Pengaruh Asosiasi Merek Dan Persepsi Kualitas Terhadap Loyalitas Merek (Studi Kasus Pada Iphone Apple)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PENGARUH ASOSIASI MEREK DAN PERSEPSI KUALITAS

TERHADAP LOYALITAS MEREK


(Studi Kasus Pada iPhone Apple)

Oleh :
Heriyanto1, Adil Fadillah2
1
Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
2
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor

email : [email protected]

ABSTRACT

HERIYANTO. NPM :10120024. The effect of brand association and perceive quality
on brand loyalty.. case study on handphone iPhone Apple. Kesatuan university
collage program marketing management economics Bogor Under the guidance of
ADIL FADILLAH.

This study against the background by increasing competition in handphone industry


in Indonesia and the emergence of new brands on the market. This is impacting on
sales of handphone iPhone. This study aims to analyze and test the effect of the
elements of brand loyalty to the brand equity of brand produc iPhone Apple.
Research by the author entitled influence the brand association and perceive quality
on brand loyalty ( handphone iPhone Apple case study). Purpose of this study was
to determine the effect of brand association and perceive quality on brand loyalty.
The research hypothesis is that there is a positive and significant effect of the brand
association on brand loyalty with t count of 5,813 and a significance value
0,000<0,05 and there is also a positive and significant effect between perceive
quality on brand loyalty with t count of 4,717 and a significance value 0,000<0,05.
There is a positive and significant impact on the brand association and perceive
quality simultaneously on brand loyalty with f cout of 92,792 and significance value
0,000<0,05. The multiple regression equation Y = 0,485X1 + 0,393X2 The study
population was all guest of Efita Hotel Bogor. Sample taken with the technique
samling 100 responden. Method of data collection was a questionnaire study.
Calculation of data analysis concluded that the ad a strong and positive influence
between the brand association and perceive quality on brand loyalty.

Keyword : brand association, perceive quality, brand loyalty


ABSTRAK

HERIYANTO. NPM: 10120024. PENGARUH ASOSIASI MEREK DAN PERSEPSI


KUALITAS TERHADAP LOYALITAS MEREK. Studi kasus Hanphone iPhone Apple.
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI KESATUAN BOGOR. Di bawah bimbingan ADIL Fadillah.

Penelitian ini dilatar belakangi oleh semakin ketatnya persaingan industry


handphone di Indonesia dan munculnya berbagai merek baru di pasar. Hal ini
berpengaruh terhadap penjualan handphone iPhone. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dan menguji pengaruh dari elemen-elemen ekuitas merek yang terdiri
dari persepsi kualitas dan asosiasi merek terhadap loyalitas merek produk iPhone
Apple.
Penelitian yang dilakukan penulis berjudul pengaruh asosiasi merek dan persepsi
kualitas terhadap loyalitas merek (studi kasus produk handphone iPhone Apple).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asosiasi merek dan persepsi
kualtas terhadap loyalitas merek . hipotesis penelitian ini adalah bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan asosiasi merek terhadap loyalitas merek dengan t
hitung sebesar 5,813 dan nilai signifikan sebesar 0,000<0,05. Terdapat pengaruh
positif dan signifikan antara persepsi kualitas terhadap loyalitas merek dengan t
hitung 4,717 dan nilai signifikan 0,000<0,05. Terdapat pengaruh positif dan
signifikan dari asosiasi merek dan persepsi kualitas bersama-sama terhadap
loyalitas merek, dengan F hitung sebesar 92,792 signifikansi 0,000<0,05.
Persamaan regresi berganda Y = 0,485X1 + 0,393X2 populasi penelitian ini adalah
pengunjung Hotel Efita Bogor. Sampel diambil dengan teknik sampling 100
responden.metode pengumpulan data adalah kuisioner. Dari analisis data
perhitungan disimpulkan bahwa ada pengaruh yang kuat dan positif antara asosiasi
merek dan persepsi kualitas dalam mempengaruhi loyalitas merek.

Kata kunci: Asosiasi Merek, Persepsi Kualitas, Loyalitas Merek.


PENDAHULUAN
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk
berkembang dan mendapatkan keuntungan secara maksimal. Berhasil atau tidaknya
dalam pencapaian tujuan tersebut tergantung pada keahlian perusahaan dibidang
pemasarannya. Kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan dapat memberikan
kepuasan terhadap konsumen apabila membeli suatu produk dari perusahaan
sehingga konsumen akan memiliki pandangan yang baik kepada perusahaan.
Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang
ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik pembeli
yang ada maupun potensial.
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut Market Share.
Salah satu asset yang mencapai keadaan tersebut adalah Brand (merek), merek
didefinisikan sebagai suatu nama, istilah, simbol, atau desain, atau kombinasinya
yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal barang atau jasa dari seorang
penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang-barang
yang dihasilkan oleh pesaing, menurut Kotler (2007, 332).
Kondisi persaingan usaha saat ini semakin ketat, setiap perusahaan harus
mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal
penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah
mempertahankan pelanggan yang telah ada, terus menggarap pelanggan-
pelanggan potensial baru agar jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan
menjadi pelanggan perusahaan lain. Dengan kata lain perusahaan harus mampu
mempertahankan loyalitas merek (brand loyalty).

OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanasi yaitu suatu jenis penelitian
yang melihat hubungan atau pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain serta
melakukan pengujian hipotesis dengan penggunaan data-data yang terukur dan alat
analisis. Dari penelitian ini akan diperoleh kesimpulan yang dapat digeneralisasikan.
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan 2 9dua) metode
penelitian menurut tingkat eksplansinya yaitu
1. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri;
2. Penelitian asosiatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Dalam pengolahan dan analisis data, penulis menggunakan analisis
regresi berganda yang merupakan pengembangan dari analisis regresi
sederhana, kegunaannya adalah untuk meramalkan varabel terkait (Y)
apabila variabel-variabel bebasnya (X) dua atau lebih, untuk mempermudah
penyimpulan nantinya penulis menggunakan rumus korelasi produk moment
untuk menguji hipotesisnya, yaitu uji signifikan dua pihak dengan
menggunakan level of significant 10%
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dilakukan analisis dan pembahasan mengenai “Pengaruh
Asosiasi Merek dan Persepsi Kualitas terhadap Loyalitas Merek: Studi Kasus Pada
Konsumen Pengguna Handphone iPhone Apple”. Responden dalam penelitian ini
berjumlah 100 orang konsumen pengguna handphoe iPhone Apple.

Profil Responden
A. Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.1
Responden berdasarkan jenis kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Pria 51 51.0 51.0 51.0
Valid Wanita 49 49.0 49.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Dari tabel diatas terlihat responden yang terbanyak adalah pria yaitu sebesar
51%. Diikuti responden wanita yaitu sebesar 49%. Hal ini menunjukan bahwa
pengguna handphone iPhone Apple cendrung digunakan oleh pria.
B. Berdasarkan Usia
Berdasarkan usia, maka responden dapat dikarakteristikkan sebagai berikut:
Tabel 4.2
Responden berdasarkan usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
th
17-19 3 3.0 3.0 3.0
20-22th 12 12.0 12.0 15.0
th
Valid 23-25 46 46.0 46.0 61.0
th
>25 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Dari tabel diatas terlihat responden yang terbanyak adalah berusia antara 23-
25 tahun yaitu sebesar 46%. Diikuti responden berusia diatas 25 tahun yaitu sebesar
39%, antara 20-22 tahun sebesar 12%, dan dibawah 17-19 tahun sebesar 3%. Hal
ini menunjukan bahwa pengguna handphone iPhone Apple cendrung terjadi pada
usia dimana seseoang mencapai produktivitas kerja yaitu >23 tahun. Hal ini sangat
logis, karena rentang usia tersebut dimungkinkan seseorang telah memiliki
penghasilan lebih dan memahami betul tentang kegunaan dan gaya hidup.
C. Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan merupakan variabel sosial ekonomi yang menjadi symbol status
sosial seseorang di masyarakat. Status sosial yang dimiliki seseoang sangat
berpengaruh pada tingkat konsumsi seseorang, semakin tinggi status sosial
seseorang, maka akan cendrung mengkonsumsi produk-produk yang menunjukan
status sosialnya. Olehkarena itu, dalam penelitian ini pekerjaan digunakan sebagai
tambahan informasi untuk melengkapi hasil peneltian.
Berdasarkan pekerjaan, maka responden dapat dikarakteristikkan sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Responden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
pelajar/mahasiswa 18 18.0 18.0 18.0
Pegawai Negri Sipil 26 26.0 26.0 44.0
Valid Karyawan 41 41.0 41.0 85.0
Wiraswasta 15 15.0 15.0 100.0
Total 100 100.0 100.0

Dari tabel diatas terlihat responden yang terbanyak adalah karyawan sebesar
41%, diikuti pegawai negri sipil sebesar 26%, pelajar/mahasiswa 18%, dan
wiraswasta sebesar 15%. Hal ini meunjukan handphone iPhone Apple lebih
cendrung digunakan oleh pegawai negri dan karyawan.
D. Berdasarkan penghasilan
Berdasarkan penghasilan, maka responden dapat dikarakteristikkan sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Responden berdasarkan penghasilan
Penghasilan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
<Rp. 500.000 3 3.0 3.0 3.0
Rp. 500.000-Rp. 1000.000 7 7.0 7.0 10.0
Rp. 1000.000-Rp. 2000.000 12 12.0 12.0 22.0
Valid Rp. 2000.000-Rp.3000.000 53 53.0 53.0 75.0
>Rp. 3000.000 25 25.0 25.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber: Data primer 2014

Dari tabel diatas terlihat responden yang terbanyak adalah yang


berpeghasilan antara Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 sebesar 53%, diikuti dengan
penghasilan >Rp. 3.000.000 sebesar 25%, Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 sebesar
12%, Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 sebesar 7% dan <Rp. 500.000 sebesar 3%. Hal
ini menunjukan handphone iPhone Apple cendrung digunakan konsumen dengan
penghasilan >Rp. 2.000.000.

Uji Reliabilitas
Reliabilitas dari setiap skala perlu diuji untuk melihat konsistensi internalnya.
Validitas dan reliabilitas adalah konsep yang berbeda tetapi memiliki interelasi agar
instrumen yang digunakan dapat dianggap memadai dengan tujuan untuk
mengurangi kesalahan pengukuran.
Tingkat reliabilitas suatu konstruk dapat dilihat dari hasil uji statistik Cronbach
Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali dalam Subekti, 2010). Tabel berikut ini menyajikan
hasil uji reliabilitas setiap butir pengukuran.
Tabel 4.41
Coefisien Cronbach Alpha
Variabel Cronbach's Alpha
Asosiasi Merek 0.654
Persepsi Kualitas 0.658
Loyalitas Merek 0.696
Sumber: Data primer 2014

Hasil uji realibilitas pada tabel diatas menunjukan bahwa seluruh butir pertanyaan
yang digunakan adalah reliabel. Hal ini menunjukan dengan masing-masing butir
pertanyaan mempunyai nilai cronbach’s alpha lebih dari >0,60.

Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu kuisioner
dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Pada uji validitas dikatakan valid apabila
nilai corrected item-total correlation > 0.30, menurut Sugiyono (2009, 178).
Butir kuisioner dikatakan valid jika r hitung positif serta r hitung > r tabel
(Ghozali, 2001). Hasil uji validitas seperti yang tampak pada tabel 4.42 dibawah:
Uji Validitas dengan menggunakan rumus Pearson sebagai berikut :

n( xy )  ( x)( y)
rxy 
{n( x )  ( x) 2 }{n( y 2 )  ( y) 2 }
2

keterangan :

 x  Butir pertanyaan No ?
 y  jumlah skor keseluruha n butir pertanyaan
 xy  Total skor x.y
n  jumlah responden

Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:


1. Jika r hitung > r tabel, maka kuisioner valid
2. Jika r hitung < r tabel, maka kuesioner tidak valid

Dari tabel 4.42 dibawah dapat dilihat bahwa angka Corrected item-Total
correlation (r-hitung) untuk keseluruhan butir variabel bernilai positif serta lebih besar
dari r tabel 0,1975 (n=97, a=5%), maka dapat disimpulkan bahwa keseluruhan butir
dari ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid.
Tabel 4.42
Hail Uji Validitas

Variabel Butir r tabel r hitung Validitas


Asosiasi Merek 1 0.1975 0.325 Valid
2 0.1975 0.367 Valid
3 0.1975 0.351 Valid
4 0.1975 0.391 Valid
5 0.1975 0.426 Valid
6 0.1975 0.372 Valid
7 0.1975 0.405 Valid
8 0.1975 0.344 Valid
9 0.1975 0.394 Valid
10 0.1975 0.316 Valid
Persepsi Kualitas 1 0.1975 0.353 Valid
2 0.1975 0.383 Valid
3 0.1975 0.316 Valid
4 0.1975 0.398 Valid
5 0.1975 0.329 Valid
6 0.1975 0.357 Valid
7 0.1975 0.418 Valid
8 0.1975 0.392 Valid
9 0.1975 0.325 Valid
10 0.1975 0.314 Valid
Loyalitas Merek 1 0.1975 0.435 Valid
2 0.1975 0.305 Valid
3 0.1975 0.35 Valid
4 0.1975 0.466 Valid
5 0.1975 0.431 Valid
6 0.1975 0.314 Valid
7 0.1975 0.428 Valid
8 0.1975 0.34 Valid
9 0.1975 0.324 Valid
10 0.1975 0.333 Valid

Dari hasil uji validitas pada tabel diatas menunjukan bahwa seluruh butir
pertanyaan yang digunakan adalah valid. Hal ini ditunjukan dengan masing-masing
butir pertanyaan mempunyai nilai signifikan < 0,05.
Analisis Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi
linier berganda. Pada dasarnya Analisis regresi berganda digunakan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh variabel asosiasi merek (X1), persepsi
kualitas (X2) terhadap loyalitas merek. Persamaan regresi linier berganda dalam
studi ini adalah sebagai berikut:
Y = a + b1 X1+ cX2 + e
Keterangan: Y = loyalitas merek
X1 = asosiasi merek
X2 = persepsi kualitas

Dari hasil uji regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh koefisien
regresi, nilai t hitung dan tingkat signifikansi sebagaimana ditampilkan pada tabel
berikut :
Tabel 4.50
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2.658 2.860 .929 .355
1 asosiasi merek .528 .091 .485 5.813 .000 .509 1.965
persepsi
.401 .085 .393 4.717 .000 .509 1.965
kualitas
a. Dependent Variable: loyalitas merek
Sumber: Data primer 2014

Pengaruh Asosiasi Merek Terhadap Loyalitas Merek


Tabel 4.50 diatas menggambarkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bx1
Y = 2.658 + 0,528x1
Y = loyalitas merek
X1 = Asosiasi merek
Konstanta sebesar 2.658 menyatakan bahwa jika tidak ada asosiasi
merek(X1) X1 = 0 maka loyalitas merek (Y) adalah sebesar 2.658. koefisien regresi
X1 sebesar 0,528 menyatakan bahwa setiap penambahan atau pengurangan
asosiasi merek sebanyak 1 satuan, maka loyalitas merek juga akan bertambah atau
berkurang sebesar 0,528.
Berdasarkan tabel di atas, didapat hipotesis sebagai berikut:
H01 : ß1 = 0, artinya variabel asosiasi merek tidak mempengaruhi loyalitas
merek .
Ha1 : ß1 ≠ 0, artinya variabel asosiasi merek mempengaruhi loyalitas merek

Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil ß1 = 0,528 (ß1 ≠ 0) dengan nilai t hitung
sebesar 5,813 dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan t hitung > t tabel
(5,813> 1,984) maka H01 ditolak dan Ha1 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara individu (partial) variabel X1 (asosiasi merek) mempengaruhi variabel
Y (loyalitas merek).
Pengaruh Persepsi Kualitas Terhadap Loyalitas Merek
Tabel 4.50 diatas menggambarkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + bx2
Y = 2.658 + 0,401x1
Y = loyalitas merek
X2 = Persepsi kualitas
Konstanta sebesar 2.658 menyatakan bahwa jika tidak ada persepsi kualitas
(X2) X2 = 0 maka loyalitas merek (Y) adalah sebesar 2.658. koefisien regresi X2
sebesar 0,401 menyatakan bahwa setiap penguatan atau pelemahan persepsi
kualitas sebanyak 1 satuan, maka loyalitas merek juga akan bertambah atau
berkurang sebesar 0,401.
Berdasarkan tabel di atas, didapat hipotesis sebagai berikut:
H02 : ß2 = 0, artinya variabel persepsi kualitas tidak mempengaruhi loyalitas
merek .
Ha2 : ß2 ≠ 0, artinya persepsi kualitas merek mempengaruhi loyalitas merek
Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil ß2 = 0,401 (ß1 ≠ 0) dengan nilai t hitung
sebesar 4,717 dengan nilai signifikansi kurang dari 0,05 dan t hitung > t tabel
(4,717> 1,984) maka H02 ditolak dan Ha2 diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara individu (partial) variabel X2 (persepsi kualitas) mempengaruhi
variabel Y (loyalitas merek).

Pengaruh Asosiasi Merek dan Persepsi Kualitas Terhadap Loyalitas Merek


Hasil uji F dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.49
a
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
Regression 309.298 2 154.649 92.792 .000
1 Residual 161.662 97 1.667
Total 470.960 99
a. Dependent Variable: loyalitas merek
b. Predictors: (Constant), persepsi kualitas, asosiasi merek
Sumber: Data primer 2014

Nilai F seperti tampak pada tabel diatas adalah 92,792 dengan tingkat
signifikansi kurang dari 0,05. Karena 92,792 > ± 3,090 (nilai F tabel) dan nilai
signifikansi kurang dari 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
H0 : ß1, ß2 = 0 artinya variabel asosiasi merek dan persepsi kualitas tidak
berpengaruh terhdap loyalitas merek secara simultan.
Ha : ß1, ß2 ≠ 0 artinya variabel asosiasi merek dan persepsi kualitas
berpengaruh terhdap loyalitas merek secara simultan.
Dengan kata lain, model sudah memiliki kesesuaian yang baik dalam
memprediksikan pengaruh antar variabel yang menjadi perhatian dalam studi ini,
maka bisa diambil kesimpulan dari hasil analisis tersebut, yaitu : H0 ditolak dan Ha
diterima. Atau secara umum, peneliti dapat mengatakan bahwa variabel asosiasi
merek dan persepsi kualitas memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas merek secara simultan.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menjelaskan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah diantara 0-1. Nilai yang mendekati satu berarti berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk
memprediksi variasi variabel dependen, jika nilai nilai R2 berkisar antara 0 sampai
dengan 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen dapat menjelaskan
fluktuasi variabel dependen menurut Ghozali(2005, 45). Nilai koefisien determinasi
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.51
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .810 .657 .650 1.291
a. Predictors: (Constant), persepsi kualitas, asosiasi merek
b. Dependent Variable: loyalitas merek

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa korelasi antara variabel


independen (asosiasi merek dan persepsi kualitas) dengan variabel dependen
(loyalitas merek) adalah “R” 0,810. Nilai korelasi ini terbilang kuat dan sekaligus
mengartikan bahwa variabel asosiasi merek dan persepsi kualitas memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas merek.
Selain itu, dari tabel terlihat tampilan output SPSS model summary besarnya
adjusted R square adalah 0,650 hal ini berarti 65% variasi loyalitas merek dapat
dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu asosiasi merek dan
persepsi kualitas. Sedangkan 35% sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain
yang berada di luar model.

SIMULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dikemukakan pada bab
sebelumnya, dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut :
1. Variabel asosiasi merek menghasilkan nilai t hitung sebesar 5,813 dengan nilai
signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini berarti kesadaran merek berpengaruh positif
dan signifikan secara individu terhadap loyalitas merek pada konsumen
handphone merek iPhone Apple .
2. Variabel persepsi kualitas menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,717 dengan nilai
signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini berarti persepsi kualitas berpengaruh positif
dan signifikan secara individu terhadap loyalitas merek pada konsumen
handphone merek iPhone Apple.
3. Dari hasil diatas terlihat tampilan output SPSS model summary besarnya adjusted
R square adalah 0,650 hal ini berarti 65% variasi loyalitas merek dapat dijelaskan
oleh variasi dari kedua variabel independen yaitu asosiasi merek dan persepsi
kualitas. Sedangkan 35% sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang
berada di luar model.
Maka dapat disimpulkan bahwa variabel asosiasi merek dan persepsi
kualitas berpengaruh positif dan signifikan secara simultan atau secara bersama-
sama terhadap loyalitas merek pada konsumen handphone merek iPhone Apple.

Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka
diajukan saran serta implikasi manajerial yang dapat diterapkan, antara lain :
1. Melakukan strategi bundling pricing untuk membidik pangsa pasar indonesia agar
masuk kesemua kalangan pangsa pasar yang ada di Indonesia. Dengan
didasarkan pada apa yang diinginkan konsumen, serta terus melakukan inovasi
dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan kualitas handphone merek
iPhone Apple, sehingga kualitasnya tidak hanya sesuai dengan harapan
konsumen, melainkan dapat melebihi harapan konsumen.
2. Untuk penelitian yang selanjutnya disarankan peneliti melakukan penelitian diluar
dari variabel asosiasi merek dan persepsi kualitas serta mengkaji lebih jauh
terhadap produk elektronik khususnya handphone iPhone Apple, bukan hanya
pada loyalitas merek saja.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker ,1991. Brand Equity (Ekuitas Merek). dikutip oleh Christodoulides dan
Chernatony, 2007.
Aaker, D. A. 2007. Managing Brand Equity. The Free Press. New York.
Astuti, Sri Wahjuni dan Cahyadi, I Gde. 2007. “Pengaruh Elemen Ekuitas Merek
Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan Di Surabaya Atas Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda.” Majalah Ekonomi, Tahun XVII, No.2
Agustus 2007.a, Malang.
Durianto, Darmadi, dkk, 2001. Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan
Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Durianto, darmadi, sugiarto, dan lie joko budiman. 2004. Brand equity ten: strategi
memimpin pasar, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan.
Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang .
Hardian, 2010..analisis pengaruh ekuitas merek terhadap keputusan pembelian
pada produk handphone Nokia, skripsi.
Keller, K.L. 2009, Marketing Management, 13th edition, Pearson Prentice. Hall, New
Jersey.
Kotler, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran 1. Edisi keduabelas. Jakarta: PT
Indeks.
Kotler, Keller. 2007. Manajemen Pemasaran 2. Edisi keduabelas. Jakarta: PT
Indeks.
Kotler, P, 2002. Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 2. Jakarta: PT Indeks
Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane, 2007. Manajemen Pemasaran jilid 1 edisi 12,
Edisi Terjemahan. PT Mancanan Jaya Cemerlang.
Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jakarta: Prenhallindo.
Lukluk, Atul H dan Jangkung Admadi Sulistyo Jatmiko, Pengaruh Brand Equity
Sepeda Motor Terhadap Kepuasan Konsumen, (Studi Kasus Pengguma
Sepeda Motor Honda Pada MahasiswaUniversitas Muhammadiyah
Purworejo), Jurnal Analisis Bisnis dan Ekonomi Volume 4, No,2, Oktober
2006,hal. l29-141.
Marzuki, Metodologi Riset, Penerbit BPFE-UII, Yogyakarta, 2000.
Mulyana, M., 2012. Consumer Behaviour: Sukses Dengan Memahami Konsumen.
ISBN 978-979-18531-6-3, Bogor: Kesatuan Press.
Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Agung Media.
Rahmawati, 2009. Manajemen Sumberdaya manusia, Penerbit Andi Jogjakarta
Rangkuti, 2004. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabe.sains Pemasaran
Indonesia, vol. 4 No. 1
Rangkuti, Freddy 2004. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Simamora, Bilson. 2001. Remarketing For Business Recovery. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Subekti, 2010. Analisis citra merek dan kesadaran merek terhadap ekuitas merek
susu dalamkemasan Indomilk, Skripsi.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. CV.Alfabeta: Bandung
Sujianto, Agus Eko, 2009, Aplikasi Statistik dengan SPSS 16.0, Penerbit Prestasi.
Pustaka Publisher, Jakarta
Suliyanto. 2005. Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran. Bogor : Glia. Indonesia
Anggota IKAPI.
SWA Edisi Juli 2005, “IBBA dan Usaha Membangun Merek”
Tjiptono, 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1, Edisi Terjemahan. Jakarta: PT
Indeks Kelompok Gramedia.

You might also like