Efektivitas Pemanfaatan Rumpon Pada Operasi Penangkapan Ikan Di Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara
Efektivitas Pemanfaatan Rumpon Pada Operasi Penangkapan Ikan Di Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara
Efektivitas Pemanfaatan Rumpon Pada Operasi Penangkapan Ikan Di Perairan Kei Kecil, Maluku Tenggara
Oleh:
ABSTRACT
One of ways to increase the fishing operation effectiveness is done by using fish aggregating
device (FAD) called rumpon. The types of FAD used in Kei Kecil waters made from bamboos or
plastic drum material. This research objectives are (1) determining catch composition around FAD,
(2) comparing the effectiveness of two types of FAD on fishing operation, and (3) comparing the
effectiveness of fishing gears, operated around the FAD. The method that used in this research
was doing survey through observing fishing activities around the FAD. Fishing gear and FAD
samples were determined through purposive sampling method. These data were collected from
August to October 2007 in Kei Kecil Waters of South East Maluku. The kind of fish catch around
FAD were scad mackerel, frigate mackerel, and barred spanish mackerel. The most dominant of
catch was scad mackerel (80%), whereas percentage e of frigate mackerel and barred spanish
mackerel were 19% and 1%. The composition of the length size of scad mackerel, frigate mackerel,
and barred spanish mackerel were dominated by the large size. Type of bamboo FAD was more
efective compared with the plastic drum FAD type. Purse seine fishing was more efective compared
with gillnet and troll line fishing that operated around rumpon.
Key words: catch composition, effectiveness, fish aggregating device, Kei Kecil waters
ABSTRAK
Salah satu cara untuk meningkatkan efektivitas operasi penangkapan ikan adalah
penggunaan rumpon. Tipe rumpon yang digunakan di perairan Kei Kecil adalah rumpon dari rakit
bambu dan drum plastik. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menentukan komposisi hasil tangkapan di
sekitar rumpon, (2) membandingkan efektivitas kedua tipe rumpon dalam operasi penangkapan ikan,
dan (3) membandingkan efektivitas alat penangkapan ikan yang dioperasikan di sekitar rumpon.
Metode penelitian yang digunakan adalah survei, dengan mengikuti operasi penangkapan ikan di
sekitar rumpon. Sampel alat penangkapan ikan dan rumpon ditentukan secara purposive sampling
method. Penelitian dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2007 di Perairan Kei Kecil, Maluku
Tenggara. Jenis hasil tangkapan di sekitar rumpon adalah ikan layang, tongkol, dan tenggiri. Hasil
tangkapan paling dominan adalah ikan layang (80%), sedangkan persentase ikan tongkol dan
tenggiri adalah 19% dan 1%. Ikan layang, tongkol, dan tenggiri didominasi oleh ukuran besar. Tipe
rumpon bambu lebih efektif dibandingkan dengan rumpon drum plastik. Pukat cincin lebih efektif
dibandingkan jaring insang dan pancing tonda untuk dioperasikan di sekitar rumpon.
Kata kunci: komposisi hasil tangkapan, efektivitas, rumpon, perairan Kei Kecil
20 Marine Fisheries 2 (1): 19-28, Mei 2011
Tabel 1 Pengelompokan ukuran panjang ikan ke dalam kategori besar atau kecil.
No Jenis ikan Ukuran panjang (cm) Sumber pustaka
Kecil Besar
1 Layang < 25 ≥ 25 Murniati (2004)
2 Tongkol < 40 ≥ 40 Simbolon (2007)
3 Tenggiri < 50 ≥ 55 Pauly & Martosubroto (1996)
kapan ikan, dengan jumlah tangkapan terba- plastik dengan komposisi ukuran besar dan ke-
nyak diperoleh dari pukat cincin, kemudian me- cil sebanyak 1.873 ekor (3,28%) dan 1.342 ekor
nyusul jaring insang dan pancing tonda (Gam- (2,35%). Tongkol kategori ukuran besar dan ke-
bar 1). cil juga banyak tertangkap pada rumpon bambu
seperti halnya dengan layang, sedangkan teng-
Jumlah ikan yang tertangkap pada lokasi giri semuanya masuk kategori ukuran besar
rumpon bambu jauh lebih banyak dibandingkan dan tertangkap pada rumpon bambu (Gambar
dengan yang tertangkap pada rumpon drum 6).
plastik. Jenis ikan yang tertangkap pada rum-
pon bambu adalah ikan layang, tongkol, dan Ikan layang kategori ukuran kecil yang
tenggiri, dan jumlah ikan layang dominan diban- tertangkap di Perairan Kei Kecil berkisar 9-24
dingkan dengan ikan lainnya. Jenis ikan yang cm, sedangkan kategori ukuran besar 26-40
tertangkap pada rumpon drum plastik hanya cm. Ikan layang ini tertangkap dengan pukat
ikan layang dan tongkol, dengan perbedaan cincin dan jaring insang, dimana kategori ukur-
jumlah keduanya yang kecil. Hal ini berarti bah- an kecil cukup banyak tertangkap dengan pukat
wa ikan tenggiri hanya tertangkap pada rumpon cincin. Dari total tangkapan ikan layang seba-
bambu. Jenis dan jumlah ikan yang tertangkap nyak 57.087 ekor, kategori ukuran besar seba-
dari kedua tipe rumpon disajikan pada Gambar nyak 27.213 ekor (48%) dan ukuran kecil seba-
2. nyak 25.744 ekor (45%) tertangkap dengan pu-
kat cincin, sedangkan sisanya 4.130 ekor (7%)
Komposisi jumlah tangkapan menurut je- masuk dalam kategori ukuran besar dan ter-
nis alat tangkap dan tipe rumpon dapat dilihat tangkap dengan jaring insang (Gambar 7a). Ha-
pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3 terlihat sil tangkapan ikan tongkol kategori ukuran kecil
bahwa hasil tangkapan pukat cincin lebih ba- berkisar 26-40 cm, sedangkan kategori besar
nyak, baik di lokasi pemasangan rumpon bam- berukuran 56-81 cm. Ikan ini tertangkap seba-
bu maupun rumpon drum plastik. Sedangkan nyak 13.190 ekor oleh ketiga jenis alat tangkap.
hasil tangkapan paling rendah diperoleh dari Hasil tangkapan ikan tongkol ini didominasi ka-
pancing tonda untuk kedua jenis rumpon. Pada tegori ukuran kecil, yaitu 10.568 ekor (80%)
gambar juga terlihat bahwa hasil tangkapan da- yang tertangkap dengan pukat cincin, sedang-
ri rumpon bambu lebih banyak daripada rum- kan sisanya yang masuk dalam kategori ukuran
pon drum plastik. Berat ikan yang tertangkap besar sebanyak 567 ekor (4%) tertangkap de-
pada rumpon bambu dan rumpon drum plastik ngan pukat cincin, 1.040 ekor (8%) dengan ja-
masing-masing sebanyak 9.554 kg dan 4.474 ring insang, dan 1.006 ekor (8%) dengan pan-
kg. Komposisi tangkapan ketiga jenis alat tang- cing tonda (Gambar 7b).
kap pada setiap tipe rumpon dapat dilihat pada
Gambar 4a. Jumlah ikan yang tertangkap de- Ikan tenggiri hanya tertangkap dengan
ngan pukat cincin, jaring insang, dan pancing jaring insang, dan semuanya termasuk dalam
tonda masing-masing sebanyak 12.230 kg, kategori ukuran besar. Kisaran ukuran panjang
1.100 kg, dan 708 kg. Komposisi tangkapan ikan ini berkisar 56-81 cm.
yang berasal dari rumpon bambu dan rumpon Efektivitas Rumpon dan Alat tangkap
drum plastik untuk ketiga jenis alat tangkap da-
pat dilihat pada Gambar 4b. Efektivitas rumpon terhadap operasi pe-
nangkapan ikan disajikan pada Tabel 2. Nilai
Ukuran Panjang Ikan efektivitas rumpon bambu adalah 92%, sedang-
Jumlah ikan layang kategori ukuran be- kan rumpon drum plastik hanya 8%. Hal ini me-
sar lebih banyak dibandingkan dengan kategori nunjukkan bahwa rumpon bambu jauh lebih e-
ukuran kecil. Ikan tongkol didominasi oleh kate- fektif dibandingkan rumpon drum plastik. Efek-
gori ukuran kecil, sedangkan tenggiri semuanya tivitas alat tangkap yang dioperasikan pada lo-
masuk dalam kategori besar (Gambar 5). kasi rumpon selama penelitian disajikan pada
Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, pukat cincin me-
Ikan layang, baik kategori ukuran besar miliki tingkat efektivitas yang jauh lebih tinggi
maupun ukuran kecil dominan tertangkap pada (91%), dibandingkan dengan jaring insang dan
rumpon bambu, yaitu masing-masing 30.572 e- pancing tonda. Alat tangkap yang memiliki ting-
kor (53,55%) dan 23.300 ekor (40,82%), se- kat efektivitas paling rendah adalah pancing
dangkan sisanya tertangkap pada rumpon drum tonda, yaitu sebesar 1%.
Simbolon et al. – Efektivitas Pemanfaatan Rumpon di Kei Kecil, Maluku Tenggara 23
Gambar 1 Jumlah setiap spesies ikan yang tertangkap menurut jenis alat tangkap.
Gambar 2 Jumlah setiap spesies ikan yang tertangkap menurut tipe rumpon.
Gambar 3 Jumlah hasil tangkapan menurut kombinasi jenis alat tangkap dan tipe rumpon.
24 Marine Fisheries 2 (1): 19-28, Mei 2011
Gambar 4 Persentase berat ikan menurut jenis rumpon (A) dan alat tangkap (B).
Gambar 7 Komposisi ukuran panjang ikan menurut jenis alat tangkap, layang (A) dan tongkol (B).
tangkapan dengan menggunakan alat bantu na informasi yang diperoleh dari nelayan bahwa
rumpon bambu terdiri dari ikan tembang, daun musim penangkapan ikan layang terjadi sekitar
bambu, tongkol, selar, layang, bawal hitam, la- Maret-Oktober, dan puncaknya pada bulan
yur dan lain sebagainya. Prasetyo (1999), me- Sep-tember. Ikan layang ini paling banyak ter-
laporkan bahwa komposisi ikan yang tertang- tangkap dengan pukat cincin, tetapi jumlah ikan
kap dengan purse seine yang menggunakan layang kategori kecil juga cukup banyak, yaitu
lampu listrik dan rumpon bambu di perairan 45% (Gambar 7). Hal ini menunjukkan bahwa
Utara Jawa antara bulan April hingga Mei 1999, produktivitas pukat cincin cukup besar, tetapi
adalah ikan selar bentong, layang, tongkol, ba- selektivitasnya rendah. Hal ini sesuai dengan
wal hitam, layur, pepetek dan cumi-cumi. pendapat Budihardjo et al. (1989), bahwa pukat
cincin memiliki selektivitas yang rendah walau-
Tangkapan pukat cincin pada rumpon
pun produktivitasnya cukup tinggi.
bambu jauh lebih banyak dibandingkan dengan
tangkapan pada rumpon drum plastik. Hal ini Jenis hasil tangkapan jaring insang lebih
disebabkan karena frekuensi operasi penang- bervariasi dibandingkan dengan alat tangkap
kapan ikan di rumpon bambu lebih banyak di- pancing tonda, karena pancing tonda hanya
bandingkan dengan di rumpon drum plastik. menangkap ikan tongkol, sedangkan jaring in-
Produktivitas (kg/setting) juga lebih besar pada sang menangkap ikan layang, tongkol dan
rumpon bambu dibandingkan pada rumpon tenggiri. Hal ini mengindikasikan bahwa umpan
drum plastik, karena densitas ikan di rumpon buatan yang digunakan kemungkinan hanya
bambu diduga lebih banyak dibandingkan de- efektif merangsang ikan tongkol. Kondisi terse-
ngan rumpon drum plastik. but juga terkait erat dengan pendapat von Brant
(1984) yang menyatakan bahwa umpan buatan
Salah satu faktor yang mempenggaruhi
berwarna putih biru cukup efektif untuk merang-
hasil tangkapan pukat cincin jauh lebih banyak
sang ikan tongkol. Gunarso (1985), menyata-
dibandingkan dengan jaring insang dan pancing
kan bahwa mata pancing yang berkilau, lem-
tonda adalah konstruksi alat tangkap. Pukat
pengan timah atau bahan sendok yang berkilau
cincin terdiri dari 3 bagian, umumnya mempu-
dapat dijadikan umpan yang efektif. Hal terse-
nyai spesifikasi dan bahan yang digunakan sa-
but dimaksudkan agar ikan dapat dipikat oleh
ma hanya ukurannya saja yang berbeda. Ukur-
bentuk, gerak, warna dan terutama refleksi
an panjang jaring berkisar 200-600 m, dan le-
cahaya tertentu. Menurut von Brandt (1984),
bar antara 40-70 m. Semakin panjang jaring,
umpan tiruan dapat terbuat dari bulu ayam,
maka semakin besar pula garis tengah ling-
bulu domba, kain-kain berwarna menarik, plas-
karan dan menyebabkan semakin besar pelu-
tik atau dari karet berbentuk miniatur menyeru-
ang gerombolan ikan tidak terusik perhatian-
pai aslinya, misalnya berbentuk cumi-cumi ikan
nya, karena jarak antara gerombolan ikan de-
sehingga menarik ikan pemangsa untuk me-
ngan dinding pukat cincin semakin besar, aki-
nyambarnya.
batnya peluang ikan untuk tertangkap akan se-
makin besar (Sondita, 1986; Subani, 1986). Hasil perbandingan efektivitas kedua tipe
rumpon, menunjukkan bahwa rumpon bambu
Pada sisi yang lain, tangkapan jaring in-
lebih efektif dibandingkan dengan rumpon drum
sang dan pancing tonda pada kedua tipe rum-
plastik, terutama jika dilihat dari kontribusi yang
pon tidak terlalu jauh berbeda, baik jumlah
diberikan untuk produksi hasil tangkapan. Nilai
maupun ukurannya. Tangkapan jaring insang
efektivitas yang tinggi sangat nyata terlihat pa-
dan pancing tonda dari rumpon bambu masing-
da rumpon bambu, yaitu sebesar 92%, sedang-
masing 10% dan 5%, sedangkan tangkapan
kan nilai efektivitas rumpon drum plastik hanya
dari rumpon drum plastik masing-masing 4%
sebesar 8%. Secara parsial, pukat cincin me-
dan 5% (Gambar 4a). Selanjutnya pada Gam-
miliki nilai efektivitas yang tinggi, dan sangat
bar 7 terlihat bahwa hasil tangkapan kedua
nyata terlihat pada rumpon bambu yang memi-
jenis alat tangkap ini hanya ikan ukuran besar.
liki nilai efektivitas sebesar 94%, sedangkan ni-
Hal ini sangat berhubungan erat dengan tingkat
lai efektivitas pukat cincin dengan mengguna-
selektivitas alat tangkap. Jaring insang dengan
kan rumpon drum plastik hanya 6%. Hasil ini
ukuran mesh size 5,5 inci hanya menangkap
menunjukkan bahwa pukat cincin memiliki nilai
ikan dengan ukuran tertentu. Hal yang sama
efektivitas yang tinggi dengan alat bantu rum-
juga terjadi pada pancing tonda yang hanya
pon bambu. Berbeda dengan jaring insang, ni-
menangkap ikan dengan ukuran tertentu saja
lai efektivitasnya sebesar 74% dengan meng-
sesuai dengan ukuran mata pancing.
gunakan alat bantu rumpon bambu, sedangkan
Ikan layang paling dominan tertangkap nilai efektivitasnya dengan menggunakan alat
selama penelitian, dan hanya tertangkap de- bantu rumpon drum plastik sebesar 26%. Pada
ngan pukat cincin dan jaring insang. Dominasi sisi lain, nilai efektivitas pancing tonda sebesar
ikan layang ini terkait erat dengan musim, kare- 78% dengan menggunakan alat bantu rumpon
Simbolon et al. – Efektivitas Pemanfaatan Rumpon di Kei Kecil, Maluku Tenggara 27
bambu, sedangkan nilai efektivitas alat tangkap Ukuran mata pancing yang digunakan
ini dengan menggunakan alat bantu rumpon pada pancing tonda di Perairan Maluku Teng-
drum plastik sebesar 22%. Hasil yang ditun- gara adalah nomor 4, 5, dan 6. Ikan yang ter-
jukkan ini merupakan perbandingan yang dila- tangkap dengan tonda ini adalah tongkol, dan
kukan untuk tiap jenis alat tangkap terhadap tangkapan terbanyak (62%) diperoleh dari mata
jenis rumpon yang digunakan. pancing nomor 6. Pertentase jumlah tangkapan
yang diperoleh dari mata pancing nomor 4 dan
Hasil yang disebutkan terakhir ini, tidak
nomor 5 masing-masing 15% dan 23%. Hasil
menunjukkan bahwa pancing tonda lebih efektif
penelitian ini berbeda dengan penelitian Alatas
dibandingkan dengan jaring insang. Jika dibuat
(2004) di perairan pantai barat Kabupaten
perbandingan antara alat tangkap, maka kontri-
Donggala pada bulan April sampai September
busi hasil tangkapan yang paling tinggi ditun-
walaupun menggunakan ukuran mata pancing
jukkan oleh pukat cincin dengan kontribusi se- yang sama. Hasil penelitian Alatas (2004) ini
besar 91% dari total hasil tangkapan, sedang- menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang di-
kan jaring insang dan pancing tonda masing- peroleh dari mata pancing no 5 lebih banyak
masing hanya memberikan kontribusi sebesar dibandingkan dengan mata pancing nomor 6.
8% dan 1% terhadap total hasil tangkapan. De- Hal ini terjadi kemungkinan karena perbedaan
ngan demikian, bila dibuat suatu perangkingan musim dan daerah penangkapan yang secara
terhadap eksistensi ketiga alat tangkap, maka otomatis berpengaruh terhadap jenis dan ukur-
pukat cincin berada pada urutan pertama, jaring an tubuh ikan yang tersedia di perairan. Simbo-
insang pada urutan kedua, dan pancing tonda lon dan Alimina (2008) menyatakan bahwa je-
pada urutan ketiga. nis dan ukuran tubuh ikan akan mempengaruhi
ukuran mulut ikan, dan selanjutnya mempenga-
Produktivitas alat tangkap pukat cincin
ruhi tingkah laku ikan untuk memilih ukuran ma-
dalam penelitian ini sebesar 12.230 kg/bulan
ta pancing yang sesuai dengan ukuran mulut-
atau setara dengan 146.760 kg/tahun sedang- nya.
kan dalam penelitian Djabaludin (2006), di Per-
airan Tidore lebih kecil yaitu 11.103,36 kg/ta-
hun. Padahal ukuran mini purse seine di Tidore
lebih panjang 200-600 m dan cara pengopera- KESIMPULAN
sian menggunakan mesin out board sebanyak Kesimpulan yang diperoleh dari peneliti-
4 buah sedangkan ukuran pukat cincin yang an ini adalah: (1) Komposisi jumlah menurut
digunakan nelayan di Perairan Kei Kecil Maluku spesies ikan yang tertangkap dengan pukat
Tenggara berkisar antara 200-400 m hanya cincin, jaring insang dan pancing tonda di seki-
menggunakan mesin out board sebanyak 2 u- tar rumpon Perairan Kei Kecil Maluku Tenggara
nit. Hal ini mungkin disebabkan karena stok adalah ikan layang sebanyak 57.087 ekor (80
ikan yang menjadi tujuan penangkapan pukat %), tongkol 13.190 ekor (19%), dan tenggiri 573
cincin di Perairan Maluku Tenggara masih cu- ekor (1%); (2) Hasil tangkapan yang termasuk
kup banyak dibandingkan dengan di Perairan dalam kategori ukuran besar untuk ikan layang
Tidore. Informasi ini penting untuk tujuan pe- (≥ 25 cm), tongkol (≥ 40 cm), dan tenggiri (≥ 55
ngelolaan perikanan. Untuk itu perlu dilakukan cm) masing-masing sebanyak 55%, 80%, dan
penelitian sejenis di Perairan Maluku Tenggara 100% dari jumlah tangkapan spesies yang ber-
agar dapat menjawab kebutuhan nelayan yang sangkutan; (3) Rumpon bambu yang atraktor-
menggunakan alat tangkap pukat cincin. nya banyak, lebih efektif sebagai alat bantu pe-
Ukuran ikan yang tertangkap dengan nangkapan ikan dibandingkan dengan rumpon
gillnet dalam penelitian di Perairan Maluku drum plastik yang atraktornya lebih sedikit; (4)
Tenggara didominasi oleh ukuran besar. Hal ini Pukat cincin lebih efektif dibandingkan dengan
kemungkinan terkait dengan mesh size yang jaring insang dan pancing tonda untuk diopera-
digunakan yaitu 5,5 inci. Hasil penelitian ini ber- sikan di lokasi sekitar rumpon.
beda dengan penelitian Burhanudin (2004) di
perairan Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur
yang menggunakan jaring insang dengan mesh DAFTAR PUSTAKA
size 2,5, 3,0, dan 3,5 inci, hasil tangkapannya
didominasi oleh ikan ukuran kecil dan produkti- Alatas U. 2004. Analisis hasil tangkapan dan res-
vitas rata-rata sebesar 62%. Hal ini berarti bah- pon penglihatan ikan tongkol (Euthynnus affi-
wa produktivitas jaring insang dengan mesh nis) pada pancing tonda menggunakan um-
size lebih kecil di perairan Kabupaten Alor lebih pan. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah
tinggi dibandingakan dengan produktivitas di Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 59
Perairan Kei Kecil Maluku Tenggara. hal.
28 Marine Fisheries 2 (1): 19-28, Mei 2011
Badan Litbang Perikanan. 1992. Pedoman tek- 2002. Pengkajian terhadap pemanfaatan
nis peningkatan produksi dan efisiensi pe- rumpon untuk penangkapan ikan pelagis:
nangkapan ikan pelagis melalui penerapan Antisipasi terhadap implementasi Code of
teknologi rumpon. Jakarta. 87 hal. Conduct for responsible fisheries. Laporan
Riset Unggulan Terpadu VIII. Lembaga Ilmu
Brandt V.A. 1984. Fish catching methods of the
Pengetahuan Indonesia. 158 hal
world. FAO Fishing News Books, Ltd. Farn-
ham-Surrey-England. Monintja dan Zulkarnain. 1995. Analisis dampak
pengoperasian rumpon tipe Philiphina di
Budihardjo, B. Sadhotomo, & S. B. Atmaja. 1989.
perairan teritorial selatan Jawa dan utara
Beberapa catatan mengenai aspek penda-
Sulawesi. Laporan Penelitian. Fakultas
patan pukat cincin di Pekalongan. Jurnal
Perikanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian
Perikanan Laut. Departemen Pertanian. Ja- Murniati A.S. 2004 100 Ikan laut ekonomis pen-
karta. No 53: 69-73. ting di Indonesia. Pusdiklat Perikanan De-
partemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Burhanudin K. 2004. Keanekaragaman jenis ikan
186 hal.
pelagis yang tertangkap dengan gillnet di
perairan Kabupaten Alor Nusa Tenggara Pauly and P. Martosubroto 1996. Basaline stu-
Timur. Tesis (tidak dipublikasikan). Sekolah dies of biodiversity. The Fish Resources of
Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. 64 Indonesia.
hal.
Prasetyo D.T. 1999. Studi pendahuluan ten-
Djabaludin N. 2006. Analisis pengembangan tang penggunaan echosounder dan sonar
perikanan soma pajeko (mini purse seine) di dalam operasi penangkapan ikan pelagis
perairan Tidore. Tesis (tidak dipublikasikan). kecil pada kapal purse seine di perairan
Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian utara Jawa. Skripsi (tidak dipublikasikan).
Bogor. 78 hal. Program Studi Pemanfaatan Sumber daya
Perikanan. Fakultan Perikanan dan Ilmu
Gafa B. dan W. Subani. 1993. Studi pengaruh
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. 67 hal.
rumpon terhadap perilaku ruaya ikan caka-
lang dan madidihang. Jurnal Penelitian Per- Simbolon D. 2007. Pendugaan daerah pe-
ikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut. nangkapan ikan tongkol berdasarkan pen-
Departemen Pertanian. Jakarta. No 73: 65- dekatan suhu permukaan laut deteksi sa-
78. telit dan hasil tangkapan di perairan Teluk
Palabuharatu. Jurnal Litbangda NTT. Ku-
Gunarso W. 1985. Tingkah laku ikan (diktat
pang. No. 04: 23-30.
kuliah). Jurusan Pemanfaatan Sumber da-
ya Perikanan. Fakultas Perikanan. Institut Simbolon D. dan N. Alimina. 2008. Analisis
Pertanian Bogor, Bogor. 149 hal. pancing tonda madidihang (Thunnus alba-
core) di perairan selatan Sulawesi Teng-
Imron M. 1997. Pengaruh pemakaian lampu
gara. Buletin SWIMP. Akademi Perikanan
dan rumpon terhadap hasil tangkapan ja-
Sorong. Edisi 8: 8-14.
ring insang lingkar yang dioperasikan di
perairan Palabuhanratu. Thesis (tidak di- Sondita M.F.A. 1986. Studi tentang peranan
publikasikan). Program Studi Teknologi pemikatan ikan dalam operasi purse seine
Kelautan. Program Pascasarjana. Institut milik PT. Tirta Raya Mina (Persero)
Pertanian Bogor. 87 hal. Pekalongan. Skripsi (tidak dipublikasikan).
Fakultas Perikanan. Institut Pertanian Bogor.
Monintja D.R. 1990. Study on the development
Bogor. 78 hal.
prospect of fish aggregating device for tuna
in Pelabuhanratu. Prosiding Seminar Hasil Subani W. 1986. Telaah penggunaan rumpon
Penelitian Fakultas Perikanan. Institut dan payaos dalam perikanan Indonesia.
Pertanian Bogor. Bogor. 137 hal. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai
Penelitian Perikanan Laut. Departemen
Monintja D. R. 1993. Study on the development of
Pertanian. Jakarta. Jakarta, 35: 35-45.
rumpon as fish aggregating devices in
Indonesia. Bulletin Maritek, FP1K-IPB. 3(2): Zulkarnain. 2002. Studi tentang penggunaan
137 p. rumpon pada bagan apung, di Teluk
Pelabuhan Ratu Jawa Barat. Thesis (Tidak
Monintja, D.R., M.F.A. Sondita, J. Widodo, R.
dipublikasikan). Program Pasca Sarjana.
Yusfiandayani, W. Mawardi, & E. S. Girsang.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. 121 hal.