Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad Dan Stasiun Batu Ceper
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad Dan Stasiun Batu Ceper
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad Dan Stasiun Batu Ceper
Herma Juniati
Puslitbang Manajemen Transportasi Multimoda, Jl. Medan Merdeka Timur No. 5, Jakarta-Indonesia
[email protected]
Diterima: 30 Oktober 2015, Direvisi: 6 November 2015, Disetujui: 20 November 2015
ABSTRACT
This study aims to evaluate the integration of Batu Ceper Railway Station and Public Transport Terminal of Poris
Plawad in Tangerang passenger transport as transport node. The study was conducted by survey method. The number
of samples were taken randomly by 100 respondents. Attribute observations for the servicesare 10 attributes associated
with the facilities, infrastructure, operations, and human resources. Next, themethod analyzed is descriptive research
and Importance Performance Analysis (IPA), which aims to measure the relationship between the service user
perceptions and priorities of improving the quality of products/services. Within the 10 attributes there are three (3)
important attributes that required the attention of the organizers as the most important attributes according to the users,
namely (1) Security and safety whileswitching modes in the Batu Ceper Railway Station and Public Transport Terminal
of Poris Plawad, (2) Comfort and convenient in switching transport and (3) Ease of transfer modes. The value of
customer satisfaction index score is 61.49%, it means the servicesareworse (very poor) therefore it is necessary to
improve the services facilities to ensure a smoother switch between transport mode fromPublic Transport Terminal of
Poris Plawadtowards Batu Ceper Railway Station.
Keywords: evaluation, integrated, transport node, IPA, and CSI
ABSTRAK
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi keterpaduan Stasiun Kereta Api Batu Ceper Tangerang dan Terminal
angkutan penumpang Poris Plawad sebagai simpul transportasi. Penelitian dilakukan dengan metode survei. Jumlah
sampel penelitian diambil secara acak sederhana sebanyak 100 responden. Atribut pengamatan tentang pelayanan
sebanyak 10 atribut yang terkait dengan sarana, prasarana, operasional, dan sumber daya manusia. Selanjutnya
dianalisis dengan metode deskriptif dan Importance Performance Analysis (IPA) yang bertujuan untuk mengukur
hubungan antara persepsi pengguna jasa dan prioritas peningkatan kualitas produk/ jasa. Dari 10 atribut terdapat 3
(tiga) atribut penting yang perlu mendapatkan perhatian dari penyelenggara karena merupakan atribut jasa yang
paling penting menurut pengguna jasa yaitu (1) Keamanan dan keselamatan saat berganti moda di Stasiun Batu Ceper
dan Terminal Poris Plawad, (2) Kenyamanan dalam melakukan alih moda dan (3) Kemudahan alih moda. Dengan
nilai indeks kepuasan konsumen sebesar 61,49%, berarti pelayanan sangat buruk (very poor) sehingga perlu
peningkatan fasilitas pelayanan untuk melancarkan perpindahan moda dari Terminal Poris Plawad menuju Stasiun
Batu Ceper.
Kata Kunci: evaluasi, keterpaduan, simpul transportasi, IPA, dan CSI
PENDAHULUAN
Kota Tangerang memiliki aksesibilitas dan Batu Ceper direncanakan terkoneksi dengan
konektifitas secara nasional maupun internasional Terminal Poris Plawad yang tepat berada di
dengan adanya Bandara Internasional Soekarno seberangnya. Kondisi Terminal Poris Plawad masih
Hatta, juga merupakan wilayah yang memiliki kurang luas jika memang nantinya akan dikoneksi
konektifitas secara regional (wilayah Banten) dengan Stasiun Batu Ceper. Terminal Poris Plawad
maupun ke wilayah Sumatera melalui jalan tol dan merupakan terminal tipe A dengan luas 6 hektar.
non tol. Dengan adanya sistem jaringan transportasi Disain terminal yang terkoneksi dengan stasiun
belum ada, sehingga belum diketahui berapa
terpadu dengan wilayah Jabodetabek maka Kota
kebutuhan perluasan. Perluasan lahan Terminal
Tangerang merupakan kawasan dalam Pusat
Poris Plawad tidak memerlukan pembebasan lahan
Kegiatan Nasional (PKN).
dikarenakan tanah yang ada sudah merupakan milik
Pemerintah Kota Tangerang sedang menyiapkan pemerintah, yang dalam hal ini Pemerintah
konsep untuk menunjang kebutuhan para Kota Tangerang, namun pembebasan lahan akan
penumpang kereta api, khususnya yang akan ada jika tanah milik warga digunakan untuk
menuju bandara dari Stasiun Batu Ceper. Stasiun perluasanTerminal Poris Plawad.
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper Tangerang Sebagai Perwujudan Simpul Transportasi, Herma Juniati 221
Fungsi terminal nantinya akan disesuaikan dengan yaitu manfaat ekonomi, sosial dan politik.
stasiun, yang notabene akan digunakan untuk Terdapat dua sistem pemakai angkutan umum
mengantar sejumlah penumpang ke bandara, berdasarkan Peraturan Direktorat Jenderal
rencana pengembangan Pemkot Tangerang pada Perhubungan Darat tahun 1994, yaitu sebagai
Terminal Poris Plawad menjadi tempat yang jauh berikut.
lebih nyaman. Dengan perencanaan, akan ada
1. Sistem sewa, yaitu kendaraan yang bisa
fasilitas pelayanan restoran dan ruang terbuka
dioperasikan baik oleh operator maupun
supaya penumpang bisa menunggu dengan nyaman
oleh penyewa. Dalam hal ini tidak ada rute
sebelum berangkat ke bandara dengan kereta api.
dan jadwal tertentu yang haruss diikuti oleh
Penyesuaian fungsi terminal juga diimbangi dengan
p e ma ka i . S i s t e m i n i s e r i n g d i s e b ut
pengembangan stasiun. Pemkot Tangerang
sebagai demand responsive system, karena
(Bappeda) yang menangani terminal, sedangkan
penggunaannya yang tergantung pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang
adanya permintaan. Contoh jenis ini adalah
memfasilitasi peningkatan pelayanan di Stasiun
angkutan taksi.
Batu Ceper. Sejalan dengan hal tersebut di atas
dalam rangka mengevaluasi keterpaduan di simpul 2. S i s t e m p e n g gu n a a n b e r s a ma , ya i t u
transportasi khususnya Stasiun KA (Kereta Api) kendaraan dioperasikan oleh operator
Batu Ceper Tangerang dan Terminal Poris Plawad dengan rute dan jadwal yang tetap. Sistem
dalam mewujudkan simpul transportasi yang ini dikenal dengan transit system. Terdapat
terpadu, maka masalah utama adalah bagaimana dua jenis transit, yaitu sebagai berikut.
keterpaduan stasiun kereta api dan terminal
a. Para transit, yaitu tidak ada jadwal yang
penumpang dalam mewujudkan simpul transportasi
pasti dan kendaraan dapat berhenti untuk
yang terpadu.
menaikkan dan menurunkan penumpang
di sepanjang rute, contohnya adalah
TINJAUAN PUSTAKA
angkutan kota atau angkutan pedesaan;
Pelayanan transportasi merupakan jasa yang dan
dihasilkan oleh penyedia jasa transportasi untuk
memenuhi kebutuhan pengguna jasa transportasi b. Mass transit, yaitu jadwal dan tempat
(Sistranas, 2005). henti lebih pasti dan teratur, contohnya
adalah kereta api.
Sistem transportasi adalah suatu sistem yang
memungkinkan terjadinya pergerakan dari satu Terminal angkutan jalan merupakan suatu titik
tempat ke tempat lain. Fungsi sistem itu sendiri simpul dan berbagai moda angkutan, sebagai titik
adalah untuk memindahkan suatu obyek. Objek perpindahan penumpang dan berbagai moda ke
yang dipindahkan mencakup benda tak bernyawa suatu moda, juga merupakan suatu titik tujuan atau
seperti sumber daya alam, baik produksi pabrik, titik akhir orang setelah turun melanjutkan berjalan
bahan makanan dan benda hidup seperti manusia, kaki ke tempat bekerja, rumah atau pasar. Dengan
binatang dan tanaman. Ada beberapa komponen kata lain terminal merupakan suatu titik henti
dasar yang berfungsi pada semua sistem transportasi. perjalanan. Dengan demikian terminal angkutan
Komponen-komponen tersebut saling berhubungan umum selalu diperlukan pada setiap kota baik kota
dan mempengaruhi satu sama lain. Adapun besar maupun kecil (studi Direktorat Jenderal
komponen-komponen tersebut adalah lalu lintas, Perhubungan Darat tahun 1994). Berdasarkan
terminal, kendaraan, peti kemas, ruas jalan, terminal terdiri dari fungsi terminal, manfaat
persimpangan dan rencana operasi. terminal, jenis terminal, dan tipe terminal.
Sistem angkutan pada dasarnya dibentuk dari Fungsi terminal transportasi jalan dapat ditinjau
prasarana dan sistem sarana yang dioperasikan dan 5 (lima) unsur:
dengan sistem pengoperasian atau sistem 1. Titik konsentrasi penumpang dan segala
perangkat lunak yang terdiri dan komponen- arah yang berkumpul atau menuju ke sana,
komponen: frekuensi, tarif dan lain-lain. Sistem karena tujuan perjalanan di sekitar terminal
angkutan umum terdiri dari sistem jaringan rute, atau yang akan berganti kendaraan;
terminal, halte, jenis armada, dimensi armada dan
desain kendaraan. 2. Titik dispersi, yaitu tempat penyebaran
penumpang ke segala arah tujüan kota atau
Angkutan umum pada dasarnya adalah sarana
luar kota, atau ke beberapa tujuan khusus
untuk memindahkan orang dan barang dan suatu
seperti bandara, stasiun KA dan sebagainya;
tempat ke tempat lain. Manfaat pengangkutan
dapat dilihat dari berbagai kehidupan masyarakat 3. Titik tempat penumpang berganti moda
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian angkutan;
222 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234
4. Pusat pelayanan penumpang untuk naik dan 7. Loket penjualan karcis;
turun kendaraan, menunggu, membeli karcis 8. Rambu-rambu dan papan informasi, yang
dan beberapa keperluan yang bersangkutan sekurang-kurangnya memuat petunjuk
dengan perjalanan; jurusan, tarif dan jadwal perjalanan; dan
5. Tempat untuk memproses kendaraan dan 9. Pelataran parkir kendaraan pengantar dan
muatan. atau taksi.
Manfaat yang akan diperoleh dengan adanya Sedangkan fasilitas penunjang yang terdapat di
terminal antara lain: terminal terdiri dari:
1. Sebagai tempat yang secara langsung dapat 1. Kamar kecil/toilet;
diketahul oleh penumpang sebagai tempat 2. Musholla;
bertemunya berbagai jenis angkutan umum; 3. Kios/kantin;
2. Sebagai tempat yang mudah untuk melakukan 4. Ruang pengobatan;
transfer antar berbagai moda dan pelayanan; 5. Ruang informasi dan pengaduan;
6. Telepon umum;
3. Sebagai fasilitas informasi bagi penumpang; 7. Tempat penitipan barang; dan
4. Sebagai tempat untuk mengendalikan 8. Taman.
pengoperasian angkutan; dan
Kesesuaian arahan penggunaan lahan pada lokasi
5. Menghilangkan kendaraan umum berhenti di alternatif pembangunan terminal sangat penting,
sembarang tempat dalam jangka waktu yang untuk menghindari terjadinya penyimpangan
lama. rencana kota. Selain itu ketersediaan fasilitas dan
utilitas penunjang juga sangat penting dalam
Jenis terminal berdasarkan jenis materi yang
pemilihan lokasi terminal. Dalam hal ini kriteria
diangkut pada terminal dapat dibedakan menjadi
tapak sangat penting, kriteria tapak meliputi
dua yaitu sebagai berikut.
harga tanah, penggusuran tanah, topografi dan
1. Terminal Penumpang lahan yang tersedia.
Adalah prasarana transportasi jalan untuk A. Kapasitas jalan
keperluan menurunkan dan menaikkan
penumpang, perpindahan intra dan atau Kapasitas jalan dalam hal ini perlu
antar moda transportasi serta mengatur dianalisis, karena volume lalu lintas pada
kedatangan dan pemberangkatan angkutan jalan yang berhubungan langsung dengan
umum. lokasi terminal akan mempengaruhi kelancaran
pergerakan arus masuk dan keluar terminal.
2. Terminal Barang
B. Kepadatan lalulintas
Adalah prasarana transportasi bagi keperluan
perpindahan barang dan pengiriman barang. Seperti halnya kapasitas jalan, kepadatan
lalulintas pada jalan yang berhubungan
Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan langsung dengan lokasi terminal akan
Nomor KM 31 Tahun 1995 tentang Terminal mempengaruhi kelancaran pergerakan arus
Transportasi Jalan (bagian kedua pasal 3,4,5), masuk dan keluar terminal.
tercantum jenis-jenis fasilitas umum yang ada di
terminal. Fasilitas terminal penumpang terdiri C. Keterpaduan dengan transportasi lain
dan fasilitas utama dan fasilitas penunjang. Dalam penentuan lokasi terminal perlu
Yang termasuk dalam jenis fasilitas utama adalah adanya pertimbangan keterpaduan antara
sebagai berikut. moda angkutan dalam kota dengan moda
1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum; transportasi lainnya, titik kritis pergantian
moda angkutan, jarak dengan simpul moda
2. Jalur kedatangan kendaraan umum; lain, dapat mengakomodasi jaringan trayek
3. Tempat parkir kendaraan umum selama AKDP, angkutan kota atau amgkutan
menunggu keberangkatan, termasuk di pedesaan.
dalamnya tempat tunggu dan tempat
istirahat kendaraan umum; D. Kelestarian lingkungan
4. Bangunan kantor terminal; Kriteria lingkungan termasuk didalamnya
5. Tempat tunggu penumpang dan/atau adalah tidak mengganggu lingkungan hidup
pengantar; sekitar, tidak rawan polusi, tidak rawan
6. Menara pengawas; kebisingan dan tidak rawan banjir.
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper Tangerang Sebagai Perwujudan Simpul Transportasi, Herma Juniati 223
E. Kebutuhan Lahan Parkir perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
pengoperasian terminal,
Kebutuhan lahan parkir dapat dilihat pada data
supply dan demand pada lokasi terminal.
G. Konsep Sistem Keterpaduan Antar Moda
Survei terhadap supply dan demand daerah
parkir yang tersedia dirangkum dalam bentuk Pekerjaan ini meninjau secara lengkap
tabel, sedangkan penggunaan ruang parkir kebutuhan perjalanan yang dilayani oleh
(demand) tergantung dan karakteristiknya terminal dan stasiun. Untuk itu akan dikaji
sendiri. Karakteristik utama demand adalah keterpaduan secara umum dan secara khusus,
volume kendaraan yang masuk dalam periode faktor-faktor apa saja yang berpengaruh,
tertentu adalah demand tertinggi. permasalahan, kinerja terminal dan stasiun,
rencana yang telah ada, serta rekomendasi
F. Aspek Pengelolaan Terminal
pengembangan pelayanan.
Pengelolaan terminal penumpang yang
harus dilakukan adalah meliputi kegiatan
224 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234
3. Keterpaduan: moda dalam satu tempat; misalnya
terminal, stasiun, dan bandara
a. Intermoda, bus - bus, KA - KA,
dibangun dalam satu lokasi
pesawat - pesawat;
b. keterpaduan operasional, pengelolaan
b. Intramoda, bus - KA, bus-pesawat,
berbagai jenis moda transportasi
KA - pesawat, dan lain-lain.
dijadikan satu, misalnya dalam hal
Keterpaduan ada dua macam: jadwal, penggunaan satu tiket
a. keterpaduan fisik, pembangunan untuk berbagai moda transportasi,
prasarana transportasi berbagai dan lain-lain
Tabel 1.
Indikator Analisis Keterpaduan
Keterpaduan Sarana
Jumlah moda transportasi jalan yang terhubungdengan pelabuhan
1. Ketersediaan moda
penyeberangan
Jumlah trayek transportasi jalan yang terhubungdengan pelabuhan
2. Keterpaduan trayek
penyeberangan
Jumlah armada transportasi jalan yang terhubungdengan pelabuhan
3. Ketersediaan armada
penyeberangan
Keterpaduan Prasarana
Jumlah wilayah kecamatan yang terhubung olehprasarana jalan ke
1. Tingkat konektivitas wilayah
pelabuhan
2. Kualitas aksesibilitas Jumlah akses prasarana jalan akses pelabuhandengan kondisi baik
3. Tingkat konektivitas simpul Jumlah terminal yang terhubung denganprasarana jalan ke pelabuhan
Keterpaduan Pelayanan
Tiket dan tarif angkutan penyeberangan dan jalan
1. Pelayanan tiket Ketersediaan loket pembelian tiket angkutan penyeberangan dan
jalan
2. Waktu operasional Keterpaduan waktu operasional angkutanpenyeberangan dan jalan
3. Frekuesni pelayanan Keterpaduan frekuensi pelayanan angkutan penyeberangan dan jalan
Sumber: Sistranas, 2005
226 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234
HASIL DAN PEMBAHASAN PNS/TNI/POLRI, pegawai swasta/
BUMN, wiraswasta/pedagang, pensiunan,
A. Analisis Tingkat Keterpaduan Pelayanan
p e l aj ar / ma h a s i s w a d an l a i n n ya .
Analisis data penelitian dilakukan untuk Komposisi jumlah responden terbesar
mengetahui kepuasan dan kepentingan adalah 61 responden yang bekerja sebagai
pengguna jasa dengan melakukan perhitungan Wiraswasta/pedagang.
dengan membandingkan rata-rata terendah
5. K o mp o s i si R es p o n d en Menurut
dan tertinggi dari kepuasan dan kepentingan
Pendapatan/Penghasilan
pengguna jasa di Stasiun Batu Ceper dan
Terminal Poris Plawad terhadap pelayanan Dari data yang diperoleh secara
transportasi antarmoda. Untuk mengukur keseluruhan sebesar 100 responden dapat
tingkat keterpaduan pelayanan digunakan dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori
analisa Importance Performance Analysis berdasarkan pendapatan/ penghasilan
(IPA), dimana IPA tersebut digunakan untuk yaitu <1.000.000, 1.000.000 s.d.
mengukur hubungan antara kepuasan konsumen 2.000.000, 2.000.000s.d. 3.000.000,
dan prioritas peningkatan kualitas produk/ 3.000.000 s.d. 4.000.000 dan > 4.000.000.
jasa yang dikenal pula sebagai quadrant Komposisi jumlah responden terbesar
analysis. Teknik ini mengidentifikasi adalah 48 responden dengan pendapatan/
kekuatan dan kelemahan penawaran pasar penghasilan Rp. 1.000.000-Rp. 2.000.000.
dengan menggunakan dua kriteria yaitu
6. K o mp o s i si R e s po n d en M e n ur ut
kepentingan relatif atribut dan kepuasan
Keperluan Perjalanan
konsumen.
Berdasarkan data yang diperoleh secara
B. Data Modalitas Responden
keseluruhan sebesar 100 responden dapat
1. Komposisi Responden Menurut Jenis dikelompokkan menjadi 3 kategori
Kelamin berdasarkan keperluan perjalanan yaitu
kerja/bisnis/usaha, kuliah/sekolah dan
Dari data yang diperoleh secara
lainnya. Komposisi jumlah responden
keseluruhan sebesar 100 responden yang
terbesar adalah 77 responden dengan
dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori.
keperluan kerja/bisnis/usaha.
Komposisi jumlah responden tersebut
adalah 68 responden pria dan 32 7. K o mp o s i si F r e ku e n si Responden
responden wanita. M e l a ku ka n P e r j a l a n an d e n ga n
2. Komposisi Responden Menurut Usia M e n ggu n a ka n Angkutan Jalan (Bus
AKAP, AKDP, Reguler/Angkot) Dalam
Berdasarkan data yang diperoleh secara Seminggu
keseluruhan sebesar 100 responden
dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) Berdasarkan data yang diperoleh secara
kategori yaitu usia dibawah 20 tahun, keseluruhan sebesar 100 responden dapat
21-30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun dikelompokkan menjadi 4 (empat)
dan diatas 50 tahun. Komposisi jumlah kategori berdasarkan frekuensi melakukan
responden terbesar adalah 56 responden
perjalanan dengan menggunakan
berusia 31-40 tahun.
Angkutan Jalan (Bus AKAP, AKDP,
3. K o mp o s i si R e s po n d en M e n ur ut Reguler/Angkot) atau Angkutan KA
Pendidikan Commuter Line Tangerang-Duri dalam
Berdasarkan data yang diperoleh secara seminggu. Komposisi jumlah responden
keseluruhan, sebesar 100 responden dapat terbesar ada 45 dengan frekuensi satu kali
dikelompokkan menjadi 6 (enam) dalam seminggu menggunakan Angkutan
kategori berdasarkan pendidikan yaitu Jalan (Bus AKAP, AKDP, Reguler/
SD, SLTP, SLTA, Diploma (D1-D3), S1 Angkot).
(Sarjana) dan Pasca Sarjana. Komposisi
jumlah responden terbesar adalah 39 8. Komposisi Responden melakukan
responden berpendidikan SLTP. perjalanan dengan menggunakan
4. K o mp o s i si R e s p o nd en Menurut fasilitas alih moda dari Terminal Poris
Pekerjaan Plawad ke Stasiun Batu Ceper
Berdasarkan data yang diperoleh secara Berdasarkan data yang diperoleh secara
keseluruhan sebesar 100 responden dapat keseluruhan sebesar 100 responden
d i ke l o mp o k ka n me n j a d i e na m dapat dikelompokkan menjadi empat
kategori berdasarkan jenis pekerjaan yaitu kategori berdasarkan fasilitas alih moda
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper Tangerang Sebagai Perwujudan Simpul Transportasi, Herma Juniati 227
dari Terminal Poris Plawad ke Stasiun C. Analisis Importance Performance Analysis
Batu Ceper. Komposisi jumlah responden (IPA)
terbesar ada 46 dengan pernyataan
1. Analisis Tingkat Kepentingan
cukup untuk fasilitas alih moda dari
Terminal Poris Plawad ke Stasiun Batu Analisis tingkat kepentingan dilakukan
Ceper. pada Stasiun Batu Ceper dan Terminal
Poris Plawad.
Tabel 2.
Hasil Analisis Tingkat Kepentingan Pelayanan
Skala Kepentingan
Kode Variabel
1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata
Dari hasil analisis variabel yang di Stasiun Batu Ceper dan Terminal
mempunyai nilai rata - rata tingkat Poris Plawad. Nilai rata-rata dari ketiga
kepentingan pelayanan paling tinggi variabbel tersebut adalah 4.73.
adalah: 1) Tersedianya Fasilitas loket
2. Analisis Tingkat Kepuasan/Kinerja
karcis/tiket di Stasiun Batu Ceper dan
Terminal Poris Plawad, 2) Proses Analisis tingkat kepuasan dilakukan
keterpaduan jadwal pelayanan pada pada Stasiun Batu Ceper dan Terminal
stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris Poris Plawad.
Plawad, 3) Kemudahan alih moda
228 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234
Tabel 3.
Hasil Analisis Tingkat Kepuasan Pelayanan
Skala Kepentingan
Kode Variabel
1 2 3 4 5 Jumlah Rata-rata
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper Tangerang Sebagai Perwujudan Simpul Transportasi, Herma Juniati 229
Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2014
Gambar 3.
Kuadran Importance Performance Analysis.
Berdasarkan kuadran di atas dapat diketahui a t a u d i pe r t a h an ka n u n t u k peningkatan
bahwa aspek pelayanan yang harus diperbaiki pelayanan.
Tabel 4.
Klasifikasi Variabel Jasa dalam Kuadran IPA
Kuadran I V6 : Informasi jadwal (time table)di Stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris Plawad
V7 : Kemudahan alih modadi Stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris Plawad
V8 : Fasilitas pejalan kaki di Stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris Plawad
Keamanan dan keselamatan saat berganti moda di Stasiun Batu Ceper dan
V10 :
Terminal Poris Plawad
Kuadran II V2 : Kemudahan memperoleh tiketdi Stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris Plawad
Tersedianya Fasilitas loket karcis/tiket di Stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris
V3 :
Plawad
Proses keterpaduan jadwal pelayanan pada stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris
V4 :
Plawad
Kuadran III V1 : Aksesibilitas dari dan ke Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper
Kenyamanan dalam melakukan alih moda di Stasiun Batu Ceper dan Terminal
V9 :
Poris Plawad
Fasilitas pelayanan informasi keberangkatan dan kedatangandi Stasiun Batu
Kuadran IV V5 :
Ceper dan Terminal Poris Plawad
Sumber: data primer diolah, 2014
230 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234
Tabel 5.
Perhitungan CSI Pada Pelayanandi Stasiun Batu Ceper dan Terminal Poris Plawad
TOTAL 3,07
Dalam proses analisis, diuraikan mengenai Batu Ceper dan Terminal Poris Plawad
hasil analisis tentang kinerja pelayanan dan Aksesibilitas dari dan keTerminal
fasilitas perpindahan moda dari Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper.
Poris Plawad menuju Stasiun Batu Ceper
Dalam memperbaiki aspek pelayanan
atau sebaliknya melalui Analisis Customer
tersebut, pemerintah pusat dan daerah harus
Satisfaction Index (CSI).
memperhatikan aspek modalitas yang
Dari hasil analisis kinerja pelayanan fasilitas mempengaruhinya, yaitu jenis kelamin, usia,
perpindahan moda dari Terminal Poris p e n d i di ka n , p e ke r j aan , pendapatan/
Plawad menuju Stasiun Batu Ceper adalah penghasilan, keperluan perjalanan, frekuensi
sangat buruk (very poor) dengan nilai 3,07 p e r j a l a n a n , f a si l i t a s al i h mo d a d a r i
dan persentase sebesar 61,49%. Yang T er mi n a l Po r i s Pl a wa d ke S t a si u n .
berarti bahwa ada aspek pelayanan yang Perbaikan yang perlu dilakukan yaitu
sangat penting untuk diperbaiki atau dengan memperhatikan kondisi Stasiun
dilakukan perubahan dan beberapa aspek Batu Ceper ma u p u n Kondisi Terminal
pelayanan lainnya yang masih perlu Poris Plawad antara lain:
ditingkatkan.
1. Kondisi Stasiun Batu Ceper
E. Pembahasan
Stasiun Batu Ceper yang berada di Kota
Berdasarkan hasil analisis kinerja pelayanan
Tangerang merupakan stasiun yang cukup
Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan
ramai penumpang karena merupakan
Stasiun Batu Ceper Tangerang sebagai
stasiun yang tepat berada saling
perwujudan simpul transportasi yang
berseberangan dengan Terminal Poris
terpadu yang dirasakan oleh pengguna jasa,
Plawad. Stasiun Batu Ceper yang panjang
maka selanjutnya akan dilakukan evaluasi
stasiunnya kurang lebih 161 meter dengan
terhadap hasil analisis tersebut. Secara
lebar 23 meter tidak memiliki keamanan
umum, perlu adanya perbaikan terhadap dua
yang memadai bagi penumpang untuk
aspek pelayanan yaituKemudahan alih
menyeberang rel maupun jalan raya guna
modadi Stasiun Batu Ceper dan Terminal
beralih moda untuk melanjutkan
Poris Plawad, Keamanan dan keselamatan
perjalanan ke tujuan akhir.
saat berganti moda di Stasiun Batu Ceper
dan Terminal Poris Plawad, Kenyamanan Perbaikan yang harus segera dilakukan
dalam melakukan alih moda di Stasiun adalah:
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper Tangerang Sebagai Perwujudan Simpul Transportasi, Herma Juniati 231
a. Keamanan fasilitas penyeberangan 2. Kondisi Terminal Poris Plawad
yang kurang memadai bagi pejalan
Terminal Poris Plawad merupakan
kaki dan pengguna kendaraan roda
terminal yang cukup besar dengan luas
dua, karena kondisi parkir
6 Ha. Terminal ini berada berseberangan
yang tersedia berada di tengah
dengan Stasiun Batu Ceper, sehingga
pemukiman penduduk yang secara
seharusnya fungsi sebagai tempat
otomatis harus menyeberangi rel
peralihan moda untuk tujuan akhir
terlebih dahulu untuk dapat
perjalanan penumpang lebih dapat
menjangkau tempat parkir motor.
berfungsi. Namun banyak dikeluhkan
b. Tidak adanya palang pintu kereta oleh penumpang bahwa kondisi
api membuat kondisi semakin terminal yang armadanya kurang/sepi
me n g kh a w a t i r ka n b i l a a ka n sehingga membuat penumpang malas
menyeberang rel guna memarkir untuk masuk dan menggunakan
kendaraan bagi pengguna jasa Terminal Poris Plawad.
commuter line. Begitu pula pada
angkutan non formal (ojek) yang a. Angkutan umum banyak yang
tersedia di stasiun yang sering tidak masuk kedalam terminal,
melanggar aturan sehingga dapat sehingga umumnya pengguna jasa
membahayakan penumpang. tidak menggunakan terminal
secara maksimal karena angkutan
c. Ramai dan padatnya jalan raya yang diperlukan untuk tujuan akhir
yang menghubungkan antara bagi pengguna jasa telah berada
Stasiun Batu Ceper dan Terminal disepanjang jalan raya.
Poris Plawad sangat menghambat
pengguna jasa dalam beralih moda b. Beberapa angkutan tidak patuh
dari Terminal Poris Plawad ke pada trayek yang seharusnya
Stasiun Batu Ceper atau sebaliknya dilaksanakan dan melanggar aturan
terutama pada jam sibuk dengan trayek, seperti memutar balik arah
padatnya frekuensi kendaraan sehingga banyak penumpang/calon
terutama bus dan sepeda motor. penumpang tidak menggunakan
fasilitas angkutan umum.
d. Terjadi penumpukan penumpang
pada jam-jam tertentu menuju c. Pengguna jasa pada dasarnya lebih
keluar dari Stasiun Batu Ceper memilih menggunakan commuter
karena adanya antrian panjang line, selain lebih murah juga ada
sehingga membuat pengguna jasa jalur yang tetap, sedangkan untuk
kurang nyaman. angkutan umum beroperasi tidak
sesuai dengan trayek yang telah
e. Pengguna jasa commuter line yang ditentukan.
menggunakan kendaraan roda dua/
empat umumnya menggunakan d. Ketersediaan fasilitas di Terminal
fasilitas yang tersedia di Terminal Poris Plawad cukup memadai dan
Poris Plawad yaitu lahan park nyaman antara lain tersedianya
and ride kendaraan roda empat, Musholla pria dan wanita yang
sehingga pengguna commuter terpisah, tersedia toilet, tersedia
line dapat menitipkan kendaraan loket pembelian tiket dan restorasi,
mereka kemudian melanjutkan tersedia ruang tunggu yang
perjalanan menggunakan commuter nyaman, tersedianya time table
line ke tujuan perjalanan, namun sebelum pintu masuk di Terminal
pengguna jasa menghadapi namun untuk loket pembelian tiket
masalah dalam melakukan alih masuk terminal perlu pembenahan
moda dari terminal Poris Plawad agar lebih tertib.
menuju ke Stasiun Batu Ceper. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu
f. Fasilitas time table di Stasiun Batu segera dilaksanakannya pengembangan
Ceper masih kurang memadai, terminal terpadu sebagai pusat transit di
sehingga pengguna jasa kurang Terminal Poris Plawad-Stasiun Batu
informatif untuk mengetahui Ceper dengan memusatkan beberapa hal
jadwal commuter line. penting antara lain:
232 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234
a. Pengembangan Terminal Poris c. Pengembangan Terminal Poris
Plawad sebagai Central-Hub Plawad sebagai titik transfer moda
jaringan pelayanan sistem BRT bagi pengguna angkutan pribadi
Jakarta-Tangerang dengan Sistem yang beralih ke angkutan umum
Kota Tangerang sebagai feeder. (Jalan & KA) dengan disediakan
fasilitas Park n’ Ride.
b. Pengembangan Terminal Poris
Plawad sebagai Central-Hub Ketiga hal tersebut diatas merupakan
yang mengintegrasikan layanan faktor terpenting dalam rencana
perkeretaapian dengan layanan pembangunan terminal terpadu Poris
angkutan jalan dengan adanya Plawad dengan disain yang telah
fasilitas jembatan penyeberangan dikonsepkan oleh pemerintah daerah
orang yang menghubungkan Kota Tangerang dalam hal ini Dinas
terminal dan stasiun. Perhubungan Kota Tangerang.
Evaluasi Keterpaduan Terminal Poris Plawad dan Stasiun Batu Ceper Tangerang Sebagai Perwujudan Simpul Transportasi, Herma Juniati 233
daerah Kota Tangerang dengan 1) dibangunnya Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Plus Analisis
sarana transportasi (JPU/Jembatan Penyeberangan Kasus PLN-JP. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Umum), 2) penyediaan sarana serta prasarana John A. Martilla and John C. James. 1997. Importance
transportasi yang mampu mendukung berbagai Performance Analysis. Journal of Marketing pp. 77-
aktivitas masyarakat dan peningkatan prasarana 79.
d a n s ar a n a t r an s p or t as i yang baik u n t u k Latu, T. M. dan Everett, A. M. 2000. Review of
aksesibilitas. Satisfaction Research and Measurement
Approaches. New Zealand: Departement of
UCAPAN TERIMA KASIH Conservation, Wellington.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kepala Martinez, C. L. 2003. Evaluation Report: Tools Cluster
Puslitbang Manajemen Transportasi Multimoda, Networking Meeting #1. Arizona: Center Point
Kementerian Perhubungan, atas kesempatan yang Institute, Inc.
diberikan untuk dapat melakukan survei tingkat Nasution, M. N. 2005. Manajemen Mutu Terpadu. Edisi
keterpaduan pelayanan transportasi antarmoda di kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Stasiun Batu Ceper maupun di Terminal Poris Rodrigue, J.P., Comtois, C., and Slack, B. 2006. The
Plawad Tangerang. Terima kasih pula kepada Geography of Transport Systems. 1st Edition.
pimpinan dan jajaran kantor Dishub Kota London: Routledge.
Tangerang serta pimpinan dan jajaran kantor PT,
KAI Persero Divisi Stasiun Batu Ceper atas ijin Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
penggunaan data untuk tulisan ini.
Vulkan R. Vuchic. 1981. Urban Public Transportation
DAFTAR PUSTAKA System and Technology,. Englewood Cliffs. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Brandt, D.R. 2000. An “Outside-In” Approach to
Determining Customer Driven Priorities for Kementerian Perhubungan. 2009. Undang-Undang
Improvement and Innovation. White Paper Series, Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Volume 2-2000. Angkutan Jalan. Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Pelayanan Jasa. Kementerian Perhubungan. 1995. Keputusan Menteri
Yogyakarta: Andi. Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan. Jakarta.
Freddy, Rangkuti. 2003. Measuring Costumer
Satisfaction, Teknik Mengukur dan Strategi Departemen Perhubungan. 2005. Sistem Transportasi
Nasional (Sistranas). Jakarta.
234 Jurnal Penelitian Transportasi Darat, Volume 17, Nomor 4, Desember 2015: 221-234