Profil Anatomi Batang Kacang Komak (Lablab

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Biologi dan Pendidikan Biologi (2017), 10:2 p.

151-164
http://biota.ac.id/index.php/jb DOI: http://dx.doi.org/10.20414/jb.v10i2.8

PROFIL ANATOMI BATANG KACANG KOMAK (Lablab


purpureus (L.) Sweet) LOKAL PULAU LOMBOK

Stem Anatomical Investigation of Local Hyacinth Bean


(Lablab purpureus (L.) Sweet) in Lombok Island

Ervina Titi Jayanti


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, Nusa Tenggara Barat, Indonesia,
email: [email protected]

Abstract

Hyacinth bean (Lablab purpureus (L.) Sweet) is a member of


Fabaceae which has high economic potential but is still treated as
an underutilized crop. Research on Lombok’s hyacinth bean
focused on stem anatomical profile has never been conducted. The
aims of this research were to study stem anatomical profile of
hyacinth bean in Lombok, West Nusa Tenggara. Young and mature
stem were collected using exploration method. Anatomical sample
preparation was done using free hand section method, stained with
safranin, and mounted in a glycerine liquid. Sample was visualized
and documented using binocular microscope connected to the
digital camera integrated with ScopeImage 9 software. Data were
analyzed by a triangulation method. The result showed that stem
anatomical profile of hyacinth bean in Lombok by transversal
section consists of one layer of an epidermal cell and unicellular
glandular trichomes as it’s derivate. Parenchyma cell was found in
the cortex, interfascicular region, and pith in shape of rounded,
oval, up to polygonal and varied in size. Vascular tissue showed a
unique structure and became the distinctive feature od hyacinth
bean stem. There were 2 type of vascular bundles i.e big and small
vascular bundles. The large vascular bundles contain xylem and
phloem and the small vascular bundles may or may not contain
both xylem and phloem.
Jayanti, E. T.

Keywords: Hyacinth bean (Lablab purpureus (L.) Sweet), stem


anatomical profile, Lombok.

PENDAHULUAN

Kacang komak Lablab purpureus (L.) Sweet (sinonim


Dolichos lablab L.; D. purpureus L.; Lablab niger Medik) termasuk ke
dalam anggota family Fabaceae dan subfamily Papilionideae.
Lablab purpureus (2n = 24) memiliki nama lokal bonavist,
chicharos, chink, Egyptian bean, Indian bean, hyacinth bean (bahasa
Inggris), seem, sim, pharao, val, anulula, ararai, chapprada, chikkudu
(India), fiwi (Afrika Timur), lubia bean, kashrengeing (Sudan),
kacang komak, kerana, kacang biduk, kara gajih, kacang bado, kara
wedus, kacang peda (Indonesia), agaya, apikak, batao, hab
(Filipina), tua nang (Thailand), kara kanci (Malaysia), dan pegyi
(Myanmar). Sampai saat ini dikenal 3 subspesies L. purpureus (L.)
Sweet yaitu ssp. purpureus dengan polong besar, ukuran 10-40 mm,
termasuk varietas-varietas komersial seperti Highworth dan
Rongai; ssp. uncinatus dianggap sebagai ancestor liar yang
terdistribusi luas di Afrika Timur, polong kecil, ukuran 40x15 mm;
dan ssp. bengalensis yang dianggap tanaman asli Asia, polong
berbentuk linier-oblong, panjang 140x10-25 mm. Meskipun
bentuk polong menunjukkan perbedaan morfologi yang signifikan,
diyakini bahwa ssp. bengalensis dan ssp. uncinatus secara genetik
mirip.
Kacang ini merupakan salah satu jenis kacang-kacangan
minor yang masih terpinggirkan dan masih belum banyak digali
potensinya sebagai sumber pangan. Tanaman ini diklasifikasikan
sebagai sumber protein potensial yang masih belum banyak
dieksplorasi (NAS, 1979). Tanaman ini dikatakan sebagai tanaman
yang seharusnya menjadi prioritas dalam pengembangan potensi
anggota legum (kacang-kacangan) dalam bidang pertanian di
daerah tropis (Pengelly & Maass, 2001). Salah satu usaha untuk
mengubah paradigma tersebut adalah dengan menyediakan
informasi berupa data-data biologi ilmiah mendasar yang lengkap
tentang kacang komak. Data profil anatomi merupakan salah satu
data mendasar yang penting dalam usaha pengungkapan potensi
tanaman pangan. Data ini akan memberikan gambaran tentang

152 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi


Profil Anatomi Batang Kacang Komak …

struktur bagian dalam tubuh tumbuhan. Anatomi tumbuhan


merupakan ilmu yang mempelajari struktur internal tumbuhan,
baik pada tingkat organ, jaringan maupun sel. Dengan memiliki
pemahaman tentang struktur internal tanpa meninggalkan
pengetahuan tentang struktur eksternal (morfologi),
memungkinkan para peneliti untuk mengelaborasi lebih lanjut
tentang fungsi biologi yang ada. Fungsi tersebut baik koordinasi
intemal pada tubuh tumbuhan maupun interaksi antara tumbuhan
dengan lingkungannya. Hal ini mengingat proses fisiologis pada
tumbuhan terjadi pada tingkat sel maupun interaksi antarsel.
Struktur anatomi tubuh tumbuhan akan secara langsung
berkorelasi dengan kapasitas morfologi, fisiologi, biokimia,
maupun produktivitas suatu tanaman pangan.
Di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian yang
mengkaji tentang kacang komak. Penelitian yang mengkaji tentang
variasi morfologi dan genetik plasma nutfah kacang komak yang
ada di Indonesia khususnya Pulau Lombok menggunakan sumber
bukti morfologi dan molekuler telah dilakukan oleh Jayanti (2011),
akan tetapi penelitian yang mengkaji profil anatomi berbagai
varietas kacang komak yang ada di Pulau Lombok belum pernah
dilakukan. Dengan demikian penelitian ini merupakan rangkaian
penelitian lanjutan menggunakan sumber data yang berbeda
dalam upaya membangun database yang lengkap dan
komprehensif tentang kacang komak sebagai tanaman pangan
potensial di masa depan berbasis kearifan lokal.
Penelitian-penelitian biologi yang mengkaji anatomi
kacang-kacangan antara lain telah dilakukan oleh Shaheen (2008)
menggunakan bagian tangkai daun (petiole), daun, dan batang
Desmodium tortuosum Sw. sebagai objek penelitian di Mesir. Dalam
penelitiannya Shaheen mendapatkan bahwa bentuk sel
Desmodium pada bagian tangkai daun tidak beraturan (irregular).
Di bagian batang, Shaheen menemukan bahwa jaringan epidermis
penyusunnya terdiri atas deretan sel memanjang yang tersusun
rapat dan tidak memiliki stomata (mulut daun).
Penelitian yang mengkaji struktur anatomi kacang-
kacangan (Fabaceae) juga dilakukan oleh Vargas et.al. (2015) yang
mengkaji struktur sekretori dan anatomi Rhynchosia da Silva et al.
(2013), mengkaji tentang struktur anatomi batang dan daun

Volume 10, Nomor 2, Desember 2017 153


Jayanti, E. T.

Erythrina velutina. Selain itu juga pada kacang Onobrychis di Iran


oleh Amirabadizadeh et al. (2015). Penelitian Amirabadizadeh et al.
(2015), menghasilkan data bahwa jumlah lapisan sel penyusun
korteks dan bentuk empulur tangkai daun pada berbagai jenis
kacang-kacangan ini bervariasi. Lapisan sel korteks bervariasi dari
3-12 lapis, sedangkan bentuk empulur bervariasi dari bentuk aster,
berlobus, dan sirkuler (membulat). Selain itu ditemukan juga
bahwa berkas pengangkut pada daunnya bervariasi dari beraturan
dan tidak beraturan. Penelitian yang khusus mengkaji tentang
struktur anatomi kacang komak dilakukan oleh Rajput (2006),
yang mengkaji struktur batang anatomi kacang komak yang
tumbuh di India. Penelitian tersebut menemukan bahwa struktur
anatomi batang kacang komak menunjukkan anomali kambium
atau yang dikenal sebagai cambial variant adalah hal asal usul
jaringan kambiumnya.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif.


Data anatomi yang diperoleh didekati dengan cara deskriptif. Data-
data yang diperoleh disajikan dalam bentuk kata-kata verbal non
numerik. Data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data-
data primer yang peneliti dapatkan dari hasil koleksi dan
pengamatan langsung struktur anatomi batang.
Pengambilan data dalam penelitian ini dirancang dalam 2
tahapan yaitu (1) tahap koleksi sampel, dan (2) tahap karakterisasi
anatomi. Tahap Koleksi Sampel. Pada tahapan ini dilakukan
pengumpulan sampel berbagai varietas kacang komak lokal
dengan menggunakan teknik jelajah (eksplorasi). Sampel yang
dikoleksi adalah sampel yang lengkap secara morfologi dan tidak
cacat. Penduduk lokal Pulau Lombok menyebutkan beberapa jenis
kacang-kacangan yang berbeda sebagai kacang komak. Canavalia
ensiformis dikenal sebagai komak bateq, Phaseolus lunatus dikenal
sebagai komak kedit/komak kace, Mucuna pruriens sebagai komak
benguk, dan Lablab purpureus (L.) Sweet dikenal sebagai komak
cengiq, komak beaq bokon dan komak bangket. Sampel kacang
komak yang digunakan dibatasi hanya pada jenis Lablab purpureus
(L.) Sweet. Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak dan umum

154 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi


Profil Anatomi Batang Kacang Komak …

ditemukan di Pulau Lombok. Dasar pengambilan sampel mengacu


pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Jayanti (2011).
Selanjutnya dilakukan tahap karakterisasi anatomi. Tahapan ini
dibagi menjadi 2 tahapan utama yaitu tahap preparasi sediaan
preparat dan tahap pengamatan karakter anatomi. Sampel yang
diperoleh selama kegiatan eksplorasi dipreparasi dan dibuat dalam
bentuk sediaan preparat yang bersifat semi permanen.
Pembuatan sediaan preparat dilakukan dengan metode free
hand section dengan cara membuat irisan 1 lapis sel pada
penampang melintang sampel. Irisan tersebut kemudian
diletakkan pada gelas benda dan diwarnai menggunakan zat warna
safranin selama 15 menit. Setelah diwarnai, irisan preparat dicuci
dengan akuades sebanyak 3 kali kemudian diberi gliserin dan
ditutup dengan objek gelas (gelas penutup). Visualisasi dan
dokumentasi dilakukan menggunakan mikroskop binokuler yang
terhubung dengan kamera digital menggunakan bantuan program
ScopeImage 9. Data karakter anatomi yang dihasilkan validitas
datanya dilakukan dengan cara triangulasi yaitu
memperbandingkan data-data yang didapat dengan buku-buku
atau jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian yang
dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Batang terdiri atas 3 sistem jaringan yakni jaringan dermal,


jaringan dasar, dan jaringan pembuluh. Jaringan dermal batang
kacang komak terdiri dari selapis sel epidermis dengan bentuk
lonjong berukuran kecil dan berdinding tebal. Hal ini senada
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Islam, et al. (2003),
yang meneliti struktur anatomi batang kacang komak di
Bangladesh. Islam, et al. (2003), menyatakan bahwa sel epidermis
batang kacang terdiri atas selapis sel dengan bentuk sel membulat
dan berukuran kecil dan besar. Sel-sel yang berukuran kecil dan
besar tersebut tersebar tidak merata pada lapisan epidermis
batang. Hasil penelitian ini walaupun menemukan hal yang sama
dalam jumlah lapisan dan bentuk sel epidermis akan tetapi ukuran
sel epidermis batang kacang komak yang tumbuh di Pulau Lombok
relatif sama.

Volume 10, Nomor 2, Desember 2017 155


Jayanti, E. T.

Pada penampang lintang batang muda komak terlihat


bahwa epidermis tersusun atas selapis sel yang dilapisi kutikula
(Gambar 1B), trikoma uniseluler glandular dengan ujung runcing
(Gambar 1A). trikoma ini yang menyebabkan sensasi gatal ketika
kulit bersentuhan/terkena batang kacang komak. Kutikula
berfungsi melindungi bagian dalam dari transpirasi berlebihan.
Lapisan kutikula tersebut diidentifikasi dari dinding sel terluar
yang terlihat menebal dan dilapisi zat tertentu. Kutikula akan
semakin menebal seiring dengan bertambahnya usia suatu
tumbuhan. Proses kutikularisasi yang terjadi tergantung pada jenis
tumbuhan dan lingkungan dimana tumbuhan tersebut tumbuh.

Gambar 1. Penampang Lintang Batang Muda Komak Perbesaran 40x


(A.Trikoma; B. Epidermis; C. Korteks; D. Perisikel; E. Berkas
Pengangkut; F. Floem; G. Kambium; H. Metaxilem; I.
Protoxilem; J. Parenkim Interfasikel; K. Empulur)

Epidermis berasal dari perkembangan sel protoderm


meristem. Epidermis ini memiliki kemampuan membelah secara
mitosis dengan arah pembelahan periklinal (sejajar). Kemampuan
membelah kearah periklinal tersebut menghasilkan terbentuknya

156 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi


Profil Anatomi Batang Kacang Komak …

lapisan epidermis yang terdiri atas lebih dari 1 lapis sel. Pada
epidermis batang kacang komak terlihat adanya derivat epidermis
berupa trikoma (rambut-rambut). Trikoma pada batang kacang
komak memiliki karakteristik glandular dengan kepala uniseluler
yang melekat pada tangkai/sel basal.
Jaringan dasar batang komak terdiri atas sel-sel parenkim
yang menyusun bagian korteks dan empulur. Pada batang kacang
komak, sel parenkim juga menyusun daerah interfasikuler (daerah
penghubung antar berkas pengangkut/berkas fasikel). Di sebelah
dalam korteks terdapat lapisan perisikel yang tersusun regular dan
kontinyu yang disebut juga sebagai serat perisikel yang memiliki
sel-sel sklerenkim/serat sklerenkim (Gambar 1D). Perisikel ini
berfungsi untuk membentuk kambium gabus/kambium sekunder
yang nantinya akan membentuk xylem dan floem sekunder. Pada
batang komak muda masih belum ditemui xylem dan floem
sekunder.

Gambar 2. Penampang Lintang Batang Muda Komak Perbesaran 10x (A.


Trikoma; B. Epidermis; C. Korteks; D. Perisikel; E. Floem; F.
Kambium; G. Metaxilem; H. Protoxilem; I. Parenkim
Interfasikel; J. Empulur)

Volume 10, Nomor 2, Desember 2017 157


Jayanti, E. T.

Korteks batang kacang komak tersusun atas sel parenkim


kecil berbentuk bulat tersusun tidak terlalu rapat dan memiliki
ruang antar sel. Korteks tersusun atas beberapa lapis sel parenkim
(± 5 lapis sel) dengan bentuk bulat maupun polygonal dengan
ukuran bervariasi. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Islam,
et al. (2013), yang menemukan korteks batang kacang komak
terdiri dari 5-9 lapis sel parenkim berbentuk membulat, oval
maupun polygonal dengan ukuran besar dan kecil. Jumlah lapisan
korteks bervariasi tergantung usia, ukuran, dan tingkat
pertumbuhan sekunder suatu tumbuhan atau bagian tubuh
tumbuhan. Sel-sel korteks bagian basal batang berukuran relatif
lebih kecil dibanding daerah bagian atas batang. bagian terluar
korteks mengandung kloroplas dan tidak ditemukan adanya
endodermis.
Jaringan dasar juga menyusun bagian empulur batang kacang
komak. Daerah empulur merupakan daerah paling luas dan
mencolok dari penampang lintang batang kacang komak. Sel-
selnya memiliki dinding tipis dengan ruang antar sel yang lebih
besar dibanding pada daerah korteks. Empulur tersusun atas sel-
sel parenkim yang berukuran mulai dari kecil sampai besar. Sel-sel
parenkim beurkuran kecil terletak di bagian tepi daerah empulur,
semakin ke dalam ukuran sel parenkim semakin besar. Daerah tepi
empulur terdiri atas sel kecil dan umumnya bertahan lebih lama.
Daerah tepi empulur semacam itu disebut seludang perimedula.
Daerah tengah empulur seringkali rusak pada saat
pertumbuhannya. Hal ini juga terlihat pada batang kacang komak.

158 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi


Profil Anatomi Batang Kacang Komak …

Gambar 3. Penampang Lintang Batang Dewasa Komak Perbesaran 40x


(tanda panah menunjukkan empulur yang terkoyak)

Jaringan dasar juga menyusun bagian empulur batang kacang


komak. Daerah empulur merupakan daerah paling luas dan
mencolok dari penampang lintang batang kacang komak. Sel-
selnya memiliki dinding tipis dengan ruang antar sel yang lebih
besar dibanding pada daerah korteks. Empulur tersusun atas sel-
sel parenkim yang berukuran mulai dari kecil sampai besar. Sel-sel
parenkim berukuran kecil terletak di bagian tepi daerah empulur,
semakin ke dalam ukuran sel parenkim semakin besar. Daerah tepi
empulur terdiri atas sel kecil dan umumnya bertahan lebih lama.
Daerah tepi empulur semacam itu disebut seludang perimedula.
Daerah tengah empulur seringkali rusak pada saat
pertumbuhannya. Hal ini juga terlihat pada batang kacang komak.
Preparat irisan melintang batang muda kacang komak
menunjukkan daerah empulur yang masih utuh (Gambar 1K)
sedangkan preparat irisan melintang batang dewasa kacang komak
menunjukkan daerah tengah empulur yang rusak dan terlepas
(Gambar 3). Pada struktur primer batang, ukuran empulur
meningkat disebabkan oleh peningkatan diameter sel-sel
penyusunnya serta peningkatan ukuran ruang antar sel (ruang
intraselular). Ukuran empulur akan menurun gradual seiring
dengan pertumbuhan (penambahan) xilem sekunder secara
kontinyu. Sel-sel parenkim yang terletak di sebelah luar (daerah

Volume 10, Nomor 2, Desember 2017 159


Jayanti, E. T.

perifer) empulur memiliki karakteristik ukuran yang lebih kecil


serta dinding sel yang lebih tebal, semakin ke dalam ukuran sel
parenkim empulur semakin besar dan dinding sel penyusunnya
lebih tipis dibanding sel-sel pada daerah perifer.
Adanya tekanan dari pertumbuhan radial batang dan
penambahan xilem sekunder yang mengarah ke dalam
menyebabkan sel-sel pada daerah tepi (perifer) kehilangan ruang
antar selnya (ruang intraseluler) dan ukurannya menjadi lebih
sempit. Akan tetapi sel-sel parenkim yang terletak di bagian tengah
(pusat) empulur tidak terlalu terpengaruh. Parenkim empulur
bagian atas batang dewasa biasanya mengalami disorganisasi,
disintegrasi dan rusak. Hal ini yang menyebabkan pada bagian
tengah batang dewasa seringkali berongga atau memiliki lubang
kecil karena korteks yang telah rusak dan mati kemudian terlepas.
Jaringan pengangkut primer pada batang kacang komak
muncul setelah fase pemanjangan dari daerah internodus pertama
batang. daerah internodus antara nodus kotiledon dan daun
pertama dianggap sebagai daerah internodus pertama batang.
daearah ini terbentuk segera setelah kambium mulai terbentuk.
Susunan berkas pengangkut pada batang kacang komka adalah
kolateral terbuka dimana xilem berada di sebelah dalam dan floem
berada di sebelah luar. Diantara xilem dan floem terdapat
kambium. Berkas pengangkut seperti lazimnya pada anggota
Dikotil tersusun teratur dalam bentuk cincin. Terdapat 2 tipe
berkas pengangkut pada batang komak berdasarkan ukurannya
yaitu berkas pengangkut besar dan berkas pengangkut kecil.
Susunan berkas pengangkut besar dan kecil ini biasanya berselang-
seling. Diantara 2 berkas pengangkut besar biasanya terdapat 1
atau lebih berkas pengangkut kecil. Bagian perisikel berkas
pengangkut terdiri dari sel-sel sklerenkim yang mengalami
penebalan sekunder dan memiliki lumen yang kecil. Sel sklerenkim
semacam itu Oleh Esau (1967) dikatakan memilliki asal yang
berbeda untuk jenis tumbuhan yang berbeda. Oleh sebab itu asal
dari sel sklerenkimatous pada lapisan perisikel batang kacang
komak memerlukan investigasi yang menyeluruh. Berkas
pengangkut letaknya teratur membentuk cincin dengan tipe
kolateral terbuka dimana diantara xylem dan floem terdapat

160 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi


Profil Anatomi Batang Kacang Komak …

kambium. Terdapat 1 atau lebih berkas pengangkut kecil diantara


2 berkas pengangkut besar.
Berkas pengangkut besar mengandung xilem dan floem akan
tetapi berkas pengangkut kecil dapat mengandung xilem dan floem
atau hanya mengandung salah satu diantaranya saja. Xilem primer
berkembang hanya dalam waktu yang singkat saja. Banyak trakea
xilem ditemukan pada berkas pengangkut besar akan tetapi hanya
sedikit yang ditemukan pada berkas pengangkut kecil. Trakea
berukuran besar dan kecil. Penentuan ukuran sel trakea tersebut
berdasarkan diameternya bukan berdasarkan panjangnya.
Sebagian besar trakea tersusun radial dan hanya sebagian kecil
yang susunannya tidak teratur dalam berkas pengangkut. Trakea
yang sudah dewasa sama sekali tidak memiliki protoplasma dan
memiliki dinding sel sekunder yang tebal serta lumen yang luas.
Trakea berbentuk membulat, oval, atau poligonal. Sel-sel yang
berada diantara dan di sekitar trakea biasanya merupakan
parenkim aksial xilem atau serat primer xilem. Elemen trakea
primer dibentuk berkelanjutan pada batang kacang komak sampai
aktivitas kambium berlanjut. Hasil yang sama juga dilaporkan oleh
penelitian Sarkhar & Prodhan (2001).
Floem primer terdiri atas beberapa lempeng/berkas yang
terletak di sebelah luar kambium dan xilem primer. Pada berkas
yang besar terdapat sejumlah elemen buluh tapis dan parenkim
floem. Seperti halnya xilem primer, floem primer juga mengalami
proses pendewasaan dengan cepat. Pada berkas pengangkut yang
kecil hanya terdapat 1 buluh tapis dewasa atau muda. Pada batang
yang masih muda terdapat beberapa berkas buluh tapis, jumlah ini
akan semakin meningkat seiring bertambah usia suatu tumbuhan.
Buluh tapis terpisah satu sama lain oleh parenkim floem. Pada
banyak kasus buluh tapis seringkali ditemukan mengiringi sel
pengiring pada floem. Islam, et al. (2013), menemukan bahwa
terdapat sel tanin di daerah floem.
Inisiasi kambium vaskuler pada batang kacang komak terjadi
pada berkas pengangkut di daerah diantara xilem dan floem pada
bagian basal internodus pertama batang dan secara gradual meluas
ke arah luar. Segera setelah terbentuknya kambium vaskuler
(fascicular kambium) maka akan terbentuk xilem sekunder
dibagian dalam (adaksial) dan floem sekunder di sebelah luar

Volume 10, Nomor 2, Desember 2017 161


Jayanti, E. T.

(abaksial). Kambium fascicular yang terdapat pada berkas


pengangkut besar dan berkas pengangkut kecil terbentuk secara
simultan. Kambium pertama kali ditemukan terjepit diantara
daerah fascicular dari berkas pengangkut primer. Berikutnya
kambium meluas ke dalam daerah interfascicular membentuk
cincin kambium yang lengkap. Cincin kambium yang lengkap pada
batang kacang komak mulai ditemukan pada bagian basal batang
tanaman yang berumur 10 hari. Sementara pada kacang-kacangan
berkayu cincin kambium lengkap mulai ditemukan pada batang
tanaman yang berumur 9 hari.
Kacang komak termasuk anggota Famili Fabaceae yang
dulunya lebih dikenal sebagai Leguminosae. Anggota-anggota
Leguminosae terkenal dengan keanekaragaman asal kambiumnya
dan menunjukkan tipe yang beranekaragam dari kambium normal
sampai yang memiliki struktur rumit. Anomali kambium ini juga
dikenal sebagai cambial variant. Penelitian ini menggunakan
batang tanaman komak yang usianya kurang dari 1 tahun sehingga
anomali kambium tidak ditemukan. Rajput, et al. (2006),
menyatakan bahwa anomali kambium pada genus Lablab akan
ditemukan ketika batang sudah berusia 3 tahun. Anomali tersebut
berupa adanya susunan/orientasi terbalik pada berkas
pengangkut pada batang. variasi dalam hal struktur, aktivitas, asal
cambium dan produk-produk yang dihasilkannya telah
menyebabkan timbulnya permasalahan dalam klasifikasi
(Carlquist, 1988). Sistem klasifikasi yang diajukan berdasarkan
adanya anomali kambium menunjukkan bahwa genus Lablab tidak
memiliki kecocokan dengan satupun karakter yang diajukan.

KESIMPULAN

Struktur anatomi batang kacang komak terdiri dari jaringan


pelindung, jaringan dasar, dan jaringan vaskuler. Jaringan
pelindung berupa selapis sel epidermis dengan derivat berupa
trikoma glandular uniseluler. Jaringan dasar terdiri atas sel-sel
parenkim yang menyusun bagian korteks, daerah interfasikuler,
dan empulur dengan bentuk membulat, oval, sampai polygonal
serta ukuran yang bervariasi. Jaringan vaskuler (pengangkut)
memiliki struktur yang mencolok dan menjadi penciri batang

162 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi


Profil Anatomi Batang Kacang Komak …

kacang komak adalah adanya berkas pengangkut memiliki ukuran


berbeda yaitu berkas pengangkut besar dan kecil yang letaknya
berdampingan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada UIN Mataram


khususnya LP2M UIN Mataram yang telah memfasilitasi dan
mendanai penelitian ini melalui dana DIPA UIN Mataram tahun
2017.

DAFTAR PUSTAKA

Amirabadizadeh, A. Jafari, dan H. Mahmoodzadeh. (2015).


Comparative Morphology, Anatomy, and Palinologycal Studies
of Perennial Species of Onobrychis (Fabaceae) in Northern
Iran. Nordic Journal of Botany 33:159-169

Carlquist, S. (1988). Comparative Wood Anatomy, Systematic,


Ecological, and Evolutionary Aspects of Dicotyledonous Wood.
Springer-Verlag, Heidelberg, Berlin, New York, pp:388

Da Silva, M.M.B., Asaph S.C.O. Santana, Rejane M.M.P, Flavia C.L.S,


Karina P.R., Luiz, A.L.S. (2013). Anatomy of Leaf and Stem
Anatomy of Erithrina velutina, Rev. Bras. Farmacogn. Vol. 23,
No.2

De Vargas, Sartori A.L., dan Dias, E.S. (2015). Novelties in Secretory


and Anatomy Structure of Rhynchosia (Fabaceae), An Acad
Bras Cienc., 87(1):83(7)

Esau, K. (1977). Anatomy of seed Plants. John Wiley and Sons, New
York

Islam, M. T., A.K.M. Azad ud Doula Prodhan, S.M. Abdul Bari, dan M.
Obaidul Islam. (2003). Stem Anatomy of Country Bean.
Pakistan Journal of Biological Sciences 6(20):1741-1750.

Volume 10, Nomor 2, Desember 2017 163


Jayanti, E. T.

Jayanti. E.T. (2011). Variasi Morfologis dan Genetik Kacang Komak


(Lablab purpureus (L.) Sweet) di Lombok, Nusa Tenggara
Barat. Tesis. Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta

NAS. (1979). Lablab bean. In: Tropical legumes: Resources for the
future, National Academy Sciences, Washington DC, pp. 59-67

Pengelly, B.C., & B.L. Maass. (2001). Lablab purpureus (L.) Sweet-
diversity, potential use and determination of a core collection
of this multi-purpose legume, Genetic resources and Crop
Evolution 48: 261-272
Rajput, K.S, K.S. Rao, & U.G. Patil. (2006). Stem Anatomy of Dolichos
lablab Linn. (Fabaceae): Origin of Cambium and Reverse
Orientation of Vascular Bundles. Flora 201 (2006): 65-73

Sarkar, D.N. dan A.K.M.A. Prodhan. (2001). Anatomy of Sesbania


sesban. Indian J. Agric. Res., 35: 211-218

Shaheen, A.S.M. (2008). Morphological and Anatomical


Investigation in Desmodium tortuosum (SW.) DC. (Fabaceae): A
New Addition to the Egyptian Flora. Bangladesh J. Plant Taxon.
15 (1): 21-29

164 Jurnal BIOTA: Biologi dan Pendidikan Biologi

You might also like