Skripsi Oleh Sayyidatun Nisa
Skripsi Oleh Sayyidatun Nisa
Skripsi Oleh Sayyidatun Nisa
(Skripsi)
Oleh
SAYYIDATUN NISA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
HUBUNGAN STATUS SOSIOEKONOMI DAN STATUS GIZI
DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA WANITA USIA SUBUR
PRAKONSEPSI DI KECAMATAN TERBANGGI BESAR
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Oleh
SAYYIDATUN NISA
Skripsi
Pada
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
By
SAYYIDATUN NISA
Oleh
SAYYIDATUN NISA
Latar Belakang: Prevalensi anemia pada wanita usia subur (WUS) di Provinsi Lampung
pada tahun 2011 adalah 25,9%. Anemia pada WUS biasanya berlanjut hingga masa
kehamilan sehingga dapat meningkatkan risiko komplikasi pada kehamilan dan
persalinan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan status sosioekonomi dan
status gizi dengan kejadian anemia pada WUS prakonsepsi.
Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan pada Bulan Oktober hingga November 2016
di Kecamatan Terbanggi Besar, Kabupaten Lampung Tengah dengan desain analitik
observasional dan pendekatan cross sectional. Sampel adalah sebanyak 108 WUS
prakonsepsi berusia 18-34 tahun yang diambil dengan menggunakan teknik cluster
sampling. Data sosioekonomi didapat melalui kuesioner, status gizi dengan indeks masa
tubuh, anemia dengan mengukur kadar Hb melalui pemeriksaan darah. Data dianalisis
secara univariat dan bivariat menggunakan Uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Sebesar 56,48% responden menderita anemia, mayoritas tingkat
pendidikan responden adalah rendah (64,81%), sebagian tingkat pengetahuan responden
adalah tinggi (55,56%), paling banyak responden adalah dengan tingkat pendapatan
rendah (52,78%) dan hanya sedikit yang berstatus gizi kurang (21,30%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan secara signifikan (p=0,425)
dengan kejadian anemia pada WUS prakonsepsi, tingkat pengetahuan tidak berhubungan
secara signifikan (p=0,879) dengan kejadian anemia pada WUS prakonsepsi, tingkat
pendapatan berhubungan secara signifikan (p=<0,001) dengan kejadian anemia pada
WUS prakonsepsi dan status gizi tidak terdapat hubungan signifikan (p=0,474) dengan
kejadian anemia pada WUS prakonsepsi.
Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan
dengan kejadian anemia pada WUS prakonsepsi di Kecamatan Terbanggi Besar,
Kabupaten Lampung Tengah.
Kata Kunci: Anemia, status gizi, status sosioekonomi, wanita usia subur prakonsepsi.
H++Ęvkök o,¥ . l3ł80l!l50
pemitii lain dciigan csrn titlak s€stlai ‹lm¿gn yuri er ika i lin i åh jang f›erlaku
Atos perr 'nrnan int opnbita di keniudinn 6ari temmta ditemukxn fi«n2a
8ayyidatrm bra
hr.U U t80t 1150
RIWAYAT HIDUP
anak pertama dari tiga bersaudara dari Bapak Rusydi HY dan Ibu Ribhah.
SMPN 1 Palembang pada tahun 2011 dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
itu apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.
i
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan
dorongan, saran, bimbingan dan kritik dari berbagai pihak. Maka pada
kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan rasa
1. Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung,
Universitas Lampung,
ii
5. dr.Tutik Ernawati, M.Gizi, Sp.GK., selaku Penguji yang telah meluangkan
6. Umi dan Aba tercinta yang selalu mendoakan, senantiasa mendukung dan
selalu ada, terimakasih atas didikan, nasihat, bimbingan, cinta dan kasih
7. Dia dan Tam atas dukungannya, semoga kita bisa membanggakan kedua
9. Vania, Nyimas, Entip, Ira, Nisa, Maya, Baim, Elles, Thania yang selalu ada
meskipun jauh, semoga kita selalu dalam lindungan Allah, makin istiqamah,
10. Meti, teman seperjuangan sejak awal di FK Unila, semoga kita sukses terus
11. Ressy, teman terbaik di masa SMP, semoga walaupun jarang berkomunikasi
dan bertemu, kita tetap menjadi sahabat sampai tua, jadi dokter yang sukses,
12. Bundo, Tipan, Widi, Cucut, Ulfa, teman-teman seperjuangan rantau dari
13. Iin, Faridah, Ojik, Wahid, Mpok, Nida, Zulfa, Hanum, Itin, Firza, Marco,
Fadel, Tito, Fuad, terima kasih banyak sudah mau berjuang bersama, belajar
14. Shafira Fauzia, Triola Fitria Dirwan, Annisa Mardhiyyah yang selalu
mengerti, terimakasih sudah mau berbagi semangat dan menjadi salah satu
iii
15. Meriska, Mentari, Yogi, teman satu bimbingan, terima kasih atas kerja sama
16. Kak Diah, Kak Marizka, Kak Radit, Kak Indri, Kak Ria Rizky, Kak Ria
18. Adik-adik angkatan 2014, 2015 dan 2016, terima kasih atas dukungan dan
karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya.
Penulis
Sayyidatun Nisa
iv
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................... 6
v
2.4.1 Faktor-faktor yang Memengaruhi Status Gizi........................................... 21
2.4.2 Penilaian Status Gizi ................................................................................. 21
2.4.3 Pengukuran Antropometri ......................................................................... 22
2.5 Hubungan Status Sosioekonomi (Pendidikan, Pengetahuan, Pendapatan) dan
Status Gizi dengan Anemia pada WUS.............................................................. 26
2.6 Kerangka Teori.................................................................................................... 27
2.7 Kerangka Konsep ................................................................................................ 28
2.8 Hipotesis .............................................................................................................. 28
vi
4.2 Pembahasan ......................................................................................................... 49
4.2.1 Analisis Univariat...................................................................................... 49
4.2.2 Analisis Bivariat ........................................................................................ 52
4.3 Keterbatasan ........................................................................................................ 58
4.3.1 Kendala Penelitian..................................................................................... 58
4.3.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 58
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Batas Kadar Hemoglobin Normal Menurut Usia dan Jenis Kelamin ..................... 16
2. Klasifikasi Status Gizi Dewasa berdasarkan IMT Kawasan Asia Pasifik........................... 26
3. Fasilitas Pendidikan Formal di Kecamatan Terbanggi Besar ................................. 30
4. Luas Penggunaan Lahan di Kecamaatan Terbanggi Besar ..................................... 30
5. Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Terbanggi Besar ............................................... 30
6. Jumlah Besar Sampel untuk Hubungan Status Sosioekonomi (Pendidikan,
Pengetahuan, Pendapatan) dan Status Gizi dengan Kejadian Anemia ................... 32
7. Definisi Operasional Penelitian .............................................................................. 34
8. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Usia................................................. 39
9. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 40
10. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden .......................................... 41
11. Distribusi Nilai Pengetahuan Gizi WUS Prakonsepsi ............................................ 41
12. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Pendapatan per Bulan ..................... 42
13. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan IMT................................................. 43
14. Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Responden........................................ 43
15. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................... 44
16. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Status Pernikahan ........................... 44
17. Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Lokasi Domisili .............................. 45
18. Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kejadian Anemia .... 46
19. Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Anemia.. 47
20. Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Kejadian Anemia.... 47
21. Distribusi Frekuensi Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Anemia .................. 48
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Teori............................................................................................... 27
2. Kerangka Konsep ........................................................................................... 28
3. Prosedur Penelitian......................................................................................... 36
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
hematokrit (Ht) dan jumlah sel darah merah menurun hingga berada di bawah
nilai normal sesuai dengan ketetapan nilai batas ambang menurut usia dan
jenis kelamin. Anemia merupakan gejala yang terjadi akibat satu atau lebih
rendahnya daya tahan fisik sehingga mudah lelah, aktivitas fisik menurun,
mudah sakit karena daya tahan tubuh menurun, akibatnya produktivitas pun
iritabilitas, mengantuk dan bahkan perilaku yang aneh. Keluhan lebih berat
lainnya yang mungkin dapat terjadi, antara lain anoreksia, hilangnya libido,
Prevalensi anemia paling banyak diderita oleh wanita dari pada laki-
laki. Dilaporkan prevalensi wanita usia subur (WUS) yang menderita anemia
Wanita usia subur adalah kelompok wanita yang berada pada usia 15
prematuritas, berat bayi lahir rendah (BBLR) dan angka kematian prenatal
(Citrakesumasari, 2012).
banyak darah, asupan zat besi yang tidak memadai, peningkatan kebutuhan
hemoglobinopati, serta obat dan faktor lainnya. Beberapa faktor tersebut dapat
posisi suatu individu atau keluarga yang dinilai dari rata-rata pada umumnya
Hb. Prevalensi anemia lebih banyak terjadi pada individu dengan status
sosioekonomi rendah dan pada individu yang tidak mengikuti sekolah formal.
Sedangkan untuk masalah ekonomi yang dilihat dari jumlah penduduk miskin
Populasi penduduk Lampung Tengah di tahun 2014 telah mencapai 1,21 juta
lebih lanjut mengenai Hubungan Status Sosioekonomi dan Status Gizi dengan
Lampung Tengah?
1.2.2 Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia
Tujuan penelitian terbagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
1.4.1.1 Bagi peneliti, yaitu dapat belajar cara meneliti yang baik dan
tindakan pencegahan.
subur.
1.4.2 Manfaat Teoritis
kejadian anemia.
Wanita usia subur (WUS) adalah semua wanita yang telah memasuki
2009). Pada usia tersebut, organ reproduksi berfungsi dengan baik secara
maksimal. Gejala menstruasi atau haid adalah peristiwa penting pada masa
reaksi psikis yang berlangsung siklik dan terjadi pengulangan secara periodik
WUS dapat memengaruhi generasi bangsa di masa yang akan datang karena
sembilan bulan. Selama sembilan bulan itu pula, segala sesuatu yang terjadi
pada WUS akan berdampak pada janin yang dikandungnya. Kejadian anemia
maternal, angka prematuritas, berat bayi lahir rendah dan angka kematian
9
postpartum, sebab wanita yang anemia tidak dapat menerima dan mengatasi
pada masa kanak-kanak, remaja dan dewasa. Pada masa ini calon ibu
perlu mempersiapkan diri agar pada masa kehamilan, persalinan dan bayi
yang akan dilahirkan nantinya dalam keadaan sehat. Oleh karena itu,
2015).
berkualitas. Gizi yang cukup akan berperan dalam proses pembuahan dan
Janin yang kekurangan gizi dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah
tumbuh dan berkembang menjadi anak dan remaja yang kekurangan gizi.
Kondisi ini akan terus berlangsung hingga bayi tersebut dewasa. Siklus
akan terus berlanjut apabila tidak ada perbaikan status gizi pada masa
calon ayah atau calon ibu dengan status gizi yang kurang (Bardosono S,
2015).
2.2 Anemia
hemoglobin dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100mL darah
Anemia defisiensi besi atau anemia gizi besi (Fe) adalah anemia
yang terjadi karena kurangnya zat gizi besi dalam darah. Anemia ini
Keluhan yang paling banyak ditemui pada anamnesa antara lain: cepat
2009).
2009)
Anemia hemolitik terjadi karena sel darah merah lisis atau hancur
Asfuah, 2009).
Anemia gizi besi pada wanita paling banyak terjadi karena kurang
kronis. Wanita usia subur merupakan salah satu kelompok berisiko tinggi
untuk terpapar anemia karena tidak memiliki asupan atau cadangan Fe
anemia:
dari Hb dan mioglobin hewan lebih mudah dicerna dari pada yang
mengandung
asam amino pengikat Fe untuk meningkatkan penyerapan Fe
(Fatmah, 2007).
2.2.2.3 Malabsorpsi
dalam sumsum tulang dan simpanan zat besi yang buruk, sehingga
rata 500mL atau setara dengan 200mg Fe. Risiko perdarahan juga
meningkat jika proses persalinan dilakukan secara caecar/operasi
(Fatmah, 2007).
2.2.2.7 Hemoglobinopati
cut off untuk menentukan anemia gizi besi pada berbagai kelompok usia,
anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat gizi besi, namun
peranan penyebab lainnya (karena defisiensi folat maupun vitamin B12
2014).
Deplesi zat besi dapat dibagi menjadi tiga tahap dengan derajat
keparahan yang berbeda dan berkisar dari ringan sampai berat (Gibney,
2009), yaitu:
1) Tahap pertama meliputi simpanan zat besi yang berkurang, ditandai
yang lama sehingga dapat terjadi defisiensi zat gizi besi berat. Pada
keadaan ini. Pada tahap ini, kadar Hb adalah 7g/dL sampai <8g/dL.
3) Tahap ketiga defisiensi zat gizi besi berupa gejala berat anemia,
2.3.1 Pendidikan
perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada
tinggi dari pada yang tanpa pelatihan atau keterampilan, hal tersebut
menengah.
2.3.2 Pengetahuan
umum individu kurang berperan nyata dalam risiko gizi kurang dalam
mengenai gizi, diantaranya, yaitu sumber vitamin dan mineral. Dalam hal
mengenai kebutuhan gizi besi dan dampak jika kekurangan gizi besi
(Syafiq, 2007).
2.3.3 Pendapatan
dapat mengatasi biaya jasa dokter, biaya rumah sakit, biaya persalinan dan
sebagainya. Besar pendapatan yang diterima seseorang sangat
tua atau keluarga, sebab uang saku hanya diperlukan untuk memenuhi
refleksi dari konsumsi pangan dan penggunaannya oleh tubuh (Anwar dan
kelebihan energi yang didapat dari makanan (Susilowati, 2007). Keadaan ini
a. Asupan makanan
a. Antropometri
b. Biokimia
c. Klinis
d. Biofisika
2.4.2.2 Secara Tidak Langsung
a. Survei konsumsi
b. Status vital
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat usia dan tingkat
bawah kulit, lingkar lengan atas. Ukuran massa jaringan ini sifatnya
keadaan sekarang.
status gizi.
2) Berat badan merupakan parameter yang baik dalam menilai status
yang benar
tertentu.
lain berat badan menurut usia (BB/U), tinggi badan menurut usia
18 tahun atau lebih dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝐾𝑔
𝐼𝑀𝑇 =
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛2(𝑚2)
sumber zat besi, terutama jenis heme (hewani) yang merupakan sumber
dan kualitas gizi yang tercermin dari status gizi (Citrakesumasari, 2012).
terjadinya anemia. Bila makanan yang dikonsumsi mempunyai nilai gizi yang
baik, maka status gizi juga akan baik, sebaliknya jika makanan yang
gizi serta dapat pula menimbulkan anemia karena pada dasarnya, kejadian
anemia pada suatu individu secara langsung dipengaruhi oleh pola konsumsi
makanan sehari-hari yang kurang mengandung zat besi, selain adanya faktor
Variabel Independen
Status Sosioekonomi
pendidikan
pengetahuan
pendapatan Variabel Dependen
Anemia pada WUS
Variabel Independen
Status Gizi
TB
antropometri
BB
2.8 Hipotesis
Tengah.
2.8.2 Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada
independen dalam penelitian ini adalah status sosioekonomi dan status gizi,
Provinsi Lampung.
Bandar Jaya Timur, Indra Putra Subing, Karang Endah, Nambah Dadi Ono
Jaya, Poncowati, Adi Jaya, Bandar Jaya Barat, Bandar Jaya Timur, Terbanggi
3.3.1 Populasi
Lampung Tengah.
3.3.2 Sampel
berpasangan, yaitu:
2
𝑍𝛼 2𝑃𝑄 + 𝑍𝛽 𝑃1𝑄1 + 𝑃2𝑄2
𝑛= 𝑃1 − 𝑃2
Keterangan:
Q 1 = 1 – P1
Q 2 = 1 – P2
Q =1–P
Tabel 6. Jumlah Besar Sampel dan Proporsinya untuk Hubungan Status
Sosioekonomi (Pendidikan, Pengetahuan, Pendapatan) dan Status Gizi
dengan Kejadian Anemia.
Variabel Proporsi Besar Sampel (n)
Hubungan tingkat pendidikan dengan 16,3% 86
kejadian anemia (Paika, 2015)
Hubungan tingkat pengetahuan dengan 47,63% 100
kejadian anemia (Wardaningsih, 2013)
Hubungan tingkat pendapatan keluarga 50% 45
dengan kejadian anemia (Fajrin, 2012)
Hubungan status gizi dengan kejadian 68% 100
anemia (Rumpiati, 2010)
Tengah.
langsung, serta pemeriksaan IMT (tinggi dan berat badan). Data yang
digunakan pada penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data
primer yaitu data yang didapatkan secara langsung dari responden. Pada saat
oleh peneliti mengenai identitas, status sosioekonomi, status gizi dan anemia,
1) Kuesioner penelitian meliputi data identitas, sosial ekonomi dan status gizi
Tahap pelaksanaan Pengisian informed consent oleh responden yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksk
Pencatatan Hasil
Tahap pengolahan
Input, pengolahan dan analisis data
data
oleh responden.
Membuat tabel-tabel yang berisikan data yang telah diberikan kode sesuai
kemudian dianalisis.
kesalahan yang mungkin terjadi selama proses input data. Proses ini
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
bermakna dan bila p value >0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak
bermakna. Syarat uji Chi Square adalah jumlah sel yang mempunyai nilai
expected kurang dari 5, maksimal sebanyak 20% dari jumlah sel yang
ada. Jika syarat tidak terpenuhi, untuk tabel 2x2 dapat digunakan
5.1 Simpulan
5.1.2 Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada
Tengah (p=0,474).
40
5.2 Saran
5.2.1 Bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti variabel lain yang diduga
5.2.2 Membentuk suatu program kerja baru pada divisi KIA di puskesmas
naungan puskesmas.
5.2.3 Pembagian tablet tambah darah gratis melalui posyandu bukan hanya
untuk ibu hamil tetapi untuk wanita usia subur lainnya yang terindikasi.
5.2.4 Evaluasi berkala mengenai kecukupan gizi WUS baik secara kuantitatif
maupun kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas SSS. 2011. Status Gizi Anak Usia Sekolah (7-12 Tahun) dan Hubungannya
dengan Tingkat Asupan Kalsium Harian di Yayasan Kampungkids
Pejaten, Jakarta Selatan Tahun 2009 [Skripsi]. Jakarta: Universitas
Indonesia.
Almatsier S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Arisman MB. 2010. Buku Ajar Ilmu Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2015. Lampung dalam Angka. Lampung: Badan
Pusat Statistik Provinsi Lampung
Djafar. 2014. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Motivasi
Belajar Anak. Gorontalo: IAIN Sultan Amai Gorontalo [Cited 24 Mei
2016] Tersedia dari: Svalastoga K. 1989. Diferensiasi Sosial.
Fajrin A, Sudargo T, Waryana. 2012. Faktor Risiko Sosial Ekonomi, Asupan Zat
Besi terhadap Kejadian Anemia pada Anak Sekolah Dasar. Jogjakarta:
Universitas Gajah Mada.
Gibson RS. 2005. Principles of Nutritional Assessment 2nd Edition. New York:
Oxford University Press.
Haidar J. Prevalence of Anaemia, Deficiencies of Iron and Folic Acid and Their
Determinants in Ethiopian Women. Journal Health Population
Nutrition. 2010; 28(4): 359–368.
Hartriyanti Y, Triyanti. 2009. Penilaian Status Gizi dalam Gizi dan Kesehatan
Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat FKM-UI.
Marliyati SA, Muhammad S, Kencana DS. Sosial Ekonomi dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) Pria Dewasa dalam Kaitannya dengan Faktor Risiko
Penyakit Jantung Koroner di Pedesaan dan Perkotaan Bogor, Jawa
Barat. Jurnal Gizi dan Pangan. 2010; 5(1): 15-25.
Paika. 2015. Hubungan Status Gizi (IMT) dan Sosial Ekonomi (Pendidikan dan
Pekerjaan) dengan Kadar Hemoglobin pada Wanita Prakonsepsi di
Kota Makassar [Skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Price SA, Wilson LM. 2014. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rahmawati AA. 2011. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan
Pemahaman Materi Perilaku Konsumen terhadap Gaya Hidup
Berekonomi Siswa Kelas X di SMA Negeri 6 Malang [Skripsi]. Malang:
Fakultas Ekonomi UM.
Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Santoso S. 2010. Teori-teori Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Hlm
111-112.