Analisis Beban Kerja Perawat
Analisis Beban Kerja Perawat
Analisis Beban Kerja Perawat
ABSTRACT
ABSTRAK
padanya, ada hubungan antara umur dengan kecepatan respon (p value 0,000)
dan ada hubungan antara masa kerja dengan kecepatan respon (p value 0,012).
Disarankan untuk melakukan kegiatan bersama atau berekreasi yang
bertujuan untuk menghilangkan kejenuhan sehingga perawat menjadi lebih fresh
dan bersemangat dalam menjalankan pekerjaannya dan mempertimbangkan
penambahan jumlah perawat mengingat jumlah perawat yang masih kurang.
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan satu bentuk sarana kesehatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat berfungsi untuk melakukan
upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan
penunjang.1
Keberadaan tenaga kerja perawat sangat mempengaruhi terlaksananya
pelayanan keperawatan terhadap pasien baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tenaga perawat disini mempunyai beban kerja pada profesi
keperawatan, administrasi dan kegiatan-kegiatan lain. Perawat di ruang inap
melakukan pelayanan keperawatan kepada pasien selama 24 jam penuh.2
Beban kerja perawat dalam menangani pasien di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang sangat bervariasi, antara lain di 8 ruangan yang terdiri
dari ruang Prabu Kresna, Parikesit, Perinatal, Gynekologi-VIP, Yudistira, Bima,
Arimbi dan Banowati, perawat memberikan perawatan Minimal Care dan
perawatan Partial Care pada pasiennya. Sedangkan di ruang ICU diberikan
perawatan Total Care pada pasiennya.
Perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
menjelaskan pada saat survei awal pada bulan Februari 2013 bahwa beban
kerjanya dalam kategori sedang sampai berat karena beban kerja yang diterima
perawat di ruang rawat inap berbeda-beda. Perawat di ruang rawat inap merasa
beban kerjanya berlebih (berat) karena jumlah perawat tidak sebanding dengan
jumlah pasien, hal tersebut belum termasuk permintaan para pasien yang sering
membutuhkan bantuan perawat.
Adanya beban kerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Semarang yang cukup berat tersebut, akan mempengaruhi
produktivitas dan kinerja dari perawat.
3
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang bersifat penjelasan
(explanatory research), dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruang rawat inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang yang meliputi 6 ruangan yaitu ruang Prabu
Kresna, Parikesit, Yudistira, Bima, Arimbi, dan ICU. Sampel dalam penelitian ini
adalah 40 perawat yang diambil dengan menggunakan metode pengambilan
sampel secara random sederhana (Simple Random Sampling).
HASIL PENELITIAN
Penelitian di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang
menggunakan karakteristik sebagai berikut :
TabeI 1. Deskriptif Data Umur, Masa Kerja dan Kecepatan Respon Perawat di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang Tahun
2013
Karakteristik Perawat Analisis Deskriptif
Umur F : 40, Mean : 33
Minimum : 22, Maximum : 43
≤ 33 tahun : 27 (67,5 %)
>33 tahun : 13 (32,5 %)
Masa Kerja F : 40, Mean : 9
Minimum : 3, Maximum : 18
≤ 9 tahun : 11 (27,5%)
> 9 tahun : 29 (72,5%)
Kecepatan Respon F : 40, Mean : 357,350
Minimum : 248, Maximum : 431,4
Kelelahan Kerja Ringan (KKR) : 38 (95 %)
Kelelahan Kerja Sedang (KKS) : 2 (5 %)
1. Umur
Nilai rata-rata umur responden adalah 33 tahun, dengan umur
responden terendah 22 tahun dan umur responden tertinggi 43 tahun. Pada
penelitian ini, umur perawat ruang rawat inap dikategorikan berdasarkan
mean, dapat diketahui bahwa perawat dengan umur yang paling banyak
berada pada kelompok ≤ 33 tahun yaitu sebanyak 27 orang (67,5%).
2. Masa Kerja
Nilai rata-rata masa kerja responden adalah 9 tahun, dengan masa kerja
responden terendah 3 tahun dan masa kerja responden tertinggi 18 tahun.
Pada penelitian ini, masa kerja responden dikategorikan berdasarkan mean,
4
dapat diketahui bahwa responden dengan masa kerja yang paling banyak
berada pada kelompok ≤ 9 tahun yaitu sebanyak 21 orang (52,5%).
3. Kecepatan Respon
Nilai rata-rata kecepatan respon perawat sebesar 357,350 milidetik.
Kelelahan Kerja Ringan (KKR) membutuhkan waktu reaksi 240,0 - < 410,0
milidetik sedangkan dengan Kelelahan Kerja Sedang (KKS) membutuhkan
waktu reaksi 410,0 - 580,0 milidetik.3
Kecepatan respon perawat terendah 248 milidetik dan kecepatan respon
perawat tertinggi 431,4 milidetik, diketahui 95% responden mengalami
Kelelahan Kerja Ringan (KKR).
TabeI 2. Deskriptif Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2013
No Pernyataan SKOR (%)
STS TS TT S SS
1 Pekerjaan yang diberikan 0 92,5* 7,5 0 0
kepada saya terlalu berat
2 Terlalu banyak tuntutan 0 40 0 57,5* 2,5
keluarga pasien dalam
membersihan diri, mandi,
ganti pakaian
3 Terlalu banyak tuntutan 0 67,5* 7,5 25 0
keluarga pasien dalam
ketepatan makan dan minum
4 Terlalu banyak tuntutan 2,5 32,5 0 62,5* 2,5
keluarga pasien dalam
pengawasan pasien
5 Terlalu banyak tuntutan 0 45 0 52,5* 2,5
keluarga pasien dalam
keselamatan pasien
6 Pimpinan Rumah Sakit terlalu 10 17,5 2,5 60* 10
banyak tuntutan kepada saya
akan pelayanan yang
berkualitas
7 Saya kurang nyaman 2,5 72,5* 0 25 0
terhadap tuntutan keluarga
pasien untuk keselamatan
pasien
8 Saya bosan apabila harus 5 82,5* 10 2,5 0
mengerjakan observasi
pasien setiap jam
9 Saya selalu dituntut untuk 17,5 0 0 77,5* 5
dapat setiap saat mengambil
keputusan yang harus tepat
5
TabeI 2. Deskriptif Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Semarang Tahun 2013 (Lanjutan)
No Pernyataan SKOR (%)
STS TS TT S SS
10 Saya jenuh dengan tugas 5 95* 0 0 0
pemberian obat-obatan
secara tepat waktu (intensif)
11 Saya dituntut untuk dapat 0 5 0 87,5* 7,5
bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang berkualitas
12 Saya harus merawat pasien 0 0 0 72,5* 27,5
dalam kondisi pasien kritis di
ruangan
13 Saya tidak nyaman karena 0 82,5* 7,5 10 0
tidak diikut sertakan dalam
pengambilan keputusan oleh
pihak manajemen rumah
sakit
14 Pengetahuan yang saya 2,5 90* 5 2,5 0
miliki tidak mampu
mengimbangi sulitnya
pekerjaan
15 Keterampilan yang saya 2,5 95* 0 2,5 0
miliki tidak mampu
mengimbangi sulitnya
pekerjaan
16 Saya setiap saat harus 0 5 0 82,5* 12,5
menghadapi pasien dengan
karakteristik yang berbeda
17 Jumlah pasien terlalu banyak 2,5 27,5 2,5 55,5* 12,5
dibanding jumlah perawat
18 Pasien terlalu banyak 2,5 72,5* 12,5 12,5 0
keluhan
Keterangan :
SS : Sangat tidak setuju
TS : Tidak setuju
TT : Tidak tahu
S : Setuju
SS : Sangat setuju
* : % terbanyak
4. Beban Kerja
Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukkan pekerjaan yang diberikan
pada perawat tidak terlalu berat. Perawat merasa nyaman dengan tuntutan
keluarga pasien dalam keselamatan pasien meskipun perawat dituntut
dalam hal tersebut.
Perawat dituntut oleh keluarga pasien dalam hal membersihan diri,
mandi, ganti pakaian, pengawasan pasien dan keselamatan pasien,
6
sedangkan dalam hal ketepatan makan dan minum pasien, perawat merasa
tidak dituntut oleh keluarga pasien.
Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang menuntut kepada
perawat akan pelayanan yang berkualitas dan perawat bertanggung jawab
terhadap pelayanan yang berkualitas meskipun tidak diikut sertakan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen rumah sakit.
Perawat merasa tidak bosan harus mengerjakan observasi pasien
setiap jam dan tidak jenuh dengan tugas pemberian obat-obatan secara
tepat waktu (intensif). Hal tersebut dikarenakan perawat harus merawat
pasien dalam kondisi pasien kritis dan perawat dituntut untuk setiap saat
mengambil keputusan yang tepat.
Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki perawat mampu
mengimbangi sulitnya pekerjaan karena setiap saat harus menghadapi
pasien dengan kerakteristik yang berbeda.
Pasien yang tidak banyak mengeluh bisa menandakan pekerjaan
perawat tidak terlalu berat meskipun jumlah pasien terlalu banyak dibanding
dengan jumlah perawat yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
PEMBAHASAN
A. Hubungan beban kerja dengan kecepatan respon perawat
Berdasarkan hasil uji statistik didapat nilai r sebesar 0,077 dan diperoleh
p-value sebesar 0,639 dimana nilai p-value tersebut lebih besar dari 0,05
sehingga artinya tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kecepatan
respon pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
Hal ini karena jumlah pasien terlalu banyak dibanding dengan jumlah
perawat yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, pekerjaan
perawat tidak terlalu berat karena tidak banyak pasien yang mengeluh.
Perawat nyaman dengan pekerjaan yang diberikan padanya sehingga
perawat hanya membutuhkan refreshing untuk mengatasi kelelahan ringan
yang timbul dan pekerjaan yang tidak terlalu berat untuk dirinya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
Widodo Hariyono (2009) yang menyatakan beban kerja mempunyai
hubungan yang signifikan dengan kelelahan kerja. Hal ini karena beban kerja
yang tinggi dapat menyebabkan perawat mengalami kelelahan atau
kejenuhan yang akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan
keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat.4
Perawat selalu mengerjakan observasi pasien setiap jam dan memberi
obat-obatan secara tepat waktu (intensif). Hal tersebut dikarenakan perawat
harus merawat pasien dalam kondisi pasien kritis dan perawat dituntut untuk
setiap saat mengambil keputusan yang tepat. Hal tersebut sesuai dengan
Nursalam (2002) yang mengatakan tugas keperawatan adalah
memprioritaskan kesehatan dan pencegahan penyakit pada masyarakat,
8
kekuatan otot, tetapi keadaan ini diimbangi dengan stabilitas emosi yang
lebih baik dibandingkan dengan tenaga kerja yang berumur muda.7
C. Hubungan masa kerja dengan kecepatan respon perawat
Masa kerja perawat ruang rawat inap yang paling lama adalah 18 tahun
(2,5%). Masa kerja juga kemungkinan dapat mempengaruhi kelelahan kerja
khususnya kelelahan kerja kronis, dimana makin lama seseorang bekerja
pada tempat kerja yang kurang menyenangkan, maka kelelahan pada orang
tersebut akan menumpuk terus dari waktu ke waktu.9
Berdasarkan hasil uji statistik didapat nilai r sebesar 0,395 dan diperoleh
p-value sebesar 0,012 dimana nilai p-value tersebut lebih kecil dari 0,05
sehingga artinya ada hubungan antara masa kerja dengan kecepatan respon
pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Semarang.
Hal ini menunjukkan tingkat kelelahan lebih tinggi dialami oleh tenaga
kerja dengan masa kerja yang lebih lama oleh karena semakin lama ia
bekerja maka perasaan jenuh akibat pekerjaan yang monoton tersebut
berpengaruh terhadap tingkat kelelahan yang dialaminya. Kelelahan yang
terjadi secara terus menerus berakibat pada kelelahan kronis.10
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan kerja adalah
yang berhubungan dengan ergonomi atau sikap kerja seperti pekerjaan yang
berulang-ulang dan posisi kerja yang tidak ergonomis. Selain itu jam kerja
yang tidak sesuai, penerangan yang tidak memadai juga akan
11
mengakibatkan perasaan lelah.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Fandrik Erallesa (2009) yang menyatakan ada hubungan antara masa
kerja dengan tingkat kelelahan.12
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 40 orang perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, dapat disimpulkan :
1. Tidak ada hubungan antara beban kerja dengan kecepatan respon perawat
di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang dengan p
value = 0,668
10
SARAN
1. Bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang perlu melakukan
kegiatan bersama atau berekreasi yang bertujuan untuk menghilangkan
kejenuhan sehingga perawat menjadi lebih fresh dan bersemangat dalam
menjalankan pekerjaannya.
2. Bagi pihak Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang perlu
mempertimbangkan penambahan jumlah perawat mengingat jumlah perawat
yang masih kurang dibandingkan dengan kebutuhan pasien yang semakin
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI. Pedoman Uraian Tugas Tenaga Kerja Perawat di Rumah
Sakit. 1991
2. Lumenta, Benyamin. Peran Citra Perawat. 1998
3. Buku Panduan Praktikum. Hiperkes. Semarang. 2005
4. Hariyono, Widodo. Hubungan antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat
Konflik dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam
Yogyakarta. PDHI Kota Yogyakarta. UAD. 2009
5. Nursalam, Mnurs (Honours). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam
Praktik Keperawatan Profesional. Salemba Medika. 2002
6. Jauhari. Analisis Kebutuhan Tenaga Perawat Berdasarkan Beban Kerja di
Instalasi Rawat Inap PRU Dr. Pringadi Medan Tahun 2005. USU.
Medan. 2005
7. Wignjosoebroto, S. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Teknik Analisis
Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja, Penerbit Guna Widya.
Surabaya. 2000
8. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Hubungan Beban Kerja Fisik, Kebisingan
11
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :