Strategi Segmenting, Targeting Dan Positioning Pemasaran Beras Merah Organik Jatiluwih Bali Di Provinsi Bali

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No.

4, Oktober 2017

Strategi Segmenting, Targeting dan Positioning Pemasaran


Beras Merah Organik Jatiluwih Bali
di Provinsi Bali
NI PUTU AYU YULIA DEWI, MADE ANTARA, I KETUT RANTAU

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana


Jl. PB. Sudirman Denpasar 80323
Email: [email protected]
[email protected]

Abstract

Segmenting, Targeting, and Positioning Strategies of Marketing Jatiluwih


Organic Brown Rice in Bali Province

A company cannot serve all consumers in a vast market. Therefore, if the company
wishes to be in the market and win a competition, it must seek a strategy that can
understand consumers and competitors. This study aimed to determine the market
segment (segmenting), target market (targeting) and market position (positioning) of
organic red rice products of Jatiluwih Bali. The technique of determining samples
used accidental non-probabilitiy random sampling method. Segmenting and targeting
were done using cluster analysis and crosstab analysis tools. Positioning used Multi
dimensional scaling and Corespondence analysis. The results of this study showed
that there were 3 segments, with percentage of Segment-1 (49%), Segment-2 (31%)
and Segment-3 (20%). Based on the market appeal, potential target market was
segment-3. Product positioning based on MDS analysis tool, Jatiluwih rice product
was not in any quadrant, so it showed no resemblance to the competitor's product.
Positioning based on CA analysis, organic red rice products Jatiluwih Bali had
advantages in health attributes, packaging and aroma. Suggestions that can be made
are that the company should implement strategies to increase sales by maintaining or
increasing the attributes of excellence, increasing price discounts and maintaining
quality, developing promotional activities and diversification of processed red rice
products.

Keywords: segmenting, targeting, positioning and brown rice

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, bertahan dan mendapatkan profit atau
keuntungan, Kotler (2001). Strategi pemasaran dapat dijalankan untuk membantu
suatu usaha menyusun rencana kedepannya. Menurut Kotler & Keller (2009) strategi
pemasaran adalah perencanaan yang ditujukan untuk memuaskan kebutuhan pasar
dengan berdasar pada faktor-faktor pembelian, penjualan, keuangan dan sumber

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 596
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

daya. Salah satu strategi pemasaran yang dapat dipergunakan adalah strategi
segmenting, targeting dan positioning. Melihat bahwa sebuah perusahaan pada
umumnya tidak dapat melayani seluruh konsumen yang di pasar yang sangat luas
(Lasmini, 2006). Setiap perusahaan bila ingin terus berada di dalam pasar dan
mampu memenangkan persaingan dengan produk yang sejenis maka harus selalu
mengupayakan strategi yang dapat memahami konsumennya maka konsumen merasa
puas dan loyal dengan perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, adapun perumusan masalah yang diambil,
yaitu bagaimana segmenting, targeting, positioning dan strategi peningkatan
penjualan beras merah organik Jatiluwih Bali.

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui segmentasi pasar, menentukan target pasar,
mengetahui posisi pasar terhadap atribut yang dipergunakan dan merumuskan
strategi peningkatan penjualan produk beras merah organik Jatiluwih Bali.

2. Metode Penelitian
2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Red Rice Mill dengan obyek penelitian yaitu
swalayan yang dijadikan sebagai mitra bisnis di Provinsi Bali. Denpasar (Tiara
Dewata dan Tiara Gatsu), Badung (Pepito Kuta dan Bintang Kuta) dan Gianyar
(Bintang Ubud). Penelitian ini berlangsung pada bulan Desember 2016 sampai
Januari 2017.

2.2 Populasi dan Sampel


Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah konsumen beras merah
organik Jatiluwih Bali yang ditentukan secara accidental, yaitu konsumen yang
ditemui secara kebetulan di lokasi penelitian sedang atau pernah membeli produk
tersebut yang jumlahnya tidak diketahui. Sampel responden yang dipergunakan
sebanyak 75 orang.

2.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif yang
meliputi karakteristik responden, gambaran umum usaha, sejarah usaha, struktur
organisasi usaha, gambaran produk, status dan tingkat pemakaian produk, sikap
terhadap produk, manfaat yang diinginkan konsumen, aktivitas, minat dan opini
responden. Data kuantitatif meliputi angka-angka yang dapat dihitung meliputi
jumlah responden serta pengolahan data secara statistik yang dapat mendukung
penelitian.

597 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

2.4 Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan empat cara antara
lain (1) wawancara, yaitu komunikasi dua arah secara langsung yang dilakukan oleh
peneliti dengan pemilik usaha. (2) angket, metode pengumpulan data dengan
menyebar kuisioner. (3) studi kepustakaan, mencari teori-teori dan pengertian
melalui buku-buku, literature, dan media elektronik lainnya dan (4) dokumentasi,
mengumpulkan data yang dilakukan oleh peneliti berupa foto-foto hasil pengamatan
sebagai penunjang.

2.5 Metode Analisis Data


2.5.1 Cluster analysis dan crosstab
Cluster analysis digunakan untuk mengklasifikasikan atau mensegmen objek
(responden, atribut dan merek) ke dalam kelompok yang relatif homogen (Santoso,
2001). Menurut Thompson (dalam reny, 2014) segmentasi pasar dimulai dari
mengidentifikasi mass market (pemasaran massal). Konsumen yang berada pada
cluster yang sama akan memiliki karakteristik yang mirip dalam ketertarikannya
pada beras merah organik. Terbentuknya cluster lalu dilakukan crosstab untuk
menunjukkan gambaran demografi konsumen dalam masing-masing cluster yang
terbentuk.

2.5.2 Multi dimensional scaling (MDS)


MDS berhubungan dengan pembuatan map untuk menggambarkan posisi
sebuah obyek dengan obyek lain berdasarkan kemiripan atas obyek tersebut
(Santoso, 2010). Angket yang disebar akan ditabulasi untuk mengetahui mengenai
persepsi konsumen terhadap pesaingnya.

2.5.3 Correspondence analysis (CA)


Analisis CA dilakukan untuk mengetahui posisi beras merah organik Jatiluwih
Bali dibandingkan dengan pesaingnya serta atribut apa saja yang dinilai responden
sudah dimiliki dengan baik atau menjadi keunggulan beras merah organik Jatiluwih
Bali. Atribut yang dipergunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut: kualitas,
kemasan, kesehatan, aroma, harga, diskon harga, outlet/toko, iklan dan kesan/image.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1 Segmenting Pasar Beras Merah Organik Jatiluwih Bali
Fandy & gregorius (2012) menyatakan segmentasi diartikan sebagai proses
mengelompokkan pasar dari yang heterogen menjadi homogen. Segmentasi pasar
produk beras merah organik Jatiluwih Bali menggunakan cluster analysis yaitu K-
Means Cluster karena yang dipergunakan sebanyak 15 variabel dengan 75
responden. Hasil dari K-Means adalah Final Cluster Center, yang terdapat tiga buah
cluster untuk membagi 75 responden berdasarkan variabel yang berkaitan dengan
penelitian terhadap produk beras merah organik Jatiluwih Bali.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 598
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Santoso (dalam pramaputra, 2011) menganjurkan penggunaan nilai rata-rata


untuk membedakan penilaian konsumen jika menggunakan skala pengukuran 1
sampai 5, dengan asumsi nilai 1 untuk penilaian sangat tidak baik dan nilai 5 untuk
penilaian sangat baik. Diperoleh nilai rata-rata penilaian adalah (5 + 1)/2 = 3,
sehingga
1. Jika angka tabel di bawah 3, berarti penilaian responden pada variabel tersebut
adalah cenderung tidak baik.
2. Jika angka tabel diatas 3, berarti penilaian responden pada variabel tersebut
adalah cenderung baik. Batasan tersebut digunakan untuk membandingkan isi
cluster-1, cluster-2 dan cluster-3.

Tabel 1.
Hasil Akhir Final Cluster Konsumen
Cluster
1 2 3
Tingkat pemakaian (X1) 3 4 4
Jumlah outlet (X2) 3 4 4
Suka dgn produk (X3) 3 5 4
Kualitas produk (X4) 4 5 4
Kemasan produk (X5) 4 5 4
Kemanan produk (X6) 4 5 4
Harga murah (X7) 3 4 4
Aktif organisasi (X8) 3 4 4
Interaksi banyak org (X9) 3 4 4
Suka kegiatan sosial (X10) 3 4 3
Belanja ke supermarket (X11) 3 5 4
Beristirahat di rumah (X12) 3 3 4
Teman dan relasi (X13) 4 3 3
Suka produk berkualitas (X14) 4 5 4
Suka coba produk baru (X15) 3 3 3
Sumber: hasil analisis cluster (2017)

Hasil final cluster yang terbentuk, selanjutnya dilakukan crosstab untuk


menjelaskan karakteristik setiap cluster berdasarkan demografi konsumen, sebagai
berikut.

599 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Tabel 2.
Komposisi Cluster Berdasarkan Demografi Konsumen
Demografi Responden Cluster Total
1 2 3 responden
Jenis Kelamin Laki-laki 35,1% 30,4% 60,0% 38,7%
Perempuan 64,9% 69,6% 40,0% 61,3%

Pendapatan < Rp 1. 000.000 0% 13,0% 0% 4,0%


Rp 1.000.000 - Rp 1.999.000 16,2% 4,3% 6,7% 10,7%
Rp 2.000.000 - Rp 2.999.000 24,3% 8,7% 6,7% 16,0%
Rp 3.000.000 - Rp 3.999.000 32,4% 17,4% 6,7% 22,7%
Rp 4.000.000 - Rp 4.999.000 16,2% 30,4% 26,7% 22,7%
Rp 5.000.000 - Rp 6.000.000 10,8% 26,1% 53,3% 24,0%

Usia 20-34 tahun 29,7% 52,2% 20,0% 34,7%


35-49 tahun 51,4% 13,0% 33,3% 36,0%
50 – 64 tahun 16,2% 21,7% 46,7% 24,0%
> 65 tahun 2,7% 13,0% 0% 5,3%

Pendidikan SD/SMP 8,1% 8,7% 0% 6,7%


SMA 29,7% 34,8% 6,7% 26,7%
Diploma (D1 s/d D3) 13,5% 17,4% 6,7% 13,3%
Sarjana (S1, setara sajana/D4) 48,6% 26,1% 53,3% 42,7%
Pasca Sarjana 0% 13,0% 33,3% 10,7%

Profesi Pelajar/Mahasiswa 0% 8,7% 0% 2,7%


PNS 29,7% 13,0% 66,7% 32,0%
Pegawai Swasta 37,8% 56,5% 20,0% 40,0%
Wiraswasta 27,0% 17,4% 6,7% 20,0%
Ibu rumah tangga 5,4% 4,3% 6,7% 5,3%

Komposisi cluster 37 23 15 75
(49%) (31%) (20%) (100%)
Sumber: Hasil pengolahan data (2017)

Hasil dan pembahasan yang diperoleh dalam penelitian ini, segmenting sebagai
berikut: Cluster-1 (49,0%) didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dengan rentang
pendapatan Rp. 3.000.000 – 3.999.000, usia antara 35 – 49 tahun, dengan tingkat
pendidikan sarjana (S1, D4) dan berprofesi sebagai pegawai swasta. Psikografis
konsumen memiliki karakteristik yang cukup aktif dan suka berteman. Perilaku
konsumen terhadap tingkat konsumsi cukup sering, kesiapan terhadap pembelian
produk cukup tinggi dan sikap terhadap manfaat produk adalah positif. Cluster-2
(31,0%) didominasi oleh jenis kelamin perempuan, dengan rentang pendapatan
4.000.000 – 4.999.000, usia antara 20 – 34 tahun, dengan tingkat pendidikan setara
SMA, dan berprofesi sebagai pegawai swasta. Psikografis konsumen memiliki
karakteristik yang aktif dan modern. Perilaku konsumen terhadap tingkat konsumsi

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 600
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

sering, kesiapan terhadap pembelian produk tinggi dan sikap terhadap manfaat
produk adalah sangat positif. Cluster-3 (20,0%) didominasi oleh jenis kelamin laki-
laki, dengan rentang pendapatan 5.000.000 – 6.000.000, usia antara 50 – 64 tahun,
dengan tingkat pendidikan sarjana (S1,D4) dan berprofesi sebagai pegawai negeri
sipil. Psikografis konsumen memiliki karakteristik yang aktif, modern dan mapan.
Perilaku konsumen terhadap tingkat konsumsi adalah sangat sering, kesiapan
terhadap pembelian produk tinggi dan sikap terhadap manfaat produk adalah positif.

3.2 Targeting Beras Merah Organik Jatiluwih Bali


Keegan & Green (2008) menyatakan bahwa targeting adalah proses
mengevaluasi segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu kelompok
konsumen yang potensial untuk memberikan respon. Targeting dipilih sesuai dengan
sumberdaya dari perusahaan atau potensi dari segmen. Melihat kondisi perusahaan
terbatas pada sumberdaya yang dimiliki, maka akan dipilih satu segmen yang
dijadikan sebagai target pasar. Segmen yang mempunyai ukuran dan struktur pasar
yang lebih potensial apabila dimasuki adalah segmen-3.
Segmen-3 memiliki daya tarik yang sangat potensial apabila dijadikan sebagai
target pasar utama dalam pemilihan pasar sasaran, walaupun dari sisi ukuran
segmennya hanya sebesar 20% namun segmen ini cukup menguntungkan apabila
dijadikan sebagai pertimbangan pemilihan target. Hal ini didukung oleh tingkat
konsumsi yang sering itu artinya pada segmen-3 loyal terhadap produk beras merah
organik Jatiluwih Bali. Kesiapan pembeli pada segmen-3 adalah tinggi serta sikap
terhadap produk yang positif, mengartikan bahwa pada segmen-3 konsumen
memahami produk. Psikografis pada segmen ini tergolong segmen yang aktif,
modern dan mapan, sehingga memungkinkan untuk mengembangkan diri yang
optimal serta berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diperoleh dimasa
mendatang maupun kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam
mengkonsumsi produk beras merah organik Jatiluwih Bali.

3.3 Positioning Beras Merah Organik Jatiluwih Bali


3.3.1 Peta kemiripan beras merah organik dengan pesaing
MDS digunakan untuk mengetahui kemiripan antar produk yang berhubungan
dengan adanya peta perseptual untuk menggambarkan bagaimana positioning produk
beras merah organik Jatiluwih Bali jika dibandingkan dengan ketiga pesaingnya,
yaitu Brown Rice ”Organic Rice”, Beras Merah ”Sehat Organik” dan Beras Sehat.

601 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Gambar 1.
Peta Kemiripan Produk Beras Merah Organik berdasarkan Persepsi Konsumen

Pada gambar 1 diatas merupakan hasil proses Indscal untuk menampilkan map
MDS dari posisi produk beras merah organik Jatiluwih Bali. Dapat dijelaskan bahwa,
produk beras merah organik Jatiluwih Bali tidak berada dalam 1 kuadran manapun
dengan produk pesaing. Produk yang berada pada 1 kuadran yang sama adalah
Brown Rice ”Organic Rice” dan Beras Merah ”Sehat Organik” artinya diantara
kedua produk tersebut memiliki kemiripan yang sangat dekat di dalam persepsi
konsumen.

3.3.2 Peta kemiripan beras merah organik berdasarkan atribut dengan pesaing
Peta positioning produk beras merah organik Jatiluwih Bali berdasarkan
persepsi konsumen antar pesaingnya dapat diketahui melalui coresspondence
analysis. Penggunaan Correspondence analysis pada aplikasi SPSS 19.00 dilakukan
dengan menggunakan fasilitas Syntax. Hasil pengisian dari 75 responden terhadap 9
atribut produk beras merah organik (kualitas, kemasan, kesehatan, aroma, harga,
diskon harga, outlet/toko, iklan dan kesan/image).
Hasil correspondence analysis berdasarkan skor baris persepsi konsumen,
kuadran I atribut outlet/toko (7) mempunyai nilai yang berbeda di pandang
konsumen, dan tidak ada atribut yang mendampinginya. Kuadran II Diskon harga
(6), kualitas (1), harga (5), dan kesan/image (9) di pandang sama oleh responden.
Kuadran III kesehatan (3), kemasan (2), aroma (4) juga dipandang sama oleh
resonden. Dan pada kuadran IV konsumen mempunyai pandangan yang berbeda
terhadap penilaian iklan (8). (Gambar 3.2).
Hasil skor kolom dari persepsi konsumen terhadap produk beras merah
menunjukkan bahwa produk beras merah sehat organik berada pada kuadran yang
sama dengan brown rice artinya antara kedua produk tersebut terdapat kemiripan satu
sama lain atau memiliki persaingan yang dekat. Berbeda halnya dengan produk

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 602
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

Jatiluwih Bali dan beras sehat yang masing-masing tidak ada produk yang sama
berada pada satu kuadran.
Berikut hasil dari langkah terakhir Correspondence Analysis adalah
menggabungkan kedua gambar, yaitu skor baris dan skor kolom persepsi produk
beras merah. Pada gambar 2 dapat terlihat gabungan antara atribut produk dengan
produk beras merah yang terpilih dan mengindikasikan bahwa:

Gambar 2.
Skor Baris dan Kolom Persepsi Konsumen Produk Beras Merah Organik
Jatiluwih Bali

 Produk beras merah sehat organik dan brown rice mempunyai kelebihan di
atribut diskon harga (6), kualitas (1), harga (5) dan kesan/image (9). Hal ini
disebabkan kedekatan jarak antara kedua produk dengan atribut-atribut
tersebut, serta kesamaan penempatan di suatu kuadran.
 Produk beras merah organik cv. jatiluwih bali mempunyai kelebihan di
kesehatan (3), kemasan (2) dan aroma (4). Dengan demikian, produk beras
merah organik cv. jatiluwih bali mempunyai keunggulan dalam atribut
kesehatan, kemasan dan aroma.
 Produk beras merah organik beras sehat mempunyai kedekatan dengan atribut
8 (iklan). Dengan demikian, produk beras merah organik beras sehat memiliki
keunggulan dalam hal iklan dalam mempromosikan produk.

3.4 Strategi Peningkatan Penjualan Beras Merah Organik Jatiluwih Bali


Menurut Swastha (2001) penjualan ialah ilmu dan seni mempengaruhi pribadi
yang dilakukan oleh penjual, untuk mengajak orang lain bersedia membeli barang
atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan penjualan yang baik adalah mampu terserapnya
produk dengan baik di pasaran atau konsumen sehingga perusahaan dapat

603 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

memperoleh apa yang menjadi tujuannya. Dapat dirumuskan strategi peningkatan


penjualan sebagai berikut:
1. Mengenali segmen atau target pasar
Diketahuinya bagaimana profil dari masing-masing segmen yang terbentuk
atau target pasar, maka mempermudah perusahaan untuk mengetahui apa yang
menjadi keinginan dari masing-masing calon konsumen tersebut. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik. Memberikan pelayanan
yang baik maka akan mampu mempengaruhi tingkat keloyalan konsumen
terhadap perusahaan.
2. Meningkatkan atribut yang menjadi keunggulan produk.
Produk beras merah organik Jatiluwih Bali memiliki keunggulan dalam atribut
kesehatan, kemasan, dan aroma. Atribut tersebut baiknya dipertahankan dan
ditingkatkan untuk mampu terus bersaing dengan produk lainnya dan mampu
bertahan dalam kompetisi persaingan.
3. Memberikan diskon harga dan menjaga kualitas.
Memberikan diskon harga dan menjaga kualitas agar konsumen memiliki
kesan/image yang lebih positif terhadap produk beras merah organik Jatiluwih
Bali.
4. Menggunakan Internet Marketing
Salah satu kegiatan promosi yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan
kecanggihan teknologi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menampilkan
produk usaha pada situs jejaring internet.
5. Memperluas jaringan mitra bisnis
Kemudahan konsumen untuk memperoleh produk beras merah organik
Jatiluwih Bali tentu menjadi nilai plus bagi perusahaan. Konsumen tidak perlu
kesulitan lagi untuk mampu mendapatkan apa yang mereka inginkan.
6. Mengikuti kegiatan pameran
Kegiatan promosi juga dapat dilakukan melalui pameran-pameran organik
yang banyak diselenggarakan oleh dinas terkait, dan mampu membantu
memperkenalkan produk melalui kegiatan pameran yang diselenggarakan.
7. Diversifikasi olahan beras merah
Mengembangkan olahan produk beras merah organik yang diolah menjadi teh beras
merah dan tepung beras merah tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai
tambah.

4. Simpulan dan Saran


Strategi segmenting, targeting dan positioning produk beras merah organik
Jatiluwih Bali menunjukkan terbentuk 3 segmen, dengan persentase Segmen-1
(49%), Segmen-2 (31%) dan Segmen-3 (20%). Berdasarkan daya tarik struktural,
segmen-3 potensial apabila dijadikan sebagai target pasar. Positioning produk
berdasarkan alat analisis MDS produk Jatiluwih Bali tidak berada dalam satu
kuadran manapun, sehingga menunjukkan tidak ada kemiripan dengan produk

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA 604
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523 Vol. 6, No. 4, Oktober 2017

pesaing. Positioning berdasarkan alat analisis CA produk beras merah organik


Jatiluwih Bali memiliki keunggulan dalam atribut kesehatan, kemasan dan aroma.
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan, yakni sebaiknya perusahaan
mengimplementasikan strategi peningkatan penjualan dengan cara mengenali
segmen atau target pasar, mempertahankan atau meningkatkan atribut yang menjadi
keunggulan, meningkatkan diskon harga serta menjaga kualitas, meggunakan
internet marketing, memperluas jaringan mitra bisnis, mengikuti kegiatan pameran
organik dan diversifikasi olahan produk beras merah.

5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih ini peneliti tujukan kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini bisa dipublikasikan.

Daftar Pustaka
Keegan, W.J. and Green, M.S. 2008. Global Marketing. London Pearson Education.
Kotler, P. dan Armstrong, G. 2001. Prinsip Prinsip Pemasaran. Edisi ke delapan.
Damos Sihimbing. Erlangga. Jakarta.
Kotler and Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13 Jilid 1. Erlangga. Jakarta
Lasmini, Ni Ketut. 2008. Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Segmenting,
Targeting dan Positioning Kopi Bubuk Bali Banyuatis di Kota Denpasar.
Tesis. Denpasar.
Pramaputra, cokorda yudha. 2011. Fakultas ekonomi dan bisnis universitas udayana.
Strategi segmenting, targeting dan positioning produk kredit kepemilikian
rumah (KPR) PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tesis. Denpasar.
Santoso, S. 2001. Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT Elex
Media Komputindo. Jakarta.
Santoso, S. 2010. Statistik Multivariat. PT Elex Media Komputindo. Jakarta.
Swasta, Basu. 2001. Manajemen Penjualan Edisi Ketiga. BPFE. Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy dan Gregorius Candra. 2012. Pemasaran Strategik Edisi 2.
Yogyakarta
Yuniasanti, reny. 2014. Bahan Ajar PPT. Segmentasi, Targeting dan Positioning
Pasar: Prinsip Dasar dan Implementasi. [Tersedia :
https://ebook.repo.mercubuana-yogya.ac.id]. Diakses pada tanggal 15
September 2016.

605 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

You might also like