KADAR BESI (Fe) PADA TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus Tricolor L.) YANG DITANAM PADA BEBERAPA MEDIA TANAH BEKAS GALIAN TAMBANG BATUBARA DI SAMARINDA

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Bioprospek 11 (1) 2016 33-41

Bioprospek
https://fmipa.unmul.ac.id/jurnal/index/Bioprospek

KADAR BESI (Fe) PADA TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) YANG
DITANAM PADA BEBERAPA MEDIA TANAH BEKAS GALIAN TAMBANG
BATUBARA DI SAMARINDA

Annisa1, Dwi Susanto2, Sudrajat3


1,2,3
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Mulawarman

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Terkirim 7 Februari 2016 This research aims to find out if there is a correlation
Diterima 15 Maret 2016 between the availability of Fe on the soil of an excavated
Online 20 April 2016 coal mine with Fe levels in spinach. This research out by
experiment Completely Randomized Design consists of 5
treatment is P0 (soil media in Kebun Raya Unmul
Kata kunci. Samarinda), P1(soil media in Sambutan ), P2 (soil media in
Fe levels in spinach, Soil main Batu Besaung ), P3 (soil media in Loa Bakung) and P4 (soil
excavated, growth of main excavated + soil media in Kebun Raya Unmul
Amaranthus tricolor L.
Samarinda with comparison 1:1) with repotition 4 unit
polybag and each units consists of 10 seeds of spinach. The
Plants maintained for 5 weeks and parameters measured is
growth of plant height, leaf number, leaf colour, Fe content
in the spinach and Fe content in this soil media. The results
showed that the mine excavated soil with the average levels
of Fe contains for 39,9598 µg/mL; 30,9458 µg/mL; 31,2599
µg/mL dan 28,502 µg/mL, consecutive to the origin of
former soil mine samples is soil main excavated in
Sambutan, Batu besaung, Loa bakung and soil mixture of all
mines with the ground control (Kebun Raya Unmul). Soil
main excavated is not good be used as a growing medium
with the addition of fertilizer NPK. The availability of Fe
elements in the soil followed by increased Fe levels in the
spinach by the equation of guess regression y = 0,004x +
0,139 and value r = 0,902 on the significant levels 0,005.

1. Pendahuluan logam berat. Pembuangan limbah ke tanah


Tanah merupakan bagian dari siklus apabila melebihi kemampuan tanah dalam
mencerna limbah akan mengakibatkan
Korespondensi: [email protected] pencemaran tanah. Jenis limbah yang
[email protected]
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
34

berpotensi merusak lingkungan hidup sekitar meliputi tanah, air dan makhluk
adalah limbah yang termasuk dalam bahan hidup (Gazali, 2011).
beracun berbahaya (B3) yang di dalamnya Untuk kelangsungan hidupnya, tanaman
terdapat logam-logam berat. Subowo dkk membutuhkan hara dan air dari dalam tanah
(1999) menyatakan bahwa adanya logam tempat hidupnya. Bila tanaman hidup pada
berat dalam tanah pertanian dapat tanah yang kadar logamnya tinggi,
menurunkan produktivitas pertanian dan kemungkinan besar kadar logam berat pada
kualitas hasil pertanian selain dapat tanaman itu pun juga tinggi, karena tanaman
membahayakan kesehatan manusia melalui memiliki kemampuan menyerap logam.
konsumsi pangan yang dihasilkan dari tanah Logam berat yang ada di lingkungan, tanah,
yang tercemar logam berat tersebut. air dan udara dengan suatu mekanisme
Salah satu industri yang sangat tertentu masuk ke dalam tubuh makhluk
berpengaruh terhadap pencemaran hidup. Tanaman yang menjadi mediator
lingkungan tersebut adalah pertambangan penyebaran logam berat pada makhluk
batubara. Dampak negatif dari aktivitas hidup menyerap logam berat melalui akar
pertambangan batubara bukan hanya dan daun (stomata). Logam berat terserap ke
menyebabkan terjadinya kerusakan dalam jaringan tanaman melalui akar, yang
lingkungan, melainkan ada bahaya lain selanjutnya akan masuk ke dalam siklus
yang saat ini diduga sering disembunyikan rantai makanan (Alloway, 1990 dalam
para pengelola pertambangan di Indonesia. Darmono, 2005).
Kerusakan permanen akibat terbukanya Salah satu tanaman yang banyak
lahan, kehilangan beragam jenis tanaman dibudidayakan pada lokasi lahan kebun
dan sejumlah kerusakan lingkungan lain adalah bayam. Sayuran ini banyak digemari
ternyata hanya bagian dari dampak negatif oleh semua lapisan masyarakat, karena
yang terlihat mata. Namun, apabila bayam merupakan sayuran yang banyak
pertambangan batubara tidak diikuti dengan dikenal orang dan mudah didapatkan di
kesadaran akan peduli lingkungan maka pasaran serta harganya murah. Selain itu
yang terjadi adalah kerusakan fatal pada bayam juga mempunyai kandungan Fe yang
lingkungan sekitar (Qbar, 2001). tinggi, yaitu 3,9 mg/100 g. Di beberapa
Salah satu pengaruh dari aktivitas negara berkembang bayam dipromosikan
pertambangan terhadap lingkungan sekitar sebagai sumber protein nabati, karena
diantaranya adalah terpaparnya logam Fe berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan
dalam tanah ke lingkungan. Horison B pada gizi maupun pelayanan kesehatan
tanah podsoil diduga merupakan lapisan masyarakat (Bandini dan Azis, 1995).
tempat perpindahan Fe dari lapisan atas ke Dari uraian di atas, peneliti tertarik
lapisan bawah bersama-sama dengan bahan untuk melakukan penelitian tentang
organik (Rosmarkam dan Yuwono, 2002). penggunaan tanah bekas galian tambang
Selain itu lepasnya logam Fe ke lingkungan batubara sebagai media tumbuh tanaman
dapat melalui air asam tambang yang bayam serta ingin mengetahui apakah ada
terbentuk selama proses penambangan korelasi antara ketersediaan unsur Fe pada
berlangsung. Air asam tambang tanah bekas galian tambang batubara
mengandung senyawa organik maupun dengan kadar Fe pada bayam.
anorganik yang menjadi unsur penyusun Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui
batubara. Unsur Fe banyak dijumpai di apakah tanah bekas galian tambang dapat
lokasi pembuangan batubara hasil dari digunakan sebagai media tumbuh bayam.
pencucian batubara. Serpihan batubara yang Serta mengetahui korelasi ketersediaan
tumpah ataupun sisa tumpukan-tumpukan unsur Fe dalam tanah dengan kadar Fe pada
batubara yang terkena air hujan yang secara bayam.
langsung akan mencemari lingkungan
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
35

2. Metode Penelitian Dipanaskan kembali pada suhu 100C


Sampel Bayam Cabut (Amaranthus selama 20 menit. Kemudian diangkat dan
tricolor L.) didinginkan. Setelah dingin ditambahkan
Penyemaian bibit bayam aquades, kemudian disaring dan filtratnya
Disiapkan 1 ember ukuran besar yang dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL,
bagian bawahnya telah dilubangi. diencerkan dengan aquades sampai tanda
Dimasukkan tanah yang sebelumnya telah batas. filtrat contoh uji dimasukkan ke
diolah ke dalam ember tersebut.Disebar dalam botol sampel dan siap diukur dengan
bibit bayam secara merata. Dilakukan spektrofotometer serapan atom pada
penyiraman secara teratur. panjang gelombang 248,2 nm untuk logam
Penanaman bayam Fe.
Disiapkan 20 buah polybag dan masing-
masing wadah diberi label. Masing-masing Sampel Tanah
wadah dimasukkan tanah sebanyak 2000 g, Pengambilan sampel tanah
untuk P5 menggunakan perbandingan tanah Sampel tanah diambil pada 12 titik pada
1:1. Dilakukan pemupukan dengan cara 3 daerah di sekitar bekas galian tambang
disebarkan pupuk NPK dengan konsentrasi batu bara di Samarinda dan tanah normal
yang telah ditentukan ke dalam masing- sebagai pembanding. Disiapkan titik-titik
masing wadah polybag dan diaduk secara pengambilan sampel, tiap lokasi terdiri dari
merata 1 minggu sebelum penanaman. Pada 4 titik. Dibersihkan batu, kerikil, dan bekas
masing-masing wadah dimasukkan 10 bibit tanaman pada titik yang akan diambil
tanaman bayam yang berumur 7-14 hari. tanahnya. Diambil sampel menggunakan
Dilakukan penyiraman setiap harinya pada alat bor dengan menggunakan bor secara
waktu pagi hari dan sore hari. Tanaman siap tegak lurus sedalam 30 cm dari tiap titik
dianalisa setelah berumur 35 hari. pengambilan, diberi tanda agar tidak ada
Pengukuran parameter pertumbuhan titik yang terlewati. Dicampurkan tanah dari
Parameter pertumbuhan tanaman bayam tiap titik ke dalam wadah dan dibersihkan
yang diamati adalah tinggi tanaman dan dari sisa-sisa akar tanaman ataupun kerikil.
jumlah daun setiap minggu selama 5 Pencampuran dilakukan sampai homogen.
minggu. Parameter berat basah dan berat Diambil sampel tanah dari hasil
kering tanaman diukur pada akhir pencampuran tersebut ke dalam kantung
penelitian. plastik, diberi kode sampel lalu ditutup
Preparasi sampel untuk analisis logam rapat dan siap dianalisa.
Bayam yang telah diambil kemudian Pengukuran ph tanah
dicuci bersih dengan air mengalir. Sampel tanah yang telah diambil dari
Selanjutnya ditimbang berat basah Bayam masing-masing lokasi ditimbang sebanyak
lalu dimasukkan dalam oven pada suhu 50 gram. Dimasukkan ke dalam botol
110C selama 24 jam hingga kering. Setelah kocok. Ditambahkan air destilata ke dalam
sampel yang kering menjadi dingin, botol kocok yang telah berisi tanah dengan
ditimbang kembali berat kering sampel perbandingan 1:1 dengan jumlah tanah dan
Bayam. Selanjutnya sampel bayam di dihomogenkan. Diukur dengan ph meter.
potong kecil-kecil dan diambil sebanyak 0,7 Dicatat hasilnya.
gram. Kemudian dipindahkan ke dalam Pengeringan sampel Tanah
cawan furnace dan ditambahkan 5 mL Sampel Tanah dimasukkan ke dalam
HNO3 pekat. Dipanaskan perlahan-lahan labu ukur yang telah diberi kode sesuai
dengan suhu bertingkat hingga 550C dengan kode sampel lalu dioven pada suhu
selama ± 2 jam untuk proses pengabuan. 110C selama 24 jam. Kemudian diangkat
Selanjutnya sampel diangkat yg telah dan sampel didinginkan.
menjadi abu dan ditambahkan lagi 5 mL
HNO3 pekat untuk proses pelarutan.
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
36

Pengayakan Sampel Tanah contoh uji pada botol sampel. Filtrat contoh
Untuk mempersiapkan sampel dengan uji siap diukur dengan spektrofotometer
ukuran partikel 2 mm dan 0,5 mm dengan serapan atom pada panjang gelombang
cara menumbuk sampel pada lumpang 248,2 untuk logam Fe.
porselin dan diayak dengan ayakan ukuran
2 mm. sampel diambil sebanyak 20 gram Analisa Data
dari sampel yang berukuran 2 mesh Hubungan antara kadar logam berat Fe
kemudian dilakukan penumbukkan lagi dan dalam tanah dengan kadar logam berat
diayak dengan ayakan 0,5 mesh. Lumpang dalam bayam dianalisis menggunakan
dan ayakan serta peralatan lainnya harus korelasi pearson dan regresi linier
bersih sebelum dipakai oleh sampel sederhana, menggunakan persamaan regresi
berikutnya. Selanjutnya dimasukkan sampel sebagai berikut:
yang sudah diayak ke dalam kantong plastik Y = a + bx
bertutup rapat yang sudah diberi nomor Keterangan:
sampel. x = konsentrasi
Penetapan Total Logam Fe pada Tanah y = Nilai Kadar Logam Berat Cd pada
Dilakukan penimbang sampel uji yang Sampel
telah dihomogenkan sebanyak ±1 gram dan a = intersep
dimasukkan ke dalam cawan furnace yang b = koefisien regresi
ditambahkan 5 mL HNO3 pekat.
Selanjutnya dipanaskan perlahan-lahan 3. Hasil dan Pembahasan
dengan suhu bertingkat hingga 550C Hasil analisis ANOVA menunjukkan
selama ± 2 jam untuk proses pengabuan. bahwa media tanam dari tanah tambang
Diangkat sampel yg telah menjadi abu dam berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi
ditambahkan lagi 5 mL HNO3 pekat untuk tanaman pada umur 3 dan 4 minggu dengan
proses pelarutan. Dipanaskan kembali pada indikator jumlah daun pada tanaman. Media
suhu 100C selama 20 menit. Kemudian tanam juga mempengaruhi berat basah dan
diangkat dan didinginkan. Setelah dingin berat kering pada umur 5 minggu. Nilai
ditambahkan aquades, kemudian disaring rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman,
dan filtratnya dimasukkan ke dalam labu jumlah daun, berat basah dan berat kering
ukur 50 mL, diencerkan dengan aquades tanaman bayam serta warna daun setelah
sampai tanda batas. Ditempatkan filtrat perlakuan disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Nilai rataan pertumbuhan tanaman bayam pada tanah bekas galian tambang
dan pengamatan warna daun.

Minggu Perlakuan Tinggi Jumlah Berat Berat Warna


Ke- Tanaman Daun Basah Kering Daun
(cm) (helai) (gr) (gr)
P0 3,900 2,000 Hijau
P1 4,000 2,000 Hijau
1 P2 4,100 2,000 Hijau
P3 4,050 2,000 Hijau
P4 4,025 2,000 Hijau
P0 4,625 3,500 Hijau
P1 4,575 3,500 Hijau
2 P2 4,700 3,500 Hijau
P3 4,650 3,250 Hijau
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
37

Minggu Perlakuan Tinggi Jumlah Berat Berat Warna


Ke- Tanaman Daun Basah Kering Daun
(cm) (helai) (gr) (gr)
P4 4,575 3,250 Hijau
b
P0 9,225 5,500 Hijau
P1 4,875a 4,000 Hijau
3 a
P2 4,925 4,250 Hijau
P3 4,925a 4,000 Hijau
a
P4 4,825 4,250 Hijau
P0 16,625b 7,500b Hijau
4 P1 5,125a 5,000a Hijau
a
P2 5,250 5,000a Hijau
P3 5,325a 5,000a Hijau
P4 5,200a 5,250a Hijau
b
P0 21,075 8,750b 3,771b 0,542b Hijau
P1 5,575a 5,000a 1,409a 0,073 a
Hijau tua
a a
5 P2 5,700 5,000 1,333a 0,051a Hijau tua
P3 5,850a 5,250a 1,291a 0,047 a
Hijau tua
a a
P4 5,675 5,500 2,287a 0,061 a
Hijau tua
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
beda nyata pada uji DMRT pada taraf 0,05

Pertumbuhan tinggi tanaman bayam cabut pada semua perlakuan selama 5 minggu dapat dilihat
pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Grafik Pertumbuhan Tinggi Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus tricolor L.) pada
semua perlakuan selama 5 minggu.

Tinggi tanaman umur 3 minggu pada perlakuan P0 dengan nilai rataan 21,075
perlakuan P0 dengan nilai rataan 9,225 berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3
berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3 dan P4 dengan nilai rataan masing-masing
dan P4, dengan nilai rataan masing-masing yaitu 5,575; 5,700; 5,850 dan 5,675.
yaitu 4,875; 4,925; 4,925 dan 4,825. Untuk Dari hasil analisis regresi pada gambar
tinggi tanaman umur 4 minggu pada 4.1 diperoleh persamaan y = 0,004x +
perlakuan P0 dengan nilai rataan 16,625 0,139. Koefisien regresi variabel waktu
berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3 terhadap tinggi tanaman sebesar 0,004x,
dan P4 dengan nilai rataan masing-masing artinya jika mengalami kenaikan 1 minggu,
yaitu 5,125; 5,250; 5,325 dan 5,200. Serta maka pertumbuhan tanaman bayam
untuk tinggi tanaman umur 5 minggu pada mengalami peningkatan sebesar 0,004 kali.
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
38

Di antara semua perlakuan, tanaman rataan masing-masing yaitu 1,409; 1,333;


bayam yang ditanam di media tanah normal 1,291 dan 2,287. Untuk berat kering
yang memiliki pertumbuhan optimal. tanaman bayam umur 5 minggu pada
Sedangkan untuk tanaman yang ditanam di perlakuan P0 dengan nilai rataan 0,542
bekas galian tambang mengalami berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3
pertumbuhan yang sedikit terhambat. Hal dan P4 dengan nilai rataan masing-masing
itu diduga ada hubungannya dengan faktor yaitu 0,073; 0,051; 0,047 dan 0,061.
kandungan Fe pada tanah tambang cukup Warna daun tanaman bayam umur 1
tinggi sehingga menghambat pertumbuhan minggu sampai dengan umur 4 minggu
tanaman. pada perlakuan P0, P1, P2, P3 dan P4 rata-rata
Jumlah daun tanaman umur 4 minggu berwarna hijau. Untuk warna daun tanaman
pada perlakuan P0 dengan nilai rataan 7,500 bayam umur 5 minggu pada perlakuan P0
berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3 tetap berwarna hijau, sedangkan pada
dan P4 dengan nilai rataan masing-masing perlakuan P1, P2, P3 dan P4 daunnya
yaitu 5,000; 5,000; 5,000 dan 5,250. Untuk berwarna hijau sedikit tua. Hal itu
jumlah daun tanaman umur 5 minggu pada dikarenakan media tanam yang digunakan
perlakuan P0 dengan nilai rataan 8,750 mengandung Fe dengan konsentrasi yang
berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, P3 cukup tinggi, sehingga mempengaruhi
dan P4 dengan nilai rataan masing-masing warna daun serta adanya kerutan pada
yaitu 5,000; 5,000; 5,250 dan 5,500. tanaman bayam yang ditanam pada media
Berat basah tanaman bayam umur 5 tanam tanah bekas galian tambang. Nilai
minggu pada perlakuan P0 dengan nilai rataan kadar Fe pada tanah dan kadar Fe
rataan 3,771 berbeda nyata dengan pada tanaman bayam disajikan pada Tabel
perlakuan P1, P2 ,P3 dan P4 dengan nilai 4.2.

Tabel 4.2 Nilai rataan kadar Fe pada tanah dan kadar Fe pada Tanaman bayam.
Lokasi Sampel Kadar Fe Tanah (µg/mL) Kadar fe Bayam (µg/mL)
KRUS (Kontrol) 26,8221 0,2624
Sambutan 39,9598 0,3268
Batu Besaung 30,9458 0,2704
Loa Bakung 31,2599 0,2795
Campuran* 28,5020 0,2812
Rerata 31,4979 ± 4,8577 0,2840 ± 0,0240
Keterangan : *) Tanah bekas galian tambang wilayah Sambutan, Batu Besaung, Loa Bakung
dan KRUS

Tanah merupakan perantara penyediaan Dari hasil penelitian ini (Tabel 4.2),
faktor-faktor yang mempengaruhi tanaman diketahui kadar Fe pada tanah yang paling
yaitu suhu, udara, pH, air, suhu, unsur- tinggi yaitu di perlakuan P1(Sambutan)
unsur hara tanaman. Unsur hara yang dengan nilai rataan 39,9598, selanjutnya
sangat dibutuhkan tanaman tidak dapat disusul oleh P3(Loa bakung), P2(Batu
digantikan oleh unsur lain adalah unsur- besaung), dan P4(Campur) dengan nilai
unsur essensial. Dimana unsur hara yang rataan masing-masing 31,2599; 30,9458
diperlukan dalam jumlah banyak disebut dan 28,5020.Untuk nilai rataan terendah
unsur hara makro yaitu C, H, O, N, P, K, ada pada perlakuan P0(kontrol) yaitu
Ca, Mg dan S. Sedangkan unsur hara yang dengan nilai rataan 26,8221.
diperlukan dalam jumlah sedikit disebut Untuk kadar Fe pada tanaman bayam
unsur hara mikro yaitu Fe, Mn B, Cu, Zn, yang tertinggi yaitu di perlakuan P1
Cl dan Co (Hardjowigeno, 2007). (Sambutan) dengan nilai rataan 0,3268,
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
39

selanjutnya disusul oleh P4(Campur), 0,2795 dan 0,2704.Untuk nilai rataan


P3(Loa bakung), dan P2(Batu besaung) terendah ada pada perlakuan P0 (Kontrol)
dengan nilai rataan masing-masing 0,2812; yaitu dengan nilai rataan 0,2624.
Dari hasil analisa yang telah dilakukan,
Tabel 4.3 Analisa korelasi antara Kadar Fe tanaman bayam yang ditanam menggunakan
pada tanah bekas galian tambang dengan media tanam bekas galian tambang memiliki
kadar Fe pada tanaman bayam. daya serap yang sedikit, hal ini dikarenakan
Korelasi pertumbuhan tanaman bayam cocok pada
Tanah Bayam media tumbuhnya dengan pH netral. Pada
Tanah Korelasi 1 ,902** pH yang kurang dari 7,0 tanaman bayam
pearson mengalami kekerdilan, sehingga daya serap
Signifikan ,000 terhadap kadar logam besi semakin
N 20 20 menurun. Hal ini juga dikarenakan
Bayam Korelasi ,902** 1 kandungan fosfat yang terkandung dalam
pearson tanah sebagai media tanamnya menurun
Signifikan ,000 karena terikat oleh alumunium dan besi yang
N 20 20 membentuk ikatan alumunium fosfat dan
besi fosfat yang terikat dengan alumunium
Dari hasil korelasi sederhana (r) yang tidak dapat digunakan oleh tanaman.
hubungan antara kadar Fe pada tanah bekas Sehingga tanaman yang kekurangan fosfat
galian tambang dengan kadar Fe pada akan mengalami kerusakan pada sistem
tanaman bayam (r) adalah 0,902 dimana perakaran, terutama akar-akar muda yang
(0,70 < 0,902 ≤ 1), hal ini berarti bahwa mengakibatkan tanaman akan mengalami
terdapat hubungan kuat antara kadar Fe kekerdilan dan daya serap terutama logam
pada tanah bekas galian tambang dengan
kadar Fe pada tanaman bayam (Lihat
Gambar 4.4). Sedangkan arah hubungan
adalah positif karena nilai r positif, berarti
semakin tinggi kadar Fe pada tanah bekas
galian tambang maka semakin tinggi kadar
Fe pada tanaman bayam. Kadar Fe pada
tanah dan tanaman bayam dapat dilihat
pada Gambar 4.2.
berat besi (Fe) menurun.

Gambar 4.3 Grafik hubungan kadar Fe


pada tanah bekas galian tambang dengan
kadar Fe pada tanaman bayam.

Dari hasil analisis regresi pada Gambar


4.3, terlihat bahwa kadar Fe pada tanah
diperoleh persamaan y = 0,004x + 0,139.
Konstanta sebesar 0,139 artinya jika kadar
Fe tanah (x) adalah 0, maka kadar Fe pada
tanaman bayam nilainya positif yaitu 0,139.
Koefisien regresi kadar Fe tanah (x) sebesar
Gambar 4.2 Grafik kadar Fe pada tanah 0,004, artinya jika kadar Fe tanah
dan Bayam. mengalami kenaikan 1, maka kadar Fe pada
tanaman bayam mengalami peningkatan
sebesar 0,004 kali nilai X.
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
40

Hubungan antara kadar Fe pada Fe pada bayam ditentukan oleh kadar Fe


tanaman bayam dan kadar Fe pada tanaman pada tanah.
bayam memiliki nilai r2 = 0,825 dan r = Keberadaan ion H+ atau H3O+ (ion
0,902. Selanjutnya hasil uji t hitung= hidronium) di dalam tanah menentukan
20,541 dan t tabel= 2,101. Keadaan ini tingkat keasaman dan sifat reaksi tanah
menunjukkan ada hubungan secara yang dinyatakan dalam pH. Berdasarkan
signifikan antara kadar Fe pada tanaman jumlah ion H+ tersebut dalam tanah maka
bayam dengan kadar Fe pada tanah. Karena tanah dapat dibedakan menjadi tanah asam
t hitung bernilai positif, maka berarti kadar dan tanah alkali. Batas kategori keasaaman
pada tanah dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Sangat Asam Agak asam Netral Agak Alkalis


asam alkalis
<4,5 4,5 – 5,5 5,6 -6,5 6,6 – 7,5 7,6 – 8,5 >8,5
Tabel 4.4 Batas Kategori pH tanah
Sumber : Sutjinho, 1992.

Hasil pengukuran pH tanah di Kebun optimal, hal itu disebabkan karena kadar
Raya Unmul adalah 7,7; lokasi dua di logam Fe pada tanah bekas galian tambang
Sambutan adalah 4,8; lokasi tiga di cukup tinggi dan pH nya sedikit asam
Sempaja Ujung adalah 5,0 dan dilokasi sehingga menghambat pertumbuhan
empat Loa Bakung adalah 5,3. Pada tanaman bayam.
pertambangan batubara, potensial Keadaan ini sejalan dengan hasil
timbulnya air asam tambang disebabkan penelitian Masruddin (2012), yang
karena belerang dalam bentuk pirit (Fe2S) melaporkan bahwa media tanam tanah
bersentuhan dengan udara bebas yang bekas galian tambang mempengaruhi
mengandung oksigen sehingga reaksi kimia proses pertumbuhan tanaman sawi dan
dan terbentuk sulfur trioksida. Lepasnya terjadi korelasi positif antara kadar Fe pada
logam Fe ke lingkungan dapat melalui air tanaman sawi dengan kadar Fe pada media
asam tambang yang terbentuk selama tanam. Rusdiah melaporkan bahwa
proses penambangan berlangsung. Secara kandungan besi (Fe) dalam bayam cabut
teoritis, unsur anorganik yang paling menunjukkan korelasi positif baik dalam
banyak terdapat dalam batubara adalah daun maupun akarnya (Rusdiah, 2008).
unsur Fe sehingga dalam proses
pembuangan batubara unsur Fe dapat 4. Kesimpulan
terlepas ke lingkungan baik melalui Setelah melakukan penelitian tentang
pencucian batubara atau serpihan batubara Kadar Fe pada tanaman bayam cabut
yang tumpah ataupun sisa tumpukan- (Amaranthus tricolor L.) yang ditanam
tumpukan batubara yang terkena air hujan. pada beberapa media tanah bekas galian
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini tambang batubara di Samarinda” diperoleh
menandakan bahwa terdapat korelasi beberapa kesimpulan sebagai berikut:
positif antara kadar Fe pada tanaman bayam 1. Tanah bekas galian tambang
dengan kadar Fe pada tanah bekas galian batubara tidak baik digunakan
tambang. Dari semua perlakuan hanya pada sebagai media tanam meskipun
perlakuan P0 tanaman bayam dapat tumbuh dengan penambahan pupuk NPK.
dengan optimal, pada perlakuan P0 2. Terdapat korelasi positif antara
memiliki kandungan unsur hara mikro ketersediaan unsur Fe dalam tanah
maupun makro yang masih banyak. dengan kadar Fe pada bayam.
Sedangkan pada P1, P2, P3 dan P4
pertumbuhan tanaman bayam kurang
Annisa. Susanto, D. Sudrajat. / Bioprospek 11 (1) 2016 33-41
41

Daftar Pustaka
Bandini, Y. dan Azis, N. 1995. Bayam. Rosmarkam, A. dan Yuwono, N. A. 2002.
Penebar Swadaya. Jakarta. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Darmono, 1995. Logam Berat dalam Yogyakarta.
Sistem Biologi. UI Press. Jakarta. Subowo, Mulyadi, S. Widodo dan Nugraha,
Gazali, M. 2011. Analisis Pemaparan A. 1999. Status dan Penyebaran Pb, Cd,
Kadar Logam Berat (Fe, Mn dan Pb) dan Pestisida pada Lahan Sawah
Pada Tanaman Padi (Oryza sativa) Di Intensifikasi di Pinggir Jalan Raya.
Sekitar Lokasi Pertambangan Batubara Prosiding. Bidang Kimia dan
Desa Kertabuana Kecamatan Bioteknologi Tanah Puslittanak. Bogor.
Tenggarong Seberang. Skripsi. FMIPA Qbar. 2009. Sistem Pengolahan Air
Unmul. Limbah.
Hardjowigeno. 2007. Ilmu Tanah. Melton http://qbar.or.id/index.pHp?option=com
Putra. Jakarta. _content&task=section7id=6&ltemid
Masruddin, A. 2012. Pengaruh 33. Diakses tanggal 22 Septmber 2015.
penambahan tanah kompos pada tanah
bekas tambang batubara sebagai media
tumbunya terhadap kandungan besi (Fe)
pada tanaman sawi hijau (Brassica rapa
var. Parachinensis L). Skripsi. FMIPA
Unmul.

You might also like