School Uniforms Policy

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

School Uniforms Policy

School uniforms are uniforms worn by parents primarily for a school or otherwise educational
institution. In Indonesia, school uniforms tell many things such as students' grade level and school
or institution. In elementary school level for instance, students are asked to wear ‘red-white’
uniforms; while junior high school students are asked to wear 'blue-white' uniforms; and for senior
high school, students are asked to wear 'blue sky-white' uniforms. Except those formal-uniforms,
there are others such as scout uniforms and school or institutional uniforms. School uniforms
become a debate issue among parents nowadays. Some of them think that school uniforms are
necessary, while others think that they are not.

Some parents believe that school uniforms will make such good advantages to their children while
learning at school. First, school uniforms can keep students focused on their education, not their
clothes. Students will not concern on clothes color, clothes style, or clothes brand, if they wear same
school uniforms. Second, school uniforms may improve attendance and discipline. A 2010 study by
researchers at the University of Houston found that the average absence rate for girls in middle and
high school decreased by 7% after the introduction of uniforms. It is because school uniforms make
getting ready for school easier, which can improve punctuality. When uniforms are mandatory,
parents and students do not spend time choosing appropriate outfits for the school day. The last,
school uniforms are a symbol that every student is equal in getting same education. School
uniforms will not differentiate whether the students are rich or not and students’ economic or
social class.

In other hand, school uniforms can affect negatively on students psychology and performance in
learning at school. First, school uniforms restrict students' freedom of expression.  Students cannot
express themselves through clothes they wear. Second, uniforms also may have a detrimental effect
on students' self-image. When students have to wear the same outfits, rather than being allowed to
select clothes that suit their body types, they can suffer embarrassment at school. A 2003 study by
researchers at Arizona State University found that "students from schools without uniforms
reported higher self-perception scores than students from schools with uniform policies." Third,
some students also find uniforms less comfortable than their regular clothes, which may not be
conducive to learning. The last, school uniforms in public schools undermine the promise of a free
education by imposing an extra expense on families. Parents already pay taxes, and they still need
to buy regular clothes for their children to wear when they are out of school and for dress-down
days.

In conclusion, school uniforms remain important of the students’ forsakes. Students will be


discipline and will focus more on learning. School uniforms also will show them that they are equal
in learning. However, to cover all disadvantages of school uniforms such as restriction of students’
freedom of expression, students’ self-image, students’ comfort, and school uniforms’ extra expense,
there are several recommendations that need to be considered. First, allow the students to wear or
use some accessories as long as they are not break the regulation. Accessories usage can free their
expression, self-image, and promote their comfort in learning. Second, use two kinds of school
uniforms only; the formal school uniforms and scout uniforms. It is because extra school or
institutional uniforms will require extra money from parents.
Terjemahan:

Kebijakan Seragam Sekolah

Seragam sekolah adalah seragam yang dikenakan oleh siswa terutama untuk sekolah atau lembaga
pendidikan. Di Indonesia, seragam sekolah memberitahu banyak hal seperti tingkat dan sekolah
atau lembaga siswa. Dalam tingkat sekolah dasar misalnya, siswa diminta untuk memakai seragam
'merah-putih'; sementara siswa SMP diminta untuk mengenakan seragam 'biru-putih'; dan untuk
SMA, siswa diminta untuk memakai 'biru langit-putih' seragam. Selain seragam formal tersebut, ada
jenis seragam lainnya seperti seragam pramuka dan seragam sekolah atau institusi. Seragam
sekolah menjadi isu perdebatan di kalangan orang tua saat ini. Beberapa dari mereka berpikir
bahwa seragam sekolah itu diperlukan, sementara yang lain berpikir bahwa seragam sekolah itu
tidak perlu.
Beberapa orang tua percaya bahwa seragam sekolah akan memberikan beberapa kelebihan untuk
anak-anak mereka ketika belajar di sekolah. Pertama, seragam sekolah dapat membuat siswa fokus
pada pendidikan mereka, tidak pada pakaian mereka. Siswa tidak akan memikirkan warna
pakaianya, gaya pakaiannya, atau merek pakaian, jika mereka mengenakan seragam sekolah yang
sama. Kedua, seragam sekolah dapat meningkatkan tingkat kehadiran dan kedisiplinan. Sebuah
studi 2010 oleh para peneliti di University of Houston menemukan bahwa tingkat ketidakhadiran
rata-rata untuk anak perempuan di sekolah menengah dan tinggi mengalami penurunan sebesar
7% setelah mengenakan seragam. Hal ini karena seragam sekolah membuat bersiap-siap untuk
sekolah lebih mudah, yang mana dapat meningkatkan ketepatan waktu. Ketika seragam sekolah itu
wajib, orang tua dan siswa juga tidak menghabiskan waktu untuk memilih pakaian yang tepat
untuk pergi ke sekolah. Terakhir, seragam sekolah adalah simbol bahwa setiap siswa adalah setara
dalam mendapatkan pendidikan yang sama. Seragam sekolah tidak akan membedakan apakah
siswa itu kaya atau tidak dan kelas ekonomi atau kelas sosial siswa.
Di sisi lain, seragam sekolah dapat berpengaruh negatif pada psikologi dan tindakan siswa
dalam belajar di sekolah. Pertama, seragam sekolah membatasi kebebasan siswa untuk
berekspresi. Siswa tidak dapat mengekspresikan diri melalui pakaian yang mereka kenakan. Kedua,
seragam juga mungkin memiliki efek yang merugikan pada citra diri siswa. Ketika siswa harus
memakai pakaian yang sama, bukannya diperbolehkan untuk memilih pakaian yang sesuai dengan
jenis tubuh mereka, mereka dapat merasa malu di sekolah. Sebuah studi tahun 2003 oleh para
peneliti di Arizona State University menemukan bahwa "siswa dari sekolah tanpa seragam
melaporkan skor persepsi diri yang lebih tinggi daripada siswa dari sekolah dengan kebijakan
seragam sekolah." Ketiga, beberapa siswa juga menemukan seragam kurang nyaman daripada
pakaian yang biasa mereka kenakan, yang mungkin tidak kondusif untuk belajar. Terakhir, seragam
sekolah di sekolah umum merusak janji pendidikan gratis dengan memberlakukan beban ekstra
pada keluarga. Orang tua sudah membayar pajak, dan mereka masih perlu membeli pakaian biasa
untuk anak-anak mereka untuk memakai ketika mereka pulang dari sekolah dan untuk pakaian
sehari-hari.
Kesimpulannya, seragam sekolah tetap penting untuk kebaikan siswa. Siswa akan disiplin dan
akan lebih fokus pada pelajaran. Seragam sekolah juga akan menunjukkan kepada mereka bahwa
mereka itu setara dalam belajar. Namun, untuk menutup semua kekurangan dari seragam sekolah
seperti pembatasan kebebasan siswa dalam berekspresi, citra diri siswa, kenyamanan siswa, dan
biaya tambahan seragam sekolah, ada beberapa rekomendasi yang perlu dipertimbangkan.
Pertama, bolehkan siswa untuk memakai atau menggunakan beberapa aksesoris selama mereka
tidak melanggar peraturan. Penggunaan aksesoris dapat membebaskan ekspresi mereka, citra diri,
dan mempromosikan kenyamanan mereka dalam belajar. Kedua, gunakan dua jenis seragam
sekolah saja; seragam sekolah formal dan seragam pramuka. Hal ini karena seragam sekolah
tambahan atau akan membutuhkan uang ekstra dari orang tua.
Tablets vs Books

Fast development of modern technologies such as computer, cell phone and tablets bring many
advantages in human life. Almost every sector such as work, entertainment, and education are now
depending on technology. In educational sector, for example, there is a policy to use tablets to
replace textbooks. This policy makes a major debate among society. Some people agree that tablets
will make teaching-learning process better but some other thinks not.

Among those who agree, tablets bring some benefits. First, tablets help students learn more
material faster. Technology-based instruction can reduce the time students take to reach a learning
objective by 30-80%, according to the US Department of Education and studies by the National
Training and Simulation Association. Second, tablets can hold hundreds of textbooks on one device,
plus homework, quizzes, and other files, eliminating the need for physical storage of books and
classroom materials. The average tablet contains anywhere from 8 to 64 gigabytes (GB) of storage
space. Third, tablets contain many technological features that cannot be found in print textbooks.
Tablets give users the ability to highlight and edit text and write notes without ruining a textbook
for the next user. Tablets have a search function, a backlighting option to read in low light, and a
built-in dictionary. Interactive diagrams, games and videos increase student creativity, motivation,
attentiveness, and engagement with classroom activities. 

In other hand, people who disagree with the use of tablets point out several reasons. First, handheld
technological devices including tablets are associated with a range of health problems. Handhelds
contribute to Computer Vision Syndrome, which causes eyestrain, headaches, blurred vision, and
dry eyes, according to the American Optometric Association. Second, using tablets is more
expensive than using print textbooks. School will require purchasing hardware (the tablet) and
software (the textbooks), building new wi-fi infrastructure, and training teachers and
administrators how to use the technology. A broken tablet also requires an experienced technician
to fix, which can be costly and time-consuming. Plus, tablets constantly need charging, increasing
electricity demands on schools and the need for new electrical outlets. Third, tablets have too many
distractions for classroom use. Students may pay attention to apps, email, games, and websites
instead of their teachers. Tablets also enable students to cheat on schoolwork. Students can easily
avoid reading and analyzing texts on their own because they can quickly look up passages in an e-
textbook and search for answers on the internet.

In conclusion, tablets indeed bring so many advantages in education especially in teaching learning
process. However, we must see the other factors whether tablets are suitable to be used in
educational institution now or later. We cannot deny that tablets are so expensive with its entire
means of support. It is not fair if we allocate the entire budget to tablets while there are so many
schools which need more important facilities such as school buildings, classrooms, libraries, clean
toilets, and so forth.
Terjemahan:

Tablet vs Buku

Perkembangan cepat teknologi modern seperti komputer, ponsel dan tablet membawa banyak
keuntungan dalam kehidupan manusia. Hampir setiap sektor seperti pekerjaan, hiburan, dan
pendidikan sekarang tergantung pada teknologi. Di sektor pendidikan, misalnya, ada suatu
kebijakan untuk menggunakan tablet untuk menggantikan buku pelajaran. Kebijakan ini
menimbulkan perdebatan besar di antara masyarakat. Beberapa orang setuju bahwa tablet akan
membuat proses belajar-mengajar lebih baik tetapi beberapa lainnya berpikir tidak.

Di antara mereka yang setuju, tablet membawa berbagai manfaat. Pertama, tablet membantu siswa
untuk belajar lebih banyak materi pelajaran cepat. Teknologi berbasi instruksi dapat mengurangi
waktu siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran 30-80%, menurut US Department of Education
and studies by the National Training and Simulation Association. Kedua, tablet dapat menyimpan
ratusan buku pelajaran pada satu perangkat, ditambah dengan pekerjaan rumah, kuis, dan file
lainnya, menghilangkan kebutuhan untuk penyimpanan buku cetak dan materi kelas lainnya. Rata-
rata tablet memiliki daya simpan 8-64 gigabyte (GB). Ketiga, tablet mengandung banyak fitur
teknologi yang tidak dapat ditemukan dalam buku teks cetak. Tablet memberikan pengguna
kemampuan untuk mengaris bawahi dan mengedit teks dan menulis catatan tanpa merusak buku
untuk pengguna berikutnya. Tablet memiliki fungsi pencarian, pilihan backlighting untuk membaca
dalam cahaya rendah, dan kamus. Diagram interaktif, permainan dan video pada tablet juga
meningkatkan kreativitas siswa, motivasi, perhatian, dan keterlibatan dengan kegiatan kelas. 

Di sisi lain, orang yang tidak setuju dengan penggunaan tablet menunjukkan beberapa alasan.
Pertama, perangkat teknologi genggam termasuk tablet berhubungan dengan berbagai masalah
kesehatan. Perangkat teknologi genggam berkontribusi pada Computer Vision Syndrome, yang
menyebabkan kelelahan mata, sakit kepala, penglihatan kabur, dan mata kering, menurut American
Optometric Association. Kedua, menggunakan tablet lebih mahal daripada menggunakan buku
pelajaran cetak. Sekolah akan memerlukan pembelian hardware (tablet) dan perangkat lunak
(ebook), membangun infrastruktur wi-fi baru, dan pelatihan guru dan administrator bagaimana
menggunakan teknologi. Tablet yang rusak juga membutuhkan teknisi berpengalaman untuk
memperbaiki, yang dapat memakan biaya mahal dan memakan waktu. Ditambah lagi, tablet terus-
menerus perlu pengisian, meningkatnya permintaan listrik di sekolah dan kebutuhan untuk outlet
listrik baru. Ketiga, tablet memiliki terlalu banyak pengalihan untuk penggunaan di dalam kelas.
Siswa nantinya hanya memperhatikan aplikasi, email, game, dan website bukan guru mereka.
Tablet juga memungkinkan siswa untuk menyontek di sekolah. Siswa dapat dengan mudah
menghindari membaca dan menganalisis teks karena mereka dapat dengan cepat mencari bagian
dalam sebuah e-book dan mencari jawaban di internet.

Kesimpulannya, tablet memang membawa begitu banyak keuntungan dalam pendidikan terutama
dalam proses belajar mengajar. Namun, kita harus melihat faktor-faktor lain apakah tablet cocok
untuk digunakan di lembaga pendidikan sekarang atau nanti. Kita tidak dapat menyangkal bahwa
tablet begitu mahal dengan seluruh perangkat dukungannya. Ini tidak adil jika kita mengalokasikan
seluruh anggaran untuk tablet sementara ada begitu banyak sekolah yang membutuhkan fasilitas
yang lebih penting seperti gedung sekolah, ruang kelas, perpustakaan, toilet bersih, dan sebagainya.

You might also like