0% found this document useful (0 votes)
113 views11 pages

Perilaku Konsumen Penikmat Kopi Tubruk Dan Kopi Instan: Sudiyarto, Sri Widayanti, Dya Maretya Kresna

This document summarizes a study on consumer behavior regarding tubruk coffee and instant coffee in Surabaya, Indonesia. It finds that the most popular coffee brand available in traditional stores and minimarts is Kapal Api brand, while 4 other brands are only available in minimarts. Most coffee lovers buy from food stalls. Consumers enjoy coffee mostly at home in the evenings, and prefer original coffee powder. On average they drink 2 cups per day. Consumer choices are influenced by flavor and social factors. 55% of consumers prefer tubruk coffee over instant coffee.

Uploaded by

didi andaru
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
113 views11 pages

Perilaku Konsumen Penikmat Kopi Tubruk Dan Kopi Instan: Sudiyarto, Sri Widayanti, Dya Maretya Kresna

This document summarizes a study on consumer behavior regarding tubruk coffee and instant coffee in Surabaya, Indonesia. It finds that the most popular coffee brand available in traditional stores and minimarts is Kapal Api brand, while 4 other brands are only available in minimarts. Most coffee lovers buy from food stalls. Consumers enjoy coffee mostly at home in the evenings, and prefer original coffee powder. On average they drink 2 cups per day. Consumer choices are influenced by flavor and social factors. 55% of consumers prefer tubruk coffee over instant coffee.

Uploaded by

didi andaru
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

PERILAKU KONSUMEN PENIKMAT KOPI TUBRUK DAN KOPI INSTAN

1
Sudiyarto, 1Sri Widayanti, 2Dya Maretya Kresna
1
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur
2
Karyawati PT. Bank Mandiri Surabaya

ABSTRACT
The levels of Indonesian domestic coffee consumption increases more and more; this is related
to consumer behavior, living standards improvement and lifestyle shift of urban people as in
Surabaya. Each year coffee processing industry continues to grow in line with market demand.
The purpose of this study was to: 1) describe the type of product and the known and favored
coffee brand, 2) analyze consumer behavior in purchasing or consuming mud coffee and instant
coffee. The research was conducted in Surabaya in March-April, 2012. This research applied
qualitative-descriptive analysis. The coffee brand available in all traditional stores and
minimarkets was only one brand of coffee (Kapal Api brand), while the coffee brands which
were available in minimarket but were not available in traditional stores/food stalls were 4
brands of coffee. The coffee lovers bought coffee mostly in food stalls. Further, consumers
enjoyed coffee at home, while the type of coffee mostly chosen was in form of original coffee
powder, and the time to enjoy coffee was most frequently at night. Consumers enjoyed coffee for
2 cups/day in average. The consumer considerations in choosing coffee were influenced by
flavor and external factors, mostly due to friendship effect. 55.00 percent of consumers
preferred mud coffee.

Keywords: consumer behavior, coffee, type (mud, instant) and brand.

PENDAHULUAN mencegah penyakit syaraf, menurunkan


Hasil pengolahan bahan minuman resiko kanker payudara, mencegah diabetes,
yang bersumber dari sektor pertanian sangat dan berkhasiat merevitalisasi sel kulit baru
diperlukan masyarakat untuk membantu dan menjaga kelembapan (Anonymous,
dalam proses metabolisme tubuh, 2011). Berdasarkan jenisnya, kopi olahan
penghilang dahaga atau hanya sebagi yang ada dipasaran dibedakan menjadi 2
bentuk kebiasaan. Salah satu jenis minuman jenis yaitu kopi tubruk dan kopi instan.
yang populer dimasyarakat adalah kopi. Kopi tubruk adalah minuman kopi yang
Kopi paling banyak dikonsumsi masyarakat dibuat dengan mendidihkan biji kopi
setelah teh. Kopi dinikmati baik dingin bersama dengan gula, saat diseduh
maupun panas, selera minum kopi terbawa minuman kopi tersebut juga meninggalkan
secara turun temurun hingga sekarang. ampas, sedangkan kopi instan dapat berupa
Tingkat konsumsi kopi dalam negeri campuran kopi, gula dan susu, yang melalui
berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun proses granulasi terlebih dahulu kemudian
1989 adalah sebesar 500 dikemas dengan bahan aluminium foil,
gram/kapita/tahun. Namun pada tahun toples, maupun botol. Dalam penyajiannya
2011 tingkat konsumsi kopi di Indonesia kopi instan tidak meninggalkan ampas
telah mencapai 800 gram/kapita/tahun. (Dini, 2010).
Dengan demikian dalam kurun waktu 20 Kopi yang banyak dikonsumsi oleh
tahun peningkatan konsumsi kopi telah rumah tangga adalah kopi instan karena
mencapai 300 gram/kapita/tahun dilihat dari segi harga, kopi instan lebih
(Anonymous , 2011) murah bila dibandingkan dengan kopi
Masyarakat memiliki kebiasaan tubruk. Masyarakat memilih kopi instan
meminum kopi setiap harinya. Berbagai dikarenakan juga cara penyajiannya lebih
kalangan status sosial menggemari mudah diseduh dan juga dirasa cukup
minuman kopi dengan tujuan konsumsi memberikan citarasa khas tersendiri, cara
yang berbeda-beda, antara lain untuk memperolehnya juga lebih mudah

JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 1


didapatkan. Oleh karenanya permintaan Gununganyar Surabaya terhadap minuman
produk kopi cukup tinggi di pasar. memiliki tingkat pengkonsumsian yang
Permintaan terhadap suatu produk kopi berbeda-beda diantara berbagai jenis
dipengaruhi adanya selera konsumen minuman yang ada. Tingkat konsumsi
terhadap produk kopi. Berbagai macam tersebut memiliki perbedaan karena terkait
produk kopi yang dijual dipasaran dengan perilaku konsumen dalam
menyebabkan persaingan antar produsen mengkonsumsi minuman tersebut.
kopi, sehingga bagi pemasar kopi perlu Peningkatan taraf hidup dan pergeseran
memahami perilaku konsumen untuk gaya hidup masyarakat perkotaan di
kemudian menyusun suatu strategi Surabaya. Kedai-kedai kopi yang banyak
pemasaran dalam memperebutkan minat terdapat di pusat-pusat pembelanjaan,
beli konsumen, yang artinya pemasar harus perkantoran maupun kedai kopi pinggir
mengetahui apa yang dibutuhkan konsumen jalan ini tidak lagi dipenuhi dengan orang
dan meneliti apa yang menyebabkan dewasa, tetapi juga anak muda. Kebiasaan
konsumen memilih dan membeli produk konsumen dalam menikmati kopi dengan
tersebut. berbincang-bincang bersama teman
Pemasaran kopi sangat berkembang merupakan hal yang sudah biasa.
pesat baik di pasar tradisional maupun Konsumen biasanya meluangkan waktu
minimarket. Perkembangan pemasaran kopi untuk menikmati kopi sambil menuggu
yang pesat di minimarket dapat kemacetan. Pada siang hari, kedai kopi juga
memudahkan konsumen untuk banyak didatangi pengunjung untuk
membelinya, meskipun demikian tidak melakukan meeting atau pembicaraan
menyurutkan pemasaran kopi di pasar-pasar bisnis. Untuk itu, para pengusaha
tradisional. Pasar tradisional merupakan melakukan berbagai inovasi baik dari segi
salah satu tempat dimana produk kopi dapat peracikan kopi maupun pelayanannya demi
diperjualkan, sehingga penting bagi memenuhi target konsumen yang
produsen kopi memahami perilaku diinginkan. Kuncinya terletak pada variasi
konsumen kopi yang membeli di pasar olahan rasa yang dilakukan banyak
tradisional. Sampai sekarang konsumen produsen (Anonymous, 2007). Berdasarkan
kopi masih banyak yang membeli kopi di fenomena diatas, maka penelitian ini
pasar-pasar tradisional, karena sebagian diarahkan untuk mengidentifikasi merek,
konsumen menganggap bahwa penjualan jenis kopi yang dijual pada toko/warung
kopi di pasar tradisional harganya lebih tradisional dan minimarket serta perilaku
terjangkau daripada di minimarket. konsumen dalam membeli atau
(Wijiastuti, 2011). Berdasarkan data dari mengkonsumsi kopi tubruk dan kopi instan,
Kementerian Perindustrian mencatat jumlah termasuk didalamnya mendeskripsikan
perusahaan industri pengolahan kopi di luar jenis produk dan merek kopi yang dikenal
UKM pada periode 2007-2010 berkembang dan disukai konsumen atau penggemar kopi
dari 77 perusahaan menjadi 81 perusahaan. pada umumnya dan diakhiri pada sebuah
Setiap tahunnya industri olahan kopi terus kesimpulan.
tumbuh mengikuti permintaan pasar Sesuai dengan latar belakang diatas
(Najiyanti dan Daniarti. 2004). Sejalan maka tujuan yang ingin dicapai dalam
dengan pendapat tersebut, data Pemkot penelitian ini adalah : 1)Mengidentifikasi
Surabaya menunjukkan pertumbuhan mini merek, jenis kopi yang dijual pada toko
market yang semakin menjamur. Hal ini tradisional dan minimarket di Kecamatan
didukung data di Dinas Perdagangan dan Gunung Anyar Surabaya dan
Perindustrian Kota Surabaya sampai akhir 2)Mendeskripsikan perilaku konsumen
2009 terdapat 475 mini market di Surabaya. dalam membeli atau mengkonsumsi kopi
Pemahaman yang mendalam tubruk dan kopi instan.
mengenai konsumen akan meningkatkan
pasar dan dapat mempengaruhi keputusan METODE PENELITIAN
konsumen sehingga membeli apapun yang Penentuan Lokasi
ditawarkan pemasar (Kotler, 1994). Lokasi dalam penelitian ini adalah
Konsumsi rumah tangga di Kecamatan kecamatan Gunung Anyar Surabaya yang

2 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012


dilaksanakan pada bulan Maret sampai konsumen dalam menikmati dan
dengan April 2012, dengan pertimbangan membeli kopi tersebut.
bahwa Kecamatan Gunung Anyar
merupakan salah satu kecamatan baru di Analisis Data
kota Surabaya dengan perubahan gaya 1. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu
hidup serta ekonomi yang cepat karena untuk mengidentifikasi berbagai jenis
terdapat beberapa pusat akademik, kantor produk dan merek kopi yang terdapat di
dan perumahan-perumahan elite. toko tradisional dan minimarket,
Penentuan Sampel dan Responden menggunakan analisis deskriptif
Metode pengambilan sampel dan dimana peneliti akan melakukan
responden dalam penelitian ini adalah observasi langsung di toko tradisional
dengan metode purposive sampling yaitu dan minimarket. Selanjutnya data
metode pengambilan responden dengan diolah dan disusun agar mudah untuk
cara sengaja dan pertimbangan tertentu mengidentifikasi berbagai merek kopi
yaitu konsumen penikmat kopi yang berada yang tersedia dipasaran.
di Kecamatan Gunung Anyar, Surabaya. 2. Untuk menjawab tujuan yang kedua,
Jumlah responden yaitu sebanyak 60. yaitu untuk mendiskripsikan perilaku
Pertimbangan yang digunakan dalam konsumen dalam menikmati kopi
pengambilan responden adalah : tubruk dan kopi instan menggunakan
Konsumen sebagai penikmat kopi, yang analisis deskriptif untuk mengetahui
dapat mengenali perbedaan kopi olahan bagaimana konsumen mendapatkan,
tubruk dan kopi instan yang berumur 20 s/d mengkonsumsi, volume minum dalam
50 tahun responden diduga bisa memahami satu hari, dan proses keputusan yang
semua pertanyaan yang di ajukan oleh mendahului serta mengikuti tindakan.
peneliti sesuai pengalamannya.
Dari kriteria yang telah disebutkan, HASIL DAN PEMBAHASAN
cara yang dilakukan dalam pengambilan A. Merek dan Jenis Kopi yang Ada di
responden yaitu dengan cara mendatangi Pasaran
warung kopi yang berada di Kecamatan Merek dan jenis kopi yang dijual di
Gunung Anyar Surabaya dengan bantuan toko tradisional dan minimarket seringkali
informasi dari pedagang warung kopi untuk berbeda. Ada beberapa merek dan jenis
konsumen yang menjadi penikmat kopi. kopi yang tersedia di minimarket tetapi
Apabila konsumen telah memenuhi kriteria, tidak tersedia di toko tradisional atau
maka konsumen tersebut layak dijadikan bahkan sebaliknya, merek dan jenis kopi
responden dalam penelitian ini. yang ada di toko tradisional tidak terdapat
Pengumpulan Data di minimarket. Dari delapan minimarket
Data yang digunakan dalam penelitian dan toko tradisional yang telah di data
ini adalah data primer dan data sekunder. terdapat 19 merek dan 71 jenis kopi yang
Adapun metode pengumpulan data yang ada. Untuk data mengenai merek kopi yang
akan digunakan adalah sebagai berikut: dijual di toko tradisional dan minimarket
1. Observasi dapat dilihat pada gambar berikut :
Pengamatan langsung terhadap obyek
yang akan diteliti yaitu merek dan jenis
kopi yang ada di toko tradisional
dan minimarket.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap para
responden yang telah memenuhi criteria
sebagai penikmat kopi.
3. Kuisioner
Merupakan daftar pertanyaan yang
diajukan kepada responden penelitian
sehingga diketahui bagaimana perilaku

JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 3


Daftar Merek Kopi Yang Ada Di Toko tradisional Dan Minimarket

10 8 8 88 8
7 7 7 7 77
6 6 6 6 6
5 5 5
5 4 4 4 4
3 3
2 2 2
1 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 AB Ang Ay a Caf Glat Goo Ind Jav Kapa Kop Kuk Luw Mi- Nes Sid Sin Tor Y a 41+

Toko Tradisional 6 1 0 0 1 2 4 0 8 1 0 5 0 6 1 3 5 7 0

minimarket 8 2 7 4 6 8 7 6 8 4 5 7 3 8 2 7 6 7 4

Merek Kopi
Toko Tradisional minimarket

Keterangan : ABC; Angetsari; Ayam merak; CafeBos; Gelatik; Good Day; Indocafe; Javabica;
Kapal Api; Kopiko; Kuku Bima; Luwak; Miwon; Nescafe; Sidomuncul; Singa;
Torabika; Kopi Ya dan 41+
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Gambar 1. Histogram Merek Kopi yang Ada di Toko Tradisional dan Minimarket

Berdasarkan data dari Gambar 1 dalam menjual produknya. Sedangkan kopi


bahwa merek kopi yang paling banyak merek Mi-Won, pada 3 minimarket yang
dijual dari delapan toko tradisional dan ada di kecamatan Gunung Anyar tersedia,
delapan minimarket adalah kopi merek tetapi pada toko tradisional tidak ada yang
Kapal Api memperoleh skor 8. Hal ini menjual kopi merek Mi-Won karena
berarti bahwa kopi merek Kapal Api hasilnya adalah 0. Maka artinya, kopi Mi-
tersedia di semua toko tradisional maupun Won hanya dapat dibeli atau didapatkan di
minimarket yang disurvei. Pemerataan minimarket. Dari gambar tersebut terlihat
pada pasar yang diuju oleh produsen untuk juga ada beberapa merek kopi yang hanya
menjual produknya dinilai salah satu tersedia di minimarket yaitu Ayam Merak,
strategi pemasaran yang cukup efektif dan Cafeboss, Javabica, Kuku Bima, Mi-won
efisien, sehingga dapat menarik konsumen dan 41 +.
lebih luas lagi. Hal ini sesuai hasil
pemilihan Top Brand 2012, bahwa kopi B. Perilaku Konsumen
merek Kapal Api adalah merek kopi yang Perilaku konsumen menurut
paling dikenal konsumen (Ramadhan dan Engel,dkk (1995) mencakup pemahaman
Wahono, 2012). terhadap tindakan yang langsung dilakukan
Dalam berbelanja atau mendapatkan konsumen dalam mendapatkan,
suatu barang konsumen sering kali mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dipengaruhi oleh beberapa hal salah satunya dan jasa, termasuk proses keputusan yang
kemudahan dalam memperoleh suatu mendahului dan mengikuti tindakan
barang. Seperti yang terlihat pada teori tersebut. Berdasarkan teori tersebut maka
Engel, dkk (1995) bahwa lokasi menjadi dapat dijabarkan bagaimana perilaku
faktor yang mempengaruhi konsumen konsumen dalam menikmati kopi tubruk
dalam keputusan pembelian, pilihan dan kopi instan di kecamatan Gunung
konsumen yang memiliki lokasi belanja Anyar Surabaya.
berbeda dapat dijangkau oleh produsen

4 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012


1. Cara Konsumen Membeli dilakukan dirumah ataupun ditempat kerja.
Konsumen membeli kopi bisa Dalam penelitian ini dapat mengetahui
berbeda-beda antara konsumen satu dengan dimana biasanya konsumen membeli kopi
yang lainnya. Dalam hal ini konsumen yang baik saat akan dinikmati dirumah ataupun
diambil adalah 60, tiap konsumen dapat diluar rumah. Untuk lebih lengkapnya dapat
memilih pilihan dalam kuisioner lebih dari dilihat pada tabel 1 berikut :
satu tempat karena menikmati kopi bisa

Tabel 1. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tempat Membeli Kopi


Banyaknya
No Tempat Membeli Kopi
Responden (Orang) Persentase (%)
1. Pasar 2 3,33
2. Warung 37 61,67
3. Kantin 5 8,33
4. Cafe 6 10,00
5. Minimarket 9 15,00
6. Supermarket 1 1,67
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan 2. Cara Konsumen Mengkonsumsi


bahwa konsumen paling sering membeli a. Berdasarkan Tempat untuk
kopi di warung, dengan presentase sebesar Menikmati atau Minum Kopi
61,67 persen. Hal ini sesuai dengan yang Mengkonsumsi kopi bisa dilakukan
dikemukakan oleh Engel, Blackwell dan dimana saja sesuai dengan kebutuhan dan
Minard (1995), bahwa konsumen akan keinginan konsumen. Ada sebagian
mempertimbangkan jarak tempuh, waktu konsumen yang mementingkan tempat
dan biaya tambahan yang diperlukan untuk dalam menikmati secangkir kopi demi
mendapatkan suatu barang atau jasa, maka kenyaman dan kenikmatan yang dibutuhkan
dari beberapa alasan konsumen untuk oleh yiap konsumen. Untuk itu dari data
membeli kopi di warung karena lebih pada Tabel 2 peneliti dapat melihat bahwa
mudah dijangkau dan dekat dengan dimana kebiasaan konsumen di kecamatan
pemukiman warga sehingga membutuhkan Gunung Anyar dalam menikmati kopi.
waktu yang singkat dan tidak perlu Jumlah minum kopi yang dikonsumsi
mengeluarkan biaya tambahan sebagai alat dalam satu hari juga perlu diketahui agar
transportasi. Selanjutnya yang kedua, lokasi dapat mengetahui mengetahui berapa
yang dipilih oleh konsumen untuk kebutuhan tiap konsumen dalam satu hari
mendapatkan kopi yaitu di minimarket untuk menikmati kopi. Karakteristik
dengan presentase yang sama sebesar 15,00 Konsumen pada jumlah dalam menikmati
persen. Pada cafe memperoleh presentasi untuk satu hari dapat dilihat pada Tabel 2.
10,00 dan yang terakhir pada kantin yaitu
sebesar 8,33 persen. Hal ini dikarenakan
sebagian konsumen sering menikmati kopi
di dalam kantor ataupun kampus.

JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 5


Tabel 2. Sebaran Konsumen Berdasarkan Tempat Untuk Minum Kopi
Banyaknya
No Tempat Menikmati Kopi
Responden (Orang) Persentase (%)
1. Rumah 25 41,67
2. Tempat Kerja 10 16,67
3. Warung 18 30,00
4. Kantin 3 5,00
5. Kafe 4 6,66
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Ada beberapa alasan konsumen tempat yang diminati oleh konsumen untuk
kenapa memilih rumah sebagai tempat menikmati kopi sebesar 5,00 persen,
utama dalam menikmati kopi yaitu, karena alasannnya bagi sebagian konsumen
kebanyakan konsumen menikmati kopi menikmati kopi dikantin merupakan tempat
sebelum berangkat beraktifitas dan seteleh yang hemat waktu dan strategis, karena
beraktifitas untuk teman bersantai melepas tidak membutuhkan waktu yang lama untuk
kelelahan. Untuk yang kedua konsumen menuju tempat tersebut sehingga dapat
lebih memilih menikmati kopi di warung digunakan untuk menunggu jam kerja
yaitu sebesar 30,00 persen karena ataupun kuliah.
konsumen bisa menikmati kopi dengan
teman-teman, selain itu bagi konsumen b. Berdasarkan Bentuk Kopi yang Biasa
yang masih kos, warung menjadi satu- Dibeli Konsumen
satunya tempat untuk menikmati kopi Kopi dipasarkan oleh produsen
karena konsumen bisa langsung menyeduh dalam berbagai macam bentuk yang dapat
kopi yan sudah disediakan. Ketiga dinikmati oleh konsumen agar konsumen
konsumen menikmati kopi di tempat kerja mempunyai banyak pilihan dalam membeli
sebesar 16,67 persen, alsannya yaitu sesuai selera dan kubutuhan tiap konsumen.
sebagai semangat dalam beraktifitas. Dari sekian banyak bentuk yang paling
Keempat, kafe merupakan pilihan banyak dipilih konsumen terdapat pada
konsumen untuk menikmati kopi dengan tabel berikut :
presentase sebesar 6,66 persen. Untuk yang
urutan kelima, kantin menjadi salah satu
Tabel 3. Sebaran Konsumen Berdasarkan Bentuk Kopi yang Biasa Dibeli
Banyaknya
No Bentuk Kopi Responden Persentase
(Orang) (%)
1. Biji Kering Yang Belum Digiling 2 3,33
2. Kopi Bubuk (Kopi Tubruk) 20 33,33
3. Kopi Mix/Campuran 8 13,34
4. Wedang Kopi yang tinggal Seduh (warung atau cafe) 12 20,00
5. Kopi Instan 18 30,00
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 3 dapat Model pemasaran ini merupakan cara yang
diketahui bahwa konsumen lebih banyak dilakukan oleh produsen karena perilaku
yang sering membeli kopi dalam bentuk konsumen saat ini yang mengingkinkan
bubuk dari biji kopi setelah digiling yaitu produk jadi agar tidak melakukan proses
dengan presentase sebesar 33,33 persen. pengolahan lagi, selain itu agar

6 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012


mendapatkan nilai tambah daripada sebagian konsumen lebih percaya untuk
menjual produk dalam bentuk biji segar menggiling kopi sendiri agar kopi tersebut
seperti yang telah dikemukakan oleh tidak ada campuran dari bahan lain
Wijiastuti (2011). Hal ini dikarenakan kopi misalnya jagung sehingga rasa dari keaslian
bubuk memiliki rasa yang lebih nikmat kopinya terjamin.
dengan aroma yang sedap dan juga lebih
kental. Konsumen yang paling sedikit c. Berdasarkan Waktu Menikmati Kopi
adalah yang membeli kopi dalam bentuk Ada waktu-waktu tertentu yang
biji atau belum digiling yaitu sebesar 3,33 disukai atau secara kebiasaan yang
persen. Hal ini dikarenakan sebagian dari dilakukan oleh responden dalam menikmati
konsumen merasa jika membeli dalam kopi. Waktu yang paling banyak dipilih
bentuk biji kering maka akan menyulitkan oleh responden dalam menikmati kopi
dalam proses penggilingan, akan tetapi bagi dapat dilihat pada Tabel 4. berikut.
Tabel 4. Sebaran Konsumen Waktu Menikmati Kopi
Banyaknya
No Waktu Menikmati Kopi
Responden (Orang) Persentase (%)
1 Pagi 22 36,66
2 Siang 6 10,00
3 Sore 7 11,67
4 Malam 25 41,67
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 4


terlihat bahwa waktu yang paling disukai d. Volume Minum Kopi Dalam Satu
oleh konsumen untuk menikmati kopi yaitu hari
saat malam hari, dengan presentase hasil Setelah konsumen melakukan
sebesar 36,66 persen. Menikmati kopi di kegiatan bagaimana cara mengkonsumsi
malam hari dengan udara yang dingin kopi, kemudian konsumen tersebut akan
dengan melepas rasa lelah setelah seharian terlibat dalam proses bagaimana cara
bekerja ternyata bagi sebagian konsumen menghabiskan kopi tersebut. Dalam hal ini
mengaku lebih terasa nikmat dan bisa dapat diketahui berapa cangkir yang
mengembalikan semangat. Sedangkan dihabiskan oleh konsumen untuk
waktu yang paling sedikit dipilih oleh menikmati kopi tubruk maupun kopi instan
konsumen untuk menikmati kopi yaitu saat dalam satu hari. Untuk lebih jelasnya dapat
siang hari yaitu sebesar 10,00 persen. dilihat pada Tabel 5.
Waktu siang hari dengan udara yang panas Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa
ternyata kurang diminati oleh konsumen dalam satu hari konsumen mengkonsumsi
dalam menikmati kopi, selain itu saat siang kopi sebanyak 2 cangkir atau sebesar 71,67
hari konsumen lebih memiliki waktu yang persen dari jumlah responden sebanyak 60.
terbatas dalam menikmati kopi karena lebih Selanjutnya pada urutan kedua konsumen
sering menggunakan waktunya untuk mengkonsumsi kopi dalam jumlah 3
beraktifitas dalam kegiatan. Seperti yang cangkir setiap harinya dengan presentase
dikemukakan oleh Anonymous (2010) sebesar 11,67 persen. Urutan ketiga yaitu
sebagian besar konsumen menikmati kopi konsumen mengkonsumsi kopi dengan
saat pagi sebelum baktifitas dan malam hari jumlah lebih dari 4 cangkir (> 4 cangkir)
setelah beraktifitas untuk mengembalikan sebesar 8,33 persen. Keempat yaitu
semangat, karena bagi konsumen yang konsumen mengkonsumsi kopi sebanyak 4
sudah menjadi pecandu kopi akan merasa cangkir dengan presentase sebesar 5 persen
lemas dan tidak mempunyai semangat dan yang terakhir konsumen menikmati
apabila tidak mengkonsumsi kopi setiap kopi sebanyak 1 cangkir yaitu 3,33 persen.
harinya.

JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 7


Tabel 5. Sebaran Konsumen Berdasarkan Banyaknya Minum Kopi Per- Hari
Banyaknya
No. Minum Kopi Dalam Satu Hari
Responden (Orang) Persentase (%)
1. 1 Cangkir 2 3,33
2. 2 Cangkir 43 71,67
3. 3 Cangkir 7 11,67
4. 4 Cangkir 3 5,00
5. > 4 Cangkir 5 8,33
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Dari beberapa sumber yang telah


disebutkan sebelumnya menyatakan bahwa e. Proses Keputusan yang Mendahului
sebagian besar orang Indonesia menikmati dan Mengikuti Tindakan
kopi dalam satu hari sebanyak 2 cangkir 1. Pertimbangan dalam Membeli Kopi
yaitu pagi dan sore. Hal ini merupakan Ada beberapa hal yang menjadi
konsumsi yang wajib bagi beberapa pertimbangan setiap responden dalam
responden untuk setiap harinya, tetapi tidak membeli suatu produk, termasuk dalam
menutup kemungkinan jika responden membeli kopi tubruk maupun kopi instan.
mengkonsumsi kopi lebih dari 2 cangkir Hal ini akan dapat dilihat pada Tabel 6
dalam satu hari karena ada alasan yang lain, berikut :
yaitu karena ada acara berkumpul bersama
teman, rapat atau yang lainnya.

Tabel 6. Sebaran Responden dalam Pertimbangan Menikmati Kopi


Banyaknya
No Pertimbangan
Responden (Orang) Persentase (%)
1.
Harga 7 11,67
2.
Rasa 29 48,33
3.
Tempat 2 3,33
4.
Promosi 1 1,67
5.
Kualitas 14 23,33
6.
Kemasan 1 1,67
7.
Jenis Kopi 6 10,00
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 6 dapat ada campuran bahan lain, selain itu
diketahui dari 60 responden bahwa kematangan dari biji kopi yng diolah juga
pertimbangan yang utama dalam membeli dapat mempengaruhi rasa dari kopi itu
kopi yaitu pada rasa dengan presentase sendiri. Setiap konsumen memiliki selera
sebesar 48,33 persen, maka artinya yang berbeda-beda dalam menikmati kopi,
hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti untuk itu setiap konsumen sangat
sebelumnya yang menyatakan bahwa memperhatikan rasa yang dimiliki pada
perilaku konsumen dalam menikmati kopi setiap jenis kopi yang konsumsi. Hal ini
berhubungan oleh rasa dapat diterima. seperti yang dikemukakan oleh Najiati dan
Penyataan dari beberapa responden Danarti (2012) bahwa rasa pada setiap jenis
mengingkinkan kopi yang akan dinikmati biji kopi memiliki perbedaan, misalnya
mempunyai rasa yang nikmat saat diseduh pada biji kopi arabika memiliki rasa yang
maupun setelah diseduh. Rasa kopi juga asam dan sedikit pahit bila dibandingkan
dapat melihat bahwa kopi tersebut asli atau dengan biji kopi robusta yang terasa lebih

8 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012


pahit. Sedangkan pada urutan terakhir dari 2. Pengaruh Informasi
hal yang dipertimbangkan oleh responden Setelah mempertimbangankan hal-
dalam membeli kopi yaitu promosi dan hal yang menjadi kebutuhan dalam mebeli
kemasan dengan presentase yang sama kopi, maka konsumen akan mendapatkan
yaitu 1,67 persen. Responden pada pengaruh informasi sebelum membeli kopi
dasarnya tidak terlalu mementingkan baik kopi tubruk maupun kopi instan.
kegiatan promosi yang dilakukan oleh Menurut Sumarwan, (2002), sumber
produsen kopi, jika produk tersebut dapat informasi konsumen digolongkan kedalam
dikenal dan disukai oleh responden maka empat kelompok: (1) sumber pribadi, (2)
responden akan membeli atau sumber komersial, (3) sumber publik, dan
mengkonsumsi produk kopi tersebut secara (4) sumber pengalaman. Berdasarkan
terus-menerus. Sama halnya pada kemasan, pendapat tersebut di atas maka dapat
responden tidak terlalu mementingkan disimpulkan bahwa pencarian informasi
kemasan yang unik atau menarik dari dapat terjadi secara internal dan eksternal
produk yang ditawarkan karena bagi maupun keduanya. Untuk mengetahui
responden kemeriahan dalam kemasan pada berapa pentingnya informasi pada produk
suatu produk tidak dapat menjamin kualitas kopi yang mempengaruhi konsumen dapat
dari produk tersebut yang salah satunya dilihat pada Tabel 7 berikut :
adalah rasa.
Tabel 7. Sebaran Responden Berdasarkan Pengaruh Informasi
Banyaknya
Pengaruh Informasi dalam Membeli Kopi
No. Responden
Tubruk dan Kopi Instan Persentase (%)
(Orang)
1. Ya 45 75
2. Tidak 15 25
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)
Berdasarkan data pada Tabel 20 ini dapat diketahui bahwa perolehan
dapat terlihat bahwa konsumen yang informasi menjadi pengaruh bagi seorang
dipengaruhi oleh informasi lain sebanyak konsumen jika ingin membeli produk kopi.
75 persen, sedangkan konsumen yang tidak Bagi konsumen yang tidak
dipengaruhi oleh informasi lain atau dipengaruhi oleh informasi lain karena
berdasarkan pengalaman pribadi dalam berdasarkan pengalaman pribadi (internal)
membeli kopi yaitu sebesar 25 persen. tidak di akan ditanya untuk informasi
Sesuai dengan yang dikemukakan Woman selanjutnya, namun bagi 45 responden yang
dan Minor (2002), bahwa konsumen dipengaruhi oleh informasi lain akan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, diketahui sumber informasi (eksternal)
individu dan proses psikologis untuk yang diperoleh konsumen. Untuk lebih
memenuhi kebutuhan barang dan jasa. Hal jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Sebaran Konsumen Berdasarkan Sumber Informasi dalam Membeli Kopi
Sumber Informasi dalam Banyaknya
No. Membeli Kopi Tubruk dan Kopi
Instan Responden (Orang) Persentase (%)
1. Teman 18 40,00
2. Iklan 16 35,56
3. Keluarga 6 13,33
4. Kegiatan 3 6,67
5. Internet 2 4,44
Jumlah 45 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 9


Dalam tahap ini, media yang menjadi Selanjutnya ketiga yaitu pengaruh dari
sumber informasi dari sebuah produk kopi keluarga sebesar 13,33 persen, keempat
memegang peranan penting dalam pengaruh dari kegiatan yaitu sebesar 6,67
mempengaruhi informasi responden untuk persen yang diadakan oleh produsen kopi
membeli dan mengkonsumsi kopi tubruk sendiri seperti bazar, promo atau melalui
maupun kopi instan. Hasil pengamatan kegiatan-kegiatan yang lain. Terakhir
yang disajikan pada Tabel 8 menunjukan dipengaruhi oleh informasi melalui internet
bahwa sebagian besar responden kopi yaitu sebanyak 4,44 persen.
tubruk dan kopi instan mengetahui
informasi dari teman sebanyak 40 persen. 3. Pilihan Konsumen Untuk Menyukai
Hal ini dikarenakan, teman merupakan Kopi Tubruk dan Kopi Instan
orang yang dekat dengan responden Pilihan konsumen dalam menyukai
sehingga informasi sangat mudah didapat. kopi tubruk dan kopi instan menjadi sangat
Pada urutan kedua iklan merupakan penting untuk diketahui dalam penelitian
informasi yang dapat mempengaruhi ini. Untuk hasil yang lebih jelas dapat
responden dalam membeli kopi tubruk dilihat pada tabel berikut :
maupun kopi instan sebanyak 35,56 persen.

Tabel 9. Pilihan Konsumen untuk Menyukai Kopi Tubruk dan Kopi Instan
Banyaknya
No Pilihan Kopi yang Disukai
Responden (Orang) Persentase (%)
1. Kopi Tubruk 33 55,00
2. Kopi Instan 27 45,00
Jumlah 60 100
Sumber : Data primer, 2012 (diolah)

Berdasarkan data pada Tabel 9 KESIMPULAN DAN SARAN


terilhat bahwa yang dipilih responden Kesimpulan
terbesar yaitu lebih menyukai kopi tubruk 1. Merek kopi yang terdapat atau terjual
atau sebanyak 55,00 persen sedangkan kopi disemua toko tradisional maupun
instan sebesar 45,00 persen. Dari pendapat minimarket adalah kopi merek Kapal
beberapa sumber dan alasan responden Api SP, sedangkan merek kopi yang
memilih kopi tubruk sebagai kopi yang terdapat di minimarket tetapi tidak
disukai dibandingkan kopi instan yaitu terdapat di toko tradisional adalah kopi
disebabkan karena memiliki rasa yang merek Mi-Won, Ayam Merak,
nikmat dengan cita rasa biji kopi asli, Javabica, Kuku Bima dan 41+.
aromanya sedap, dan memiliki sensasi yang 2. Konsumen lebih sering membeli kopi
berbeda saat diseduh. Selain itu hal ini di warung dan lebih memilih rumah
dapat dibuktikan berdasarkan AEKI (2011) sebagai tempat untuk menikmatinya.
menyatakan bahwa produksi kopi bubuk Dari bentuk kopi yang biasa dibeli oleh
saat ini diperkirakan telah mencapai konsumen adalah dalam bentuk kopi
150.000 ton, sedangkan untuk kopi instan bubuk original (tanpa campuran).
dan turunannya telah mencapai 20.000 ton. Setiap hari konsumen mengkonsumsi
Kopi instan dipilih responden karena kopi kopi sebanyak 2 cangkir tetapi lebih
instan lebih praktis saat diseduh, lebih sering menikmati saat malam hari.
banyak variasai rasa, tanpa ampas, mudah Teman merupakan faktor yang dapat
didapat, dan rasanya juga nikmat karena mempengaruhi konsumen dalam
ada campuran lain seperti susu, cokelat, membeli kopi. Konsumen lebih banyak
krim dan lainnya. yang menyukai Kopi tubruk dibanding
kopi instan.

10 JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012


Saran Felicitas. Dini, 2010. Kopi Instan atau
1. Distribusi pemasaran perlu diperluas Kopi Tubruk.
secara merata di pasaran baik pada toko www.female.kompas.com.
tradisional dan minimarket agar
konsumen lebih mudah memperoleh. Engel, J.F., R.D, Blackwell, and P.W.
2. Bagi produsen kopi yang belum banyak Miniard. 1995. Perilaku Konsumen
dikenal secara luas sebaiknya jilid21. Edisis ke enam. Binarupa
meningkatkan promosinya baik melalui Aksara. Jakarta
media elektronik maupun cetak, serta
membuat kemasan yang semenarik Philip Kotler,. 1994. Dasar-Dasar
mungkin agar mudah di ingat oleh Pemasaran. Jilid 1 Edisi 6.
konsumen dengan harapan konsumen Intermedia. Jakarta
mendapatkan informasi lebih lengkap.
. 2005. Manajemen Pemasaran
DAFTAR PUSTAKA Edisi Milenium. PT. Prenhanllindo.
Jakarta.
Anonymous. 2012. Jenis-jenis kopi.
www.wikipedia.org. Wikipedia. Najiyanti dan Daniarti. 2004. Budidaya
Kopi dan Penanganan Pasca Panen.
Anonymous 2011. “Industri Kopi Seri pertanian. Jakarta
Indonesia”. http://www.aeki-
aice.org. AEKI (Asosiasi Eksportir Ramadhan, Wahono. 2012. Inilah
Kopi Indonesia). Pemenang Top Brand Award 2012.
http://bisniskeuangan.kompas.com
Anonymous . 2007. “Manfaat
Minum kopi”. Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku
http://rasasurabaya.blogspot.com. Konsumen : Teori dan Penerapannya
dalam Pemasaran. Ghalia
. 2007. “Trend Minum Kopi.” Indonesia, Bogor
www.beritaindonesia.co.id.
Wijiastuti, Sri. 2011. Pemasaran kopi.
Anwar. 2002. Perilaku Konsumen. Pustaka Deptan. http://cybex.deptan.go.id
Jaya. Jakarta
Woman dan Minor. 2002. Perilaku
BPS Kota Surabaya. 2010. Kota Surabaya Konsume. Jilid 2 Edisi Kelima.
Dalam Angka. Surabaya. Indonesia Erlangga. Jakarta.

JSEP Vol. 6 No. 3 November 2012 11

You might also like