Sintesa Retcia Aisa

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

SYNTHESIS PAPER

PENGUNAAN MODEL FLIPPED CLASSROOM DAPAT


MENINGKATKAN KEMAMPUAN SELF-DIRECTED
LEARNING (SDL) SISWA
Diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Kajian Hasil Studi Internasional
Pendidikan Biologi yang diberikan oleh Dr. Riandi M. Si dan Prof. Hertien KS,
MScES, PhD

Retcia Aisa
2002096
Bannert, M., Sonnenberg, C., Mengelkamp, C., & Pieger, E. (2015). Short- and long-term
effects of students’ self-directed metacognitive prompts on navigation behavior and
learning performance. Journal Computers in Human Behavior. 52:293.
http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2015.05.038
Geng, S., Kris M. Y. L., & Niu, B. (2019). Investigating self-directed learning and
technology readiness in blending learning environment. International Journal of
Educational Technology in Higher Education. 16:17. https://doi.org/10.1186/s41239-
019-0147-0
Gokcearslan, S. (2017). Perspectives of Students on Acceptance of Tablets and Self-directed
Learning with Technology. Journal Contemporary Educational Technology, 8(1), 40-
55.
Kayacan, K., & Sonmez Ektem, I. (2019). The effects of biology laboratory practices
supported with selfregulated learning strategies on students' self-directed learning
readiness and their attitudes towards science experiments. European Journal of
Educational Research, 8(1), 313-323. doi: 10.12973/eu-jer.8.1.313
Kima, S., & Lee, B., (2018). Development and Validation of Self-directed Learning Ability
Test (SDLAT) for Elementary School Students. International Electronic Journal of
Elementary Education. 10(5), 551-557. DOI: 10.26822/iejee.2018541304.
Muwonge M. C., Ssenyonga, C., Kibedi, H., Schiefele, U. (2020). Use of self-regulated
learning strategies Among Teacher Education students: A latent profile analysis.
Journal Social Sciences & Humanities Open. 2(1), 1-8.
https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2020.100037
Pamela, H. S., Nicola, J. V., Helen G., Muhammad M., Gethin N., & Michelle W. (2017).
Enhancing theoretical understanding of a practical biology course using active and self-
directed learning strategies, Journal of Biological Education, 52(2), 184-195.
DOI:10.1080/00219266.2017.1293557
Schweder, S. (2018). Mastery goals, positive emotions and learning behavior in self-directed
vs. teacher-directed learning. European Journal of Psychology of Education, 35:205.
https://doi.org/10.1007/s10212-019-00421-z
Schweder, S., (2018). The role of control strategies, self-efficacy, and learning behavior in
self-directed learning. International Journal of School & Educational Psychology, 7(1),
1-13. https://doi.org/10.1080/21683603.2018.1459991
Sletten, S. R. (2017). Investigating Flipped Learning : Student Self-Regulated Learning,
Perceptions, and Achievement in an Introductory Biology Course. Journal of Science
Education and Technology, 26:347. https://doi.org/10.1007/s10956-016-9683-8
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Synthesis paper ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kajian Hasil Riset .

Penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen pengampu yaitu Dr. Riandi M. Si
dan Prof. Hertien KS, MScES, PhD, yang telah memberikan gambaran serta arahan dalam
pembuatan Synthesis paper ini.

Synthesis paper ini merupakan laporan tertulis setelah penulis melakukan kajian Analisis
Paper yang digunakan dalam riset pendidikan. Selain itu, Synthesis paper ini juga diajukan
sebagai tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

Penulis menyadari bahwa penyusunan Synthesis paper ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Demi
perbaikan Synthesis paper ini di masa yang akan datang.

Bandung, November 2020

Retcia Aisa
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
BAB II ISI ................................................................................................................................. 2
2.1 Model Pembelajaran Flipped Classrom..................................................................... 2
2.2 Self-directed Learning sebagai Bagian dari Self-Regulated...................................... 3
2.3 Self-Directed Learning ................................................................................................. 4
2.4 Flipped Learning dan Self-Directed Learning............................................................ 6
BAB III KESIMPULAN......................................................................................................... 8
BAB 4 TANGGAPAN............................................................................................................. 9
PUSTAKA ............................................................................................................................... 10
BAB 1 PENDAHULUAN

Kemajuan teknologi adalah kondisi yang tidak dapat ditolak dan dibantah
oleh manusia. Pengembangan teknologi sejatinya bertujuan untuk memudahkan
manusia dalam menjalani hidupnya. Teknologi yang saat ini terus dikembangkan
adalah internet, dengan menyediakan fitur cloud sebuah data dapat diakses kapan
saja dan dimana saja tanpa harus repot membawa hardcopy dari data
tersebut. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang, ketersediaan
infrastruktur teknologi saat ini berkembang cepat. Perkembangan teknologi
tersebut juga secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak terhadap
pendidikan Indonesia.
Tren saat ini dalam dunia pendidikan Indonesia yang berkembang seiring
dengan teknologi adalah pembelajaran jarak jauh. Munculnya start-up yang
bergerak dalam bidang ini mulai menjadi saingan dari sistem sekolah yang saat
ini digunakan. Bisa jadi dalam perspektif 20 tahun ke depan sekolah tidak akan
sama lagi seperti sekarang, kegiatan belajar mengajarnya bisa dilaksanakan
dengan menggunakan platform online. Selain itu sumber informasi saat ini tidak
lagi berasal dari guru, dengan perangkat elektronik dan akses internet seluruh
akses informasi sudah terbuka luas sehingga guru hendaknya merubah pola
pembelajaran dari teacher centered menjadi student-centered.
Peserta didik saat ini harus diposisikan sebagai penanggung jawab utama
konstruk ilmu mereka sendiri. Pendekatan pembelajaran student centered juga
menuntut keadaan kelas yang kolaboratif, komprehensif dan komunikatif peserta
didik sehingga guru sudah berubah perannya menjadi fasilitator. Untuk
menciptakan suasana belajar dengan sifat dan kriteria tersebut dapat ditunjang
dengan penggunaan model pembelajaran yang sesuai pula. Salah satu model
pembelajaran yang berorientasi terhadap penggunaan teknologi adalah Flipped
Classroom. Dengan membalik skema kegiatan belajar di kelas dan di rumah,
peserta didik diberikan kesempatan yang luas dalam mengekspresikan dirinya
dalam kegiatan diskusi, praktikum maupun kegiatan kolaboratif lainnya di dalam
kelas.

1
BAB II ISI

2.1 Model Pembelajaran Flipped Classrom


Model pembelajaran secara sederhana didefinisikan sebagai model
pembelajaran yang membalik proses belajar di kelas menjadi dilakukan di luar
kelas dan penugasan di luar kelas dilakukan pada saat kegiatan di dalam kelas.
Model ini pertama kali dipopulerkan oleh Jonathan Bergmann dan Aaron Sams
pada tahun 2012. Model ini awalnya ditujukan kepada siswa yang tidak dapat
berhadir pada hari sekolah agar dapat mengejar ketertinggalan mereka dalam
belajar, namun penggunaannya ternyata dapat dilakukan pada konteks
pembelajaran sehari-hari [10]. Model ini berorientasi kepada belajar mandiri
(self-directed learning) sebagai kunci utama proses konstruk ilmu peserta
didik [2] [4] [8].
Konteks belajar mandiri yang diinginkan oleh model ini adalah peserta
didik diarahkan untuk belajar secara personal terhadap suatu topik yang
diberikan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran sebelum masuk ke
dalam kelas. Peserta didik dapat menentukan sendiri kapan dan dimana mereka
belajar dan mengatur sendiri lingkungan belajar mereka [1] [3] [9]. Belajar
mandiri juga diperlihatkan di dalam aktivitas kelas, peserta didik secara
berkelompok diberikan kesempatan untuk bekerja untuk memecahkan suatu
permasalahan, studi kasus atau berkesperimen secara kolaboratif dengan
teman-teman kelompoknya [1]. Dalam belajar di luar kelas, peserta didik
diberikan kebebasan untuk belajar secara personal maupun membentuk
kelompok belajarnya sendiri sesuai kebutuhan mereka, namun kelompok belajar
tersebut tidak berpengaruh terhadap kegiatan di dalam kelas.

2
Secara umum desain model pembelajaran flipped classroom [10] terdiri
dari 4 tahapan, yaitu:
1. Preparation, pada tahap ini peserta didik diberikan pengarahan tentang
tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, asesmen yang
digunakan, serta bentuk penilaian akhir dari suatu pembelajaran. Pada tahap
ini juga peserta didik diperkenalkan dengan online platform yang
digunakan oleh pendidik, bagaimana cara mengaksesnya dan hal-hal teknis
lainnya [5]
2. Weekly pre-class work, pada tahapan ini peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengakses bahan belajar secara online. Pada
pembelajaran ini juga disisipkan kuis mingguan untuk memastikan bahwa
peserta didik benar telah mengakses bahan belajar yang disediakan oleh
guru [7]
3. In-class activities, aktivitas-aktivitas di kelas dapat berupa praktikum,
kegiatan diskusi, debat, bermain peran, inkuiri maupun bentuk kegiatan
lainnya yang dirancang untuk mengasah kemampuan intelektual dan sosial
peserta didik. Kegiatan-kegiatan ini harus bersifat student-centered dengan
sempurna, guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja [4].
4. Post-class, pada tahapan ini diberikan asesmen formatif sebagai
kegiatan penutup dari pembelajaran. Asesmen formatif sebaiknya diberikan
dalam bentuk paper pencil test, namun tidak menutup kemungkinan
diberikan secara online dengan ketentuan harus diselesaikan sebelum kelas
berakhir [7].

2.2 Self Directed Learning sebagai Bagian dari Self Regulated Learning

Self Directed learning merupakan pendekatan suasana belajar yang


mengharuskan siswa bertanggung jawab untuk mengkonstruk keilmuan mereka
sendiri terhadap suatu konsep. Self regulation adalah di mana siswa secara aktif
berpartisipasi dalam pembelajaran Self directed learning yang dalam hal aspek
metakognitif, motivasi dan perilaku yang berkaitan dengan masalah akademik yang

3
berpusat pada siswa. Self regulation membutuhkan kontrol aktif dari sumber daya
seperti waktu, lingkungan dan kerjasama sejawat. Berdasarkan uraian, hal-hal yang
diamati dalam pembelajaran yang berbasis self regulation: (a) terdapat proses yang
berorientasi pada siswa, (b) siswa berinisiatif dan bekerja secara mandiri untuk
mencapai tujuan, dan bertanggung jawab, (c) siswa mempunyai kesadaran
metakognitif untuk mengidentifikasi masalah yang diperlukan [4].

Konstruksi ilmu dalam model pembelajaran ini terjadi pada semua tahap
pembelajaran, selain di kelas peserta didik juga diberikan tanggung jawab untuk
mempersiapkan dirinya sebelum masuk kelas dengan mengakses bahan belajar
yang disediakan secara online. Peserta didik diberikan kebebasan untuk
menentukan strategi belajarnya sendiri, kondisi lingkungan belajar dan
pembagian waktu untuk porsi belajarnya sendiri. Namun proses ini merupakan
proses yang sulit untuk diukur oleh guru karena tidak dapat dipantau langsung
oleh guru [8].

2.3 Self Directed Learning


SDL dideskripsikan oleh Knowles pada tahun 1975 sebagai proses yang
dimulai dari pelajar, di mana belajar menjadi kebutuhan dan tujuan self-defined
seperti sumber daya, strategi, dan metode penilaian yang digunakan dalam
memenuhi tujuan tersebut. pelajar mampu secara efektif mengontrol dan
memantau apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka belajar. Di SDL,
peran guru bergeser dari instruktur menjadi fasilitator pembelajaran [10].
Dalam mengembangkan model self directed learning dan strategi
pembelajaran, siswa mengembangkan dan mendeskripsikan pembelajaran yang
diarahkan sendiri dari perspektif proses sebagai pembelajaran di mana pelajar
memikul tanggung jawab utama untuk merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi proses pembelajaran. Pembelajaran mandiri (SDL) terdiri dari
interaksi antara komponen kognitif, motivasi, dan metakognitif di mana
pembelajaran dipantau dan dimodifikasi, dengan strategi kontrol yang memainkan
peran kunci sebagai komponen metakognitif, SDL bukanlah keadaan fungsional

4
absolut tetapi bervariasi tergantung pada konteks, sikap pribadi, dan hasil kinerja
siswa [9].
Pembelajaran mandiri (SDL) menggambarkan "proses di mana individu
mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam mendiagnosis
kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi
sumber daya manusia dan materi untuk membantu mereka dalam pembelajaran,
memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, dan mengevaluasi
hasil belajar. Berkenaan dengan SDL penting untuk memastikan bahwa siswa
dapat mengakses sumber informasi sebanyak mungkin untuk kebutuhan
belajarnya sendiri dan sesuai dengan minatnya. Perkembangan teknologi, yang
telah memberikan kesempatan untuk mengakses informasi dan pembelajaran
online, mungkin, dalam hal ini, memberikan pengaruh langsung pada SDL [3].

Di samping itu, SDL bermanfaat untuk menyadarkan dan memberdayakan


peserta didik bahwa belajar adalah tanggung jawab mereka sendiri. Mereka
diberikan kebebasan yang seluas-luasnya dalam mengelola dan menentukan
belajarnya. Dengan kata lain, peserta didik didorong untuk bertanggung jawab
terhadap semua pikiran dan tindakan yang dilakukannya sehingga meningkatkan
kemandirian belajar yang dimilikinya. Melalui lima tahapan pembelajaran
mandiri, yaitu persiapan, organisasi, bimbingan, pengelolaan, dan evaluasi, siswa
dapat belajar secara mandiri yang pada akhirnya dapat meningkatkan: (1)
perolehan hasil belajar siswa, (2) kemampuan dalam mengantipasi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat yang menuntut siswa harus belajar
sepanjang hayat, dan (3) kemampuan dalam rangka mengantisipasi perubahan
kurikulum [5].

5
Dari beberapa pengertian dari SDL dapat disimpulkan bahwa pembelajaraan
mandiri dimana proses dan kontrol peserta didik memiliki kaitan dan interaksi
yang sangat erat antara satu dengan yang lainnya. SDL dapat digambarkan sebagai
proses dimana peserta didik dapat mengambil inisiatif diri dengan atau bantuan
orang lain dalam menyadari akan kebutuhan dirinya dalam belajar. Tujuan belajar
serta mengevaluasi hasil belajarnya.

2.4 Flipped Learning dan Self-Directed Learning


Pembelajaran flipped merupakan salah satu model yang memberikan ruang
dan waktu yang luas bagi guru untuk melatih keterampilan proses pembelajaran
peserta didik. Keterampilan ini dipandang penting dalam mata pelajaran biologi
untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan dan menguji
suatu konsep [10].

Pembelajaran bermakna membantu informasi yang didapat dari proses


belajar diserap ke dalam long-term memory siswa sehingga proses belajar bersifat
life-long education. [1]. Keahlian-keahlian ini yang menjadi tujuan utama
pendidikan, tidak hanya memiliki ilmu yang kompeten namun juga keahlian
yang dapat digunakan peserta didik di dalam kehidupannya. Pemakaian
pendekatan juga harus dibarengi dengan asesmen yang dapat mengukur Self
Directed Learning. Asesmen yang tidak sesuai tidak akan mencerminkan
kegiatan pembelajaran yang melatihkan keterampilan ini. Asesmen ini dapat
diselipkan pada kegiatan pre- class work maupun dalam bentuk asesmen formatif
[7].
Penggunaan video pun beragam jenisnya, mulai dari rekaman guru dalam
menjelaskan materi, video interaktif dan video textbook. Penyusunan materi ajar
dan alur video ternyata juga menentukan tingkat penyerapan materi oleh peserta
didik [7]. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa video rekaman
guru adalah jenis video yang lebih efektif untuk digunakan sebagai media ajar
pada model ini.

6
Adanya keterkaitan emosi, hubungan guru dan peserta didik ternyata
memberikan efek dalam penggunaannya. Diduga peserta didik sudah familiar dengan
nada suara guru, body language dan performance guru adalah faktor penting mengapa
siswa lebih mudah menyerap informasi yang diberikan di dalam video yang diberikan.
Namun beberapa peserta juga ditemukan lebih menyukai video tutorial karena mereka
merasa tertantang dalam menentukan self-directed learning [7]. Peserta didik tipe
seperti ini merupakan tipe yang suka terhadap tantangan dan menemukan cara-cara
baru yang efektif di dalam belajar. Proses belajar ini sesuai dengan yang diperkenalkan
oleh Bergman dan Sams selaku pihak pertama yang mempopulerkan model
pembelajaran ini. Proses yang dimaksudkan terlihat pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Self-Directed Learning dalam flipped classrom


Sumber: Sletten, 2017

Pembelajaran flipped yang terstruktur dapat melatihkan kemampuan Self-


directed Learning dengan baik juga meningkatkan motivasi belajar peserta,
keterlibatannya di dalam kelas, tingkat kepuasan terhadap aktivitas belajar,
performance, dan hasil belajar [3] [4] [6] [8] [9]. Peningkatan kemampuan ini
merupakan kemudahan bagi guru dalam membuat asesmen, baik formatif, sumatif,
kinerja, dan keterampilan. Adanya variasi bidang-bidang yang diasesmen
sebenarnya memudahkan guru dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik.
Variasi asesmen ini juga berdampak kepada peserta didik yang memiliki kekurangan
pada satu bidang, namun mendapatkan penilaian melalui asesmen yang lain.
Akhirnya apapun model pembelajaran yang digunakan harus dibarengi dengan
asesmen yang sesuai yang dapat mengukur seluruh aspek pada perserta didik.
Bagaimanapun suatu model pembelajaran bagus diterapkan jika tidak dibarengi
dengan asesmen yang mumpuni, maka penerapan model tersebut dianggap gagal.

7
BAB III KESIMPULAN

Model pembelajaran Flipped Classroom ternyata memberikan kebebasan dan


waktu luang yang sangat besar bagi guru untuk melakukan kegiatan kelas. Bahkan
kegiatan yang dapat dilakukan pada waktu in-class activities sangat beragam sekali,
mulai dari diskusi sederhana, studi kasus sampai melakukan eksperimen sederhana.

Kegiatan-kegiatan di kelas juga menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi


lebih bermakna daripada pembelajaran dengan metode ceramah. Pembelajaran
bermakna selama ini dipercaya dapat membantu peserta didik dalam menyimpan
informasi ke dalam long-term memory mereka sehingga penggunaan model
pembelajaran flipped classroom sangat ideal digunakan untuk meningkatkan
kemampuan Self-directed learning siswa.

8
BAB 4 TANGGAPAN

Tanggapan saya terhadap model pembelajaran ini adalah sangat baik jika
memang guru ingin meningkatkan Self directed learning siswa. Penggunaan model
ini memberikan waktu luang yang sangat besar kepada guru untuk merancang
kegiatan pembelajaran.

Hal ini tentu harus didukung oleh kebijakan sekolah dalam menyediakan
platform e-learning untuk mewadahi model pembelajaran ini. Namun dalam bentuk
sederhana guru dapat menggunakan online platform yang tersedia, seperti Youtube,
Moodle, Google Drive dan cloud service lainnya. Kendala yang mungkin ada di
lapangan juga terletak pada keterbatasan peserta didik terhadap teknologi yang
mumpuni. Meskipun demikian kendala tersebut dapat diakali oleh guru dengan
menentukan kelompok belajar siswa di luar kelas. Kebijakan ini harus didasari juga
bahwa kelompok belajar akan berbeda ketika kegiatan di kelas sehingga kemampuan
berkomunikasi, berhipotesis, merencanakan percobaan peserta didik tidak menjadi
monoton karena faktor kelompok tersebut.

Bentuk asesmen pembelajaran ini juga sangat memudahkan guru, baik dalam
membuat maupun memeriksa. Penggunaan asesmen formatif seringkali diabaikan oleh
guru dalam kegiatan pembelajaran, padahal dari asesmen formatif lah guru dapat
mengetahui kendala belajar peserta didiknya dan memberikan bantuan untuk
menghadapi kesulitan belajar tersebut. Dengan merancang asesmen berbasis online,
guru lebih mudah dalam memeriksa jawaban siswa terutama jika bentuk asesmen
berupa pilihan ganda. Hal ini dikarenakan basis data secara otomatis akan di export
dalam bentuk Exel sehingga guru tidak perlu lagi memindahkan data ke komputer.

9
PUSTAKA

[1] Bannert, M., Sonnenberg, C., Mengelkamp, C., & Pieger, E. (2015). Short- and
long-term effects of students’ self-directed metacognitive prompts on
navigation behavior and learning performance. Journal Computers in Human
Behavior. 52:293. http://dx.doi.org/10.1016/j.chb.2015.05.038
[2] Geng, S., Kris M. Y. L., & Niu, B. (2019). Investigating self-directed learning and
technology readiness in blending learning environment. International Journal
of Educational Technology in Higher Education. 16:17.
https://doi.org/10.1186/s41239-019-0147-0
[3] Gokcearslan, S. (2017). Perspectives of Students on Acceptance of Tablets and Self-
directed Learning with Technology. Journal Contemporary Educational
Technology, 8(1), 40-55.
[4] Kayacan, K., & Sonmez Ektem, I. (2019). The effects of biology laboratory
practices supported with selfregulated learning strategies on students' self-
directed learning readiness and their attitudes towards science experiments.
European Journal of Educational Research, 8(1), 313-323. doi: 10.12973/eu-
jer.8.1.313
[5] Kima, S., & Lee, B., (2018). Development and Validation of Self-directed Learning
Ability Test (SDLAT) for Elementary School Students. International
Electronic Journal of Elementary Education. 10(5), 551-557. DOI:
10.26822/iejee.2018541304.
[6] Muwonge M. C., Ssenyonga, C., Kibedi, H., Schiefele, U. (2020). Use of self-
regulated learning strategies Among Teacher Education students: A latent
profile analysis. Journal Social Sciences & Humanities Open. 2(1), 1-8.
https://doi.org/10.1016/j.ssaho.2020.100037
[7] Pamela, H. S., Nicola, J. V., Helen G., Muhammad M., Gethin N., & Michelle W.
(2017). Enhancing theoretical understanding of a practical biology course
using active and self-directed learning strategies, Journal of Biological
Education, 52(2), 184-195. DOI:10.1080/00219266.2017.1293557
[8] Schweder, S. (2018). Mastery goals, positive emotions and learning behavior in self-
directed vs. teacher-directed learning. European Journal of Psychology of
Education, 35:205. https://doi.org/10.1007/s10212-019-00421-z
[9] Schweder, S., (2018). The role of control strategies, self-efficacy, and learning
behavior in self-directed learning. International Journal of School &
Educational Psychology, 7(1), 1-13.
https://doi.org/10.1080/21683603.2018.1459991
[10] Sletten, S. R. (2017). Investigating Flipped Learning : Student Self-Regulated
Learning, Perceptions, and Achievement in an Introductory Biology Course.
Journal of Science Education and Technology, 26:347.
https://doi.org/10.1007/s10956-016-9683-8.

10
11

You might also like