2-Jurnal - Sistem Penanganan Ikan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal Akuafish Saintek

Vol 1(1): 10- 24, 2020

SISTEM PENANGANAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI


KAPAL POLE AND LINE KOTA SORONG,
PAPUA BARAT

Fish Handling System at Skipjack Tuna in Pole and Line Ship of


Sorong City, West Papua

Dheni Rossarie1, Y. S. Darmanto2, Fronthea Swastawati2


1.
Staf Pengajar Program Studi Akuakultur Universitas Pendidikan Muhammadiyah
Sorong
2.
Staf Pengajar Program Manajemen Sumberdaya Pantai FPIK, Universitas
Diponegoro
Korespondensi : [email protected]

ABSTRACT

Fish handling on board play important role to the quality of skipjack tuna.
The aim of this research was to contribute towards improvements of skipjack tuna
handling by pole and line ship in Sorong city, an action was required to change
the system of handling fresh skipjack in a better direction. Data were collected
through observation and interviews. Analysis of data was undertaken with the
Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT) approach by identifying the
internal and external factors. The result to the SO (Strength-Opportunity) analysis
was procurement of ice shredder machine, the ST (Strength-Threat) analysis was
the strategy of making Standard Operating Procedure (SOP) of good fish
handling, the WO (Weakness-Opportunity) analysis was the strategy to do
socialication about skipjack tuna quality and good fish handling on pole and line
ship and provide a temperature control device, while the result of WT (Weakness-
Threat) analysis strategy was training about Skipjack tuna handling on pole and
line ship.

Keywords : Fish handling, skipjack tuna, pole and line, Sorong city

ABSTRAK

Penanganan ikan di atas kapal memegang peranan penting dalam


mempertahankan kualitas ikan cakalang. Tujuan penelitian ini adalah
merumuskan suatu strategi untuk menjaga mutu ikan cakalang yang ditangkap
kapal pole and line di kota Sorong, maka diperlukan suatu tindakan untuk
merubah sistem penanganan ikan cakalang segar ke arah yang lebih baik. Data
yang dikumpulkan melalui observasi secara langsung dan wawancara dengan
kapten kapal dan instansi terkait. Analisis data dilakukan melalui pendekatan
analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. Hasil

10
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

analisis didapat beberapa strategi yaitu SO meliputi pengadaan mesin penghancur


es, strategi ST yaitu pembuatan Standart Operating Prosedure (SOP) penanganan
ikan yang baik, strategi WO yaitu penyuluhan tentang mutu ikan cakalang dan
pengadaan alat pengontrol suhu, strategi WT yaitu pelatihan penanganan ikan
cakalang di atas kapal pole and line.
Kata kunci : Penanganan ikan, ikan cakalang, pole and line, kota Sorong

11
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

PENDAHULUAN makanan yang tidak tepat disebabkan


oleh kurangnya pengetahuan tentang
Ikan cakalang merupakan hasil keamanan makanan (Gizaw, 2013).
perikanan jenis pelagis. Ikan Aspek penanganan saat ikan
cakalang berukuran sedang dari tertangkap merupakan hal yang
familia Scombridae (tuna) adalah sangat penting untuk diperhatikan,
satu-satunya spesies dari genus karena menyangkut bagaimana
Katsuwonus (Suara et al. 2014). Ikan mendapatkan mutu ikan yang baik
cakalang (Katsuwonus pelamis) (Mboto et al. 2014). Hasil tangkapan
merupakan salah satu sumberdaya ikan membutuhkan penanganan
ikan ekonomis penting yang khusus untuk menjaga ikan tetap
dihasilkan dari perairan Indonesia, segar. Penanganan ikan di atas kapal
baik sebagai komoditas ekspor meliputi segala tindakan terhadap
maupun sebagai konsumsi dalam hasil tangkapan di kapal, mulai dari
negeri (Tumonda et al. 2017). Ikan tindakan awal sampai dengan
cakalang terdapat hampir di seluruh penyimpanan, hal tersebut bertujuan
perairan di Indonesia, terutama di untuk menjaga mutu atau kualitas
bagian timur Indonesia (World Wide ikan sesuai dengan standart yang
Fund for Nature, 2015). Hasil diinginkan (Ismanto et al. 2013).
tangkapan ikan cakalang di kota Nurani et al. (2011) menambahkan
Sorong pada tahun 2012 yaitu bahwa dalam manajemen kualitas
sebesar 2.339,4 ton dan mengalami ikan sejak ikan tertangkap sampai
peningkatan 42,14 % pada tahun pada pemasaran sangat penting untuk
2016 menjadi 3.325,2 ton (Satuan dipahami oleh para pelaku terkait
Kerja Pengawas Sumberdaya baik nelayan, penampung ataupun
Kelautan Perikanan Sorong, 2016). bagian pemasaran. Tujuan dari
Penanganan ikan setelah penelitian ini adalah merumuskan
penangkapan atau pemanenan strategi yang baik pada sistem
memegang peranan penting untuk penanganan ikan cakalang agar dapat
memperoleh nilai jual ikan yang membantu meningkatkan kualitas
maksimal. Ikan merupakan bahan penanganan ikan cakalang yang baik
pangan yang mudah rusak di kapal pole and line.
(perishable food). Ikan sering
diletakkan disuhu ruangan dalam
METODOLOGI
waktu yang lama setelah ikan
ditangkap, hal ini menyebabkan Penelitian dilaksanakan pada
menurunnya kualitas dan bulan April-Mei 2017. Lokasi yang
pembusukan ikan pasca panen menjadi objek penelitian yaitu
(Olodosu et.al, 2011), oleh karena itu dermaga PT Citra Raja Ampat yang
masalah keamanan pangan terus merupakan pangkalan pendaratan
menjadi masalah bagi masyarakat ikan untuk kapal pole and line di
diseluruh dunia, penanganan kota Sorong.

12
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

Data yang dikumpulkan dalam


penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer yang Internal Eksternal
diambil mencakup cara
penangkapan, cara penanganan ikan Formulasi
Strategi
cakalang kapal pole and line, bahan
dan alat yang digunakan untuk
Gambar 1. Skema tahapan
penanganan, lama waktu
pelaksanaan penelitian
penangkapan. Data sekunder
dikumpulkan melalui penelusuran HASIL DAN PEMBAHASAN
dari berbagai studi pustaka, statistik
perikanan, terbitan jurnal dan sumber Kapal Penangkapan
lainnya yang mendukung dalam
Kapal pole and line terbuat
penelitian ini. Pengambilan sampel
dari kayu, berdasarkan data yang
diperoleh dengan cara purposive
didapat unit alat tangkap pole and
sampling. Menurut (Thoifah, 2015)
line terdiri dari 35 unit. Kapal pole
purposive sampling adalah teknik
and line di kota Sorong memiliki
penentuan sampel dengan kriteria –
ukuran 39 – 87 GT, ukuran ini
kriteria tertentu. Jumlah data yang
termasuk ke dalam ukuran besar
diteliti disesuikan dengan kebutuhan
dengan jarak operasi 50 – 200 mil
penelitian.
(Wwf, 2015). Jumlah palka di kapal
Analisis data bertujuan untuk
pole and line terdapat 12 palka
mendapatkan strategi penanganan
dengan kapasitas masing-masing
ikan yang baik di atas kapal pole and
berbeda, berkisar 2 – 3 ton, 2 palka
line. Metode analisis data yang
digunakan untuk menyimpan umpan
digunakan pada penelitian ini yaitu
hidup, sedangkan yang lainnya
melakukan pendekatan dengan
digunakan untuk menyimpan ikan
analisis SWOT dalam merumuskan
hasil tangkapan dan es balok.
strategi penanganan ikan cakalang
Kapal ini diawaki 25 anak
yang baik di atas kapal pole and line.
buah kapal (ABK) yang terdiri dari
Menurut Rangkuti (2006) proses
nahkoda, mualim, buoy – buoy,
yang harus dilakukan dalam
kepala kerja, pemancing, koki,
menyusun formulasi strategi analisis
KKM, oilman. Nahkoda bertugas
SWOT yaitu : (1) Menentukan faktor
sebagai pemimpin dan olah gerak
– faktor strategi eksternal, (2)
kapal pada saat pengoperasian
Menentukan faktor – faktor strategi
penangkapan ikan, mualim bertugas
internal, (3) Merumuskan alternatif
membantu nahkoda dalam pelayaran,
strategi dengan membuat matriks
bernavigasi dan olah gerak pada saat
Internal – Eksternal, dan matriks
masuk dan keluar dermaga, buoy-
SWOT.
buoy bertugas melempar umpan
hidup pada saat penangkapan ikan
Analisis
SWOT dan penanganan umpan hidup,

13
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

kepala kerja bertugas mengatur 10 ton ikan. Jumlah ikan cakalang


seluruh peralatan di atas kapal dan yang tertangkap tidak menentu.
bertanggung jawab atas penanganan Musim penangkapan ikan terjadi
hasil tangkapan, pemancing bertugas pada bulan Oktober sampai Maret.
memancing ikan dan membantu
kepala kerja dalam penanganan hasil Alat Tangkap dan Operasi
tangkapan, koki bertanggung jawab Penangkapan
atas semua bahan makanan dan Alat tangkap yang digunakan
mengatur makanan di atas kapal, terdiri dari joran (tangkai pancing),
KKM bertugas mengoperasikan dan tali utama (main line), tali sekunder
memelihara seluruh peralatan mesin, dan mata pancing. Joran terbuat dari
oilman bertugas membantu kkm bahan bambu dengan panjang sekitar
dalam pemeliharaan mesin. Keahlian 2,5 m, tali utama terbuat dari nilon,
pemancing dibedakan berdasarkan umpan tiruan terdiri dari bulu ayam
posisi pemancingan, posisi terdepan dan tali rapiah yang diikat ke mata
dibagian sudut kiri dan kanan dikenal pancing. Umpan tiruan dirancang
sebagai peancing ahli atau terampil dengan meperhatikan bantuk dan
dan posisi dibagian kiri dan kanan warna untuk menarik perhatian ikan
haluan dikenal sebagai pemancing (Rahmat dan Yahya, 2015). Umpan
pemula atau amatir (Rahmat, 2006). hidup yang digunakan untuk
menangkap ikan adalah puri hitam,
momar halus dan lema halus, namun
yang paling sering digunakan untuk
Daerah Penangkapan umpan hidup adalah ikan puri hitam
Daerah penangkapan ikan dengan ukuran 3 – 8 cm.
cakalang yang menggunakan kapal Kegiatan operasi
pole and line umumnya beroperasi di penangkapan ikan cakalang
laut seram. Perjalanan dari dermaga dilakukan dengan pemancing berada
kota Sorong menuju daerah di haluan depan sebelah kiri dan
penangkapan berkisar 24 jam, daerah kanan kapal. Pengoperasian pole and
penangkapannya di sekitar rumpon line yaitu mengumpulkan ikan yang
atau di perairan yang terdapat tanda – kemudian dirangsang dengan
tanda alam seperti riak – riak air atau lemparan umpan hidup dan
gerombolan burung. Daerah semprotan air, jika gerombolan ikan
penangkapan kapal pole and line terlihat maka kapal mendekat secara
lebih efektif dilakukan disekitar perlahan, buoy-buoy melemparkan
rumpon yang berfungsi untuk umpan ke arah berkumpulnya ikan
menghambat migrasi ikan cakalang dan menyemprotkan air, sehingga
sehingga menaikkan jumlah hasil ikan naik ke atas permukaan. Proses
tangkapan. Satu trip penangkapan pemancingan dan pelemparan umpan
kapal pole and line memperoleh 4 – dilakukan sampai tidak ada lagi hasil
tangkapan. Penangkapan ikan

14
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

dilakukan mulai dari pukul 5.30 WIT


pagi hingga siang hari.

Sistem Penanganan Ikan Cakalang Pendinginan awal

Aktivitas penanganan ikan Sortasi ukuran ikan


cakalang di atas kapal yaitu : (1)
ABK membersihkan dek kapal Penyimpanan ikan
sebelum melakukan penangkapan di dalam palka
ikan dengan cara menyemprotkan
dek kapal dengan air laut, (2) Selama Pembersihan area kerja
proses berlangsung ikan yang
tertangkap langsung dibersihkan Gambar 2. Alur sistem penanganan
dengan cara menyemprotkan air laut ikan cakalang di kapal pole and
ke ikan, (3) Ikan yang sudah disiram line
menggunakan air laut selanjutnya di
Analisis SWOT
masukkan ke dalam palka sementara
yaitu palka yang telah diisi air dan Pengembangan matriks faktor
es. Es diletakkan di dalam jaring dan internal (kekuatan dan kelemahan)
dihancurkan menggunakan balok dan faktor eksternal (peluang dan
kayu, (4) Setelah selesai proses ancaman) sistem penanganan ikan
penangkapan, ikan yang dimasukkan yang sangat berpengaruh terhadap
ke dalam palka sementara dibongkar penururnan mutu hasil tangkapan
kembali dan dipisahkan menurut pole and line yaitu sebagai berikut :
ukurannya, (5) Ikan selanjutnya
dimasukkan ke dalam palka dengan Kekuatan
penyusunan ikan dilakukan dengan a. Memiliki palka untuk
cara berlapis – lapis yaitu es penyimpanan ikan, hal ini sesuai
kemudian ikan cakalang dan dengan Keputusan Menteri
seterusnya pada bagian atas dilapisi Kelautan Dan Perikanan Republik
dengan es, (6) Pembersihan area Indonesia Nomor 52A/Kepmen-
kerja setelah selesai proses KP/2013 kapal yang didesain dan
penangkapan dan penanganan ikan dilengkapi peralatan untuk
cakalang dilakukan. menjaga kesegaran ikan lebih dari
Bagan alur sistem penanganan 24 jam harus dilengkapi peralatan
ikan cakalang hasil tangkapan kapal palka, tanki, atau wadah untuk
pole and line dapat dilihat pada menyimpan ikan dan menjaga
Gambar 2. suhu pendinginannya pada titik
leleh es.
b. Tersedianya es untuk kebutuhan
Pembersihan dek kapal
pendinginan ikan cakalang. Es
yang dibawa yaitu sebanyak 400 –
Penangkapan ikan dan pencucian
ikan dengan air laut
15
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

500 balok sekali berlayar. Fungsi Kelautan Dan Perikanan Republik


dari es untuk mempertahankan Indonesia Nomor 52A/Kepmen-
ikan tetap segar, mencegah KP/2013 kondisi suhu
pembusukan sehingga nilai gizi palka/produk dimonitor dan
dapat dipertahankan (Sanger, dicatat secara periodik dengan
2010). menggunakan alat perekam suhu
c. Menggunakan sistem rantai otomatis.
dingin. Ikan yang sudah d. Peralatan penanganan yang belum
tertangkap disiram menggunakan memadai, hal ini dikarenakan
air laut selanjutnya di masukkan belum adanya terpal atau mesin
ke dalam palka sementara yaitu penghancur es. Es dihancurkan
palka yang telah diisi air dan es, menggunakan kayu balok.
hal ini termasuk ke dalam Menurut Kusumah et al (2015)
penanganan yang baik dan cepat. jenis es curah lebih cepat
Menurut Liviawaty dan Afrianto mendinginkan ikan dibandingkan
(2010) penanganan rantai dingin dengan es hancuran.
pada hasil perikanan dapat
dilakukan dengan cara Peluang
pendinginan. a. Kapal Pole and line masih
d. Sumberdaya ABK cukup tersedia. menjadi alat tangkap paling
efektif dan selektif untuk ikan
Kelemahan cakalang. Jenis alat tangkap ini
adalah sejenis pancing sehingga
a. Pengetahuan ABK yang masih tergolong alat tangkap selektif dan
minim. SDM yang memadai ramah lingkungan sehingga
diperlukan agar ABK memahami direkomendasikan untuk
bagaiana menangani ikan dengan penangkapan ikan cakalang
baik, agar ikan tetap segar dan (Wwf, 2015).
mutunya terjaga (Retnowati et al. b. Kapten kapal mempunyai
2014). pengetahuan penanganan ikan di
b. Keterampilan penanganan ikan atas kapal. Pengetahuan yang
cakalang yang kurang baik. dimiliki oleh kapten dapat
Keterampilan penanganan sangat dimanfaatkan dengan cara kapten
diperlukan dalam menghasilkan memberitahu ABK bagaimana
mutu ikan tuna yang baik (Mboto cara penanganan ikan yang baik di
et al. 2014). atas kapal.
c. Suhu penyimpanan ikan tidak c. Tersedianya pabrik es dapat
terkontrol hal ini dikarenakan memenuhi kebutuhan es di kapal
palka tidak dilengkapi dengan pole and line untuk penanganan
pengontrol suhu dan kapal tidak ikan.
memiliki alat pengontrol suhu. d. Memiliki tempat pendaratan ikan
Menurut Keputusan Menteri hasil tangkapan. Adanya tempat

16
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

pendaratan ikan sangat membantu dalam melaksanakan tugas


dikarenakan saat membongkar (Sulistiani, 2016) hal ini akan
hasil tangkapan, kapal – kapal membantu ABK dalam
pole and line tidak kebingungan penanganan ikan di atas kapal.
mencari tempat untuk c. Ikan yang ditangkap tidak segera
mendaratkan hasil tangkapannya. dimatikan dan langsung
dimasukkan ke dalam palka, hal
Ancaman ini dapat menurunkan mutu ikan,
karena ikan yang berontak
a. Tidak ada pelatihan khusus untuk mengeluarkan banyak tenaga dan
ABK dalam penanganan ikan membuat bisa membuat kerusakan
cakalang di atas kapal pole and fisik.
line. Menurut Mboto et al (2014) d. Terjadinya kontak langsung ikan
adanya bimbingan atau cakalang dengan sinar matahari.
pendampingan oleh tenaga ahli Menurut Keputusan Menteri
akan sangat membantu nelayan Kelautan Dan Perikanan Republik
dalam melakukan proses Indonesia Nomor 52A/Kepmen-
penanganan ikan tuna yang lebih KP/2013 ikan hasil tangkapan
baik. harus terhindar dari panas
b. Tidak ada standar resmi yang matahari atau sumber panas
digunakan untuk penanganan ikan lainnya.
cakalang di kapal pole and line.
SOP adalah pedoman atau acuan

Tabel 1. Matriks IFAS sistem penanganan ikan cakalang kapal pole and line

Unsur SWOT Bobot Rating Skor


Kekuatan
Memiliki palka untuk penyimpanan ikan 0,18 4 0,72
Tersedianya es untuk kebutuhan 0,17 4 0,68
pendinginan ikan cakalang
Sudah menggunakan sistem rantai dingin 0,09 4 0,36
Sumberdaya ABK cukup tersedia 0,09 3 0,27

Kelemahan
Pengetahuan ABK yang masih minim 0,15 1 0,15
Keterampilan penanganan ikan cakalang 0,11 1 0,11

17
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

yang kurang baik


Suhu penyimpanan ikan tidak terkontrol 0,09 2 0,18
Peralatan penanganan yang dimiliki masih 0,09 2 0,18
belum memadai
Total 1 2,65

Tabel 2. Matriks EFAS sistem penanganan ikan cakalang kapal Pole and line

Unsur SWOT Bobot Rating Skor


Peluang
Pole and line merupakan alat tangkap 0,15 4 0,6
ikan cakalang yang tepat
Kapten kapal mempunyai pengetahuan 0,13 4 0,52
penanganan ikan di atas kapal
Tersedianya pabrik es 0,11 4 0,44
Memiliki tempat pendaratan ikan 0,11 3 0,33
Ancaman
Tidak ada pelatihan khusus 0,13 1 0,13
Tidak ada standar resmi yang digunakan 0,15 2 0,30
untuk penanganan ikan cakalang di kapal
pole and line
Ikan yang ditangkap tidak segera 0,09 3 0,27
dimatikan
Terjadinya kontak langsung ikan 0,09 2 0,18
cakalang dengan sinar matahari
Total 1 2,77
pada Tabel 2. memiliki skor 2,77
Matriks Internal Strategic yang artinya sistem tersebut masih
Factors Analysis Summary (IFAS) mampu merespon kondisi yang ada.
pada Tabel 1. dapat diketahui bahwa Total skor faktor strategi internal
sistem penanganan ikan cakalang di (IFAS) dikelompokkan ke dalam tiga
kapal pole and line di tingkat nelayan kelas, yaitu: kuat (nilai skor 3,0 –
hand line memiliki skor IFAS 2,65 4,0), rata-rata/menengah (skor 2,0 –
(<2,5), hal ini menunjukkan bahwa 3,0), dan lemah (skor 1,0 – 2,0),
demikian pula untuk total skor faktor
kondisi internal sistem masih strategi eksternal (EFAS) juga dibagi
memilki kekuatan untuk mengatasi ke dalam tiga kelompok, yaitu: tinggi
situasi atau masalah yang dihadapi, (nilai skor 3,0 – 4,0), menengah
sedangkan matriks External Strategic (skor 2,0 – 3,0), dan rendah (skor 1,0
Factors Analysis Summary (EFAS) – 2,0).

18
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

I II III

IV IV VI

VII VIII IX

Gambar 3. Matriks IE (Internal – Eksternal) Sistem penanganan ikan cakalang

Berdasarkan nilai skor total matriks IFAS dan EFAS maka diperoleh
posisi faktor internal – eksternal, maka strategi yang harus dilakukan dapat dilihat
pada Tabel 3.

Tabel 3. Matriks SWOT pada penanganan ikan cakalang di kapal pole and line

19
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

Kekuatan (S) Kelemahan (W)


Internal 1. Memiliki palka untuk 1. Pengetahuan ABK
penyimpanan ikan yang masih minim
2. Tersedianya es untuk 2. Keterampilan
kebutuhan penanganan ikan
pendinginan ikan cakalang yang kurang
3. Sudah menggunakan baik
sistem rantai dingin 3. Suhu penyimpanan
4. Sumberdaya ABK ikan tidak terkontrol
tersedia 4. Peralatan penanganan
yang kurang memadai
Eksternal
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
1. Pole and line 1. Pengadaan mesin 1. Penyuluhan tentang
merupakan alat tangkap penghancur es mutu ikan cakalang
ikan cakalang yang 2. Peningkatan dan penanganan ikan
tepat kompetensi kerja yang baik pada ABK
2. Kapten kapal pole and line
mempunyai 2. Penyediaan alat
pengetahuan pengontrol suhu
penanganan ikan di atas
kapal
3. Tersedianya pabrik es
4. Memiliki tempat
pendaratan ikan
Ancaman (T) Strategi ST: Strategi WT:
1. Tidak adanya pelatihan 1. Pembuatan Standart 1. Pelatihan penanganan
khusus penanganan Operating Prosedure ikan cakalang di atas
ikan cakalang yang (SOP) penanganan ikan kapal pole and line.
baik di atas kapal yang baik 2. Menggunakan terpal
2. Tidak adanya standar untuk menghindari
resmi yang digunakan kontak langsung
dalam penanganan dengan matahari
3. Ikan yang ditangkap 3. Perlu adanya killing
tidak segera dimatikan spike
4. Terjadinya kontak
langsung ikan cakalang
dengan sinar matahari

Perumusan Strategi Sistem


Penanganan Ikan Cakalang Yang
Baik

20
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

Hasil dari analisis SWOT Operating Prosedure (SOP)


sistem penanganan ikan cakalang Penanganan yang baik dan
pada kapal pole and line dihasilkan peningkatan kompetensi kerja. SOP
adalah pedoman atau acuan dalam
melaksanakan tugas pekerjaan sesuai
empat kombinasi strategi SO, strategi fungsinya. Tujuan SOP adalah
ST, strategi WO dan strategi WT. menciptakan komitmen mengenai
Kombinasi strategi SO apa yang dikerjakan oleh satuan unit
menghasilkan pengadaan mesin kerja (Sulistiani, 2016). SOP dalam
pengahancur es. Mesin penghancur penanganan ikan cakalang di kapal
es berfungsi untuk menghancurkan pole and line berguna sebagai acuan
es balok yang digunakan ABK untuk untuk ABK dalam penanganan ikan
menyimpan ikan. Es yang digunakan yang baik setelah ikan ditangkap,
sebagai media pendingin sehingga meminimalkan
dihancurkan dengan menggunakan kemungkinan terjadinya kesalahan
balok kayu, hal ini membuat es tidak teknis yang menyebabkan penurunan
hancur secara merata dan sempurna, mutu ikan.
menurut (Mboto et al. 2014) es yang Kombinasi strategi WO
dihancurkan menggunakan mesin menghasilkan penyuluhan tentang
pengahancur es memiliki ukuran mutu ikan cakalang yang baik di
partikel yang sama dan memiliki kapal pole and line dan penyediaan
partikel yang lebih halus. alat pengontrol suhu. Menurut
Penggunaan suhu rendah berupa Undang – undang Republik
pendinginan dan pembekuan dapat Indonesia Nomor 16 Tahun 2006
memperlambat proses-proses penyuluhan adalah proses
biokimia yang berlangsung dalam pembelajaran bagi pelaku utama
tubuh ikan yang mengarah pada serta pelaku usaha agar mereka mau
penurunan mutu ikan, salah satu dan mampu menolong dan
bahan atau media pendingin yaitu mengorganisasikan dirinya dalam
penggunaan es (Huda et al. 2013). mengakses informasi pasar,
Peningkatan kompetensi kerja ABK, teknologi, permodalan, dan
masalah kompetensi, di dalam sumberdaya lainnya, sebagai upaya
kompetensi terkandung unsur untuk meningkatkan produktivitas,
keterampilan, pengetahuan dan efisiensi usaha, pendapatan, dan
kemampuan; semua ini mereka kesejahteraannya, serta
dapatkan dari proses pembelajaran meningkatkan kesadaran dalam
yang bersifat turun temurun sebagai pelestarian fungsi lingkungan hidup.
nelayan sehingga kompetensi ini Penyuluhan kepada ABK pole and
masih dapat ditingkatkan untuk lebih line bertujuan agar meningkatkan
baik (Retnowati et al. 2014). pengetahuan ABK tentang mutu ikan
Kombinasi strategi ST yang cakalang yang baik dan bagaimana
menghasilkan pembuatan Standart cara penanganan ikan yang baik

21
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

setelah ikan ditangkap. Penyuluhan hal ini sesuai dengan Keputusan


dapat dilakukan oleh PT Citra Raja Menteri Kelautan Dan Perikanan
Ampat yang memiliki tenaga ahli Republik Indonesia Nomor
dibidang penanganan ikan di atas 52A/Kepmen-KP/2013.
kapal dan bekerja sama dengan
instansi terkait dalam hal ini Dinas Kesimpulan
Kelautan Perikanan kota Sorong. Matriks Internal Strategic
Pengadaan termometer sehingga Factors Analysis Summary (IFAS)
suhu penyimpanan ikan di dalam diperoleh skor 2,65 dan matriks
palka bisa terkontrol, hal ini sesuai External Strategic Factors Analysis
dengan Keputusan Menteri Kelautan Summary (EFAS) diperoleh skor
Dan Perikanan Republik Indonesia 2,77, masing – masing berada pada
Nomor 52A/Kepmen-KP/2013 kisaran 2 – 3, hasil analisis SWOT
bahwa kondisi suhu palka/produk untuk merumuskan strategi
dimonitor dan dicatat secara periodik penanganan ikan cakalang di kapal
dengan menggunakan alat perekam pole and line terdapat strategi SO
suhu otomatis. yaitu pengadaan mesin pengahncur
Kombinasi strategi WT yaitu es, strategi ST yaitu pembuatan
Pelatihan penanganan ikan di atas Standart Operating Prosedure (SOP)
kapal oleh PT Citra Raja Ampat yang penanganan ikan yang baik, strategi
memiliki tenaga ahli dibidang WO yaitu penyuluhan tentang mutu
penanganan ikan di atas kapal dan ikan cakalang dan pengadaan alat
bekerja sama dengan instansi terkait
pengontrol suhu, strategi WT yaitu
dalam hal ini Dinas Kelautan pelatihan penanganan ikan cakalang
Perikanan kota Sorong memberikan di atas kapal pole and line.
bimbingan agar keterampilan ABK
dalam menangani ikan dapat
ditingkatkan sehingga meminialisir
terjadinya kesalahan dalam
penanganan ikan. Pelatihan DAFTAR PUSTAKA
penanganan ikan tuna termasuk
dalam pelatihan kerja, yang mana Gizaw, Z., Gebrehiwot M, and Teka,
pelatihan kerja merupakan suatu Z. 2014. Food Safety Practice
wadah bagi seseorang untuk and Associated Factors of
mendapatkan pelajaran dengan Food Handlers Working in
tujuan meningkatkan keterampilan Substandard Food
yang dimiliki (Zuana et al. 2014). Establishments in Gondar
Pengadaan terpal untuk menghindari Town, Northwest Ethiopia.
ikan dari panas matahari. Pengadaan International Journal of Food
alat bantu yaitu terpal agar ikan hasil Science, Nutrition and
tangkapan terhindar dari panas Dietetics., 3(7) : 138-146.
matahari atau sumber panas lainnya,

22
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

Huda, M.A., A. Bahermansyah dan Jurnal Teknologi Perikanan


B. Cahyono. 2013. Desain dan Kelautan, 5(2) : 189–204.
Sistem Pendingin Ruang uat Mboto, N.K., T.W. Nurani., S.H.
Kapal Ikan Tradisional dengan Wisudo dan Mustaruddin.
Menggunakan Campuran Es 2014. Sistem Penanganan Ikan
Kering dan Cold Ice yang Pada Perikanan Tuna Hand
Berbahan Dasar Propylene Line Yang Berbasis Di PPI
Glycol. Jurnal Teknik Pomits, Donggala, Sulawesi Tengah.
2(1) : 37 – 40. Dalam : Simposium Nasional
Ismanto, D.T., T.F. Nugroho dan A. Pengelolaan Perikanan Tuna
Bahermansyah. 2013. Desain Berkelanjutan di Bali Tanggal
Sistem Pendingin Muat Kapal 10-14 Desember 2014. Bali,
Ikan Tradisional Menggunakan pp. 876–884.
Es Kering dengan Penambahan Nurani, T,W., J.E. Astarini., M.
Campuran Silika Gel. Jurnal Nareswari. 2011. Sistem
Teknik Pomits, 2(2) : 177-180. penyediaan dan pengendalian
Keputusan Menteri Kelautan dan kualitas produk ikan segar di
Perikanan Republik Indonesia. Hypermarket. Jurnal
Nomor 52A/KEPMEN- Pengelolaan Hasil Perikanan
KP/2013 tentang Persyaratan Indonesia Institut Pertanian
Jaminan Mutu dan Keamanan Bogor, (14)1 : 56-62.
Hasil Perikanan pada Proses Olodosu A.R.N, George FOA, Obasa
Produksi, Pengolahan dan SO, Bankole MO. 2011.
Distribusi. Bacterial load, composition
Kusumah, A.P., Y. Novita dan D.A and succession in the African
Soeboer. 2015. Performa catfish, Clarias gariepinus held
Pelelehan Es Pada Bentuk Es at ambient temperatures.
Yang Berbeda. Jurnal Marine Journal Researcher University
Fisheries, 6(1) : 97–108. Ota Ogun State Nigeria (3)7 :
Liviawaty, E dan E. Afrianto. 2010. 67-73.
Proses Penurunan dan Cara Rahmat, E. 2006. Penangkapan Ikan
Mempertahankan Kesegaran Tuna dan Cakalang Dengan
Ikan. Widya Padjajaran. Alat Tangkap Huhate (Pole
Bandung. and Line) Di Laut Sulawesi.
Buletin Teknik Litkayasa
Mboto, N.K., T.W. Nurani., S.H. Sumber Daya dan
Wisudo dan Mustaruddin. Penangkapan, 4(1) : 31–35.
2014. Strategi Sistem Rahmat, E dan M.F. Yahya. 2015.
Penanganan Ikan Tuna Segar Teknik Pengoperasian Huhate
Yang Baik Di Kapal Nelayan (Pole and Line) Dan
Hand Line PPI Donggala. Komposisi Hasil
Tangkapannya Di Laut

23
Jurnal Akuafish Saintek
Vol 1(1): 10- 24, 2020

Sulawesi. Buletin Teknik Tumonda, S., H.W. Mewengkang


Litkayasa Sumber Daya dan dan S.M. Timbowo. 2017.
Penangkapan, 13(2) : 119 – Kajian Mutu Ikan Cakalang
123. (Katsuwonus pelamis L) Asap
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Terhadap Nilai Kadar Air Dan
Teknik Membedah Kasus Ph Selama Penyimpanan.
Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Jurnal media Teknologi Hasil
Pustaka Utama. Perikanan 5(2) : 158–162.
Rekapitulasi Hasil Tangkapan Yang Undang – Undang Republik
Didaratkan Lingkup Satker Indonesia. Nomor 16 Tahun
PSDKP Sorong. 2016. 2006. Tentang Siste
Retnowati, H., A. Sukmawati dan Penyuluhan Pertanian,
T.W. Nurani. 2014. Strategi Perikanan dan Kehutanan.
Peningkatan Kinerja Nelayan WWF. 2015 World Wide Fund for
dalam Rantai Pasok Ikan Layur Nature. Perikanan Cakalang
melalui Pengembangan Modal Dengan Pancing Pole and Line
Insani di Pelabuhanratu. Jurnal (Huhate). Wwf Indonesia.
Manajemen IKM, 9(2) : 140- Zuana, C.I., B. Swasto dan H. Susilo.
149. 2014. Pengaruh pelatihan kerja
Sanger, G. 2010. Mutu Kesegaran dan lingkungan kerja karyawan
Ikan Tongkol (Auxis tazard) terhadap prestasi kerja
Selama Penyimpanan Dingin. karyawan (Studi pada
Warta Wiptek, 35 : 39–43. Karyawan PT Jamsostek
Suara, Y., A.S. Naiu dan L. Mile. (Persero). Jurnal Administrasi
2014. Analisis Organoleptik Bisnis Universitas Brawijaya
pada Ikan Cakalang Segar yang Malang, (7)1:1-9.
Diawetkan dengan Es Air
Kelapa Fermentasi. Jurnal
Ilmiah Perikanan dan Kelautan,
2(3) : 135–139.
Sulistiani, A.S. Standar Operasional
Prosedur (SOP) Administrasi
Kependudukan Dalam
Meningkatkan Efektivitas
Pelayanan Publik Di
Kecamatan Sambutan. 2016.
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 4(1)
: 53–63.
Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika
Pendidikan Dan Metode
Penelitian Kuantitatif. Madani.
Malang.

24

You might also like