Pengembangan Sistem Pengendali Kursor Menggunakan Sinyal Elektrookulogram (EOG)
Pengembangan Sistem Pengendali Kursor Menggunakan Sinyal Elektrookulogram (EOG)
Pengembangan Sistem Pengendali Kursor Menggunakan Sinyal Elektrookulogram (EOG)
KEYWORDS: ABSTRACT
Electrooculogram, Thresholding, Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) is an illness due to lack of nourishment in human
Cursor, Motor Disability motoric nerves. This illness causes the sufferer a loss in motoric movement. Thankfully there
is still an organ that move well regardless the illness, and that is eye movement. Eye tracking
method have been applied to controlling computer. Majority of eye tracking methods are
divided into two methods, video-oculography (VOG), and electrooculography (EOG). VOG
used camera as video recorder and processed using image processing to track eye movement.
EOG used skin electrode that were usually used in electrocardiography, which could detect
electrical activity on the back of eye. The principle in this research is to design a cursor
controlling system using EOG sensor and classified the signal using simple thresholding
method. The result would be cursor movement based on eye movement. Purpose of this final
assignment is to design a cursor controlling system based EOG sensor. The experimental
results yield an accuracy of 98% for the cursor movement controlling. The system can control
the direction of the cursor's movement but cannot control other activities of the cursor.
Pengonversi
Penguat
Mata Elektroda Filter Analog ke
Instrumentasi
Digital
Fokus dari penelitian ini ialah bagaimana akibat aktivitas listrik yang terjadi pada permukaan
penderita dapat berinteraksi dengan komputer kulit disekitar mata [3].
menggunakan gerakan mata. Teknik pendeteksi Sinyal EOG memiliki karakteristik amplitudonya
gerakan mata yang sudah ada saat ini adalah teknik berkisar antara 0 – 3,5 mV dan frekuensi kerja antara
pendeteksi gerakan mata berbasis video-okulografi 0,1 – 30 Hz [3]. Untuk itu sinyal perlu diberi
(VOG) dan berbasis elektrookulografi (EOG) [2]. penguatan dan filter sebelum dibaca mikrokontroler.
Pada VOG, kamera digunakan untuk merekam satu
B. Elektroda
atau kedua mata kemudian dengan algoritma
pendeteksi gerakan mata, mata dapat terekam. Elektroda berfungsi untuk mengubah arus listrik
Sedangkan EOG menggunakan sensor biopotensial dari pergerakan ion menjadi pergerakan elektron.
yang mendeteksi biopotensial pada sekitaran mata Elektroda yang digunakan biasanya terdiri Ag –
saat mata digerakkan. AgCl, elektrolit dan perekat untuk mengkonversi
Pada penelitian ini dikembangkan sistem kendali biopotensial menjadi tegangan yang bisa diolah
kursor berdasarkan sinyal EOG. Pendeteksi gerakan secara elektrik biasa. Gbr 2 menampilkan elektroda
mata yang digunakan adalah sensor EOG karena yang digunakan dan peletakan elektroda untuk
beberapa fiturnya, diantaranya adalah perekaman akusisi sinyal EOG.
sinyal EOG yang real-time memungkinkan respon
pengendalian komputer lebih cepat. Dari pengujian
didapatkan bahwa system yang dikembangkan dapat
menggerakkan kursor sesuai dengan pergerakan bola
mata.
II. METODE DAN BAHAN
dikuatkan adalah selisih tegangan dari titik A dan B, rangkaian IC INA128 tersebut menghasikan
dan selisih tegangan antara titik C dan D. penguatan sebesar 50x
D. Filter
Filter berfungsi untuk membatasi lebar pita dari
sinyal yang akan diolah sekaligus untuk meredam
atau menghilangkan derau. Seperti dijelaskan
sebelumnya, sinyal EOG memiliki lebar pita 0,1 – 30
Hz sehingga diperlukan sebuah filter bandpass untuk
membatasi sinyal keluaran dari penguat
instrumentasi. Filter membatasi lebar pita dari sinyal
masukan bagi analog-to-digital converter (ADC)
Gbr 4 Desain penguat instrumentasi
untuk menghindarkan sistem dari aliasing [4].
E. Signal Thresholding Karena rentang yang dibutuhkan hanya dari 0,1-30
Setelah dilakukan proses konversi anatog ke Hz, dibutuhkan band pass filter (BPF) yang terdiri
digital, pada sinyal dilakukan kalsifikasi untuk dari LPF dan HPF. Desain filter BPF pada penelitian
menentukan sinyal menunjukan gerakan bola matas ini seperti pada Gbr 5.
ke atas-bawah atau kiri-kanan. Proses klasifikasi
sinyal pada penelitian ini menggunakan thresholding
sinyal. Signal thresholding mengklasifikasi sinyal
berdasarkan nilai ambang batas, kategori sinyal yang
belum melewati ambang batas berbeda dengan
sinyal yang telah melewati ambang batas
signal thresholding
(a)
signal threshold
ch.horizontal ch.vertikal
(b)
ch. Horizontal ch. Vertikal
(c)
(d)
(b)
Gbr 9 (a) Hasil plot histogram data horizontal (b) vertikal
(kanan)*warna merah mewakili gerakan ke kiri, warna hijau
mewakili gerakan ke kanan, sedangkan warna biru mewakili
ketika diam. hasil plot histogram data vertikal *warna merah
mewakili gerakan ke bawah, warna hijau mewakili gerakan ke
atas, sedangkan warna biru mewakili ketika diam
148 JTIM : Jurnal Teknologi Informasi dan Multimedia, Vol. 1, No. 2, Agustus 2019, hlm. 143-149
Gbr 9 menampilkan hasil pengolahan data sinyal (EMG) [6]. Pada pengolahan sinyal EEG, sinyal
EOG untuk mencari nilai threshold dalam penentuan EOG menjadi noise yang cukup signifikan dimana
arah gerakan bola mata. Dari hasil plot sinyal tiap amplitude sinyal EOG yang lebih tinggi
kanal, dapat disimpulkan nilai threshold berada dibandingkan dengan sinyal EEG [7]. Untuk itu
diantara 400-500 dan 500-600. Untuk itu dilakukan diperlukan metode khusus untuk menghilangkan
pengujian sinyal dengan nilai threshold tersebut. sinyal EOG pada rekaman sinyal EEG [8].
Tabel 1 menampilkan akurasi dari percobaan Sementara itu pada pengolahan sinyal EMG, pada
penentuan threshold. Dari hasil pengujian yang kasus tertentu tidak semua pasien bisa menggunakan
diperoleh, diambil nilai threshold yang paling sesuai sinyal EMG utamanya pada pasien kelumpuhan total
dengan gerakan kursor dan memiliki akurasi yang [9]. Penggabungan beberapa sinyal sebagai sinyal
tinggi. Gerakan mata ke arah kiri diambil nilai masukan untuk penggerak kursor sebagai masukan
threshold 530 dengan akurasi jumlah gerakan kursor interaksi manusia dan komputer menjadi topik yang
yang terdeteksi sebesar 100%, gerakan mata ke arah menarik pada penelitian berikutnya.
kanan diambil nilai threshold 450 dengan akurasi Pada penelitian ini, klasifikasi gerakan bola mata
jumlah gerakan kursor yang terdeteksi sebesar 98%, hanya dilakukan menggunakan threshold pada kanal
gerakan mata ke arah bawah diambil nilai threshold yang terkait. Penggunaan machine learning untuk
550 dengan akurasi jumlah gerakan kursor yang klasifikasi gerakan bola mata bisa menjadi
terdeteksi sebesar 100%, dan gerakan mata ke atas pengembangan dari penelitian ini pada tahap
diambil nilai threshold 480 dengan akurasi jumlah selanjutnya [10].
gerakan kursor yang terdeteksi sebesar 90%.
Dari ujicoba yang telah dilakukan, sistem yang IV. KESIMPULAN
dibangun telah mampu menggerakkan kursor sesuai Pada penelitian ini dipaparkan tentang sistem
pergerakan bola mata. Perubahan pergerakan kursor penggerak kursor menggunakan sinyal EOG.
terjadi apabila terjadi perubahan arah arah gerakan Akurasi sistem dalam mengenali gerakan bola mata
bola mata. Kelemahan sistem yang dibuat adalah berkisar 90-100% dengan nilai threshold yang
belum dapat mengenali aktifitas lain selain berbeda-beda. Pada penelitian ini sinyal EOG hanya
pergerakan kursor. Aktifitas lain yang akan dicoba digunakan untuk menggerakan kursor ke berbagai
dikenali seperti ‘klik kiri’ atau ‘klik kanan’ sehingga arah. Penggunakan sinyal EOG untuk melakukan
lebih banyak interkasi antara pengguna dengan aktifitas yang lebih kompleks belum dilakukan.
komputer. EOG bisa menjadi pilihan untuk mode Pengenalan aktifitas yang berbeda untuk menambah
interaksi komputer dengan manusia karena interaksi antara pengguna dan komputer menjadi
kemudahan dalam akusisinya dibandingkan dengan topik penelitian yang menarik berikutnya mengingat
elektroensefalogram (EEG) atau elektromyogram terbatasnya bentuk sinyal EOG yang bisa dikenali.
JTIM : Jurnal Teknologi Informasi dan Multimedia, Vol. 1, No. 2, Agustus 2019, hlm. 143-149 149
REFERENSI
[1] P. Zhang, M. Ito, S. I. Ito, and M. Fukumi,
“Implementation of EOG mouse using learning vector
quantization and EOG-feature based methods,” Proc. -
2013 IEEE Conf. Syst. Process Control. ICSPC 2013,
no. December, pp. 88–92, 2013.
[2] A. López, F. Ferrero, D. Yangüela, C. Álvarez, and O.
Postolache, “Development of a computer writing
system based on EOG,” Sensors (Switzerland), vol. 17,
no. 7, pp. 1–20, 2017.
[3] S. Hadiyoso and A. Rizal, Instrumentasi Biomedis
Berbasis PC, First edit. Yogyakarta: Gava Media, 2015.
[4] A. Rizal, Instrumentasi Biomedis, First edit.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014.
[5] X. M. Pinos Eduardo, “Cursor Control System of a
Computer by Electro-Oculographs Signs for Motor
Disability,” IEEE Canada Int. Humanit. Technol. Conf.
-, vol. 2, 2014.
[6] M. Ahsan, M. Ibrahimy, and O. Khalifa, “EMG signal
classification for human computer interaction: a
review,” Eur. J. Sci. …, 2009.
[7] C. Burger and D. J. Van Den Heever, “Removal of
EOG artefacts by combining wavelet neural network
and independent component analysis,” Biomed. Signal
Process. Control, vol. 15, pp. 67–79, 2015.
[8] M. Dursun et al., “A new approach to eliminating EOG
artifacts from the sleep EEG signals for the automatic
sleep stage classification,” Neural Comput. Appl., vol.
28, no. 10, pp. 3095–3112, Oct. 2017.
[9] S. P. P. M, R. Swarnkar, M. F. Hashmi, and A. G.
Keskar, “Design and Implementation of a Speller based
on EMG Signal,” Int. J. Comput. Intell. Syst., vol. 10,
pp. 266–276, 2017.
[10] L. J. Qi and N. Alias, “Comparison of ANN and SVM
for classification of eye movements in EOG signals,” J.
Phys. Conf. Ser., vol. 971, no. 1, 2018.