Pengaruh Pembelajaran Elektronik (E-Learning) Terhadap Mutu Belajar Mahasiswa

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 17

PENGARUH PEMBELAJARAN ELEKTRONIK (E-LEARNING)

TERHADAP MUTU BELAJAR MAHASISWA

Euis Karwati
Universitas Islam Nusantara (UNINUS), Jl Sukarno Hatta No. 530 Bandung- (40286),
Telp. 022-750-9656, fax. 022-750-9656. Hp.0811215702. E-mail: [email protected]
Naskah diterima 28 Januari 2014, direvisi tanggal 30 Mei 2014,disetujui tanggal 23 Juni 2014

THE INFLUENCE OF E-LEARNING BASED ON INFORMATION


TECHNOLOGY TOWARD STUDENTS QUALITY OF LEARNING

Abstact

Universitas Islam Nusantara (UNINUS) currently manages the Faculty Teacher Training and
Education Science (FKIP), with increasing number of students each year. However, the
increase in students has not been fully supported by an increase the quality of learning. This
study aims to know about e-learning and quality of learning, and also to analyze was there any
influence from e-learning to quality of learning at FKIP UNINUS at Bandung City. The method
used is descriptive and verification. The sample was 100 college students of FKIP UNINUS at
Bandung City. The sampling technique used simple random sampling (SRS). Analysis using
linear regression analysis. Based on these results, it can be concluded that the e-learning is in
the high category, while quality of learning is in the medium category. In addition, the obtained
findings that e-learning has positive and significant impact on quality of learning at FKIP
UNINUS Bandung. Thus, e-learning needs to be improved because it has proven to be able to
increase the quality of learning at FKIP UNINUS Bandung.
Keywords: information and communication technology, e-learning, quality of learning

Abstrak

Universitas Islam Nusantara (UNINUS) saat ini mengelola Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (FKIP) di mana dalam perkembangannya jumlah mahasiswa FKIP UNINUS setiap
tahun mengalami peningkatan. Namun demikian, kenaikan tersebut belum sepenuhnya didukung
oleh peningkatan kualitas pembelajaran bagi mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis bagaimana pembelajaran elektronik di FKIP UNINUS; bagaimana kualitas
pembelajaran di FKIP UNINUS; dan untuk mengetahui apakah pembelajaran elektronik
berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran mahasiswa di FKIP UNINUS. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Sampel yang dijadikan
unit analisis adalah 100 mahasiswa FKIP UNINUS. Teknik sampling yang digunakan simpel
random sampling (SRS). Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa pembelajaran elektronik berada dalam kategori
yang tinggi, sementara kualitas pembelajaran berada dalam kategori cukup. Selain itu, diperoleh
temuan bahwa pembelajaran elektronik memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kualitas pembelajaran di FKIP UNINUS. Dengan demikian, pembelajaran elektronik perlu
ditingkatkan karena terbukti mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di FKIP UNINUS.

41
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

Kata kunci: teknologi informasi dan komunikasi, pembelajaran elektronik, kualitas


pembelajaran.

PENDAHULUAN oleh mereka yang berada di kota-kota di


tingkat kabupaten. Artinya, masyarakat yang
Seiring dengan perkembangan berada di kabupaten telah dapat
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menggunakan fasilitas internet.
yang semakin pesat, kebutuhan akan suatu Universitas Islam Nusantara berada di
konsep dan mekanisme belajar mengajar Kota Bandung. UNINUS semula bernama
(pendidikan) berbasis TI menjadi tidak Universitas Nahdlatul Ulama (UNNU) yang
terelakkan lagi. Konsep yang kemudian berdiri pada tanggal 30 November 1959.
terkenal dengan sebutan e-learning telah Dalam perkembangannya, pada tanggal 30
membawa pengaruh terjadinya proses Agustus 1969, UNNU, Akademi Pendidikan
transformasi pendidikan konvensional ke Agama Islam, Universitas Ibnu Khaldun, dan
dalam bentuk digital, baik secara isi Universitas Muhammadiyah, kemudian
(contents) dan sistemnya. Saat ini konsep melebur menjadi Universitas Islam Nusantara
elearning sudah banyak diterima oleh (UNINUS). UNINUS saat ini mengelola
masyarakat dunia, terbukti dengan maraknya FKIP yang terdiri dari Jurusan Ilmu
implementasi e-learning khususnya di Pendidikan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan
lembaga pendidikan (sekolah, Seni, Jurusan Pendidikan Matematika dan
pelatihan/training dan universitas). Beberapa IPA, Jurusan Pendidikan IPS, serta Jurusan
perguruan tinggi menyelenggarakan kegiatan Pendidikan Anak Usia Dini.
pembelajaran elektronik sebagai suplemen Perkembangan jumlah mahasiswa FKIP
(tambahan) terhadap materi pelajaran yang UNINUS Bandung setiap tahunnya
disajikan secara reguler di kelas. Namun, mengalami peningkatan. Namun peningkatan
beberapa perguruan tinggi lainnya tersebut belum sepenuhnya didukung oleh
menyelenggarakan e-learning sebagai peningkatan mutu belajarnya. Berdasarkan
alternatif bagi mahasiswa yang karena satu hasil pengolahan data dan observasi,
dan lain hal berhalangan mengikuti diketahui bahwa mutu belajar mahasiswa
perkuliahan secara tatap muka. Dalam kaitan UNINUS Bandung mengalami kemandegan
ini, maka e-learning berfungsi sebagai opsi (Karwati, 2013). Hal tersebut disinyalir
(pilihan) bagi mahasiswa. akibat kurang optimalnya pemanfaatan e-
Kecenderungan untuk mengembangkan learning dalam proses belajar mengajar.
e-learning sebagai salah satu alternatif Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
pembelajaran di berbagai lembaga pendidikan dirumuskan dalam rumusan masalah sebagai
semakin meningkat sejalan dengan berikut: Sejauhmana pembelajaran elektronik
perkembangan di bidang teknologi (elearning) di FKIP UNINUS Bandung;
komunikasi dan informasi. Infrastruktur di Sejauhmana mutu belajar mahasiswa FKIP
bidang telekomunikasi yang menunjang UNINUS Bandung? Seberapa kuat pengaruh
penyelenggaraan e-learning tidak lagi hanya pembelajaran elektronik (e-learning)
menjadi monopoli kota-kota besar, tetapi terhadap mutu belajar mahasiswa FKIP
secara bertahap sudah mulai dapat dinikmati UNINUS Bandung? Tujuan penelitian ini

42
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

adalah menganalisis pembelajaran elektronik komputer atau perangkat lunak tersebut di


(elearning) di FKIP UNINUS Bandung; komputer secara mandiri dan di lokasi
menganalisis kualitas pembelajaran masing-masing. Melalui paket program
mahasiswa FKIP UNINUS Bandung; belajar ini peserta ajar dapat melakukan
mengetahui apakah pembelajaran elektronik simulasi atau juga umpan balik tentang
(e-learning) berpengaruh terhadap kualitas kemajuan belajarnya; 2) Negara Indonesia
pembelajaran. terdiri atas ribuan pulau yang tersebar dalam
Penelitian ini memberikan manfaat wilayah yang sangat luas, serta dihuni lebih
teoretis dan manfaat praktis. Manfaat dari 200 juta penduduk dengan distribusi
teoretisnya adalah hasil penelitian ini secara tidak homogen. Kondisi ini memang
diharapkan akan memberikan sumbangan disadari memiliki kendala ketika akan
teoretis bagi pengembangan ilmu, terutama diterapkan sistem pendidikan konvensional
yang berkaitan dengan pembelajaran (tatap muka). Maka teknologi informasi yang
elektronik (e-learning) dan kualitas mungkin diterapkan untuk kondisi tersebut
pembelajaran. Sedangkan manfaat praktisnya adalah melalui jaringan internet. Melalui
adalah memberikan informasi tambahan pembelajaran ini proses belajar dapat
sebagai bahan untuk dijadikan dasar dijalankan secara online atau didownload
pertimbangan dalam rangka mengambil untuk keperluan offline. Mahasiswa dapat
kebijakan atas pentingnya penerapan mengakses sistem kapan saja dan sesering
pembelajaran elektronik (e-learning) sebagai mungkin (time independence), tidak terbatas
upaya dalam meningkatkan kualitas pada jam belajar dan tidak tergantung pada
pembelajaran di lingkungan FKIP UNINUS. tempat (place independence). Fungsi lain
LANDASAN KONSEP yang dapat digunakan untuk proses belajar
tersebut melalui e-mail atau grup diskusi,
Teknologi dan Informasi yang dapat berinteraksi dan mengirimkan
Sistem pembelajaran konvensional naskah secara elektronik. Pada perguruan
dianggap tidak sesuai lagi dengan tinggi, pemanfaatan teknologi informasi telah
perkembangan zaman, selain disebabkan dibangun dalam suatu sistem yang disebut e-
adanya pergeseran pendidikan yang tadinya university atau electronic university.
berfokus pada dosen menjadi berfokus pada Pengembangan e-university ini bertujuan
mahasiswa dan lingkungan yang ada di untuk mendukung penyelenggaraan
sekitarnya. Banyak mahasiswa merasa bahwa pendidikan sehingga dapat menyediakan
sistem pembelajaran konvensional tidak layanan informasi yang lebih baik kepada
menarik dan tidak mampu menumbuhkan komunitasnya baik di dalam (internal)
minat mereka untuk terus belajar. Sehingga maupun diluar (eksternal) perguruan tinggi
kehadiran teknologi dan informasi menjadi tersebut; 3) Untuk kesamaan mutu dalam
solusi penting untuk menumbuhkan minat memperolah materi, dikembangkan paket
belajar mahasiswa. belajar terdistribusi yaitu materi belajar
Terdapat beberapa alasan yang ditempatkan/disimpan di sebuah server yang
melandasi pentingnya penggunaan teknologi tersambung ke internet sehingga dapat
informasi (TI) dalam dunia pendidikan, yaitu: diambil oleh peserta ajar, baik memakai
1) Banyak sekolah yang memiliki komputer WebBrowser ataupun File Transport
sendiri sehingga dimungkinkan untuk Protocol atau FTP (aplikasi pengiriman file).
dikembangkan paket belajar
PersonalInteraktif yang materi ajarnya Pembelajaran Elektronik (E-Learning)
dikemas dalam suatu software. Peserta dapat E-learning merupakan pembelajaran
belajar dengan cara menjalankan program jarak jauh yang menggunakan teknologi

43
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

komputer atau biasanya disebut internet. mengungguli paradigma tradisional dalam


Henderson dalam Horton (2003) menjelaskan pembelajaran.
e-learning merupakan pembelajaran berbasis Pembelajaran elektronik atau elearning
web yang bisa diakses dari internet. Kumar telah dimulai pada tahun 1970-an berbagai
(2002) mendefinisikan e-learning sebagai istilah digunakan untuk mengemukakan
sembarang pembelajaran yang menggunakan pendapat/gagasan tentang pembelajaran
rangkaian elektronik (Local Area Network elektronik, antara lain adalah: online
(LAN), Wide Area Network (WAN), atau learning, internet-enabled learning, virtual
internet) untuk menyampaikan isi learning, atau web-based learning.
pembelajaran, interaksi atau bimbingan. Berdasarkan berbagai pengertian
(Kamarga, 2000) mendefinisikan e-learning tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
sebagai kegiatan belajar yang disampaikan eLearning merupakan proses instruksi atau
melalui perangkat elektronik komputer yang pembelajaran yang melibatkan penggunaan
memperoleh bahan belajar yang sesuai peralatan elektronik dalam menciptakan,
dengan kebutuhannya. membantu perkembangan, menyampaikan,
E-learning sendiri merupakan salah menilai dan memudahkan suatu proses
satu bentuk dari konsep distance learning. belajar mengajar di mana mahasiswa sebagai
Bentuk e-learning sendiri cukup luas, sebuah pusatnya serta dilakukan secara interaktif
portal yang berisi informasi ilmu kapanpun dan di manapun.
pengetahuan yang dapat dikatakan sebagai Setidaknya terdapat tiga fungsi
situs e-learning, jadi e-learning atau internet pembelajaran elektronik bagi kegiatan
enabled learning menggabungkan metode pembelajaran di dalam kelas (classroom
pengajaran dan teknologi sebagai sarana instruction), yaitu sebagai suplemen yang
dalam belajar. Elearning merupakan proses sifatnya pilihan/opsional, pelengkap
belajar secara efektif yang dihasilkan dengan (komplemen), atau pengganti Siahaan (2002),
cara menggabungkan penyampaian materi yakni: 1) Suplemen (Tambahan). Dikatakan
secara digital yang terdiri dari dukungan dan berfungsi sebagai suplemen (tambahan),
layanan dalam belajar. apabila mahasiswa memunyai kebebasan
Lebih detail lagi Rosenberg (2001) memilih, apakah akan memanfaatkan materi
mengategorikan e-learning dalam tiga pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam
kriteria dasar yaitu: 1) E-learning bersifat hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi
jaringan, yang membuatnya mampu mahasiswa untuk mengakses materi
memperbaiki secara cepat, menyimpan atau pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya
memunculkan kembali, mendistribusikan, opsional, mahasiswa yang memanfaatkannya
dan sharing pembelajaran serta informasi. tentu akan memiliki tambahan pengetahuan
Kriteria ini sangatlah penting dalam e- atau wawasan. 2) Komplemen (Pelengkap).
learning, sehingga Rosenberg menyebutnya Dikatakan berfungsi sebagai komplemen
sebagai persyaratan absolute; 2) E-learning (pelengkap) apabila materi pembelajaran
dikirimkan kepada pengguna melalui elektronik diprogramkan untuk melengkapi
teknologi komputer dengan menggunakan materi pembelajaran yang diterima
standar teknologi internet; 3) E-learning mahasiswa di dalam kelas. Sebagai
terfokus pada pandangan pembelajaran yang komplemen berarti materi pembelajaran
paling luas, solusi pembelajaran yang elektronik diprogramkan untuk menjadi

44
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

materi reinforcement (pengayaan) atau tertentu maupun soal-soal ujian yang hanya
remedial bagi mahasiswa di dalam mengikuti dapat diakses oleh mahasiswa sekali saja dan
kegiatan pembelajaran konvensional. Materi dalam rentangan waktu tertentu pula.
pembelajaran elektronik dikatakan sebagai Secara lebih rinci, manfaat e-learning
enrichment, apabila kepada mahasiswa yang dapat dilihat dari 2 sudut, yaitu:
dapat dengan cepat menguasai/memahami Dari sudut mahasiswa dan dosen: 1)
materi pelajaran yang disampaikan dosen Dari Sudut Mahasiswa: e-learning
secara tatap muka (fast learners) diberikan memungkinkan berkembangnya fleksibilitas
kesempatan untuk mengakses materi belajar yang tinggi. Artinya, mahasiswa dapat
pembelajaran elektronik yang memang secara mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
khusus dikembangkan untuk mereka. dan berulang-ulang. Mahasiswa juga dapat
Tujuannya agar semakin memantapkan berkomunikasi dengan dosen setiap saat.
tingkat penguasaan mahasiswa terhadap Dengan kondisi yang demikian ini,
materi pelajaran yang disajikan dosen di mahasiswa dapat lebih memantapkan
dalam kelas. Dikatakan sebagai program penguasaannya terhadap materi
remedial, apabila kepada mahasiswa yang pembelajaran. Manakala fasilitas infrastruktur
mengalami kesulitan memahami materi tidak hanya tersedia di daerah perkotaan
pelajaran yang disajikan dosen secara tatap tetapi telah menjangkau daerah kecamatan
muka di kelas (slow learners) diberikan dan perdesaan, maka kegiatan e-learning
kesempatan untuk memanfaatkan materi akan memberikan manfaat (Brown, 2000)
pembelajaran elektronik yang memang secara kepada mahasiswa yang di antaranya: a)
khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya Belajar di sekolahsekolah kecil di daerah-
agar mahasiswa semakin lebih mudah daerah miskin untuk mengikuti mata
memahami materi pelajaran yang disajikan pelajaran tertentu yang tidak dapat diberikan
dosen di kelas; 3) Substitusi (Pengganti). oleh sekolahnya; b) Mengikuti program
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara pendidikan keluarga di rumah (home
maju memberikan beberapa alternatif model schooling) untuk mempelajari materi
kegiatan pembelajaran kepada para pembelajaran yang tidak dapat diajarkan oleh
mahasiswanya. Tujuannya agar para para orangtuanya, seperti bahasa asing dan
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola keterampilan di bidang komputer; c) Merasa
kegiatan pembelajaran sesuai dengan waktu phobia dengan sekolah, atau mahasiswa yang
dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa. dirawat di rumah sakit maupun di rumah,
E-learning mempermudah interaksi yang putus sekolah tetapi berminat
antara mahasiswa dengan bahan atau materi melanjutkan pendidikannya, yang
pelajaran. Demikian juga interaksi antara dikeluarkan oleh sekolah, maupun mahasiswa
mahasiswa dengan dosen maupun antara yang berada di berbagai daerah atau bahkan
sesama mahasiswa. Mahasiswa dapat saling yang berada di luar negeri; d) Tidak
berbagi informasi atau pendapat mengenai tertampung di sekolah konvensional untuk
berbagai hal yang menyangkut pelajaran mendapatkan pendidikan.
ataupun kebutuhan pengembangan diri 2) Dari Sudut Dosen, e-learning banyak
mahasiswa. Dosen dapat menempatkan memberikan manfaat bagi dosen, terutama
bahan-bahan belajar dan tugas-tugas yang yang berkaitan dengan: a) Lebih mudah
harus dikerjakan oleh mahasiswa di tempat melakukan pemutakhiran bahan-bahan
tertentu di dalam web untuk diakses oleh para belajar yang menjadi tanggungjawabnya
mahasiswa. Sesuai dengan kebutuhan, dosen sesuai dengan tuntutan perkembangan
dapat pula memberikan kesempatan kepada keilmuan yang terjadi; b) Mengembangkan
mahasiswa untuk mengakses bahan belajar diri atau melakukan penelitian guna

45
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

peningkatan wawasannya karena waktu luang merasa diawasi atau mendapat tekanan dari
yang dimiliki relatif lebih banyak; c) teman sekelas.
Mengontrol kegiatan belajar mahasiswa. Kedua, memungkinkan terjadinya
Bahkan dosen juga dapat mengetahui kapan interaksi pembelajaran dari mana dan kapan
mahasiswanya belajar, topik apa yang saja (time and place flexibility). Mengingat
dipelajari, berapa lama sesuatu topik sumber belajar yang sudah dikemas secara
dipelajari, serta berapa kali topik tertentu elektronik dan tersedia untuk diakses oleh
dipelajari ulang; d) Mengecek apakah mahasiswa melalui internet, maka mahasiswa
mahasiswa telah mengerjakan soalsoal latihan dapat melakukan interaksi dengan sumber
setelah mempelajari topik tertentu; dan e) belajar ini kapan saja dan dari mana saja.
Memeriksa jawaban mahasiswa dan Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan
memberitahukan hasilnya kepada mahasiswa. pembelajaran, dapat diserahkan kepada dosen
Manfaat pembelajaran elektronik begitu selesai dikerjakan. Tidak perlu
menurut Wulf (1996) terdiri atas empat hal, menunggu sampai ada janji untuk bertemu
yaitu: dengan dosen. Mahasiswa tidak terikat ketat
Pertama, meningkatkan kadar interaksi dengan waktu dan tempat penyelenggaraan
pembelajaran antara mahasiswa dengan dosen kegiatan pembelajaran sebagaimana halnya
atau instruktur (enhance interactivity). pada pendidikan konvensional.
Apabila dirancang secara cermat, Ketiga, menjangkau mahasiswa dalam
pembelajaran elektronik dapat meningkatkan cakupan yang luas (potential to reach a
kadar interaksi pembelajaran, baik antara global audience). Dengan fleksibilitas waktu
mahasiswa dengan dosen, antara sesama dan tempat, maka jumlah mahasiswa yang
mahasiswa, maupun antara mahasiswa dapat dijangkau melalui kegiatan
dengan bahan belajar (enhance interactivity). pembelajaran elektronik semakin lebih
Berbeda halnya dengan pembelajaran yang banyak atau meluas. Ruang dan tempat serta
bersifat konvensional. Tidak semua waktu tidak lagi menjadi hambatan. Siapa
mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang
konvensional dapat, berani, atau memunyai dapat belajar. Interaksi dengan sumber belajar
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dilakukan melalui internet. Kesempatan
ataupun menyampaikan pendapatnya di belajar benar-benar terbuka lebar bagi siapa
dalam diskusi. Mengapa? Karena pada saja yang membutuhkan.
pembelajaran yang bersifat konvensional, Keempat, mempermudah
kesempatan yang ada atau yang disediakan penyempurnaan dan penyimpanan materi
dosen untuk berdiskusi atau bertanyajawab pembelajaran (easy updating of content as
sangat terbatas. Biasanya kesempatan yang well as archivable capabilities). Fasilitas
terbatas ini juga cenderung didominasi oleh yang tersedia dalam teknologi internet dan
beberapa mahasiswa yang cepat tanggap dan berbagai perangkat lunak yang terus
berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan berkembang turut membantu mempermudah
terjadi pada pembelajaran elektronik. pengembangan bahan belajar elektronik.
Mahasiswa yang malu maupun yang raguragu Demikian juga dengan penyempurnaan atau
atau kurang berani memunyai peluang yang pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
luas untuk mengajukan pertanyaan maupun tuntutan perkembangan materi keilmuannya
menyampaikan pernyataan/pendapat tanpa dapat dilakukan secara periodik dan mudah.

46
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar Mahasiswa
Euis Karwati

Di samping itu, penyempurnaan metode dapat dilakukan secara bersamaan


penyajian materi pembelajaran dapat pula atau real time tanpa kendala jarak;
dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan 5. Multimedia. Penggunaan teknologi
balik dari mahasiswa maupun atas hasil audio dan video dalam penyampaian
penilaian dosen selaku penanggungjawab materi sehingga menarik minat dalam
atau pembina materi pembelajaran itu sendiri. belajar.
Pengetahuan dan keterampilan untuk Penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
pengembangan bahan belajar elektronik ini elektronik, dosen merupakan faktor yang
perlu dikuasai terlebih dahulu oleh dosen sangat menentukan dan keterampilannya
yang akan mengembangkan bahan belajar memotivasi mahasiswa menjadi hal yang
elektronik. Demikian juga dengan krusial. Karena itu, dosen haruslah bersikap
pengelolaan kegiatan pembelajarannya transparan menyampaikan informasi tentang
sendiri. Harus ada komitmen dari dosen yang semua aspek kegiatan pembelajaran sehingga
akan memantau perkembangan kegiatan mahasiswa dapat belajar secara baik untuk
belajar mahasiswanya dan sekaligus secara mencapai hasil belajar yang baik. Informasi
teratur memotivasi mahasiswanya. yang dimaksudkan di sini menyakup hal-hal
Metode pengajaran tradisional masih di bawah ini:
kurang efektif jika dibandingkan dengan 1. Alokasi waktu untuk mempelajari
metode pengajaran modern. Sistem elearning materi pembelajaran dan penyelesaian
diharapkan bukan sekedar menggantikan tugas-tugas.
tetapi diharapkan pula untuk dapat 2. Keterampilan teknologis yang perlu
menambahkan metode dan materi pengajaran dimiliki mahasiswa untuk
tradisional seperti diskusi dalam kelas, buku, memperlancar kegiatan
CD-ROM dan pelatihan komputer non pembelajarannya, dan
internet. Indikator-indikator yang terdapat 3. Fasilitas dan peralatan yang
dalam sistem e-learning menurut Kumar dibutuhkan dalam kegiatan
(2002) adalah: pembelajaran.
1. Materi Belajar dan Soal Evaluasi.
Materi dapat disediakan dalam bentuk Mutu Belajar
modul yang disertai dengan soal Mutu berasal dari bahasa Latin yaitu
evaluasi, serta hasil evaluasi dapat qualis, menurut Hamalik (2012) hasil belajar
ditampilkan. Hasil tersebut dapat itu dapat terlihat dari terjadinya perubahan
dijadikan sebagai tolak ukur dan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga
pelajar mendapatkan apa yang perbaikan perilaku. Dimyati dan Mudjiono
dibutuhkan; (2006) menyatakan bahwa kegiatan guru
2. Komunitas. Mahasiswa dapat secara terprogram dan terencana dalam
mengembangkan komunitas online desain instruksional, untuk membuat peserta
untuk memperoleh dukungan dan didik belajar secara aktif, yang menekankan
berbagi informasi yang saling pada penyediaan sumber belajar. Gage dan
menguntungkan; Berliner dalam Dimyati dan Mudjiono (2006)
3. Dosen Online. Dosen selalu online menyatakan bahwa belajar dapat
untuk memberikan arahan kepada didefinisikan sebagai suatu proses yang
mahasiswa, menjawab pertanyaan dan membuat seseorang mengalami perubahan
membantu dalam diskusi; tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
4. Kesempatan Bekerja Sama. Adanya yang diperolehnya. Oleh karena itu
perangkat lunak yang dapat mengatur penggunaan istilah mutu pembelajaran secara
pertemuan online sehingga belajar

47
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

sederhana dapat diartikan dengan kualitas semangat profesiona1isme. Keberhasilan atau


ataupun keunggulan proses pembelajaran kegagalan dosen dalam meningkatkan mutu
yang dilaksanakan oleh dosen, ditandai hasil pendidikan, profesionalisme, dan etos
dengan kualitas lulusan atau output institusi kerja akan dapat dirasakan oleh masyarakat
perguruan tinggi. melalui profil para lulusannya.
Merupakan suatu hal yang mustahil, Whitaker dalam Rusman (2012) belajar
pendidikan atau perguruan tinggi adalah proses di mana tingkah laku
menghasilkan lulusan yang bermutu, jika ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan
tidak melalui proses pendidikan yang pengalaman kegiatan belajar dan mengajar
bermutu. Merupakan sesuatu yang mustahil merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal
pula, terjadi proses pendidikan yang bermutu tersebut berarti berhasil tidaknya pencapaian
jika tidak didukung oleh faktor-faktor tujuan pendidikan banyak bergantung kepada
penunjang proses pendidikan yang bermutu. bagaimana proses belajar mengajar dirancang
Proses pendidikan yang bermutu harus dan dijalankan secara profesional. Uno
didukung oleh administrator, dosen, (2012) menyatakan bahwa belajar adalah
konselor, tata usaha yang bermutu dan suatu proses usaha yang dilakukan individu
profesional. Ini artinya ketika membahas untuk memeroleh suatu perubahan tingkah
tentang mutu pendidikan maka seluruh unsur laku secara keseluruhan sebagai hasil
yang terkait dengan usaha mencapai mutu pengalaman individu itu sendiri dalam
pendidikan itu juga harus dibahas secara interaksi dengan lingkungannya. Prinsip
tuntas, sebab mutu pendidikan adalah kondisi belajar perlu sejalan dengan empat pilar
output, ataupun hasil akumulasi dari sebuah pendidikan universal seperti dirumuskan oleh
proses kependidikan pada sebuah lembaga UNESCO, yaitu belajar untuk mengetahui
pendidikan. (learning to know); belajar untuk melakukan
Mutu pembelajaran pada hakikat adalah (learning to do); belajar menjadi (learning to
target yang harus dicapai dosen dalam be); dan belajar untuk hidup bersama
melaksanakan proses pembelajaran. Mutu (learning to live together).
belajar hanya akan dicapai dosen dengan Dosen harus pandai memilih materi
memberikan pelayanan yang baik dan pembelajaran yang akan disampaikan serta
memuaskan terhadap mahasiswa, karena bagaimana proses belajar tersebut harus
dengan pelayanan yang baik dan dapat dikelola dan dilaksanakan di dalam kelas.
memuaskan mahasiswa, maka proses Proses pembelajaran yang bermutu
pembelajaran dapat mencapai tujuan yang merupakan kemampuan dosen menggunakan
telah ditetapkan. seluruh komponen yang dapat mendukung
Surya dalam Rusman (2012) terwujudnya proses pembelajaran yang
menyatakan bahwa belajar dapat diartikan bermutu. Danim (2006) menyatakan bahwa
sebagai suatu proses dilakukan oleh individu
untuk memeroleh perubahan perilaku baru
secara keseluruhan, sebagai hasil dari
pengalaman itu sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Peningkatan etos
kerja akan merupakan palengkap dari usaha
untuk meningkatkan mutu produk kerja dan

48
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

mutu proses pembelajaran mengandung makna suatu jenis riset konklusif yang memunyai
bahwa kemampuan sumber daya lembaga tujuan utama menguraikan sesuatu, sedangkan
pendidikan menransformasikan multi jenis penelitian verifikatif menurut Mashuri dan
masukan dan situasi mencapai derajat nilai Zainudin (2009) adalah memeriksa benar
tambah tertentu bagi peserta didik. Sehingga tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji
dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang
yang dilaksanakan dengan bervariasi yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan
lebih baik dalam meningkatkan mutu mengatasi masalah yang serupa dengan
pendidikan. kehidupan.
Menurut Bloom, dkk. dalam Dimyati dan Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun
Mudjiono (2006) mutu belajar dapat diukur waktu tertentu yang keberlakuannya terikat
dengan enam jenis indikator sebagai berikut: 1) dalam metode dan jenis penelitian yang
Pengetahuan (Knowledge) mencapai ditetapkan. Dengan pemahaman tersebut, maka
kemampuan ingatan tentang hal yang telah penelitian ini dikembangkan dalam model
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan; 2) pengembangan cross-sectional.
Pemahaman (Comprehension). Mencakup
kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang telah di pelajari. 3)
Penerapan (Aplication). Mencakup
kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan
baru. 4) Analisis (Analysis). Mencakup
kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan
dapat dipahami dengan baik. 5) Sintesis
(Synthesis). Mencakup kemampuan
membentuk suatu pola baru. 6) Evaluasi
(Evaluation). Mencakup kemampuan
membentuk pendapat tentang beberapa hal
berdasarkan kriteria tertentu.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut: pembelajaran elektronik
(elearning) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap mutu belajar mahasiswa FKIP
UNINUS Bandung.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode


deskriptif verifikatif. Malhotra (2004)
menyatakan bahwa penelitian deskriptif adalah

49
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

Operasionalisasi variabel penelitian yang


disajikan dalam Tabel 1 berikut ini.
Variabel Dimensi Indikator Skala
Tabel
• Materi belajar 1 tersedia secara online dan dapat
mahasiswa
Operasionalisasi
diunduh Variabel Penelitian
Materi Belajar • Soal-soal latihan pendalaman materi perkuliahan tersedia secara
E-Learning (X) online dan dapat diunduh Ordinal
dan Evaluasi
• Evaluasi belajar mahasiswa tersedia secara online dan dapat
diunduh
• Mahasiswa mengembangkan komunitas online antar sesama
tema
Komunitas • Mahasiswa berbagai informasi perkuliahan dalam komunitas Ordinal
yang dibentuk
• Mahasiswa berbagi ilmu yang diperoleh dari mata kuliah
• Mahasiswa mamperoleh bimbingan dari dosen secara online
• Dosen terlibat aktif dalam komunitas yang dibentuk oleh
Dosen Online mahasiswa Ordinal
• Dosen mampu memberikan tambahan ilmu secara online,
dimana dosen tidak mampu memberikannya di dalam kelas.
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa
FKIP UNINUS Bandung
Angkatan Tahun 2012-2013 yang berjumlah
280 Mahasiswa (Data Bagian Akademik FKIP
UNINUS, 2013). Berdasarkan jumlah populasi
tersebut, selanjutnya dihitung ukuran sampel
minimal dengan menggunakan rumus Slovin
(Umar, 2008) sebagai berikut:
Keterangan:
n : ukuran sampel

50
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar
Mahasiswa Euis Karwati

Variabel Dimensi Indikator Skala



Terdapat dukungan software messenger yang memudahkan
dosen dan mahasiswa melakukan interaksi real time
Terdapat dukungan software messenger yang memudahkan
Kesempatan •
antarmahasiswa untuk melakukan interaksi real time Ordinal
Bekerja Sama Terdapat dukungan software messenger yang memudahkan

antarmahasiswa untuk melakukan kerjasama dalam
menyelesaikan masalah perkuliahan.

Dosen menyediakan media pembelajaran berbentuk video
Dosen menyediakan media pembelajaran berbentuk audio
Multimedia •
Ordinal
• Dosen menyediakan media pembelajaran berbentuk simulasi
online

Mahasiswa mendapatkan konsep-konsep pengetahuan baru Ordinal
Mahasiswa mendapatkan pengalaman baru
Pengetahuan •

• Mahasiswa mendapatkan pendalaman materi yang berguna


bagi penambahan pengetahuan
• Mahasiswa memahami defenisi-defenisi penting dari mata Ordinal
kuliah
Pemahaman Mahasiswa memahami kerangka umum mata kuliah

Mahasiswa memahami intisari mata kuliah

Mahasiswa memadukan konsep yang satu dengan konsep yang

lainnya sehingga memeroleh generalisasi Ordinal
Mahasiswa menerapkan teori dari mata kuliah terhadap
masalah kehidupan
Penerapan •
Mahasiswa mengembangkan teori yang diperoleh dengan
• kejadian dalam kehidupan
Mahasiswa menganalisis mata kuliah yang dipelajari Ordinal
• Mahasiswa menganalisis tema inti dalam mata kuliah yang
• dipelajari
Mutu Belajar Analisis Mahasiswa membandingkan materi yang dipelajari dengan
(Y) • sumber-sumber rujukan lainnya

Mahasiswa memeroleh inspirasi
Sintesis • Mahasiswa mengembangkan pola pikir baru Ordinal

Mahasiswa mengembangkan metode belajar baru

Mahasiswa mengevaluasi tingkat pengetahuan yang
dimilikinya
Mahasiswa mengevaluasi tingkat ketercapaian materi
Evaluasi •
Ordinal
pembelajaran
• Mahasiswa mengevaluasi tingkat keberhasilannya dalam mata
kuliah
N : ukuran populasi e : taraf yang dilakukan dengan cara memberi
kesalahan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Angket
Berdasarkan hasil perhitungan sampel, merupakan teknik pengumpulan data yang
diperoleh unit analisis sampel sebesar 100,2 efisien jika peneliti tahu dengan pasti variabel
sampel, karena sampel dalam penelitian ini yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa
orang yang tidak dapat dihitung secara diharapkan dari responden. Angket sebagai
desimal, maka 100,2 sampel dibulatkan teknik pengumpulan data sangat cocok untuk
menjadi 100 sampel. mengumpulkan data dalam jumlah besar.
Instrumen utama yang digunakan dalam Selanjutnya angket disebarkan kepada
penelitian ini adalah angket. Menurut Sugiyono mahasiswa sesuai dengan unit analisis yang
(2010), angket adalah teknik pengumpulan data

51
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

telah ada dengan teknik sampel menggunakan E-Learning di FKIP UNINUS


simple random sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data
Penelitian ini menggunakan dua jenis diperoleh rekapitulasi tanggapan mahasiswa
analisis, yaitu: (1) Analisis deskriptif, terhadap e-learning, diketahui bahwa
khususnya bagi variabel yang bersifat kualitatif elearning di FKIP UNINUS Bandung berada
dan (2) Analisis verifikatif berupa pengujian dalam kategori yang tinggi. Indikator materi
hipotesis dengan menggunakan uji statistik belajar dan soal evaluasi merupakan indikator
bagi data yang bersifat kuantitatif. Analisis yang paling tinggi berkontribusi terhadap
deskriptif digunakan untuk melihat faktor elearning, sedangkan kesempatan bekerjasama
penyebab sedangkan analisis verifikatif merupakan indikator yang memiliki kontribusi
menitikberatkan pada pengungkapan perilaku paling rendah terhadap e-learning.
variabel yang diteliti. Penelitian ini terdiri dari
jaringan variabel yang memunyai keterkaitan Mutu Belajar Mahasiswa FKIP UNINUS
satu sama lainnya. Untuk dapat menganalisis Berdasarkan hasil pengolahan data,
secara lebih mendalam, maka perlu dideteksi diketahui bahwa mutu belajar mahasiswa FKIP
hubungan antara variabel yang diteliti. UNINUS Bandung berada dalam kategori yang
Sebelum data dianalisis lebih mendalam, sedang. Indikator pengetahuan merupakan
terlebih dahulu digunakan uji asumsi indikator yang paling tinggi berkontribusi
normalitas dan uji homogenitas. Uji asumsi terhadap mutu belajar, sedangkan analisis
normalitas digunakan untuk mengetahui merupakan indikator yang memiliki kontribusi
apakah dalam sebuah model regresi, nilai paling rendah terhadap mutu belajar.
residu dari model regresi tersebut memunyai
distribusi yang normal. Jika distribusi dari Pengaruh E-Learning terhadap Mutu
nilai-nilai residual tersebut tidak dapat Belajar Mahasiswa FKIP UNINUS
dianggap berdistribusi normal, maka dikatakan Banyak sekali teknik pengujian
ada masalah terhadap asumsi normalitas normalitas suatu distribusi data yang telah
(Santoso, 2012). Sedangkan uji homogenitas dikembangkan oleh para ahli, salah satunya
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dengan menggunakan teknik Kolmogorov
dua atau lebih kelompok data sampel berasal Smirnov (Sujianto, 2007). Hasil pengujian
dari populasi yang memiliki variansi yang normalitas data dengan menggunakan
sama. Kolmogorov Smirnov disajikan dalam Tabel 2
Teknik analisis data dan pengujian berikut:
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
ialah menggunakan regresi linear dengan
bantuan program komputer SPSS versi 21.00.
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa analisis
regresi linier digunakan oleh peneliti apabila
peneliti bermaksud meramalkan bagaimana
keadaan (naik turunnya) variabel dependen
(kriterium), apabila variabel independen
sebagai faktor prediktor dimanipulasi
(dinaikturunkan nilainya).

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN

52
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar
Mahasiswa Euis Karwati

Tabel 2 bersifat
Hasil Uji Normalitas Data homogen.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Setelah
Mutu diketahui
E-Learning
Belajar data bersifat
N Mean 100 100 normal dan
Normal Parametersa,,b Std. Deviation 70.48 55.23 homogen,
Absolute 7.75132 6.26328 selanjutnya
Most Extreme Differences Positive 0.075 0.059 dilakukan
Negative 0.06 0.051 analisis
-0.062 -.059 regresi.
Kolmogorov-Smirnov Z 0.878 0.693
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.882 .667
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Berdasaran hasil uji normalitas, diketahui Analisis regresi
bahwa data dalam variabel e- digunakan untuk
learning dan mutu belajar terdistribusi secara
normal, sehingga layak untuk digunakan
sebagai bahan dalam tahap pengolahan data Pada kolom
berikutnya. Setelah dilakukan uji normalitas Sig. menunjukkan
nilai sign. di atas
Tabel 3
Hasil Uji Homogenitas Data
Levene's Test of Equality of Error Variances a
F df1 df2 Sig.
1.432 24 88 0.078
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups. a. Design:
Intercept + E-Learning
data, selanjutnya disajikan uji homogenitas
data. Uji homogenitas dimaksudkan untuk
memperlihatkan bahwa dua atau lebih 0,05, yaitu 0,078.
kelompok data sampel berasal dari populasi Dengan demikian
yang memiliki variansi yang sama. data penelitian sudah
Sumber: Hasil
Pengolahan Data

53
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

mengetahui ada jauh lebih kecil dari Sedangkan pihak dengan dk =n-1,
tidaknya pengaruh e- 0,05, maka dapat koefisien regresi maka diperoleh t tabel
learning terhadap disimpulkan bahwa sebesar 0,812 sebesar 1,66. Karena
mutu belajar e-learning menyatakan bahwa nilai t hitung lebih
mahasiswa FKIP berpengaruh setiap penambahan besar dari pada t tabel
UNINUS Bandung. terhadap mutu satu kali untuk e- (18,024 > 1,66), maka
Teknik analisis yang belajar. Berdasarkan learning maka hipotesis diterima.
digunakan dalam hasil tersebut, mutu belajar akan Hal ini berarti
penelitian ini adalah selanjutnya dihitung meningkat sebesar terdapat pengaruh
analisis regresi linear persamaan regresi. 0,812. Sebaliknya, positif dan signifikan
dengan menggunakan Persamaan regresi jika e-learning dari e-learning
aplikasi sotware
digunakan untuk turun satu kali, terhadap mutu belajar
SPSS 21.00.
melakukan prediksi maka mutu belajar mahasiswa FKIP
Berdasarkan hasil
seberapa tinggi nilai juga diprediksi UNINUS Bandung.
pengujian, diperoleh
hasil seperti disajikan variabel mutu belajar akan mengalami Besarnya
dalam Tabel 4 bila variabel e- penurunan sebesar pengaruh e-learning
sebagai berikut learning 0,812. terhadap mutu belajar
Tabel 4 dapat
Uji Signifikansi Pengaruh E-
Learning terhadap Mutu
Belajar ANOVA b
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3142.054 1 3122.094 324.075 a
.000
594.916 5.081
Residual Tabel 5 98
Total Koefisien3827.61 Pengaruh
Regresi 99 E-
Learning terhadap Mutu Belajar
a. Predictors: (Constant), E-Learning
Coefficients a
b. Dependent Variable: Mutu Belajar Standardized
Unstandardized
Sumber:Model
Hasil Pengolahan Coefficients
Data Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
diketahui
1 (Constant) 5.664 2.054 4.578 0.001 E-Learning 0.812 0.04 .970 18.024 0 melalui hasil
uji koefisien
Berdasarkan dimanipulasi. Hasil determinasi.
Persamaan
Tabel 4, dapat perhitungan dengan regresi linier Koefisien determinasi
diketahui tingkat menggunakan sederhana antara e- diketahui dengan cara
signifikansi sebesar software SPSS learning dan mutu mengkuadratkan
0,000. Karena 21.00. disajikan belajar adalah: Mutu koefisien korelasi
probabilitas 0,000 dalam Tabel 5. Belajar = 5,664 + yang telah ditemukan,
0,812 E-Learning dan selanjutnya
a. Berdasarkan
Y = 5,664 + 0,812 X dikalikan dengan
Dependent tabel 5, dapat
Pengujian 100%
Variable: dijelaskan bahwa
Mutu konstanta sebesar signifikansi konstanta (Sugiyono, 2010).
Belajar 5,664 menyatakan dapat dilakukan
Sumber: jika tidak ada e- dengan
Hasil learning, maka membandingkan nilai
Pengolahan mutu belajar t tabel dengan harga t
Data hitung, untuk taraf
sebesar 5,664.
kesalahan 5% uji satu

54
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar
Mahasiswa Euis Karwati

Tabel 6 UNINUS
Koefisien Determinasi Pengaruh E-Learning terhadap Mutu Belajar Bandung
Model Summary berada dalam
Adjusted R Std. Error of the kategori
Model R R Square
Square Estimate sedang.
1 .886a .785 0.786 3.55094 Indikator
a. Predictors: (Constant), E-Learning pengetahuan
Sumber: Hasil pemanfaatan internet dengan mudah merupakan
Pengolahan Data dalam bidang berguru pada para ahli indikator yang paling
pendidikan terus di bidang yang tinggi berkontribusi
Berdasarkan berkembang. diminatinya; c) terhadap mutu belajar,
tabel 6 diketahui Pemanfaatan internet Kuliah/belajar dapat sedangkan analisis
bahwa nilai R ini tidak hanya untuk dengan mudah merupakan indikator
(korelasi) sebesar pendidikan jarak jauh, diambil di berbagai yang memiliki
0,785. Kontribusi akan tetapi juga penjuru dunia tanpa kontribusi paling
elearning sebagai dikembangkan dalam bergantung pada rendah terhadap mutu
variabel bebas atau sistem pendidikan universitas/sekolah belajar.
variabel yang konvensional. E- tempat si mahasiswa E-learning
memengaruhi learning adalah suatu belajar. Di samping berpengaruh positif
terhadap mutu belajar model pembelajaran itu kini hadir dan signifikan
mahasiswa sebesar yang dibuat dalam perpustakan internet terhadap mutu belajar
0,785 atau 78,5%, dan format digital melalui yang lebih dinamis mahasiswa FKIP
sisanya sebesar 21,5% perangkat elektronik. dan bisa digunakan di UNINUS Bandung.
dipengaruhi oleh Tujuan digunakannya seluruh jagat raya. Pengaruh tersebut
faktor lain yang tidak e-learning dalam berada dalam kategori
diteliti dalam sistem pembelajaran yang kuat. Semakin
penelitian ini, adalah untuk PENUTUP intensif e-learning
misalnya memperluas akses dimanfaatkan, maka
ketearmpilan dosen. pendidikan Simpulan mutu belajar
Kontribusi tersebut kemasyarakat luas, E-learning di mahasiswa FKIP
menunjukkan bahwa serta dalam rangka FKIP UNINUS UNINUS akan
pengaruh elearning meningkatkan mutu Bandung berada semakin meningkat
terhadap mutu belajar belajar. dalam kategori tinggi. pula.
berada pada Temuan tersebut Indikator materi
klasifikasi yang kuat, juga didukung oleh belajar dan soal Saran
karena nilai tersebut Purbo (2001) yang evaluasi merupakan Kesempatan
berada pada kisaran menyatakan bahwa indikator yang paling bekerjasama sebagai
0,600 – 0,799. paling tidak ada tiga tinggi berkontribusi salah satu indikator e-
Hasil tersebut hal dampak positif terhadap elearning, learning di FKIP
sesuai dengan hasil penggunaan internet sedangkan Bandung perlu
penelitian yang telah dalam pendidikan kesempatan ditingkatkan melalui
dilakukan oleh yaitu: a) Peserta didik bekerjasama peningkatan
Tafiardi (2005) yang dapat dengan mudah merupakan indikator sosialisasi dan
menyatakan bahwa mengambil mata yang memiliki komunikasi bahwa e-
sejalan dengan kuliah di mana pun di kontribusi paling learning merupakan
perkembangan ilmu seluruh dunia tanpa rendah terhadap e- sarana dan media
dan teknologi batas institusi atau learning. pembelajaran yang
terutama teknologi batas negara; b) Mutu belajar efektif dalam
informasi, Peserta didik dapat mahasiswa FKIP mengembangkankan

55
Jurnal Penelitian Komunikasi Vol. 17 No. 1, Juli 2014 : 41-54

sikap dan perilaku Baru Elearning Rusman.


kerjasama, oleh Manajemen Investment. The (2012).
karena itu, perlu Sekolah: Dari ASTD Model-model
diwajibkan kepada Unit Birokrasi International Pembelajaran.
mahasiswa untuk ke Lembaga Conference. Jakarta: PT
melakukan kerjasama Akademik. Kamarga. (2000). Raja
di forum-forum yang Jakarta: Bumi Sistem E- Grafindo
ada dan Akasara. Learning. Persada.
berkembangan di e- Dimyati dan Jakarta: Santoso, Singgih.
learning FKIP Mudjiono. Salemba Empat. (2012). Analisis
UNINUS Bandung. (2006). Belajar Karwati, Euis. (2013). SPSS pada
Kemampuan dan Peningkatan Mutu Statistik
mahasiswa dalam Pembelajaran. Belajar Parametrik.
melaksanakan analisis Jakarta: Rineka Mahasiswa Jakarta: PT.
perlu ditingkatkan Cipta. Uninus melalui Elex Media
dengan cara
Hamalik, Oemar. Pengembangan Komput Indo.
memberikan evaluasi (2012). Sistem Siahaan, S.M. (2002).
berupa studi kasus, Kurikulum dan Informasi Analisis Motif
sehingga mahasiswa Pembelajaran. Pembelajaran. Mengajar Guru
mampu mengasah Jakarta: Bumi Bandung: dalam
keterampilan Aksara. Laporan Membangun
analisisnya. Horton, William dan Penelitian Pemahaman
E-Learning Horton, Katherine. LPPM Instrumental
beserta (2003). UNINUS. dan
indikatorindikatornyaLearning Tools and Malhotra, N. K. Pemahaman
secara keseluruhan Technologies: A (2004). Riset: Relasional
perlu untuk Consumer Pendekatan Siswa dengan
dioptimalkan, karena Guide for Terapan. Menggunakan
terbukti berpengaruh Trainers, Jakarta: PT. Skema
secara positif dan Teachers, Indeks Pemecahan
signifikan terhadap Educators, and Kelompok Masalah
mutu belajar Instructional Gramedia. Berdasarkan
mahasiswa FKIP Designers. Mashuri dan M. Model
UNINUS Bandung. USA: Wiley Zainudin. (2009). Argumentasi
Publishing, Inc. Metodologi Toulmin.
Kumar, Jaya C. Penelitian: Bandung: SPs.
DAFTAR (2002). Aplikasi Pendekatan UPI.
PUSTAKA E-Learning Praktis dan Sugiyono. (2010).
dalam Aplikatif. Metode
Buku: Pengajaran dan Bandung: Penelitian.
Brown, D. H. (2000). Pembelajaran Refika Aditama. Bandung: CV.
Principles of di Sekolah Rosenberg. (2001). Alfabeta.
Language Malaysia. Pemanfaatan Sujianto, Agus Eko.
Learning and Jakarta. Multimedia (2007). Aplikasi
Teaching. San K. Wulf. (1996). dalam Statistik dengan
Fransisco: Implementing Pendidikan. SPSS untuk
Longman. eLearning: Newyork: Pemula. Jakarta:
Danim, Sudarwan. Getting the Addison Wesley Prestasi
(2006). Visi Most from Your Longman. Pustaka.

56
Pengaruh Pembelajaran Elektronik terhadap Mutu Belajar
Mahasiswa Euis Karwati

Umar, Husein.
(2008). Riset
Sumber Daya
Manusia dalam
Organisasi.
Jakarta:
Gramedia
Pustaka Utama.
Uno, Hamzah B.
(2012).
Kependidikan
(Problematika,
Solusi, dan
Revormasi
Pendidikan di
Indonesia.
Jakarta: Bumi
Aksara.

Jurnal:
Tafiardi. (2005).
Meningkatkan Mutu
Pendidikan
Melalui E-
Learning.
Jurnal
Pendidikan
Penabur No.04
Th.IV Juli 2005.
hal. 23-43.

Internet:
Purbo, Onno W.
(2001).
Masyarakat
Pengguna
Internet di
Indonesia.
Tersedia
dalam
http://www.geoc
ities.com/inrecen
t/proje ct.html.
Diakses tanggal
5 Oktober 2013.

57

You might also like