberapa dari badan sungai ini telah Spesies ikan sapu-sapu mulai
mengalami perubahan yaitu dilakukan mendominasi di Sungai Sail, Sungai Siak
pembangunan kanalisasi, betonisasi dan dan juga telah ditemukan di Sungai
sudah dilakukan pelurusan aliran sungai Tenayan (Pulungan, 2009). Masuknya
untuk keperluan drainase. Sungai Air jenis ikan sapu-sapu (P. pardalis) di sungai
Hitam saat ini telah digunakan sebagai akan menganggu komunitas ikan yang ada
sumber air untuk aktivitas lahan pertanian, di perairan, hal ini menyebabkan sebagian
tempat pembuangan limbah industri tahu populasi ikan jumlahnya mulai berkurang
(industri skala rumah tangga), limbah disebabkan adanya persaingan dalam
2

mencari makanan karena ikan ini berbeda- beda, berdasarkan jenis kelamin
mempunyai kemampuan menyesuaikan dan berdasarkan matang gonad dan tidak
diri terhadap ketersediaan makanan dengan matang gonad. Sedangkan manfaat
baik di perairan. Ikan asli Sungai Amazon peneltian ini adalah untuk
ini merupakan jenis ikan yang tahan menginformasikan dan menambah
terhadap kondisi lingkungan tercemar dan pengetahuan tentang makanan ikan sapu-
sebagai Aliens spesies dengan kemampuan sapu untuk penulis dan masyarakat dan
adaptasi yang cepat dan dapat bertahan sebagai acuan dasar dalam upaya
hidup dengan tingkat toleransi yang tinggi pengelolaan dan pemanfaatan ikan sapu-
terhadap kondisi lingkungan yang kurang sapu.
mendukung seperti kualitas air yang
rendah dan perairan yang tercemar.
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang ikan ini belum banyak Penelitian ini dilaksanakan pada
dilakukan sehingga informasi dan data bulan Februari-Mei 2015 bertempat di
tentang aspek biologinya masih kurang. Sungai Air Hitam Kecamatan Payung
Untuk itu diperlukan informasi mengenai Sekaki Kota Pekanbaru Provinsi Riau.
jenis makanan yang biasa dimakan oleh Analisis sampel ikan dilakukan di
ikan sapu-sapu, sehingga diperlukan Laboratorium Biologi Perairan Fakultas
penelitian tentang “Analisis Isi Saluran Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Pencernaan Ikan sapu-sapu Riau. Histologi saluran pencernaan
(Pterygoplichthys pardalis) yang Hidup di dilakukan di Laboratorium Kedokteran
Sungai Air Hitam Kota Pekanbaru”. Hewan Institut Pertanian Bogor.
Tujuan Penelitian ini adalah Bahan dan alat yang digunakan
mengetahui golongan ikan, mengetahui
dalam penelitian analisis isi saluran
jenis-jenis makanan berdasarkan kelas pencernaan ikan sapu-sapu (P. pardalis).
ukuran panjang tubuh ikan sapu-sapu yang

Tabel 1. Bahan Dan Alat yang Digunakan dalam Penelitian


Bahan dan Alat Satuan Kegunaan
a. Alat
Alat tangkap (tangguk dan jaring) - Untuk menangkap sampel ikan
Ember Liter Sebagai wadah sampel ikan
Neraca O’haus BC series 0,1 gram Menimbang berat ikan
Jangka sorong dan Meteran 0,1 cm Mengukur panjang ikan dan panjang
saluran pencernaan
Alat bedah Set Membedah ikan
Botol sampel Buah Untuk menyimpan saluran pencernaan
Cawan petri, pipet tetes, objek glass, - Untuk melihat organisme makanan ikan
cover glass, gelas ukur dan mengukur volume saluran pencernaan
ikan.
MikroskopOlympus CX21 Set Mengamati sampel plankton
Buku identifikasi - Mengidentifikasi plankton
Camera digital Set Dokumentasi selama penelitian
b. Bahan
Ikan Sapu Sapu Ekor Sebagai objek penelitian
Formalin 4 % ml Mengawetkan saluran pencernaan
alkohol seri dan absolut, Xylol, ml Untuk pembuatan preparat histologi
paraffin,pewarnahaematoxilyn-eosin,
ewid, NaCl fisiologis.
3

Tabel 2. Alat dan Bahan yang Digunakan untuk Pengukuran Parameter Kualitas Air di
Sungai Air Hitam
Parameter Satuan Bahan/Alat Analisis
a. Fisika
Kecerahan cm Secchi Disk Di lapangan
Kedalaman m Meteran Di Lapangan
Kekeruhan NTU Turbidimeter Di Laboratorium
b. Kimia
pH - pH Indikator Di Lapangan
O2 Terlarut mg/L NaOHKi, H2SO4, amilum, Di Lapangan
Natrium thiosulfat, botol BOD,
erlenmeyer, gelas ukur, jarum
suntik,

Metode yang digunakan dalam penentuan indeks bagian terbesar makanan


penelitian ini adalah metode survei dengan menggunakan IP (Indeks of
Pengambilan sampel ikan menggunakan Preponderance). Pengambilan sampel ikan
metode sensus. Sedangkan perhitungan Sapu sapu dilakukan di Sungai Air Hitam
jenis-jenis makanan ikan sapu-sapu yang terletak di Kecamatan Payung Sekaki
menggunakan metode volumetrik, Provinsi Riau. Pengambilan sampel ikan
frekuensi kejadian dan metode jumlah dilakukan 1-2 kali dalam 1 bulan dalam
menurut Effendie (1979). Pengamatan waktu 4 bulan. Penetapan stasiun
jenis-jenis makanan ikan sapu-sapu dengan pengambilan sampel ikan menggunakan
menggunakan buku Sachlan (1980) dan metode purposive sampling (Gambar 1.)
Yunfang (1995) untuk plankton dan

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Berikut informasi mengenai stasiun yaitu : sungai yang terletak di kawasan Kelurahan
Stasiun I: Lokasi ini merupakan daerah Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung
bagian hulu sungai yang terletak di sekaki. Stasiun ini terletak pada titik
kawasan di sekitar jembatan jalan Rajawali dengan posisi koordinat sekitar N 00° 30'
Sakti Ujung (Kelurahan Sidomulyo, 34" dan E 101° 24' 03".
Kecamatan Tampan). Stasiun ini terletak Stasiun III: Lokasi ini merupakan bagian
pada titik dengan posisi koordinat sekitar hilir yang bermuara ke Sungai Siak
N 00° 30' 32" dan E 101° 23' 33". (Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung
Stasiun II: Lokasi ini merupakan daerah Sekaki. Stasiun ini terletak pada titik
bagian tengah sungai dimana daerah dengan posisi koordinat sekitar N 00° 32'
mengalirnya antara bagian hulu ke hilir 44" dan E 101° 23' 43".
4

Pengukuran sampel ikan dilakukan Perhitungan jenis-jenis makanan ikan


di Laboratorium Biologi Perikanan sapu-sapu menggunakan metode
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan volumetrik, frekuensi kejadian dan metode
Universitas Riau. Pengukuran ikan jumlah yang mengacu pada Natarajan dan
dilakukan dengan menggunakan jangka Jhingran (1961) dengan metode volumetrik
sorong. Sampel ikan akan diukur panjang yaitu mengukur volume makanan yang
total (TL) yaitu panjang yang diukur mulai terdapat di dalam setiap saluran
dari ujung mulut sampai ke ujung sirip pencernaan ikan. Persentase volume satu
ekor dan panjang baku (SL) yaitu panjang jenis makanan dapat diketahui dengan
yang diukur mulai dari ujung mulut sampai rumus :
ke pangkal sirip ekor dengan satuan Vi = (n / ∑n ) x Vp
milimeter (mm) (Gambar 2). Berat ikan
sampel ditimbang menggunakan Keterangan :
timbangan O’haus BC series dengan Vi = Persentase volume satu jenis
ketelitian 0,1 gram. makanan
n = Jumlah satu jenis makanan
∑n = Jumlah semua jenis makanan
Vp = Volume makanan ikan

Untuk keperluan pengamatan


histologi usus ikan sapu-sapu yang masih
TL segar (baru dimatikan) dalam keadaan
SL utuh. Pembuatan preparat histologi
berpedoman pada metode mikroteknik
Gambar 2. Pengukuran Ikan sapu-sapu (P.
(Gunarso, 1989) dengan proses :
pardalis)
1. Fiksasi
Penentuan jenis kelamin ikan jantan
Lambung dan usus dicuci dengan
dan betina dilihat dengan mengamati ciri
NaCl fisiologis 0,65%, difiksasi
seksual sekunder dan ciri seksual primer
dengan formalin 10% selama 24 jam,
ikan. Pengawetan saluran pencernaan ikan
kemudian dipindahkan ke dalam
dilakukan dengan cara ikan dibedah dan
formalin 4 % untuk melunakkan
diambil saluran pencernaan dan dipisahkan
jaringan.
dari gonadnya. Kemudian saluran
2. Dehidrasi
pencernaan dimasukkan kedalam botol
Lambung dan usus direndam dalam
sampel yang telah diisi larutan Formalin 4
larutan alkohol bertingkat (80 %, 85%,
% dan diberi label sesuai dengan jenis
90% dan 95%) masing-masing 2 jam
kelamin dan stasiun pengambilan sampel.
dan dipindahkan ke dalam alkohol 100
Pengukuran saluran pencernaan dengan
% sebanyak empat kali selama 1 jam.
cara usus yang telah diawetkan dibersihkan
3. Clearing I
dan diukur panjang ususnya dengan
Lambung dan usus direndam dalam
meteran kain.
alkohol 100 % + xyol (1: ) selama 45
menit, kemudian kedalam xylol I, II,
III masing-masing 45 menit.
4. Infiltring
Ikan direndam dalam xylol + paraffin
(1 :1) selama 45 menit pada suhu
60oC. Kemudian direndam ke dalam
paraffin I, II, III selama 45 menit.
Gambar 3. Pengukuran Saluran
Pencernaan Ikan Sapu-sapu (P. pardalis)
5

5. Embiding IP = Index of Preponderance


Ikan ditanam ke dalam balok paraffin Vi = Persentase volume satu makanan
cair pada suhu 60oC sampai paraffin Oi = Prsentase frekuensi kejadian satu
mengeras selama 24 jam. macam makanan
6. Pemotongan ∑VixOi = Jumlah Vi x Oi dari semua jenis
Spesimen dipotong 6 mikron, makanan
ditempelkan pada objek gelas yang
ditetesi ewid, direnggangkan di atas Berdasarkan nilai Index of
alat pemanas dan dikeringkan 24 jam Preponderance persentase makannya
pada suhu 45oC. dibagi menjadi tiga kategori yaitu menjadi
7. Deparafinasi makanan utama apabila nilai Index of
Preparat direndam berturut-turut (xylol Preponderance (IP) > 40%, makanan
I, II, alkohol 100% I, 100% II, 95%, pelengkap bila IP 4% sampai 40% dan
90%, 85%, 70% dan 50%) masing- makanan tambahan apabila IP < 4%.
masing dua menit kemudian dicuci. Selanjutnya data kualitas air, jenis dan
8. Pewarnaan kelimpahan plankton di perairan akan
Preparat direndam dalam larutan ditampilkan dalam bentuk tabel dan
haematoksilin selama dua menit, dan dianalisis secara deskriptif (Effendie,
dicuci dengan air keran yang mengalir. 1979). Untuk mengetahui jenis makanan
yang dimakan berdasarkan ukuran ikan
9. Dehidrasi berbeda, penentuan golongan ikan
Preparat direndam berturut-turut di berdasarkan makanan yang dimakan dan
dalam alkohol 70%, 80%, 85%, 90%, berdasarkan ikan matang gonad atau tidak,
95% I, 95% II, 100% I, 100% II berdasarkan jenis kelamin dianalisis secara
masing-masing selama satu menit. deskriptif.
10. Clearing
Preparat direndam dalam xylol I dan HASIL DAN PEMBAHASAN
xylol II masing-masing selama satu Ciri-ciri morfologi ikan sapu-sapu
menit. adalah memiliki bentuk kepala picak, tidak
11. Penutupan dengan kaca penutup bersisik dan permukaan kasar. Mata di
Preparat diberi zat perekat Canada bagian dorsal sisi atas, memiliki sepasang
Balsem, ditutup dengan kaca penutup mata, 2 pasang lubang hidung di depan
dan dikeringkan 10 menit. Preparat mata. Mulut yang terletak di bagian bawah
diberi label sesuai dengan perlakuan (ventral), bibir berbentuk cakram dan
sehingga didapatkan preparat memiliki sepasang sungut di sudut mulut.
permanen histologi jaringan saluran Semua siripnya di awali dengan jari-jari
pencernaan yang diamati di bawah keras kecuali sirip ekor, badan berbentuk
mikroskop. pipih, memiliki alat pernafasan tambahan
Analisis Saluran Pencernaan yaitu labyrinth. Tubuh ikan sapu-sapu
Untuk mengetahui jenis makanan memanjang, ditutupi dengan sisik yang
ikan sapu sapu menggunakan IP (Index of keras dan tajam kecuali bagian ventral
Preponderance) atau “Indeks Bagian tubuh yang mendatar. Dibagian ventral
Terbesar” (Natarajan dan Jhingran, 1961). juga memiliki pola yang bentuk bulat atau
Metode ini adalah metode gabungan dari bintik-bintik hitam. Jumlah sirip dorsal
metode frekuensi kejadian sehingga dapat D,I;12, sirip pectoral P,I;5, sirip ventral
diketahui persentase setiap jenis makanan V,I;5, sirip caudal C,II;14, sirip anal A,I;4.
yang dimakan ikan yaitu dengan rumus : Memiliki kelopak seperti huruf M
IP = Vi x Oi x 100 % berjumlah 28 di bagian dorsal dan ventral,
∑Vi x Oi dibagian ventral ukuran kelopak semakin
Keterangan : ke bawah semakin besar. Bentuk ekor ikan
6

sapu-sapu berlekuk ganda. Menurut Page ventral tubuh berupa bintik-bintik hitam
dan Robins (2006), spesies ikan sapu-sapu atau totol yang tidak saling berhubungan.
memiliki ciri-ciri spesifik pada bagian

(a) (b)

Gambar 4. Morfologi Ikan sapu-sapu (P. pardalis) (a) Ikan Jantan (b) Ikan Betina.

Tabel 3. Jumlah Kisaran Panjang Total, Berat Tubuh dan Rasio Ikan sapu-sapu (P. pardalis)
pada Setiap Bulan Penelitian
Kisaran Kisaran Rasio
No Pengamatan Jenis Jumlah
Panjang Berat Jenis
(Bulan) Kelamin (ekor) Total (mm) (Gram) Kelamin
1 Februari Jantan 21 102-391 48-420 1 : 1,7
Betina 36 108-391 50-410
2 Maret Jantan 10 95-273 34-200 1 : 1,3
Betina 13 91-338 33-395
3 April Jantan 31 45-340 45-340 1 : 0,7
Betina 22 38-225 27-172
4 Mei Jantan 13 18-273 18-200 1 : 1,8
Betina 23 18-278 19-260

Berdasarkan Tabel 7 terlihat bahwa


perbedaan jumlah ikan jantan dan betina
adalah 1:0,7-1:1,8. Rasio ikan sapu-sapu
jantan dan betina pada bulan pengamatan
tidak berbeda nyata dimana sebaran ikan
jantan dan betina pada setiap bulan 1:1 dan
1 2 3 4
secara keseluruhan sebaran ikan jantan dan
betina seimbang berdasarkan uji Chi-
Square. Menurut Steel dan Torrie (1995) Gambar 5. Anatomi Saluran Pencernaan Ikan
bahwa rasio kelamin ikan yang seimbang sapu-Sapu (P. pardalis) 1)Mulut, 2)Lambung
Semu, 3)Usus, 5)Anus.
adalah 1:1.
Ikan sapu-sapu tergolong ikan
4.3. Anatomi Saluran Pencernaan Ikan herbivora karena dilihat dari bentuk usus
sapu-sapu (P. pardalis) yang panjangnya mencapai 6 kali lipat dari
Organ saluran pencernaan ikan panjang tubuh ikan sapu-sapu. Panjang
sapu-sapu terdiri dari mulut, tenggorokan saluran pencernaan ikan sapu-sapu hampir
(pharinx), kerongkongan (esophagus), sama dengan ikan motan berdasarkan
lambung semu, usus (intestinum) dan anus. penelitian Asyari dan Fatah (2011) yang
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada menyatakan bahwa panjang saluran
Gambar 6. pencernaan ikan motan mencapai 5,9 kali
dari panjang tubuhnya.
7

dikelompokkan menjadi Bacillariophyceae,


Chlorophyceae, Cyanophyceae,
Euglenophyceae, Xanthophyceae dan Sisa
Crustacea. Adanya jenis makanan ikan
yang dimakan dan berdasarkan panjang
tubuh dan panjang saluran pencernaan, hal
Gambar 6. Saluran Pencernaan Ikan sapu-
sapu (P. pardalis) ini menunjukkan bahwa ikan sapu-sapu
adalah ikan herbivora menurut pernyataan
Jenis-jenis Makanan Pada Saluran Mudjiman (2001) bahwa ikan yang lebih
Pencernaan Ikan sapu-sapu (P. pardalis) banyak mengkonsumsi plankton bersifat
Makanan ikan sapu-sapu yang herbivora
ditemukan di saluran pencernaan

Tabel 4. Jenis-jenis makanan Ikan sapu-sapu (P. pardalis)

No. Kelas Spesies


1. Bacillariophyceae Aphanizomenon sp.
Diatom sp.
Isthmie sp.
licmophora sp.
Melosira sp.
Navicula sp.
Rephidium sp.
Pinularia sp.
Sceletonema sp.
Rhoicosphenia sp.
Stauroneis sp.
Surirella sp.
2. Cyanophyceae Anabaena sp.
Chroococcus sp.
Gleocapsa sp.
Microcystis sp.
Oscillatoria sp.
Sprirulina sp
3. Chlorophyceae Ankistrodesmus sp.
Closterium sp.
Coleochaete sp.
Monoraphidium sp.
Scenedesmus sp.
Stigeoclonium sp.
4. Xanthophyceae Tribonema sp.
5. Euglenophyceae Euglena sp.
Phacus sp.
6. Sisa Crustacea Jenis A
Jenis B
Jenis C
Jenis D

Keragaman jenis makanan ikan yang dapat bertahan di perairan. Menurut


sapu-sapu (Tabel 4) merupakan salah satu Azhar (1993) dalam Budiharti (2014),
faktor pendukung populasi ikan sapu-sapu semakin beragam makanan ikan di perairan
8

maka ikan tersebut akan mudah juga sesuai dengan penelitian yang
menghadapi perubahan lingkungan jika dilakukan Tresna et al. (2012) pada ikan
suatu jenis makanannya berkurang. yang sama yaitu menunjukkan bahwa
Sebaliknya jika suatu spesies ikan yang makanan utama ikan sapu-sapu adalah dari
hanya memakan satu jenis makanan saja fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae
maka akan mudah terancam jika makanan (56.39%) di hulu Sungai Cimanuk.
terebut berkurang oleh suatu dampak yang
terjadi di lingkungannya. Nilai IP Ikan sapu-sapu (P. pardalis)
Berdasarkan Kelas Ukuran
Nilai IP Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Untuk mengetahui jenis makanan
Nilai kelompok makanan di setiap stasiun yang dimakan ikan sapu-sapu di setiap
ditampilkan pada Gambar 9. ukuran, maka ikan-ikan yang tertangkap
Xantho; Sisa dikelompokkan berdasarkan kisaran
0,071944 Crustacea; Panjang Total (TL) dari ukuran terkecil
0,041426
Eugleno sampai dengan ukuran terpanjang.
5%
Bacill
Pengelompokkan ikan dilakukan sesuai
Cyano 41% dengan petunjuk Sudjana (1996). Kisaran
32% kelas panjang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengelompokkan Ikan Berdasarkan
Kelas Ukuran Ikan sapu-sapu (P.
pardalis)
Chloro
Panjang Panjang
18%
Kelas Kelas Frekuensi Usus (mm)
(mm)
Gambar 7. Nilai IP Komposisi Jenis
1 91-124 4 600-750
Makanan Ikan sapu-sapu Secara Keseluruhan
2 125-158 3 965-980
(P. pardalis) 3 159-192 13 1020-1227
Berdasarkan Gambar 7 4 193-226 25 1230-1360
5 227-260 17 1380-1560
menunjukkan bahwa nilai Index of
6 261-294 16 1590-1850
Preponderance (IP) secara umum tertinggi 7 295-328 3 1870-2000
pada kelas Bacillariophyceae (41.19%) dan 8 329-362 5 2050-2580
nilai IP terendah dari Sisa Crustacea 9 363-391 5 2620-2650
(1.41%). Hal ini dikarenakan ketersediaan Jumlah 91
Bacillariophyceae di perairan banyak Komposisi makanan ikan ukuran
sehingga ikan sapu-sapu memanfaatkan tubuh dikelompokkan berdasarkan IP dapat
jenis makanan tersebut menjadi makanan dilihat pada Gambar 8.
utama. Selain itu jenis makanan utama ini

60,00%
50,00%
Bacill
40,00%
Chloro
30,00%
Cyano
20,00%
Eugleno
10,00%
Xantho
0,00%
I II III IV V VI VII VIII IX Sisa Crustacea

Kelompok

Gambar 8. IP Makanan Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Berdasarkan Kelas Ukuran


9

Nilai IP Ikan sapu-sapu (P. pardalis)


Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 6. Jumlah Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Berdasarkan Jenis Kelamin
Jantan Betina
Kisaran Panjang Kisaran Panjang
Jumlah Jumlah
Total (mm) Total (mm)
95-230 14 91-184 4
163-340 12 112-245 14
243-391 10 193-270 14
282-382 4 184-391 19
Jumlah Total 40 51

Berdasarkan Tabel 6. jumlah ikan Jantan ikan sapu-sapu berdasarkan jenis kelamin
40 ekor dan ikan betina 51 ekor Nilai IP dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 11.

Sisa Sisa
Xantho
Xantho Crustace
Eugleno 2% Crustacea Bacill
a
11% 1%
21% Eugleno 5% 0,12%
6%

Cyano Bacill
33% 40%
Chloro
18%
Cyano Chloro
47% 17%

(a) (b)
Gambar 9. Nilai IP Makanan Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Berdasarkan Jenis Kelamin (a)
Nilai IP Jantan (b) Nilai IP Betin

Berdasarkan Gambar 9 menunjukkan Nilai IP Ikan Sapu-sapu (P. pardalis)


bahwa kelas Cyanophyceae termasuk Berdasarkan Tingkat Kematangan
dalam makanan utama ikan sapu-sapu Gonad
jantan dengan persentase (46,69%). Untuk mengetahui jenis makanan
Sedangkan ikan betina lebih banyak yang dimakan ikan sapu-sapu maka ikan
mengkonsumsi dari kelas yang tertangkap dikelompokkan
Bacillariophyceae dengan persentase berdasarkan TKG (Tabel 7).
(40,05%). Berbeda dengan penelitian Tabel 7. Jumlah Ikan Sapu-sapu (P.
yunanto (2000) makanan utama ikan sapu- pardalis) Berdasarkan TKG
sapu adalah dari kelas Chlorophyceae. Kisaran
Menurut pendapat Effendie (2002) dan TKG Panjang Total Jumlah Ikan
Lagler et al., (1977) bahwa komposisi jenis (mm)
makanan ikan di pengaruhi oleh faktor I 91-230 18
penyebaran organisme, faktor ketersediaan
makanan, selera ikan terhadap makanan II 112-340 26
dan kebiasaan makan spesies ikan akan III 193-391 24
selalu bervariasi karena tergantung pada IV 184-391 23
kondisi lingkungan dimana ikan itu hidup.
Jumlah 91
10

Sisa
Xantho Sisa
Euglen Xantho Crustace
Crustace
o 3% a Eugleno 5%
0,05% 10% a
6% 0,04% Bacill
Bacill 34%
24%

Chloro
Cyano Chloro
49%
18% 34%
Cyano
17%
(b)
(a) Xantho Sisa
0, 59% Crustacea
Eugleno 5% Bacill
10% 32%

Chloro Cyano
37% 16%

(c)
Gambar 10. Nilai IP Makanan Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Berdasarkan TKG (a) Nilai IP
TKG I-II (b) Nilai IP TKG III (c) Nilai IP TKG IV

tidak sepenuhnya menjadi makanan utama


Pada Gambar 10 dapat dilihat melainkan menjadi makanan pelengkap
bahwa nilai IP ikan sapu-sapu TKG I dan yang utama. Selanjutnya menurut Syandri
II sebagai makanan utama adalah plankton et al. (2008)faktor yang menentukan
dari kelas Chlorophyceae dengan fekunditas ikan adalah mutu pakan.
persentase (48,81%). Sedangkan pada
TKG III dan TKG IV ikan sapu-sapu tidak
terdapat makanan yang dominan hanya
makanan pelengkap yang persentase Struktur Jaringan Usus Ikan sapu-sapu
tertinggi yaitu dari Kelas (P. pardalis)
Bacillariophyceae (32,03-34,19%) dan Bagian saluran pencemaan ikan
Chlorophyceae (33,49-37,14%). Menurut yang paling panjang adalah usus. Usus
Budiharti (2014), ketersediaan makanan ikan terbagi menjadi tiga bagian yaitu usus
terkadang terbatas, sehingga ketika bagian depan, usus bagian tengah dan usus
makanan utama ketersediaannya berkurang bagian belakang. Histologi usus ikan sapu-
maka makanan pelengkap dikonsumsi sapu (P. pardalis) dapat dilihat lebih rinci
untuk dijadikan makanan utama, tetapi pada Gambar 11.
11

5
3 3
5
3 4
1
2 1 4
5
1
(b) (c)
(a)
Gambar 11. Struktural Jaringan Usus Ikan sapu-sapu (P. pardalis) (a) Bagian Depan (b)
Bagian Tengah (c) Bagian Belakang. Keterangan : 1)Serosa, 2)Muskularis, 3)Sub mukosa,
4)Mukosa, 5)Vili (Perbesaran 400x) Haematoxilin-eosin.

Pengukuran Parameter Kualitas Air


Tabel 8. Hasil Pengukuran Kualitas Air di Sungai Air Hitam
No Parameter Satuan Kisaran Baku Mutu*
I. Fisika
Kecerahan cm 5 - 6 -
Kekeruhan NTU 15 - 22 -
Kedalaman m 0,6 - 0,8 -
Lebar m 2,98 - 8,06 -
II. Kimia
pH - 6 - 6,5 6-9**
Oksigen Terlarut (DO) mg/L 2,5 - 3,0 4
Keterangan : *PP No 81 Tahun 2001

KESIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan penelitian ini dapat Bacillariophyceae (45,45%), 193-226
ditarik kesimpulan sebagai berikut : mm: Cyanophyceae (42,47), 227-260
1. Ikan sapu-sapu tergolong ikan herbivora mm: tidak ada makanan utama
dengan panjang usus 6 kali lebih melainkan makanan pelengkap, 261-294
panjang dari tubuhnya dengan jenis mm: Cyanophyceae (40,67%), 295-328
kelompok makanan yang terdiri dari: mm: Sisa Crustacea (46,66), 329-362
Bacillariophyceae, Cyanophyceae, mm: Bacillariophyceae (45,48%), 373-
Chlorophyceae, Xanthophyceae, 391mm: hanya makanan pelengkap.
Euglenophyceae dan Sisa Crustacea. Terdapat perbedaan komposisi jenis
2. Dari beberapa jenis makanan yang makanan utama berdasarkan ukuran
dimakan ikan sapu-sapu Berdasarkan IP ikan sapu-sapu.
(Index of Preponderance) secara umum 4. Jenis Makanan ikan sapu-sapu
yang menjadi makanan utamanya berdasarkan jenis kelamin pada ikan
adalah Bacillariophyceae dengan sapu-sapu jantan adalah dari kelas
persentase (41,19%). Cyanophyceae dengan persentase
3. Jenis Makanan ikan sapu-sapu (46,69%) dan betina adalah dari kelas
berdasarkan kelas ukuran yang berbeda Bacillariophyceae (40,05%).
5. Jenis makanan Ikan sapu-sapu
terdiri dari ukuran terkecil 91-124 mm:
Cyanophyceae (53,54%), 125-158 mm: berdasarkan TKG (Tingkat Kematangan
Chlorophyceae (49,07%), 159-192 mm: Gonad) dilihat dari ikan sapu-sapu
dengan TKG I-II makanan utamanya
12

adalah Chlorophyceae dengan Natarajan, A. V., And A. G. Jhingran.


persentase (48,81%). Pada TKG III dan 1961. Index of Preponderance a
IV tidak memiliki makanan yang Method of Grading The Food
dominan. Elements in The Stomach of Fishes.
Indian Journal Fish, 8 (1) : 54-59.
DAFTAR PUSTAKA Page, L. M. and R. H. Robins. 2006.
Armbruster, J. W. 2004. Phylogenetic Identification of Sailfin Catfishes
Relationships of The Suckermouth (Teleostei: Loricariidae) in
Armored Catfishes (Loricariidae) Southeastern Asia. The Raffles
with Emphasis on The Bulletin of Zoology, 54(2) : 455-
Hypostominae and The Ancistrinae. 457.
Journal of Zoological, 57 (8) : 141- Permadi, F. 2014. Penentuan Kualitas
135. Perairan Sungai Air Hitam Kota
Budiharti, W. 2014. Analisis Isi Saluran Pekanbaru Berdasarkan Indeks
Pencernaan Ikan Pora-Pora Biotik Makrozoobentos. Skripsi.
(Mystacoleucus padangensis) di Fakultas Perikanan dan Ilmu
Perairan Sungai Naborsahan dan Kelautan Universitas Riau.
Danau Toba Kabupaten Tobasa Pekanbaru. 86 hal. (Tidak
Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. diterbitkan).
Fakultas Perikanan dan Ilmu Pulungan, C. P. 2009. Fauna Ikan Dari
Kelautan Universitas Riau. Sungai Tenayan Anak Sungai Siak
Pekanbaru. 113 hal. (Tidak dan Rawa Sekitarnya, Riau. Jurnal
diterbitkan). Berkala Perikanan Terubuk, 37(2) :
Effendie, M. I. 1979. Metoda Biologi 0126-4265.
Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Sachlan, M. 1980. Planktonologi. Fakultas
Bogor. 110 hal. Perikanan dan Ilmu Kelautan
Firdaus. 2014. Studi Komposisi Universitas Riau. Pekanbaru. 111
Sumberdaya Hayati Ikan di hal.
Perairan Sungai Air Hitam Kota Steel, R. G. D dan J. H. Torrie. 1995.
Pekanbaru, Riau. Skripsi. Fakultas Prinsip dan Prosedur Statistika.
Perikanan dan Ilmu Kelautan Suatu (Pendekatan Biometrik)
Universitas Riau. Pekanbaru. 131 Penerjemah Bambang Sumantri.
hal. (Tidak diterbitkan). Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Gunarso, W. 1989. Bahan Pengajaran Utama. Jakarta. 162 hal.
Mikroteknik. Departemen Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Edisi VI.
Pendidikan dan Kebudayaan Tarsito. Bandung. 508 hal.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tresna, L. K., Y. Dhahiyat dan T.
Tinggi, Pusat Antar Universitas Herawati. 2012. Kebiasaan
Ilmu Hayat. Institut Pertanian Makanan dan Luas Relung Ikan di
Bogor. 240 Hal. Hulu Sungai Cimanuk Kabupaten
Kottelat M., A. J. Whitten, S. N. Garut. Jawa Barat. Jurnal
Kartikasari dan S. Wiroatmadja. Perikanan dan Kelautan. 3(3) :
1993. Ikan Air Tawar Indonesia 2088-3137.
Bagian Barat dan Sulawesi. Yunfang, H. M. S. 1995. Atlas of
Jerman: Periplus Edition. 377 hal. Freswater Biota In China. China
Mudjiman, A. 2001. Makanan Ikan. Ocean Press. Beijing. 375 hal
Cetakan ke-15. PT Penebar
Swadaya. Jakarta. 190 Hal.
13

Lampiran. Gambar Jenis Plankton yang Ditemukan di Saluran Pencernaan Ikan sapu-sapu
(P. Pardalis)
Bacillariophyceae

Aphanizomenon sp. Diatom sp. Isthmie sp. Licmophora sp.

Melosira sp. Navicula sp. Rephidium sp. Pinularia sp.

Pinularia sp Rhoicosphenia sp. Stauroneis sp. Surirella sp.


Cyanophyceae

Gleocapsa sp. Microcystis sp. Oscillatoria sp. Sprirulina sp.

Chroococcus sp.
14

Chlorophyceae

Ankistrodesmus sp. Closterium sp. Coleochaete sp. Monoraphidium sp.

Scenedesmus sp. Scenedesmus sp. Scenedesmus sp. Scenedesmus sp.

Scenedesmus sp. Scenedesmus sp. Stigeoclonium sp.


Euglenophyceae

Euglena sp. Phacus sp. Phacus sp.


Xanthophyceae

Tribonema sp. Tribonema sp.

You might also like