REVISI (Adelita Setiawan 2)

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

1 JOURNAL OF HEALTH SCIENCE AND PREVENTION

http://jurnalfpk.uinsby.ac.id/index.php/jhsp
2 ISSN 2549-919X (e)
3
4

5 Determinan Perilaku IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya


6 Determinant of IVA Behavior in Puskesmas Ngagel Rejo Area in Surabaya
7 Adelita Setiawan1
8 1)
Jurusan Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
9 [email protected]

Keywords Abstract
Age of Marriage
Cervical cancer is death caused that can be prevented by IVA test. Based on health profile
Cross Sectional
of Surabaya, IVA examination visits declined. Research related to risk factors for cervical
IVA examination
cancer and IVA examination is relatively rare, especially in Puskesmas Ngagel Rejo area
Parity
which have low IVA examination rates. The purpose of this study was to analyze the
relationship between parity, marriage age and IVA examination behavior in the Ngagel
Rejo Public Health Center in Surabaya. It uses cross sectional design. The population were
all women of childbearing age in Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya area who were
married. Sampling was done by cluster sampling method. The required sample of 163
respondents. The statistical tests used were Chi square test, Prevalence Ratio (PR) and
95% CI. It showed that parity and married age were related to IVA examination behavior
in women of childbearing age in the Ngagel Rejo Health Center area of Surabaya in 2020
with parity p = 0.018 (PR = 2.354; 95% CI: 1.146 - 4.832) and married age p = 0.002 (PR =
3.05; 95% CI: 0.160 - 0.668). It was concluded that women with multiparous and married
at the age of ≤20 years had opportunity to have an IVA examination. Need to do
socialization about the ease of IVA examination and the dangers of risk factors for
cervical cancer to women of childbearing age.

10
11Introduction
12 Cervical cancer is a type of cancer that happens with an estimated 570.000 in 2018,
13representing 6.6% of all cancers that occurred to women worldwide. 90% of death caused by
14cervical cancer occurs in a low and middle-income country (1). Cervical cancer is a disease
15caused by Human Papilloma Virus (HPV), which transmits through unprotected sexual
16intercourse, virus infection, and poor personal hygiene (2). Human Papilloma Virus (HPV) is a
17virus from the Papillomaviridae family. Almost 200 types of HPV have been identified, and
1840 of them infect genitals (3). The type of HPV differs by region, and it is caused by
19geographic variation (4). The most common type of HPV is type 16 and type 18, the main
20types related to carcinogenesis, but these types can be prevented by vaccination (5). The risk
21factors of cervical cancer are women who got married at a young age, lack of knowledge,
22unprotected sex, the number of birth (parity), and multiple sex partners (6). Cervical cancer is
23often found in developing countries (7). Indonesia is one of the developing countries with a
24high number of cases and deaths caused by cervical cancer. It is a disease with the second
25largest number of cases and deaths among women in Indonesia in 2018. The incidence rate of
26cervical cancer in Indonesia reaches up to 12.602 cases, while the death rate reaches 4.196
27deaths (8). Cervical cancer is a disease that dominated cancer cases in East Java with 13.078
28cases (9). Several factors cause the high prevalence of this disease, among those are late case
29findings; cervical cancer is the most dominating cancer cases in Indonesia, and almost 70% of
30the case is found in advanced state (stage >IIB) (10).
31 The main cause of cervical cancer is HPV (Human Papilloma Virus) infection. This
32virus can enter the body through the skin surface, genitalia, mouth, and throat, then replicate
33and attack human cells, especially mouth epithelial cells. HPV is a microscopic virus that

1
34could transmit through a lesion on the vagina (11). Most women that contract HPV will
35develop light dysplasia called CIN 1 (Cervical Intraepithelial Neoplasia 1) after being infected
36for a few months or years. Most CIN 1 spontaneously regressed after the first 2-3 years,
37especially in women aged <35 years. The light dysplasia needs monitoring but doesn’t need to
38be treated. Some light dysplasia cases will progress to moderate dysplasia (CIN 2) or severe
39dysplasia (CIN 3) (12).
40 15% of persistent HPV infection will progress to CIN 2/3 within 3-4 years. This
41progression could happen even if light dysplasia didn’t occur. CIN 2/3 needs treatment
42because it is the precursor of cervical cancer. Cervical cancer has a very long latent period,
43which could be up to 20 years. 30-70% precancer lesion (CIN 2/3) can progress as invasive
44cancer within ten years. Cervical cancer often happens in a woman >40 years of age,
45especially in 50 to 60 years of age (12). Cervical cancer has 7 levels that are classified into 4
46stages. The higher the stage is, the lower the cure rate will be (13).
47 Cervical cancer can be prevented with primary and secondary prevention (14). Primary
48prevention can be done by educating the target group about high-risk sexual behavior, while
49secondary prevention can be done by doing early detection (15). Screening aims to detect
50precancerous changes that could progress to cancer if left untreated. Some early detection
51methods are visual inspection with acetic acid (VIA), Papanicolaou smear test (pap smear),
52cervicography, and HPV test (16). Metode pemeriksaan IVA adalah metode deteksi dini kanker serviks
53secara sederhana dengan mengamati keadaan mulut rahim dengan mata telanjang yang selanjutnya
54dilakukan pengusapan asam asetat 5% pada serviks, setelah itu dibiarkan beberapa detik dan akan
55dilakukan pengamatan mengenai perubahan warna serviks (17). Pemeriksaan IVA merupakan metode
56deteksi dini yang sesuai dengan kondisi negara berkembang khususnya Indonesia, karena pemeriksaan
57IVA merupakan metode deteksi dini yang bersifat sederhana dan murah (18). Pemeriksaan IVA memiliki
58sifat yang sederhana, cepat, mudah, murah, tidak nyeri, dan hasil langsung bisa dilihat tanpa interpretasi
59laboratorium.(19).
60 Puskesmas Ngagel Rejo merupakan salah satu puskesmas yang melakukan pelayanan pemeriksaan
61IVA dengan fasilitas yang lengkap serta didukung oleh tenaga kesehatan yang telah mumpuni. Berdasarkan
62Profil Kesehatan Kota Surabaya tahun 2018, diketahui bahwa jumlah wanita yang melakukan pemeriksaan
63IVA di Puskesmas Ngagel Rejo masih terbilang rendah yaitu 810 dari 9.170 wanita yang berada di wilayah
64Puskesmas Ngagel Rejo (8,83%) (20).
65 Penelitian ini mengadopsi teori Lawrence Green (1980) dalam Harahap (2016) yang menyatakan
66bahwa perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor
67pendorong (21). Faktor predisposisi merupakan faktor yang berasal dari diri suatu individu. Faktor
68predisposisi ini terdiri dari paritas dan usia menikah. Menurut Nordianti pada tahun 2018 kunjungan
69pemeriksaan IVA berhubungan dengan faktor risiko kanker serviks dengan nilai p value = 0,008. Wanita
70yang memiliki faktor risiko kanker serviks memiliki kesadaran 0,39 lebih besar untuk melakukan
71kunjungan IVA daripada wanita yang tidak memiliki faktor risiko kanker serviks (22). Menurut penelitian
72yang dilakukan oleh Hakimah tahun 2016 adanya hubungan antara paritas dengan deteksi dini kanker
73serviks (23). Namun hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Dewi Handayani yang
74menyatakan bahwa paritas tidak berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA (24). Penelitian terkait
75faktor risiko kanker serviks dan pemeriksaan IVA tergolong jarang dilakukan, khususnya di wilayah
76Puskesmas Ngagel Rejo yang memiliki jumlah pemeriksaan IVA yang rendah. Oleh karena itu dilakukannya
77penelitian ini untuk membuktikan pula apakah faktor risiko perilaku paritas dan usia menikah
78berhubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis
79hubungan paritas dan usia menikah pada wanita usia subur dalam melakukan perilaku pemeriksaan IVA
80di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya.
81
82Metode Penelitian
83 Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik dengan desain penelitian cross
84sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua wanita usia subur yang terdapat di wilayah
85Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang terbagi pada dua kelurahan yakni Kelurahan Ngagel Rejo dan
86Kelurahan Ngagel dengan total wanita usia subur 14.247 orang. Sampel yang diperlukan dalam penelitian
87ini berjumlah 163 wanita usia subur yang telah menikah dan berusia 15-49 tahun sserta bertempat tinggal
88di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya. Penentuan jumlah sampel dilakukan penghitungan
89mengguanakan rumus besar sampel dua proporsi. Penelitian ini menggunakan cluster sampling dengan
90melakukan pengelompokan sampel dari setiap RW yang berada wilayah Puskesmas Ngagel Rejo yang
91terdiri dari dua kelurahan yakni Kelurahan Ngagel Rejo yang terdiri dari 12 RW dan Kelurahan Ngagel

2
92yang terdiri dari 5 RW. Setelah didapatkan daftar nama wanita usia subur yang telah menikah dilakukan
93cluster pada 17 RW agar diketahui jumlah wanita setiap RW yang dapat digunakan sebagai sampel.
94 Variabel Indedpenden dalam penelitian ini adalah paritas dan usia menikah, sedangkan variabel
95dependen dalam penelitian ini yaitu perilaku pemeriksaan IVA. Penelitian ini mengumpulkan data primer
96yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner yang telah disusun oleh peneliti. Sebelum dilakukan
97penyebaran, dilakukan uji validitas dan reliabilitas kuesioner. Hasil uji validitas kuesioner menggunakan
98aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) dan Microsoft Office Excel dengan melihat korelasi.
99Diasumsikan bahwa jika nilai r > 0,3 maka instrumen dikatakan valid, Pengujian reliabilitas ini dilakukan
100melalui aplikasi Statistical Package for the Social Science (SPSS) dengan melihat Cronbach’s alpha.
101Diasumsikan bahwa jika nilai Cronbach’s alpha > 0,6 maka instrumen dikatakan reliabel. Hasil uji validitas
102menunjukkan bahwa seluruh komponen kuesioner memiliki nilai r >0,3 dan nilai Cronbach’s alpha >0,6
103sehingga kuesioner telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Kuesioner penelitian ini terdiri dari
104pernyataan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, meliputi: faktor risiko kanker
105serviks yang diukur adalah paritas dan usia menikah, dan perilaku pemeriksaan IVA. Variabel paritas
106dikategorikan menjadi: primipara (kelahiran 0 sampai 1 kali) dan multipara (kelahiran 2-4 kali), variabel
107usia menikah dikategorikan menjadi: wanita yang menikah pertama kalu di usia >20 tahun dan wanita
108yang menikah pertama kalu di usia ≤ 20 tahun, variabel perilaku pemeriksaan IVA dikategorikan menjadi:
109Ya (telah melakukan pemeriksaan IVA) dan tidak (belum melakukan pemeriksaan IVA).
110 Data yang telah didapatkan kemudian diolah dan dianalisis menggunakan software statistik yaitu
111SPSS versi 23. Analisis data menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel
112indepenen dengan variabel dependen dan menggunakan ukuran statistik dengan menggunakan
113Prevalence Ratio (PR) dan 95% CI.
114
115Hasil Penelitian
116 Berdasarkan analisis data primer yang dilakukan di kelurahan Ngagel dan kelurahan Ngagel Rejo
117tahun 2020, berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel paritas, usia menikah, dan perilaku
118pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas Ngagel Rejo tahun 2020:
119
120Tabel 1. Distribusi frekuensi variabel paritas, usia menikah, dan perilaku pemeriksaan IVA di wilayah
121Puskesmas Ngagel Rejo tahun 2020
Variabel Paritas Frekuensi Persentase (%)
Paritas Primipara 50 30,7
Multipara 113 69,3

Total 163 100


Usia Menikah > 20 tahun 107 65,6

≤ 20 tahun 56 34,4

Total 163 100


Perilaku Pemeriksaan IVA Tidak 95 58,3

Ya 68 41,7

Total 163 100


122Sumber: Data primer
123
124
125Distribusi Frekuensi Variabel Paritas, Usia Menikah, dan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah
126Puskesmas Ngagel Rejo Tahun 2020
127 Variabel paritas menunjukkan bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori
128multipara (memiliki jumlah kelahiran 2-4 kali) yaitu sebanyak 113 dari 163 responden (69,3%). Variabel
129usia menikah menunjukkan bahwa sebagian besar responden menikah di usia > 20 tahun sebanyak 107
130dari 163 responden (65,6%). Jumlah responden yang tidak melakukan pemeriksaan IVA lebih banyak
131daripada responen yang melakukan pemeriksaan IVA yaitu sebanyak 95 dari 163 responden (58,3%).
132
133Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya
134 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang melakukan pemeriksaan IVA
135sebagian besar merupakan kelompok multipara yaitu sebanyak 54 orang dengan persentase 79,4%.
136Sedangkan pada kelompok responden yang tidak melakukan pemeriksaan IVA sebagian besar juga

3
137merupakan kelompok multipara yaitu sebanyak 59 responden dengan persentase 62,1%. Distribusi
138paritas responden berdasarkan perilaku pemeriksaan dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut :
139
140Tabel 2. Tabulasi Silang Hubungan Paritas pada Wanita Usia Subur dengan Perilaku
141Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020
Perilaku Pemeriksaan IVA PR
Total
Paritas Ya Tidak P-value 95% CI
n % n % n %
Primipara 14 20,6 36 37,9 50 30,7 2,354 (1,146-
Multipara 54 79,4 59 62,1 113 69,3 4,832)
0,018
Total 68 100 95 100 163 100
142Sumber: Data primer
143
144 Tabel 2 menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,018 dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,354
145(95% CI = 1,146 – 4,832) dengan α = 0,05. Nilai P-value < α yang artinya, terdapat hubungan antara paritas
146dengan perilaku pemeriksaan IVA. Selain itu dari Confidence Interval diketahui bahwa CI tidak melewati
147angka 1 maka dapat diartikan bahwa paritas memiliki hubungan bermakna secara statistik. Responden
148yang memiliki jumlah kelahiran 2 kali atau lebih (multipara) memiliki peluang 2,354 kali lebih besar
149untuk melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan responden yang memiliki jumlah kelahiran 1 kali
150(primipara).
151
152Hubungan Usia Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo
153Surabaya
154 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar melakukan kelompok responden yang
155melakukan pemeriksaan IVA menikah pertama kali pada usia > 20 tahun yaitu sebanyak 54 responden
156dengan persentase 79,4%. Sedangkan kelompok responden yang melakukan pemeriksaan IVA menikah
157pertama kali pada usia ≤ 20 tahun yaitu sebanyak 14 responden dengan persentase 20,6%. Distribusi usia
158menikah berdasarkan perilaku pemeriksaan IVA dapat dilihat pada tabel tabulasi silang berikut :
159
160Tabel 3. Tabulasi Silang Hubungan Usia Menikah pada Wanita Usia Subur dengan Perilaku
161Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya Tahun 2020
Perilaku Pemeriksaan IVA PR
Total
Paritas Ya Tidak P-value 95% CI
n % n % N %
> 20 Tahun 54 79,4 53 55,8 107 65,6
≤ 20 Tahun 14 20,6 42 44,2 56 34,4 3,05 (0,160-
0,002
0,668)
Total 68 100 95 100 163 100
162Sumber: Data primer
163
164 Tabel 3 menunjukkan bahwa P-value sebesar 0,002 dengan nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 3,05
165(95% CI = 0,160-0,668) dengan α = 0,05. Sehingga nilai P-value < α yang artinya, terdapat hubungan antara
166usia menikah dengan perilaku pemeriksaan IVA. Selain itu dari Confidence Interval diketahui bahwa CI
167tidak melewati angka 1 maka dapat diartikan bahwa usia menikah pertama memiliki hubungan bermakna
168secara statistik. Responden yang menikah di usia >20 tahun memiliki peluang 3,05 kali lebih besar untuk
169melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan responden yang menikah pada usia ≤20 tahun.
170
171
172Pembahasan

173Hubungan Paritas dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya
174 Paritas adalah keadaan wanita pernah melahirkan bayi hidup, wanita yang sering melahirkan
175risiko lebih besar menderita kanker serviks(25). Multiparitas merupakan salah satu kategori paritas yang
176menjadi faktor risiko kanker serviks (26). Multipara pada wanita memiliki arti bahwa seorang wanita yang
177telah melahirkan 2 kali atau lebih. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Novi Eniastina Jasa bahwa
178wanita dengan kelompok paritas multipara berisiko 14.700 kali untuk terkena kanker serviks
179dibandingkan dengan wanita kelompok primipara (27). Memiliki banyak anak akan meningkatkan risiko
180terkena kanker serviks. Janin yang melewati serviks akan mengakibatkan serviks menjadi trauma. trauma
181pada serviks yang terjadi akan menimbulkan infeksi yang nantinya akan rentan terserang virus salah

4
182satunya Human Papilloma Virus/HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks (28). Oleh karena itu
183wanita yang termasuk dalam kategori multiparitas seharusnya memiliki keinginan lebih besar untuk
184melakukan deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan pemeriksaan IVA.
185 Diketahui bahwa ada hubungan antara paritas dengan perilaku pemeriksaan IVA. Hasil ini sejalani
186dengan teori dan harapan, bahwa wanita dengan multipara sebagai salah satu faktor risiko kanker serviks
187seharusnya melakukan pencegahan dini dengan melakukan pemeriksaan IVA untuk mendeteksi secara
188dini ada atau tidaknya sel kanker pada tubuh wanita tersebut. Penelitian ini sejalan dengan Hakimah
189tahun 2016 yang menyatakan terdapat hubungan antara paritas dengan perilaku deteksi dini kanker
190serviks (29).
191 Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden wanita yang termasuk pada kategori
192multipara yang tidak melakukan pemeriksaan IVA hampir sama dengan jumlah responden wanita
193multipara yang melakukan pemeriksaan IVA. Dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan oleh
194responden wanita, diketahui bahwa alasan mereka yang tidak melakukan pemeriksaan IVA pada kelompok
195multipara karena mereka merasa sehat dan tidak merasakan gejala kanker serviks. Hal ini berarti bahwa
196sebagian besar responden wanita multipara memiliki pengetahuan yang rendah mengenai kanker serviks.
197Wanita yang melahirkan banyak anak akan meningkatkan risiko kanker serviks, oleh karena itu
198diperlukan upaya penyuluhan mengenai faktor risiko kanker serviks untuk menimbulkan minat dan
199kesadaran wanita untuk melakukan pemeriksaan IVA.

200Hubungan Usia Menikah dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di Wilayah Puskesmas Ngagel Rejo
201Surabaya
202 Usia menikah merupakan usia saat wanita melangsungkan pernikahan pertama kali. Saat
203menikah, maka dipastikan adanya aktivitas seksual dari pasangan suami istri. Namun organ reproduksi
204wanita membutuhkan waktu yang tepat untuk melakukan aktivitas seksual sampai kehamilan. Pada usia
205muda, organ reproduksi wanita dirasa belum siap karena epitel serviks belum sepenuhnya tertutup oleh
206skuamosa dan belum siap untuk menerima benda asing. Hal inilah yang menyebabkan sel dan jaringan
207tersebut mudah terluka dan nantinya akan memudahkan virus masuk salah satunya adalah Human
208Papilloma Virus/HPV (27).
209 Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gede Raka yang menyatakan bahwa adanya hubungan
210usia perkawinan dengan kejadian lesi pra kanker serviks di usia perkawinan < 21 tahun (30). Usia ideal
211dan matang secara biologis dan psikologis untuk menikah yaitu di usia 21-25 tahun. Usia tersebut dirasa
212sudah matang secara pola pikir dan secara biologis pula. Wanita yang memiliki risiko menikah di usia
213muda atau ≤ 20 tahun seharusnya memiliki kesadaran lebih banyak untuk melakukan deteksi dini kanker
214serviks salah satunya dengan pemeriksaan IVA.
215 Ada hubungan antara usia menikah dengan perilaku pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas
216Ngagel Rejo pada penelitian ini. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hakimah yang menyatakan
217bahwa ada hubungan antara usia pertama kali menikah dengan perilaku deteksi dini kanker serviks (29).
218Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden wanita dengan usia menikah > 20 tahun lebih banyak
219melakukan pemeriksaan IVA daripada responden yang memiliki risiko usia menikah ≤ 20 tahun. Penelitian
220oleh Idaria Sidabukke juga menyatakan bahwa sebagian besar wanita yang melakukan hubungan seksual
221di usia muda kurang berminat untuk melakukan deteksi dini kanker serviks, sebaliknya wanita yang tidak
222melakukan hubungan seksual di usia muda lebih berminat untuk melakukan pemeriksaan IVA meskipun
223mereka bukan termasuk kelompok yang berisiko (31).
224 Hal tersebut disebabkan karena tingkat pendidikan wanita berhubungan dengan usia pertama
225menikah. Wanita yang menikah di usia ≤ 20 tahun memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Wanita yang
226memiliki tingkat pendidikan SD diprediksikan 6,7 persen melakukan pernikahan usia dini (32). Wanita
227yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah merasa tidak membutuhkan untuk melakukan deteksi dini
228kanker serviks. Hasil pengisian kuesioner oleh responden wanita juga menyatakan bahwa alasan
229responden yang memiliki usia menikah ≤ 20 tahun tidak melakukan pemeriksaan IVA karena belum
230mengenal tentang deteksi dini menggunakan tes IVA. Responden hanya mengetahui deteksi dini hanya
231dilakukan dengan pap smear yang membutuhkan biaya yang cukup mahal. Selain itu beberapa responden
232lain menyatakan bahwa mereka merasa malu dengan prosedur pemeriksaan IVA yang mengharuskan
233membuka bagian kemaluan.
234Simpulan dan Saran
235 Kesimpulan:
236 Paritas memiliki hubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA. Wanita dengan jumlah kelahiran 2
237kali atau lebih (multipara) memiliki peluang 2,354 kali lebih besar untuk melakukan pemeriksaan IVA
238dibandingkan dengan wanita yang memiliki jumlah kelahiran 1 kali (primipara). Usia menikah memiliki
239hubungan dengan perilaku pemeriksaan IVA. Wanita usia subur yang menikah di usia >20 tahun memiliki
240peluang 3,05 kali lebih besar untuk melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan wanita yang
241menikah di usia ≤20 tahun.
242 Saran:

5
243 Pemberian sosialisasi mengenai pemeriksaan IVA, kemudahan pemeriksaan IVA, dan bahaya faktor
244risiko kanker serviks kepada masyarakat khususnya wanita usia subur yang menikah di usia ≤20 tahun
245dengan melakukan kerja sama dengan puskesmas. Pemberian sosialisasi dapat berupa pengadaan
246seminar atau dengan pemberian media informasi dalam bentuk leaflet atau sticker yang dapat ditempel
247sehingga dapat terbaca oleh masyarakat khususnya kelompok sasaran. Pembentukan kader IVA untuk
248mempermudah sosialisasi kepada masyarakat baik melalui pertemuan atau melalui daring sehingga dapat
249menjaring masyarakat lebih banyak agar melakukan pemeriksaan IVA.

250Ucapan Terimakasih
2511. Terima kasih kepada Ibu yang bertempat tinggal di kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo yang
252 bersedia menjadi responden, tanpa Ibu sekalian penelitian ini tidak akan tercipta.
2532. Terima kasih kepada Puskesmas Ngagel Rejo yang membantu proses pengumpulan data.
2543. Terima kasih kepada Kelurahan Ngagel dan Kelurahan Ngagel Rejo yang membantu proses
255 pengumpulan data.
256
257Daftar Pustaka
2581. World Health Organization. Cervical Cancer [Internet]. World Health Organization. 2018. p. 1.
259 Available from: https://www.who.int/health-topics/cervical-cancer
2602. Kusumawati Y, Wiyasa R, Rahmawati EN. Pengetahuan, Deteksi Dini dan Vaksinasi HPV Sebagai
261 Faktor Pencegah Kanker Servik di Kabupaten Sukoharjo. Kesehat Masy. 2016;11(2):204–13.
2623. Cubie HA. Diseases sssociated with Human Paillomavirus Infection. Virology [Internet].
263 2013;445(1–2):21–34. Available from: http://dx.doi.org/10.1016/j.virol.2013.06.007
2644. Park E, Kim JY, Choi S, Kim DS, Oh YL. Carcinogenic risk of human papillomavirus (HPV) genotypes
265 and potential effects of HPV vaccines in Korea. Sci Rep [Internet]. 2019;9(1):1–9. Available from:
266 http://dx.doi.org/10.1038/s41598-019-49060-w
2675. Brianti P, Flammineis E De, Mercuri SR. Review of HPV Related Diseases and Cancers. New
268 Microbiol [Internet]. 2017;40(2):80–5. Available from:
269 https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28368072/
2706. Ngoma M, Autier P. Cancer prevention: cervical cancer. Ecancermedicalscience [Internet]. 2019 Jul
271 25;629–52. Available from: https://www.ecancer.org/journal/13/952-cancer-prevention-cervical-
272 cancer.php
2737. Raifu AO, El-Zein M, Sangwa-Lugoma G, Ramanakumar A, Walter SD, Franco EL, et al. Determinants
274 of cervical cancer screening accuracy for visual inspection with acetic acid (VIA) and lugol’s iodine
275 (VILI) performed by nurse and physician. PLoS One. 2017;12(1):1–13.
2768. Global Cancer Observatory. Estimated age-standardized incidence and mortality rates ( World ) in
277 2018 , Indonesia , females , ages 15-49 [Internet]. The Global Cancer Observatory. 2018. p. 1.
278 Available from: http://gco.iarc.fr
2799. Kominfo Jatimprov. Serviks dan Payudara, Dominasi Kanker di Jawa Timur [Internet]. 05 Feb 2020.
280 2020. p. 4. Available from: http://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/serviks-dan-payudara-
281 dominasi-kanker-di-jawa-timur-#:~:text=Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur,jumlah pasien
282 kanker ada 86.000.
28310. Soimah N. Pengetahuan Pasangan Usia Subur Tentang Deteksi Dini Kanker Rahim Dan Akses
284 Layanan Pemeriksaan IVA/ Papsmear. J Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah [Internet]. 2018 Feb
285 13;13(2):150–61. Available from:
286 https://ejournal.unisayogya.ac.id/ejournal/index.php/jkk/article/download/398/198
28711. Campos NG, Burger EA, Sy S, Sharma M, Schiffman M, Rodriguez AC, et al. An Updated Natural
288 History Model of Cervical Cancer: Derivation of Model Parameters. Am J Epidemiol [Internet].
289 2014;180(5):545–55. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4143081/
29012. Mcgraw SL, Ferrante JM. Update on Prevention and Screening of Cervical Cancer. World J Clin
291 Oncol. 2014;5(4):744–52.
29213. Bhatla N, Berek JS, Cuello M, Lynette F, Grenman S, Karunaratne K, et al. Revised FIGO Staging for
293 Carcinoma of The Cervix Uteri. Int J Gynecol Obstet [Internet]. 2018;145(1):129–35. Available
294 from: https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/epdf/10.1002/ijgo.12749
29514. Delima N, Bahar H, Erawan PEM. Perilaku Pencegahan Kanker Serviks pada Mahasiswi Fakultas
296 Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2016. J Ilm Mhs Kesehat Masy. 2016;1(3).
29715. Rio S, Suci EST. Persepsi tentang kanker serviks dan upaya prevensinya pada perempuan yang
298 memiliki keluarga dengan riwayat kanker. Kesehat Reproduksi. 2017;4:159–69.
29916. Li M, Nyabigambo A, Navvuga P, Nuwamanya E, Nuwasiima A, Kaganda P, et al. Acceptability of
300 cervical cancer screening using visual inspection among women attending a childhood
301 immunization clinic in Uganda. Papillomavirus Res [Internet]. 2017;4(June):17–21. Available from:
302 http://dx.doi.org/10.1016/j.pvr.2017.06.004
30317. Allende G, Surriabre P, Ovando N, Calle P, Torrico A, Villarroel J, et al. Evaluation of the effectiveness

6
304 of high-risk human papilloma self-sampling test for cervical cancer screening in Bolivia. BMC Infect
305 Dis. 2020;20(1):1–9.
30618. Juanda D, Kesuma H. Pemeriksaan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Asetat ) untuk Pencegahan
307 Kanker Serviks. J Kedokt dan Kesehat [Internet]. 2015;2(2):169–74. Available from:
308 https://media.neliti.com/media/publications/181673-ID-pemeriksaan-metode-iva-inspeksi-
309 visual-a.pdf
31019. Mastutik G, Alia R, Rahniayu A, Kurniasari N, Rahaju AS. Skrining Kanker Serviks dengan
311 Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Tanah Kali Kedinding Surabaya dan Rumah Sakit Mawadah
312 Mojokerto. Maj Obstet dan Ginekol [Internet]. 2015;23(2):54–60. Available from: https://e-
313 journal.unair.ac.id/MOG/article/view/2090
31420. Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Profil Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2018 [Internet]. Surabaya;
315 2018. Available from: http://dinkes.surabaya.go.id/portal/profilkesehatan2018.pdf
31621. Harahap RA. Pengaruh Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Pemberian
317 Imunisasi Hepatitis B pada Bayi di Puskesmas Bagan Batu Kecamatan Bagan Sinembah Kabupaten
318 Rokan Hilir. J Ilm Penelit Kesehat [Internet]. 2016;1(1):79–103. Available from:
319 http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/kesmas/article/view/1016
32022. Nordianti ME, Wahyono B. Determinan Kunjungan Inspeksi Visual Asam Asetat di Puskesmas Kota
321 Semarang. J Public Heal Res Dev [Internet]. 2018;2(1):33–44. Available from:
322 https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/19049
32323. Hakimah U. Hubungan Usia Menikah dan Paritas dengan Tindakan PAP-SMEAR di Yayasan Kanker
324 Wisnuwardhana. J Berk Epidemiol [Internet]. 2016;4(3):384–95. Available from: https://e-
325 journal.unair.ac.id/JBE/article/view/1632/2546
32624. Handayani SD. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pemeriksaan IVA pada Wanita Usia
327 Subur di Desa Penyak Kecamatan Koba Kabupaten Bangka Tengan Tahun 2017 [Internet].
328 Politeknik Kesehatan Yogyakarta; 2018. Available from: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1723/
32925. Riksani R. Faktor Risiko Kanker Serviks. In: Maya, editor. Kenali Kanker Serviks Sejak Dini. I.
330 Yogyakarta: Rapha Publishing; 2015. p. 134.
33126. Astuti R. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Motivasi Ibu dengan Perilaku Pemeriksaan IVA di
332 UPTD Puskesmas Tomia Sulawesi Tenggara Tahun 2018 [Internet]. Politeknik Kesehatan Kendari;
333 2018. Available from: http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/606/1/SKRIPSI.pdf
33427. Jasa NE. Determinan yang Berhubungan dengan Kejadian Kanker Serviks pada Wanita di Poli
335 Kebidanan RSUD dr. H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung. J Kesehat. 2016;7(3):445.
33628. Bramanuditya A. Hubungan Antara Pernikahan Usia Muda dengan Kejadian Kanker Serviks di
337 RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta [Internet]. Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan; 2018.
338 Available from: http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1299/1/Naskah Skripsi.pdf
33929. Hakimah U. Hubungan Faktor Risiko Kanker Serviks dengan Tindakan Wanita dalam Melakukan
340 Pemeriksaan Pap Smear [Internet]. Airlangga; 2016. Available from:
341 http://repository.unair.ac.id/30481/
34230. Arista Mas Putra A. Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Risiko Lesi Prakanker
343 Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Ii. E-Jurnal Med
344 Udayana. 2014;3(10):1–8.
34531. Sidabukke I, Sembiring R, Malan JR. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Minat WUS
346 Melakukan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim di Puskesmas Tanjung Marulak Kota Tebing Tinggi
347 Tahun 2017. J Reprod Heal. 2017;2(2):17–34.
34832. Widyawati E, Pierewan AC. Determinan Pernikahan Usia Dini di Indonesia. J Ilmu-Ilmu Sos
349 [Internet]. 2017;14(4):55–70. Available from:
350 https://journal.uny.ac.id/index.php/sosia/article/download/15890/9742
351
352
353
354
355
356

You might also like