Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Miselium
Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Miselium
Pengaruh Intensitas Cahaya Dan Nutrisi Terhadap Pertumbuhan Miselium
ABSTRACT
White oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) is a type of beneficial mushroom, widely used for
consumption, medicinal ingredients, as well as business-oriented cultivation. Nutrition and light
intensity are two of the most influential factors for the growth of white oyster mushroom mycelium.
Nutrients such as water used for rice cooking (traditionally called air leri) and glucose solution are
thought to be potential sources of nutrients, but it is not known which nutrients are more suitable for
the growth of white oyster mushroom mycelium. This research was conducted to find out the growth
rate difference of white oyster mushroom mycelium produced by vary LED (Light-Emitting Diode)
light intensity (sequentially 0 lux, 103 lux, 2x103 lux, 3x103 lux, and 4x103 lux ), air leri nutrition with
a 1:1 dilution ratio, glucose solution with 1:3 ratio. Processed data showed that the growth rate of
white oyster mushroom mycelium with air leri nutrition for 18 days is better than glucose solution,
while low light intensity will affect the color to the growth rate of mycelium on the bag log medium.
INTISARI
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur yang kaya manfaat,
dan banyak digunakan untuk konsumsi, bahan pengobatan, maupun budidaya bisnis. Nutrisi dan
intensitas cahaya merupakan beberapa faktor yang sangat berpengaruh bagi pertumbuhan miselium
jamur tiram putih. Nutrisi seperti air leri dan larutan glukosa diduga berpotensi untuk dijadikan
sebagai sumber nutrisi, namun belum diketahui nutrisi manakah yang lebih cocok untuk pertumbuhan
miselium jamur tiram putih. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan kecepatan
tumbuh miselium jamur tiram putih yang dihasilkan oleh masing-masing intensitas cahaya lampu
LED (Light-Emitting Diode) dengan perbedaan intensitas (secara berurutan adalah 0 lux, 103 lux,
2x103 lux, 3x103 lux, 4x103 lux), dan nutrisi air leri dengan rasio pengenceran 1:1 dan glukosa 1:3.
Pengolahan data menunjukkan bahwa kecepatan pertumbuhan miselium jamur tiram putih dengan
nutrisi air leri selama 18 hari lebih baik dibandingkan dengan larutan glukosa dan intensitas cahaya
yang rendah akan memengaruhi warna hingga kecepatan pertumbuhan miselium pada media tanam
bag log.
Kata kunci: air leri, glukosa, intensitas cahaya, miselium, Pleurotus ostreatus
Copyright © 2018 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. This is an open access article under the CC BY license
(https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/)
WANGRIMEN dkk Biogenesis 94
Pembuatan Air Leri dan Larutan leri, 4 larutan glukosa, dan 2 kontrol yang
Glukosa. Air leri yang digunakan dibuat diberi akuades. Peneliti menyimpan kumbung
dengan perbandingan 1:1. Sedangkan untuk di dalam rumah, untuk menjaga bibit jamur
glukosa digunakan perbandingan 1:3. Glukosa tiram putih terjaga kelembaban dan intensitas
dilarutkan ke dalam akuades panas. Sementara cahaya. Perlakuan ini adalah salah satu cara
air leri diperoleh dengan mencampurkan beras mereduksi penguapan.
ke dalam akuades dan air limbah yang Bag log F2 ditumbuhkan di dalam kardus.
dihasilkan dari campuran tersebut diambil. Setiap kardus masing-masing berisi 2 bag log
Larutan glukosa dan air leri tersebut jamur yang dibuka secara horizontal dan
dimasukkan ke dalam botol sprayer dan vertikal. Agar tidak diganggu oleh hama
diganti setiap 2 hari sekali. Sprayer disimpan seperti tikus, semut, dan kecoa, kaki-kaki pada
di dalam kulkas sebagai pengawetan temporer rak besi penampungan kumbung dilapisi
untuk mencegah terjadinya fermentasi pada dengan kapur ajaib dan dipasang kawat besi 3
larutan glukosa dan ketengikan pada air leri. meter di sekeliling rak besi. Pemberian nutrisi
Penyusunan Lampu. Lampu yang dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali semprot
digunakan berjenis LED yang memiliki watt pada pagi hari.
berbeda-beda, yaitu mulai dari 3, 5, 7 dan 9. Perbedaan Suhu Ruangan Akibat
Perbedaan penggunaan lampu menghasilkan Penyusunan Lampu LED. Lampu LED
variasi intensitas cahaya secara berturut-turut merupakan lampu yang tidak terlalu
yaitu 0 lux, 103 lux, 2x103 lux, 3x103 lux, memancarkan panas, tetapi kardus tempat
4x103 lux. Lampu tersebut disusun dengan pemasangan lampu LED berukuran relatif
menggunakan rangkaian paralel. Total lampu kecil sehingga panas yang terpancar dari
yang digunakan sebanyak 8 buah. lampu lebih terasa dan mengakibatkan adanya
Perlakuan Pada Penelitian. Setelah perbedaan suhu dari variasi pemasangan
dibuka, permukaan bag log dibasahi dengan lampu LED yang berbeda intensitas yang
menggunakan nutrisi yang berbeda, yaitu 4 air terlihat pada tabel 1 berikut.
WANGRIMEN dkk Biogenesis 96
HASIL
Pada tahap pertumbuhan yang dilakukan menutupi permukaan media tanam secara
selama 18 hari belum terlihat tubuh buah jamur keseluruhan (Gambar 2). Nutrisi air leri
yang tumbuh. Hasil penelitian menunjukkan dengan rasio perbandingan (1:1) yang
bahwa intensitas cahaya sekitar 103 lux adalah diberikan kepada miselium jamur tiram putih
intensitas cahaya terbaik yang diberikan lebih cepat tumbuh menyelimuti permukaan
terhadap pertumbuhan miselium jamur tiram media tanam bag log dibandingkan dengan
putih. Hal ini ditandai dengan semakin tebal miselium yang diberi nutrisi larutan glukosa
dan putih miselium jamur tiram putih yang (1:3) dan kontrol.
Wahidah BF dan Saputra FA. 2015. Perbedaan Pakchoy (Brassica rapa L.). Jurnal
Pengaruh Media Tanam Serbuk Gergaji Biologi Edukasi. vol 6(1): 34-38.
dan Jerami Padi Terhadap Pertumbuhan Yuanita L. 2011. Pengukuran Kadar Protein,
Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Lemak, Karbohidrat, dan Air untuk
Biogenesis. vol 3(1): 11-15. Penentuan Usia Panen Terbaik Ditinjau
https://doi.org/10.24252/bio.v3i1.560. dari Segi Nutrisi dan Ekonomi pada Jamur
Wardiah, Linda dan Rahmatan H. 2014. Tiram Putih. [Skripsi]. Medan:
Potensi Limbah Air Cucian Beras Sebagai Departemen Kimia, Fakultas MIPA,
Pupuk Organik Cair Pada Pertumbuhan Universitas Sumatera Utara.