0% found this document useful (0 votes)
49 views11 pages

Pengaruh Kepemimpinan Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan

This document summarizes a research article that studied the influence of leadership and occupational health and safety (K3) on employee performance at PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok Malang in Malang, Indonesia. The study found that leadership factors had a more significant partial effect on employee performance than K3 factors. Leadership and K3 factors together also had a significant simultaneous effect on employee performance. It was concluded that leadership factors more dominantly influenced employee performance. Validity tests showed leadership factors had a higher percentage of valid questionnaire statements than K3 factors regarding employee performance. A t-test also showed leadership had a more significant partial effect on performance than K3.

Uploaded by

Fadli Firmansyah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
49 views11 pages

Pengaruh Kepemimpinan Dan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Terhadap Kinerja Karyawan

This document summarizes a research article that studied the influence of leadership and occupational health and safety (K3) on employee performance at PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok Malang in Malang, Indonesia. The study found that leadership factors had a more significant partial effect on employee performance than K3 factors. Leadership and K3 factors together also had a significant simultaneous effect on employee performance. It was concluded that leadership factors more dominantly influenced employee performance. Validity tests showed leadership factors had a higher percentage of valid questionnaire statements than K3 factors regarding employee performance. A t-test also showed leadership had a more significant partial effect on performance than K3.

Uploaded by

Fadli Firmansyah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

AKADEMIKA; Vol. 18. No.

1 Februari 2020

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN KESELAMATAN


KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP KINERJA KARYAWAN

MOH. NASIKH
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang
Email. [email protected]

ASEP KURNIAWAN
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Malang
Email: [email protected]

Abstract
The purpose of this study are to find out that leadership factor and safety and healthy
occupational (K3) have a significant partially effect on employee performance at PT
Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok Malang, and also to find out which variables
between leadership and safety and healthy occupational (K3) has more partially dominant
influence on employee performance at PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok Malang.
The method of analysis data used in this study are validity test method, reliability test, and
multiple linear regression analysis method (F test and t test).
Based on the method applied can be seen that, leadership factors have a significant partially
effect on employee performance than safety and healthy occupational (K3). In addition,
leadership and safety and healthy occupational (K3) factors together have a significant
simultaneous effect on employee performance. It can be concluded that, leadership factors
influence more dominantly on employee performance because it has a significant and partial
effect simultaneously than safety and healthy occupational (K3) factors which only have a
significant simultaneous effect on employee performance.
The validity test of the leadership factor has greater percentage of the questionnaire
statement than the safety and healthy occupational factors (K3) on employee performance
with ratio of 62.5% – 30%. As for the results t test (partial) is known that, the leadership
factor on employee performance has a significant value of 0,000 < 0,05 and t count (4,565)
> t table (2,093), and safety and healthy occupational factors (K3) on employee performance
has a significant value of 0,124 > 0.05 and t count (-1,608) < t table (2,093). While the F
test (homogeneity) is known that, leadership and safety and healthy occupational (K3)
factors on employee performance have a significant value of 0.001 < 0.05 and F count
(11.258) > F table (3.49).
Keywords: Leadership, the safety and healthy occupational (K3), and employee
performance.

Pendahuluan Mangkunegara (2001: 23) yang menjelaskan


bahwa, “istilah sumber daya manusia
Sumber daya manusia merupakan hal merujuk pada individu-individu yang ada
terpenting dalam perkembangan dunia, dalam sebuah organisasi yang saling bekerja
khususnya untuk kemajuan dan pencapaian sama untuk mewujudkan tujuan
tujuan bagi sebuah perusahaan. Karena, organisasinya”. Oleh sebab itu, perencanaan
tujuan yang berjangka pendek maupun dan pengelolaan sumber daya manusia yang
jangka panjang pada sebuah perusahaan dilakukan dengan sebaik-baiknya merupakan
hanya dapat dicapai melalui aktifitas yang sebuah faktor penting dari tercapainya tujuan
dilakukan oleh sumber daya manusia yang dari sebuah perusahaan.
dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hal ini
sejalan dengan pendapat Schein dalam

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 32


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

Penjelasan tersebut juga diperkuat oleh depot. Lebih dari pada itu, PT Pertamina
pendapat Handoko (2003: 24) yang Patra Niaga sekarang juga telah
menyatakan bahwa, “sumber daya manusia melaksanakan layanan penyaluran bahan
merupakan hal terpenting yang dimiliki suatu bakar minyak (BBM) terpadu bagi PT Kereta
organisasi, salah satu implikasinya adalah Api Indonesia (PT KAI) yang layanannya
bahwa investasi terpenting yang dilakukan dikenal dengan nama Vendor Held Stock
oleh suatu organisasi adalah dibidang sumber (VHS). Layanan yang dilakukan ini secara
daya manusia”. menyeluruh mulai dari tahap ketahanan stok
sampai pengisian ke lokomotif.
Menurut Sudarmanto (2009: 121)
menyatakan bahwa, “strategi untuk selalu Oleh sebab itu, di tengah persaingan pasar
dapat berkompetisi adalah dengan cara saat ini maka PT Pertamina Patra Niaga
memperkuat kapasitas organisasi dan sumber VHS Dipo Lok Malang selalu dituntut untuk
daya manusia yang dimiliki”. Hal ini terus mengupayakan berbagai strategi yang
dikarenakan setiap organisasi selalu dituntut efisien serta terus mengupayakan
untuk mampu berkompetisi agar tetap pembenahan manajemen organisasi secara
bertahan dalam persaingan global yang menyeluruh untuk lebih memperkuat
semakin hari semakin banyak bermunculan posisinya agar bisa terus berkiprah di kancah
para pesaing organisasi/ perusahaan lain industri migas nasional maupun global.
yang memiliki manajemen yang baik,
Hal-hal tersebut di atas sesuai dengan
khususnya di bidang sumber daya manusia
pendapat menurut Bukhori, dkk. (2005: 165)
yang pastinya juga semakin banyak yang
menjelaskan bahwa, “manajemen sumber
lebih berkompeten dalam bidangnya.
daya manusia meliputi seluruh aktifitas
Oleh karena itu, masalah sumber daya manajer untuk menarik dan
manusia pada perkembangan era globalisasi mempertahankan pekerja dan untuk
saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi menjamin bahwa mereka bekerja pada
sebuah organisasi/ perusahaan untuk dapat tingkat yang terbaik dan berpartisipasi untuk
memanajemen sumber daya manusia yang kesempurnaan tujuan organisasi”. Jadi,
dimiliki dengan baik. Karena, keberhasilan dalam manajemen sumber daya manusia ini
manajemen pada sebuah organisasi/ yang paling berperan adalah pimpinan atau
perusahaan ini sangat tergantung pada manajer dengan disertai adanya kerjasama
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. yang baik dengan para karyawan dalam
lingkungan perusahaan.
Faktor sumber daya manusia inilah yang
juga menjadi fokus untuk terus Menurut Anoraga (2003: 111)
dikembangkan dan lebih diperhatikan oleh menjelaskan bahwa, “pimpinan adalah
PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok seorang yang mempunyai wewenang untuk
Malang yang merupakan tempat peneliti memerintah orang lain yang di dalam
melakukan penelitian, karena telah pekerjaannya untuk mencapai tujuan
mendapatkan ijin operasional dari PT organisasi memerlukan bantuan orang lain”.
Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok Maka, pemimpin mempunyai peran yang
Malang. Hal ini disebabkan karena, PT penting untuk selalu aktif dan ikut dalam
Pertamina Patra Niaga merupakan sebuah segala masalah yang berkaitan dengan
perusahaan hasil kombinasi dari Pertamina kebutuhan karyawannya dalam sebuah
dan Patra Niaga yang diharapkan memiliki perusahaan. Kepemimpinan dari seorang
layanan lebih fleksibel, lebih baik, dan pemimpin harus mampu memberikan
mempunyai harga lebih kompetitif dari para pengarahan tentang apa-apa yang harus
pesaingnya agar mampu meningkatkan dilakukan dan dibutuhkan oleh
kepercayaan para konsumen dan para mitra karyawannya. Selain itu, sifat kepemimpinan
usahanya. yang mampu menumbuhkan motivasi kerja
bisa membuat karyawannya memiliki rasa
Selain itu, PT Pertamina Patra Niaga ini
kepercayaan diri dalam menjalankan
yang merupakan perusahaan yang mencakup
berbagai tugasnya.
perdagangan BBM, pengelolaan BBM,
pengelola armada/ fleet, dan pengelolaan

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 33


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

Sudarmanto (2009: 133) juga Untuk itu dalam sebuah kepemimpinan


menambahkan, “kepemimpinan adalah harus benar-benar memahai tentang cara
proses member inspirasi kepada semua Manajemen Sumber Daya Manusia
karyawan agar bekerja sebaik-baiknya untuk (MSDM) yang salah satunya memperhatikan
mencapai hasil yang diharapkan. aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kepemimpinan adalah cara mengajak (K3). Aspek ini merupakan masalah yang
karyawan agar bertindak benar, mencapai tidak terbatas pada kerugian yang
komitmen dan motivasi mereka untuk diakibatkan oleh suatu kecelakaan kerja/
mencapai tujuan bersama”. Untuk itu resiko. Karena, apabila seorang karyawan
kepemimpinan merupakan salah satu faktor merasa lingkungan kerja yang kurang sehar
yang sangat dibutuhkan karyawan dalam dan amat membuat karyawan merasa tidak
menjalankan tugas disebuah perusahaan. enak dan tidak aman dalam bekerja yang
mengakibatkan menurunnya produktifitas
Tercapainya atau tidaknya sebuah tujuan
dan efisiensi kerja karyawan.
perusahaan tergantung dari bagaimana
pemimpin perusahaan tersebut memiliki jiwa Menurut Lubis (2011: 3) menyatakan
kepemimpinan yang baik. Karena, yang bahwa, “program keselamatan dan kesehatan
bertanggung jawab atas kegagalan kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
pencapaian tujuan atau tidak terlaksananya dibuat bagi pekerja maupun pengusaha
dengan baik suatu pekerjaan adalah sebagai upaya pencegahan timbulnya
pimpinan. Penjelasan ini sesuai dengan kecelakaan kerja dan penyakit akibat
pendapat Miftah Thoha (2010: 9) yang hubungan kerja dalam lingkungan kerja
menyatakan bahwa, “kepemimpinan tidak dengan cara mengenali hal-hal yang
harus diikat terjadi dalam suatu organisasi berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja
tertentu, melainkan kepemimpinan bisa serta tindakan antisipatif bila terjadi hal
terjadi dimana saja, asalkan seseorang demikian”.
menunjukkan kemampuan mempengaruhi
Sangat tidak mudah bagi pemimpin pada
perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya
sebuah perusahaan untuk menciptakan
suatu tujuan tertentu”.
lingkungan kerja yang aman, dan nyaman
Selain dari faktor kepemimpinan yang agar para karyawan dapat melaksanakan
sudah dipaparkan di atas, terdapat faktor lain tugasnya dengan baik dan dapat
yang sangat mempengaruhi terhadap meningkatkan produktifitas perusahaan
bagaimana sumber daya manusia yang secara menyeluruh. Apalagi dilingkungan
dimiliki perusahaan itu mampu memenuhi kerja PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo
tuntutan yang dibebankan kepada mereka Lok Malang yang sebenarnya sudah
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu berkomitmen dalam menjalankan kegiatan
berupa perhatian. operasinya yang memiliki resiko tinggi
terhadap manusia, lingkungan, dan asset
Salah satu perhatian yang harus
perusahaan dengan berprinsipkan terhadap
diperhatikan oleh seorang pemimpin yang
tata nilai Kesehatan dan Keselamatan Kerja
memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
(K3) serta Lindungan Lingkungan.
adalah tentang keselamatan dan kesehatan
kerja dari sumber daya manusia yang Pembentukan komitmen ini harus diawali
dimiliki. Hal ini sudah diatur oleh oleh pemimpin perusahaan kepada seluruh
Pemerintah dalam Undang-Undang Nomor lini kegiatan bisnis Pertamina Patra Niaga
14 Tahun 1969 dan Undang-Undang Nomor dan menjadi kunci sukses dalam
1 Tahun 1970 khususnya yang tertuang keberlangsungan dan kemajuan perusahaan.
dalam pasal 9 dan 10 yang menyatakan, Secara keseluruhan profil akselerasi kinerja
“tiap-tiap tenaga kerja mendapat keselamatan dan kesehatan kerja serta
perlindungan atas keselamatan, kesehatan, lingkungan Pertamina Patra Niaga yang
kesusilaan, pemeliharaan moril manusia serta peneliti ambil dari data tahun 2015 adalah
perlakuan yang sesuai dengan martabat sebagai berikut:
manusia dan moral agama”.
Prosentase kecelakaan kerja yang terjadi
dilingkungan PT Pertamina Patra Niaga dari

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 34


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

tahun ke tahun menurun menjadi 0,14% faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja


dengan total kasus sebanyak 2 kasus. karyawan diantaranya efektifitas dan
Sedangkan kasus yang terjadi ini adalah efisiensi, otoritas atau wewenang, inisiatif,
kasus kecelakaan lalu lintas, dan kasus disiplin dalam artian taat kepada hukum,
tumpahan minyak. sampai dengan Desember peraturan perusahaan, dan standar kerja yang
2015 terjadi kecelakaan minyak tumpah diterapkan diperusahaan”.
sampai insiden api yang terjadi adalah 6
Dari pendapat tersebut dapat diketahui
kejadian atau turun 54% dibandingkan
bagaimana pentingnya faktor kepemimpinan
dengan periode yang sama di tahun 2014
dalam memanajemen kinerja karyawannya
sebesar 13 kejadian. Untuk kejadian yang
agar dapat bekerja secara efektif dan efisien
terjadi di Kota Malang pada khususnya
untuk dapat memperoleh kinerja yang baik
sampai dengan Desember 2015 terjadi
sehingga tercapainya tujuan sebuah
sebanyak 1 kasus kecelakaan lalu lintas dan
perusahaan. Selain itu, fasilitas pendukung
terjadi di bulan April 2015.
serta sarana dan prasarana, seperti halnya
Dari beberapa paparan data di atas dapat keselamatan dan kesehatan kerja demi
diketahui bahwa kesehatan dan keselamatan terbentuknya kinerja yang maksimal juga
kerja (K3) pada sebuah perusahaan merupakan faktor yang tak kalah penting dan
merupakan suatu langkah yang nyata dan harus diperhatikan oleh perusahaan atau
terarah untuk mewujudkan kinerja karyawan pimpinan perusahaan.
yang lebih aman dan kompetitif. Maka,
Menurut Manuaba (2004: 164)
manajemen kepemimpinan yang baik
menyatakan bahwa, “penyebab-penyebab
ditambah dengan keselamatan dan kesehatan
terjadinya kecelakaan kerja adalah:
kerja yang juga terlaksana dengan baik akan
membawa dampak positif yang sangat terasa 1. Perbuatan Manusia yang Tidak Aman
bagi kinerja karyawan serta akan dirasakan (a) Melaksanakan pekerjaan tanpa
oleh semua pihak perusahaan karena kinerja wewenang atau yang berwenang gagal
perusahaan di dunia industri juga semakin mengamankan atau memperingatkan
baik dan semakin produktif. seseorang;
(b) Menjalankan alat-alat mesin di luar
Sedangkan kinerja itu sendiri menurut
batas aman;
Sudarmanto (2009: 8) menjelaskan bahwa,
(c) Menyebabkan alat-alat keselamatan
“kinerja merupakan catatan hasil yang
kerja tidak bekerja;
diproduksi (dihasilkan) atas fungsi pekerjaan
(d)Cara angkat/angkut menempatkan
tertentu atau aktifitas-aktifitas selama periode
barang dan menyimpan yang kurang
waktu tertentu”. Dengan kata lain kinerja
baik/tidak aman;
merupakan sebuah proses yang dilakukan
(e) Memakai sikap/posisi tubuh yang
oleh sekelompok orang dalam sebuah
kurang baik/tidak aman;
perusahaan untuk menciptakan suatu produk
(f) Bekerja dengan alat/mesin bergerak
atau jasa. Oleh karena itu, kinerja dapat
atau berbahaya;
dikatakan bukan hanya menyangkut
(g) Melakukan tindakan mengacau,
karakteristik pribadi yang ditujukan oleh
menyalahgunakan, dan melampaui
seseorang, melainkan hasil kerja yang telah
batas.
dan akan dilakukan oleh seseorang.
2. Kondisi Fisik dan Mekanis yang Tidak
Menurut Ahmad Ruky (2007: 11) yang Aman
menjelaskan bahwa, “kinerja atau prestasi (a) Alat pengaman yang kurang/tidak
kerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang bekerja;
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan (b) Tidak ada pengaman;
tertentu atau kegiatan dalam selama kurun (c) Adanya kondisi tidak aman;
waktu tertentu”. Dalam pelaksanaannya (d)Design yang kurang baik;
terdapat beberapa faktor yang dapat (e) Pengaturan proses kerja yang
mempengaruhi kinerja pegawai atau berbahaya atau mengandung resiko,
karyawan seperti pendapat dari Suryadi seperti: badan terlalu berat, jalan yang
(2008: 37) menjelaskan bahwa, “adapun sempit/tidak teratur;

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 35


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

(f) Penerangan, dan ventilasi kurang baik; maka kurang memperhatikan


(g) Perencanaan proses kerja kurang/tidak metode kerja yang aman dan baik,
aman”. memiliki kebiasaan yang salah dan
kurang pengalaman.
Sedangkan berdasarkan pada analisis
c. Sikap, karyawan memiliki sikap
sebab terjadinya kecelakaan kerja secara
kurang minat dan kurang perhatian,
umum disebabkan oleh perbuatan yang
kurang teliti, malas, dan sombong
membahayakan. Menurut Warwich (2004: 3)
(mengabaikan peraturan dan
menyatakan bahwa, “perbuatan yang
petunjuk), tidak peduli akan suatu
membahayakan bersumber dari: 1) tidak
akibat, hubungan yang kurang baik
memakai alat-alat pelindung diri; 2) tidak
dengan pihak lain, sifat ceroboh dan
memperhatikan posisi saat sedang bekerja; 3)
perbuatan yang berbahaya.
cara menggunakan perkakas yang salah; 4)
5. Mesin dan alat, jika pada lingkungan kerja
tata cara kerja dan ketertiban yang tidak
menyangkut pengaturan peralatan dan
dipatuhi”.
konstruksi bangunan, maka faktor mesin
Peristiwa kecelakaan kerja ini pasti dan alat ini adalah penggunaan mesin-
disertai dengan kerugian materi atau mesin dan peralatan yang tidak memenuhi
penderitaan pada karyawan maupun standar”.
keluarga karyawan. Kerugian materi yang
Menurut Mutiara (2002: 35) menjelaskan
dimaksud adalah terganggungnya aktifitas
bahwa, “terdapat beberapa usaha-usaha yang
kerja, kerusakan alat-alat, lingkungan, dan
perlu dilakukan untuk meningkatkan
menurunnya moral karyawan terutama bagi
keselamatan dan kesehatan kerja guna
mereka yang langsung
mengurangi kecelakaan kerja yang
memahami/mengetahui langsung terjadinya
diakibatkan oleh kecenderungan karyawan
kecelakaan kerja tersebut.
untuk berperilaku dan bersikap yang tidak
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, diinginkan (ubsafe act), adalah sebagai
dapat ditarik secara umum faktor penyebab berikut: 1) Seleksi dan alat yang lain; 2)
kecelakaan kerja yang diambil dari pendapat Penyebaran poster dan propaganda; 3)
menurut Sayuti (2013: 200) yang Pelatihan keselamatan; 4) Program insentif
menjelaskan bahwa, “sesungguhnya dan program penguatan yang positif; 5)
gangguan dan terjadinya kecelakaan dapat Komitmen manajer puncak; 6) Penentuan
dilihat dari 3 (tiga) faktor utama yang kebijaksanaan dalam keselamatan; 7)
menjadi penyebabnya, yaitu: Penetapan tujuan keselamatan dan
3. Lingkungan kerja, maksudnya tempat mengendalikannya; 8) Melakukan
dimana pekerja melakukan pekerjaan pengawasan terhadap keselamatan dan
dalam kondisi yang tidak aman atau kesehatan kerja; dan 9) Memonitor
dalam kondisi membahayakan. Kondisi pekerjaan-pekerjaan yang sangat berat
yang tidak aman ini dapat terjadi karena (overload)”.
tidak teraturnya suasana, perlengkapan Menurut Sama’mur (2005: 7)
dan peralatan kerja. menyebutkan bahwa, “ada 5 (lima) indikator
4. Manusia atau karyawan, faktor ini banyak yang mempengaruhi keselamatan dan
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: kesehatan kerja (K3), dimana indikator-
a. Sifat fisik dan mental manusia yang indikator tersebut harus dapat menjadi
tidak standar, contohnya: karyawan perharian perusahaan dalam mempekerjakan
yang rabun, penerangan kurang, karyawannya”. Adapun indikator-indikator
otot lemah, reaksi mental lambat, tersebut adalah sebagai berikut: 1) Alat-alat
syaraf yang tidak stabil dan lainnya. perlindungan kerja; 2) Ruang kerja yang
Bagi yang memiliki sifat dan kondisi aman; 3) Penggunaan peralatan kerja; 4)
seperti ini sering menjadi penyebab Ruang kerja yang sehat; 5) Penerangan di
kecelakaan dan gangguan kerja. ruangan kerja.
b. Pengetahuan dan ketrampilan,
karena kurangnya pengetahuan

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 36


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

Metode Penelitian (K3) sebesar -0,345 dengan nilai koefisien


regresinya sebesar -0,250.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Populasi dan sampel dalam Persamaan regresi linier berganda yang
penelitian ini adalah semua karyawan pada terbentuk sebagai berikut: Y = 36.803 +
PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok 0,846.X1 – 0,345.X2. Berdasarkan persamaan
Malang yang berjumlah 11 karyawan, selain tersebut mengandung makna yang dapat
itu juga diambil 11 karyawan tambahan dari diinterpretasikan antara lain:
cabang yang ada di Surabaya sehingga total 1) Nilai konstanta 36,803 mengandung arti
berjumlah 22 karyawan. Adapun analisis bahwa, jika variabel kepemimpinan
regresi linier berganda yang dilakukan dalam (leadership) dan kesehatan keselamatan
penelitian ini adalah menetapkan ketepatan kerja (K3) tidak ada atau nilai
prediksi pengaruh yang kuat antara variabel konstantanya 0 (nol) maka presentase
terikat (Y) kinerja karyawan dengan variabel kinerja karyawan adalah sebesar
bebas (X) kepemimpinan, dan keselamatan 36,803%.
kesehatan kerja (K3) sebagai berikut: 2) Nilai koefisien X1 atau variabel
Yi = a + b1.X1 + b2.X2 kepemimpinan (leadership) sebesar 0,846
Keterangan: mengandung arti bahwa, apabila
Yi = Kinerja karyawan terdapat penambahan dalam setiap satu
X1 = Kepemimpinan point pada faktor kepemimpinan maka
X2 = Keselamatan, dan kesehatan akan meningkatkan kinerja karyawan
kerja (K3) sebesar 0,846.
bi = Parameter arah (koefisien 3) Nilai koefisien X2 atau variabel
regresi variabel penjelas) kesehatan keselamatan kerja (K3)
sebesar -0,345 mengandung arti bahwa,
Temuan Penelitian Dan Pembahasan apabila terdapat penambahan dalam
Pada penelitian ini menggunakan regresi setiap satu point pada faktor kesehatan
linier berganda, dimana dalam hal ini untuk keselamatan kerja (K3) maka akan
melihat pengaruh antara variabel mengurangi faktor kinerja karyawan
kepemimpinan (X1) dan variabel kesehatan, sebesar 0,345.
kesematan kerja/K3 (X2) terhadap variabel
kinerja karyawan (Y) dengan menggunakan 4) Apabila terjadi peningkatan setiap satu
program SPSS for Windows Versi 24.0. point pada faktor kinerja karyawan,
maka secara bersama-sama faktor
Adapun hasil dari regresi linier berganda kepemimpinan (leadership) dan kesehatan
pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1: keselamatan kerja (K3) akan mengalami
Tabel 1. Hasil Perhitungan Regresi Linier peningkatan sebesar 0,501 (0,846 –
Berganda 0,345).
Stand Berdasarkan pada data yang diperoleh
ardize
d dari para responden/ karyawan dengan
Unstandardize Coeffi melakukan pengisian kuesioner yang
d Coefficients cients
Std.
diberikan oleh peneliti menunjukkan bahwa,
Model B Error Beta t Sig. faktor kepemimpinan (leadership) pada PT
1 (Constant) 36,803 20,131 1,828 ,083 Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok
Kepemimpinan ,846 ,185 ,710 4,565 ,000
Kesehatan, dan -,345 ,214 -,250 -1,608 ,124
Malang dirasa baik dalam mempengaruhi
Keselamatan kinerja karyawan.
Kerja (K3)
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa, nilai Seorang pemimpin yang memiliki jiwa
constant regresi linier berganda sebesar 36,803 kepemimpinan (leadership) yang digambarkan
dengan nilai variabel kepemimpinan oleh para responden/ karyawan dari hasil
(leadership) sebesar 0,846 dan nilai koefisien pengisian kuesioner yang diberikan oleh
regresinya sebesar 0,710. Sedangkan untuk peneliti menunjukkan bahwa, pimpinan pada
nilai variabel kesehatan, keselamatan kerja PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok
Malang memiliki jiwa kepemimpinan

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 37


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

(leadership) yang baik dalam mempengaruhi Lok Malang dirasa cukup baik dalam
kinerja karyawannya. mempengaruhi kinerja karyawan.
Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan
uji parsial atau uji t dan mengacu pada uji parsial atau uji t dan mengacu pada
hipotesis yang dibuat berdasarkan uji tersebut hipotesis yang dibuat berdasarkan uji tersebut
ditemukan hasil bahwa, faktor ditemukan hasil bahwa, faktor kesehatan,
kepemimpinan (leadership) memiliki pengaruh dan keselamatan kerja (K3) tidak memiliki
yang signifikan secara parsial terhadap pengaruh yang signifikan secara parsial
kinerja karyawan. Pernyataan tersebut terhadap kinerja karyawan. Pernyataan
diambil setelah didapatkan perhitungan uji t tersebut diambil setelah didapatkan
dengan hasil nilai signifikan 0,000 < 0,05 dan perhitungan uji t dengan hasil nilai signifikan
thitung (4,565) > ttabel (2,093). 0,124 > 0,05 dan thitung (-1,608) < ttabel (2,093).
Kepemimpinan adalah upaya Berdasarkan dua pembahasan hipotesis
mempengaruhi banyak orang melalui pertama dapat disimpulkan bahwa, hipotesis
komunikasi untuk mencapai tujuan, cara yang pertama yang diajukan peneliti yang
mempengaruhi orang dengan petunjuk atau berbunyi diduga kepemimpinan dan
perintah, tindakan yang menyebabkan orang keselamatan kesehatan kerja (K3) secara
lain bertindak atau merespons dan parsial berpengaruh signifikan terhadap
menimbulkan perubahan positif, kekuatan kinerja karyawan pada PT Pertamina Patra
yang dinamis sangat penting memotivasi dan Niaga VHS Dipo Lok Malang tidak diterima.
mengkoordinasikan organisasi dalam rangka Karena, pengaruh signifikan secara parsial
mencapai tujuan, dan kemampuan untuk terhadap kinerja karyawan hanya didapatkan
menciptakan rasa percaya diri dan dukungan pada faktor kepemimpinan, sedangkan faktor
diantara bawahan agar tujuan organisasional kesehatan, dan keselamatan kerja (K3) tidak
dapat tercapai. berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja karyawan.
Sedangkan kinerja karyawan merupakan
gambaran dari bagaimana seorang pemimpin Faktor kesemalatan dan kesehatan kerja
dapat mengarahkan dan membimbing sangat berpengaruh pada bagaimana seorang
pegawainya untuk dapat melangkah dan karyawan dapat selamat dari kecelakaan
melaksanakan tugasnya dengan lebih baik kerja. Dimana kecelakaan kerja ini tidak
dari hari ke harinya. Sehingga semua hanya terbatas pada insiden-insiden yang
pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik menyangkut terjadinya luka-luka saja, tetapi
dan tidak ada pekerjaan yang menumpuk. juga meliputi kerugian fisik dan material
Setelah semua pekerjaan yang dilakukan sebab-sebab terjadi kecelakaan tersebut.
pegawai berjalan lancar, secara otomatis Jadi, faktor bagaimana pimpinan
tujuan dari perusahaan yang dinahkodai
perusahaan lebih memperhatikan faktor
seorang pemimpin yang memiliki jiwa kesehatan, dan keselamatan kerja (K3) pada
kepemimpinan yang baik ini pasti dapat perusahaan yang dipimpinnya merupakan
berkembang pesat dan senantiasa mampu
hal yang sangat penting untuk lebih
mencapai tujuan yang diharapkan. ditingkatkan perhatiannya agar karyawan
Jadi, kepemimpinan yang baik akan dapat merasa nyaman dalam melakukan
memberikan inspirasi kepada karyawannya pekerjaannya.
untuk dapat bekerja dengan sebaik-baiknya Berdasarkan pada data yang diperoleh
dan dapat mencapai hasil yang diharapkan
dari para responden/ karyawan dengan
oleh perusahaan/ organisasi.
melakukan pengisian kuesioner yang
Berdasarkan pada data yang diperoleh diberikan oleh peneliti menunjukkan bahwa,
dari para responden/ karyawan dengan faktor kepemimpinan dan kesehatan,
melakukan pengisian kuesioner yang keselamatan kerja (K3) pada PT Pertamina
diberikan oleh peneliti menunjukkan bahwa, Patra Niaga VHS Dipo Lok Malang dirasa
faktor kesehatan, dan keselamatan kerja (K3) baik dalam mempengaruhi kinerja karyawan.
pada PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 38


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan kepemimpinan (X1), 30% untuk kevalidan
uji homogenitas atau uji F dan mengacu variabel kesehatan, keselamatan kerja (X2),
pada hipotesis yang dibuat berdasarkan uji dan 90,9% untuk kevalidan variabel kinerja
tersebut ditemukan hasil bahwa, faktor karyawan.
kepemimpinan dan kesehatan keselamatan
Selain itu dari hasil perhitungan uji
kerja (K3) memiliki pengaruh yang signifikan
homogenitas atau uji F dan mengacu pada
secara simultan terhadap kinerja karyawan.
hipotesis yang dibuat berdasarkan uji tersebut
Pernyataan tersebut diambil setelah
ditemukan hasil bahwa, faktor
didapatkan perhitungan uji F dengan hasil
kepemimpinan dan kesehatan keselamatan
nilai signifikan 0,001 < 0,05 dan Fhitung
kerja (K3) secara bersama-sama memiliki
(11,258) > Ftabel (3,49). Dari hasil tersebut
pengaruh yang signifikan secara simultan
berarti bahwa, hipotesis kedua yang diajukan
terhadap kinerja karyawan. Pernyataan
oleh peneliti yang berbunyi diduga
tersebut diambil setelah didapatkan
kepemimpinan dan keselamatan kesehatan
perhitungan uji F dengan hasil nilai
kerja (K3) secara simultan berpengaruh
signifikan 0,001 < 0,05 dan Fhitung (11,258) >
signifikan terhadap kinerja karyawan pada
Ftabel (3,49).
PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok
Malang diterima. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan
uji parsial atau uji t dan mengacu pada
Faktor kepemimpinan dalam
hipotesis yang dibuat berdasarkan uji tersebut
memanajemen kinerja karyawannya agar
ditemukan hasil bahwa, faktor
dapat bekerja secara efektif dan efisien sangat
kepemimpinan berpengaruh signifikan secara
penting untuk dapat memperoleh kinerja
parsial terhadap kinerja karyawan yang dapat
yang baik sehingga tercapainya tujuan
dilihat dari nilai signifikan 0,000 < 0,05 dan
sebuah perusahaan. Selain itu, fasilitas
thitung (4,565) > ttabel (2,093). Untuk faktor
pendukung serta sarana dan prasarana,
kesehatan, dan keselamatan kerja (K3) tidak
seperti halnya keselamatan dan kesehatan
berpengaruh signifikan secara parsial
kerja demi terbentuknya kinerja yang
terhadap kinerja karyawan yang dapat dilihat
maksimal juga merupakan faktor yang tak
dari nilai signifikan 0,124 > 0,05 dan t hitung (-
kalah penting dan harus diperhatikan oleh
1,608) < ttabel (2,093).
perusahaan atau pimpinan perusahaan.
Berdasarkan data diatas maka dapat
Jadi, manajemen kepemimpinan yang
disimpulkan bahwa, hipotesis ketiga yang
baik ditambah dengan keselamatan dan
diajukan peneliti yang berunyi diduga bahwa
kesehatan kerja yang juga terlaksana dengan
variabel kepemimpinan memiliki pengaruh
baik akan membawa dampak positif yang
yang dominan terhadap kinerja karyawan
sangat terasa bagi kinerja karyawan serta
pada PT Pertamina Patra Niaga VHS Dipo
akan dirasakan oleh semua pihak perusahaan
Lok Malang diterima. Karena, secara uji
karena kinerja perusahaan didunia industri
validitas butir pernyataan kuesioner variabel
juga semakin baik dan semakin produktif.
kepemimpinan (X1) memiliki prosentase
Berdasarkan pada data yang diperoleh validitas data yang lebih besar dibandingkan
dari para responden/ karyawan dengan dengan variabel kesehatan, keselamatan kerja
melakukan pengisian kuesioner yang (X2) dengan perbandingan sebesar 62,5% –
diberikan oleh peneliti menunjukkan bahwa, 30%. Selain itu, variabel kepemimpinan (X1)
variabel kepemimpinan merupakan variabel berpengaruh signifikan secara simultan dan
yang lebih dominan dari pada variabel parsial terhadap variabel kinerja karyawan
kesehatan, keselamatan kerja (K3) pada PT (Y), dan variabel kesehatan, keselamatan
Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok kerja (X2) hanya berpengaruh signifikan
Malang dalam mempengaruhi variabel secara simultan saja terhadap variabel kinerja
kinerja karyawan. karyawan (Y) dan tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap kinerja
Hal ini ditunjukkan dari hasil uji validitas
karyawan (Y).
butir pernyataan dari setiap variabel yang
diajukan pada responden yang didapatkan Dari kesimpulan yang telah dipaparkan
hasil sebesar 62,5% untuk kevalidan variabel diatas dapat disimpulkan bahwa,

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 39


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

kepemimpinan merupakan sebuah faktor nyaman dalam menyelesaikan tugasnya


yang sangat berpengaruh dan dominan dalam perusahaan tersebut serta mampu
dalam perkembangan sebuah meningkatkan kinerjanya dengan baik sesuai
perusahaan/organisasi agar dapat terus dengan tuntutan perusahaan.
bersaing dalam persaingan global saat ini.
Untuk itu, kepemilikan jiwa kepemimpinan Penutup
(leadership) yang kuat, tangguh, serta Berdasarkan hasil analisis penelitian dan
memiliki visi dan misi yang jelas dengan pembahasan yang telah dipaparkan
tujuan yang terstruktur untuk membawa sebelumnya dapat disimpulkan sebagai
perkembangan sebuah perusahaan/organisasi berikut:
menjadi lebih baik setiap tahunnya harus
1) Dari hasil pengujian yang dilakukan
senantiasa dikembangkan dan digali oleh
dengan analisis regresi parsial
seorang pemimpin dalam sebuah
menunjukkan bahwa, faktor
perusahaan/organisasi.
kepemimpinan (X1) berpengaruh
Selain itu, apabila seorang pemimpin signifikan secara parsial terhadap kinerja
memiliki jiwa kepemimpinan (leadership) karyawan (Y) pada PT Pertamina Patra
yang telah digambarkan tersebut pastinya Niaga VHS Dipo Lok Malang. Hal ini
semua aspek yang ada pada dapat dilihat dari nilai signifikan 0,000 <
perusahaan/organisasi yang dipimpinnya 0,05 dan thitung (4,565) > ttabel (2,093).
seperti karyawan akan mampu bekerja secara Sedangkan faktor kesehatan, dan
profesional dan pastinya memiliki kinerja keselamatan kerja/K3 (X2) tidak
yang dapat diandalkan dalam pencapaian berpengaruh signifikan secara parsial
tujuan perusahaan/organisasi yang telah terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT
direncanakan. Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok
Malang, karena nilai signifikan 0,124 >
Faktor lain yang tidak kalah penting pada
0,05 dan thitung (-1,608) < ttabel (2,093).
perkembangan sebuah perusahaan adalah
Maka hipotesis yang diajukan oleh
faktor kesehatan dan keselamatan kerja atau
peneliti yang berbunyi diduga
K3. Karena, pada saat ini setiap setiap
kepemimpinan dan keselamatan
karyawan yang bekerja tidak hanya ingin
kesehatan kerja (K3) secara parsial
mencari penghasilan untuk mencukupi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
kebutuhan hidupnya semata namun juga
karyawan pada PT Pertamina Patra
ingin merasa diperhatikan, dan dilindungi
Niaga VHS Dipo Lok Malang tidak
baik secara fisik maupun moril.
diterima atau tidak terbukti.
Walaupun faktor ini tidak dominan dari
2) Dari hasil analisis regresi linier berganda
penjelasan pembahasan sebelumnya, namun
menunjukkan bahwa, kepemimpinan
sangat perlu diperhatikan oleh pemilik
(X1) dan kesehatan, keselamatan
ataupun pimpinan dalam sebuah
kerja/K3 (X2) memiliki pengaruh yang
perusahaan/organisasi khsusnya pada
signifikan secara simultan terhadap
perusahaan PT Pertamina Patra Niaga VHS
kinerja karyawan pada PT Pertamina
Dipo Lok Malang.
Patra Niaga VHS Dipo Lok Malang. Hal
Hal ini sangat diperlukan selain karena ini dibuktikan dari perhitungan uji F
ruang lingkup perusahaan yang berkaitan yang didapatkan hasil nilai signifikan
dengan bahan yang berbahaya dan rawan 0,001 < 0,05 dan Fhitung (11,258) > Ftabel
dengan kecelakaan, namun juga karena nilai (3,49). Sehingga H1 pada uji F yang
sebuah perusahaan itu akan dapat dinilai berunyi faktor kepemimpinan dan
tinggi dan layak untuk dijadikan tempat kesehatan keselamatan kerja (K3)
bekerja oleh seorang karyawan apabila memiliki pengaruh yang signifikan
memiliki jaminan kesehatan dan keselamatan secara simultan terhadap kinerja
kerja (K3) bagi sebuah pegawai atau karyawan diterima. Maka, hipotesis
karyawannya. Sehingga semua aspek yang yang diajukan oleh peneliti pada
berkecimpung dalam perusahaan tersebut penelitian ini yang berbunyi diduga
khususnya karyawan akan merasa aman, dan kepemimpinan dan keselamatan
Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 40
AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

kesehatan kerja (K3) secara simultan Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi


berpengaruh signifikan terhadap kinerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta
karyawan pada PT Pertamina Patra Dampaknya Pada Kinerja Perusahaan (Studi
Niaga VHS Dipo Lok Malang juga Kasus Pada PT. Pei Hai International
diterima. Wiratama Indonesia). Dalam Jurnal
Manajemen dan Kewirausahaan,
3) Dari hasil perbandingan dua variabel
Universitas 17 Agustus Surabaya, Vol.10,
bebas yaitu antara kepemimpinan (X1)
No.2, September 2008: 124 – 135.
dan kesehatan, keselamatan kerja/K3
(X2) terhadap variabel terikat kinerja Bukhori, dkk. 2005. Kewirausahaan Untuk
karyawan (Y) menunjukkan bahwa, Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta.
variabel kepemimpinan (X1) memiliki
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen.
pengaruh yang lebih dominan dari pada
Yogyakarta: BPFE.
variabel kesehatan, keselamatan
kerja/K3 (X2) terhadap variabel terikat Ikhsan, Lubis, dkk. 2011. Akuntansi
kinerja karyawan (Y) pada PT Keperilakuan: Cetakan Kedua. Jakarta:
Pertamina Patra Niaga VHS Dipo Lok Salemba Empat.
Malang. Hal ini dibuktikan dari
Mangkunegara, Anwar P. 2001. Manajemen
perbandingan prosentase secara uji
Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT.
validitas butir pernyataan kuesioner
Remaja Rosdakarya.
variabel kepemimpinan (X1) yang
memiliki prosentase validitas data lebih Mangkunegara, Anwar P. 2003. Manajemen
besar dibandingkan dengan variabel Sumber Daya Perusahaan. Bandung: PT.
kesehatan, kesematan kerja (X2) dengan Remaja Rosdakarya.
perbandingan sebesar 62,5% – 30%.
Mangkunegara, Anwar P. 2008. Manajemen
Selain itu, variabel kepemimpinan (X1)
Sumber Daya Manusia Perusahaan.
berpengaruh signifikan secara simultan
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
dan parsial terhadap variabel kinerja
karyawan (Y), dan variabel kesehatan, Manuaba, IBG. 2004. Kepaniteraan Klinik
keselamatan kerja (X2) hanya Obstetri & Ginekologi. Jakarta: EGC.
berpengaruh signifikan secara simultan
Mathis, Robert L. dan Jackson. 2006.
saja terhadap variabel kinerja karyawan
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
(Y) dan tidak berpengaruh signifikan
Salemba Empat.
secara parsial terhadap kinerja karyawan
(Y). Moekijat. 2004. Manajemen Lingkungan Kerja.
Bandung: Mandar Maju.
Daftar Pustaka
Mutiara, S. Panggabean. 2002. Manajemen
Anoraga, Pandji. 2003. Psikologi
Sumber Daya Manusia. Bogor: Ghalia
Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.
Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi
Ruky S., Ahmad. 2007. Sistem Manajemen
Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Kinerja. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian
Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Daya Manusia Untuk Perusahaan: dari Teori
Cipta.
ke Praktik. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus. Persada.
2003. Pengaruh Variabel Budaya Perusahaan
Sayuti, Abdul Jalaludin. 2013. Manajemen
Terhadap Komitmen Karyawan dan Kinerja
Kantor Praktis. Bandung: Alfabeta.
Perusahaan Kelompok Penerbitan Pers Jawa
Pos. Disertasi Universitas Airlangga Siagian, Sondang P. 2007. Manajemen Sumber
Surabaya. Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Brahmasari, Ida Ayu dan Suprayetno, Agus.
2008. Pengaruh Motivasi Kerja,

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 41


AKADEMIKA; Vol. 18. No. 1 Februari 2020

Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Karyawan. Pasca Sarjana. Malang:


Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Universitas Brawijaya.
Pelajar.
Thoha, Miftah. 2010. Kepemimpinan dalam
Sulistyani, Ambar T. dan Rosidah. 2003. Manajemen. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Manajemen Sumber Daya Manusia. Persada.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wahjosumidjo. 1991. Kepemimpinan yang
Suma’mur, P.K. 2005. Keselamatan Kerja dan Efektif. Yogyakarta: Balai Pustaka.
Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: PT. Toko
Warwich, Lych JR. 2004. Safety Training
Gunung Agung.
Observation Program. Terjemahan RP.
Sumarsono, HM. Sonny. 2004. Metode Riset Wiloen. Bahan-bahan Pendidikan dan
Sumber Daya Manusia. Jember: Graha Pelatihan Keselamatan Kerja.
Ilmu. Yogyakarta: Balai Pustaka.
Suryadi, Ace. 2008. Pendidikan Investasi SDM Wursanto. 2002. Dasar-dasar Ilmu Organisasi.
dan Pembangunan: Isu, Teori, dan Aplikasi Yogyakarta: Penerbit Andi.
Untuk Pembangunan Pendidikan dan Sumber
Daya Manusia Indonesia: Edisi Kedua.
Bandung: Widya Aksara.
Sutiadi. 2003. Motivasi Karyawan dan Aktifitas
Manajerial Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Pengaruh Kepemimpinan dan Keselamatan, Kesehatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 42

You might also like