Korelasi Posisi Tip Catheter Double Lumen Dengan Nilai Quick of Blood Pada Pemasangan CDL Tunneling Vena Jugularis Interna Kanan Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Korelasi Posisi Tip Catheter Double Lumen Dengan Nilai Quick of Blood Pada Pemasangan CDL Tunneling Vena Jugularis Interna Kanan Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Korelasi Posisi Tip Catheter Double Lumen Dengan Nilai Quick of Blood Pada Pemasangan CDL Tunneling Vena Jugularis Interna Kanan Di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
1
Angga P. Tubagus, 2Djony E. Tjandra, 2Richard Sumangkut
1
PPDS Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Divisi Bedah Vaskuler Bagian Ilmu Bedah Universitas Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado
Email: [email protected]
Abstract: Chronic kidney disease (CKD) is a global public health problem with increasing
prevalence and incidence. Patients with CKD require kidney replacement therapy such as
hemodialysis. The quick of blood (Qb) value is one of the most important determinants for
adequate hemodialysis. Many factors can affect the Qb value, inter alia the catheter tip
position. It is very complex and still controversial to determine the optimal position of the
catheter itself. This study was aimed to determine the correlation between the double lumen
catheter tip position and Qb value in insertion of the right internal jugular vein CDL tunneling
at Prof. Dr. R. D. Kandou hospital. This was a correlation analytical study with a cross-
sectional design. The position of the CDL tips were evaluated by using chest x-ray and the Qb
values were determined by using hemodyalisis machine. Data were analyzed by using point-
biserial correlation test. In total, 55 patients were included, mostly were males (56.4%) and
late elderly (41.8%). The results showed that the average Qb value with CDL tip position in
intraatrial (178.2 ml/minute) was slightly higher than the average Qb value with CDL tip
position in CAJ (171.6 ml/minute). The bivariate analysis showed that the position of the
double-lumen catheter tip had a weak positive correlation but not significant with the Qb
value. Conclusion: There was a correlation but not statistically significant between the
position of the CDL tip and the Qb value.
Keywords: CKD, catheter tip position, catheter double-lumen, Quick of blood
Abstrak: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan masalah kesehatan masyarakat global
dengan prevalensi dan insidens yang terus meningkat. Pasien gagal ginjal memerlukan terapi
pengganti ginjal seperti hemodialisis. Nilai quick of blood (Qb) merupakan salah satu penentu
yang sangat penting bagi hemodialisis yang adekuat. Banyak faktor yang dapat memengaruhi
nilai Qb, salah satunya ialah posisi tip kateter. Hal yang menentukan posisi optimal dari
kateter sendiri sangat kompleks dan masih kontroversial. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui korelasi antara posisi tip kateter double lumen dengan nilai quick of blood pada
pemasangan CDL vena jugularis interna kanan di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
Jenis penelitian ialah analitik korelasi dengan desain potong lintang. Alat ukur yang digunakan
ialah foto toraks untuk menentukan posisi tip CDL dan mesin hemodialisa untuk melihat nilai
Qb. Data hasil penelitian dianalisis dengan uji korelasi point-biserial. Subyek penelitian ini
sebanyak 55 pasien, lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki (56,4%) dan berada dalam
kategori usia lansia akhir (41,8%). Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata Qb posisi tip
CDL di intraatrial (178,2 ml/menit) sedikit lebih tinggi daripada rerata nilai Qb posisi tip CDL
di CAJ (171,6 ml/menit). Hasil analisis data mendapatkan korelasi positif lemah dan tidak
bermakna (antara posisi tip catheter double-lumen dengan nilai Qb. Simpulan: Terdapat
korelasi yang tidak bermakna secara statistik antara posisi tip CDL dengan nilai Qb.
Kata kunci: PGK, posisi tip kateter, double-lumen catheter, quick of blood
104
Tubagus, Tjandra, Sumangkut: Korelasi posisi tip catheter ... 105
Penyakit ginjal kronik (PGK) masih meru- kan dan merupakan salah satu terapi
pakan masalah kesehatan masyarakat medikal yang penting. Salah satu faktor
global dengan prevalensi dan insidens akses vaskuler yang dapat memengaruhi
gagal ginjal yang meningkat, prognosis quick of blood (Qb) yaitu kateter itu sendiri
yang buruk, dan biaya pengobatan yang yang meliputi diameter kateter, posisi
tinggi. Prevalensi PGK meningkat seiring ujung tip kateter, bentuk tip, dan lapisan
dengan meningkatnya jumlah penduduk double-lumen. Hal yang menentukan posisi
usia lanjut dan kejadian penyakit diabetes optimal dari tip CVC sangat kompleks dan
melitus serta hipertensi. Sekitar satu dari masih kontroversial. Suatu ulasan dari
10 populasi global mengalami PGK pada literatur ilmiah dengan topik posisi tip
stadium tertentu.1 CVC menunjukkan beberapa pendapat
Menurut hasil dari Global Burden of yang menimbulkan pertentangan dalam
Disease tahun 2010, PGK merupakan praktik klinik.4-6
penyebab kematian peringkat ke-27 di Penelitian ini bertujuan untuk menge-
dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi tahui korelasi antara posisi tip kateter
urutan ke-18 pada tahun 2010. Hasil Riske- double lumen dengan nilai quick of blood
das 2013 menunjukkan populasi usia ≥15 pada pemasangan catheter double-lumen
tahun yang terdiagnosis PGK sebesar (CDL) vena jugularis interna kanan di
12,5%. Prevalensi PGK meningkat seiring RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado.
dengan bertambahnya usia, dengan pening-
katan tajam pada kelompok usia 35-44 METODE PENELITIAN
tahun dibandingkan kelompok usia 25-34 Jenis penelitian ini ialah analitik kore-
tahun. Provinsi di Indonesia dengan preva- lasi dengan menggunakan desain potong
lensi tertinggi ialah Sulawesi Tengah lintang. Penelitian ini dilaksanakan di
sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Instalasi Hemodialisa RSUP Prof. Dr. R. D.
Sulawesi Utara masing-masing 0,4%.1 Kandou Manado sejak bulan Agustus 2018
Data dari United State Renal Data sampai Desember 2018. Subyek penelitian
System (USRDS) tahun 2015 menyatakan ini berjumlah 55 orang. Karakteristik sub-
terdapat 124.111 kasus baru PGK stadium yek penelitian ialah pasien PGK stadium
terminal. Pada keseluruhan kasus PGK akhir yang menjalani hemodialisis dengan
terdapat 500.000 kasus menjalani terapi menggunakan CDL tunneling dengan pen-
hemodialisis serta lebih dari 200.000 kasus dekatan vena jugularis interna kanan dan
hidup dengan transplantasi ginjal.2 bersedia ikut serta dalam penelitian.
Hemodialisis merupakan bentuk paling Instrumen penelitian yaitu foto toraks
umum dari Renal Replacement Therapy di untuk menentukan posisi tip CDL dan
Asia, diikuti oleh hemodialisis peritoneal mesin hemodialisa untuk melihat nilai Qb.
dan transplantasi ginjal. Hemodialisis yang Data dianalisis dengan menggunakan uji
adekuat sangat penting dalam menurunkan korelasi Point-biserial.
morbiditas dan mortalitas pasien. Data
Indonesian Renal Registry (IRR) tahun HASIL PENELITIAN
2016 menunjukkan PGK stadium terminal Tabel 1 memperlihatkan bahwa subyek
merupakan penyakit utama dengan kasus penelitian lebih banyak berjenis kelamin
terbanyak (89%) dan jumlah diagnosis laki-laki yaitu sebanyak 31 orang (56,4%)
PGK stadium terminal yang menjalani sedangkan perempuan sebanyak 24 orang
hemodialisis mencapai 18.613 kasus. (43,6%). Subyek penelitian berada pada
Berdasarkan IRR 2016, di Sulawesi Utara rentang kategori usia dewasa sampai
tercatat sebanyak 147 kasus baru dan 45 manula, terbanyak berada dalam kategori
kasus lama.2,3 usia lansia akhir yaitu 23 orang (41,8%)
Central venous catheter (CVC) meru- dan yang paling sedikit ialah kategori
pakan akses vaskuler yang sering diguna- dewasa sebanyak 5 orang (9%).
106 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 11, Nomor 2, Juli 2019, hlm. 104-109
Tabel 1. Distribusi berdasarkan karakteristik 44 orang (80%) dan yang memiliki posisi
subyek penelitian tip CDL di intraatrial yaitu sebanyak 11
Karakteristik n % orang (20%). Nilai rerata Qb dengan posisi
subyek penelitian tip CDL di CAJ ialah 171,6 ml/menit
Jenis kelamin dengan nilai minimum sebesar 120
Laki-laki 31 56,4 ml/menit dan nilai maksimum sebesar 230
Perempuan 24 43,6 ml/menit. Nilai rerata Qb dengan posisi tip
Total 55 100 CDL di intraatrial ialah 178,2 ml/menit
Usia dengan nilai minimum sebesar 140
Dewasa 5 9 ml/menit dan nilai maksimum sebesar 200
Lansia awal 21 38,2 ml/menit.
Lansia akhir 23 41,8 Hubungan antara posisi tip CDL dan
Manula 6 11 nilai Qb diuji dengan korelasi Point
Total 55 100
Biserial. Hasil uji ini memperoleh
rpb=0,101 dengan nilai P=0,232, yang
Tabel 2 memperlihatkan sebagian besar menyatakan adanya korelasi positif lemah
subyek penelitian memiliki posisi tip CDL dan tidak bermakna antara posisi tip CDL
di cavoatrial junction (CAJ) yaitu sebanyak dengan nilai Qb (P>0,05).
pasien itu sendiri, dan komplikasi pema- posisi tip kateter di vena cava superior dan
sangan CVC menjadi faktor-faktor penentu inferior. Penelitian yang dilakukan oleh
lain yang juga berperan dalam mencapai Millan et al20 menyatakan bahwa tidak
hemodialisis yang adekuat.11,12 terdapat perbedaan yang bermakna secara
Quick of blood dipengaruhi oleh bebe- statistik antara angka mortalitas pasien
rapa hal yaitu lokasi insersi, resistensi, dengan posisi tip CDL di atrium kanan dan
resirkulasi, tipe dan desain kateter seperti pasien dengan posisi tip CDL di vena cava
diameter dan panjang kateter, serta posisi superior.
tip kateter. Kateter dengan diameter yang Cavoatrial junction juga menjadi lokasi
lebih besar memiliki nilai Qb lebih tinggi tip kateter pada beberapa penelitian. Lokasi
dibandingkan kateter dengan diameter yang ini berada pada posisi yang lebih proksimal
lebih kecil. Peningkatan sedikit diameter dengan aliran darah lebih tinggi yang dapat
dalam dari lumen arterial dan vena akan mencegah terjadinya trombosis dan aritmia
menghasilkan peningkatan yang cukup karena berada di luar atrium.18,21 Natsir22
besar pada nilai Qb.13 Posisi pasti dari tip melaporkan bahwa pasien dengan posisi tip
kateter masih menjadi perdebatan. Posisi CDL di CAJ memiliki nilai Qb yang lebih
tip kateter biasanya berada pada cavoatrial tinggi (>300 ml/menit) dibandingkan
junction (CAJ), intraatrial, dan vena kava pasien dengan posisi tip CDL di vena kava
superior.14,15 superior (<300 ml/menit). Sampai saat ini
Penelitian ini menunjukkan bahwa belum ada penelitian yang membahas
terdapat korelasi positif yang lemah dan tentang perbedaan nilai Qb pada posisi tip
tidak bermakna secara statistik antara posisi CDL di intraatrial dan di CAJ maupun
tip CDL dengan nilai Qb dengan nilai penelitian yang menunjukkan terdapat
rerata Qb posisi tip CDL di intraatrial hubungan bermakna antara posisi tip CDL
(178,2 ml/menit) sedikit lebih tinggi dari- di intraatrial dan di CAJ dengan nilai Qb.
pada rerata nilai Qb posisi tip CDL di CAJ Rekomendasi lain menyatakan bahwa
(171,6 ml/menit). Perbedaan nilai rerata Qb tip kateter tidak boleh diletakkan terlalu
posisi tip CDL di intraatrial dan di CAJ dalam di atrium kanan karena dapat
hanya sebesar 6,6 ml/menit (3,8%). Bebe- menyebabkan pembentukan trombus, per-
rapa penelitian menunjukkan bahwa forasi, dan aritmia. Tip kateter juga tidak
peningkatan nilai Qb 15-25% efektif dalam dapat diletakkan terlalu tinggi yaitu di vena
meningkatkan dialisis secara adekuat.12,16,17 kava superiorkarena dapat menyebabkan
Pada penelitian ini hanya terjadi perbedaan oklusi vena tersebut, malfungsi kateter, dan
nilai Qb yang sangat kecil yaitu nilai Qb meningkatnya kejadian resirkulasi. Tal et
pada posisi tip CDL di intraatrial lebih al23 menekankan tip fungsional sebagai
tinggi dibandingkan pada posisi tip CDL di bagian yang penting dalam keberhasilan
CAJ, namun perbedaan ini bukan berarti dialisis. Tip fungsional ialah bagian dari
posisi tip CDL di intraatrial lebih baik kateter mulai dari lumen paling proksimal
daripada di CAJ karena perbedaan ini sampai ke bagian tip dari kateter. Tip
(3,8%) tidak akan memberikan perubahan fungsional ini yang memegang peranan
nilai Qb yang berarti. penting dalam proses dialisis sehingga
Rekomendasi terakhir dari KDOQI, direkomendasikan untuk meletakkan kate-
yaitu posisi tip kateter berada di midatrium ter sampai seluruh bagian tip fungsional
kanan dengan lumen arterial menghadap ke berada di dalam atrium kanan. Pemantauan
mediastinum untuk mencegah resirkulasi tip kateter dengan radiografi secara rutin
darah dan menghindari komplikasi jika tip sangat diperlukan dikarenakan sering terja-
kateter berada di vena kava superior.18 dinya pergerakan dari tip kateter akibat tipe
Penelitian yang dilakukan oleh Mandolfo et kateter, lokasi insersi, pergerakan dari
al19 menunjukkan bahwa posisi tip kateter pasien, posisi lengan, fase respirasi, dan
di bagian tengah atrium kanan memiliki akibat prosedur radiografi itu sendiri.15
nilai Qb ang lebih tinggi dibandingkan
108 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 11, Nomor 2, Juli 2019, hlm. 104-109