Peningkatan Kemampuan Keterampilan Proses Sains Melaui Praktikum Sederhana Di SDN 004 Filial Kutai Kartanegara

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Vol. 4, No. 2, Juni 2020, Hal. 225-233
e-ISSN2614-5758 | p-ISSN 2598-8158
: https://doi.org/10.31764/jmm.v4i2.1962

PENINGKATAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN PROSES SAINS


MELAUI PRAKTIKUM SEDERHANA DI SDN 004 FILIAL KUTAI
KARTANEGARA

Muhammad Ikhsan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda, Indonesia
[email protected]

ABSTRAK
Abstrak: Kegiatan praktikum IPA dan usaha meningkatkan kemampuan proses sains
siswa sangat lah penting untuk menghadirkan pembelajaran siswa yang dapat
bersentuhan langsung dengan objek sains. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah
Meningkatkan keterampilan proses sains siswa melalui praktikum sederhana serta
memberikan pengalaman pembelajaran IPA yang menarik kepada siswa melalui
kegiatan praktikum. Keterampilan proses sains yang dikembangkan adalah
keterampilan mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
menyampaikan. Metode yang digunakan adalah metode sosialisasi dan experimen di
kelas. Kegiatan ini diikuti oleh 2 guru dan 17 siswa. Berdasarkan hasil angket dan
lembar observasi keterampilan dapat disimpulkan peserta didik menunjukkan
peningkatan signifikan keterampilan mengamati, keterampilan menanya, keterampilan
mengumpulkan informasi, keterampilan menalar dan keterampilan
mengkomunikasikan.

Kata Kunci : Keterampilan Proses Sains; Praktikum Sederhana

Abstract: Science practicum activities and efforts to improve the ability of students'
science process is very important to present student learning that can be in direct
contact with science objects. The purpose of this dedication activity is to improve
students' science process skills through simple practicum and to provide an interesting
science learning experience to students through practicum activities. The science process
skills developed are the skills of observing, questioning, gathering information,
reasoning, and delivering. The method used is the method of socialization and
experimentation in the classroom. This activity was attended by 2 teachers and 17
students. Based on the results of the questionnaire and observation skills sheet it can be
concluded that students show a significant increase in observing skills, questioning
skills, information gathering skills, reasoning skills and communication skills.

Keywords: Science process skills; Science practicum

Article History:
Received: 27-03-2020
Revised : 01-05-2020
Accepted: 01-05-2020 This is an open access article under the
Online : 03-06-2020 CC–BY-SA license

225
226 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 2, Juni 2020, hal. 225-233

A. LATAR BELAKANG
Pembelajaran sains disekolah dasar dalam menghadapi era teknologi
masa depan perlu memperhatikan beberapa aspek diantaranya memahami
hakikat sains, sikap ilmiah dan tingkat perkembangan anak dengan
bertumpu pada teori konstruktivisme dan teori perkembangan jean piaget
serta menerapkan pembelajaran sainstifik, keterampilan proses sains,
inkuiri, Sains teknologi masyarakat dan interkatif (Desstya, 2014).
Pendidikan sains memiliki peranan penting dalam pembentukan
karakter dan pribadi manusia, sehingga pendidikan sains memiliki peranan
dalam berkembangnya karakter pada proses pendidikan dasar. (Carin, A.A.
& Sund, 2016) berpendapat pendidikan sains dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam memecahkan masalah di kehidupan karena anak
merasakan pengalaman langsung bersentuhan dengan objek yang sedang
dipelajari. Pendidikan sains juga diharapkan dapat membantu menemukan
penjelasan fenomena yang terjadi di alam, melalui pendidikan sains dan
kegiatan eksperimen kecerdasan motorik, kognitif dan afektif anak dapat
terbentuk dan dikembangkan.
Peran guru sangatlah penting untuk mengembangkan sains. Sehingga
dalam pembelajaran aktif kurikulum 2013 guru dapat menstimulan siswa
untuk memiliki kemampua literasi sains, mengaplikasikan konsep yang
telah dipelajari dan menyelesaikan permasalahan peserta didik yang
dialami dalam kehidupan sehari-hari (Yuliati, 2017).
Sekolah merupakan wadah untuk mengembangkan pengetahuan anak
dalam bidang sains tidak terlepas dari hadirnya sebuah laboratorium,
sehingga di beberapa sekolah tertinggal yang tidak mempunyai fasilitas
laboratorium perlahan meninggalkan kegiatan praktikum ipa. Hal ini akan
menjadikan siswa kurang aktif mengikuti pembelajaran begitu pula dengan
rasa ingin tahu yang dimilikinya, hal ini sesuai dengan hasil penelitian
yang menyimpulkan metode experiental learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, rasa ingin tahu dan ketekunan siswa (Munif, 2012).
Wangid et al (2014) menyatakan kesiapan guru sekolah dasar dalam
melaksanakan pembelajaran tematik sudah siap (75 %) di daerah istimewa
yogyakarta, namun banyak sekolah didaerah pinggiran kalimantan timur
yang tergolong belum siap dalam melaksanakan kurikulum 2013. Hal
serupa juga disampaikan dalam hasil peneletian (Subali & Mariyam, 2013)
guru kelas juga belum melaksanakan pembelajaran menggunakan
pendekatan keterampilan proses sains dikarenakan belum memiliki
pemahaman dengan keterampilan proses sains. Papua (2017)
menyimpulkan pelatihan kemampuan melakukan praktikum IPA melalui
percobaan sederhana sangat membantu dan menunjang guru SD dalam
melaksanakan pembelajaran IPA di kabupaten sorong selatan. Penelitian
serupa juga dilakukan oleh (Ix, 2015) yang menyatakan dalam penerapan
praktikum sederhana dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan
keterampilan pada anak.
Sekolah dasar Negeri Filial Samarinda merupakan salah satu sekolah
dasar yang tergolong didaerah pinggiran Kabupaten Kutai Kartanegara,
sekolah ini terletak didaerah L3 Tngarong. Sekolah ini merupakan salah
satu sekolah yang tidak memiliki fasilitas laboratorium di sekolahnya,
dengan keterbatasan ini tenaga pendidik pun mulai meninggalkan kegiatan
praktikum IPA, untuk itu peneliti merangsang kembali para pendidik
227
Muhammad Ikhsan, Keterampilan Proses Sains…

untuk melakukan kegiatan praktikum sederhana melalui keterampilan


proses sains yang dilaksanakan bersama sama guru dan siswa.
Kegiatan praktikum IPA dan usaha meningkatkan kemampuan proses
sains siswa sangat lah penting untuk menghadirkan pembelajaran siswa
yang dapat bersentuhan langsung dengan objek. Kegiatan ini juga dapat
melatih keterampilan siswa seperti layaknya kegiatan ilmiah lainnya
misalnya kemampuan mengamati, kemampuan mengklasifikasi,
mengkomunikasikan, mengukur, memprediksi dan menyimpulkan.

B. METODE PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di SDN 004 Filial L2
Tenggarong Kutai kartanegara. Pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat dilaksanakan pada 2 guru dan 17 siswa. Metode yang
digunakan adalah sosialisasi dan experimen dikelas. Dalam kegiatan
sosialisasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu penyampaian materi
keterampilan proses sains pada guru dan praktikum sederhana pada guru
dan siswa SDN 004 filial Kutai kartanegara.
1. Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosialisasi adalah tahapan penyampaian materi
keterampilan proses sains kepada guru yang ada disekolah dasar 004
filial yang berjumlah dua orang. Tahapan ini disampaikan oleh tim
pengabdian masyarakat dari Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda. Adapun materi yang disampaikan adalah pentingnya
pembelajaran sains menggunakan pendekatan keterampilan proses
sains beserta tahapan tahapan yang ada pada pendekatan keterampilan
proses sains diantaranya yaitu keterampilan mengamati, keterampilan
menanya, keterampilan mengumpulkan informasi , keterampilan
menalar dan keterampilan mengkomunikasikan.
2. Tahapan Eksperimen
Pada tahapan ini dilakukan experiment pada beberapa percobaan.
Tahapan eksperimen ini dilakukan oleh tim pengabdian masayarakat
dari Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda bersama guru dan
siswa, sehingga komponen tahapan pada pendekatan keterampilan
proses sains dapat dilakukan. Selanjutnya guru dapat mengamati
peningkatan kemampuan masing masing keterampilan yang terjadi
selama proses pembelajaran menggunakan metode experiment.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Keterampilan Proses Sains Pada Guru
Pengabdian masyarakat ini terlebih dahulu dilaksanakan pada guru
yang ada di sekolah filial SDN 004 yang bertempat di L2 Kecamatan
Tenggarong. Guru diberikan sosialisasi tentang pentingnya pengembangan
keterampilan proses sains siswa, pendekatan ini juga sejalan dengan
kurikulum 2013 yang mengharuskan siswa aktif dan kreatif.
SDN 004 Filial merupakan SD negeri filial yang terletak jauh dari
perkotaan, untuk itu sarana dan prasarana nya pun sangat terbatas dan
tidak memadai, peralatan laboratorium IPA juga tidak dimiliki. Peran guru
228 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 2, Juni 2020, hal. 225-233

untuk menerapkan pendekatan keterampilan proses sains sangat penting,


agar pembelajaran IPA dapat berlangsung sesuai dengan harapan
walaupun dalam prasarana yang terbatas, guru dibekali tentang materi
keterampilan proses sains dimulai dari kemampuan mengamati,
kemampuan interpretasi , kemampuan mengelompokkan,kemampuan
memprediksi, kemampuan meramalkan dan kemampuan berkomunikasi
tingkat sekolah dasar. Rusmiyati & Yulianto (2009) peserta didik IPA
adalah pemikir sederhana, sehingga dapat menggunakan proses ilmiah
manapun yang sederhana dibandingkan proses ilmiah ilmuan. Jadi
keterampilan proses ilmiah disesuaikan dengan kemampuan guru dan
peserta didik dengan tetap menggunakan pendekatan sainstifik. (Lepiyanto,
2017) Disadari bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam
memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah.
Tantangan ini memerlukan peningkatan keterampilan guru melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah.
Guru di SDN 004 filial sangat antusias mengikuti kegiatan ini, hal ini
karena memang pengalaman pendekatan keterampilan proses sains belum
pernah mereka mendapat pelatihan atau pengetahuan tentang ini. Dalam
pembelajaran IPA mereka lakukan dengan pendekatan ceramah dan
hapalan, padahal pada hakikatnya pembelajaran ilmu pengetahuan alam
merupakan pengetahuan yang bersifat objektif dan nyata, sehingga
pembelajarannya dapat dipraktikumkan dan dibuktikan dengan proses
ilmiah.

2. Praktikum IPA pada siswa


Kegiatan praktikum ilmu pengetahuan alam belum pernah dilakukan
disekolah ini, ini sejalan dengan wawancara pada guru dan siswa. Tim
merangsang kembali dan bertujuan meningkatkan motivasi dalam
pembelajaran Ilmu pengetahuan alam sehingga menjadi pengetahuan yang
menarik tidak sebatas hapalan saja.
Praktikum IPA ini berlangsung untuk meningkatkan keterampilan
proses sains siswa, sehingga siswa dapat mengamati, mengklasifikasi, dan
menyimpulkan hasil pengamatan hinggaa menyampaikan apa yang peserta
didik temukan. Melalui percobaan sederhana dapat meningkatkan
keterampilan proses sains anak meliputi keterampilan membuat dugaan,
mengamati, mengklasifikasi, dan mengkomunikasikan (Wahid & Suyanto,
2015). Praktikum ini dikemas dalam beberapa kegiatan yang sederhana
dan menarik sehingga memanfaatkan benda benda lingkungan sekitar.
Adapun praktikum yang dilakukan adalah:
a. Mawar Rahasia
Mawar rahasia merupakan sebuah bunga yang dirangkai dari
kertas berwarna putih. Praktikum ini merupakan salah satu yang
menarik karena terjadi perubahan warna pada bunga kertas dari
putih menjadi merah keungu-unguan. Siswa yang mengamati ini
secara langsung sangat antusias dan memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi dilihat dari aktifitas pada saat kegiatan berlangsung. Pada
kegiatan praktikum ini kami memperkenalkan asam dan basa. Kami
menyiapkan bunga mawar dari kertas yang berwarna putih,
selanjutnya kami menyemprotkan menggunakan larutan NaOH dan
menyemprotkan menggunakan indikator PP. Mawar yang terbuat dari
229
Muhammad Ikhsan, Keterampilan Proses Sains…

kertas berubah warna menjadi merah.Larutan NaOH merupakan


senyawa yang bersifat Basa dan akan berubah warna menjadi merah
ketika bereaksi dengan indikator PP.
b. Telur Sakti
Percobaan selanjutnya yang kami laksanakan adalah Telur sakti,
yaitu percobaan yang diamati perbedaan pada telur yang dicelupakan
pada gelas yang berbeda. Pada praktikum percobaan ini kami
menyiapkan 3 gelas kimia dan 3 telur yang sudah masak. Gelas
pertama di beri garam, gelas kedua diberi garam lebih banyak dan
gelas ketiga diisi air tanpa garam. Ketika dimasukkan telur secara
perlahan nampak telur yang tenggelam, melayang dan terapung.
Percobaan tersebut menunjukkan perbedaan massa jenis dari
benda dan massa jenis larutannya. Pada pengamatan benda terapung
yaitu benda yang sebagian kecilnya masih muncul diatas permukaan
air, Massa jenis telur lebih kecil dari massa jenis larutan . Telur yang
melayang jika telur berada dalam zat cair, tetapi tidak berada di dasar
zat cair. Telur yang melayang terjadi dikarenakan Massa jenis benda
sama atau hampir sama dengan massa jenis zat cair. Telur tenggelam
terjadi jika telur berada di dasar zat cair. Telur yang tenggelam terjadi
jika massa jenis benda lebih besar dari massa jenis zat cair. Pada
percobaan ini siswa setelah melakukan pengamatan , merangsang
untuk berpikir apa yang membuat perbedaan pada telur yang
terapung , melayang dan tenggelam, kemudian membuat mereka aktif
untuk bertanya. Selanjutnya guru menjelaskan konsep fenomena
secara sains hal itu bisa terjadi.
c. Balon Ajaib yang Tahan Api
Pada Praktikum ini terdapat dua balon , yaitu balon ynag tidak
diisi air dan balon yang sudah diisi air. Air adalah penyerap panas
yang paling terbaik. Ketika air dipanaskan dalam balon. Air menyerap
sebagian besar dari nyala api, sehingga hal ini membuat karet
permukaan balon tidak panas. Sehingga balonnya tidak pecah atau
meledak, hal itu berbeda dengan balon yang tidak diisi air, balon
tersebut akan meledak ketika disentuh oleh api. Ketika anak melihat
apa yang terjadi pasti anak akan heran dan takjub melihat
kemampuan balon yang terisis dengan air dengan balon yang tidak.
Dalam kegiatan ini anak akan bertanya kenapa balon kedua tidak
meledak. Bahan dan alat yang sederhana yang digunakan diantaranya
Dua buah balon, Air, Korek api dan lilin. Langkah kegiatan yang
dilakukan adalah
1) Anda ambil 1 balon dan tiup sampai berkembang dengan cukup
besar dan ikat dengan erat
2) Ambil balon 1 lagi kemudian masukkan air sekitar 60 mm atau
sekitar seperempat gelas kedalam balon tersebut.
3) Tiup balon yang sudah terisi air dan ikat dengan erat juga.
4) Kemudian anda nyalakan lili dengan korek apa yang anda
sudah persiapkan
5) perlihatkan pada anak/siswa balon yang hanya terisi oleh udara
dan taruh ditas lili yang sudah menyala.
230 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 2, Juni 2020, hal. 225-233

6) Balon yang pertama akan meledak dan balon yang kedua tidak
meledak

d. Telur Masuk Dalam Botol


Pada praktikum ini tim menyiapkan telur, botol , kertas dan korek
api. Telur ini akan dimasukan ke dalam botol namun terlebih dahulu
telur dikupas kulitnya. Seperti diketahui mulut botol yang kecil tentu
telur tersebut tidak dapat masuk. Karena jika dimasukan dengan cara
di dorong tentu saja telur tersebut akan hancur. Oleh sebab itu untuk
memasukannya diperlukan tekanan udara.
Percobaan ini dimulai dengan peserta didik yang membakar kertas
kemudian memasukkannya kedalam botol. Setelah melakukan
percobaan ini tentu peserta didik akan bertanya mengapa hal ini
dapat terjadi. Hal ini terjadi karena ketika api padam suhu dan
tekenan botol akan menurun sehingga tekanan udara yang berada
diluar botol lebih tinggi daripada yang ada didalam botol, hal ini
membuat telur terdorong masuk kedalam botol. Demonstrasi pada
kegiatan diatas yang dilakukan dalam pengabdian ini diharapkan
untuk menambah pengetahuan bagi guru terkait dengan sains
sederhana yang dapat dilakukan pada siswa sekolah dasar sehingga
siswa mendapatkan informasi/ilmu dan pengalaman belajar dengan
menghadirkan objek baik secara konsep, teori dan fakta sehingga guru
dan siswa mampu berpikir secara higher order thinking skill
(HOTS).Kegiatan praktikum merupakan cara yang sesuai untuk
memenuhi tuntutan belajar sains berdasarkan hakekat sains, dan
melatihkan keterampilan proses sains. (Adisedjaja, 2009). Adapun
suasana praktikum terlihat pada Gambar 1 berikut.

Gambar 1. Suasana Praktikum

Setelah dilakukan praktikum bersama sama dikelas, terlihat


ketertarikan siswa dalam pembelajaran IPA, hal itu didukung oleh angket
yang diisi oleh siswa di SDN 004 filial yang membuat motivasi belajar
peserta didik meningkat. Selama ini guru dan peserta didik tidak pernah
melakukan kegiatan praktikum dikelas baik secara demonstrasi ataupun
eksperimen. Guru berpendapat jika praktikum membutuhkan dana, alat
laboratorium yang mahal dan kendala lainnya. Pada dasarnya pembelajran
dengan kreatifitas dan inovatif seorang guru dapat mengemas kegiatan
praktikum yang sederhana menggunakan bahan bahan yang ada disekitar.
231
Muhammad Ikhsan, Keterampilan Proses Sains…

Berdasarkan praktikum sederhana menggunakan pendekatan


keterampilan proses sains ini, tim mengamati 5 aspek yang terjadi pada
aktivitas siswa diantaranya yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, menalar dan menginformasikan(Gultom, 2017).
a. Mengamati
Kegiatan mengamati merupakan kegiatan untuk mengenali objek
menggunakan seluruh panca indera yang dimiliki yaitu indera
penglihatan, indera pendengar, indera penciuman, indera pengecap
dan indera peraba. Berdasarkan praktikum 1, 2 ,3 dan 4 seluruh siswa
aktif dalam proses mengamati. Kegiatan praktikum ini membuat
peserta didik sangat antusias sehingga keterampilan mengamati
dapat terlihat .
b. Menanya
Setelah proses pengamatan dilakukan tim dan guru tidak langsung
menjelaskan teori atau konsep tentang peristiwa tersebut, namun
merangsang peserta didik untuk bertanya , mengeluarkan rasa ingin
tahu nya sehingga peserta didik aktif untuk merespon apa yang sudah
dia amati. Tim dan guru juga melibatkan siswa untuk menjawab
pertanyaan dari temannya , dan tim menyiapkan reward bagi peserta
didik yang berhasil menjawab dengan benar. Keterampilan bertanya
juga terlihat pada banyaknya siswa yang merespon dengan angkat
tangan pada tahapan ini.
c. Mengumpulkan Informasi
Pada tahapan ini, guru dan tim memberikan umpan balik jawaban
dari siswa sehingga merangsang respon siswa untuk menggali daya
ingatnya atau pengetahuannya tentang percobaan yang telah
dilakukan. Siswa pun dalam tahapan ini diberi kesempatan untuk
membuka bukunya untuk mengetahui informasi tentang percobaan
percobaan praktikum yang telah dilaksanakan
d. Menalar
Pada tahapan menalar, guru dan tim melihat aktifitas siswa dalam
menalar cukup rendah, hal ini dikarenakan sedikitnya pengetahuan
mereka tentang percobaan percobaan yang telah dilakukan, materi
materi yang telah dipelajari sebelumnya jika hanya dilakukan dengan
hapalan akan mudah lupa. Tc et al (2018) Setiap siswa berusaha
menjelaskan fenomena dengan logikanya sendiri, sehingga siswa
dapat menjawab pertanyaan yang ada dibenaknya dalam hal ini
rumusan masalah.
e. Mengkomunikasikan
Pada tahapan mengkomunikasikan, tim dan guru meminta siswa
untuk menceritakan kembali percobaan yang telah dilakukan beserta
konsep konsep yang menyertainya. Pada keterampilan
mengkomunikasikan dapat dilihat siswa dapat menyampaikan konsep
yang diperolehnya dari hasil percobaan. Dalam tahapan ini guru dan
tim tidak meminta siswa untuk membuat sebuah laporan namun
hanya menyampaikan pengalama belajar yang telah dilakukan.
Tahapan – tahapan keterampilan proses sains telah dilakukan dan
setiap tahapan dapat terlihat aktifitas siswa yang tinggi sehingga
harapannya tujuan pembelajaran dapat berhasil.
232 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 2, Juni 2020, hal. 225-233

D. SIMPULAN DAN SARAN


Praktikum sederhana yang telah menunjukkan peningkatan signifikan
keterampilan proses sains siswa yaitu (1) mengamati ditunjukkan pada
aktifitas siswa yang telah menggunakan pancaindera mereka pada saat
proses pembelajaran berlangsung, (2) menanya, dapat dilihat peningkatan
yang signifakan pada antusias siswa selama kegiatan belajar mengajar
sehingga siswa aktif memberikan tanggapan dan pertanyaan setelah
mereka mengamati kegiatan praktikum, (3) mengumpulkan informasi,
pada bagian ini dapat dilihat aktifitas siswa yang saling bertukar pendapat
dan mencari informasi pada buku, (4) menalar, pada bagian ini dapat
dilihat peningkatan aktifitas siswa yang berusaha memberikan hasil
pemikirannya terhadap kegiatan praktikum tersebut, dan (5)
menyampaikan pada tahapan ini siswa diminta untuk membuat laporan
hasil kegiatan praktikum secara keseluruhan dan guru merangsang siswa
untuk berani menyampaikan kesimpulannya didepan kelas.
Saran dalam pengabdian masyarakat ini perlu dilakukan beberapa
percobaan lain yang menarik dan sederhana di sekolah sekolah pinggiran
karena sederhana bagi kita sangat besar pengaruhnya bagi sebagian orang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih saya ucapkan kepada berbagai pihak yang telah
berpartisipasi dalam kegiatan PKM ini, terutama kepada Lembaga
Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) Universitas Widya Gama Mahakam
Samarinda. Terima kasih juga kepada kepala sekolah dan guru SD 004
Filial L2 Tenggarong sebagai mitra PKM, semoga kerjasama terus
berlangsung dan membawa kebaikan untuk kita semua.

DAFTAR RUJUKAN
Adisedjaja, Y. H. (2009). Peranan Praktikum Dalam Mengembangkan
Keterampilan Proses Dan Kerja Laboratorium. MGMP Biologi Kabupaten
Garut, 1–7.
Carin, A.A. & Sund, R. . (2016). STEM Education: Inovasi dalam Pembelajaran
Sains. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains, 2016–2023.
https://media.neliti.com/media/publications/173124-ID-stem-education-inovasi-
dalam-pembelajara.pdf
Desstya, A. (2014). Kedudukan dan Aplikasi Pendidikan Sains di Sekolah Dasar.
Profesi Pendidikan Dasar, 1(2), 193–200.
Gultom, E. L. (2017). Penerapan Pendekatan Saintifik Pada Pembelajaran Untuk
Penanaman Kompetensi Inti. Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun, 1(1), 365–370.
Ix, T. K. K. V.-K. (2015). Bidang Sains Melalui Aktivitas Percobaan Sederhana
Pada Anak Kelompok B3. 3(1).
Lepiyanto, A. (2017). Analisis Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran
Berbasis Praktikum. BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi), 5(2), 156.
https://doi.org/10.24127/bioedukasi.v5i2.795
Munif, I. R. S. (2012). Penerapan Metode Experiential Learning Pada
Pembelajaran Ipa Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 5(2), 1–1.
https://doi.org/10.15294/jpfi.v5i2.1014
Papua, J. P. (2017). Pada Guru Sd Melalui Percobaan Sederhana. 1(2), 59–62.
233
Muhammad Ikhsan, Keterampilan Proses Sains…

Rusmiyati, A., & Yulianto, A. (2009). Peningkatan Keterampilan Proses Sains


Dengan Menerapkan Model Problem Based-Instruction. Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia, 5(2), 75–78. https://doi.org/10.15294/jpfi.v5i2.1013
Subali, B., & Mariyam, S. (2013). Pengembangan Kreativitas Keterampilan Proses
Sains Dalam Aspek Kehidupan Organisme Pada Mata Pelajaran Ipa Sd.
Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3), 365–381.
https://doi.org/10.21831/cp.v3i3.1625
Wahid, S. M. J., & Suyanto, S. (2015). Peningkatan keterampilan proses sains
melalui percobaan sederhana anak usia 5-6 tahun di TK-IT Albina Ternate.
Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(1), 55.
https://doi.org/10.21831/jppm.v2i1.4843
Wangid, M. N., Mustadi, A., Erviana, V. Y., & Arifin, S. (2014). Kesiapan Guru Sd
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik-Integratif Pada Kurikulum 2013
Di Diy. Jurnal Prima Edukasia, 2(2), 175.
https://doi.org/10.21831/jpe.v2i2.2717
Yuliati, Y. (2017). Literasi Sains Dalam Pembelajaran Ipa. Jurnal Cakrawala
Pendas, 3(2), 21–28. https://doi.org/10.31949/jcp.v3i2.592

You might also like