0% found this document useful (0 votes)
10 views15 pages

Jurnal Sina

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1/ 15

HUBUNGAN BODY IMAGE, ASUPAN ENERGI DAN

AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI.

Nama : Vita Amalia Herlinda

Nim : NH0320013.

Prodi : DIII Keperawatan.

Mata kuliah : Gizi dan Diet.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NANI


HASANUDDIN MAKASSAR
DIII-PRODI KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
HUBUNGAN BODY IMAGE, ASUPAN ENERGI
DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS
GIZI

ABSTRACT

Adolescents is one of the groups vulnerable to negative issues regarding


health and nutrition. Nutritional problems suffered by many adolescents is caused
by various factors, such as body image, energy intake and physical activity. This
study was conducted with the cross-sectional design with a sample selected with a
total sampling method. Body image was assessed by questionnaire BSQ-34,
obtained through food energy intake records 3x24 consecutive hours, physical
activity obtained form 3x24 hour record of activity and nutritional status assessed
by measuring BMI. Based on this study of 166 samples were obtained 56% of
respondents are not satisfied with the sight of his body image, while the category
of energy intake can be seen as much as 57.8% of respondents with moderate
energy intake based AKE 2012. For the category of physical activity, can be
known that 44% of respondents mild physical activity and as much as 43.4% of
respondents normal nutritional status, 18.1% of respondents overweight
nutritional status, 15.7% of respondents nutritional status as underweight, 13.9%
of respondents nutritional status obese I and the remaining 9% of respondents
nutritional status of obesity II. From the results of the analysis carried out there
was significant relationship between body image and nutritional status (p =
0.000). There was a significant relationship between energy intake and
nutritional status (p = 0.000) and there was significant association between
physical activity and nutritional status (p = 0.000). So, there is a significant
relationship (p <0.05) between body image, energy intake and physical activity
with nutritional status on the students of the Faculty of Medicine, University of
Riau Class of 2014.

1
PENDAHULUAN dan 16-18 tahun; dan berdasarkan
Remaja menghadapi banyak jenis masalah dapat dikelompokkan
permasalahan negatif mengenai pada masalah kurus dan kegemukan.
kesehatan dan gizi mereka. Masalah Data yang dihimpun Riskesdas (Riset
gizi remaja, dalam beberapa kasus, Kesehatan Dasar) tahun 2013 yang
merupakan keberlanjutan masalah menunjukkan prevalensi kurus pada
gizi pada saat anak-anak, seperti remaja umur 13-15 tahun adalah
kekurangan zat besi (anemia) atau 11,1% terdiri dari 3,3% sangat kurus
kelebihan berat badan (obesitas). dan 7,8% kurus. Sedangkan
Dalam penanganannya, remaja prevalensi gemuk pada remaja umur
melakukan hal yang berbeda-beda. 13-15 tahun di Indonesia sebesar
Misalnya pada masalah obesitas, 10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan
remaja cenderung melakukan diet 2,5% sangat gemuk (obesitas).
1
untuk mengurangi berat badannya. Prevalensi kurus pada remaja umur
Berdasarkan penelitian Graber dan 16-18 tahun secara nasional sebesar
Brooks-Gunn (2001) dalam Santrock 9,4% (1,9% sangat kurus dan 7,5%
JW (2007), kebanyakan remaja kurus). Provinsi Riau merupakan
perempuan berkeinginan untuk salah satu provinsi yang mengalami
2 masalah di atas prevalensi nasional,
mengurangi berat badannya.
Remaja termasuk kelompok yaitu masalah anak sangat kurus
yang rentan mengalami untuk kelompok umur 13-15 tahun
permasalahan gizi. Terdapat tiga dan masalah kurus pada kelompok
3
alasan kenapa remaja rentan umur 16-18 tahun.
mengalami masalah gizi. Remaja Status gizi remaja dipengaruhi
mengalami percepatan pertumbuhan oleh beberapa faktor. Diantaranya
dan perkembangan tubuh, sehingga yaitu: faktor keturunan, gaya hidup
membutuhkan energi dan gizi yang (life style) dan faktor lingkungan.
lebih banyak. Kemudian, remaja Untuk faktor keturunan, orang tua
dihadapi pada kondisi perubahan yang gemuk akan memiliki
gaya hidup dan kebiasaan pangan kemungkinan lebih besar untuk
yang menuntut mereka untuk memiliki remaja yang kegemukan
menyesuaikan asupan energi dan ataupun sebaliknya. Kemudian,
gizi. Terakhir, kondisi hamil, kebiasaan makan dan gaya hidup
ketergantungan alkohol dan obat seperti body image dan aktivitas fisik
terlarang, serta keikutsertaan dalam akan mempengaruhi jumlah asupan
olahraga juga meningkatkan konsumsi makanan dan zat gizi.
kebutuhan asupan energi dan gizi. Faktor lingkungan juga
Gaya hidup yang tidak sehat serta mempengaruhi perilaku remaja yang
kurangnya kesadaran remaja akan berakibat pada jumlah makanan dan
kesehatan menyebabkan banyak gizi yang dikonsumsi. Media
remaja makan secara berlebihan dan berpengaruh besar dalam perubahan
1 4
mengakibatkan obesitas . sikap remaja. Penelitian yang
Masalah gizi remaja nasional dilakukan Field et.al (2001),
dapat dikelompokkan berdasarkan menyatakan bahwa remaja
umur dan jenis masalahnya. perempuan cenderung berupaya
Berdasarkan umur dikelompokkan mengurangi berat badan agar bisa
2
menjadi remaja umur 13-15 tahun menyamai tokoh idolanya di media.

2
1
Penelitian terdahulu yang dalam gizi. Hal ini menarik untuk
dilakukan oleh Sada M dkk (2012), diteliti supaya bisa diketahui faktor-
didapatkan kesimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi status
terdapat hubungan bermakna antara gizi. Penelitian ini penting dilakukan
body image dan aktivitas fisik karena mengingat mahasiswa
dengan status gizi menurut Indeks angkatan 2014 ini merupakan calon
5
Massa Tubuh (IMT). Persepsi tenaga kesehatan dan membutuhkan
remaja terhadap body image akan gizi yang baik sehingga tidak
menentukan pola makan serta status mengganggu kesehatan dan
gizinya. Kemudian terdapat konsentrasi dalam belajar.
hubungan positif signifikan antara Berdasarkan uraian diatas,
persepsi body image terhadap maka peneliti tertarik untuk
frekuensi makan, yang mana semakin melakukan penelitian tentang
negatif persepsi body image atau hubungan antara body image, asupan
remaja yang menganggap dirinya energi, dan aktivitas fisik dengan
gemuk, maka remaja tersebut status gizi pada mahasiswa Fakultas
akan cenderung mengurangi Kedokteran Universitas Riau
frekuensi makan. Penelitian yang angkatan 2014.
dilakukan Cholifah dan Mulyati T
(2010), remaja putri yang overweight METODE PENELITIAN
lebih banyak memiliki body image Jenis penelitian ini adalah
negatif, dikarenakan jumlah penelitian analitik dengan rancangan
konsumsi makanan yang berlebih cross sectional terhadap mahasiswa
dan aktivitas fisik yang sedikit Fakultas Kedokteran Universitas
dibanding dengan remaja putri yang Riau angkatan 2014. Penelitian ini
memiliki berat badan normal dilakukan di Fakultas Kedokteran
6
(normal weight). Universitas Riau pada bulan
Berdasarkan survey Desember 2014-Januari tahun 2015.
pendahuluan, status gizi mahasiswa Populasi penelitian ini adalah
Fakultas Kedokteran Universitas mahasiswa angkatan 2014. Sampel
Riau angkatan 2014 yang dilakukan yang diambil merupakan seluruh
oleh peneliti, didapatkan mahasiswa angkatan 2014 Fakultas
underweight 10%, normal 55%, Kedokteran Universitas Riau, yang
overweight 15%, obesitas I 15% dan sebelumnya telah dipilih sesuai
obesitas II 5%. Mahasiswa angkatan dengan kriteria inklusi dengan
2014 masih tergolong remaja akhir jumlah 166 orang (total sampling).
(late adolescence). Remaja akhir Variabel bebas pada penelitian ini
merupakan remaja yang mulai adalah body image, asupan energi
mandiri mengatur diri sendiri, dan aktivitas fisik. Sedangkan
pengungkapan identitas diri, lebih variabel terikat pada penelitian
selektif dalam mencari teman sebaya, adalah status gizi.
mempunyai citra jasmani sendiri, dan Data yang dikumpulkan
7
peralihan setelah tamat SMA. dalam penelitian terdiri dari identitas
Mahasiswa angkatan 2014 sebagai sampel, status gizi (variabel terikat),
remaja akhir merupakan responden body image (variabel bebas), asupan
yang termasuk kategori remaja yang energi (variabel bebas) dan aktivitas
berisiko memiliki permasalahan fisik (variabel bebas). Sedangkan

3
teknik pengumpulan data dalam berdasarkan penerbitan Surat
penelitian ini diperoleh melalui Keterangan Lolos Kaji Etik nomor:
penimbangan berat badan, 09/UN19.1.28/UEPKK/2014 yang
pengukuran tinggi badan, pengisian dikeluarkan pada tanggal 19
kuesioner body image, pengisian Desember 2014.
formulir food record dan pengisian
formulir record activity. HASIL PENELITIAN
Data yang telah dikumpulkan Tabel 4.1 Distribusi frekuensi
terlebih dahulu dilakukan pengeditan responden berdasarkan jenis
untuk melihat kelengkapan data, kelamin, body image, asupan
kemudian dilakukan pengkodean dan energi, aktivitas fisik dan status
tabulasi untuk mempermudah gizi di Fakultas Kedokteran
pembacaan data, selanjutnya Universitas Riau Angkatan 2014
dilakukan pemasukan data ke dalam tahun 2014
program komputer. Data yang Frekuensi Persentase
terkumpul dimasukkan dalam tabel (f) (%)
frekuensi sesuai dengan kategori Jenis kelamin
masing-masing, sehingga Laki-laki 39 23,5
memudahkan untuk dilakukan Perempuan 127 76,5
Jumlah 166 100
analisis. Untuk menganalisis
kandungan gizi bahan makanan maka Body image
akan digunakan software Nutrisurvey Tidak puas 93 56,0
dan menghitung IMT menggunakan Puas 73 44,0
aplikasi WHO Antrhopometri 2005. Jumlah 166 100
Data yang telah dikumpulkan dalam
Asupan energi
kuesioner terlebih dahulu dilakukan Lebih 7 4,2
pengeditan guna menghindari data Baik 23 13,9
yang kosong ataupun salah, Sedang 96 57,8
kemudian data tersebut diberi kode. Kurang 30 18,1
Selanjutnya dilakukan entri data Defisit 10 6
Jumlah 166 100
dengan menggunakan sistem
komputerisasi guna pengolahan dan Aktivitas fisik
analisis data. Analisa data dengan Ringan 73 44,0
menggunakan program Statistic Sedang 43 25,9
Package For The Social Science 16 Berat 50 30,1
(SPSS 16). Analisa univariat untuk Jumlah 166 100

mengetahui distribusi frekuensi Status gizi


masing-masing variabel. Kemudian Normal 72 43,4
dilanjutkan dengan analisis bivariat Underweight 26 15,7
yaitu untuk mengetahui hubungan Overweight 30 18,1
variabel bebas dan variabel terikat Obesitas I 23 13,9
Obesitas II 15 9,0
dengan menggunakan statistisk chi- Jumlah 166 100
square jika memenuhi syarat.
Penelitian ini telah lolos kaji etik Jumlah sampel yang didapat
selama penelitian adalah sebanyak 166
oleh Unit Etika Penelitian orang, sampel yang diambil telah
Kedokteran/Kesehatan Fakultas
memenuhi kriteria yang telah
Kedokteran Universitas Riau ditentukan.

4
Dari tabel 4.1 diatas dapat 166 orang, 72 orang (43,4%) memiliki
diketahui dari responden sebanyak status gizi normal, 30 orang
166 orang, 93 orang (56,0%) (18,1%) memiliki status gizi
responden memiliki kategori tidak overweight, 26 orang (15,7%)
puas terhadap penilaian body image- memiliki status gizi underweight, 23
nya sendiri, dan sebanyak 73 orang orang (13,9%) memiliki status gizi
(44,0%) memiliki kategori puas obesitas I dan 15 orang (9,0%)
terhadap penilaian body image-nya memiliki status gizi obesitas II.
sendiri. Dari data diatas dapat dilihat Berdasarkan data yang ada dapat
masih banyak mahasiswa Fakultas dilihat ternyata status gizi yang
Kedokteran Universitas Riau yang bermasalah masih diatas 50%
tidak puas dengan penilaian body (56,6%). Hal ini memperlihatkan
image-nya. masih banyaknya mahasiswa yang
Dari tabel 4.1 diatas dapat kurang peduli dengan keadaan status
diketahui dari responden sebanyak gizinya saat ini.
166 orang, 96 orang (57,8%) Berdasarkan tabel 4.2 dapat
responden memiliki kategori asupan diketahui proporsi responden dengan
energi sedang, 30 orang (18,1%) body image yang tidak puas memiliki
memiliki kategori asupan energi status gizi underweight sebanyak
kurang, 23 orang (13,9%) memiliki 12,9% sedangkan status gizi normal
kategori asupan energi baik, 10 orang sebanyak 87,1%. Responden dengan
(6%) memiliki kategori asupan body image puas memiliki status gizi
energi defisit dan 7 orang (4,2%) underweight sebanyak 35,6%,
memiliki asupan energi lebih. sedangkan status gizi normal
Berdasarkan hasil ini dapat diketahui sebanyak 64,4%.
hanya 13,9% responden yang Kemudian, proporsi responden
memiliki asupan energi yang baik. dengan body image yang tidak puas
Hal ini dapat menyebabkan memiliki status gizi yang termasuk
terjadinya keadaan status gizi yang gemuk sebanyak 61,4%, sedangkan
tidak sesuai dengan standar status jika dilihat dari status gizi responden
gizi yang ada. dengan status gizi normal sebanyak
Dari tabel 4.1 diatas dapat 38,6% dan body image puas yang
diketahui dari responden sebanyak memiliki status gizi termasuk gemuk
166 orang, 73 orang (44,0%) sebanyak 27,0%, sedangkan yang
memiliki kategori aktivitas fisik memiliki status gizi normal sebanyak
ringan, 50 orang (30,1%) memiliki 73,0%.
kategori aktivitas fisik berat dan 43 Berdasarkan hasil uji statistik
orang (25,9%) memiliki kategori diperoleh nilai p = 0,000, dapat
aktivitas fisik sedang. Berdasarkan disimpulkan bahwa ada hubungan
data tersebut dapat terlihat sebagian yang bermakna antara penilaian
besar mahasiswa (44,0%) masih body image dengan status gizi
memiliki aktivitas fisik yang ringan mahasiswa Fakultas Kedokteran
hal ini dapat terlihat dari rata-rata Universitas Riau Angkatan 2014.
aktivitas fisiknya selama 3 hari Berdasarkan tabel 4.3 dapat
dalam seminggu. diketahui proporsi responden dengan
Dari tabel 4.1 diatas dapat asupan energi lebih yang memiliki
diketahui dari responden sebanyak status gizi obesitas II sebanyak

5
85,7%, obesitas I sebanyak 14,3%, sebanyak 40,0%, overweight
sedangkan yang normal, sebanyak 13,3%, sedangkan obesitas
underweight I dan obesitas II sebanyak 0%.
dan overweight sebanyak 0%. Responden dengan asupan energi
Responden dengan asupan energi defisit memiliki status gizi
baik memiliki status gizi obesitas I underweight sebanyak 90,0%,
dan obesitas II sebanyak 39,1%, normal sebanyak 10,0%, sedangkan
overweight sebanyak 17,4%, normal overweight, obesitas I dan obesitas II
sebanyak 4,3%, underweight sebanyak 0%.
sebanyak 0%. Berdasarkan hasil uji statistik
Responden dengan asupan diperoleh nilai p = 0,000, dapat
energi sedang memiliki status gizi disimpulkan bahwa ada hubungan
normal sebanyak 58,3%, overweight yang bermakna antara asupan energi
sebanyak 22,9%, obesitas I sebanyak dengan status gizi mahasiswa
13,5%, underweight sebanyak 5,2% Fakultas Kedokteran Universitas
dan obesitas II sebanyak 0%. Riau Angkatan 2014.
Responden dengan asupan energi
kurang memiliki status gizi normal
sebanyak 46,7%, underweight

Tabel 4.2 Analisis hubungan body image dengan status gizi

Kategori status gizi p


Body Total
Normal Underweight Overweight Obesitas I Obesitas II
image
f % f % f % f % f % f % Value

Tidak 34 36,6 5 5,4 18 19,4 21 22,6 15 16,1 93 100,0 0,000


Puas
Puas 38 52,1 21 28,8 12 16,4 2 2,7 0 0 73 100,0

6
Tabel 4.3 Analisis hubungan asupan energi dengan status gizi
Kategori status gizi
Asupan Obesitas Obesitas Total p
Normal Underweight Overweight
energi I II Value
f % f % F % f % f % f %
Lebih 0 0 0 0 0 0 1 14,3 6 85,7 7 100 0,000
Baik 1 4,3 0 0 4 17,4 9 39,1 9 39,1 23 100

Sedang 56 58,3 5 5,2 22 22,9 13 13,5 0 0 96 100


Kurang 14 46,7 12 40 4 13,3 0 0 0 0 30 100
Defisit 1 10 9 90 0 0 0 0 0 0 10 100

Tabel 4.4 Analisis hubungan aktivitas fisik dengan status gizi


Kategori status gizi
Aktivitas Obesitas Obesitas Total p
Normal Underweight Overweight
fisik I II Value
f % f % f % F% f % f %
Ringan 47 64,4 21 28,8 4 5,5 1 1,4 0 0 73 100 0,000
Sedang 19 44,2 5 11,6 12 27,9 7 16,3 0 0 43 100
Berat 6 12,0 0 0 14 28,0 15 30,0 15 30,0 50 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas Fakultas Kedokteran Universitas


dapat diketahui proporsi responden Riau Angkatan 2014.
dengan aktivitas fisik ringan
memiliki status gizi normal sebanyak PEMBAHASAN
64,4%, underweight sebanyak Status gizi merupakan keadaan
28,8%, overweight sebanyak 5,5%, seseorang yang diakibatkan oleh
obesitas I sebanyak 1,4% dan konsumsi, penyerapan dan
obesitas II sebanyak 0%. Responden penggunaan zat gizi dari makanan
dengan aktivitas fisik sedang dalam jangka waktu yang lama.
memiliki status gizi normal sebanyak Status gizi responden ditentukan
44,2%, overweight sebanyak 27,9%, dengan Indeks Massa Tubuh (IMT).
obesitas I sebanyak 16,3%, Berdasarkan penelitian ini dapat
underweight sebanyak 11,6%, dan dilihat bahwa dari 166 orang
obesitas II sebanyak 0%. Responden responden didapatkan 43,4%
dengan aktivitas fisik berat memiliki responden memiliki status gizi
status gizi obesitas I dan obesitas II normal, selebihnya responden
sebanyak 30,0%, overweight memiliki status gizi underweight
sebanyak 28,0%, normal sebanyak (15,7%), overweight (18,1%) dan
12,0%, dan underweight sebanyak obesitas (22,9%). Hasil penelitian ini,
0%. pada prevalensi kurus sesuai dengan
Berdasarkan hasil uji statistik hasil RISKESDAS 2013 dimana Riau
diperoleh nilai p = 0,000, dapat termasuk dalam 11 provinsi dengan
disimpulkan bahwa ada hubungan prevalensi kurus diatas nasional,
yang bermakna antara aktivitas fisik sedangkan prevalensi gemuk pada
dengan status gizi mahasiswa penelitian ini didapatkan lebih tinggi
dari prevalensi secara
8
3
nasional yaitu 7,3%. Status gizi dengan melakukan aktivitas fisik
banyak dipengaruhi oleh berbagai oleh tubuh.
faktor diantaranya body image,
asupan energi, aktivitas fisik, Hubungan body image dengan
pengetahuan gizi, depresi dan lain- status gizi
4,8
lain. Dalam hal ini peneliti hanya Body image adalah persepsi,
membahas faktor yang pemikiran dan perasaan seseorang
mempengaruhi status gizi dilihat dari tentang tubuhnya. Secara konsep
body image, asupan energi dan psikologi body image berarti persepsi
aktivitas fisik. dan perilaku terhadap tubuh yang
Berdasarkan penelitian ini merupakan perwujudan dari
dapat dilihat dari 166 orang pengalaman. Konsep persepsi body
responden sebagian besar (76,5%) image diukur dengan
memiliki jenis kelamin perempuan. menginvestigasikan penilaian relatif
Dari penelitian yang dilakukan oleh seseorang terhadap ukuran tubuhnya
10
peneliti dapat diketahui bahwa 56% dengan ukuran sebenarnya.
responden memiliki rasa tidak puas Berdasarkan hasil penelitian,
terhadap penilaian body image-nya diketahui bahwa sebagian besar
sendiri, hal ini wajar karena responden (56%) menyatakan tidak
responden lebih banyak berjenis puas dengan penilaian body image
kelamin perempuan dan memiliki yang dimilikinya, mereka menilai
status gizi yang bermasalah. Remaja bahwa bentuk tubuhnya tidak ideal
perempuan cenderung lebih (didasarkan pada pendapat pribadi).
memperhatikan bentuk tubuhnya Berdasarkan uji chi square
dibandingkan dengan kaum lelaki menunjukkan adanya hubungan yang
sehingga kaum perempuan bermakna antara penilaian body
cenderung memiliki citra diri yang image dengan status gizi (p = 0,000).
9 Hasil penelitian ini sejalan dengan
negatif. Dilihat dari asupan energi
yang dikonsumsi oleh responden penelitian Sada M dkk (2012),
dapat diketahui sebanyak 57,8% menyatakan bahwa terdapat
responden memiliki asupan energi hubungan bermakna antara body
5
yang sedang, hal ini banyak image dengan status gizi.
disebabkan berbagai faktor seperti Body image mempengaruhi
banyak yang merupakan anak kos pandangan positif dan negatif
sehingga kurang terpenuhinya kalori terhadap individu tersebut. Perilaku
yang dibutuhkan oleh tubuh. ini dapat dikelompokkan sebagai
Sedangkan jika dilihat dari perilaku normal hingga ekstrim.
aktivitas fisik sampel dapat diketahui Ketidakpuasan terhadap body image,
sebanyak 44% responden memiliki seperti merasa kegemukan akan
aktivitas fisik yang ringan, banyak memotivasi seseorang untuk
hal yang menjadi penyebab masih melakukan aktivitas fisik.
banyaknya aktivitas fisik yang ringan Ketidakpuasan body image juga
pada mahasiswa antara lain mendorong seseorang untuk
dikarenakan remaja sekarang lebih menggunakan steroid anabolik dan
banyak memilih menggunakan obat lainnya untuk meningkatkan
kendaraan bermotor dibandingkan massa otot yang beresiko

9
mengakibatkan kerusakan hati dan Asupan energi merupakan
10
ginjal. totalasupan makanan maupun
Body image positif mendorong minuman selama satu hari.
seseorang untuk berperilaku sehat Merupakan respon seseorang
(diet sehat) dan body image negatif terhadap makanan sebagai
(ketidakpuasan) akan mendorong 8
kebutuhan vital bagi kehidupan.
seseorang untuk melakukan Pada penelitian ini didapatkan
pembatasan makan dan hasil bahwa sebesar 70% dari seluruh
memuntahkan dengan sengaja. Hal responden belum memiliki asupan
ini dapat mempengaruhi seseorang energi yang cukup. Hal ini
untuk dapat mempertahankan dan ditunjukkan dengan asupan energi
merubah status gizi seseorang untuk sebagian besar subjek tidak sesuai
menjadi normal. Penilaian body dengan angka kecukupan gizi pada
image seseorang dapat berpengaruh laki-laki usia 16±18 tahun menurut
terhadap status gizi individu menjadi AKE 2012 adalah sebesar 2675 kkal
normal, underweight ataupun dan wanita usia 16±18 tahun menurut
10
overweight dan obesitas. AKE tahun 2012 adalah sebesar
11
Penyebab dari status gizi 2125kkal. Sebesar 57,8%
seseorang banyak faktor selain body mahasiswa Fakultas Kedokteran
image, status gizi dapat dipengaruhi Universitas Riau angkatan 2014
dari aktivitas fisik sehari-hari, memiliki asupan energi sedang,
pengetahuan mengenai gizi, asupan 18,1% asupan energi kurang dan 6%
energi yang dikonsumsi ataupun dari asupan energi defisit. Berdasarkan
faktor lingkungan. Dari hasil uji chi square disebutkan bahwa
penelitian yang dilakukan dapat adanya hubungan yang bermakna
dilihat ternyata tidak semua antara asupan energi dengan status
responden yang memiliki body gizi (p = 0,000).
image tidak puas terhadap dirinya Kebiasaan makan seperti
memiliki status gizi yang baik, tetapi meninggalkan sarapan pagi,
masih kurangnya frekuensi makan dalam
banyak juga responden yang sehari, kurangnya frekuensi makan
memiliki body image tidak puas sayur dan buah, seringnya konsumsi
ternyata status gizinya underweight fast food dan kurangnya asupan
ataupun gemuk. Hal ini dikarenakan energi dalam sehari masih banyak
ternyata masih banyak responden ditemukan.
yang masih kurang peduli dengan Kurangnya dukungan dari
keadaan status gizinya walaupun lingkungan, sulitnya mendapatkan
responden itu merasakan tidak puas makanan yang sehat,maupun
dengan body image-nya sendiri. kendala lainnya merupakan
Penyebab dari ketidakpedulian ini hambatan seseorang tidak dapat
juga bisa dikarenakan sebagian besar merubah kebiasaan makannya
responden adalah mahasiswa yang menjadi lebih baik. Penyebab lainnya
rata-rata tidak tinggal dengan orang adalah karena sebagian besar
tuanya (kost) sehingga mereka mahasiswi hidup sendiri (tinggal di
kurang memperdulikan makanan kos). Diasumsikan bahwa seseorang
yang mereka konsumsi. yang tinggal di kos mengupayakan
Hubungan asupan energi dengan sendiri makanan yang dikonsumsi.
status gizi

10
Mereka mengalami ketidakmampuan underweight, hal ini dikarenakan
di dalam menyediakan makanan dengan asupan gizi yang kurang
sehari-hari sehingga mereka harus menyebabkan kebutuhan tubuh akan
membeli di warung atau rumah nutrisi tidak terpenuhi dengan
makan, maka makanan yang sempurna sehingga dampak yang
dikonsumsi tidak beragam. Berbeda dirasakan oleh seseorang adalah
dengan mereka yang tinggal di dengan penurunan status gizi
rumah, karena diasumsikan bahwa menjadi underweight, selain itu
dengan tinggal di rumah asupannya keadaan status gizi underweight ini
lebih terjaga, lebih sehat, dan dalam juga bisa disebabkan karena pola
variasi maupun ketersediannnya pun makan yang salah oleh remaja saat
juga mencukupi. Asupan energi ini, mereka lebih suka menunda-
sangat mempengaruhi terhadap status nunda makan dikarenakan banyak
gizi, asupan energi yang kurang dari responden adalah mahasiswa
dapat mempengaruhi terhadap status yang tinggal sendiri (kost) dengan
gizi seseorang menjadi gizi kurang pola tersebut dapat mengakibatkan
sedangkan asupan energi yang status gizi menjadi kurang baik.
berlebih dapat menyebabkan status Dari penelitian ini juga terlihat
gizi seseorang menjadi overweight selain menjadi underweight status
bahkan menjadi obesitas tingkat I gizi responden juga ada beberapa
12
maupun II. responden yang mempunyai status
Asupan energi pada seseorang gizi overweight walaupun asupan
dapat mempengaruhi keadaan gizi energinya kurang, hal ini dapat
atau status gizi seseorang. Banyak disebabkan oleh banyak faktor antara
dari responden yang asupan lain faktor keturunan atau pola
energinya lebih ternyata keadaan konsumsi yang salah ketika dulunya
status gizinya menjadi obesitas, hal sehingga responden ketika dilakukan
ini dikarenakan jika asupan energi penelitian keadaan status gizinya
yang dikonsumsi lebih tetapi tidak sudah dalam keadaan overweight.
diiringi dengan aktivitas yang cukup Karena status gizi dapat dipengaruhi
untuk pembakaran energi tersebut hal dari pola konsumsi masa lalu.
ini bisa menyebabkan terjadinya
tumpukan lemak didalam tubuhnya Hubungan aktivitas fisik dengan
sehingga menyebabkan seseorang status gizi
menjadi obesitas, atau bisa Aktivitas fisik adalah
dikarenakan pola konsumsi yang pergerakan anggota tubuh yang
kurang baik terutama dialami oleh menghasilkan tenaga secara
remaja yang lebih menyukai atau sederhana yang sangat penting bagi
memilih makanan cepat saji, dimana pemeliharaan fisik, mental dan
kandungan dari makanan cepat saji 8
kualitas gaya hidup sehat. Aktivitas
tersebut dapat menyebakan obesitas fisik atau disebut juga aktivitas
dikarenakan komposisinya lebih eksternal ialah suatu rangkaian gerak
banyak karbohidrat dan lemak yang tubuh yang menggunakan tenaga
kurang baik bagi tubuh. atau energi. Jenis aktivitas fisik yang
Sedangkan asupan energi yang sehari-hari dilakukan antara lain
kurang dapat menyebabkan keadaan seperti berjalan kaki, berlari,
status gizi seseorang menjadi berolahraga, mengangkat dan

11
memindahkan benda, belajar, dll. obesitas atau overweight hal ini
Aktivitas fisik menentukan kondisi dikarenakan banyaknya energi yang
5
kesehatan seseorang. Kelebihan tertumpuk di dalam tubuh
energi karena rendahnya aktivitas dikarenakan tidak adanya
fisik dapat meningkatkan resiko pembakaran kalori ditubuh karena
13
kegemukan dan obesitas. aktivitasnya yang tidak seberapa,
Berdasarkan hasil penelitian ini tetapi ternyata beberapa responden
diketahui bahwa sebagian besar dalam penelitian ini memiliki
responden termasuk dalam kategori aktivitas fisik yang ringan ternyata
memiliki aktivitas ringan (44%) memiliki status gizi yang underweight,
sisanya memiliki aktivitas fisik hal ini bisa dikarenakan berbagai
sedang dan berat. Berdasarkan uji faktor antara lain : karena penelitian
chi square disebutkan bahwa adanya ini dilakukan hanya diambil rata-rata
hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik 3 hari dalam seminggu
aktivitas fisik dengan status gizi ( p = kemungkinan dalam
0,000). Hasil penelitian ini sejalan waktu tersebut ternyata aktivitas
dengan penelitian Sada M dkk mahasiswa tersebut memang ringan
(2012), menyatakan bahwa terdapat tetapi dihari-hari sebelumnya
hubungan bermakna antara aktivitas aktivitasnya termasuk sedang atau
5
fisik dengan status gizi. berat, atau bisa juga dikarenakan
Penyebab masih tingginya asupan energi yang kurang dari
angka aktivitas fisik yang ringan responden tersebut sehingga
pada mahasiswa dikarenakan banyak walaupun aktivitas fisiknya ringan
dari mahasiswa sekarang lebih karena asupan energi yang kurang
memilih menggunakan kendaraan akan menyebabkan status gizinya
bermotor dibandingkan berjalan. menjadi underweight.
Walaupun terkadang jarak dari Walaupun lazimnya aktivitas
rumah maupun tempat kosnya dekat. fisik berat biasanya menyebabkan
Kondisi ini menyebabkan intensitas status gizi menjadi underweight
aktivitas fisik menurun. Aktivitas tetapi dalam penelitian ini ada
fisik yang dilakukan secara rutin beberapa responden yang memiliki
dapat mempertahankan status gizi aktivitas fisik berat tetapi status
optimal. Aktivitas fisik yang gizinya menjadi overweight,
dilakukan secara rutin semisal jalan overweight, obesitas I atau obesitas
cepat atau jogging dapat menurunkan II hal ini bisa dikarenakan pola
penimbunan lemak sehingga konsumsi masa lalu dan saat ini yang
mengurangi resiko seseorang dari buruk sehingga keadaan status gizi
5
kondisi gizi overweight. sudah termasuk dalam keadaan yang
Aktivitas fisik merupakan salah berlebih, sehingga walaupun
satu penyebab yang mempengaruhi aktivitas fisiknya tergolong berat
dengan keadaan gizi seseorang, tetapi status gizinya masih tergolong
aktivitas fisik yang ringan dapat berlebih dari standar yang ada.
menyebabkan status gizi seseorang
menjadi obesitas, overweight atau
menjadi underweight. Biasanya
aktivitas fisik yang ringan akan
menyebabkan status gizinya menjadi

12
SIMPULAN DAN SARAN 3. Ada hubungan yang bermakna
antara penilaian asupan energi
Simpulan dengan status gizi mahasiswa
Berdasarkan penelitian mengenai Fakultas Kedokteran Universitas
hubungan body image, asupan energi Riau Angkatan 2014 tahun 2014.
dan aktivitas fisik dengan status gizi 4. Ada hubungan yang bermakna
pada mahasiswa Fakultas antara penilaian aktivitas fisik
Kedokteran Universitas Riau dengan status gizi mahasiswa
Angkatan 2014 dapat disimpulkan Fakultas Kedokteran Universitas
sebagai berikut: Riau Angkatan 2014 tahun 2014.

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat Saran


diketahui 76,5% responden 1. Disarankan untuk responden
merupakan perempuan dan 23,5% dengan status gizi baik hendaknya
laki-laki. Kemudian, sebanyak mempertahankan status gizinya,
56%mahasiswaFakultas sedangkan yang termasuk status
KedokteranUniversitasRiau gizi underweight, overweight dan
angkatan 2014 tahun 2014 obesitas dapat memperbaiki status
memiliki penilaian tidak puas gizinya menjadi lebih baik dengan
terhadap pandangan body image- upaya yang benar seperti
nya, sedangkan untuk kategori olahraga, pengaturan makanan
asupan energi dapat diketahui yang baik sesuai dengan
sebanyak 57,8% mahasiswa kebutuhan.
memiliki asupan energi yang 2. Bagi penelitian selanjutnya
sedang berdasarkan AKE 2012, diharapkan mencari faktor lain
untuk kategori aktivitas fisik yang berpengaruh terhadap status
mahasiswa dapat diketahui bahwa gizi mahasiswa fakultas
44% mahasiswa memiliki kedokteran Universita Riau
aktivitas fisik yang ringan dan Angkatan 2014 tahun 2014.
untuk status gizi mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas DAFTAR PUSTAKA
Riau Angkatan 2014 tahun 2014 1. Arisman. Gizi dalam daur
sebanyak 43,4% mahasiswa kehidupan: buku ajar ilmu
berstatus gizi normal, 18,1% gizi. Edisi 2. Jakarta: EGC;
mahasiswa memiliki status gizi 2010.
overweight, 15,7% mahasiswa 2. Santrock J.W. Remaja. Edisi
memiliki status gizi underweight, 11. Editor: Hardani W.
13,9% mahasiswa memiliki status Jakarta: Erlangga; 2007.
gizi obesitas I dan sisanya 9% 3. Riset Kesehatan Dasar
mahasiswa memiliki status gizi (RISKESDAS) 2013. Badan
obesitas II. penelitian dan pengembangan
2. Ada hubungan yang bermakna kesehatan kementerian
antara penilaian body image kesehatan RI; 2013.
dengan status gizi mahasiswa 4. Febry AB, Pujiastuti N, Fajar
Fakultas Kedokteran Universitas I. Ilmu gizi untuk praktisi
Riau Angkatan 2014 tahun 2014. kesehatan. Yogyakarta:
Graha Ilmu; 2013.

13
5. Sada M, Hadju V, Dachlan 13. Venny M.A, Katrin R.
D.M. Hubungan body image, Aktivitas fisik, asupan energi,
pengetahuan gizi seimbang dan status gizi wanita
dan aktivitas fisik terhadap pemetik teh di PTPN VIII
statusgizimahasiswa Bandung, Jawa Barat. Jurnal
politeknikkesehatan Gizi dan Pangan; 2008. 3(2).
Jayapura. Media Gizi
Masyarakat Indonesia; 2012.
2 (1).
6. Cholifah, Mulyati T. Persepsi
body image, asupan energi,
dan aktivitas fisik pada
remajaoverweightdan
normalweight.[Artikel
penelitian].Semarang:
Universitas Diponegoro;
2010.
7. Astarina M. Hubungan antara
locus of control dan
ketidakpuasan bentuk tubuh
pada wanita remaja. [Skripsi].
Jakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia; 2008.
8. Marni. Gizi dalam kesehatan
reproduksi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar; 2013.
9. Barasi M.E. At a glance ilmu
gizi. Editor: Safitri A,
Astikawati R. Alih Bahasa:
Helim H. Jakarta: Penerbit
Erlangga; 2009.
nd
10. Grogan S. Body image. 2
Ed. United State: Psychology
Press; 2008.
11. Hardinsyah, Riyadi H,
Napitupulu V. Kecukupan
energi, protein, lemak dan
karbohidrat. Jakarta: Satelite
0HHWLQJ ³0HQXMX 6WDQGDU
GDQ 3URJUDP *L]L %DUX´
2012
12. Sherwood L. Fisiologi
manusia: dari sel ke sistem.
Alih bahasa: Brahm U Pendit.
Editor edisi bahasa Indonesia:
Nella Yesdelita. Edisi 6.
Jakarta: EGC; 2011.

14

You might also like