Pengembangan Desain Didaktis Bahan Ajar Materi Pemfaktoran Bentuk Aljabar Pada Pembelajaran Matematika SMP

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Numerical

Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

Pengembangan Desain Didaktis Bahan Ajar Materi


Pemfaktoran Bentuk Aljabar pada Pembelajaran
Matematika SMP
1 2 3
Nurwani ,Rizki Wahyu Yunian Putra , Fredi Ganda Putra ,
4
Nugraha Wisnu Putra
1,2,3
UIN Raden Intan Bandar Lampung: [email protected]
4 Universitas Lampung

Submitted :06-09-2017, Revised: 17-10-2017, Accepted: 19-10-2017

Abstract
The ability to understand a concept in the learning of
mathematics is something that is required by each learner. But in fact
show that in the learning process, teaching materials used have not
trained learners in doing a discovery and learners less active in the
learning process. This study aims to produce teaching materials in the
form of a didactic design module teaching materials Algebra on
Mathematics Subjects for Class VIII Semester 1 Subject material
Algebra in SMP Negeri 1 Pakuan Ratu. The teaching materials
module with didactic design is a module in the form of a learner's
guide which contains information, materials about Algebra, examples
of problems as well as exercise questions, in accordance with the
problems that natural learners on learning materials, this
instructional material is made to petrify participants educated in
solving problems on Algebra material. Based on the results of
research, Didactic instructional materials developed by researchers
deserve to be used according to the validation results of material
experts, linguists, education practitioners, media experts, and help
learners to learn more independently and comfortable in the learning
process as well as learners are very interested in teaching materials
(modules) of this didactic design.
Keywords: Algebra; Didaktis; Development.

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
193
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

Abstrak
Kemampuan memahami suatu konsep dalam pembelajaran
matematika merupakan suatu hal yang diperlukan oleh setiap peserta
didik. Namun pada kenyataannya menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran, bahan ajar yang digunakan belum melatih peserta didik
dalam melakukan suatu penemuan dan peserta didik kurang aktif
dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan bahan ajar berupa modul desain didaktis bahan ajar
materi Aljabarpada Mata Pelajaran Matematika Untuk Kelas VIII
Semester 1 Pokok Bahasan materi Aljabar di SMP Negeri 1 Pakuan
Ratu. Modul bahan ajar dengan desain didaktis merupakan modul
berupa panduan peserta didik yang berisi informasi, materi-materi
tentang Aljabar, contoh-contoh soal serta latihan soal,sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang peserta didik alami pada materi
pembelajaran, bahan ajar ini dibuat untuk membatu peserta didik
dalam memecahkan masalah pada materi Aljabar.Berdasarkan hasil
penelitian, Bahan ajar (modul) didaktis yang dikembangkan oleh
peneliti layak digunakan menurut hasil validasi dari ahli materi, ahli
bahasa, ahli praktisi pendidikan, ahli media, dan membantu peserta
didik untuk belajar lebih mandiri dan nyaman dalam proses belajar
serta peserta didik sangat tertarik dengan bahan ajar (modul) desain
didaktis ini.
Kata Kunci: Aljabar; Didaktis; Pengembangan.

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
194
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Numerical
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206
PENDAHULUAN
Matematika adalah sebagai suatu bidang ilmu yang
merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk memecahkan
sebagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan
intuisi analisa dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta
mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika, aljabar,
geometri, dan analisis (Uno, 2011). Untuk itu, matematika perlu
diberikan sejak dini kepada peserta didik (Widyawati,
Mardiyana, & Iswahyudi, 2016). Dalam dunia pendidikan,
matematika merupakan mata pelajaran yang menjadi salah satu
unsur penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Wulandari, Mujib, & Putra, 2016). Dengan demikian
peserta didik yang terbiasa berpikir secara matematik akan lebih
mudah berpikir logis dan rasional. Selain itu matematika
termasuk salah satu pelajaran wajib yang diberikan untuk
peserta didik SD, SMP, dan SMA yang juga termasuk dalam
mata pelajaran ujian nasional, dengan demikian peserta didik
harus mampu menguasai pelajaran matematika. Namun
kenyataannya, prestasi matematika peserta didik masih rendah.
Argument ini diperkuat dengan laporan dari the Internasional
Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011 tentang
prestasi matematika dan sains peserta didik SMP kelas VIII
yang menurun, dengan skor rata-rata yaitu 400. Padahal, TIMSS
tahun 1999, 2013 dan 2007 skor rata-rata yang diraih Indonesia
secara berturut-turut adalah 403, 411 dan 405 dengan skor rata-
rata internasional adalah 500 (Tim Puspendik,2011). Melihat hal
ini, menunjukkan bahwa secara umum matematika merupakan
salah satu mata pelajaran berindeks rendah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti
pada tanggal 16 Agustus 2017, tampak bahwa pembelajaran
matematika di SMP Negeri 1 Pakuan Ratu merupakan kegiatan
yang dilaksanakan oleh guru, dengan mengenalkan subjek,
Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
195
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206
memberi satu dua contoh, lalu menanyakan satu atau dua
pertanyaan, dan pada umumnya peserta didik yang biasanya
mendengarkan secara pasif diminta untuk menjadi aktif dengan
mulai mengerjakan latihan yang diambil dari buku. Selanjutnya
aktivitas serupa dilakukan untuk pertemuan-pertemuan
berikutnya. Aktivitas yang menjadi rutinitas dimana guru
menerangkan materi dan murid menerima materi (Turmudi,
2010). Senada dengan itu Djojonegoro mengungkapkan bahwa
kebanyakan sekolah dan guru-guru pada umumnya terfokus
pada perolehan jawaban peserta didik yang benar dalam
mengembangkan proses dan menurunkan jawaban(Turmudi,
2010).
Aktifitas pembelajaran matematika tersebut masih
tergolong kepada pembelajaran konvensional, peserta didik
monoton bagaimana gurunya mendemonstrasikan penyelesaian
soal-soal matematika di papan tulis dan mengcopy apa yang
dituliskan oleh gurunnya (Turmudi, 2010). Supaya proses
pembelajaran konvesional tersebut tidak terjadi, seharusnya
dalam proses pembelajaran matematika yang berlangsung guru
harus bisa menciptakan situasi didaktis dan hubungan
pedagogis, seperti yang diutarakan oleh Suryadi bahwa
pembelajaran matematika pada dasarnya berkaitan dengan tiga
hal yaitu guru, peserta didik dan matematika, antara ketiga aspek
tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain yang
mempengaruhi jalannya suatu pembelajaran (Suryadi, 2010).
Oleh karena itu, hubungan guru-peserta didik, peserta didik-
materi, dan guru-materi harus lebih diperhatikan sehingga ketika
pembelajaran berlangsung bisa lebih baik lagi.
Kesulitan yang dihadapi peserta didik dalam belajar
sebenarnya bukan akibat dari peserta didik itu sendiri, tetapi
dapat saja bersumber dari cara guru dalam menyajikan materi
ataupun materi ajar yang digunakan pada saat pembelajaran

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
196
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Numerical
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206
terjadi. Dari gagasan inilah kemudian dikemukakannya istilah
learning obstacles (hambatan belajar).Gagasan tentang learning
obstacles memandang bahwa kesulitan yang dialami oleh
peserta didik dapat disebabkan dari beberapa sumber,
diantaranya guru, materi ajar, dan peserta didik itu sendiri
(Palpialy & Nurlaelah, 2015). Oleh karena itu jika dalam desain
pembelajaran yang dikembangkan guru sudah dapat
mengantisipasi kemungkinan munculnya hambatan belajar,
maka hasilnya tentu akan lebih baik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis berupaya untuk
mengatasi permasalahan yang ada dengan melakukan
pengembangan desain didaktis bahan ajar (modul) materi
Aljabar pada pembelajaran matematika SMP yang melalui tiga
tahap formal, yaitu analisis situasi didaktis sebelum
pembelajaran berupa desain didaktis hipotetik termasuk ADP,
analisis metapedadidaktik yang merupakan tahap implementasi
desain didaktis hipotetik, dan analisis retrospektif yang
merupakan tahap refleksi untuk merumuskan desain didaktis
empirik. Pemilihan modul ini dikarenakan penerapan modul
pada proses pembelajaran dapat membuat peserta didik lebih
tertarik dalam belajar (Peniati, 2012).Dalam penelitian ini,
penulis mengembangkan desain bahan ajar berupa modul yang
mencakup materi aljabar pada jenajang matematika SMP.

METODE
Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah Research and Development (R&D).Langkah-langkah
penelitian ini menggunakan sebuah metode penelitian menurut
Borg and Gall yang telah dimodifikasi oleh Sugiyono (2010).
Pada penelitian ini hanya dilakukan hingga tujuh langkah,
karena dalam pembuatan produk hanya dibatasi pada pembuatan
produk sampai dengan baik untuk digunakan saja. Penelitian ini

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
197
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206
menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif.Teknik
pengumpulan data dalam penelitian pengembangan modul
didaktis ini menggunakan dua jenis, yaitu wawancara dan
kuisioner (angket).Instrumen Pengumpulan Data yaitu:
Instrumen Validasi Ahli yangterdiri dari, Ahli Materi, Instrumen
Validasi Ahli Media, Instrumen Validasi Praktisi Pendidikan,
Instrumen Validasi Ahli Bahasa.
1. Instrumen Uji Coba Produk
Instrumen yang digunakan memiliki 4 jawaban,
sehingga skor penilaian total dapat dicari dengan menggunakan
rumus sebagai berikut. (Novitasari & Dewa, 2013)

=1

̅=

Dengan : ℎ

Keterangan : ̅= rata – rata akhir

= nilai uji operasional angket tiap peserta didik


= banyaknya peserta didik yang mengisi angket

2. Analisis Data Validasi Ahli


Angket validasi ahli terkait kemenarikan, penyajian,
kesesuaian isi, kebahasaan dan kesesuaian media pembelajaran
memiliki 4 pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan. Masing-
masing pilihan jawaban memiliki skor berbeda yang
mengartikan tingkat validasi media pembelajaran. Skor
penilaian dari tiap pilihan jawaban dapat dilihat dalam Tabel 3.1

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
198
Jurnal Matematika dan Num
Pendidikan Matematika Vol. 1, erical
No. 2, Desember 2017, Hal 193 –
206
Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli
(dimodifikasi)
(Lucky, 2014)

Skor Pilihan Jawaban Kelayakan

4 Sangat Baik
3 Baik
2 cukup Baik
1 Kurang Baik

Hasil dari skor penilaian dari masing-


masing validator ahli materi, ahli media, dan
ahli bahasa, ahli praktisi pendidikan tersebut
kemudian dicari rata-ratanya. Berikut
pengelompokan kriteria validasi dari rata-
rata yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.2 Kriteria Validasi (dimodifikasi)
(Lucky, 2014)
Skor Kualitas Kriteria Keterangan
Kelayakan
3,26 < x̅ ≤ 4,00 Valid Tidak Revisi
2,51 < x̅ ≤ 3,26 Cukup Valid Revisi sebagian
Revisi sebagian & pengkajian ulang
1,76 < x̅ ≤ 2,51 Kurang Valid materi
1,00 < x̅ ≤ 1,76 Tidak Valid Revisi Total

3. Analisis Data Uji Coba Produk


Angket respon peserta didik dan guru
terhadap penggunaan produk memiliki 4
pilihan jawaban sesuai konten pertanyaan.
Skor penilaian dari tiap pilihan jawaban
dapat dilihat dalam Tabel 3.3
Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
199
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan
Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

Tabel 3.3 Skor Penilaian Uji Coba (dimodifikasi)


(Novitasari, 2013)
Skor Pilihan Jawaban Kemenarikan
4 Sangat Menarik
3 Menarik
2 Kurang Menarik
1 Sangat Kurang Menarik

Hasil dari skor penilaian dari masing-masing peserta


didik dan guru tersebut kemudian dicari rata-rata dan
dikonversikan ke pertanyaan untuk menentukan kemenarikan.
Penkonversian skor menjadi pertanyaan penilaian ini dapat
dilihat dalam Tabel 3.4

Tabel 3.4 Kriteria untuk Uji Kemenarikan (dimodifikasi)


(Novitasari& Dewa 2013)
Skor Kualitas Pertanyaan Kualitas Aspek Kemenarikan
3,26 < ̅≤ 4,00 Sangat Menarik
2,51 < ̅≤ 3,26 Menarik
1,76 < ̅≤ 2,51 Kurang Menarik
1,00 < ̅≤ Sangat Kurang Menarik
1,76

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah
desain didaktis bahan ajar (modul) materi aljabar. Penelitian
dan pengembangan ini dilakukan dengan menggunakan
prosedur pengembangan menurut sugiyono yang dilakukan
dari tahap 1 hingga tahap 7. Data hasil setiap tahapan prosedur
penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah sebagai
berikut:

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
200

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Numerical


Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

1. Identifikasi (learning obstacle)


Identifikasi (learning obstacle) yaitu identifikasi kesulitan
belajar, untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik
maka penulis melakukan wawancara terhadap guru
matematika SMPN 1 Pakuan Ratu serta peserta didik
SMPN 1 Pakuan Ratu. Selanjutnya melakukan uji soal
terhadap peserta didik yang memenuhi semua komponen-
komponen materi pemfaktoran bentuk aljabar kelas VIII.
Dari hasil uji soal maka dapat diketahui kesulitan peserta
didik pada materi Pemfaktoran bentuk aljabar di temukan
masalah peserta didik kesulitan jika dalam pefaktoran
bentuk aljabar nilai konstantanya >10 dan variabelnya
kuadrat seta cara memfaktorkan jika bentuk aljabar suku
tiga.
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Setelah melakukan Identifikasi (learning obstacle) dan
mengetahui hasilnya, dalam pengembangan ini langkah
selanjutnya yaitu mengumpulkan dan mengolah data yang
menunjang pengembangan bahan ajar
3. Penyusunan Desain Didaktis Bahan Ajar
Setelah dilakukan analisis kebutuhan langkah selanjutnya
adalah desain produk. Ada beberapa hal yang dilakukan
dalam tahap desain produk pengembangan desain didaktis
bahan ajar materi pemfaktoran bentuk aljabar pada
pembelajaran matematika SMP.
4. Validasi Produk
Validasi dilakukan oleh ahli materi yaitu 1 dosen UIN
Raden Intan Lampung, Bapak Syazali, M.Si dan 1 guru
SMPN 1 Pakuan Ratu ibu Umu Kholifah,S.pd, ahli media
yaitu 1 Dosen UIN Raden Intan Lampung Bapak Abi
Fadila, M.Pd, ahli bahasa 1 Dosen UIN Raden Intan
Lampung Bapak Untung Novriansyah,M.Pd dan ahli
praktisi pendidikan 1 dosen UIN Raden Intan Lampung,
BapakSuherman, M.Pd dan 1 guru SMPN 1 Pakuan Ratu
Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
201
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

ibu Rika Sartika, S.Pd. Adapun validasi yang dilakukan


oleh validator yaitu melalui 2 tahap validasi, hasil
penilaian pada ahli materi mencapai kriteria interpretasi
“Baik” yaitu dengan persentase rata-rata mencapai 4.428
setelah melakukan tahap revisi oleh ahli materi yaitupada
penjabaran materi dan penulisan smbol-simbol
matematika dalam bahan ajar. Persentase rata-rata yang
dicapai oleh ahli media yaitu 4.642 dengan kriteria
“Sangat Baik” setelah melakukan tahap revisi
padabacground dan biografi. Persentase rata-rata yang
dicapai oleh praktisi pendidikan yaitu4.833dengan kriteria
“Sangat Baik” setelah melakukan tahap revisi pada latihan
soal dan penilaian juga dilakukan oleh ahli bahasa dengan
persentase rata-rata mencapai 3.9dengan kriteria“Sangat
Baik”.
5. Revisi Desain Produk
Setelah desain produk divalidasi melalui penilaian ahli
materi, ahli media, ahli praktisi pendidikan dan ahli bahasa
serta guru MTK SMP/MTs kelas VIII, peneliti melakukan
revisi terhadap desain produk yang dikembangkan
berdasarkan masukan-masukan ahli tersebut.
6. Uji Coba Produk
a. Uji coba Skala Kecil
Pada uji coba kelompok kecil dimaksudkan untuk
menguji kemenarikan produk, peserta didik/i dalam uji
kelompok kecil ini melihat media pembelajaran yang
diberikan, dan diakhir uji coba produk dengan
melibatkan 10 peserta didik.
b. Uji Coba Lapangan
Setelah melakukan uji coba kelompok kecil, kemudian
produk diuji cobakan kembali ke uji coba lapangan. Uji
coba lapangan ini dilakukan untuk meyakinkan data dan

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
202
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Numerical
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

mengetahui kemenarikan produk secara luas. Responden


pada uji kelompok besar ini berjumlah 22 peserta
didik.Dari hasil uji coba media pembelajaran yang di
telah dilakukan di SMPN 1 Pakuan Ratu terlihat bahwa
rata- rata hasil uji coba menurun dimana pada uji coba
skala kecil rata- ratanya adalah 4,3 dengan kriteria
“sangat baik” dan uji coba skala besar 4,277 dengan
kriteria”sangat baik”. Dari hasil uji coba tersebut
walaupun terlihat hasilnya menurun namun sama-sama
memiliki kriteria sangat baik, jadi produk bahan ajar
desain didaktis tersebut layak digunakan.
7. Revisi Produk
Setelah dilakukan uji coba kelompok kecil dan uji coba
kelompok besar untuk mengetahui kemenarikan bahan ajar
(modul) desain didaktis, produk dikatakan menarik,setelah
melalukan revisi yang dilakukan 2 tahap oleh validator
ahli materi dosen UIN Raden Intan lampung dan Guru
SMP Negeri 1 Pakua Ratu, Praktisi Pendidikan dosen UIN
Raden Intan lampung dan Guru SMP Negeri 1 Pakuan
Ratu Ahli media Dosen UIN Raden Intan Lampung, Ahli
Bahasa 1 Dosen UIN Raden Intan Lampung, pada
penelitian ini tahap revisi adalah tahap terakhir. Media
pembelajaran yang telah direvisi akan menjadi media
pembelajaran yang telah memenuhi standar kemenarikan
media pembelajaran yang ditinjau dari sisi materi, praktisi
pendidikan, bahasa dan media. Sehingga dihasilkan desain
didaktis bahan ajar (modul) materi aljabar pada
pembelajaran Matematika SMP.

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
203
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

SIMPULAN DAN SARAN


Berdasarkan hasil penelitian, Bahan ajar (modul) desain
didaktis yang dikembangkan oleh peneliti layak digunakan
menurut hasil validasi dari ahli materi, ahli bahasa, ahli praktisi
pendidikan, ahli media, dan membantu peserta didik untuk
belajar lebih mandiri dan nyaman dalam proses belajar serta
peserta didik sangat tertarik dengan bahan ajar (modul) desain
didaktis ini. Saran bagi para peneliti berikutnya adalah agar
melanjutkan oenelitian ke tahap eksperimen modul ini untuk
melihat kualitas dari modul ini sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Chandra, F. L., & Yudyanto, S. (2013). Pengembangan
Lembar Kerja Peserta didik (LKS) Fisika Materi
Tekanan Mencakup Ranah Kognitif, Afektif, dan
Psikomotor Sesuai Kurikulum 2013 untuk Peserta didik
SMP/MTs”. Jurnal Program Studi Fisika FMIPA
Universitas Negeri Malang.

Novitasari, S. A., & Dewa, PNI.(2013). Pengembangan


Lembar Kerja Peserta didik (LKS) untuk
Mengoptimalkan Praktikum Virtual Laboratorium
Materi Induksi Elektromagnetik. Jurnal Pembelajaran
Fisika, 1(3), 255-265.

Palpialy, J. J. (2016). Pengembangan Desain Didaktis Materi


Pecahan pada Sekolah Menengah Pertama
(SMP) (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
204
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Numerical
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

Peniati, E. (2012). Pengembangan Modul Mata Kuliah Strategi


Belajar Mengajar IPA Berbasis Hasil Penelitian
Pembelajaran. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 1(1).

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:Alfabet.

Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika


Untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Tersedia:[19
September 2013].

Tim Puspendik, Final Report Determinants Of Learning


Outcomes TIMSS 2011, (Jakarta: Pusat Penilaian
Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Kementrian dan Kebudayaan, 2011) h. 51. dikutip oleh
Dewi Ratnasari, Pengembangan Bahan Ajar Multimedia
Camtasia Studio dengan Bantuan Geogebra Pada
Materi Kubus dan Balok untuk Peserta Didik SMP Kelas
VIII, Skripsi Pendidikan Matematika, (Bandar Lampung:
Perpustakaan Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung).
Turmudi. (2010).Pembelajaran Matematika Kini dan
Kecenderungan Masa Mendatang. Bandung: JICA-
FPMIPA.

Uno, H. B. (2011).Model Pembelajaran Menciptakan Proses


Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif. Jakarta:
Bumi aksara.

Wulandari, P., Mujib, & Putra, F. G. (2016). Pengaruh Model


Pembelajaran Investigasi Kelompok berbantuan

Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika


DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
205
Numerical Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
Vol. 1, No. 2, Desember 2017, Hal 193 – 206

Perangkat Lunak Maple terhadap Kemampuan


Pemecahan Masalah Matematis. Al-Jabar: Jurnal
Pendidikan Matematika, 7(1), 101-106.

Widyawati, S., Mardiyana, & Iswahyudi, G. (2016).


Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray (TSTS) dan Numbered Heads
Together (NNT) Ditinjau dari Kecerdasan Majemuk
Peserta Didik. Jurnal Elektronik Pembelajaran
Matematika. Vol. 2, No.9. , 972-983.
Copyright © 2017, Numerical: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
DOI: https://doi.org/10.25217/numerical.v1i2.133,
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2580-2437
206

You might also like