None
None
None
Stomach Content Analysis of Pterygoplichthys pardalis from The Air Hitam River,
Payung Sekaki District, Riau Province
By:
Mey Tisasari ; Deni Efizon2) and Chaidir P Pulungan3)
1)
E-mail :[email protected]
ABSTRACK
Pterygoplichthys pardalis is a type of freshwater fish that live in the Air Hitam River, one of
polluted river in Riau. Eventhough the river is polluted, but this species well developed in that
river. To understand the stomach content of that fish and its relationship with size, sex and
level of maturity, a study has been conducted from February to May 2015. There were 169
fishes captured, however only 91 fishes were used for stomach content study as the other had
empty stomach. The stomach content was analyzed and was used as a basis to calculate the
Preponderance Index (PI). Results shown that the main food of P. pardalis is
Bacillariophyceae (PI 41.19%), small fishes (91-124 mm TL) tend to consume Cyanophyceae
(PI53.54%), while the big fish (more than 295 mm TL) tend to consume Bacillariophyceae
(PI 45,48%) and rest of crustacea (PI 46,66%). Male eat more Cyanophyceae (PI 46,69%), the
female consume Bacillariophyceae (PI 39,05%). Fish with low maturity level (2nd and 3rd
maturity level) tend to eat Chlorophyceae (PI 48.81%) and Bacillariophyceae (PI 34.19%),
while the mature fish prefer to consume Chlorophyceae (PI 37.14%). Based on data obtained,
it can be concluded that the main food of P. pardalis was various and it is related to body
size, sex and gonad maturity level.
Keywords : Pterygoplichthys pardalis, Stomach Content Analysis, Preponderance
Index
1)
Students of the Fishery and Marine Science Faculty, Riau University
2)
Lecturers of the Fishery and Marine Science Faculty, Riau University
3)
PENDAHULUAN
Kota Pekanbaru dibelah oleh rumah tangga, limbah rumah sakit dan
Sungai Siak yang memiliki beberapa anak limbah bengkel kendaraan bermotor.
sungai. Sungai Air Hitam merupakan salah Salah satu jenis ikan yang
satu anak dari Sungai Siak memiliki mendominasi perairan Sungai Air Hitam
panjang + 8,5 km. Sebagian aliran sungai ini adalah ikan sapu-sapu (Firdaus, 2014).
itu dipengaruhi oleh aktivitas penduduk Adapun salah satu faktor yang
yang berdampak kesungai, sehingga dapat menyebabkan ikan sapu-sapu melimpah
mempengaruhi kehidupan organisme adalah karena kondisi lingkungan yang
perairannya (Permadi, 2014). Secara fisik mendukung kehidupannya.
beberapa dari badan sungai ini telah Spesies ikan sapu-sapu mulai
mengalami perubahan yaitu dilakukan mendominasi di Sungai Sail, Sungai Siak
pembangunan kanalisasi, betonisasi dan dan juga telah ditemukan di Sungai
sudah dilakukan pelurusan aliran sungai Tenayan (Pulungan, 2009). Masuknya
untuk keperluan drainase. Sungai Air jenis ikan sapu-sapu (P. pardalis) di sungai
Hitam saat ini telah digunakan sebagai akan menganggu komunitas ikan yang ada
sumber air untuk aktivitas lahan pertanian, di perairan, hal ini menyebabkan sebagian
tempat pembuangan limbah industri tahu populasi ikan jumlahnya mulai berkurang
(industri skala rumah tangga), limbah disebabkan adanya persaingan dalam
2
mencari makanan karena ikan ini berbeda- beda, berdasarkan jenis kelamin
mempunyai kemampuan menyesuaikan dan berdasarkan matang gonad dan tidak
diri terhadap ketersediaan makanan dengan matang gonad. Sedangkan manfaat
baik di perairan. Ikan asli Sungai Amazon peneltian ini adalah untuk
ini merupakan jenis ikan yang tahan menginformasikan dan menambah
terhadap kondisi lingkungan tercemar dan pengetahuan tentang makanan ikan sapu-
sebagai Aliens spesies dengan kemampuan sapu untuk penulis dan masyarakat dan
adaptasi yang cepat dan dapat bertahan sebagai acuan dasar dalam upaya
hidup dengan tingkat toleransi yang tinggi pengelolaan dan pemanfaatan ikan sapu-
terhadap kondisi lingkungan yang kurang sapu.
mendukung seperti kualitas air yang
rendah dan perairan yang tercemar.
METODE PENELITIAN
Penelitian tentang ikan ini belum banyak Penelitian ini dilaksanakan pada
dilakukan sehingga informasi dan data bulan Februari-Mei 2015 bertempat di
tentang aspek biologinya masih kurang. Sungai Air Hitam Kecamatan Payung
Untuk itu diperlukan informasi mengenai Sekaki Kota Pekanbaru Provinsi Riau.
jenis makanan yang biasa dimakan oleh Analisis sampel ikan dilakukan di
ikan sapu-sapu, sehingga diperlukan Laboratorium Biologi Perairan Fakultas
penelitian tentang “Analisis Isi Saluran Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Pencernaan Ikan sapu-sapu Riau. Histologi saluran pencernaan
(Pterygoplichthys pardalis) yang Hidup di dilakukan di Laboratorium Kedokteran
Sungai Air Hitam Kota Pekanbaru”. Hewan Institut Pertanian Bogor.
Tujuan Penelitian ini adalah Bahan dan alat yang digunakan
mengetahui golongan ikan, mengetahui
dalam penelitian analisis isi saluran
jenis-jenis makanan berdasarkan kelas pencernaan ikan sapu-sapu (P. pardalis).
ukuran panjang tubuh ikan sapu-sapu yang
Tabel 2. Alat dan Bahan yang Digunakan untuk Pengukuran Parameter Kualitas Air di
Sungai Air Hitam
Parameter Satuan Bahan/Alat Analisis
a. Fisika
Kecerahan cm Secchi Disk Di lapangan
Kedalaman m Meteran Di Lapangan
Kekeruhan NTU Turbidimeter Di Laboratorium
b. Kimia
pH - pH Indikator Di Lapangan
O2 Terlarut mg/L NaOHKi, H2SO4, amilum, Di Lapangan
Natrium thiosulfat, botol BOD,
erlenmeyer, gelas ukur, jarum
suntik,
Berikut informasi mengenai stasiun yaitu : sungai yang terletak di kawasan Kelurahan
Stasiun I: Lokasi ini merupakan daerah Labuh Baru Barat, Kecamatan Payung
bagian hulu sungai yang terletak di sekaki. Stasiun ini terletak pada titik
kawasan di sekitar jembatan jalan Rajawali dengan posisi koordinat sekitar N 00° 30'
Sakti Ujung (Kelurahan Sidomulyo, 34" dan E 101° 24' 03".
Kecamatan Tampan). Stasiun ini terletak Stasiun III: Lokasi ini merupakan bagian
pada titik dengan posisi koordinat sekitar hilir yang bermuara ke Sungai Siak
N 00° 30' 32" dan E 101° 23' 33". (Kelurahan Tampan, Kecamatan Payung
Stasiun II: Lokasi ini merupakan daerah Sekaki. Stasiun ini terletak pada titik
bagian tengah sungai dimana daerah dengan posisi koordinat sekitar N 00° 32'
mengalirnya antara bagian hulu ke hilir 44" dan E 101° 23' 43".
4
sapu-sapu berlekuk ganda. Menurut Page ventral tubuh berupa bintik-bintik hitam
dan Robins (2006), spesies ikan sapu-sapu atau totol yang tidak saling berhubungan.
memiliki ciri-ciri spesifik pada bagian
(a) (b)
Gambar 4. Morfologi Ikan sapu-sapu (P. pardalis) (a) Ikan Jantan (b) Ikan Betina.
Tabel 3. Jumlah Kisaran Panjang Total, Berat Tubuh dan Rasio Ikan sapu-sapu (P. pardalis)
pada Setiap Bulan Penelitian
Kisaran Kisaran Rasio
No Pengamatan Jenis Jumlah
Panjang Berat Jenis
(Bulan) Kelamin (ekor) Total (mm) (Gram) Kelamin
1 Februari Jantan 21 102-391 48-420 1 : 1,7
Betina 36 108-391 50-410
2 Maret Jantan 10 95-273 34-200 1 : 1,3
Betina 13 91-338 33-395
3 April Jantan 31 45-340 45-340 1 : 0,7
Betina 22 38-225 27-172
4 Mei Jantan 13 18-273 18-200 1 : 1,8
Betina 23 18-278 19-260
maka ikan tersebut akan mudah juga sesuai dengan penelitian yang
menghadapi perubahan lingkungan jika dilakukan Tresna et al. (2012) pada ikan
suatu jenis makanannya berkurang. yang sama yaitu menunjukkan bahwa
Sebaliknya jika suatu spesies ikan yang makanan utama ikan sapu-sapu adalah dari
hanya memakan satu jenis makanan saja fitoplankton dari kelas Bacillariophyceae
maka akan mudah terancam jika makanan (56.39%) di hulu Sungai Cimanuk.
terebut berkurang oleh suatu dampak yang
terjadi di lingkungannya. Nilai IP Ikan sapu-sapu (P. pardalis)
Berdasarkan Kelas Ukuran
Nilai IP Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Untuk mengetahui jenis makanan
Nilai kelompok makanan di setiap stasiun yang dimakan ikan sapu-sapu di setiap
ditampilkan pada Gambar 9. ukuran, maka ikan-ikan yang tertangkap
Xantho; Sisa dikelompokkan berdasarkan kisaran
0,071944 Crustacea; Panjang Total (TL) dari ukuran terkecil
0,041426
Eugleno sampai dengan ukuran terpanjang.
5%
Bacill
Pengelompokkan ikan dilakukan sesuai
Cyano 41% dengan petunjuk Sudjana (1996). Kisaran
32% kelas panjang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Pengelompokkan Ikan Berdasarkan
Kelas Ukuran Ikan sapu-sapu (P.
pardalis)
Chloro
Panjang Panjang
18%
Kelas Kelas Frekuensi Usus (mm)
(mm)
Gambar 7. Nilai IP Komposisi Jenis
1 91-124 4 600-750
Makanan Ikan sapu-sapu Secara Keseluruhan
2 125-158 3 965-980
(P. pardalis) 3 159-192 13 1020-1227
Berdasarkan Gambar 7 4 193-226 25 1230-1360
5 227-260 17 1380-1560
menunjukkan bahwa nilai Index of
6 261-294 16 1590-1850
Preponderance (IP) secara umum tertinggi 7 295-328 3 1870-2000
pada kelas Bacillariophyceae (41.19%) dan 8 329-362 5 2050-2580
nilai IP terendah dari Sisa Crustacea 9 363-391 5 2620-2650
(1.41%). Hal ini dikarenakan ketersediaan Jumlah 91
Bacillariophyceae di perairan banyak Komposisi makanan ikan ukuran
sehingga ikan sapu-sapu memanfaatkan tubuh dikelompokkan berdasarkan IP dapat
jenis makanan tersebut menjadi makanan dilihat pada Gambar 8.
utama. Selain itu jenis makanan utama ini
60,00%
50,00%
Bacill
40,00%
Chloro
30,00%
Cyano
20,00%
Eugleno
10,00%
Xantho
0,00%
I II III IV V VI VII VIII IX Sisa Crustacea
Kelompok
Berdasarkan Tabel 6. jumlah ikan Jantan ikan sapu-sapu berdasarkan jenis kelamin
40 ekor dan ikan betina 51 ekor Nilai IP dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 11.
Sisa Sisa
Xantho
Xantho Crustace
Eugleno 2% Crustacea Bacill
a
11% 1%
21% Eugleno 5% 0,12%
6%
Cyano Bacill
33% 40%
Chloro
18%
Cyano Chloro
47% 17%
(a) (b)
Gambar 9. Nilai IP Makanan Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Berdasarkan Jenis Kelamin (a)
Nilai IP Jantan (b) Nilai IP Betin
Sisa
Xantho Sisa
Euglen Xantho Crustace
Crustace
o 3% a Eugleno 5%
0,05% 10% a
6% 0,04% Bacill
Bacill 34%
24%
Chloro
Cyano Chloro
49%
18% 34%
Cyano
17%
(b)
(a) Xantho Sisa
0, 59% Crustacea
Eugleno 5% Bacill
10% 32%
Chloro Cyano
37% 16%
(c)
Gambar 10. Nilai IP Makanan Ikan sapu-sapu (P. pardalis) Berdasarkan TKG (a) Nilai IP
TKG I-II (b) Nilai IP TKG III (c) Nilai IP TKG IV
5
3 3
5
3 4
1
2 1 4
5
1
(b) (c)
(a)
Gambar 11. Struktural Jaringan Usus Ikan sapu-sapu (P. pardalis) (a) Bagian Depan (b)
Bagian Tengah (c) Bagian Belakang. Keterangan : 1)Serosa, 2)Muskularis, 3)Sub mukosa,
4)Mukosa, 5)Vili (Perbesaran 400x) Haematoxilin-eosin.
Lampiran. Gambar Jenis Plankton yang Ditemukan di Saluran Pencernaan Ikan sapu-sapu
(P. Pardalis)
Bacillariophyceae
Chroococcus sp.
14
Chlorophyceae