Peningkatan Kemampuan Keterampilan Proses Sains Melaui Praktikum Sederhana Di SDN 004 Filial Kutai Kartanegara
Peningkatan Kemampuan Keterampilan Proses Sains Melaui Praktikum Sederhana Di SDN 004 Filial Kutai Kartanegara
Peningkatan Kemampuan Keterampilan Proses Sains Melaui Praktikum Sederhana Di SDN 004 Filial Kutai Kartanegara
http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Vol. 4, No. 2, Juni 2020, Hal. 225-233
e-ISSN2614-5758 | p-ISSN 2598-8158
: https://doi.org/10.31764/jmm.v4i2.1962
Muhammad Ikhsan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Indonesia
[email protected]
ABSTRAK
Abstrak: Kegiatan praktikum IPA dan usaha meningkatkan kemampuan proses sains
siswa sangat lah penting untuk menghadirkan pembelajaran siswa yang dapat
bersentuhan langsung dengan objek sains. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah
Meningkatkan keterampilan proses sains siswa melalui praktikum sederhana serta
memberikan pengalaman pembelajaran IPA yang menarik kepada siswa melalui
kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains yang dikembangkan adalah
keterampilan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
menyampaikan. Metode yang digunakan adalah metode sosialisasi dan experimen di
kelas. Kegiatan ini diikuti oleh 2 guru dan 17 siswa. Berdasarkan hasil angket dan
lembar observasi keterampilan dapat disimpulkan peserta didik menunjukkan
peningkatan signifikan keterampilan mengamati, keterampilan menanya, keterampilan
mengumpulkan informasi, keterampilan menalar dan keterampilan
mengkomunikasikan.
Abstract: Science practicum activities and efforts to improve the ability of students'
science process is very important to present student learning that can be in direct
contact with science objects. The purpose of this dedication activity is to improve
students' science process skills through simple practicum and to provide an interesting
science learning experience to students through practicum activities. The science process
skills developed are the skills of observing, questioning, gathering information,
reasoning, and delivering. The method used is the method of socialization and
experimentation in the classroom. This activity was attended by 2 teachers and 17
students. Based on the results of the questionnaire and observation skills sheet it can be
concluded that students show a significant increase in observing skills, questioning
skills, information gathering skills, reasoning skills and communication skills.
Article History:
Received: 27-03-2020
Revised : 01-05-2020
Accepted: 01-05-2020 This is an open access article under the
Online : 03-06-2020 CC–BY-SA license
225
226 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 2, Juni 2020, hal. 225-233
A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran sains disekolah dasar dalam menghadapi era teknologi
masa depan perlu memperhatikan beberapa aspek diantaranya memahami
hakikat sains, sikap ilmiah dan tingkat perkembangan anak dengan
bertumpu pada teori konstruktivisme dan teori perkembangan jean piaget
serta menerapkan pembelajaran sainstifik, keterampilan proses sains,
inkuiri, Sains teknologi masyarakat dan interkatif (Desstya, 2014).
Pendidikan sains memiliki peranan penting dalam pembentukan
karakter dan pribadi manusia, sehingga pendidikan sains memiliki peranan
dalam berkembangnya karakter pada proses pendidikan dasar. (Carin, A.A.
& Sund, 2016) berpendapat pendidikan sains dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di kehidupan karena anak
merasakan pengalaman langsung bersentuhan dengan objek yang sedang
dipelajari. Pendidikan sains juga diharapkan dapat membantu menemukan
penjelasan fenomena yang terjadi di alam, melalui pendidikan sains dan
kegiatan eksperimen kecerdasan motorik, kognitif dan afektif anak dapat
terbentuk dan dikembangkan.
Peran guru sangatlah penting untuk mengembangkan sains. Sehingga
dalam pembelajaran aktif kurikulum 2013 guru dapat menstimulan siswa
untuk memiliki kemampua literasi sains, mengaplikasikan konsep yang
telah dipelajari dan menyelesaikan permasalahan peserta didik yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari (Yuliati, 2017).
Sekolah merupakan wadah untuk mengembangkan pengetahuan anak
dalam bidang sains tidak terlepas dari hadirnya sebuah laboratorium,
sehingga di beberapa sekolah tertinggal yang tidak mempunyai fasilitas
laboratorium perlahan meninggalkan kegiatan praktikum ipa. Hal ini akan
menjadikan siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran begitu pula dengan
rasa ingin tahu yang dimilikinya, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang menyimpulkan metode experiental learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, rasa ingin tahu dan ketekunan siswa (Munif, 2012).
Wangid et al (2014) menyatakan kesiapan guru sekolah dasar dalam
melaksanakan pembelajaran tematik sudah siap (75 %) di daerah istimewa
yogyakarta, namun banyak sekolah didaerah pinggiran kalimantan timur
yang tergolong belum siap dalam melaksanakan kurikulum 2013. Hal
serupa juga disampaikan dalam hasil peneletian (Subali & Mariyam, 2013)
guru kelas juga belum melaksanakan pembelajaran menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains dikarenakan belum memiliki
pemahaman dengan keterampilan proses sains. Papua (2017)
menyimpulkan pelatihan kemampuan melakukan praktikum IPA melalui
percobaan sederhana sangat membantu dan menunjang guru SD dalam
melaksanakan pembelajaran IPA di kabupaten sorong selatan. Penelitian
serupa juga dilakukan oleh (Ix, 2015) yang menyatakan dalam penerapan
praktikum sederhana dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan
keterampilan pada anak.
Sekolah dasar Negeri Filial Samarinda merupakan salah satu sekolah
dasar yang tergolong didaerah pinggiran Kabupaten Kutai Kartanegara,
sekolah ini terletak didaerah L3 Tngarong. Sekolah ini merupakan salah
satu sekolah yang tidak memiliki fasilitas laboratorium di sekolahnya,
dengan keterbatasan ini tenaga pendidik pun mulai meninggalkan kegiatan
praktikum IPA, untuk itu peneliti merangsang kembali para pendidik
227
Muhammad Ikhsan, Keterampilan Proses Sains…
B. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SDN 004 Filial L2
Tenggarong Kutai kartanegara. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat dilaksanakan pada 2 guru dan 17 siswa. Metode yang
digunakan adalah sosialisasi dan experimen dikelas. Dalam kegiatan
sosialisasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu penyampaian materi
keterampilan proses sains pada guru dan praktikum sederhana pada guru
dan siswa SDN 004 filial Kutai kartanegara.
1. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi adalah tahapan penyampaian materi
keterampilan proses sains kepada guru yang ada disekolah dasar 004
filial yang berjumlah dua orang. Tahapan ini disampaikan oleh tim
pengabdian masyarakat dari Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda. Adapun materi yang disampaikan adalah pentingnya
pembelajaran sains menggunakan pendekatan keterampilan proses
sains beserta tahapan tahapan yang ada pada pendekatan keterampilan
proses sains diantaranya yaitu keterampilan mengamati, keterampilan
menanya, keterampilan mengumpulkan informasi , keterampilan
menalar dan keterampilan mengkomunikasikan.
2. Tahapan Eksperimen
Pada tahapan ini dilakukan experiment pada beberapa percobaan.
Tahapan eksperimen ini dilakukan oleh tim pengabdian masayarakat
dari Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda bersama guru dan
siswa, sehingga komponen tahapan pada pendekatan keterampilan
proses sains dapat dilakukan. Selanjutnya guru dapat mengamati
peningkatan kemampuan masing masing keterampilan yang terjadi
selama proses pembelajaran menggunakan metode experiment.
6) Balon yang pertama akan meledak dan balon yang kedua tidak
meledak
DAFTAR RUJUKAN
Adisedjaja, Y. H. (2009). Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan
Keterampilan Proses Dan Kerja Laboratorium. MGMP Biologi Kabupaten
Garut, 1–7.
Carin, A.A. & Sund, R. . (2016). STEM Education: Inovasi dalam Pembelajaran
Sains. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 2016–2023.
https://media.neliti.com/media/publications/173124-ID-stem-education-inovasi-
dalam-pembelajara.pdf
Desstya, A. (2014). Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah Dasar.
Profesi Pendidikan Dasar, 1(2), 193–200.
Gultom, E. L. (2017). Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Untuk
Penanaman Kompetensi Inti. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun, 1(1), 365–370.
Ix, T. K. K. V.-K. (2015). Bidang Sains Melalui Aktivitas Percobaan Sederhana
Pada Anak Kelompok B3. 3(1).
Lepiyanto, A. (2017). Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran
Berbasis Praktikum. BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi), 5(2), 156.
https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v5i2.795
Munif, I. R. S. (2012). Penerapan Metode Experiential Learning Pada
Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(2), 1–1.
https://doi.org/10.15294/jpfi.v5i2.1014
Papua, J. P. (2017). Pada Guru Sd Melalui Percobaan Sederhana. 1(2), 59–62.
233
Muhammad Ikhsan, Keterampilan Proses Sains…