FES-Fire Fighting Entry Level
FES-Fire Fighting Entry Level
STRUCTURAL FIRE
FIGHTING
(ENTRY LEVEL)
PEMADAMAN KEBAKARAN
STRUKTURAL (TINGKAT
AWAL)
(PUADEFEO201A)
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 1 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
TABLE OF CONTENTS
3 INTRODUCTION / PENDAHULUAN.............................................................................. 11
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
8.4.3 Reflection: -The energy may be reflected back from the object with little or no
warming taking place. 33
8.5 DIRECT FLAME CONTACT / KONTAK LANGSUNG DENGAN API ......................................... 34
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
13 FOAM AND FOAM MAKING EQUIPMENT / BUSA DAN ALAT PEMBUAT BUSA.... 54
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Competencies
Kompetensi
This unit covers the competency required to respond and suppress a fire. It also includes the
ability to identify the nature and classification of the fire. Report the fire and carry out
evacuation procedures. And provides participants with the information and practical skills
necessary to be able to respond to a fire emergency and use effectively the available fire
fighting resources to control, contain or extinguish a fire safely.
Unit ini mencakup kompetensi yang diperlukan untuk merespon dan memadamkan
kebakaran. Juga termasuk kemampuan untuk mengenali sifat dan klasifikasi api.
Melaporkan kebakaran tersebut dan melaksanakan prosedur evakuasi. Serta menyediakan
informasi dan keahlian praktek yang dibutuhkan kepada peserta, untuk mampu merespon
keadaan darurat kebakaran dan menggunakan secara efektif sumber daya pemadaman
kebakaran yang tersedia untuk mengendalikan, menahan atau memadamkan api secara
aman.
The unit deals with the ability to respond to fire that may occur in an open field, building or in
a storage area and may be located on land, on board a ship at sea or in harbour, in the air
and in the day or night and under any weather conditions.
Unit ini berkaitan dengan kemampuan untuk merespon kebakaran yang dapat muncul pada
lapangan terbuka, gedung atau dalam area penyimpanan dan dapat berlokasi di darat, di
atas kapal yang berlayar atau di pelabuhan, di udara serta di siang atau malam hari dan
pada setiap kondisi cuaca.
The unit does not cover all the competencies needed to become a professional firefighter;
these competencies are covered in other units in the PT INCO INDONESIA Fire and
Emergency Services Training Package. This unit does establish the entry level of knowledge
and skill required for entry as a PT INCO INDONESIA Fire Fighter (Trainee).
Unit ini tidak mencakup semua kompetensi yang dibutuhkan untuk menjadi pemadam
kebakaran profesional; kompetensi tersebut terdapat di dalam unit lain dalam Paket
Pelatihan PT INCO INDONESIA Fire and Emergency Services. Unit ini menentukan tingkat
dasar dari pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk dapat masuk sebagai
(Trainee) Pemadam Kebakaran PT INCO INDONESIA.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
3 INTRODUCTION / PENDAHULUAN
Fire fighting on the majority of mine sites will be undertaken by trained personnel with
little or no back up. Personnel with little or no back up. Personnel engaged in fire
fighting activities must be trained to a proficient level and maintain a high standard of
safety.
Di sebagian besar lokasi pertambangan, pemadaman kebakaran akan dilaksanakan
oleh personil terlatih dengan sedikit bantuan atau tidak ada sama sekali. Personil
yang ikut serta dalam aktivitas pemadaman kebakaran harus dilatih sampai tingkat
ahli dan menegakkan standar keselamatan yang tinggi.
Fire fighting is arduous which requires physical exertion and participants must have a
reasonable level of physical and medical fitness.
Pemadaman kebakaran adalah hal yang berat dan banyak membutuhkan usaha fisik
dan peserta harus mempunyai tingkat kesehatan fisik dan medis yang layak.
Competency based training conducted by experienced instructors should ensure
individuals achieve a high level of proficiency) however it is the responsibility of all
rescue personnel to use their own judgment to ensure that a high standard of safety
is maintained whenever fire-fighting is undertaken.
Pelatihan berdasarkan kompetensi yang dilaksanakan oleh pelatih yang
berpengalaman harus memastikan setiap individu mencapai tingkat keahlian yang
tinggi. Namun, merupakan tanggung jawab semua personil penyelamatan untuk
menggunakan pertimbangan mereka sendiri untuk memastikan bahwa standar
keselamatan yang tinggi ditegakkan kapanpun pemadaman kebakaran dilaksanakan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Reproduksi dari setiap, atau semua dari buku manual ini tanpa seijin penulis
akan berakibat pada tuntutan menurut hukum hak cipta Internasional. Rujukan
kata ‘dia’ pada manual ini berlaku baik kepada pria maupun wanita.
EMQ International P/L, its directors or any other person involved in the preparation of
this document expressly disclaim all or any contractual or other form of liability for its
contents or any consequences arising from its use. Whilst all due care and diligence
was used in compiling this document the authors do not accept responsibility for the
opinions, advice or information contained within the publication, and intend by this
statement to exclude liability for any such opinions, advice or information.
EMQ International P/L, para direktur atau orang lain yang terlibat di dalam
pembuatan dokumen ini menyatakan tidak bertanggung jawab atas semua bentuk
pertanggungjawaban baik secara kontraktual maupun bentuk lainnya, atas materi isi
atau konsekuensi apapun yang muncul dari penggunaannya. Meskipun telah
dilakukan perhatian yang ketelitian yang mendalam saat penyusunan dokumen ini,
melalui pernyataan ini penulis tidak bertanggung jawab atas opini, saran atau
informasi yang terdapat di dalam publikasi ini.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The practice of fire-fighting is based on this basic principle. For example, if the
oxygen is removed or diluted, if heat is removed by cooling, the fire is starved of fuel
or the chemical chain reaction is stopped combustion will cease.
Tindakan pemadaman kebakaran didasarkan atas prinsip dasar ini. Misalnya,
apabila oksigen dihilangkan atau dikurangi, apabila panas dihilangkan dengan
didinginkan, api dihilangkan bahan bakarnya atau reaksi kimia berantainya
dihentikan, maka pembakaran akan berhenti.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
OXYGEN
CHEMICAL
CHAIN
REACTION
FUEL HEAT
FIRE TETRAHEDRON
OKSIGEN
REAKSI KIMIA
BERANTAI
BAHAN
BAKAR PANAS
TETRAHEDRON API
FES Training System Competency Module Approved By Date Published
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Oxygen, which forms approximately 21% of the atmosphere, will support the
combustion of all flammable matter, although oxygen itself is non-flammable.
However, oxygen is not the only supporter of combustion. For instance, chlorine will
support the combustion of hydrogen and also of some hydrocarbons.
Oksigen, yang membentuk sekitar 21% dari atmosfer, akan mendukung pembakaran
dari semua bahan yang mudah terbakar, walaupun oksigen itu sendiri merupakan zat
yang tidak dapat terbakar. Namun, oksigen bukanlah satu-satunya pendukung
pembakaran. Misalnya, klorin akan mendukung pembakaran hidrogen dan juga
beberapa hidrokarbon.
Other materials such as explosives, .chlorates, nitrates, etc. contain sufficient oxygen
to maintain combustion without relying on the oxygen of the atmosphere.
Bahan lain seperti bahan peledak, klorat, nitrat, dll mengandung oksigen yang cukup
untuk mempertahankan pembakaran tanpa tergantung pada oksigen dari atmosfer.
Combustion is self-propagating; the burning material produces heat which vaporises
or decomposes more of the fuel so that it will burn, until the fuel is exhausted or the
fire is extinguished.
Pembakaran menghidupi dirinya sendiri; bahan yang terbakar akan menghasilkan
panas yang menguapkan atau menguraikan lebih banyak bahan bakar sehingga
terus terbakar, sampai bahan bakar tersebut habis atau api dipadamkan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
If we consider the limits for petrol we can appreciate the need for a car engine to
have a carburettor to meter the fuel in the right proportion to the air. Too little fuel; the
mixture is too lean: too much fuel; the mixture is too rich.
Apabila kita mempertimbangkan batasan untuk bensin, kita dapat mengerti
kebutuhan mesin mobil untuk mempunyai karburator untuk mengukur bahan bakar
pada perbandingan yang tepat dengan udara. Terlalu sedikit bahan bakar;
campurannya terlalu encer: terlalu banyak bahan bakar; campurannya terlalu pekat.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
volatile. This simply means that they are easily vaporised. Their volatile nature
increases with increase in temperature thus making them even more hazardous.
Banyak cairan yang berbahaya mempunyai titik nyala pada atau di bawah suhu
ruangan normal dan biasanya ditutupi dengan lapisan asap yang mudah terbakar
yang akan segera terbakar apabila sumber pengapian didekatkan. Cairan seperti itu
biasanya dijabarkan sebagai tidak stabil. Hal ini berarti bahwa cairan tersebut mudah
menguap. Sifat mudah menguapnya meningkat dengan peningkatan suhu, yang
membuat mereka jauh lebih berbahaya.
Juga dikenal sebagai Suhu Penyalaan Otomatis dan Suhu Penyalaan Sendiri. Ini
adalah suhu terendah di mana zat yang mudah terbakar akan terbakar tanpa
penggunaan sumber pengapian. Suhu ini lebih tinggi daripada titik pembakaran.
Pengapian spontan akan terjadi dalam situasi seperti saat lemak dipanaskan dalam
panci pada kompor atau ketika diesel dimasukkan ke dalam motor atau sistem
pembuangan udara yang sangat panas.
It is essential that fire fighters be fully aware of this phenomenon so that they ensure
that all hot materials are thoroughly cooled during extinguishment. Failure to reduce
the temperatures of combustible materials below their spontaneous ignition
temperatures may result in an unexpected re-ignition which could cause injuries to
those in the immediate area.
Penting bagi pemadam kebakaran untuk benar-benar menyadari gejala ini agar
mereka memastikan semua bahan yang panas didinginkan secara menyeluruh
selama pemadaman. Kegagalan mengurangi suhu bahan yang mudah terbakar di
bawah suhu pengapian spontannya dapat mengakibatkan pembakaran kembali yang
tidak terduga, yang dapat menyebabkan cedera pada mereka yang ada di area
terdekat.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Hidrokarbon murni, seperti mineral dan minyak mentah, tidak dianggap dapat
menyebabkan pengapian spontan.
To help illustrate the main factors affecting rate of combustion consider the following
examples:
Untuk membantu menggambarkan faktor utama yang mempengaruhi kecepatan
pembakaran ingatlah contoh berikut ini:
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
A telephone book thrown onto a fire will burn for some considerable time. The same
book, separated into individual pages and crumpled up, if thrown onto the fire all at
once would burn very rapidly. The distribution of the fuel and the exposed surface
area allow better mixing with the oxygen in the air, greater flammable vapour
production and therefore more rapid combustion.
Sebuah buku telepon yang dilemparkan ke dalam api akan terbakar cukup lama.
Buku yang sama, dibagi per halaman dan diremas, apabila dilemparkan ke dalam api
sekaligus akan terbakar dengan sangat cepat. Distribusi bahan bakar dan area
permukaan yang terbuka memungkinkan pencampuran yang lebih baik dengan
oksigen di udara, produksi asap mudah terbakar yang lebih banyak, sehingga
menjadi pembakaran yang lebih cepat.
The adequacy of the oxygen supply will also affect the rate of combustion. Limiting
the supply will retard combustion rate whilst enriching the supply will increase the
combustion rate.
Cukupnya pasokan oksigen juga akan mempengaruhi kecepatan pembakaran.
Membatasi pasokan tersebut akan memperlambat kecepatan pembakaran
sedangkan memperbanyak pasokan akan meningkatkan kecepatan pembakaran.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Heat, light, smoke and toxic gases are produced by fire. In a very hot, well ventilated
fire, combustion is complete. All the carbon is converted to carbon dioxide, all the
hydrogen to steam, and oxides of various other elements such as sulphur and
nitrogen are produced.
Panas, cahaya, asap dan gas beracun dihasilkan oleh api. Pada api yang sangat
panas dan mendapat udara banyak, pembakaran akan sempurna. Semua karbon
diubah menjadi karbon dioksida, semua hidrogen menjadi uap air, dan menghasilkan
oksida dari berbagai elemen lain seperti belerang dan nitrogen.
However as most fires are not well ventilated complete combustion rarely occurs.
Combustion and smoke gases therefore, contain varying quantities of unburnt
substances (or intermediates). Examples are carbon and carbon monoxide from the
incomplete combustion of carbonaceous materials. As the fire develops and
becomes hotter, many of these intermediates, which are often toxic are destroyed.
Namun karena kebanyakan kebakaran tidak mendapat udara banyak, maka
pembakaran sempurna jarang terjadi. Oleh karena itu, pembakaran dan gas asap
akan mengandung beragam jumlah zat yang tidak terbakar (atau perantara).
Contohnya adalah karbon dan karbon monoksida dari pembakaran tidak sempurna
bahan berkarbon. Saat kebakaran tersebut berkembang dan menjadi lebih panas,
banyak dari zat perantara ini, yang seringkali beracun, akan dihancurkan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
6.1 FLASHOVER
There can come a stage in a fires growth when due to radiation,convection and some
conduction, the production of fire gases are generated from all of the exposed combustible
material within the room. Given a source of ignition, this will result in the sudden and
sustained transition of a growing fire to a fully developed fire. This is called a FLASHOVER
Ada tahapan kebakaran di mana akibat radiasi, konveksi dan konduksi, dihasilkan produk
gas-gas api dari semua bahan mudah terbakar yang terpapar dalam ruangan. Dengan
adanya sumber penyalaan, akan menyebabkan transisi yang mendadak dan bertahan lama,
dari api yang sedang membesar menjadi api yang besar penuh. Ini disebut dengan keadaan
FLASHOVER.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The opening of a door or window may be quickly followed by a blast of heat and
flame emerging from the opening. This blast is caused by the fresh air forming a
combustible mixture with the heated vapours and carbon monoxide, resulting in
ignition and rapid combustion.
Membuka pintu atau jendela dapat dengan cepat diikuti dengan semburan panas
dan pijar api yang muncul dari area terbuka tersebut. Semburan ini disebabkan oleh
udara segar yang membentuk campuran mudah terbakar dengan asap panas dan
karbon monoksida, yang menyebabkan penyaaan dan pembakaran yang cepat.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Water 4200
Copper 400
Iron 460
Aluminium 900
Glass (Ordinary) 670
Mercury 140
Methylated Spirit 2400
Tabel 2
Air 4200
Tembaga 400
Besi 460
Aluminium 900
Kaca (Biasa) 670
Air Raksa 140
Spiritus Metil 2400
From the figures in Table 2, you can see that 1 kilogram of water requires about 9
times as much heat to raise temperature by 1°C as does iron.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Substances with low specific heats will heat up more rapidly in fire situations and
therefore increase the likelihood of rapid fire spread and failure of structural
members.
Zat dengan panas spesifik yang rendah akan memanas lebih cepat dalam kebakaran
dan oleh karena itu meningkatkan kemungkinan penyebaran kebakaran yang cepat
dan kerusakan struktural.
Sensible and Latent Heat / Panas Yang Terasa dan Panas Laten
Sensible heat causes a change in temperature but not a change of state when heat
is added to or taken from a body.
Panas yang terasa menyebabkan perubahan suhu tetapi bukan perubahan keadaan
ketika panas ditambahkan ke atau diambil dari benda.
Latent heat is the amount of heat required to change the state of a body (a liquid to
a vapour, or a solid to a liquid) without a change of temperature.
Panas Laten merupakan jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah keadaan
benda (cair ke uap, atau padat ke cair) tanpa perubahan suhu.
Latent Heat of Vaporisation is the term used to describe the amount of heat
required to change a liquid to a vapour. For water at 100°C this is 2260 KJ/kg.
Panas Penguapan Laten merupakan istilah yang digunakan untuk menjabarkan
jumlah panas yang dibutuhkan untuk mengubah zat cair menjadi uap. Untuk air pada
suhu 100°C adalah sebesar 2260 KJ/kg.
Latent Heat of Fusion is the term used to describe the heat required to change a
solid to a liquid. For ice at 0oC this is 336 KJ/kg.
Panas Fusi Laten merupakan istilah yang digunakan untuk menjabarkan panas
yang dibutuhkan untuk mengubah zat padat menjadi zat cair. Untuk es pada suhu
0oC adalah sebesar 336 KJ/kg.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
In a fire, convection currents carry hot gases. and small particles of burning matter
upwards through stairways and lift shafts, spreading fire to the upper floors of the
building.
Dalam sebuah kebakaran, arus konveksi membawa gas panas dan partikel-partikel
kecil dari bahan yang terbakar ke atas melalui tangga dan rongga lift, menyebarkan
api ke lantai atas gedung tersebut.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
8.4.1 Transmission: -Energy passes through the body without warming it.
Transmisi: -Energi melewati benda tanpa menghangatkannya.
8.4.3 Reflection: -The energy may be reflected back from the object with little or no
warming taking place.
Refleksi: -Energi dapat dipantulkan kembali dari objek dengan terjadi sedikit
penghangatan atau tidak sama sekali.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The intensity of radiation changes inversely as the square of the distance. This
means that if we double the distance we reduce the intensity of the radiation to one
quarter of the original intensity.
Intensitas radiasi berubah secara terbalik sebagai kuadrat jarak. Hal ini berarti
apabila kita menggandakan jaraknya kita mengurangi intensitas radiasi sampai
seperempat dari intensitas asli.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Virtually all fires are small at origin and could be easily extinguished at that stage
provided sufficient extinguishing agent of a suitable type was readily available and
promptly applied.
Hampir semua kebakaran pada awalnya berukuran kecil dan dapat dengan mudah
dipadamkan pada tahap tersebut, jika tersedia alat pemadam yang cukup dengan
jenis yang cocok dan digunakan dengan cepat.
it has been shown from the "Fire Tetrahedron" that four factors are essential for
combustion namely:
Tampak dari “Tetrahedron Api” bahwa empat faktor yang dibutuhkan untuk
pembakaran yaitu:
Fire extinction in principle, consists in the limitation of one or more of these factors,
and the methods of extinguishment may be classified conveniently under the
following headings.
Pada prinsipnya, pemadaman kebakaran mengandung salah satu atau beberapa
faktor-faktor ini, dan metode pemadaman dapat digolongkan dengan nama-nama
berikut ini.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
By the removal of combustible matter from the vicinity of the fire, for example:
Dengan menghilangkan bahan yang mudah terbakar dari daerah sekitar kebakaran,
misalnya:
By the removal of
the fire from the
vicinity of
combustible matter,
for example:
Dengan menghilangkan
api dari daerah sekitar
bahan yang mudah
terbakar, misalnya:
By sub-dividing the
burning matter, for
example: emulsifying
burning oil.
Dengan membagi bahan
yang mudah terbakar,
misalnya: mengemulsi
minyak yang terbakar.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The discharge of Vaporising liquid agent or dry powder into the flame is thought to
stop the union of radicals, so resulting in flame suppression.
Pelepasan zat cair penguap atau bubuk kering ke dalam api diharapkan
menghentikan penggabungan zat radikal, sehingga menghasilkan pemadaman api.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Kebakaran yang melibatkan bahan umum yang mudah terbakar (seperti kayu, kain,
kertas, karet dan plastik) yang umumnya membentuk bara api yang menyala.
Kebakaran kelas 'A' merupakan yang paling umum, dan alat pemadam yang paling
efektif biasanya adalah air dalam bentuk semprotan (jet atau spray).
Kebakaran yang melibatkan zat cair, minyak pelumas dan bahan serupa yang mudah
terbakar.
For the purpose of choosing effective extinguishing agents, flammable liquids may be
divided into two groups.
Untuk tujuan pemilihan alat pemadam yang efektif, zat cair yang mudah terbakar terbagi
dalam dua kelompok.
(I) Those that mix with water (miscible) e.g. MEK
Yang dapat bercampur dengan air (miscible) misalnya MEK
(II) Those that don't mix with water (immiscible) e.g. Petrol.
Yang tidak dapat bercampur dengan air (immiscible) misalnya Bensin.
It is also important to know the flash point of the liquid, as liquids with a low flash
point cannot be extinguished by cooling alone.
Juga penting untuk mengetahui titik nyala zat cair tersebut, karena zat cair dengan
titik nyala yang rendah tidak dapat dipadamkan hanya dengan pendinginan saja.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
These features will determine what extinguishing medium can be used, e.g. water
spray, foam, (AFFF)., vaporising liquids, carbon dioxide or dry chemical powder.
Fitur ini akan menentukan media pemadam apa yang dapat digunakan, misalnya
semprotan air, busa, (AFFF), zat cair penguap, karbon dioksida atau bubuk kimia
kering.
The large majority of fires fall within a class, however it should be realised that fire
may involve more than one class of material at the same time.
Sebagian besar kebakaran termasuk ke dalam kelas-kelas di atas, namun harus
disadari bahwa kebakaran dapat melibatkan lebih dari satu kelas bahan pada saat
yang sama.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Busa yang baik harus mengandung sejumlah kualitas. Harus dapat mengalir bebas
di permukaan bahan bakar yang terbakar, tahan hancur karena panas, menahan
kemampuannya menyekat rapat asap beberapa saat setelah pemadaman, dan
mampu menempel di permukaan vertikal.
There are several types of foam concentrate each possessing varying
capabilities.
Terdapat beberapa jenis konsentrat busa yang masing-masing memiliki
kemampuan berbeda.
11.3.3 Film Forming Fluoro Protein Foam (FFFP) / Busa Fluoro Protein yang
Membentuk Lapisan Film (FFFP)
consists of a mixture of protein and fluorinated surface active agents and stabilisers.
The foam produced has characteristics which make it far more fluid than (P), (FP) or
(S) foams. Together with rapid flame knock down properties, good re-sealing
qualities, superior burn back resistance and has excellent resistance to fuel
contamination.
Terdiri dari campuran protein dan bahan aktif dengan permukaan berfluor serta
stabilisator. Busa yang dihasilkan memiliki karakteristik yang menjadikannya jauh
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
lebih cair daripada busa (P), (FP) atau (S). Bersama dengan sifat pemadaman
pijarnya yang cepat, kualitas penyekatan ulang yang baik, daya tahan terbakar
kembali yang sangat bagus, serta daya tahan terhadap kontaminasi bahan bakar
yang sangat baik pula.
Film forming concentrates form a thin transparent film over the surface of the fuel and
helps to prevent re-ignition through vapour suppression. These concentrates can be
delivered either aspirated or non-aspirated foam.
Konsentrat yang membentuk lapisan film ini akan membentuk lapisan film transparan
tipis di permukaan bahan bakar dan membantu mencegah penyalaan ulang dengan
cara penekanan asap. Konsentrat ini dapat dibuat dari busa teraspirasi maupun no—
aspirasi.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Masing-masing busa ini tersedia untuk digunakan melawan bahan bakar yang
berbasis alkohol dan larutan polar, seperti MEK dan bensin tanpa timbal.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
These factors make it an ideal extinguishing medium for fire involving electrical
equipment and for small flammable liquid fires. The gas is easily affected by wind
and is therefore not suitable for outdoor use.
Faktor-faktor ini menjadikannya media pemadaman yang ideal untuk kebakaran yang
melibatkan alat-alat elektronik, dan untuk api kecil dari cairan mudah terbakar. Gas
ini mudah terpengaruh oleh angin, sehingga tidak cocok untuk ruangan terbuka.
CO2 extinguishes fires by smothering or reducing the oxygen content of the air.
About 20% -30% concentration is necessary to completely extinguish, according to
the nature of the fire.
CO2 memadamkan api dengan cara menutup rapat atau mengurangi kandungan
oksigen di udara. Sekitar 20%-30% konsentrat diperlukan untuk memadamkan
secara sempurna, sesuai sifat dari masing-masing api.
Because of the low temperature of the gas (-62°C) there is a "cold shock effect"
which can adversely affect computer circuitry and other fragile miniaturised electronic
components, which may greatly increase the damage caused.
Karena suhu gas yang rendah (-62°C), ada ‘efek kejutan dingin’ yang dapat
berpengaruh buruk terhadap sirkuit komputer dan komponen elektronika mini yang
rentan lainnya, dan dapat meningkatkan kerusakan yang terjadi.
Because CO2 is inert it must be remembered that it will not support life when used in
sufficient concentration to extinguish a fire. The use of this type of agent in an
unventilated space dilutes the oxygen supply and prolonged occupancy of such
spaces could result in loss of consciousness or loss of life due to the oxygen
depleted atmosphere.
Karena CO2 bersifat lembam, harus diingat ia tidak akan menolong nyawa jika
digunakan dalam konsentrat yang cukup untuk memadamkan api. Penggunaan
bahan ini di ruangan tanpa ventilasi akan menurunkan pasokan oksigen dan jika ada
orang berada di ruangan seperti ini dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau
malah meninggal dunia karena atmosfir yang kekurangan oksigen.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
world. It can only be used if it has been designated "essential use" by the National
Halon Essential Uses Panel. Strict penalties have been fixed for illegal use of Halons.
Secara umum, produksi FM 200 dan NAFS-111 sebagai gas Halon telah dihapus
dari semua negara berkembang mulai tahun 1993. Halon adalah salah satu zat kimia
yang paling merusak ozon. Gas ini hanya boleh digunakan jika telah ditetapkan
“penting” oleh National Halon Essential Uses Panel. Sanksi yang keras akan
dikenakan untuk penggunaan zat Halon yang ilegal.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The extinguishing characteristic are the most impressive feature of a dry chemical
powder with Its rapid flame suppression capabilities. Whilst the mechanics of flame
suppression have not been fully determined and proven, the following are known to
be involved.
Karakteristik pemadamannya merupakan yang paling baik dari bubuk kimia kering,
karena kemampuan pemadaman api yang sangat cepat. Meskipun mekanika
pemadaman api belum dapat ditentukan dan dibuktikan dengan pasti, berikut ini
merupakan langkah-langkah yang terlibat.
1. "Stopping the Chain Reaction", the powder or its products of decomposition
intercept the hydrocarbon radicals during chemical decomposition of the fuel
vapour, preventing them from combining with oxygen, thus inhibiting the
combustion chain. It should be appreciated that after flame suppression,
application of powder over the entire surface must be continued so as to achieve
the secondary effects of smothering and cooling to prevent re-ignition (flash
back).
”Menghentikan Reaksi Berantai", bubuk atau produk dekomposisinya akan
mencegat zat radikal hidrokarbon saat dekomposisi kimia asap bahan bakar,
mencegahnya bersatu dengan oksigen, sehingga menghambat rantai
pembakaran. Harus diperhatikan bahwa setelah pemadaman api, penggunaan
bubuk di seluruh permukaan harus dilanjutkan untuk mendapat efek sekunder
yaitu penutupan rapat dan pendinginan untuk mencegah penyalaan ulang
(terbakar kembali)
2. A secondary smothering effect is achieved by direct displacement of the air in the
fire zone by the powder. Further dilution occurs when the gaseous products of
the decomposing powder (steam and carbon dioxide) are released.
Efek penutupan sekunder dapat dicapai dengan pembuangan udara di zona
kebakaran. Dilusi berikutnya terjadi saat produk gas dari bubuk yang telah
mengalami dekomposisi (asap dan karbon dioksida) dilepaskan.
3. Heat is absorbed by the solid powder particles which insulate the fuel surface
from the radiant heat. The action of decomposition of the sodium bicarbonate
takes in heat from the surrounding area and this results in cooling of the fire.
Panas diserap oleh partikel-partikel solid bubuk yang akan menginsulasi
permukaan bahan bakar dari pancaran panas. Dekomposisi sodium bikarbonat
akan menarik panas dari area sekitar, dan menghasilkan pendinginan terhadap
api.
4. Some of the vaporised fuel is absorbed by the dry powder and this interferes with
the pre-burn requirements of the vapour/air mixture.
Beberapa bahan bakar yang telah menjadi asap akan diserap oleh bubuk kering,
dan ini mencegah persyaratan pra-pembakaran dari campuran asap/udara.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
It must be appreciated that the selection of an extinguishing agent and the method of
application of that agent will be governed by:
Harus diperhatikan bahwa pemilihan bahan pemadam dan cara penggunaan bahan
tersebut ditentukan oleh:
(I) The quantity and nature of the burning material.
Jumlah dan sifat bahan yang terbakar.
(II) The location of the material.
Lokasi bahan.
(III) Capabilities of our own equipment.
Kemampuan peralatan kita.
A few seconds spent determining the correct agent for the particular situation will
lead to efficient extinction of the fire with the minimum avoidable damage and
maximum personnel safety.
Beberapa detik yang digunakan untuk menetapkan bahan yang tepat dalam situasi
tersebut akan menghasilkan pemadaman api yang efisien, dengan sekecil mungkin
kerusakan yang dapat dihindari, dan keamanan personil yang maksimal.
To illustrate these points:
Untuk menggambarkan poin-poin ini:
A single dry powder extinguisher may extinguish a fire in a kitchen area but could
contaminate the whole area in the process.
Sebuah pemadam jenis bubuk kering dapat memadamkan api di area dapur tapi
dapat mengkontaminasi seluruh area dalam prosesnya.
A jet of vaporising liquid discharged into a burning vat of cooking oil will produce the
same effect as a jet of water. The rapid expansion of the vaporising liquid on contact
with the oil will splash the fuel everywhere.
Sebuah jet cairan penguap yang disemprotkan dalam minyak goreng yang membara
akan menghasilkan efek yang sama seperti aliran jet air. Penyebaran cairan
penguap yang cepat di minyak malah akan menyebarkan bahan bakar ke mana-
mana.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Jika ini tidak memungkinkan, berdiri agak jauh, lalu arahkan jet ke udara dan dengan
gerakan sapuan yang lembut, biarkan busa menetes jatuh ke permukaan cairan.
(rata-rata panjang jet dari alat pemadam busa adalah 6 meter).
Do not direct the jet directly into the liquid because this will drive the foam beneath
the surface and render it ineffective. In addition, it may splash the fire on to the
surroundings.
Jangan arahkan jet langsung ke cairan, karena akan mendorong busa ke bawah
permukaan sehingga tidak efektif. Selain itu, dapat menyebarkan api ke sekitarnya.
12.1.4 With dry powder, carbon dioxide and vaporising liquid extinguishers / dengan
alaat pemadam bubuk kering, karbon dioksida dan cairan penguap
On fires involving either liquids in containers or spilled liquids, direct the jet or
discharge horn towards the near edge of the fire and with a rapid sweeping motion
drive the fire towards the far edge until all the flames are extinguished.
Pada kebakaran yang melibatkan cairan dalam wadah atau cairan yang tertumpah,
arahkan jet atau lepaskan horn menuju tepi api yang dekat, dan dengan gerakan
sapuan cepat dorong api menuju tepi jauh sampai akhirnya semua pijar api
terpadamkan.
On fires in falling liquids, direct the jet or horn at the base of the flames and sweep
upwards.
Pada kebakaran di cairan yang menetes jatuh, arahkan jet atau horn di bagian
bawah pijar api dan sapu ke atas.
On fires in electrical equipment, direct the jet or horn straight at the fire. Where the
equipment is enclosed, direct the jet or horn into any opening with the object of
penetrating the interior.
Pada api di alat-alat elektronika, arahkan jet atau horn langsung ke api. Jika alat
tersebut tertutup, arahkan jet atau horn ke bagian yang terbuka, agar dapat masuk
ke bagian dalamnya.
The following techniques are recommended when using dry powder, carbon dioxide
and vaporising liquid extinguishers:
Direkomendasikan teknik-teknik berikut ini saat menggunakan alat pemadam bubuk
kering, karbon dioksida dan cairan penguap:
If the extinguisher is of the controlled discharge type-shut off the discharge when the
fire appears to be extinguished, wait until the atmosphere clears and if any flame is
then still visible, discharge again.
Jika alat pemadam ini berjenis pengeluaran terkendali, hentikan pengeluaran ketika
api tampak padam, tunggu sampai atmosfir bersih dan jika masih ada pijar api,
lepaskan lagi.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
13 FOAM AND FOAM MAKING EQUIPMENT / BUSA DAN ALAT PEMBUAT BUSA
Busa adalah cairan yang terdiri dari gelembung berisi udara atau gas kecil, yang
membentuk lapisan berbuih dan akan mengambang di permukaan cairan mudah
terbakar. Busa akan memadamkan api karena kurangnya oksigen, atau istilahnya
menyelubungi api. Selain menyelubungi api, lapisan busa mencegah asap mudah
terbakar terlepas, dan mendinginkan bahan bakar dan permukaan panas di sekitar,
sekaligus memisahkan pijar dari permukaan bahan bakar.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Yaitu tingkat aplikasi terendah di mana busa dapat memadamkan api dalam kondisi
terkendali. Tingkat minimal yang direkomendasikan biasanya sekitar tiga kali tingkat
kritisnya, sehingga memastikan pemadaman api.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Saat selimut busa terjadi, ada sebagian yang terpecah. Pecahan ini melepaskan
sedikit air ke permukaan bahan bakar. Air ini akan berubah menjadi uap air. Uap air
yang terbentuk memiliki efek mendilusi pasokan oksigen langsung di atas bahan
bakar yang terbakar, sehingga membantu memadamkan api.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Water - Most modern foam concentrates will work satisfactorily with hard or soft,
fresh or salt water. The water should be delivered in sufficient quantity and with
sufficient pressure to meet the optimum performance requirements of the equipment
manufacturer.
Air – sebagian besar konsentrat busa berfungsi baik dengan air tawar maupun asin,
encer maupun kental. Air harus diberikan dalam jumlah yang cukup dan dengan
tekanan yang memadai untuk dapat memenuhi persyaratan kinerja optimal dari
produsen alat yang bersangkutan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Terbuat dari protein hewani. Ini adalah konsentrat busa yang paling awal dan
mendasar. Memiliki kekurangan karena dapat terpecah jika terkena bahan bakar
hidrokarbon. Namun, dapat diimbangi dengan pembuatan dan penerapan busa yang
terus menerus. Karena kerentanannya terhadap bahan bakar hidrokarbon, busa ini
banyak digantikan oleh konsentrat busa fluoro-protein.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
13.4.2.4 Aqueous Film Forming Foam (AFFF) / Busa Pembentukan Lapisan Film Cair
This concentrate is based on synthetic materials. It was specially developed to give a
high degree of vapour suppression. It has a rapid flame knock down time-equivalent
to that of some dry powders.
Konsentrat ini berdasarkan pada bahan sintetik. Khusus dikembangkan untuk
memberi penahanan asap yang sangat tinggi. Memiliki waktu pemadaman api yang
sama cepat dengan beberapa jenis bubuk kering.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
13.4.5 MEANS OF PROJECTING THE FINISHED FOAM ONTO THE FIRE / CARA
MENYEMBURKAN BUSA KE DALAM API
Before we go into the various nozzle designs, it is important to appreciate the need
for correct application of foam.
Sebelum kita membahas rancangan nosel, penting untuk memperhatikan pentingnya
cara penggunaan busa yang benar.
A solid jet of foam should never be applied directly into a burning liquid because:
Aliran jet busa jangan langsung diarahkan ke cairan yang terbakar, karena:
(a) It will stir the fuel up releasing more vapour to feed the fire.
Akan mengaduk bahan bakar, sehingga melepaskan asap untuk menambah
api.
(b) The water content may 'flash' violently to steam, expanding its volume and
possibly throwing burning fuel around.
Kandungan air mungkin masuk ke dalam uap, mengembangkan volumenya
dan mungkin menyebarkan bahan bakar yang terbakar itu ke mana-mana.
(c) On shallow spills the force of the jet may drive fuel some distance spreading the
fire.
Pada tumpahan yang rendah, kekuatan aliran dapat mendorong bahan bakar
sehingga semakin menyebarkan api.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Correct application can be achieved by one of the three methods listed below:
Penerapan yang benar dapat dilakukan dengan satu dari ketiga cara di bawah ini:
(I) Projecting the finished foam up in the air and allowing it to fall gently onto the
fuel surface.
Mengarahkan busa ke udara, dan membiarkannya jatuh perlahan ke
permukaan bahan bakar.
(II) Striking the jet against a vertical surface above the fuel spill and allowing the
foam to run down and flow gently across the fuel surface.
Mengarahkan aliran jet ke sebuah permukaan vertikal di atas tumpahan bahan
bakar, dan biarkan busa mengalir ke bawah dan ke permukaan bahan bakar.
(III) If ground conditions permit, striking the jet against the ground allowing it to
bounce or flow gently onto the fuel surface.
Jika kondisi tanah memungkinkan, arahkan aliran ke tanah agar dapat
melambung atau mengalir perlahan ke permukaan bahan bakar.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Note: It is important to remember that in practice the induction and aeration lag
a few seconds behind the water supply, therefore, the branch should be turned
away from the fire until foam emerges.
Catatan: penting untuk diingat bahwa dalam praktik induksi dan penyiraman ke
udara, ada jeda beberapa detik karena pasokan air, sehingga branch jangan
diarahkan ke api sampai busa muncul.
Simultaneous use of water streams with foam discharge or on t foam covered
areas will break down the foam blanket and should therefore be avoided.
Penggunaan aliran air dengan busa secara simultan pada area yang tertutup busa
dapat memecah selimut busa, sehingga harus dihindari.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Dalam produksi Ekspansi Tinggi, satu jet berdifusi ini diganti dengan empat jet
berdifusi, dan jaring aerasinya jauh lebih besar. Udara dipasok oleh kipas yang
dijalankan oleh turbin air, dan busa hasilnya didorong melalui saluran pengiriman.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
5. Control Equipment:-
Branches provide a means to effectively control the direction, volume, throw and
discharge of water by:
Alat pengendali: Cabang atau branch memiliki cara untuk mengendalikan arah,
volume, semburan dan pengeluaran air secara efektif, yaitu dengan:
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
14.1.2 Common Types Of Branches Used For Fire fighting / Jenis Branch yang Umum
Digunakan untuk Pemadaman Kebakaran
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The term frictional loss refers to the loss of pressure as a result of the -water rubbing
on the inside wall of the hose.
Istilah kerugian friksi adalah kehilangan tekanan sebagai akibat gesekan air di
dinding dalam selang.
To allow for internal frictional loss in each length of hose the following simplified
formulae should be used:
Agar dapat mengatasi kerugian friksi internal di setiap panjang selang, rumus
sederhana berikut ini harus diikuti:
Add 0.5 of a bar to the required branch pressure for each length of 38mm hose.
Tambahkan 0,5 bar ke tekanan cabang/branch yang diperlukan untuk setiap
panjang selang 38mm.
Add 0.2 of a bar for to the required branch pressure for each length of 64mm
hose.
Tambahkan 0,2 bar ke tekanan cabang/branch yang diperlukan untuk setiap
panjang selang 64mm.
The friction loss must be added to the required branch pressure and this will be the
pressure required at the pump pressure gauge.
Kerugian friksi ini harus ditambahkan ke tekanan cabang/branch, dan inilah tekanan
yang harus ada di alat ukur tekanna pompa.
In addition to internal frictional loss the following simplified formulae should be used
when the hose discharge point is either above or below the ground surface.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Selain kerugian friksi internal, rumus sederhana berikut ini juga harus digunakan jika
titik penyiraman selang berada di atas atau di bawah permukaan tanah.
Add 0.1 bar per metre or 1 bar per 10 metres of head or height that the branch is
operating above ground level.
Tambahkan 0,1 bar per meter atau 1 bar per 10 meter kepala atau berat
cabang/branch yang beroperasi di atas permukaan tanah.
Subtract 0.1 bar per metre that the branch operates below ground level.
Kurangi 0,1 bar per meter jika cabang/branch beroperasi di bawah permukaan
tanah.
Frictional losses are calculated assuming a discharge of 400-500 litres/min
(Reference Home Office Manuals of Firemanship).
Kerugian friksi dihitung dengan asumsi penyiraman 400-500 liter/menit (Reference
Home Office Manuals of Firemanship).
The head must be added to or subtracted from the required branch pressure in order
to obtain the required branch pressure.
Bagian kepala air harus ditambah atau dikurangi dari tekanan cabang yang
diperlukan, agar mendapat tekanan cabang yang benar.
Example:
Contoh:
19mm branch working 10 metres above the pump using 3 x 38mm lengths of
hose.
Required pressure at branch = 7 bars
Pressure required to over come head = 1 bars
Friction loss 3 x 0.5 per length = 1.5 bars
Pump pressure required = 9.5 bars
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
It is important to understand that hose lines should be laid out in such a manner as to
avoid kinks.
Penting untuk dipahami bahwa saluran selang harus ditaruh sedemikian rupa agar
menghindari terbelit.
A kink will have a dramatic effect on the internal size of the hose, the pressure, flow
and volume of water will be greatly reduced.
Belitan akan berpengaruh sangat besar terhadap ukuran internal selang, tekanan,
dan aliran, dan volume air akan berkurang banyak.
The next section is designed specifically for hose layouts. It will teach fast and
effective ways to layout lines of hose.
Bagian berikut ini dirancang khusus untuk tata letak selang. Akan diajarkan cara
yang cepat dan efektif untuk menaruh saluran selang.
14.4.1 To Pick Up A Length Of Hose When Coiled / Cara Mengambil Selang Gulung
Place the length of hose vertically on the ground with the male coupling on top so
that the waterway may be seen, then take hold of the lugs of the female coupling and
swing the coil on to the shoulder so that the male coupling comes below the coil and
rests against the front of the body. On reversing these movements, the male coupling
will be in a position for connecting up.
Taruh selang secara vertikal di tanah dengan bagian penggabung (coupling) jantan
di atas sehingga jalur air terlihat, lalu pegang kepala coupling betina dan ayunkan
gulungan ke bahu sehingga coupling jantan jatuh di bawah gulungan dan terletak di
bagian depan tubuh. Dengan membalik urutan langkah ini, coupling jantan akan
berada di posisi siap tersambung.
14.4.2 To Lay Out A Line Of Hose / Untuk Menata Letak Saluran selang
A line of hose consists of one, two or more lengths. The first length is to pump,
hydrant etc. The second length is next to the first length and so on to the last which is
next to the branch.
Saluran selang terdiri dari satu, dua atau lebih satuan panjang. Satuan panjang
pertama adalah untuk pompa, hidran, dll. Satuan panjang kedua dipasang setelah
satuan panjang pertama, dst, sampai yang terakhir yang tersambung ke
cabang/branch.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
coupling of the delivery. Pull on hose to make certain the coupling is housed
correctly.
Taruh gulungan secara vertikal di tanah dengan bagian coupling jantan di atas.
Pegang gulungan di antara kaki. Sambung dengan memasukkan coupling jantan ke
coupling betina. Tarik selang untuk memastikan sambungan telah terpasang dengan
baik.
14.4.5 To Connect Two Lines Of Hose Into One / Menyatukan Dua Saluran selang
At a point where the two lines of hose are to be connected, place the two into one
breeching close to the couplings and attach to it a length of hose fitted with a branch.
Give the order "Water On".
Di titik tempat menyatukan dua saluran selang, taruh keduanya ke dalam satu
breeching di dekat coupling dan pasangkan satuan panjang selang yang telah
dilengkapi cabang/branch. Beri perintah “Jalankan Air".
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
telah didapat panjang selang yang cukup. Orang-orang ini lalu maju bersama, dan
orang kedua di depan melemparkan bagiannya, dan seterusnya sampai selang yang
diperlukan telah habis.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
14.5 SIGNALS FOR USE AT FIRES AND DRILLS / ISYARAT SAAT KEBAKARAN DAN
LATIHAN (DRILL)
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Make Up / Siapkan
Hold forearms with palms up and
elbows at side of body. Raise and
lower hands from knees to shoulders.
Tahan lengan dengan telapak di ata
dan siku di samping badan. Angkat
dan turunkan tangan dari lutut ke
bahu.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Seorang petugas pemadam kebakaran harus bugar fisiknya, karena bekerja di api selalu
membutuhkan kerja keras fisik. Ia harus berani namun tetap tenang, karena sifat-sifat inilah
yang melatarbelakangi reaksinya di dalam keadaan darurat. Ia harus sabar, karena sering
harus bersabar menghadapi orang-orang yang harta bendanya terlibat atau terancam
kebakaran dan berada dalam keadaan mental yang tertekan parah.
He must have initiative and must possess the will to keep going for long periods under
adverse conditions. He must cultivate his powers of observation to the utmost and must also
possess an enquiring mind. He must have a keen sense of discipline, for unless he himself
is able to obey orders without question he cannot expect others to carry out his orders.
Finally, he must never forget that, as a member of a local authority F.E.S., he is a servant of
the public, and that it is to him that the public turns in an emergency. His duty may be
summed up as, firstly, to save life, secondly, to prevent the destruction of property by fire
and, thirdly, to render humanitarian services.
Ia juga harus memiliki inisiatif dan memiliki kemauan untuk terus bertahan dalam jangka
waktu lama dalam kondisi yang berat. Ia harus mengembangkan kemampuan
pengamatannya sampai sebaik-baiknya, dan juga memiliki pikiran yang penuh selidik. Ia
harus memiliki disiplin yang tinggi, karena jika ia sendiri tidak dapat mematuhi perintah tanpa
pertanyaan, tentunya ia tidak bisa mengharapkan orang lain melaksanakan perintahnya.
Terakhir, ia tidak boleh lupa bahwa sebagai anggota F.E.S. sebagai badan berwenang
setempat, ia adalah pelayan masyarakat, dan kepadanyalah masyarakat meminta bantuan
saat keadaan darurat. Tugasnya dapat dirangkum sebagai: pertama, menyelamatkan
nyawa, kedua, mencegah kerusakan harta benda oleh api dan ketiga, untuk menyediakan
layanan kemanusiaan.
The Firefighter who wishes to progress in his profession should study every outbreak which
he has the good fortune to attend and try to learn something from it. After a few years he will
have built up a store of practical knowledge, which will equip him to deal with most of the
problems that come his way.
Petugas pemadam kebakaran yang ingin maju dalam profesinya harus mempelajari setiap
bencana yang sempat ia datangi, dan belajar mendapatkan ilmu dari keadaan itu. Setelah
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Enquiries before a fire will tell him if the police or other person hold keys to certain classes of
premises. He should also make local contacts with appropriate individuals, such as the
occupiers of large premises for good liaison with them will produce an effective cooperation
which is essential for smooth working should the F.E.S. be called to a fire on their premises.
Penelitian sebelum terjadi kebakaran dapat menginformasikan apakah kepolisian atau ada
orang lain yang memegang kunci ke area lokasi terterntu. Ia juga harus memiliki kontak
dengan orang-orang yang tepat, seperti penghuni lokasi besar misalnya, karena hubungan
baik dengan mereka dapat memberi kerjasama yang efektif, dan hal ini penting untuk dapat
bekerja dengan baik jika F.E.S dipanggil mengatasi kebakaran di tempat mereka.
He should be aware of telephone facilities on his station's ground, has knowledge of
alternative means of communication to radio will be of benefit.
Ia harus menyadari fasilitas telepon di area stasiunnya, mempunyai cara komunikasi
alternatif radio akan bermanfaat.
In rural areas, the Firefighter should know the whereabouts of all the important water
supplies, the best way of reaching them and whether or not they are likely to dry up in the
summer or autumn, or be unapproachable in the winter because of mud. He should know if
suitable streams exist, how they can be dammed and he should be able to estimate roughly
how much water they would yield. He should know of the various farm tracks and to what
extent they can be used to reach isolated farmsteads. In winter he should keep himself
posted, as far as possible, about changes in road conditions due to the weather.
Di area pedesaan, Petugas Pemadam Kebakaran harus tahu tentang semua area pasokan
air yang penting, dan cara terbaik mencapainya, dan apakah akan kering saat musim
kemarau, atau tidak dapat dijangkau saat musim hujan karena lumpur. Ia harus tahu apakah
ada aliran sungai yang cocok, bagaimana cara membendungnya dan ia harus dapat
memperkirakan seberapa banyak air yang bisa didapatkan. Ia harus tahu berbagai jalan ke
ladang-ladang pertanian, dan seberapa jauh dapat digunakan untuk mencapai area yang
terisolasi. Di musim dingin, ia harus tetap mendapat informasi sejauh mungkin, tentang
perubahan dalam kondisi jalan akibat cuaca.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Peralatan personal yang tidak dipakai harus disimpan rapi dalam lemari sehingga dapat
segera dipakai tanpa tunda. Kiat yang bagus adalah dengan menyusunnya sesuai urutan
pemakaian, yaitu pakaian terakhir yang akan dikenakan ditaruh di dasar tumpukan. Saat
tidur malam, sepatu boot harus ditaruh di samping tempat tidur, legging pada tempatnya,
dan jubah serta peralatan pemadam lain di lemari. Jika perlengkapan tidak dapat ditaruh
seperti ini (misalnya kekurangan tempat atau berada dekat lemari), maka harus digantung
atau diatur sedemikian rupa agar dapat diambil tanpa kebingungan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Setiap mobil harus memiliki label agar identitas semua Pemadam Kebakaran saat hadir di
lokasi insiden dapat segera diketahui jika terjadi keadaan darurat.
When the officer in charge takes over an appliance at the beginning of a tour of duty he must
not forget that he is responsible for the appliance and the Equipment being ready for any
calls, which may be made upon them. He may wish to check these for himself or,
alternatively, may delegate the duty to the driver. When he is satisfied that everything is in
position, he must report to the officer in charge of the station that his appliance is complete
and available.
Saat pimpinan regu menerima mobil di awal tugas, ia tidak boleh lupa bahwa ia bertanggung
jawab atas mobil tersebut dan Mobil harus siap untuk semua panggilan yang mungkin
terjadi. Ia mungkin dapat memeriksanya sendiri, atau mendelegasikan tugas ini kepada
pengemudi. Saat ia yakin semua sudah siap, ia harus melapor ke pimpinan regu di stasiun
bahwa alat-alatnya lengkap dan siap sedia.
Engines of appliances should not be started up nor run for short periods when handing over
as this creates engine wear and is no guarantee that the engine will start next time. An on-
coming driver should check oil, petrol or fuel oil and water levels, lights and audible warning
devices and should see that the water tank on the appliance is full. Most brigades adopt a
standard method of stowing gear on appliances, and checks should be made that all the
gear is correct and in place.
Mesin-mesin di peralatan jangan dinyalakan atau dijalankan dalam waktu yang pendek saat
serah terima, karena menyebabkan keausan mesin dan tidak ada jaminan mesin akan
menyala kemudian. Pengemudi yang akan bertugas harus memeriksa oli, bensin dan tingkat
air, alat sirene peringatan dan lampu-lampu, serta melihat apakah tangki air penuh.
Sebagian besar brigade menggunakan metode standar penyimpanan alat di lemari, dan
harus diperiksa apakah semua alat berfungsi baik dan siap sedia.
After Quarters, or as necessary at other times during each watch, a man detailed to wear
breathing apparatus should perform the general check of his set as detailed in the Quarters
Procedure. He should also complete the information on the identification tally attached to the
breathing apparatus set.
Saat di Pos, atau saat yang diperlukan selama jaga, orang yang bertugas dengan alat
pernafasan harus melakukan pemeriksaan umum tentang peralatannya, sesuai perincian
dalam Prosedur Pos Jaga. Ia juga harus mengisi informasi tentang tally identifikasi yang
terikat ke alat pernafasan tersebut.
Firefighters detailed to wear breathing apparatus should normally check their sets en route
to a fire; alternatively the checking may be done by the B.A. Control Officer at the fire, or as
otherwise directed.
Petugas yang harus mengenakan alat pernafasan biasanya memeriksa alat-alatnya pada
saat menuju lokasi kebakaran, atau pemeriksaan ini dilakukan oleh B.A.. Control Officer di
lokasi, atau sesuai arahan lain.
The FES will make an entry in the occurrence book of the names of breathing apparatus
riders as they take over, and of the contents of the cylinder of the set they are detailed to
wear. If nominal roll boards are carried on appliances, every change in the disposition of
riders on an appliance must be noted accordingly.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
FES akan memasukkan nama-nama pengguna alat pernafasan di buku catatan saat
mengambil alih, serta isi tabung yang harus dipakai. Jika ada label informasi di alat, setiap
perubahan penggunaan alat harus dicatat dengan benar.
If hook ladders are carried on the appliance, Nos. 3 and 4 generally wear the hook ladder
belts. On arrival at the fire, if it is found that hook ladder belts are not required, they should
remove them as soon as circumstances permit. Some brigades adopt the practice that
Firefighter, detailed as breathing apparatus riders on pumps, rig in breathing apparatus en
route to a fire, unless specifically instructed not to do so. Where a breathing apparatus set
with a mouthpiece is donned, the mouthpiece should not be inserted but should be secured
to one side of the head harness and the nose clip left off. If a full-face mask is fitted, this
should not be put on. The main valve of the set should not be opened until the officer in
charge gives instructions after arrival at the fire when he has determined whether breathing
apparatus is required.
Jika tangga kait dibawa, No. 3 dan 4 umumnya mengenakan sabuk tangga kait. Saat tiba di
lokasi, jika ternyata sabuk tangga kait tidak diperlukan, maka harus segera dibuka.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Beberapa brigade mempunyai praktik jika Pemadam Kebakaran harus mengenakan alat
pernafasan, maka harus memasang alat pernafasan itu dalam perjalanan, kecuali ada
perintah lain. Saat alat pernafasan dengan masker terpasang, masker jangan dimasukkan
tapi harus dipasang di satu sisi pelindung kepala, dan klip hidungnya dilepaskan. Jika
masker penuh yang dipakai, ini juga jangan dipasang dahulu. Katup utama di mobil jangan
dibuka sampai pimpinan regu telah memberi instruksi saat tiba di lokasi kapan ia
menentukan alat pernafasan diperlukan.
As soon as the appliance leaves the station, the radio set should be switched on, so that the
appliance can be contacted or re- directed as necessary and on arrival the officer in charge
will be able to send back a message to his mobilising control without delay. Some brigades
'book mobile' en route and check the address of the fire with the mobilising control.
Segera setelah mobil keluar dari stasiun, radio harus dinyalakan agar tim dan mobil dapat
dihubungi atau diarahkan, serta saat tiba pimpinan regu dapat mengirim pesan balik ke
pusat pengendalian tanpa penundaan. Beberapa brigade ‘dipanggil saat berjalan’ dan
memeriksa alamat lokasi dengan pusat pengendalian.
Most large fires grow out of small beginnings so, apart from speed turning out to the call,
whether or not the fire is confined and extinguished with little damage or gets away
completely will depend entirely on the skill, initiative and resource of the officer in charge and
his crews on the first appliances to arrive.
Sebagian besar kebakaran muncul dari awal yang kecil, jadi selain kecepatan menanggapi
panggilan, apakah api dapat ditahan dan dipadamkan dengan kerusakan minimal atau
malah tak terkendali, semuanya tergantung dari keahlian, inisiatif dan sumber daya dari
pimpinan regu dan regunya, pada mobil dan perlengkapan pertama yang tiba di lokasi.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Where the station public address system is used to broadcast turnout instructions all
members of the crew should make as little noise as possible during the turn-out, so that
everyone can hear the address of the call. Where automatic systems, such as teleprinters or
public address systems are used for transmitting turnout instructions, alternative
arrangements. must exist for use in the event of a breakdown. Where a fire call is received
locally e.g. a 'running call', the Dispatcher (the man on duty in the Emergency Call Centre)
should hand the address in writing to the officer in charge of the appliance, giving him
verbally any additional information he may have about the call.
Jika menggunakan sistem pengumuman publik di stasiun untuk mengumumkan instruksi
keberangkatan, semua anggota regu harus sehening mungkin selama pengumuman,
sehingga semua orang dapat mendengar panggilan tersebut. Jika sistem otomatis, seperti
teleprinter atau sistem pengumuman publik digunakan untuk mengirimkan instruksi
keberangkatan, harus ada pengaturan alternatif siapa tahu terjadi kerusakan. Jika panggilan
kebakaran diterima setempat, misalnya “panggilan sambil berjalan”, petugas Dispatcher
(petugas di Pusat Panggilan Darurat) harus memberikan alamat secara tertulis kepada
pimpinan regu yang bertugas atas alat-alat dan mobil, serta memberi informasi tambahan
yang ia ketahui tentang panggilan tersebut secara lisan.
The FES will develop route cards or route books for addresses off the station's ground, and,
when the call is given by the mobilising control, the number of the route card is included in
the ordering message. The ‘Dispatcher’ in the Call Centre should see that the appropriate
route card is handed to the officer in charge of the appliance. Route books carried on an
appliance are especially useful if the crew are re-directed from one fire to another by radio,
or are sent on to a fire when, for example, they are out testing hydrants, training or carrying
out other maintenance duties.
FES akan membuat kartu rute atau buku rute alamat-alamat di sekitar area stasiun, dan jika
panggilan dilakukan oleh pusat pengendalian mobilisasi, nomor kartu rute akan termasuk
dalam pesan tersebut. Petugas ‘Dispatcher’ di Call Centre harus memastikan kartu rute
yang yang tepat diberikan pada pemimpin regu yang berwenang atas mobil. Buku rute yang
dibawa bersama mobil akan sangat bermanfaat jika regu diarahkan ke tempat lain oleh
radio, atau dikirim ke lokasi saat sedang menguji hidran, berlatih atau melaksanakan tugas
perawatan lain.
Where teleprinters have been installed at fire stations such as Sierra Base 2, a delegated
member of the station personnel should go to the teleprinter to get the address of the fire.
Jika teleprinter telah terpasang di stasiun kebakaran seperti di Sierra Base 2, seorang
personil stasiun harus pergi ke teleprinter itu untuk mendapat alamat lokasi kebakaran.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
beberapa kasus tertentu) bagi pengemudi mobil kebakaran, dan pengemudi F.E.S. juga
harus mematuhi peraturan seperti semua pengemudi kendaraan bermotor lainnya.
The driver of an emergency vehicle is responsible for the safe passage of that vehicle along
a roadway and must obey the road traffic regulation and rules outlined in the PTI Drivers
Manual.
Pengemudi keadaan darurat bertanggung jawab atas keselamatan perjalanan kendaraan
tersebut di sepanjang jalan dan harus mematuhi peraturan lalu lintas jalan dan peraturan
yang tertulis dalam buku manual PTI Drivers.
(a) It is a declared emergency and the vehicle is traveling displaying visual and audible
warning signals. (red and blue lights and siren)
Keadaan telah dinyatakan darurat dan kendaraan berjalan dengan menampilkan
isyarat visual dan suara peringatan (lampu merah dan biru, serta sirene)
(b) The sign posted speed limit is not exceeded by more that 30 kph.
Kecepatan yang melebihi tanda batas kecepatan tidak lebih dari 30 kpj.
(c) The speed limit may be exceeded when observance of those provisions is likely to
hinder the saving of life, extinguishing a fire or preventing a criminal act.
Batas kecepatan dapat dilebihi ketika tindakan ini dapat menyelamatkan nyawa,
memadamkan api atau mencegah tindakan kriminal.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
audible warning device should be sounded and extreme caution used. Signals by
pedestrians indicating that a crossing is safe should be disregarded. Accidents have
occurred in such circumstances, and the onus is entirely on the F.E.S. driver, who should
also remember that a collision might well prevent his appliance from reaching its destination
and might block the road for other essential services. No call is so urgent as to justify such a
risk.
Pengemudi kendaraan F.E.S. di perjalanan menuju lokasi dapat menggunakan ‘Tanda Stop’
sebagai tanda 'Beri Jalan’. Ini bukan dimaksudkan untuk mengambil keuntungan dari
prioritas yang diberikan pengemudi kendaraan lain. Alat peringatan suara harus dibunyikan
dan sangat berhati-hati dalam melakukannya. Isyarat dari pejalan kaki yang menunjukkan
bahwa penyeberangan dapat berlangsung aman jangan dipatuhi. Kecelakaan terjadi dalam
keadaan seperti ini, dan tanggung jawab berada sepenuhnya pada pengemudi F.E.S, yang
harus mengingat bahwa tabrakan dapat menghambat alat-alatnya tiba di lokasi dan bahkan
menutup jalan untuk layanan penting lainnya. Tidak ada panggilan yang demikian penting
sampai membenarkan risiko ini.
It is true that 'only one man at a time can drive an appliance', yet the experienced officer in
charge can exercise a steadying influence on the driver and give him greater confidence. For
instance, he may indicate, preferably with a sign of the hand, that he is driving too fast for
safety. An officer in charge should never take the attitude that he has no control over, or
responsibility for, the actions of his driver. He should never use an expression such as 'step
on it' which might be likely to excite an inexperienced driver and lead him to be rash.
Pepatah yang mengatakan ‘mobil hanya dapat dikemudikan oleh satu orang saja’ itu benar,
namun pemimpin regu yang telah berpengalaman dapat menenangkan pengemudi dan
memberi kepercayaan diri yang lebih besar. Misalnya, ia dapat mengindikasikan dengan
isyarat tangan, bahwa ia mengemudi terlalu cepat, demi alasan keamanan. Pemimpin regu
jangan pernah bersikap ia tidak punya kendali atau tanggung jawab atas perilaku
pengemudinya. Ia tidak boleh mengatakan hal seperti ‘kebut saja’ karena dapat menjadikan
pengemudi yang tidak berpengalaman menjadi terlalu bersemangat dan ceroboh.
If a driver has been at fault, it will often be best for the officer in charge of the appliance to
leave criticism until the driver has returned to the station. Here he can be seen quietly and
dispassionately in an office and his driving errors pointed out to him. It must always be borne
in mind that it is the duty of an officer to continually train his drivers.
Jika pengemudi melakukan suatu kesalahan, sebaiknya pemimpin regu menunggu kritiknya
sampai pengemudi sudah kembali di stasiun. Di sini bisa bertemu dengan tenang dalam
kantor, dan kesalahan mengemudinya diberitahukan. Ingatlah selalu bahwa tugas
pemimpinlah untuk selalu melatih pengemudi-pengemudinya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
When called to a hospital, or similar building where the public are likely to be gathered in
large numbers, the sounding of the audible warning device should cease in ample time
before arrival, so as to avoid alarming those in the building. Also show discretion in sounding
audible warning devices in proximity to horses and cattle, since these animals, if frightened,
might bolt.
Saat dipanggil ke rumah sakit, atau bangunan sejenis di mana akan ada banyak orang,
suara peringatan ini harus berkurang sebelum tiba, untuk menghindari membuat panik
orang-orang dalam gedung. Berhati-hatilah juga saat membunyikan suara di dekat kuda dan
ternak, karena hewan-hewan ini jika ketakutan dapat kabur.
Audible warning devices must not be used when returning from a fire, or when on exercises
and the driver of the appliance must comply with all traffic regulations.
Alat peringatan suara ini jangan digunakan saat kembali dari lokasi darurat, atau saat latihan
dan pengemudi mobil pemadam ini harus mematuhi semua peraturan lalu lintas.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
memberikan nama dan alamat yang diminta, ia harus melaporkan kecelakaan itu ke polisi
dalam waktu 24 jam.
Jika mobil dengan roda belakang ganda sedang menuju lokasi insiden dan menderita
lubang di salah satu roda belakang sedangkan roda pendampingnya masih baik, mobil
harus terus menuju lokasi dengan mengurangi kecepatannya. Jika roda depan mobil, atau
roda belakang mobil dengan roda belakang tunggal yang terlubangi, mobil harus berhenti
dan mengirim pesan ke pusat pengendali sehingga dapat dipesan mobil lain. Jika lubang ini
terjadi dalam jarak dekat dari alamat kebakaran, regu dapat berjalan dengan membawa
peralatan yang sesuai. Jika perlu tangga dapat digotong dan dibawa ke lokasi.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Alat-alat khusus seperti tangga putar, alat busa atau kereta selang dengan risiko
khusus tertentu.
(4) The need for assistance if he can see considerable smoke or fire towards the
incident and
Perlu tidaknya bantuan jika ia melihat asap atau api yang banyak saat menuju
insiden dan
(5) The type of message required to get that assistance.
jenis pesan yang diperlukan untuk mendapat bantuan tersebut.
Some pre-arrival information, warnings of hazards and orders to his crew could help them
appreciate the possible situation and the methods of tackling the incident.
Beberapa informasi sebelum tiba, peringatan akan bahaya dan perintah kepada regu dapat
membantu mereka memahami situasi dan cara mengatasi insiden.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Setelah ada dua mobil atau lebih yang tiba setelah mobil pertama, pemimpin regu dari
semua mobil setelah yang pertama tiba, harus melapor ke petugas paling senior (kecuali
dalam keadaan yang sangat tidak umum), yang akan berwenang dalam pemadaman
kebakaran ini, dan meminta instruksi. Jika ada pertolongan yang jelas-jelas perlu dilakukan,
mereka harus segera bekerja tanpa instruksi terlebih dahulu dan kemudian melapor apa
yang telah dilakukan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Gong sprinkler akan memberi peringatan bunyi, dan pemberitahuan katup penghenti
sprinkler dan gong dapat dilihat dari luar bangunan. Satu anggota regu harus diperintahkan
untuk berjaga di katup penghenti utama, dengan instruksi jangan menutupnya sampai
diperintahkan demikian oleh pemimpin pasukan pemadam kebakaran ini.
If no obvious sign of fire can be found, a thorough search of the building should be made,
since the alarm may have been caused by the operation of a defective sprinkler head or
through some other defect such as a fractured water pipe.
Jika tanda-tanda api tidak ditemukan, harus dilakukan pencarian menyeluruh dalam
bangunan karena alarm dapat saja disebabkan oleh kepala sprinkler yang rusak atau karena
kerusakan lain seperti pipa air yang retak.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Untuk mencegah kecelakaan pada kendaraan atau orang yang lewat, baik untuk menaruh
penutup hidran di atas lubang (sejauh konstruksi hidran memungkinkan). Lubang hidran
yang terbuka, jika tidak dijaga saat malam, harus mempunyai lampu di dalamnya. Setelah
mengirim standpipe tapi sebelum menyambung selang, katup hidran harus dinyalaka untuk
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
menyiram isi hidran dan membuang benda-benda asing, yang mungkin tersimpan di dalam
bagian outlet. Hidran harus selalu dibuka dengan cara ini kecuali jelas membutuhkan
peralatan tangan saja.
A double-headed standpipe, if available, should be used from a hydrant, and, if the hydrant
has to be connected to the pump, the laying of twin lines of hose in the first place will ensure
that the maximum output of the main is available to the pump. If more than one delivery is
necessary from the pump and if the water supply is adequate, a second or even a third
delivery can be got to work, without having to waste time in shutting down the hydrant to twin
the lines of soft suction.
Standpipe dengan dua kepala, jika tersedia, harus digunakan dari hidran dan jika hidran
harus tersambung ke pompa, maka penempatan saluran selang ganda di saat pertama akan
memastikan bahwa keluaran maksimal dari bagian utama tersedia untuk pompa. Jika
diperlukan lebih dari satu penyaluran air dari pompa dan pasokan airnya memadai, selang
kedua atau bahkan ketiga dapat difungsikan, tanpa harus membuang waktu mematikan
hidran untuk menggandakan jalur penghisapan lembut (soft suction).
Even in areas where the pressure in the mains is good, it is always good practice to connect
the pump to the hydrant by means of soft suction and to run out hose from one of the pump
deliveries rather than to take the delivery line direct from the hydrant to the fire. The former
method has the advantage that the pump can be used to, adjust the pressure required for
firefighting operations, and that additional hose lines can be connected to the spare
deliveries with- out having to shut down the line of hose already at work.
Bahkan di area di mana tekanan dalam saluran utamanya baik, baik untuk menyambung
pompa ke hidran dengan cara penghisapan lembut dan mengulur selang dari salah satu
pompa daripada membawa jalur penyaluran langsung dari hidran ke api. Cara pertama
memiliki keunggulan bahwa pompa dapat diatur tekanannya dan saluran selang tambahan
dapat disambung ke penyaluran cadangan tanpa harus mematikan saluran selang yang
sudah difungsikan.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
In tall buildings the staircases and lift shafts, unless they are totally enclosed, will allow
smoke to rise from basement to roof and, unless it can escape, mushroom out on the top
floor. If the smoke encounters an obstruction such as a stationary lift in the shaft at an
intermediate floor, it will mushroom out at this level. If no fire doors are fitted to the shaft, or
if, as sometimes happens, they have been wedged open, the intermediate floor or floors will
become smoke-logged. Open or badly fitting doors and transom lights in internal partitions
will also allow smoke to diffuse over a wide area.
Dalam bangunan yang tinggi, tangga dan rongga lift (kecuali tertutup total) akan
menyebabkan asap naik dari bagian dasar ke atap, dan kecuali dapat lolos keluar, akan
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
menjadi seperti jamur di lantai atas. Jika asap menghadapi hambatan seperti lift diam di
lantai tengah, maka akan menjadi seperti jamur di tingkat ini. Jika tidak ada pintu khusus
kebakaran yang terpasang di sini, atau pintu itu telah terbuka, maka lantai tengah itu akan
menjadi penuh asap. Pintu atau jendela di atas pintu dalam keadaan terbuka atau terpasang
dengan longgar di partisi internal juga dapat menyebabkan asap menyebar ke area yang
luas.
(2) Influence of air currents. Remember that anything which will cause air currents in the
building will assist in the spread of smoke. The effect of ventilation ducts in large buildings
may result in smoke being drawn into them and being discharged far from the fire or, if a
plenum system is in use, the excess air in the neighbourhood of the fire will tend to drive the
smoke into the most unlikely places.
(2) Pengaruh aliran udara. Ingatlah apapun yang menyebabkan aliran udara dalam
bangunan juga akan membantu penyebaran asap. Efek saluran ventilasi dalam bangunan
besar dapat menyebabkan asap tertarik padanya dan kemudian terbuang jauh dari api, atau
jika menggunakan sistem plenum maka kelebihan udara di sekitar api akan cenderung
mendorong asap ke tempat yang tak terduga-duga.
In tracing the travel of smoke, the type and construction of the building will prove a useful
guide. Hollow partitions and lightweight construction may have communicating cavities over
considerable distances and carry the smoke far from the fire.
Dalam melacak gerakan asap, jenis dan konstruksi bangunan menjadi panduan yang
bermanfaat. Partisi yang berongga dan konstruksi yang ringan mungkin mempunyai rongga
yang saling berhubungan dalam jarak yang cukup jauh, dan dapat membawa asap jauh dari
api.
In old office premises which have been altered and sub-divided, there may be many
partitions either going up to the ceiling or ending approximately 2 to 2.5 m above the floor,
and these may greatly confuse Firefighters by the influence they will have on smoke travel.
Dalam bangunan kantor tua yang telah mendapat renovasi dan dibagi-bagi, mungkin ada
banyak partisi di langit-langit sekitar 2 sampai 2,5 m di atas lantai, dan ini dapat sangat
membingungkan Petugas karena pengaruhnya terhadap pergerakan asap.
In buildings having panelled walls, smoke travel may be particularly difficult to trace. Such
buildings present a serious hazard because of the concealed spaces behind the panelling,
and the way in which heat and flame can travel along them unseen. Again, the cavity in a
mansard roof will allow smoke to travel considerable distances from the seat of the fire to
appear in the most unexpected places. Roof voids and basements common to more than
one house will assist in fire or smoke travel, as will defective brickwork.
Dalam bangunan dengan dinding berpanel, pergerakan asap menjadi sukar dilacak.
Bangunan seperti ini mempunyai bahaya serius karena adanya ruang tersembunyi di balik
panel, dan cara asap dan pijar bergerak di sana dapat tak terlihat. Kembali, rongga dalam
atap mansard memungkinkan asap bergerak cukup jauh dari pusat api dan muncul di
tempat yang tak terduga. Ruang kosong di atap dan bawah tanah yang ada di bangunan
sering membantu gerakan asap atau api, demikian pula susunan batu bata yang cacat.
At night, when there is only a smell of smoke, Firefighters should turn off all lights in a room,
even throughout the building, and use the beam from an electric torch. This will often show
up a wisp of smoke that would not otherwise be seen. The smoke can then be followed to its
source in the same way.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Saat malam, dan hanya ada bau asap, Petugas harus mematikan semua lampu dalam
ruangan, bahkan di seluruh gedung dan menggunakan lampu sorot listrik. Ini sering
menunjukkan tanda-tanda asap yang tak terlihat dengan mata biasa. Asap ini dapat diikuti
ke sumbernya dengan cara yang sama.
(3) Misleading evidence. Care must be taken not to be misled by the presence of smoke.
In old property with a common roof void, smoke escaping through slates or tiles on a roof
may not be an indication that the roof is on fire because the brickwork of the flue is
sometimes faulty and smoke may escape from the chimney through the mortar joints into the
roof cavity and then through the slates, giving a false impression of a roof fire. Firefighters
should seek evidence before opening up; for example, the underside of the topmost ceiling
will often indicate by touch and the presence of discolouration that there is a fire in the roof
void.
(3) Bukti yang menyesatkan. Harus berhati-hati untuk tidak tertipu kehadiran asap. Di
bangunan tua dengan ruang kosong bersama di atap, asap yang lolos melalui genting di
atap bukan indikasi bahwa atap sedang terbakar karena susunan batu batanya terkadang
cacat dan asap dapat lolos dari cerobong melalui semen, lalu masuk ke rongga atap dan ke
genting, memberi kesan yang keliru bahwa atap sedang terbakar. Petugas pemadam harus
mencari bukti-bukti sebelum membuka, misalnya di bagian bawah langit-langit teratas sering
memberi indikasi dengan sentuhan dan adanya perubahan warna, apakah ada api di ruang
kosong di atap.
Jika asap tidak dapat digunakan untuk melcak api, ada beberapa tanda-tanda lain yang
dapat digunakan. Biasanya suhu akan meningkat saat api didekati, meskipun di daerah
sekitar api suhu akan lebih dingin karena arus udara yang bergerak dimakan api, tapi saat
itu suara api pasti sudah terdengar. Petugas harus merasakan kayu, pintu, dll dan panas
merupakan panduan yang paling andal, sedangkan pengelupasan cat dan perubahan warna
pada lapisan kapur memberi bukti visual.
When visible smoke is slight or absent, Firefighters should use their sense of smell. Most
substances, when burning, have a characteristic smell, and that of cellulose material, such
as upholstered furniture, can be distinguished from the sooty smell of a chimney on fire.
Other common substances with recognisable smells when on fire are wood, cardboard,
plastic-covered electric wiring, and electric motors. All Firefighters should try to develop a
'nose for smoke' so that they can readily identify burning material by the smell of the smoke
given off.
Saat asap yang tampak tidak ada atau hanya sedikit, petugas harus menggunakan indera
penciumannya. Sebagian besar bahan memiliki bau khas saat terbakar, dan bahan dari
selulosa seperti perabotan dengan lapisan kain, baunya dapat dibedakan dari bau jelaga
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
pada cerobong yang terbakar. Bahan-bahan lain yang mempunyai bau khas saat terbakar
antara lain kayu, karton, kabel listrik yang terbungkus plastik, dan motor listrik. Semua
petugas harus berusaha mengembangkan ‘hidung yang sensitif asap' agar dapat siap
mengidentifikasi bahan yang terbakar berdasarkan bau dari asap yang keluar.
If the smell of the smoke is not what might be expected from the supposed location of the
fire, further investigation should be carried out before it is decided to open up. Thus, if coal
smoke is smelt where wood smoke might be expected, a further search should be made for
a defective flue before opening up a roof void to which no means of access is provided.
Jika bau asap dari lokasi api tidak seperti yang diduga, harus diselidiki lebih lanjut sebelum
diputuskan dibuka. Jadi, misalnya ada asap batu bara yang tercium padahal yang
diperkirakan adalah bau kayu, maka harus diselidiki dahulu apakah ada corong asap yang
cacat sebelum membuka ruang kosong di atap yang tidak memiliki akses masuk.
The technique of 'listening' may sometimes give results. Two Firefighters should enter the
building, and every endeavour should be made to prevent all extraneous noise. They should
search for the most probable location, with ears kept close to the floor and near the skirting
boards. Provided all movement is suspended when this is done it may be possible to hear
the fire burning. Occasionally, in piles of packed merchandise, collapse in the pile will
indicate the seat of the fire.
Teknik ‘mendengarkan’ terkadang juga memberi hasil. Dua Petugas harus memasuki
bangunan, dan harus dilakukan upaya untuk mencegah suara yang tidak berkaitan. Mereka
harus mencari lokasi yang paling mungkin, dengan telinga dekat lantai dan dekat papan.
Jika semua gerakan dihentikan saat melakukan ini, mungkin dapat mendengar suara api
yang terbakar. Kadang-kadang, di area tumpukan barang-barang kemasan, robohnya
tumpukan mengindikasikan lokasi api.
Firefighters, as a general principle, should never put a jet on smoke -even hot smoke- but it
may very occasionally be necessary to use a spray-type branch to drive the smoke back and
thus enable them to locate the seat of the fire. Water used under such circumstances,
however, may do far more damage than the actual fire, particularly if it strikes such
commodities as textiles on racks or machinery.
Sebagai prinsip umum, petugas tidak boleh menyiramkan aliran jet ke asap – bahkan asap
panas – tapi terkadang mungkin harus menggunakan cabang selang berjenis spray untuk
mendorong asap kembali dan memungkinkan mereka menemukan lokasi api. Air yang
digunakan dalam keadaan seperti ini, malah akan jauh merugikan daripada api itu sendiri,
khususnya jika mengenai komoditi seperti tekstil di rak, atau mesin-mesin.
In warehouses and similar premises stock is often piled with narrow aisles between the
stacks. Where the fire is in a different aisle from the branch, water may simply strike the
stockpile and cause unnecessary water damage without doing any good. Such jets can
prove dangerous by knocking over insecurely stacked bales or boxes. If one side of a bale is
wetted it can expand and tip over or burst and collapse. Piles of capsized stock make it very
difficult for Firefighters to move about.
Di gudang dan lokasi sejenisnya, stok barang sering ditumpuk di lorong-lorong sempit. Saat
api berada di lorong yang berbeda dari cabang, air hanya akan mengenai tumpukan stok
dan menyebabkan kerusakan akibat air yang tak perlu, tanpa ada gunanya. Aliran jet seperti
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
ini terbukti dapat berbahaya karena menjatuhkan kotak-kotak atau bal kain yang tertumpuk
tidak kokoh. Jika satu sisi bal kain terbasahi, maka akan mengembang dan terjungkir, atau
meledak dan jatuh. Tumpukan stok barang yang jatuh bergulingan akan sangat menyulitkan
petugas untuk bergerak.
When searching for the fire, doors that are left open when the fire has not been located can
cause extra draught and result in spreading the fire. Firefighters, therefore, should always
close doors after them unless they intend to carry out ventilation operations. When it is
desired to keep swing doors open, to avoid narrowing the available space, they should be
wedged so that they open into the room and not on to a staircase or passageway.
Saat mencari api, pintu yang dibiarkan terbuka saat api tidak ditemukan dapat menyebabkan
angin tambahan dan menyebabkan penyebaran api. Oleh karena itu, petugas harus selalu
menutup pintu di belakangnya, kecuali berencana melakukan operasi ventilasi. Jika
menginginkan pintu ayun tetap terbuka, untuk menghindari penyempitan ruang yang
tersedia, pintu harus diberi pasak agar terbuka ke arah ruangan dan bukan ke arah tangga
atau jalur keluar.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
18.1.1 Water from hose reel equipment / Air dari alat rol selang
When dealing with small outbreaks the equipment most used is the hose reel. It possesses
considerable advantages, the more important being:
Saat menangani api yang kecil, alat yang paling sering digunakan adalah rol selang. Alat ini
memiliki keuntungan besar, yang penting adalah:
(i) It is ready for use immediately the appliance draws up at the fire;
Siap digunakan segera setelah mobil mendekati api;
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
(ii) The jet can be controlled at the nozzle, and water damage kept to a minimum;
Aliran jet dapat dikendalikan di bagian nosel, dan kerusakan akibat air dapat
dijaga seminimal mungkin;
(iii) The hose is coiled on a revolving drum from which only as much as is required
need be run out;
Selang digulung dalam drum putar yang hanya perlu diulur seperlunya;
(iv) The charged hose reel hose is considerably lighter and easier to manhandle than
normal delivery hose.
Selang dari rol selang lebih ringan dan lebih mudah ditangani daripada selang
biasa.
The limitations are:
Batasannya adalah:
(i) The radius of operation is limited to approximately 60 m from the appliance. Hose
reel equipment, however, is fitted with couplings so that additional lengths can be
added to extend the range. Alternatively, hose reel can be connected to delivery
hose by means of a hose reel adaptor;
Radius operasi terbatas sampai kira-kira 60 m dari mobil. Namun, eralatan rol
selang dilengkapi dengan coupling sehingga dapat diberikan panjang tambahan
untuk memperpanjang jangkauannya. Atau, rol selang dapat disambung ke
selang saluran air dengan adaptor rol selang;
(ii) The capacity of the hose reel tank must be not less than 360 litres and
arrangements have to be made to replenish the tank if the quantity carried is
insufficient. In built-up areas where hydrants are numerous, there will be little
difficulty in doing this before the tank is empty, but elsewhere it can be more
difficult to arrange. Hose reel tanks on water tenders contain not less than 1800
litres of water and this is usually sufficient to extinguish most fires which can be
dealt with by the size of jet provided by the hose reel nozzle.
Kapasitas tangki rol selang tidak boleh kurang dari 360 liter dan harus mengatur
pengisian tangki jika isi yang dibawa ternyata tidak mencukupi. Dalam area yang
sudah maju dan banyak memiliki hidran, tidaklah sukar untuk melakukan ini
sebelum tangki habis, tapi di tempat lain akan lebih sukar mengaturnya. Tangki
rol selang pada gerobak air mengandung tidak kurang dari 1800 liter air, dan
biasanya ini cukup untuk memadamkan sebagian besar api yang dapat ditangani
dengan ukuran aliran jet yang tersedia pada nosel rol selang.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
untuk saluran selang, yang harus terkena benda-benda panas, karena pembasahan
selubungnya oleh saringan, dapat mencegah hangus.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
(ii) give the throw necessary to strike the materials which are actually burning; and
memberikan semburan yang diperlukan untuk menyerang benda-benda yang
terbakar; dan
(iii) reach the fire without the jet breaking up.
mencapai api tanpa aliran jetnya terpecah.
When a long throw is required, the efficiency of the jet will depend on the nozzle being
circular without damage to the internal surface.
Saat memerlukan semburan yang jauh, efisiensi aliran jet tergantung pada nosel berputar
tanpa merusak permukaan internal.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
The first line of hose often has to work up the staircase. To work charged hose up a
staircase, which is on fire, or heavily laden with hot smoke and gases is an exhausting
process, and may require as many as four men. Two men should be on the branch and two
behind supporting and backing them up. If insufficient men are available, it will be necessary
for the pressure to be reduced while the branch is moved and increased again when the
branch is in its new position.
Saluran selang pertama sering harus dibawa naik tangga. Untuk mengangkut selang terisi di
tangga, yang sedang terbakar, atau penuh dengan asap dan gas panas, merupakan proses
yang melelahkan dan mungkin memerlukan sampai empat orang. Dua orang harus di sisi
cabang dan dua di belakang yang mendukung mereka. Jika kekurangan orang, mungkin
tekanan harus dikurangi saat cabang digerakkan dan ditingkatkan lagi saat cabang berada
di posisi yang baru.
Better progress can often be made with a hand-controlled branch, since Firefighters can
reduce the flow or cut it off entirely when it is necessary to advance and open it up again
when the new position is reached. When a hose line is being worked up a staircase, the jet
should not be allowed to strike the walls at close range, otherwise burning materials and hot
plaster will be thrown into the faces of the branchmen.
Sering kita dapat bergerak lebih baik dengan cabang yang dikendalikan tangan, karena
petugas dapat mengurangi aliran atau mematikannya jika diperlukan untuk maju dan dibuka
kembali setelah mencapai posisi yang baru. Saat saluran selang sedang dibawa ke atas
tangga, aliran jet jangan sampai terkena dinding dalam jarak dekat, karena benda yang
terbakar dan lapisan kapur panas dapat terlontar ke muka petugas.
Hose laid out on a staircase should avoid kinks, which restrict the flow severely and may
cause bursts. When it is being worked up the staircase it will normally be laid up the treads,
but it is preferable to suspend it vertically up the well. Take care that it is adequately
supported in the same manner as when hoisted up the outside of a building.
Selang yang ditaruh di tangga harus menghindari belitan, yang dapat sangat menghambat
aliran dan menyebabkan pecah. Saat dibawa ke atas tangga, biasanya dibawa naik tapi
lebih baik digantung secara vertikal ke atas. Perhatikan selang harus disangga dengan baik
saat dikerek di luar bangunan.
With the exception of the first line of hose to be got to work, hose lines should, whenever
possible, be taken up outside a building and should enter at the most convenient floor from
which to reach the fire because:
Kecuali saluran selang pertama, sedapat mungkin saluran selang harus dibawa di luar
bangunan dan masuk dari lantai terbaik, dan dari sinilah mencapai api karena:
(i) the hose lines are much shorter, and there will be less frictional resistance;
saluran selang akan jauh lebih pendek, sehingga daya tahan friksinya lebih kecil;
(ii) staircases and passageways are kept free;
tangga dan jalur masuk tetap bebas;
(iii) the hose can be more easily hoisted into position and time is saved;
Selang dapat lebih mudah dikerek ke posisinya dan menghemat waktu;
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
(1) Hoisting hose aloft by means of a line / mengerek selang dengan tali
To hoist hose up the outside of a building by means of a line, a fire- man carrying a line must
gain access to the appropriate part of the building and then lower one end to those below.
The end is made fast to the uncharged hose about 3 to 3.5 m from the branch by means of a
rolling hitch. The tension of the rolling hitch must be adjusted so that when the hose is
charged the flow will not be restricted. A clove hitch is then made round the narrowest part of
the branch, the length of line between the two hitches being so arranged as to leave a bight
of hose between them. The Firefighter in the building then hauls up the hose while the man
below guides it and tries to prevent the branch striking any projections.
Untuk mengerek selang di bagian luar bangunan dengan tali, seorang petugas dengan tali
harus dapat masuk ke bagian bangunan yang tepat, kemudian menurunkan satu bagian tali
ke bawah. Ujungnya mengikat selang yang tidak terisi (lihat Gambar 3.2) sekitar 3 sampai
3,5 m dari cabang dengan simpul hitch gulung (rolling hitch). Tegangan hitch gulung ini
harus disesuaikan sedemikian rupa agar saat selang terisi air, tidak akan tersumbat.
Kemudian buat hitch clove di sekeliling bagian cabang yang tertipis, panjang tali di antara
kedua simpul ini diatur agar dapat memasukkan satu gulung bight selang di antaranya.
Petugas di dalam bangunan kemudian mengangkat selang sementara orang di bawah
memandu dan berusaha mencegah cabang menabrak halangan.
When the hose has been hauled up to where it is to be taken into the building, the clove
hitch is removed from the branch and the line made fast to some suitable object, which will
take the weight of the charged hose. Before the line is secured the rolling hitch should be
positioned about half a metre below the coping or windowsill over which the hose runs into
the building. Suitable material such as sacking or a doormat should be placed between the
hose and the point of contact with the building to prevent chafing of the hose.
Saat selang sudah diangkat ke tempatnya di dalam bangunan, simpul clove hitch lalu
dilepaskan dari cabang dan tali diikat ke benda yang cocok, yang akan menahan berat
selang yang terisi air nanti. Sebelum tali diikat kuat, hitch gulung harus ditaruh sekitar
setengah meter di bawah kusen, yaitu tempat selang masuk ke bangunan. Bahan yang
sesuai, seperti karung atau keset harus ditaruh di antara selang dan di titik kontak dengan
bangunan untuk mencegah hangusnya selang.
To add a length of hose to a charged line suspended in this way, the coupling at ground
level should be broken and the vertical lengths allowed to drain. Further lengths of hose are
then connected at the break and the hose line hoisted up the building, re-secured and again
charged. With this method, only the amount of additional hose, which is actually required,
need be drawn into the building. Alternatively, if it is impossible to break the coupling at
ground level, the additional length of hose may be added at the branch.
Untuk menambah panjang selang pada saluran terisi air yang tergantung dalam cara ini,
coupling di tanah harus dilepaskan dan panjang yang vertikal dibiarkan habis airnya.
Panjang selang tambahan ini lalu dipasang di titik sambungan itu dan saluran selang ini lalu
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
dikerek ke dalam bangunan, diikat lagi, dan diisi kembali. Dengan cara ini, hanya selang
tambahan saja (memang hanya ini yang dibutuhkan) yang perlu ditarik ke dalam bangunan.
Atau, jika tidak mungkin melepaskan coupling di tanah, panjang selang tambahan ini harus
ditambahkan di titik cabang/branch.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Berat selang yang terisi dan terletak di tangga harus selalu disangga sesuatu, seperti sling
selang, atau jika tidak ada, dapat dibuat dengan tali sabuk menggunakan simpul hitch
gulung (rolling hitch). Cabang/branch yang dibawa naik tangga pertama-tama dapat
difungsikan dari tangga, tapi sesegera mungkin harus dibawa ke dalam jendela atau parapet
(sandaran jendela) tempat tangga menyandar. Selang harus diangkat di atas tangga masuk
ke bangunan. Namu, jika selang diperkirakan diperlukan lama, maka harus dipindah dari
tangga dan disangga tali.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
(2) Di tanah. Saat memegang cabang, orang di sisi kiri selang (saat menghadap ke arah
nosel), harus membuat selangnya muncul dari lengan kanannya. Tangan kanan harus di
coupling bawah, tapi jangan mencengkeram lug sedangkan tangan kiri harus berada di
nosel dengan punggung tangan ada di atas. Cara alternatif memegang cabang adalah
menyangga tangan kanan di lengan kiri, sehingga memasukkan selang di lekukan siku
kanan.
The man standing on the right of the hose will generally best be employed supporting the
hose and exerting a forward pressure to counteract the jet reaction. The hose should be laid
out behind the branchmen in as nearly a straight line as practicable, as this will serve to
absorb some of the jet reaction. If a third man is on the branch he should stand on the left
behind the more forward man and help to support the hose.
Orang yang berdiri di sisi kanan selang umumnya paling baik bertugas menahan selang dan
memberi tekanan ke depan untuk mengimbangi reaksi aliran jet. Selang harus diarahkan
selurus mungkin di belakang petugas pemegang cabang, karena ini dapat menyerap
sebagian reaksi aliran jet. Jika orang ketiga berada di cabang, ia harus berdiri di sisi kiri di
belakang orang yang lebih depan, dan membantu menyangga selang.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Except when one of the smaller jets is in use, two men should always be on the branch
before the full pressure is allowed to develop. When for any reason this is impracticable, a
Firefighter may find it helpful to position himself against a wall preferably in a comer, in order
that he may obtain the maximum support to resist the jet reaction. Alternatively, it may be
possible for him to place the hose so that the walls of a comer take part of the reaction.
Kecuali menggunakan aliran jet yang lebih kecil, dua orang harus selalu berada di cabang
sebelum tekanan penuh diberikan. Jika atas alasan apapun hal ini tidak memungkinkan,
petugas dapat dibantu dengan memposisikan diri bersandar di sudut, agar mendapat
penyanggaan maksimal untuk menahan reaksi aliran jet. Atau, juga memungkinkan untuk
menaruh selang sedemikian rupa sehingga dinding sudut itu juga menahan sebagian dari
reaksi jet.
Once control of a branch is lost it is difficult to regain. If he feels that he s losing control, the
branchman should throw himself on top of the branch, holding on to it tightly and pinning it
between him and the floor until assistance arrives.
Begitu kendali akan cabang sudah hilang, akan sukar untuk mengendalikannya kembali.
Jika merasa akan kehilangan kendali, petugas pemegang cabang harus melemparkan diri
ke atas cabang, memegangnya erat-erat dan menjepitnya antara dirinya dengan antai
sampai bantuan datang.
Should a charged branch get out of control the order 'Knock off' should be given
immediately. Control of the branch can only be achieved by crawling along the line of hose
towards the branch, slowly limiting the movement until control can be regained.
Jika cabang yang sudah terisi lepas kendali, segera berikan perintah ‘Hentikan’. Kendali
atas cabang hanya dapat dilakukan dengan merangkak di sepanjang saluran selang menuju
cabang, perlahan membatasi gerakan sampai dapat dikendalikan kembali.
A branch out of control can cause serious injury to anyone it strikes. It can ‘KILL’.
Cabang yang tak terkendali dapat menyebabkan cedera parah terhadap orang yang
disambarnya. Bahkan dapat ‘MEMBUNUH’.
Correct branch holding is of particular importance when a firefighter is working in difficult
positions, such as on a roof or ladder. Any pump operator who has a delivery at work under
such conditions must also be alert, so that he can immediately reduce pressure if he sees
that a branchman is losing control.
Cara memegang cabang yang benar sangat penting saat petugas bekerja dalam posisi yang
sukar, misalnya di tangga atau atap. Operator pompa yang harus mengirim air dalam kondisi
kerja seperti itu juga harus waspada, agar ia dapat segera mengurangi tekanan jika ia
melihat petugas pemegang cabangnya kehilangan kehdali.
If a branch becomes out of control on a ladder an immediate warning should be given to
personnel working in close proximity.
Jika cabang menjadi tak terkendali di tangga, harus segera diberikan peringatan kepada
personil yang bekerja di area sekitar.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
There are several methods of holding a branch on a ladder. In the first method the hose is
led up over the right shoulder, the branch being held in position with both hands. This
method, whilst not suitable for continuous working, has the advantage that, when the
Firefighter is first attacking a fire in the room to which the ladder is pitched, the face can be
kept almost at sill level, and is protected from the heat and smoke escaping from the
window.
Ada beberapa cara memegang cabang di tangga. Dalam cara pertama, selang dibawa
dengan bahu kanan, dengan cabang dipegang di kedua tangan. Cara ini, meski tidak cocok
untuk pekerjaan yang terus menerus, memiliki keuntungan bahwa saat Petugas pertama kali
menyerang api dalam ruangan tempat tangga disandarkan, wajahnya dapat dijaga di tingkat
kusen jendela, dan terlindungi dari panas dan asap yang keluar dari jendela.
In the second method, used when the head of the ladder is pitched to but not above the sill,
the branch is held very much as when on the ground.
Dalam cara kedua, digunakan ketika kepala tangga disandarkan tapi tidak berada di atas
ambang, dan cabangnya dipegang sama seperti ketika berada di tanah.
The third method can most suitably be employed when the ladder projects several rounds
above the sill. If it is necessary to work from an intermediate position on a ladder, the branch
should be held close to the string, one arm being passed through the ladder to grasp the
branch, whilst the other supports the base of the branch or forward end of the hose line.
Cara ketiga paling cocok digunakan ketika tangga lebih tinggi dari ambang. Jika harus
bekerja dari posisi di tengah tangga, cabang harus dipegang dekat dengan anak tangga,
satu lengan melewati tangga untuk menggenggam cabang, sedangkan tangan satunya
menyangga dasar cabang atau ujung depan saluran selang.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
A man operating a branch from a ladder should always take a leg-lock if working to the left,
the lock should be taken with the right leg, and with the left leg if working to the right. A wise
precaution is to take an arm hold, as well as a leg-lock, by passing one arm round the string
before grasping the branch, while the other hand holds the base of the branch. This can be
particularly important during cold weather when there is a possibility of ice forming on the
ladder.
Orang yang mengoperasikan cabang dari tangga harus mengunci kakinya jika bekerja ke
arah kiri, kunci itu harus dilakukan dengan kaki kanan, dan dengan kaki kiri jika bekerja ke
arah kanan. Tindakan yang bijaksana adalah lengan juga ikut mengunci, tidak hanya
dengan kaki, dengan melewatkan satu lengan di sekeliling anak tangga sebelum
menggenggam cabang, dan tangan satunya memegang dasar cabang. Ini terutama sangat
penting saat cuaca musim dingin, di mana ada kemungkinan es di tangga.
The heel of a ladder from which a branch is to be got to work should always be drawn farther
out from the building than when in normal use, and, whenever conditions permit, the head of
the ladder should be secured with a line. There must be a man at the foot of the ladder at all
times whilst a man is on the ladder. Although it is essential to hit the fire with the jet, it is well
to remember that if the branch is directed too far to one side the stability of the ladder may
be affected by the sideways thrust, causing it to capsize.
Kaki tangga tempat cabang difungsikan harus selalu ditarik lebih jauh dari bangunan
daripada untuk penggunaan normal, dan kapanpun kondisinya memungkinkan, kepala
tangga harus dikencangkan dengan tali. Selalu harus ada petugas di kaki tangga saat ada
petugas di tangga. Meskipun penting untuk menyerang api dengan aliran jet, baik untuk
diingat bahwa jika cabang diarahkan terlalu jauh ke satu sisi, stabilitas tangga dapat
dipengaruhi oleh dorongan samping, dan menyebabkannya rubuh.
When a line of hose is taken aloft up a ladder the hose coupling nearest the base of the
ladder should be left uncoupled until the branch man gives the order 'Water on'. In the
interests of safety this is essential to ensure the branch line is not charged before the
branchman is safely in a secure position.
Saat saluran selang dibawa ke atas tangga, coupling selang terdekat dengan dasar tangga
harus dibiarkan tidak tersambung sampai petugas pemegang cabang memberi perintah
‘Nyalakan Air’. Demi keamanan, penting untuk memastikan jalur cabang tidak terisi sebelum
petugas pemegang cabang sudah berada di posisi yang aman.
18.1.8 Use of jets / penggunaan aliran jet
When fighting a fire with water, every attempt should be made to strike the burning material
with the jet, the principal requirement being to cool the material actually burning to a
temperature below its ignition point. Surrounding materials which may become involved
should be damped down with a quick splash round and the jet immediately re-directed at the
heart of the fire; water which strikes flame or smoke does little good.
Saat melawan api dengan air, harus berusaha agar menyerang bahan yang terbakar
dengan aliran jet, karena syarat utama adalah mendinginkan bahan yang terbakar sampai
ke suhu di bawah titik penyalaannya. Benda-benda di sekitar yang terlibat harus
dilembabkan dengan siraman cepat ke sekeliling, lalu aliran jet segera diarahkan kembali di
inti api; air yang menyerang pijar atau asap tidak terlalu berguna.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
It is virtually useless to keep a jet directed at one spot only; it should be kept in constant
movement so that the maximum area of burning material is cooled. Aim to cool and
extinguish a small section that can be then progressively enlarged. Where a vertical surface
is involved start low down, in order to reduce the effect of the rising flames and hot gases
which, otherwise, will continually re-ignite material above.
Sebenarnya tidak berguna untuk mengarahkan jet ke satu tempat saja; tapi harus bergerak
secara konstan agar dapat mendinginkan benda yang terbakar di area yang sebesar-
besarnya. Arahkan untuk mendinginkan dan memadamkan sebuah bagian kecil yang dapat
membesar. Jika melibatkan permukaan yang vertikal, mulai dari bawah, untuk mengurangi
efek pijar yang naik dan gas-gas yang panas, karena dapat terus membakar kembali benda-
benda di atas.
When, on account of obstructions, it is impossible to strike the fire directly with a jet, use a
ceiling or a wall to deflect the water on to the burning materials.
Kemudian jika ada halangan, dan tidak mungkin menyerang langsung api dengan aliran jet,
gunakanlah langit-langit atau dinding untuk membelokkan air ke benda yang terbakar
tersebut.
The angle at which the jet will be directed, will depend on the relative positions of branch,
obstruction and fire. If the building cannot be entered and it is necessary to direct a jet into a
window from a ladder or from street level, angles should be kept in mind. To get maximum
penetration it is obvious that the branch should be placed as far away from the building as
the reach of the jet permits, to obtain a lower trajectory. It is apparent why jets used from
ground level outside a building are not usually effective.
Sudut untuk mengarahkan jet akan tergantung dari posisi relatif cabang, halangan, dan api.
Jika bangunan tidak dapat dimasuki dan harus mengarahkan jet ke jendela dari tangga atau
dari jalan, sudutnya harus diperhatikan baik-baik. Untuk mendapat penetrasi maksimal, jelas
cabang harus diposisikan sejauh mungkin dari bangunan, sampai ke jangkauan maksimal
dari jet tersebut, untuk mendapat lintasan yang lebih rendah. Itulah sebabnya aliran jet yang
digunakan dari tanah di luar bangunan biasanya kurang efektif.
One of the principal virtues of the turntable ladder or hydraulic platform monitor is that when
operated on a level with a window or other opening it can project a jet almost horizon- tally
and strike a fire well inside the building which could not other- wise be reached by jets from
outside. The particular advantage is for a fire on a top floor when the roof has collapsed or
when access from inside is particularly difficult.
Salah satu manfaat penting dari tangga putar atau monitor platform hidrolik adalah ketika
dioperasikan sejajar dengan jendela atau bukaan lain, ia dapat menyemburkan jet hampir
horisontal, dan menyerang api di dalam bangunan dengan baik, yang tidak dapat dicapai
oleh jet dari luar. Keunggulan ini terutama berguna terhadap api di lantai teratas, di mana
atapnya sudah rubuh atau saat akses dari dalam sangat sukar.
A Firefighter at the head of the ladder should satisfy himself that by his elevation and angle
he can strike the fire with maximum effect. He should ask the turntable ladder operator to
make the necessary adjustments, which the changing fire situation demands. The man at
the head of a hydraulic platform has greater flexibility with a jet as he is able to alter the
angle of elevation, within reason, without requiring adjustment to the platform.
Petugas di kepala tangga harus yakin bahwa dengan tingkat ketinggian dan sudutnya, ia
dapat menyerang api dengan efek maksimal. Ia harus meminta operator tangga putar
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
(turntable ladder) untuk mengatur sedemikian rupa, sesuai situasi api yang berubah-ubah.
Orang di bagian atas platform hidrolik mempunyai fleksibilitas yang lebih besar dengan
aliran jet, karena ia dapat mengatur sudut ketinggian, tanpa perlu mengatur platformnya.
Nosel spray berguna ketika masuk pertama kali ke bangunan atau ruangan yang terbakar.
Gerakan memutar cepat dengan cabang akan segera mengurangi suhu, mendorong balik
asap dan banyak memudahkan para petugas untuk masuk. Spray juga memiliki keunggulan
untuk mengurangi kerusakan air. Jika semua air yang digunakan menyerang api dapat
diubah menjadi uap air, maka tidak ada yang terbuang sia-sia; sedangkan jika terlihat aliran
air keluar dari bangunan, berarti banyak air yang terbuang sia-sia karena tidak mencapai
api.
When it is necessary to cool a large surface, such as a steel bulkhead or storage tank, to
prevent fire spread, use spray. Less water is required, which, in a ship fire, may help
stability. Also better distribution is obtained, more heat absorbed and there will be less risk of
causing distortion and consequent damage.
Jika diperlukan untuk mendinginkan permukaan yang luas, seperti tangki penyimpanan atau
dinding baja kapal,untuk mencegah penyebaran air, gunakan spray. Air yang diperlukan
lebih sedikit, sehingga dalam kebakaran kapal dapat membantu stabilitas. Penyebaran juga
lebih merata, panas lebih terserap, dan risiko tumbukan dan akibat kerusakannya lebih
sedikit.
If attacking a flammable liquid fire with water it must be as a spray because a jet will
disperse the fire widely. A spray is also essential on fires involving flammable powers or
dusts. Use of a jet could raise clouds of the substance with the possibility of explosions.
Jika menyerang cairan terbakar dengan air, harus dengan menggunakan spray karena jet
dapat menyebarkan api dengan cepat. Spray juga penting pada api yang melibatkan bubuk
atau debu yang terbakar. Penggunaan jet dapat mendorong naik awan bahan-bahan itu dan
dapat meledak.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Factor (i) is limited by the type of pump and by the normal working pressure of the hose,
whilst (ii) is limited, for hose run out by hand, to 45 mm, and 70 mm diameter hose, non-
percolating or unlined.
Faktor (i) dibatasi oleh jenis pompa dan tekanan kerja normal pada selang, Sedangkan (ii)
dibatasi oleh selang yang diulur tangan, sampai 45 mm, dan selang berdiameter 70 mm,
baik jenis non-percolating maupun unlined.
Factors (iii) and (iv) are dictated entirely by the location and nature of the fire, and (iv) also
by the quantity of water available.
Faktor (iii) dan (iv) ditentukan oleh lokasi dan sifat api, sedangkan (iv) juga berdasarkan
jumlah air yang tersedia.
To run out a long line of hose and divide it into two lines by means of a breeching is to create
hydraulic conditions, which may render it impossible to get two efficient jets of any
substantial size. Such a layout is, therefore, only justified where:
Untuk mengulurkan saluran selang yang panjang dan membaginya menjadi dua jalur melalui
breeching adalah untuk membuat kondisi hidrolik, dan tidaklah mungkin untuk mendapat
dua aliran jet yang efisien dengan ukuran yang baik. Maka, tata letak seperti itu hanya boleh
digunakan jika:
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
(a) Small diameter jets only are required, for example, for cooling down and for turning
over. Preferably run out a single line of standard delivery hose and divide into two 45 mm
lines, if this size hose is available. This requires less water to charge the hose, and the
smaller diameter hose makes it easier to handle, particularly where the position of the
branch must be frequently altered. For turning over, it may be possible, by sub-dividing hose
lines in this way, to supply up to four small-size nozzles.
(a) Hanya diperlukan jet berdiameter kecil, misalnya untuk mendinginkan dan memasok
air. Lebih baik mengulurkan satu saluran selang standar dan membaginya menjadi dua jalur
45 mm, jika ukuran selang ini tersedia. Ini membutuhkan air yang lebih sedikit untuk mengisi
selang dan diameter selang yang lebih kecil lebih mudah ditangani, khususnya saat posisi
cabang harus sering diatur. Untuk memasok air, dimungkinkan dengan membagi lagi
saluran selang dengan cara ini, dan memasok sampai empat nosel berukuran kecil.
(b) Where the long hose lines are required there may not be sufficient to provide two
complete lines. Decide whether one line of hose with one good get or a divided line with two
smaller jets will be the more suitable. If two shut-off branches are available, a divided line
may prove of value, for by closing one, pressure can be increased in the other to deal with a
temporary difficulty.
(b) Jika diperlukan saluran selang yang panjang, mungkin tidak cukup untuk memberikan
dua jalur yang lengkap. Putuskan apakah menggunakan satu saluran selang dengan satu
yang bagus alirannya, atau lebih tepat untuk membagi jalur dengan dua jet yang lebih kecil.
Jika tersedia dua cabang yang dapat dimatikan, jalur yang terbagi mungkin lebih
bermanfaat, karena dengan menutup yang satu, tekanan di jalur satunya dapat ditingkatkan
untuk mengatasi kesulitan yang temporer.
Except in unusual circumstances, the use of dividing breechings in hose lines should be
avoided for the following reasons:
Kecuali dalam keadaan yang tidak biasa, penggunaan breeching yang dibagi dalam saluran
selang harus dihindari atas alasan berikut ini:
(i) a single line of hose is usually incapable of conveying the quantity of water
required to supply two efficient fire-fighting jets, unless they are relatively small;
Satu saluran selang biasanya tidak mampu menyampaikan jumlah air yang
diperlukan untuk memasok dua aliran jet pemadam api yang efisien, kecuali
relatif kecil;
(ii) unless a control dividing breeching or hand-control branches are available,
shutting down one jet involves shutting down the other;
Kecuali tersedia breeching pembagi dengan pengendali atau cabang-cabang
dengan pengendali tangan, mematikan satu jet akan mematikan jet lainnya;
(iii) damage to the single hose line before the breeching will shut down two jets
instead of one;
kerusakan pada satu saluran selang sebelum breeching akan mematikan dua jet
sekaligus (bukan satu saja);
(iv) unless a control dividing breeching is available, the order for 'water on' must be
delayed until both lines of hose are completed and both branches are in position.
kecuali tersedia breeching pembagi dengan pengendali, perintah ‘nyalakan air’
harus ditunda sampai kedua saluran selang sudah selesai dan kedua cabang
sudah dalam posisinya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
A plain breeching connected to the delivery of a pump will be open to the same objections,
with the exception of (i) above, but a control dividing breeching will have the same effect as
adding an extra delivery plus some loss of hydraulic efficiency.
Breeching sederhana yang tersambung ke pengiriman air dari pompa akan mendapat
halangan yang sama, kecuali no. (i) di atas, tapi breeching pembagi dengan pengendali
akan mempunyai efek yang sama seperti menambahkan pengiriman air ekstra ditambah
sedikit kehilangan efisiensi hidroliknya.
As a general rule, a separate line of hose should be run out for each branch that is to be got
to work, Particularly in the initial stages of the operations, when rapid changes in the fire
situation may necessitate moving individual branches without shutting off others. Even if it is
essential to use small jets, because of shortage of water, the nature of the fire or inadequate
manpower, individual hose lines should be used because of the greater control obtainable.
Aturan umumnya adalah, saluran selang yang terpisah harus diulur untuk masing-masing
cabang yang harus difungsikan. Khususnya dalam tahap awal operasi, saat perubahan
situasi air yang cepat mungkin mengharuskan cabang untuk bergerak tanpa mematikan
cabang yang lain. Bahkan jika harus menggunakan aliran jet yang kecil, karena kekurangan
air, sifat api atau kekurangan tenaga kerja, harus digunakan saluran selang secara
individual karena besarnya kendali yang didapatkan.
Whenever a dividing breeching is put in a hose line the size of nozzle in use will normally
have to be reduced, to provide two effective jets. It is useless to divide a line of hose
supplying a 25 mm nozzle and put a 25 mm nozzle on the second line also.
Setiap kali breeching yang dibagi akan ditaruh dalam saluran selang, ukuran nosel yang
digunakan biasanya harus dikurangi, untuk bisa mendapatkan dua aliran jet yang efektif.
Tidak ada gunanya membagi saluran selang yang memasok nosel 25 mm dan juga
menaruh nosel 25 mm di jalur kedua.
18.1.11 Maintaining a useful jet / Mempertahankan aliran jet yang berguna
Do not be content with an indifferent jet and, if it appears inadequate, remedy the position;
for example, send a man back to check that the pump pressure is as asked for, check the
hose line for leaks or a burst, or see whether it has been constricted by debris falling or by a
vehicle parked on the hose. An officer seeing a jet is not doing useful work should have the
pressure increased if possible, change its position, substitute a smaller nozzle or, if
necessary, shut it down.
Jangan puas dangan aliran jet yang biasa-biasa saja, dan jika tampak tidak mencukupi,
perbaiki posisinya; misalnya kirim orang ke belakang untuk memeriksa apakah tekanan
pompa sudah sesuai permintaan, periksa saluran selang apakah ada kebocoran atau robek,
atau periksa apakah terhambat benda-benda yang jatuh atau oleh mobil yang melindas
selang. Petugas yang melihat aliran jetnya tidak berfungsi baik harus meningkatkan tekanan
jika diperlukan, atau mengganti posisinya, mengganti dengan nosel yang lebih kecil, atau
jika diperlukan, mematikannya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 132 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
debris. The safety officer should always be alert to the possibility of dangerous conditions. If necessary,
he should ask for additional officers to watch particular areas within his own sector.
Peugas yang mengarahkan pasukannya untuk mengambil posisi harus memastikan jalur mundur tetap
terjaga. Api di atap yang terus membesar dapat memotong jalur ke tangga, atau jalur mundur dapat
tertutup oleh benda-benda yang jatuh. Petugas keamanan harus selalu waspada akan kemungkinan
kondisi berbahaya. Jika diperlukan, ia harus meminta petugas tambahan untuk mengawasi area
tertentu di dalam sektornya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 133 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
19.2 Working in smoke, heat or darkness / bekerja dalam asap, hawa panas, atau gelap
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 134 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
mematikan listrik jika masih menyala, atau apakah harus dinyalakan jika ternyata sudah mati (Untuk
subyek listrik secara umum, lihatlah Modul 1 dan Modul 2 ‘Keamanan Elektrikal bagi Petugas
Pemadam Kebakaran’.)
He will have to be guided by circumstances at the time, the general principle being that lights should
always be used unless any definite danger would result to Firefighters working in the building, as they
will help movement about the building and will save much time. If the building is seriously damaged by
fire and there is a chance that the electric wiring may have been damaged, the current should be cut off
in order to obviate the danger of Firefighters coming into contact with exposed wiring.
Ia harus dipandu oleh keadaan pada saat itu, namun prinsip umumnya adalah lampu harus selalu
digunakan kecuali ada bahaya yang mengancam petugas yang bekerja di dalam bangunan, karena
dapat membantu gerakan di bangunan dan menghemat banyak waktu. Jika bangunan sudah rusak
parah karena api dan ada kemungkinan kabel-kabel listrik sudah rusak, maka aliran listrik harus
dimatikan agar menghilangkan bahaya petugas terkena kabel yang terkelupas.
In buildings used by the public it will be necessary, irrespective of the conditions, to leave the current on
until all occupants have been cleared. Switching off in such circumstances might trap persons in lifts or,
if the lights went out suddenly, might lead to panic. Power circuits should be switched off irrespective of
the conditions except where it would interfere with the working of lifts. Such circuits are often at a higher
voltage and are more dangerous.
Dalam bangunan yang digunakan oleh publik, apapun kondisinya, harus tetap menyalakan arus listrik
sampai semua penghuni sudah dikeluarkan. Mematikan listrik dalam keadaan itu dapat menjebak
orang di dalam lift, atau jika lampu padam mendadak, dapat menyebabkan panik. Sirkuit listrik harus
dimatikan apapun kondisinya kecuali dapat mengganggu fungsi lift. Sirkuit itu seringkali memiliki
voltase yang lebih tinggi dan lebih berbahaya.
If it is found that the current is switched off at the main, enquire why before it is switched on again. It
may have been cut off because of some defect or because persons are working on machinery.
Examine main switches before operating, for the design varies greatly. It is not unknown for the current
unwittingly to be turned 'on' instead of 'off' or vice versa.
Jika ternyata arus dimatikan di pusatnya, ketahui alasannya sebelum dinyalakan lagi. Mungkin arus
dimatikan karena ada cacat atau ada orang yang bekerja di bagian mesin. Periksa saklar utama
sebelum menyalakannya, karena bentuk rancangannya berbeda-beda. Jika tidak dikenal, saklar arus
dapat dinyalakan (’on’) padahal seharusnya mati (‘off’), atau sebaliknya.
If building lights cannot be switched on, use F.E.S. emergency lighting. Use hand lamps when it is
necessary to move about the premises, but for prolonged lighting of the various floors, box lamps or
other types of portable floodlight are best. Do not use naked lights of any type if explosive or flammable
gas vapours are likely to be encountered. Box lamps are particularly useful for lighting stairs or
landings. Put at doorways they will throw their light in both directions and can also serve to indicate the
exit.
Jika lampu bangunan tidak dapat dinyalakan, gunakan lampu darurat F.E.S. Gunakan lampu tangan
jika harus bergerak di lokasi, tapi pencahayaan yang lama di berbagai lantai, lampu boks atau jenis
lampu sorot portabel lain adalah yang terbaik. Jangan menggunakan lampu bohlam dari segala jenis
jika diperkirakan akan menghadapi uap gas yang mudah meledak atau mudah terbakar. Lampu boks
terutama bermanfaat untuk menerangi tangga atau tempat mendarat. Taruh di pintu dan sinarnya akan
menerangi kedua arah, dan juga dapat berfungsi sebagai petunjuk pintu keluar.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 135 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
19.2.3 Working and moving in smoke / Bekerja dan bergerak dalam asap
Firefighters working in smoke are to wear breathing apparatus and its operational use is fully discussed
in the SCBA Qualification Course PUAFIR207A. The difficulties of fighting fires in basements and
underground buildings are dealt with later in Structural Firefighting- Standard Level.
Petugas yang bekerja dalam asap harus mengenakan alat pernafasan dan penggunaan
operasionalnya telah dibahas lengkap dalam Pelatihan Kualifikasi alat pernafasan lengkap SCBA
PUAFIR207A. Kesulitan memadamkan api di lantai bawah tanah bangunan akan dibahas lebih lanjut
dalam Pemadaman Kebakaran Struktural – Tingkat Standar.
There may be occasions, however, when Firefighters not wearing breathing apparatus will seek to enter
smoke to effect a quick rescue. Officers must always discourage this because trained firefighters can
don breathing apparatus, carry out the proper procedures and enter premises in a very short time.
Namun, ada kalanya Petugas Pemadam Kebakaran yang tidak mengenakan alat pernafasan diminta
memasuki asap untuk melakukan penyelamatan cepat. Pemimpin regu harus menolak ini karena
petugas yang terlatih sebenarnya dapat mengenakan alat pernafasan, melakukan prosedur yang benar
dan memasuki lokasi dalam waktu yang sangat singkat.
Wearing breathing apparatus they will be able to search quickly, thoroughly and relatively safely.
Without breathing apparatus they will easily become casualties themselves. It would follow that
additional breathing apparatus wearers would have to be committed to search and rescue them instead
of members of the public.
Dengan mengenakan alat pernafasan, mereka dapat mencari lebih cepat, lebih menyeluruh dan relatif
lebih aman. Tanpa alat pernafasan malah membuat mereka mudah menjadi korban. Akibatnya
pengguna alat pernafasan berikutnya harus mencari dan menyelamatkan mereka daripada dapat
mencari anggota masyarakat.
When unable to see, a Firefighter should remember to shuffle rather than walk, keeping a free hand
moving in front to feel for obstructions. Hold the fist lightly clenched, back uppermost, so that, if a live
electric wire is touched, the shock will throw it clear and not, instead, cause the hand to grasp the wire.
When negotiating stairs, especially downwards, keep the weight on the back foot and feel carefully for
the next step before easing the weight on to it. Keep to the wall side if possible to take advantage of
maximum support.
Jika tidak dapat melihat, Petugas harus selalu ingat untuk menyeret kaki dan bukan berjalan, dengan
tangan yang bebas bergerak di depan untuk merasai halangan. Tangan mengepal sedikit, punggung
tangan di atas, sehingga jika terkena kabel listrik kejutannya akan melontarkannya dan tidak
menggenggam kabel tersebut. Saat berada di tangga, khususnya ke arah bawah, arahkan bobot tubuh
ke kaki belakang dan rasai anak tangga berikut sebelum menaruh bobot di sana. Sedapat mungkin
menempel pada sisi dinding untuk memanfaatkan sanggaan yang maksimal.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 136 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Kemungkinan tersesat dalam bangunan berasap harus selalu diingat-ingat, dan hafalkan fitur atau
bentuk tertentu yang dapat membantu melacak jalan ke tempat aman. Saat mengenakan alat
pernafasan, tali pemandu harus digunakan tapi jika tidak ada, maka petugas dapat mencari jalan ke
tempat aman dengan mengikuti jalur selang kembali, yang dibawa masuk oleh personil F.E.S. dengan
menempatkannya di kaki, tapi jangan lupa bahwa selang itu dapat saja melewati tepian atap yang tipis
atau keluar jendela atau lubang yang jauh dari tanah. Lubang di gedung biasa digunakan untuk
membongkar muat barang dengan tali atau derek, dan terletak di atas permukaan tanah. Petugas
pemegang cabang selalu dapat ditemukan dengan menelusuri saluran selang yang benar.
In large public halls it may often be possible to feel the run of the floorboards and so keep in one
direction by following them along by touch. If a man is lost in a room he should make for a wall and then
continue round it in the same direction until the door or a window is reached. Sounds from outside can
often prove a guide as to the whereabouts of an exit. If it is suspected that a man is lost in smoke it
may sometime be possible to indicate to him the whereabouts of the way out by standing close to it and
giving intermittent loud slow handclaps, as recommended for men wearing breathing apparatus.
Dalam aula publik yang besar, mungkin dapat merasakan jalur di lantai dan menelusuri di satu arah
dengan mengikutinya dengan sentuhan. Jika orang tersesat dalam ruangan ia harus mencari dinding
dan terus mengikutinya di arah yang sama sampai mencapai pintu atau jendela. Suara dari luar juga
sering dapat menjadi panduan mencari pintu keluar. Jika diduga ada orang yang tersesat dalam asap,
terkadang dapat memberitahukan lokasi jalan keluar kepadanya dengan berdiri di dekat jalan keluar
dan memberi tepukan tangan yang keras sesekali, namun direkomendasikan ini dilakukan oleh orang
yang mengenakan alat pernafasan.
On certain floors in some buildings (particularly the basements of large stores) there may be a central
staircase only. If a circuit of the walls has been made without a way out being found, the centre should
be explored. In thick smoke, mirrors may look like windows or may reflect the fire, whilst showcases
may also in some instances give the same impressions.
Pada lantai-lantai tertentu dalam bangunan (khususnya ruangan bawah tanah toko yang besar)
mungkin hanya ada tangga sentral saja. Jika dinding sudah ditelusuri namun jalan keluar tetap tidak
ditemukan, harus dicari di tengah-tengahnya. Dalam asap yang tebal, cermin terkadang tampak seperti
jendela atau merefleksikan api, dan lemari pajang terkadang juga memberi kesan yang sama.
Although convection is probably the greatest single cause of the spread of fire, especially in multi-
storied buildings, nevertheless, most fires develop by
Meskipun konveksi mungki merupakan penyebab terbesar penyebaran api, khususnya dalam
bangunan bertingkat, namu sebagian besar api berkembang karena
(a) a combination of all four processes. / kombinasi dari keempat proses di atas
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 137 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Karena asap dan gas-gas yang panas cenderung naik, mereka akan mencari lubang di permukaan
horisontal yang memungkinkan mereka lolos. Jalur gerakan alami adalah secara vertikal di atas pusat
api sampai asap dan gas panas atau pijar api mencapai langit-langit, lalu akan bergerak seperti jamur.
Jika ada pintu terbuka, transom, saluran ventilasi, lubang pipa atau saluran kabel, asap akan lolos
melaluinya sampai mencapai tangga atau bukaan lain di permukaan horisontal. Jalur itu dapat
merupakan tempat terbuka langsung seperti rongga lift dan tangga dari segala jenis, pintu-pintu, atap
terbuka, jalur sabuk, konveyor atau tangga berjalan, atau bukaan yang setengah atau seluruhnya
tertutup, seperti jembatan di antara dua bangunan, serta saluran untuk ventilasi, pemanas, dan
pengeluaran debu atau asap.
Where pipework passes through from one floor to another, a bad fit and gaps may allow sufficient
space for hot gases to percolate through. A later size-up of the situation will include a quick recognition
of such features, which could allow fire to spread to adjoining compartments, laterally or vertically.
Jika ada pipa yang melewati satu lantai ke lantai lainnya, sambungan yang buruk serta celah-celahnya
dapat menyebabkan gas-gas panas merembes melewatinya. Penilaian akan situasi akan menyadari
keadaan seperti ini, yang dapat memungkinkan api menyebar ke kompartemen sebelah, baik secara
lateral atau vertikal.
Windows can spread fire, for heat rapidly breaks exposed plain glass and allows flames to curl up into
the windows on floors above sometimes even missing a floor. Wired glass, however, is a good reducer
of fire spread. Wired glass- panes in metal frames will hold back a relatively intense fire for a
considerable period. Materials in adjacent rooms or buildings can be ignited by heat or flames passing
through windows which are open or break with the heat, and separating walls cannot be relied on to
provide a fire- break if flames can pass round them.
Jendela dapat menyebarkan api, karena panas dapat cepat memecahkan kaca dan memungkinkan
pijar menggulung sampai ke jendela di lantai atas, bahkan terkadang melompati lantai. Namun, kaca
dengan kawat merupakan penahan penyebaran api yang baik. Kaca dengan kawat dalam rangka
logam dapat menahan api yang besar dalam waktu yang cukup lama. Benda-benda yang ada di ruang
atau bangunan sebelah dapat terbakar oleh hawa panas atau pijar api yang melewati jendela yang
terbuka atau pecah karena panas, sedangkan dinding pemisah tidak dapat diandalkan untuk menahan
api jika pijar api dapat bergerak mengelilinginya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 138 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
were originally designed as fire breaks. These do not present a great hazard if they are well away from
all combustible materials but often goods are stacked on or against them. Central heating piping,
carried close to the walls or, under the floors, is nearly always close to timber and dust in floor linings or
skirtings. Pipes for steam heating present a greater hazard than those used with low-pressure hot
water.
Sebagian besar logam adalah konduktor panas yang baik, sehingga periksa ujung atau sisi dari semua
balok silang, pipa, palang dan benda-benda sejenisnya di luar kompartemen yang terbakar, yang
mungkin saja mengalirkan panas api ke ruangan sebelahnya. Alat pemanas atau mesin, misalnya,
sering dipasang jauh setelah gedung sudah selesai dibangun, dan bukaan untuk pipa-pipa atau palang
mungkin menembus dinding yang awalnya dirancang sebagai penahan api. Ini tidak terlalu
membahayakan jika berada jauh dari bahan-bahan mudah terbakar, tapi seringkali barang-barang
diletakkan di dinding tersebut. Pipa-pipa untuk alat pemanas, yang diletakkan dekat dinding atau di
bawah lantai, hampir selalu dekat dengan lapisan kayu di lantai atau skirting. Pipa untuk alat pemanas
uap mempunyai bahaya yang lebih besar daripada yang menggunakan air panas bertekanan rendah.
Machinery shafting may cause fire spread, for it may be suspended from wooden roof members in
bearings which transmit the heat and ignite the wood. The bearings are usually well lubricated, and
large oilers may contain sufficient oil, or oil-soaked dust and cotton waste, to catch fire and fall to the
floor, or alternatively, to involve the roof structure above.
Palang-palang mesin sering menyebabkan penyebaran api, karena tergantung dari balok kayu di
langit-langit, yang akan menyalurkan panas dan menyalakan kayunya. Bantalannya biasanya dilumasi
dengan baik, dan minyak pelumas biasanya mengandung cukup banyak minyak, atau kotoran katun
dan debu yang basah akan minyak, yang mudah terbakar dan jatuh ke lantai, atau melibatkan struktur
atap di atas.
The modern trend in building is to use reinforced concrete, but a large number of premises still have
steel beams and joints as part of the structure. A common cause of the spread of fire by direct
conduction is through such steel beams. In some premises these beams are exposed, and capable of
receiving and transmitting heat generated in their compartment. In multi-floored buildings with a steel
frame structure with brick panel walls, the walls may resist the transmission of heat, but any exposed
steelwork will act as a good conductor and ignite combustible materials in adjoining compartments.
Tren modern dalam bangunan adalah menggunakan beton bertulang, tapi sejumlah besar lokasi masih
mempunyai palang dan sambungan baja sebagai bagian dari strukturnya. Penyebab umum dari
penyebaran api akibat konduksi langsung adalah melalui palang baja semacam ini. Dalam beberapa
lokasi, palang-palang ini terbuka, dan dapat menerima dan menyalurkan panas yang dihasilkan dalam
ruangan mereka. Dalam bangunan bertingkat dengan struktur rangka baja dengan dinding batu bata,
dindingnya mungkin dapat menahan transmisi panas, tapi setiap baja atau besi yang terbuka dapat
menjadi konduktor yang baik dan menyalakan bahan-bahan mudah terbakar di ruangan sebelahnya.
On the other hand, steelwork that has been encased in brick or concrete can withstand a considerable
amount of heat before the fire affects it, and before it will conduct heat into adjoining compartments.
The encasing of the steelwork tends not only to prevent it heating up when surrounded by fire, but also
to confine any heat it may have gained.
Di pihak lain, baja-baja yang telah terbungkus bata atau beton dapat menahan panas yang cukup tinggi
sebelum akhirnya terpengaruh, dan sebelum akhirnya menghantarkan panas ke ruangan sebelah.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 139 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Pembungkusan baja cenderung mencegahnya memanas saat dikelilingi api, dan juga dapat menahan
panas yang didapatnya.
A fire-resisting door will usually form an effective firebreak, but inspect carefully on the far side to see
that fire has not broken out there. The door may have been left partially open or occupier's goods
stacked too close to the door for it to close. The solid iron doors, which are sometimes found in
commercial premises, should not be regarded as being necessarily fire resisting and should be
carefully watched. They may buckle with heat and allow flames to pass through the resulting gap
between door and jamb.
Pintu yang tahan api biasanya merupakan penahan api yang efektif, tapi periksa dulu dari jarak jauh
apakah api belum masuk ke sana. Pintu bisa saja setengah terbuka atau barang-barang penghuni
mungkin ditumpuk terlalu dekat dengan pintu sehingga sukar menutup. Pintu besi yang terkadang
terdapat dalam lokasi komersial, jangan dianggap tahan api dan harus diawasi dengan seksama.
Mungkin sudah membengkok karena panas dan memungkinkan pijar melewati celah-celah di pintu.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 140 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
yang sama. Kayu tempat genting juga akan terbakar jika tidak didinginkan. Panas pancaran juga dapat
melelehkan timah dalam jendela berkaca warna, yang biasa digunakan untuk tujuan dekorasi,
sehingga panel kacanya dapat jatuh.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 141 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 142 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
menentukan dengan cukup akurat, apakah ada api di belakang mereka. Hawa panas dapat
menyebabkan perubahan warna di lapisan kapur atau kertas dinding (wallpaper), dan asap seringkali
merembes melalui retakan di lapisan kapur itu.
If any doubt remains, small portions of the partition or skirting should be carefully cut away to check
whether there is fire in any concealed place. In the room where fire has occurred the plaster of lath and
plaster walls may be too hot on the surface to be touched by the bare hand. The lath behind may be
unaffected by the fire and much unnecessary damage can be caused by cutting away indiscriminately
instead of finding out definitely whether there is any concealed fire. The presence of cobwebs is an
indication that fire has not passed the point at which they are found.
Jika ragu, sebagian kecil dari partisi atau lapisan kayu di tepian dinding (skirting) dapat dipotong untuk
memeriksa apakah ada api dalam ruang tersembunyi. Dalam ruangan yang sudah terbakar, rangka
kayu dan lapisan kapurnya mungkin sudah terlalu panas untuk dapat disentuh dengan tangan kosong.
Rangka di belakang mungkin tidak terpengaruh oleh api dan dapat menyebabkan kerusakan yang tak
perlu dengan memotong sembarangan. Sebaiknya mencari tahu secara tepat di mana ada api yang
tersembunyi. Adanya sarang laba-laba merupakan indikasi bahwa api tidak melewati titik tersebut.
In some buildings there will often be loose boards where electrical wiring or gas piping has been
installed, and these can be lifted with little trouble when looking for the spread of fire under floors.
Dalam bangunan tertentu, terkadang ada papan lepas tempat pemasangan kabel listrik atau pipa gas,
dan ini dapat diangkat tanpa masalah saat mencari penyebaran api di bawah lantai.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 143 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 144 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Fenomena yang hampir sama dapat terjadi di bangunan yang terbakar, jika keadaannya menimbulkan
kantong-kantong udara dan gas mudah terbakar menumpuk. Misalnya kayu, mengalami dekomposisi
dan mengeluarkan gas pada suhu yang rendah. Beberapa bahan seperti seluloid lebih tidak stabil lagi.
Khususnya minyak hidrokarbon seperti bensin atau nafta, dapat mudah menimbulkan campuran udara
dan uap yang pekat. Masukan udara segar dari sumber manapun akan menyebabkan campuran ini
berbahaya, dengan kemungkinan terbakar. Gas-gas panas dalam bangunan yang terbakar, karena
lebih ringan daripada udara, akan menyebabkan semburan ke dalam seperti cerobong boiler, dan
hanya menunggu pembukaan pintu atau jendela untuk menarik udara yang cukup dan menyebabkan
campuran yang dapat meledak.
Escaping gas forms the other major explosion hazard. Gas escapes may be due to a variety of causes,
by the fracture of a pipe through a settlement in the premises caused by the fire, by expansion or
contraction of the pipes due to heating or cooling or by the melting of the lead pipes by which gas
meters are usually connected into the system. In this last instance, however, the escaping gas will
normally ignite and will not therefore cause an explosion danger. In some industrial premises where
large scale welding operations are carried out, acetylene or liquefied petroleum gas in cylinders and
fixed pipework may be found.
Gas yang lolos menimbulkan bahaya ledak yang besar. Gas dapat lolos akibat berbagai sebab,
misalnya karena retakan pipa di lokasi akibat api, karena ekspansi atau kontraksi pipa akibat
pemanasan atau pendinginan, atau karena pelelehan pipa-pipa gas yang tersambung dalam sistem.
Dalam keadaan yang terakhir ini, gas-gas yang lolos umumnya akan terbakar sehingga tidak
menyebabkan bahaya ledakan. Di lokasi industri yang memiliki operasi pengelasan berskala besar,
biasa terdapat asetilena atau gas petroleum cair dalam tabung-tabung dan pipa-pipa.
Escapes of acetylene due to fractures in the pipework may therefore lead to explosive concentrations,
since the explosive range is very great. Remember that liquefied petroleum gas, e.g. propane or
butane, escaping from a leak and being heavier than air, may collect in basements or low lying areas.
Lolosnya asetilena akibat retakan pada pipa dapat menyebabkan konsetrat mudah ledak, karena
rentang ledaknya sangat besar. Ingatlah bahwa gas petroleum cair seperti propana atau butana yang
lolos dari kebocoran, dapat terkumpul dalam ruang bawah tanah atau area yang rendah karena lebih
berat daripada udara.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 145 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
proporsi yang tepat dan kemudian ternyalakan. Jika ada kemungkinan seperti ini, operasi harus
dilakukan sedemikian rupa agar sedikit mungkin mengusik bahan debu tersebut. Khususnya, aliran jet
dari cabang jangan sampai terkena bahan yang terbagi halus ini dan menyebabkan awan debu. Harus
digunakan spray untuk menghadapi api, dan melembabkan debu yang dapat beterbangan. Jika
dipercaya ada bahaya ledak, cabang harus diatur sampai dapat menyebar seluas mungkin dan semua
lubang yang ada di bangunan harus dibuka untuk mengalirkan udara, dan menghindari kemungkinan
ledakan ini.
Saat mengatur posisi cabang, harus dapat melindungi komoditi yang berbahaya di sekitar. Dalam
lokasi tempat menyimpan tabung gas terkompresi (seperti oksigen, asetilena, dll) atau drum-drum
cairan yang tersekat rapat, ada bahaya bahwa hawa panas api dapat meningkatkan suhu tabung dan
drum sampai dapat meledak. Ini juga berlaku pada drum-drum kosong yang mengandung cairan
mudah terbakar atau tangki bensin pada kendaraan bermotor. Untuk menjaga hal ini, air harus disiram
dengan banyak dalam bentuk spray.
Water should be kept off the hot fronts of boilers or pipes carrying superheated steam, or the sudden
cooling could cause a fracture with consequent release of large quantities of boiling water or steam.
Air harus dihindari dari bagian boiler yang panas atau pipa-pipa yang berisi uap super panas, karena
pendinginan mendadak seperti ini dapat menyebabkan keretakan yang melepaskan sejumlah besar air
atau uap air mendidih.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 146 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Firefighting techniques will vary according to the substances involved. Breathing apparatus and
protective clothing will certainly be required for personnel working inside the premises but it must also
be remembered that other personnel outside the premises, not wearing B.A., will have to be kept away,
and upwind, from the incident.
Teknik pemadaman kebakaran bervariasi tergantung dari bahan yang terlibat. Alat pernafasan dan
pakaian pelindung wajib dipakai oleh personil yang bekerja di dalam lokasi, tapi juga harus diingat
bahwa personil lain yang berada di luar lokasi dan tidak mengenakan alat pernafasan, harus dijauhkan
dan jangan melawan arah angin dari lokasi insiden.
If they are in attendance, the guidance of works chemists or other qualified persons should be sought
on how to tackle the substances involved and minimise the risk to personnel.
Jika ada, harus diminta panduan dari ahli kimia yang bekerja di lokasi atau orang berkualifikasi lain
mengenai cara menangani bahan-bahan yang terlibat dan meminimalkan risiko bagi personil.
In other circumstances it will be necessary to obtain information on the hazards, means of
extinguishment and appropriate action to be taken by operating the F.E.S.s chemical incident
procedure.
Dalam keadaan lain, penting untuk mendapat informasi mengenai bahaya, cara pemadaman dan
tindakan yang tepat untuk dilakukan dengan mengoperasikan prosedur insiden kimia F.E.S.
The amount, or nature, of gases and fumes emitted at a particular incident may require the evacuation
of the civilian population down wind. The co-operation of the police and local authorities should be
obtained to ensure this is carried out quickly and efficiently.
Jumlah atau sifat dari gas-gas dan uap yang keluar dari insiden tertentu mungkin memerlukan evakuasi
penduduk yang berlokasi berlawanan dengan arah angin. Harus melakukan kerjasama dengan
kepolisian dan pihak berwenang setempat untuk melaksanakan ini dengan cepat dan efisien.
Carboys, particularly if half empty, also constitute a hazard, and, generally, should not be moved unless
it is absolutely necessary, since the risk of breakage is probably greater than that from the fire. Since
carboys are usually made of glass, they will break if dropped, releasing their contents, which are often
dangerous. If carboys have to be moved and the wicker or iron handles appear unsafe, make a line fast
around them and carefully drag them away, or a plank might be used as a stretcher to carry them.
Bejana galon, terlebih jika setengah kosong, juga mempunyai risiko bahaya dan umumnya tidak boleh
dipindahkan kecuali sangat perlu, karena risiko bocor lebih besar daripada risiko kebakarannya.
Karena bejana ini biasanya terbuat dari kaca, maka dapat pecah jika jatuh, dan mengeluarkan isinya,
yang umumnya berbahaya. Jika bejana akan dipindahkan dan keranjang atau gagang besinya tampak
tidak aman, kencangkan dahulu dengan tali, dan dengan hati-hati seret menjauh, atau gunakan plang
papan sebagai tandu untuk membawanya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 147 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
dinding-dinding atau balok penyangga menjadi lemah, dan air di lantai atas harus segera disingkirkan.
Beberapa inci air yang menyebar di area lantai yang luas bisa berbobot sampai beberapa ton, dan
bersama dengan mesin-mesin yang ada di sana, dapat membebani struktur melebihi kapasitasnya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 148 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Dalam bangunan yang mempunyai tepian besi, dinding dapat rubuh akibat mengembangnya
sambungan dan mendorong dinding sampai ambruk. Terkadang akibat dari pengembangan ini adalah
lubang di batu bata di ujung sambungan. Jika dinding tidak rubuh, sambungan akan berkontraksi saat
mendingin karena terkena siraman air atau hilangnya api, dan karena dinding tidak kembali ke titik
tegak lurus maka sambungan yang memendek ini dapat menyebabkannya lepas dari pelat dinding dan
lantai sehingga rubuh.
Stone walls, especially those made of granite, sometimes give relatively little warning of impending
collapse but, since they are very robustly constructed, they are only likely to fail if the fire is serious.
Dinding batu, khususnya yang dari granit, terkadang hanya memberi sedikit peringatan jika hendak
rubuh, karena konstruksinya yang kokoh, maka akan rubuh hanya jika kebakarannya parah.
Cracks appearing in a horizontal line over windows and doorways are usually more indicative of danger
than vertical cracks. Unprotected steelwork is very vulnerable to the effects of high temperature, and
cases have been recorded of the collapse of a complete steel-framed building through the distortion of
exposed steelwork, after a relatively short exposure to the fire.
Retakan di garis horisontal pada jendela dan pintu biasanya merupakan indikasi bahaya yang lebih
besar daripada sekedar retak. Bagian baja yang tak terlindung sangat rentan terhadap efek suhu tinggi,
dan telah ada kasus rubuhnya bangunan berangka baja karena pembengkokan baja yang terpapar,
setelah terkena api dalam waktu yang relatif pendek.
Walls will usually fall outwards, but may be brought down inwards, particularly by the collapse of one or
more floors. At fires of great intensity where it is considered possible that walls may collapse,
appliances should never be placed where they would be endangered. The corners of a building will be
safer points from which to work.
Dinding biasanya jatuh ke arah luar, tapi bisa pula ke arah dalam, khususnya karena rubuhnya satu
atau beberapa lantai. Pada kebakaran yang sangat parah dan dinding diperkirakan akan rubuh, mobil
jangan ditempatkan di lokasi yang berbahaya. Sudut bangunan merupakan bagian yang lebih aman
untuk bekerja.
In premises with load-bearing walls, a considerable measure of stability is given by the support of the
floors. If these have collapsed, the walls will be weak and should (unless they are unusually thick) be
regarded with suspicion.
Dalam lokasi dengan dinding yang tahan beban, lantai akan mendukung stabilitas yang lebih besar.
Jika ini telah rubuh, dinding akan lemah dan harus dicurigai (kecuali tebalnya istimewa).
The principal signs of collapse of a building are:
Tanda-tanda utama akan rubuhnya sebuah bangunan adalah:
(1) cracked or dropping arches over doors, windows and other openings;
retakan atau runtuhan di pintu, jendela dan bukaan lain;
(2) spalling of stonework, falling of cornices, etc., particularly on buildings with heavy facings of
ornamental stone;
jatuhnya batu-batu, hiasan pilar dll, khususnya di bangunan dengan batu ornamen yang berat;
(3) sagging floors or beams or gaps between the edges of floors and the walls;
Lantai atau palang yang melengkung, atau celah di antara sudut lantai dengan dinding;
(4) displacement of steel or cast iron pillars supporting joists or beams.
pergeseran pilar baja atau besi yang menyangga sambungan atau palang.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 149 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
No officer should risk the lives of his men if there is the probability of collapse. He should order
them clear of danger immediately.
Pemimpin regu tidak boleh membahayakan nyawa pasukannya jika ada kemungkinan rubuh. Ia
harus memerintahkan untuk segera keluar dari bahaya.
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 150 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 151 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System
FIRE & EMERGENCY SERVICES
Structural Fire Fighting – Entry Level
2. NFPA
Title: Structural Fire Fighting (Entry Level) EHS Manager 29th May 2006
Page 152 of 152
Ref: EHS/FES/TS/VE Originator To be reviewed
FES Management Version: REV 0 EMQ – S.Wilson th
29 May 2007
System