Risk Factors of Feline Panleukopenia in Cats in Special Region of Yogyakarta

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Sain Veteriner, Vol. 38. No. 3. Desember 2020, Hal.

206-213
DOI: 10.22146/jsv.48922
ISSN 0126-0421 (Print), ISSN 2407-3733 (Online)
Tersedia online di https://jurnal.ugm.ac.id/jsv

Faktor-Faktor Risiko Feline Panleukopenia pada Kucing


di Daerah Istimewa Yogyakarta

Risk Factors of Feline Panleukopenia in Cats in Special Region of Yogyakarta


Riyandini Putri1*, Bambang Sumiarto2, Guntari Titik Mulyani3

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gadjah Mada


1

2
Departemen Kesehatan Masyarakat Veteriner
3
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada, Jalan Fauna No. 2, Karangmalang, Yogyakarta 55281
*Email: [email protected]

Naskah diterima: 21 Agustus 2019, direvisi: 19 Nopember 2019, disetujui: 3 Desember 2019

Abstract

Feline panleukopenia virus (FPV) infection in cats caused a disease called feline panleukopenia with high
morbidity and mortality worldwide. This study was designed to investigate the risk factors of feline panleukopenia
in Special Region of Yogyakarta. A retrospective case-control study used 35 cats in each of the case and control
group. Case group is defined as cat tested positive with Anigen FPV Ag Test Kit (Bionote, South Korea). Control
group is defined as healthy owned cat within the same neighbourhood of case group cat which matched by age
and sex. The data assessment was included owner characteristics i.e. formal education, occupation, duration
of having cat(s), monthly majntenance cost, and interaction time per day, also cat characteristics i.e. breed,
neuter status, origin, husbandry, and vaccination status. Data was analysed using EpiInfo (chi-square and odds
ratio) and manually calculated (estimated attributable fraction). Associated risk factors to feline panleukopenia
incidents were unvaccinated cat, introduction of new cat(s), cat origins i.e pet shop or pet market, being a stray
cat, domestic breed, and novice cat(s) owner (less than a year). It can be advised that owner’s knowledge about
vaccination and quarantine of new cat are the most important measures to prevent feline panleukopenia.

Key words: case-control study; cats; feline panleukopenia

Abstrak

Feline panlaukopenia virus (FPV) pada kucing menyebabkan feline panleukopenia. Penyakit ini memiliki
morbiditas dan mortalitas tinggi dengan penyebaran di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menyidik
faktor-faktor risiko feline panleukoenia pada kucing di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kajian kasus kontrol
retrospektif digunakan dengan 35 kasus dan 35 kontrol. Kelompok kasus meliputi semua kucing penderita
feline panleukopenia yang dinyatakan positif pada pengujian Anigen FPV Ag Test Kit (Bionote, Korea Selatan).
Kelompok kontrol adalah kucing yang dipelihara oleh tetangga pemilik kucing kelompok kasus dengan umur dan
jenis kelamin sebagai variabel matching. Faktor risiko yang diteliti meliputi karakteristik pemilik (pendidikan,
pekerjaan, lama memelihara kucing, biaya pemeliharaan per bulan, dan waktu interaksi per hari) serta karakteristik
kucing meliputi jenis kucing, status kebiri, asal kucing, manajemen pemeliharaan, serta status vaksinasi. Analisis
data dilakukan dengan EpiInfo (chi-square dan odds ratio) dan perhitungan manual (estimated attributable
fraction). Hasil penyidikan menunjukkan bahwa faktor risiko feline panleukopenia adalah kucing yang tidak
divaksin, keberadaan kucing baru, asal kucing dari pasar hewan dan kucing liar, kucing lokal, dan memelihara
kucing kurang dari satu tahun. Dari hasil penelitian dapat disarankan bahwa vaksinasi dan karantina kucing baru
merupakan tindakan paling penting dalam pencegahan feline panleukopenia.

Kata kunci: studi kasus-kontrol; kucing; feline panleukopenia

206
Faktor-Faktor Risiko Feline Panleukopenia pada Kucing di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pendahuluan 2018). Infeksi feline panleukopenia pada kucing


di Indonesia telah dibuktikan secara serologik
Kepemilikan kucing di Indonesia meningkat
dengan uji hemagglutinasi (HI) dan uji serum
setiap tahunnya. Pemeliharaan kucing sebelumnya
neutralisasi (SN) oleh Syafriati dan Sendow
ditujukan untuk mengurangi populasi tikus, tetapi
(2003). Titer antibodi positif berdasarkan uji HI
saat ini masyarakat memelihara kucing sebagai
yaitu sebanyak 79,17% dan SN 76,54% untuk
kegemaran atau hewan kesayangan. Oleh karena
wilayah DKI Jakarta dan Bogor.
itu, masyarakat akan lebih memperhatikan kese­
hatan dari kucing peliharannya dan meme­riksakan Terapi kausatif untuk feline panleukopenia
ke klinik atau rumah sakit hewan jika kucing saat ini belum ada, sehingga pencegahan
terserang suatu penyakit. Feline panleukopenia penyakit diutamakan untuk pengendalian
adalah salah satu penyakit yang sering menginfeksi penyakit. Program pencegahan penyakit yang
kucing. baik memerlukan pengetahuan mengenai faktor
Feline panleukopenia disebabkan oleh feline risiko terjadinya penyakit. Penelitian mengenai
panleukopenia virus (FPV) yang merupakan faktor risiko kejadian feline panleukopenia di
anggota famili Parvoviridae. Gejala klinis ber­ Indonesia belum banyak dilakukan. Penelitian
variasi mulai dari infeksi subklinis hingga ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
perakut yang ditandai dengan kematian secara risiko yang mempengaruhi kejadian feline
tiba-tiba. Kucing yang terinfeksi mengalami panleukopenia serta asosiasi, kekuatan, dan efek
kematian akibat komplikasi dari infeksi sekunder antara faktor penyebab dengan kejadian feline
dari bakteri, sepsis, dehidrasi, dan disseminated panleukopenia pada kucing di Daerah Istimewa
intravasal coagulopathy (DIC). Tingkat morbi­ Yogyakarta (DIY) sehingga pencegahan penyakit
ditas dan mortalitas cukup tinggi terutama dapat dilakukan sedini mungkin. Faktor-faktor
pada kucing muda di bawah 12 minggu. Feline yang akan dikaji pada kajian kasus-kontrol ini
panleukopenia akut memiliki tingkat mortalitas meliputi jenis kucing, status kebiri, asal kucing,
25-90% dan mencapai 100% pada infeksi perakut manajemen pemeliharaan, serta status vaksinasi
(Hartmann, 2017). Prevalensi FPV pada masing- dengan variabel matching berupa jenis kelamin
masing daerah berbeda. Beberapa klinik hewan dan umur. Karakteristik responden meliputi
melaporkan banyak kasus feline panleukopenia, pendidikan formal, pekerjaan, lama memelihara
tetapi juga ada yang tidak melaporkan kasus kucing, biaya pemeliharaan per bulan, dan waktu
meskipun metode diagnosa yang digunakan sama interaksi dengan kucing per hari.
(Decaro et al., 2010; Truyen dan Parrish, 2013;
Hartmann, 2017). Materi dan Metode
Kasus feline panleukopenia pertama kali
Populasi Studi
dilaporkan pada tahun 1920-an oleh Verge dan
Christoforoni (1928). Saat ini antibodi terhadap Besaran sampel pada kelompok kasus dan
feline panleukopenia telah dilaporkan di beberapa kelompok kontrol dengan rasio 1:1 dihitung
negara, seperti Vietnam (Miyazawa et al., 1999), meng­ gunakan rumus Schlesselman (1982).
Thailand (Pirarat et al., 2002), Amerika Serikat Hasil sampel dalam setiap kelompok sebesar 16
(Lappin et al., 2002; DiGangi et al., 2011; Litster diperoleh dari nilai ψ = 15,575 (Bergmann et al.,
and Benjanirut, 2014), Korea Selatan (Kang et al., 2018) dan p0 = 0,05. Penelitian ini menggunakan
2007; Shin et al., 2012; Kim et al., 2013), Jerman 35 ekor kucing pada kelompok kasus dan 35 ekor
(Neuerer et al., 2008; Mende et al., 2014), Iran kucing pada kelompok kontrol.
(Mosallanejad et al., 2009), Italia (Decaro et al., Kelompok kasus meliputi kucing penderita
2010), Hungaria (Demeter et al., 2010), Portugal feline panleukopenia yang didiagnosis secara
(Duarte et al., 2012; Miranda et al., 2017), klinis dan dinyatakan positif dengan uji Anigen
India (Parthiban et al., 2014; Mukhopadhyay FPV Ag Test Kit (Bionote, Korea Selatan). Kasus
et al., 2017; Raheena et al., 2017), Turki (Gur yang digunakan adalah kasus yang tercatat dalam
dan Avdatek, 2016), dan Mesir (Awad et al., rekam medis pada bulan Oktober – Desember
2018 pada klinik hewan Kayu Manis dan Naroopet

207
Riyandini Putri, et. al.

di DIY. Kucing pada kelompok kasus meliputi Analisis Data


semua golongan umur dan jenis kelamin, berada Tabel 3x2 dan 4x2 ditransformasi untuk mem­
di wilayah DIY, serta memiliki pemilik. Kelompok peroleh variabel dummy dalam tabel 2x2 sehingga
kontrol adalah kucing yang dipelihara oleh pengaruh dari setiap variabel dummy terhadap
tetangga dari pemilik kucing pada kelompok kasus kejadian penyakit dapat diketahui. Ana­lisis data
dalam satu RT dengan umur dan jenis kelamin dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak
disesuaikan dengan kelompok kasus. Kucing EpiInfo untuk mengetahui nilai McNemar’s test,
dikeluarkan dari kelompok kasus dan kontrol Fisher’s exact test, nilai probabilitas (p), odds ratio
apabila kucing tidak memiliki pemilik dan tidak (OR), dan 95% confidence interval (CI). Estimasi
memiliki data historis seperti halnya pada kucing attributable fraction (AF) dihitung menggunakan
liar. Selain itu, apabila kucing pernah tidak pulang rumus (Martin et al., 1987).
selama lebih dari satu minggu maka kucing tidak
dipilih sebagai sampel. Penentuan faktor risiko Hasil dan Pembahasan
dilakukan dengan wawancara pemilik kucing
menggunakan kuisioner terstruktur. Observasi Karakteristik demografi pemilik diteliti untuk
lingkungan sekitar rumah responden dilakukan memahami potensi hubungan antara faktor pemilik
untuk mencocokkan jawaban wawancara.
Tabel 1. Analisis bivariat faktor pemilik kucing terhadap kejadian feline panleukopenia.

Estimasi 95% Estimasi Nilai


No. Variabel Kontrol
OR CI AF p
Sekolah
Perguruan
1. Pendidikan terakhir Menengah
Tinggi (PT)
Atas (SMA)
Sekolah
Menengah Atas 0 7 1,40 0,44-4,41 0,29 0,581
Kasus (SMA)
Perguruan
5 23 Ref.
Tinggi (PT)
2. Pekerjaan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Ya Tidak
Ya 1 6 3,00 0,60-14,86 0,67 0,180
Kasus
Tidak 2 26 Ref.

Swasta Tidak Ya
Kasus Tidak 2 10 3,33 0,92-12,11 0,70 0,057
Ya 3 20 Ref.
Pelajar/Mahasiswa Ya Tidak
Kasus Ya 0 5 5,00 0,58-42,80 0,80 0,125
Tidak 1 29 Ref.
3. Lama memelihara kucing ≤ 1 tahun > 1 tahun
Kasus ≤ 1 tahun 2 14 3,50 1,15-10,63 0,71 0,019*

> 1 tahun 4 15 Ref.

4. Biaya setiap bulan ≤ Rp 500.000 > Rp 500.000


Kasus ≤ Rp 500.000 22 7 1,75 0,51-5,98 0,43 0,388

> Rp 500.000 4 2 Ref.

5. Waktu interaksi harian > 30 menit ≤ 30 menit


Kasus > 30 menit 24 6 2,00 0,50-12,36 0,50 0,344
≤ 30 menit 3 2 Ref.
Keterangan : p : Probabilitas; * p < 0,05; OR : Odds ratio; CI : Confidence interval; AF : Attributable fraction; Ref. : Nilai referensi
atau pembanding.

208
Faktor-Faktor Risiko Feline Panleukopenia pada Kucing di Daerah Istimewa Yogyakarta

dan manajemen pemeliharaan kucing terhadap pada Tabel 1. Lama pemeliharaan dihubungkan
kejadian penyakit. Faktor pemeliharaan kucing dengan pengalaman memelihara kucing. Waktu
dan gaya hidup mungkin mempengaruhi risiko pemeliharaan kucing semakin lama maka pemilik
paparan agen infeksius, risiko trauma fisik, atau memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai
kecenderungan adanya masalah perilaku tertentu perilaku kucing dan melakukan manajemen
(Johnston et al., 2017). pemeliharaan yang baik. Kucing dengan pemilik
Analisis faktor responden atau pemilik ter­ yang memelihara kucing kurang dari satu tahun
hadap kejadian feline panleukopenia dapat dilihat memiliki kemungkinan 3,50 kali lebih besar

Tabel 2. Analisis bivariat faktor risiko karakteristik kucing terhadap kejadian feline panleukopenia.

Estimasi Estimasi
No. Variabel Kontrol 95% CI Nilai p
OR AF
1. Jenis Kucing
Kucing Ras Tidak Ya
Kasus Tidak 7 13 1,86 0,74-4,65 0,46 0,180
Ya 7 8 Ref.
Kucing Lokal Ya Tidak
Kasus Ya 2 12 4,00 1,13-14,18 0,75 0,021*
Tidak 3 18 Ref.
Kucing Campuran Tidak Ya
Kasus Tidak 19 10 1,67 0,61-4,59 0,40 0,332
Ya 6 0 Ref.
2. Kebiri Tidak Ya
Kasus Tidak 25 9 9,00 1,14-71,04 0,89 0,125
Ya 1 0 Ref.
3. Asal Kucing
Pasar Hewan Ya Tidak
Kasus Ya 1 10 10,00 1,28-78,12 0,90 0,006*
Tidak 1 23 Ref.
Adopsi Kucing Liar Ya Tidak
Kasus Ya 1 9 9,00 1,14-71,04 0,89 0,012*
Tidak 1 24 Ref.
Pemberian Tidak Ya
Kasus Tidak 17 12 3,00 0,97-9,30 0,67 0,049*
Ya 4 2 Ref.
Dipelihara Sejak Kecil Tidak Ya
Kasus Tidak 14 13 3,25 1,06-9,97 0,70 0,031*
Ya 4 4 Ref.
4. Keberadaan Kucing Baru Ya Tidak
Kasus Ya 5 26 13,00 3,09-54,78 0,92 0,000*
Tidak 2 2 Ref.
5. Jumlah Kucing Satu kucing > satu kucing
Kasus Satu kucing 3 12 1,50 0,61-3,67 0,33 0,371
> satu kucing 8 12 Ref.
6. Sistem Pemeliharaan
Indoor Tidak Ya
Kasus Tidak 3 12 2,00 0,75-5,33 0,50 0,167
Ya 6 14 Ref.
Outdoor Ya Tidak
Kasus Ya 0,5a 4,5a 9,00 0,48-167,17 0,89 0,074
Tidak 0,5a 31,5a Ref.
Indoor dan Outdoor Tidak Ya
Kasus Tidak 9 2 3,50 0,06-1,37 0,71 0,109
Ya 7 17 Ref.
7. Vaksinasi Tidak Ya
Kasus Tidak 4 29 29,00 3,95-212,90 0,96 0,000*
Ya 1 1 Ref.
Keterangan: p : Probabilitas; * p < 0,05; OR : Odds ratio; CI : Confidence interval; AF : Attributable fraction; a : koreksi Haldane-
Anscombe, Ref. : Nilai referensi atau pembanding.

209
Riyandini Putri, et. al.

terjangkit feline panleukopenia dibandingkan short hair (χ2 = 1,75) serta status kebiri (χ2 = 0,05)
kucing dengan pemilik yang telah memelihara tidak memiliki asosiasi dengan kurangnya antibo-
kucing lebih dari satu tahun. di terhadap feline panleukopenia virus (FPV).
Faktor pemilik meliputi pendidikan, peker­ Asal kucing memiliki asosiasi dengan kejadi­
jaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), pegawai swasta, an feline panleukopenia. Kucing yang berasal dari
pelajar, biaya yang dikeluarkan dalam satu bulan pasar hewan (OR = 10,00) dan adopsi kucing liar
untuk setiap kucing, dan waktu harian interaksi (OR = 9,00) memiliki kemungkinan lebih besar
dengan kucing tidak memiliki asosiasi terhadap terjangkit feline panleukopenia. Kucing di pasar
kejadian penyakit feline panleukopenia (p > 0,05). hewan dapat mengalami stres lingkungan akibat
Hasil penelitian Brady et al. (2012) menunjukkan overcrowding, umur muda, dan belum divaksin
bahwa pengaruh faktor sosio-ekonomi terhadap sehingga kucing rentan terhadap infeksi FPV.
penyakit canine parvovirus di Australia berbeda Kim et al. (2013) mengungkapkan bahwa kucing
dengan penelitian ini. Hasil penelitian tersebut liar menunjukkan tingkat positif FPV lebih tinggi
menyebutkan bahwa kejadian penyakit lebih dibandingkan kucing yang dipelihara dalam rumah
tinggi pada klaster dengan sosio-ekonomi tingkat karena kucing liar terpapar stres lingkungan lebih
bawah serta tingkat pekerjaan, penghasilan, dan tinggi dan biasanya tidak divaksin.
pendidikan rendah. Pemilik hewan kesayangan Kucing yang dipelihara sejak kecil memiliki
yang berpendidikan lebih rendah berpeluang lebih kemungkinan lebih kecil terjangkit feline panleu­
tinggi untuk membuang atau mengeliminasi hewan kopenia. Kucing yang dipelihara sejak kecil
mereka ke shelter. Hal ini berpengaruh besar pa­ bersama dengan induknya biasanya memiliki
da overpopulasi hewan kesayangan (Ramon antibodi maternal yang cukup. Bila induk kucing
et al., 2010) yang berperan dalam penyebaran sudah divaksin, maka kucing tersebut akan
penyakit. Kucing dengan biaya perawatan lebih memiliki kekebalan terhadap infeksi FPV.
besar mengindikasikan bahwa manajemen pe­ Penelitian ini menunjukkan bahwa keber­
meliharaan kucing tersebut lebih baik karena adaan kucing baru memiliki asosiasi terhadap
pemilik mengeluarkan uang lebih banyak untuk kejadian penyakit feline panleukopenia (p =
pakan, pasir, dan perawatan kesehatan meliputi 0,000). Populasi dengan kucing baru mempunyai
sterilisasi atau kebiri, obat cacing untuk parasit kemungkinan 13,00 kali lebih besar terjangkit
intestinal profilaksis, dan vaksinasi (Ramon et al., feline panleukopenia dibandingkan populasi
2010; Brady et al., 2012). tan­pa keberadaan kucing baru. Kasus feline
Analisis karakteristik kucing terhadap keja­ panleukopenia dapat dieliminasi sekitar 92%
dian feline panleukopenia dapat dilihat pada pada populasi tanpa kucing baru. Menurut Möstl
Tabel 2. Kucing lokal memiliki asosiasi terhadap et al. (2013), karantina pada kucing yang masuk
kejadian penyakit feline panleukopenia (p = ke dalam cat shelters memerlukan waktu minimal
0,021) dan mempunyai kemungkinan 4,00 kali selama 3 minggu hingga vaksin mulai bekerja.
lebih besar terjangkit feline panleukopenia diban­ Kucing yang baru masuk dalam cat shelter harus
dingkan kucing ras dan kucing campuran. Kasus diperiksa oleh dokter hewan kemudian diberi obat
feline panleukopenia dapat dieliminasi sekitar cacing dan vaksinasi secepatnya. Hal-hal tersebut
75% pada kucing ras dan campuran. Manajemen di atas dapat dilakukan oleh pemilik untuk
pemeliharaan termasuk tindakan preventif pada mencegah penularan feline panleukopenia atau
kucing lokal biasanya tidak sebaik kucing ras penyakit infeksius lainnya pada kucing baru.
atau kucing campuran sehingga kucing lokal lebih Kolom tabel sistem pemeliharaan kucing
rentan terhadap penyakit. outdoor pada Tabel 2 bernilai 0 sehingga Haldane-
Faktor kucing ras, kucing campuran, dan sta- Anscombe correction diterapkan (Ruxton and
tus kebiri (p > 0,05) tidak memiliki asosiasi ter­ha­ Neuha, 2013). Jumlah kucing yang dipelihara
dap kejadian penyakit feline panleukopenia. Hal dan sistem pemeliharaan indoor, outdoor, maupun
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh campuran tidak memiliki asosiasi dengan kejadian
Mende et al. (2014) bahwa jenis kucing atau breed feline panleukopenia (p > 0,05). Hal ini sesuai
yang terbatas pada jenis maine coon dan domestic dengan hasil penelitian Blanco et al. (2009).

210
Faktor-Faktor Risiko Feline Panleukopenia pada Kucing di Daerah Istimewa Yogyakarta

Vaksinasi memiliki asosiasi terhadap ke­ ja­ virus vaccination in healthy adult cats.
dian penyakit feline panleukopenia (P = 0,000). Journal of Feline Medicine and Surgery,
Kucing yang belum divaksin mempunyai ke­ 20(12), 1087–1093.
mungkinan 29,00 kali lebih besar terjangkit Blanco, K., Prendas, J., Cortes, R., Jimenez, C.,
feline panleukopenia dibandingkan kucing yang & Dolz, G. (2009). Seroprevalence of Viral
telah divaksin. Kasus feline panleukopenia dapat Infections in Domestic Cats in Costa Rica.
dieliminasi sekitar 96% pada kucing yang telah Journal of Veterinary Medical Science,
divaksin. Hal ini sesuai dengan penelitian yang 71(5), 661–663.
dilakukan oleh Mende et al. (2014) bahwa kucing
tanpa vaksinasi (χ2 = 23,51) memiliki asosiasi Brady, S., Norris, J. M., Kelman, M., & Ward, M.
dengan kurangnya antibodi terhadap FPV sehingga P. (2012). Canine parvovirus in Australia:
kucing berisiko terinfeksi feline panleukopenia. The role of socio-economic factors in
disease clusters. The Veterinary Journal,
Kesimpulan dan Saran 193(2), 522–528.
Csiza, C. K., Scott, F. W., De Lahunta, A., &
Kucing yang tidak divaksin (OR= 29,00;
Gillespie, J. H. (1971). Pathogenesis of feline
95% CI= 3,95-212,90), keberadaan kucing baru
panleukopenia virus in susceptible newborn
(OR= 13,00; 95% CI= 3,09-54,78), asal kucing
kittens I. Clinical signs, hematology, sero­
dari pasar hewan (OR= 10,00; 95% CI= 1,28-
logy, and virology. Infection and Immunity,
78,12) dan adopsi kucing liar (OR= 9,00; 95%
3(6), 833–7.
CI= 1,14-71,04), jenis kucing lokal (OR= 4,00;
95% CI= 1,13-14,18), dan lama memelihara Decaro, N., Buonavoglia, D., Desario, C., Amo­
kucing kurang dari satu tahun (OR= 3,50; 95% risco, F., Colaianni, M. L., Parisi, A., Terio,
CI= 1,15-10,63) merupakan faktor risiko kejadian V., Elia, G., Lucente, M. S., Cavalli, A.,
feline panleukopenia pada kucing. Martella, V., & Buonavoglia, C. (2010).
Berdasarkan hasil dari penelitian ini, vaksinasi Characterisation of canine parvovirus
dan karantina bagi hewan baru merupakan strains isolated from cats with feline
tindakan yang paling disarankan guna mencegah panleukopenia. Research in Veterinary
feline panleukopenia pada kucing. Kasus feline Science, 89(2), 275–278.
panleukopenia dapat dieliminasi sekitar 92% pada Demeter, Z., Palade, E. A., & Rusvai, M. (2010).
populasi tanpa kucing baru dan sekitar 96% pada Feline Panleukopenia Virus Infection in
kucing yang telah divaksin. Various Species From Hungary. Lucrari
Stiintifice Medicina Veterinara, 43(1), 73–
Ucapan Terima Kasih 81.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada DiGangi, B. A., Gray, L. K., Levy, J. K., Dubovi,
segenap staf dan pegawai Klinik Hewan Kayu E. J., & Tucker, S. J. (2011). Detection of
Manis dan Naroopet yang telah membantu dalam protective antibody titers against feline
pengumpulan data pada kelompok kasus. panleukopenia virus, feline herpesvirus-1,
and feline calicivirus in shelter cats using
Daftar Pustaka a point-of-care ELISA. Journal of Feline
Medicine and Surgery, 13(12), 912–918.
Awad, R. A., Khalil, W. K. B., & Attallah, A.
G. (2018). Epidemiology and diagnosis Duarte, A., Fernandes, M., Santos, N., & Tavares,
of feline panleukopenia virus in Egypt: L. (2012). Virological Survey in free-
Clinical and molecular diagnosis in cats. ranging wildcats (Felis silvestris) and
Veterinary World, 11(5), 578–584. feral domestic cats in Portugal. Veterinary
Microbiology, 158(3–4), 400–404.
Bergmann, M., Schwertler, S., Reese, S., Speck,
S., Truyen, U., & Hartmann, K. (2018). Gur, S., & Avdatek, K. (2016). A serological
Antibody response to feline panleukopenia investigation for feline panleukopenia

211
Riyandini Putri, et. al.

virus in Cats in Afyonkarahisar. Kocatepe Miyazawa, T., Ikeda, Y., Nakamura, K., Naito, R.,
Veterinary Journal, 9(3), 165–170. Mochizuki, M., Tohya, Y., Vu, D., Mikami,
Hartmann, K. (2017). Feline Panleukopenia T., & Takahashi, E. (1999). Isolation of
Update on Prevention. The Thai Journal of Feline Parvovirus from Peripheral Blood
Veterinary Medicine, 47, S101–S104. Mononuclear Cells of Cats in Northern
Vietnam. Microbiology and Immunology,
Johnston, L., Szczepanski, J., & Mcdonagh,
43(6), 609–612.
P. (2017). Demographics, lifestyle and
veterinary care of cats in Australia and New Mosallanejad, B., Avizeh, R., & Ghorbanpoor
Zealand. Journal of Feline Medicine and Najafabadi, M. (2009). Antigenic detection
Surgery, 19(12), 1–7. of feline panleukopenia virus (FPV) in
Kang, S. C., Kang, K. Il, Jean, Y. H., & Kim, J. diarrhoeic companion cats in Ahvaz area.
H. (2007). Feline Panleukopenia Virus Iranian Journal of Veterinary Research,
Infection in Imported Cats. Korean Journal 10(3), 289–293.
of Veterinary Research, 47(4), 437–441. Möstl, K., Egberink, H., Addie, D., Frymus,
Kim, S. G., Lee, K. I., Kim, H. J., & Park, H. M. T., Boucraut-Baralon, C., Truyen, U.,
(2013). Prevalence of feline panleukopenia Hartmann, K., Lutz, H., Gruffydd-Jones, T.,
virus in stray and household cats in Seoul, Radford, A. D., Lloret, A., Pennisi, M. G.,
Korea. Journal of Veterinary Clinics, 30(5), Hosie, M. J., Marsilio, F., Thiry, E., Belák,
333–338. S., & Horzinek, M. C. (2013). Prevention
of infectious diseases in cat shelters: ABCD
Lappin, M. R., Andrews, J., Simpson, D., &
guidelines. Journal of Feline Medicine and
Jensen, W. A. (2002). Use of serologic tests
Surgery, 15(7), 546–554.
to predict resistance to feline herpesvirus
1, feline calicivirus, and feline parvovirus Mukhopadhyay, H. K., Nookala, M., Thangamani,
infection in cats. Journal of the American N. R. K., Sivaprakasam, A., Antony, P. X.,
Veterinary Medical Association, 220(1), Thanislass, J., Srinivas, M. V., & Pillai, R.
38–42. M. (2017). Molecular characterisation of
Litster, A., & Benjanirut, C. (2014). Case series parvoviruses from domestic cats reveals
of feline panleukopenia virus in an animal emergence of newer variants in India.
shelter. Journal of Feline Medicine and Journal of Feline Medicine and Surgery,
Surgery, 16(4), 346–353. 19(8), 846–852.
Martin, S. W., Meek, A. H., & Willeberg, P. (1987). Neuerer, F. F., Horlacher, K., Truyen, U., &
Veterinary Epidemiology; Principles and Hartmann, K. (2008). Comparison of
Methods (First ed). Ames: Iowa State different in-house test systems to detect
University Press. parvovirus in faeces of cats. Journal of
Feline Medicine and Surgery, 10(3), 247–
Mende, K., Stuetzer, B., Sauter-Louis, C.,
251.
Homeier, T., Truyen, U., & Hartmann, K.
(2014). Prevalence of antibodies against Parthiban, M.,Aarthi, K. S., Balagangatharathilagar,
feline panleukopenia virus in client-owned M., & Kumanan, K. (2014). Evidence of
cats in Southern Germany. Veterinary feline panleukopenia infection in cats in
Journal, 199(3), 419–423. India. Virus Disease, 25(4), 497–499.
Miranda, C., Vieira, M. J., Silva, E., Carvalheira, Pirarat, N., Kaewamatawong, T., &
J., Parrish, C. R., & Thompson, G. (2017). Techangamsuwan, S. (2002). A retrospective
Genetic Analysis of Feline Panleukopenia immunohistochemistry study on feline
Virus Full-length VP2 Gene in Domestic panleukopenia virus, induced enteritis, in
Cats Between 2006–2008 and 2012–2014, cats. Thai Journal of Veterinary Medicine,
Portugal. Transboundary and Emerging 32(4), 71–78.
Diseases, 64(4), 1178–1183.

212
Faktor-Faktor Risiko Feline Panleukopenia pada Kucing di Daerah Istimewa Yogyakarta

Raheena, K. P., Priya, P. M., Mani, B. K., Mini, Shin, A., Lee, M., Kim, S., & Kang, S. H. (2012). On-
M., & Pillai, U. N. (2017). Comparison line capillary electrophoresis for enhanced
of different diagnostic test to detect feline detection sensitivity of feline panleukopenia
panleukopenia virus among cats in Kerala, virus. Journal of Chromatography B:
India. Indian Journal of Animal Research, Analytical Technologies in the Biomedical
51(2), 347–349. and Life Sciences, 909, 22–25.
Ramon, M. E., Slater, M. R., & Ward, M. P. (2010). Syafriati, T., & Sendow, I. (2003). Keberadaan
Companion animal knowledge, attachment Penyakit Feline Panleukopenia pada Kucing
and pet cat care and their associations with di Indonesia. Seminar Nasional Teknologi
household demographics for residents of Peternakan dan Veteriner, Bogor: 29-30
a rural Texas town. Preventive Veterinary September 2003. Hal. 477–480.
Medicine, 94, 251–263. Truyen, U., & Parrish, C. R. (2013). Feline pan­
Ruxton, G. D., & Neuha, M. (2013). Review of leukopenia virus: Its interesting evolution
alternative approaches to calculation of a and current problems in immunoprophylaxis
confidence interval for the odds ratio of a 2 against a serious pathogen. Veterinary
x 2 contingency table. Methods in Ecology Microbiology, 165, 29–32.
and Evolution, 4, 9–13.
Schlesselman, J. J. (1982). Case Control Study:
Design, Conduct, Analysis. New York:
Oxford University.

213

You might also like