Kultur Jaringan (Regenerasi Tanaman Vanili)
Kultur Jaringan (Regenerasi Tanaman Vanili)
Kultur Jaringan (Regenerasi Tanaman Vanili)
PENDAHULUAN
Tanaman vanili (Vanilla planifolia andrew) pada memungkinkan dikembangkannya agroindustri,
umumnya dikembangbiakkan secara vegetatif. tidak terkecuali pada vanili.
Bibit yang umum digunakan berupa setek panjang Perbanyakan vanili secara in vitro telah dilakukan
yang diambil dari sulur yang mata tunasnya belum oleh Mariska & Sukmandjaja (1994) melalui
pernah berbuah. Keuntungan teknik tersebut adalah induksi tunas aksilar pada kultur in vitro eksplan
tanaman akan berbuah 1 – 2 tahun setelah tanam, ruas. Selanjutnya Purwati & Lestari (1988)
namun teknik tersebut menimbulkan permasalahan, melakukan fusi protoplasma antara tanaman vanili
yaitu diperlukan bahan tanam dalam jumlah besar. dengan angrrek. Hasil lebih maju telah dilaporkan
Untuk mengatasi masalah tersebut akhir-akhir ini Gati et al., (1994) yang menggunakan eksplan biji
banyak diusahakan penggunaan setek ruas yang vanili untuk mendorong pembentukan tunas mikro
berproduksi dalam waktu yang tidak berbeda jauh dan protocorm-like body (PLB). Walaupun teknik
dengan setek panjang (Rosman et al., 1991). tersebut tidak dapat diterapkan dalam segi praktis
Teknik setek sampai saat ini belum dapat tetapi telah mendorong dilakukannya penelitian
diandalkan untuk pengembangan klon-klon unggul kultur in vitro vanili. Purwanti Jurnal ILMU
baru vanili, karena kecepatan produksi bibit masih DASAR Vol. 7 No. 1, 2006 : 34-41 35
rendah dan jumlah tanaman induk yang
dikembangkan masih terbatas. Untuk mendapatkan
tanaman yang seragam dengan induknya dalam
jumlah besar dengan kualitas buah yang baik dapat
diperoleh dari perbanyakan secara in vitro. Kultur
in vitro dengan mempergunakan berbagai zat
pengatur tumbuh dan berbagai eksplan sangat
menguntungkan dalam perbanyakan tanaman.
Perbanyakan tanaman melalui kultur in vitro
(1999) juga mempelajari pengaruh zat pengatur rancangan acak lengkap faktorial, dengan jumlah
tumbuh pada kultur in vitro biji vanili. Regenerasi ulangan tiga kali. Faktor pertama adalah jenis
propagul melalui pembentukan tunas aksilar auxin, terdiri atas 4 aras, yaitu 1) NAA, 2) Indole
sekaligus pembentukan PLB dari eksplan jaringan acetic acid (IAA), 3) Indole –3- butyric acid (IBA),
vegetatif utuh maupun belahan jaringan selama ini dan 4) –2,4- dichlorophenoxyacetic acid (2,4D).
belum pernah dilaporkan.Tujuan penelitian ini Faktor kedua adalah Jenis sitokinin, terdiri atas 4
adalah untuk mengetahui pengaruh zat pengatur aras, yaitu: 1) Kinetin, 2) 6-Benzile amino purin
tumbuh terhadap pembentukan tunas mikro dan (BAP), 3) 2-isopenteny adenine (2-ip), dan 4)
PLB pada kultur berbagai jenis eksplan vanili Zeatin. Konsentrasi auksin dan sitokinin yang
secara in vitro. dipilih adalah konsentrasi terbaik pada sub
METODE percobaan pertama, yaitu 1) 0,25 mg/l auksin dan
Sumber dan Sterilisasi Eksplan 0,4 mg/l sikokinin untuk pembentukan tunas mikro,
Spesies vanili yang digunakan dalam penelitian ini serta 2) 0,25 mg/l auksin dan 1 mg/l sitokinin untuk
adalah Vanilla planifolia Andrew. Sumber eksplan pembentukan PLB.
yang digunakan adalah tunas muda yang diperoleh Sub Percobaan Ketiga
dari setek ruas di polibag. Tunas muda vanili yang Sub percobaan ketiga untuk mengetahui jenis
diambil dari polibag dicuci dengan air, lalu dicuci eksplan pada induksi propagul, yaitu pembentukan
dengan fungisida dan dibilas dengan air sampai tunas mikro dan protocorm-like body (PLB). Sub
bersih. Tunas yang sudah bersih dipotong dengan percobaan ketiga disusun berdasarkan rancangan
panjang 5 cm, lalu dicuci dengan fungisida. acak lengkap dengan 5 perlakuan dan diulang lima
Potongan tunas dibawa ke dalam laminar airflow kali (Tabel 1). Konsentrasi auksin dan sitokinin
cabinet, lalu dikocok dalam larutan clorok 10% yang dipilih adalah konsentrasi terbaik pada sub
selama 10 menit, dan dibilas dengan air steril, lalu percobaan kedua, yaitu 1) 0,25 mg/l NAA dan 0,4
dipotong dengan ukuran 1 cm dan dikultur pada mg/l 2- ip untuk induksi tunas mikro serta 2) 0,25
media dasar tanpa hormon (MS0) untuk mg/l NAA dan 1 mg/l zeatin untuk pembentukan
menscreaning eksplan dari kontaminasi. Tunas PLB.36 Regenerasi Tanaman Vanili……………
steril selanjutnya dikulturkan pada media kulur (Priyono)
sesuai dengan perlakuan. Tabel 1. Perlakuan pemotongan eksplan pada kultur in vitro vanil
Media dan Pemeliharaan Kultur Kode Perlakuan
Media dasar yang digunakan dalam penelitian ini A
adalah media Murashige & Skoog (MS) yang
dimodifikasi. Media diatur pada ph 5.7 dan B
dipadatkan dengan 2.5 % gelrite. 20 ml media
dimasukkan ke dalam botol kultur lalu diautoklaf
pada tekanan 21psi selama 20 menit. Kultur C
dipertahankan pada ruang gelap dengan suhu ruang
26-28°C selama dua minggu pertama, lalu disinari
selama 16 jam terang dan 8 jam gelap selama masa D
kultur.
Perlakuan dan Analisis Data
Percobaan terdiri atas 3 sub percobaan. Parameter
E
yang diamati adalah persentase eksplan yang
membentuk propagul dan jumlah propagul per
eksplan. Data dianalisis dengan mengunakan uji Jurnal ILMU DASAR Vol. 7 No. 1, 2006 : 34-41 39
15c15c7.5b5ab15c15c10b10b0a5ab5ab0a0a0a5ab0a05101520B
beda nyata terkecil pada taraf 5%. APKinetin2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin kinds)Inisiasi tunas
Sub Percobaan Pertama mikro (Microshoot initiation), %IAANAAIBA2,4D
50e40d30cd30cd40d40d40d30cd35d35d30cd20bc10ab10ab0a0a
Sub percobaan pertama untuk mengetahui 0204060BAPKinetin2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin
pengaruh 1-naphthalene acid (NAA) dan kinetin kinds)Inisiasi PLB (PLB initiation), %IAANAAIBA2,4D
3bc2b2b2b4c3bc3bc3bc2b2b0a0a2b0a0a0a012345BAPKineti
pada pembentukan propagul. Sub percobaan n2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin kinds)Jumlah tunas mikro
pertama disusun berdasarkan rancangan acak (Microshoot number)IAANAAIBA2,4D
lengkap faktorial, dengan jumlah ulangan tiga kali. 9fg10g7de7de9fg9fg8ef7de6bc6bc5c5c3b5c0a0a024681012B
APKinetin2-iPZeatinJenis sitokinin (Cytokinin kinds)Jumlah
Faktor pertama adalah konsentrasi NAA, terdiri PLB (PLB number)IAANAAIBA2,4D
atas 6 aras, yaitu 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 mg/l. Gambar 3. Pengaruh auksin dan sitokinin
Faktor kedua adalah konsentrasi Kinetin, terdiri konsentrasi tinggi terhadap pembentukan propagul
atas 6 aras, yaitu: 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 mg/l. pada kultur in vitro node vanili. Angka-angka
Sub Percobaan Kedua dalam histogram yang diikuti oleh huruf yang
Sub percobaan kedua untuk mengetahui jenis auxin sama tidak berbeda nyata pada uji BNT pada taraf
dan sitokinin terbaik pada induksi propagul, yaitu 5%. 40 Regenerasi Tanaman Vanili……………
pembentukan tunas mikro dan protocorm-like body (Priyono)
(PLB). Sub percobaan kedua disusun berdasarkan
60c50c30b0a0a0a0a10a0a0a010203040506070ABCDEJenis
eksplan (Explant section)Inisiasi propagule (Propagule
initiation rate), %Inisiasi tunasmikro(Microshootinitiation rate),
%Inisiasi PLB(PLB initiationrate),%
7d6d4c0a0a2b0a0a0a0a02468ABCDEJenis potongan
eksplan (Explant section)Jumlah propagul (Propagule
number)Jumlah tunasmikro(Microshootnumber)Jumlah
PLB(PLB number)