Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEJADIAN

DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUNTI


KAYU PALEMBANG
RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE AND ATTITUDES OF MOTHERS
WITH DIARRHEA IN TODDLERS IN THE WORK AREA OF PUNTI KAYU
PALEMBANG HEALTH CENTER

Dewi Rury Arindari1, Eko Yulianto2


1
STIKES Siti Khadijah Palembang
2
STIKES Siti Khadijah Palembang
Email: [email protected]

Abtrack : Relationship between Knowledge and Attitudes of Mothers with Diarrhea in


Toddlers in the Work Area of Punti Kayu Palembang Health Center. Diarrhea or
gastroenteritis is one of the many health problems found in the community in Indonesia. Diarrhea
is included in the group of 3 main reasons for client visits to Puskesmas. Data from the Ministry of
Health found an increase in cases and deaths from diarrhea from year to year where most (70-
80%) occurs in children under 5 years. Impacts that can arise due to diarrheal diseases, among
others: can physically cause dehydration and complications in the form of sepsis and liver
abscesses, while psychologically, hospitalization in children can lead to child development
disorders. The purpose of this study is to know the relationship between knowledge and attitudes
of mothers with the incidence of diarrhea in the working area of Punti Kayu Palembang Health
Center. The methodology used in the study was a quantitative method with cross sectional design,
then the data was analyzed using the chi square stst test. The study population was mothers who
took children to Punti Kayu Palembang Health Center, while the sample in the study was 56
respondents using accidental sampling techniques that met the inclusion and exclusion criteria.
Instructions in this study used a questionnaire. From the results of the chi square test, it was found
that there was a relationship between the knowledge of mothers and the incidence of diarrhea in
the working area of Punti Kayu Palembang with ρ value = 0,000: and there was a relationship
between the attitude of mothers and the incidence of diarrhea in the working area of Punti Kayu
Palembang. The results of this study are expected to be used as input for the Punti Kayu
Palembang Health Center and the surrounding community in improving the knowledge and
attitudes of mothers with the incidence of diarrhea.

Keywords : Knowledge, Attitude, Diarrhea Events

Abstrak : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di
Wilayah Kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang Diare atau gastroenteritis merupakan salah
satu masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada masyarakat di Indonesia.Diare termasuk
dalam kelompok 3 alasan utama kunjungan klien ke Puskesmas.Data dari Kementerian Kesehatan
ditemukan peningkatan jumlah kasus dan kematian akibat diare dari tahun ke tahun dimana
sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun. Dampak yang dapat timbul
akibat penyakit diare, antara lain: secara fisik dapat mengakibatkan dehidrasi dan komplikasi
berupa sepsis dan abses liver, sedangkan secara psikologis, hospitalisasi pada anak dapat
mengakibatkan gangguan perkembangan anak. Tujuan penelitian ini diketahuinya hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu
Palembang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif dengandesain
cross sectional, selanjutnya data dianalisa dengan menggunakan uji ststistik chi square. Populasi
penelitian ini adalah ibu yang membawa anak ke Puskesmas Punti Kayu Palembang, sedangkan
sampel dalam penelitian adalah 56 responden dengan menggunakan tekhnik accidental sampling
yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Instrumendalam penelitian ini menggunakan
kuesioner. Dari hasil uji chi square, didapatkan ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang dengan ρ value = 0,000:dan ada
hubungan antara sikap ibu dengan kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu
Palembang dengan ρ value = 0,001. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai

47_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


masukan bagi Puskesmas Punti Kayu Palembang dan Masyarakat sekitar dalam meningkatkan
pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kejadian Diare

PENDAHULUAN diare, balita lebih rentan mengalami dehidrasi


(Notoadmodjo, 2010).
Diare atau gastroenteritis, masih Diare adalah kehilangan cairan dan
merupakan masalah masyarakat di Indonesia. elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
Dari daftar urutan penyebab kunjungan frekuensi 3 kali atau lebih BAB dengan bentuk
Puskesmas / Balai Pengobatan, penyakit ini tinja yang keluar encer atau cair, (WHO, 2009).
hampir selalu termasuk dalam kelompok 3 Penyakit diare merupakan penyakit yang ditandai
penyebab utama ke Puskesmas (Suraatmaja, dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja,
2010). bertambahnya frekuensi buang air besar, dan
Menurut World Health organization kadang disertai dengan muntah atau tinja yang
(WHO, 2009).diketahui secara global setiap berdarah (Manopo (2013) dan Ode (2012)).
tahunnya ada sekitar 2 miliyar kasus diare Beberapa dampak yang terjadi akibat
dengan angka kematian 1,5 juta pertahun. Di penyakit diare, antara lain: secara fisik dapat
Asia Tenggara, diare menempati urutan ketiga mengakibatkan dehidrasi dan komplikasi berupa
terbanyak 15-17% dari total populasi penduduk sepsis dan abses liver. Secara psikologis,
atau kasus yang terjadi pada anak anak. hospitalisasi pada anak yang menderita dapat
Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia mengakibatkan gangguan perkembangan anak
tahun 2012, jumlah kasus diare yang ditemukan (Utami, 2014). Selain itu, penyakit diare juga
sekitar 213.435 penderita dengan jumlah secara tidak langsung memberikan dampak pada
kematian 1289 dimana sebagian besar (70-80%) ekonomi keluarga, baik berupa biaya pengobatan
terjadi pada anak-anak dibawah 5 tahun. Sering dan perawatan maupun biaya transportasi yang
kali mengalami dehidrasi dan 50-60% meninggal harus dikeluarkan selama anak dirawat di Rumah
dunia (Suraatmaja, 2010). Sakit (Putri, 2016).
Menurut Kementrian Kesehatan Salah satu faktor resiko yang diduga
Provinsi Sumatera Selatan menyebutkan memiliki kontribusi terhadap tingginya kejadian
penderita diare pada balita pada tahun 2014 diare dengan berbagai tingkatan atau gradiasinya
Sebanyak 20.719, kemudian pada tahun 2015, adalah belum optimalnya pengetahuan ibu
angka penderita diare sebanyak 18.080 orang. tentang diare dan penanganan awal pada anak
sedangkan pada tahun 2016 mengalami kenaikan dengan diare (Sitompul, 2013)
sebanyak 18.596 orang (2,9%) (Kemenkes, Didalam keluarga, peran peran penting
2015). bertumpu pada ibu.salah satunya dalam memberi
Berdasarkan data wilayah kerja perawatan dan pemberi asuhan Keperawatan
Puskesmas Punti Kayu Palembang pada tahun (Friedman, 1998). Ibu juga memegang peranan
2014 penderita diare pada balita sebanyak 735, sentral yaitu sebagai pembuat keputusan
pada tahun 2015 angka kejadian diare yaitu hubungan dengan kesehatan, pendidik, konselor
sebanyak 715, sedangkan pada tahun 2016 dan pemberi asuhan dalam keluarga (Litman ,
mengalami kenaikan sebanyak 753 (5,3%) pada 1974). Sedangkan menurut Effendy (1998),
balita (Puskesmas Punti Kayu, 2016). peranan ibu antara lain sebagai pengurus rumah
Insiden diare tertinggi tercatat pada usia tangga, pengasuh, pelindung, pendidik, anggota
balita yaitu 1 tahun sampai dengan 5 tahun kelompok dan masyarakat serta pencari nafkah
(Riskesdas, 2013). Balita adalah kelompok usia tambahan. Peranan ibu sebagai pemberi
tersendiri yang menjadi sasaran KIA (kesehatan perawatan anak atau pemberi asuhan kesehatan
ibu dan anak) di lingkup dinas kesehatan. Balita dapat berupa ibu menentukan gejala gejala dan
merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak sebagai pemberi keputusan tindakan apa yang
yang sangat pesat dalam pencapaian keoptimalan harus dia berikan pada anaknya (friedman, 1998).
fungsinya.Penyebab balita yang paling sering Oleh karena itu, agar peran sebagai pemberi
mengalami diare adalah infeksi, penurunan daya perawatan anak dan pemberi asuhan kesehatan
tahan tubuh, faktor lingkungan dan dapat berperan dengan baik, harus di dukung
perilaku.Kejadian diare lebih berbahaya pada dengan perilaku yang baik terutama pengetahuan
balita di karenakan komposisi tubuh balita lebih kesehatan.Pengetahuan kesehatan merupakam
banyak mengandung air, sehingga saat terjadi respon seseorang terhadap stimulus atau objek

48_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system eksklusi: 1) memiliki balita yang mengalami cacat
pelayanan kesehatan, makanan seta lingkungan. mental atau gangguan mental dan 2) memiliki
Di kutib oleh (Notoadmodjo, 2010) balitadengan kasus gawat darurat.
Pengetahuan ibu diharapkan dapat
mempengaruhi sikap ibu dalam mengambil Tempat dan Waktu Penelitian
keputusan yang cepat dan tepat untuk Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja
meminimalisir resiko atau hal hal yang Puskesmas Punti Kayu Palembang pada
menyebabkan diare (Manopo, 2013). Juli2017.
Penelitian oleh Sitompul (2012),
diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan HASIL
antara pengetahuan dengan sikap ibu dalam 1. Analisis Univariat
penanganan awal diare pada anak prasekolah. a. Kejafian Diare pada Balita
Hal ini sejalan dengan penelitian yang lakukan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Kejadian
oleh Indriyani (2012), di dapat nilai ρ value Diare pada Balita di Wilayah
0,000 yang artinya ada hubungan antara Kerja Puskesmas Punti Kayu
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu pengunjung Palembang Tahun 2017
posyandu Desa Sukasari dengan penanganan No Kejadian Diare Pada Balita Jumlah %
diare pada balita. 1 Diare 18 32,1
2 Tidak Diare 38 67,9
Hasil penelitian oleh Hartati (2010),
Jumlah 56 100
menjelaskan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan ibu dengan kejadian diare. Hasil
analisia bivariat antara pengetahuan ibu dengan Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
kejadian diare pada balita di peroleh bahwa ada dari56 responden, jumlah balita yang tidak diare
sebanyak 24 Ibu (82,8%) ibu yang memiliki lebih banyakyaitu sebanyak 38 responden
(67,9%) di bandingkan dengan balita yang
pengetahuan cukup, sedangkan ibu yang
terserang diare sebanyak 18 responden (32,1%).
memiliki pengetahuan baik terdapat 42 Ibu
(65,6%). Hal ini sejalan dengan penelitian Jannah
(2016), yang mengatakan bahwa tidak ada b. Pengetahuan
hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu Tabel 2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan
dengan kejadian diare. Ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
Berdasarkan uraian di atas, peneliti Punti Kayu Palembang Tahun
tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan 2017
No Pengetahuan Jumlah %
dan sikap ibu dengan kejadian diare pada balita
1 Baik 42 75
di wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu 2 Tidak Baik 14 25
Palembang Tahun 2017. Jumlah 56 100

METODE Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 56


responden, frekuensi ibu yang mempunyai
Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam pengetahuan baik lebih banyakyaitu sebanyak 42
penelitian ini adalah cross sectional (potong responden (75%) dibandingkan dengan ibu yang
lintang), dimana pengukuran terhadap mempunyai pengetahuan tidak baik sebanyak 14
pengetahuan, sikap dan angka kejadian diare responden (25%).
pada balitadilakukan dalam waktu bersamaan.
c. Sikap
Populasi dan Sampel Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu di
1. Populasi Wilayah Kerja Puskesmas Punti
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Kayu Palembang Tahun 2017
ibu yang memiliki balita yang di Wilayah Kerja No Sikap Jumlah %
Puskesmas Punti kayu Palembang. 1 Positif 35 62,5
2 Negatif 21 37,5
2. Sampel Jumlah 56 100
Tehnik pengambilan sampel pada penelitian
ini menggunakan accidental sampling dengan Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
krikteria inklusi; 1) bersedia dijadikan responden; dari 56 responden, frekuensi ibu yang
2).dapat berkomunikasi dengan baik, membaca, mempunyai sikap positif terhadap kejadian diare
menulis, dan berbahasa Indonesia; 3). tidak terganggu
adalah 35 responden (62,5%) lebih banyak
pendengaran, dan pengelihatannya. Sedangkan kriteria

49_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


dibandingkan dengan ibu yang mempunyai sikappositif lebih banyak memiliki balita yang tidak
negatif yaitu 21 responden (37,5%). diare yaitu sebanyak 30 responden (85,7%)
dibandingkan denganbalita yang diare sebanyak
2. Analisis Bivariat 5 responden (14,3%).
a. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square
Kejadian Diare pada Balita di Wilayah didapatkan ρ value 0,001< α maka H0 ditolak.
Kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang Dari hasil tersebut bisa diambil kesimpulan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap
Tabel 3. Hubungan Pengetahuan Ibu denganibu dengan kejadian diare di wilayah kerja
Kejadian Diare pada Balita DiPuskesmas Punti Kayu Palembang.
Wilayah Kerja Puskesmas Punti
Kayu Palembang Tahun 2017 PEMBAHASAN
Kejadian Diare 1. Pembahasan Univariat
Pada Balita a. Kejadian Diare pada Balita
ρ
No Pengetahuan Tidak n OR
Diare value
Diare Dari hasil analisis univariat
n % n % menunjukkanbahwa balita yang tidak terkena
1 Baik 6 14,3 36 85,7 42 0,000 diare
0,028yaitu 38 responden (67,9%), lebih banyak
2 Tidak baik 12 85,7 2 14,3 14
terjadi di bandingkan dengan balita yang
Jumlah 18 38 56
terserang diare sebanyak 18 responden (32,1%).
Menurut Ode (2012), ada beberapa faktor
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
yang menyebabkan diare yaitu Faktor infeksi:
dari 42 responden, ibu yang memiliki
Bakteri, Virus, Parasit, Kandida (Candida
pengetahuan baik lebih banyak memiliki
Albicans), E.Colli (ENtamoeba colli) dan faktor
balitayang tidak menderita diare yaitu 36
non infeksi: alergi makanan, gangguan metabolic
responden (85,7%) dibandingkan denganbalita
atau mal-absorbsi, iritasi langsung pada
yang menderita diareyaitu sebanyak 6 responden
pencernaan oleh makanan, penyakit gangguan
(14,3%).
endrokrin, emosional atau stress, menurunnya
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square
daya tahan tubuh, kekurangan gizi, obat-obatan,
didapatkan ρ value 0,000 < α (0,05) maka H0
serta pengetahuan dan sikap ibu yang baik.
ditolak. Dari hasil tersebut bisa diambil
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna
Wiratama (2012), didapatkan analisis univariat
antara pengetahuan ibu dengan kejadian diare di
responden yang tidak terkena diare sebanyak 15
wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang.
responden (75%), lebih banyak di bandingkan
dengan yang tidak terkena diare sebanyak 5
b. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian
responden (25%) .
Diare pada Balita di Wilayah Kerja
Berdasarkan hasil, teori, dan penelitian
Puskesmas Punti Kayu Palembang
terkait maka peneliti berpendapat bahwa angka
Tahun 2017
kejadian diare lebih sedikit dibandingkan yang
tidak terkena diare di karenakan responden telah
Tabel 4. Hubungan Sikap Ibu dengan
memiliki pengetahuan dan sikap yang sudah
Kejadian Diare pada Balita di
cukup baik terhadap penyakit diare.
Wilayah Kerja Puskesmas Punti
Kayu Palembang Tahun 2017
b. Pengetahuan
Kejadian Diare Pada
Dari hasil analisis univariat didapatkan dari
Ju 56 responden menunjukkan bahwa responden
Balita ρv
ml OR atau ibu yang mempunyai pengetahuan baik
No Sikap Tidak al
Diare ah sebanyak 42 responden (75%) lebih besar
Diare ue
n % N % n dibandingkan pengetahuan tidak baik sebanyak
1 Positif 5 14,3 30 85,7 35 0, 14 responden (25%).
0,10
2 Negati 13 61,9 8 38,1 21 00 Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
3
f 1 dan ini terjadi setelah orang melakukan
Jumlah 18 38 56 pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa yaitu indra pengelihatan, pendengaran,
dari 35 responden ibu yang mempunyaisikap penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

50_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan dari sikap ibu yang membawa balita ke
telinga. Menurut Priyoto (2015) faktor-faktor Puskesmas pada saat terjadi gangguan masalah
yang mempengaruhipengetahuan, yaitu: faktor kesehatan, diketahui bahwa sebagian besar ibu
internal meliputi pendidikan, minat, pengalaman, yang menjadi responden memiliki balita yang
usia dan juga dipengaruhi oleh faktor eksternal tidak menderita diare. Beberapa sikap yang perlu
yaitu ekonomi, informasi, kebudayaan, dan untuk ditingkatkan pada ibu di wilayah kerja
lingkungan. Puskesmas Punti Kayu Palembang yaitu makan
Hasil penelitian Khikmah (2012), harus di simpan di tempat yang tidak di hinggapi
didapatkan hasil univariat dari 100 responden lalat, dan menjaga kebersihan lingkungan.
sebanyak 53 responden (53%) memiliki
pengetahuan baik, 43 responden (41%) memiliki 2. Pembahasan Bivariat
pengetahuan cukup, dan 6 responden (6%) a. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
memiliki pengetahuan buruk. Kejadian Diare pada Balita
Berdasarkan hasil, teori dan penelitian
terkait maka peneliti berpendapat bahwa Dari hasil analisis bivariate,42 responden
pengetahuan sangat erat kaitannya dengan didapatkan bahwa pengetahuan yang baik lebih
pendidikan, pada penelitian ini ditemukan bahwa banyak balita yang tidak diare dibandingkan
sebagian besar ibu memiliki pendidikan terakhir denganbalita yang diare. Dari hasil uji Chi
SMA.Sebagian besar ibu sering membawa Square didapatkan bahwa ρ value = 0,000 lebih
anaknya ke posyandu untuk memeriksakan kecil dari α, hal ini menunjukkan bahwa ada
kesehatan balita setiap bulan.Beberapa hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian
pengetahuan yang harus di tingkatkan adalah diarepada balita di wilayah kerja Puskesmas
cara membuat larutan garam sebagai pengganti Punti Kayu Palembang.
oralit, makanan yang harus dihindari ketika balita Menurut Priyoto (2015), tingkat
terkena diare, dan waktu yang tepat ketika pengetahuan seseorang secara rinci terdiri dari
membawa balita yang terkena diare. enam tingkatan, yaitu: tahu (Know): pada tingkat
ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu
c. Sikap spesifik dari sesuatu bahan yang diterima atau
Dari hasil analisis univariat dari 56 dipelajari atau rangsangan yang telah diterima,
responden menunjukkan bahwa responden yang dan tahu dalam hal ini merupakan tingkat
mempunyai sikap positif sebanyak 35 responden pengetahuan yang paling rendah. Selanjutnya
(62,5%) lebih besar dibandingkan dengan yang memahami (Comprehension): diartikan sebagai
mempunyai sikap negatif sebanyak 21 responden suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang
(37,5%). obyek yang diketahui dan menginterprestasikan
Menurut Priyoto (2015), sikap materi tersebut secara benar. Kemudian aplikasi
merupakan reaksi atau respons seorang yang (Application): diartikan sebagai kemampuan
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
obyek. Manifestasi dari sikap tidak dapat pada suatu kondisi atau situasi nyata. Selanjutnya
langsung terlihat, tetapi hanya ditafsirkan terlebih analisis (Analysis) :kemampuan untuk
dahulu dari perilaku yang tertutup.Dalam menjabarkan materi ke dalam komponen-
kehidupan sehari-hari pengertian sikap adalah komponen, tapi masih dalam suatu struktur
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
sosial.Dari pengertian ini dapat digaris bawahi Kemudian sintesis (Synthesis): suatu kemampuan
bahwa selama perlaku itu masih tertutup, maka untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
dinamakan sikap sedangkan apabila sudah bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
terbuka itulah perilaku yang sebenarnya yang baru. Atau menyusun formulasi baru dari
ditunjukan seseorang. formulasi yang ada. Dan yang terakhir evaluasi
Sejalan dengan hasil penelitian Indriyani (Evaluation): kemampuan untuk melakukan
(2014), didapatkan hasil analisis univariat dari 64 justifikasi / penilaian terhadap suatu
responden yang mempunyai sifat mendukung materi/obyek.penilaian ini dengan sendirinya
sebanyak 37 responden (57,8%) lebih besar dari didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
pada yang mempunyai sifat tidak mendukung sendiri atau norma-norman yang berlaku di
sebanyak 27 responden (42,2%) masyarakat.
Berdasarkan hasil, teori dan penelitian Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat
terkait maka peneliti berpendapat bahwa sikap Sarwono (2010) yang menyatakan bahwa
postif ibu terhadap kesehatan balita nya tampak pengetahuan seseorang akan bertambah dengan

51_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


di perolehnya informasi-informasi tertentu pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sei
sehingga akan terjadi peningkatan pengetahuan. Selincah Palembang.mengatakanbahwa ada
Dengan peningkatan pengetahuan tersebut maka hubungan antara sikap ibu dengan kejadian diare
akan terjadi peningkatan sikap kesehatan dalam pada balita di wilayah kerja Puskesmas Sei
diri individu yang berdasarkan kesadaran dan Selincah Palembang. Didapatkan bahwa
kemauan individu. Dari hasil penelitian ini responden yang memiliki sikap positif 17
diantara sampel ternyata balita yang menderita responden (85,0%) lebih besar dari pada
diare hanya sedikit, hal ini dikarenakan bahwa responden yang memiliki sikap negative 3
diare penyakit yang berbasis lingkungan. responden (15,0%) dengan angka ρ value 0,009
Kejadian diare tergantung pada musim yaitu lebih kecil dari nilai α = 0,05.
musim penghujan. Berdasarkan hasil, teori, dan penelitian
Menurut penelitian Wiratama (2012), terkait maka peneliti berpendapat bahwa sikap
didapatkan hasil bahwa ada hubungan yang ibu juga sangat dibutuhkan dalam pencegahan
bermakna antara pengetahuan ibu dengan diare, jika sikap ibu positif maka kejadian diare
kejadian diare pada balita. pada balita dapat di cegah, dari hasil tabel sikap
Berdasarkan hasil, teori, dan penelitian ibu tentang diare menunjukkan bahwa responden
terkait maka peneliti berpendapat bahwa yang mempunyai sikap positif lebih banyak
pengetahuan ibu sangat di butuhkan dalam dibandingkan dengan yang mempunyai sikap
pencegahan diare, jika pengetahuan baik maka negatif. Hal ini sesuai dengan teori yang ada,
kejadian diare pada balita dapat di cegah, dari bahwa sikap ibu sangat berpengaruh untuk
hasil tabel pengetahuan ibu tentang diare mencegah terjadinya diare pada balita.
menunjukkan bahwa responden yang mempunyai
pengetahuan baik lebih banyak tidak diare KESIMPULAN
dibandingkan dengan yang terkena diare. Hal ini
sesuai dengan teori yang ada, bahwa pengetahuan Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan
ibu sangat berpengaruh untuk mencegah terhadap semua variabel yang diteliti, didapatkan
terjadinya diare pada balita. simpulan sebagai berikut:
1. Distribusi frekuensi kejadian diare pada balita
b. Hubungan Sikap Ibu dengan Kejadian di wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu
Diare pada Balita Palembang, diketahui bahwa dari56
responden menunjukkan bahwa balita yang
Hasil analisis bivariat didapatkan bahwa tidak terkena diare sebanyak 38 responden
dari 35 responden yang mempunyai sikap positif (67,9%), lebih banyak terjadi di bandingkan
sebanyak 30 responden (85,7%) yang tidak dengan balita yang terserang diare sebanyak
terkena diare, lebih besar dibandingkan dengan 18 responden (32,1%).
yang terkena diare sebanyak 5 responden 2. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu di
(14,3%). Sedangkan yang mempunyai sikap wilayah kerja Puskesmas Punti Kayu
negative, dari 21 responden yang terkena diare Palembang, diketahui bahwa dari 56
sebanyak 13 responden (61,9%), lebih besar responden menunjukkan bahwa yang
dibandingkan yang tidak terkena diare sebanyak mempunyai pengetahuan baik sebanyak 42
8 responden (38,1%). Dari hasil uji Chi Square responden (75%) lebih banyak dibandingkan
didapatkan bahwa ρ value = 0,001, hal ini dengan yang mempunyai pengetahuan tidak
menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan baik sebanyak 14 responden (25%).
ibu dengan kejadian diarepada balita di wilayah 3. Distribusi frekuensi sikap ibu di wilayah kerja
kerja Puskesmas Punti Kayu Palembang. Puskesmas Punti Kayu Palembang, dari 56
Menurut Priyoto (2015), sikap merupakan responden menunjukkan bahwa dari 56
reaksi atau respons seorang yang masih tertutup responden yang mempunyai sikap positif
terhadap suatu stimulus atau obyek sedangkan sebanyak 35 responden (62,5%) lebih besar
menurut Azwar Saifuddin (1995), merupakan dibandingkan dengan yang mempunyai sikap
keteraturan perasaan, pemikiran perilaku negatif sebanyak 21 responden (37,5%).
seseorang dalam interaksi sosial. Menurut Baron 4. Ada hubungan antara pengetahuan ibu
dan Bryne (2003) sikap merupakan evaluasi dengan kejadian diare di wilayah kerja
terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial. Puskesmas Punti Kayu Palembang dengan ρ
Menurut penelitian yang di lakukan oleh value 0,000
Wiratama (2012) yang berjudul hubungan
pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare

52_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


5. Ada hubungan antara sikap ibu dengan Dion Yohanes & Betan Yasinta.2013. Asuhan
kejadian diare di wilayah kerja Puskesmas Keperawatan Keluarga Konsep dan
Punti Kayu Palembang dengan ρ value 0,001 Praktek. Nuha Medika : Yogyakarta
Dinkes. 2015. Profil Kesehatan Dinas Kesehaan
SARAN Kota Palembang. (Http://dinkes.palemb
ang.go.id/tampung/dokumen/dokumen122-
1. Bagi Puskesmas Punti Kayu Palembang 166.Pdf) diakses pada tanggal 26 April
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan 2017.
sebagai masukan bagi Puskesmas Punti Donsu Jenta Dolitine. 2017. Psikologi
Kayu Palembang dan Masyarakat sekitar Keperawatan. Pustaka Baru Press :
dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap Yogyakarta.
ibu dengan kejadian diare melalui Indriani. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan
penyuluhan, pembuatan spanduk dan Dan Sikap Ibu Mengenai Penanganan
pembuatan SOP tentang pengetahuan Awal Penyakit Diare Pada Balita.
meliputi, langkah langkah yang dapat Padalarang: Padalarang.
dilakukan dalam mencegah diare, waktu Khikmah. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu
yang tepat untuk membawa anak yang Tentang Diare Dengan Kejadian Diare
terkena diare ke pelayanan kesehatan, Pada Balita Usia 2-5 Tahun. Universitas
makanan apa saja yang harus di hindari Muhammadyah Surakarta: Surakarta
ketika anak mengalami diare, sedangkan Manopo Jeannet Ch, dkk. 2013. Tingkat
tentang sikap ibu meliputi, cara menyimpan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Pada
makanan agar tidak di hinggapi lalat, Anak di Puskesmas Manado.
menjaga kebersihan lingkungan, dan (Https://ejournal.unsrat.ac.id/index/php/edi
menutup botol susu untuk mencegah omedik/article/viewfile/5465/4991)
terjadinya diare. diakses pada tanggal 13 April 2017.
Notoadmojo Soekidjo. 2003. Pendidikan dan
2. Bagi STIK Siti Khadijah Palembang Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta
Bagi Stik Siti Khadijah Palembang Ode La Sharif. 2012. Asuhan Keperawatan
diharapkan dapat menambah referensi Gerontik. Nuha Medika : Yogyakarta
referensi buku di perpustakaan tentang Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit
komunitas keluarga yang berkaitan dengan dalam. Nuha Medika : Yogyakarta
kejadian diare. Paramitha Galih Wuly, dkk. 2010. Perilaku Ibu
Pengguna Botol Susu Dengan Kejadian
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diare Pada Balita. (http://ejournal.ui.ac.id
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut /index.php/health/article/viewfile/646/631)
dan mendalam mengenai faktor lain yang diakses pada tanggal 17 April 2017.
mempengaruhi kejadian diare yaitu Priyoto. 2015. Perubahan Dalam Perilaku
kepercayaan dan tradisi dan diharapkan Kesehatan. Graha Ilmu : Yogyakarta
penelitian ini dijadikan sebagai bahan Puskesmas Punti Kayu. 2017. Profil Puskesmas
pembanding bagi peneliti selanjutnya. Punti Kayu Tahun 2014-2016. Palembang:
Puskesmas Punti Kayu
Sitompul Harry Olivia, dkk. 2013. Hubungan
DAFTAR PUSTAKA Pengetahuan Ibu dengan Sikap Dalam
Penanganan Awal Diare Pada Anak Pra
Alim Hidayat A. 2007. Riset Keperawatan dan Sekolah di RW 12 Desa Jaya Mekar
Teknik Penulisan Ilmiah.Edisi II. Salemba Padalarang.
Medika : Jakarta. (http://ejournal.stikesborromeus.ac.id/file/j
Ariani Ayu Putri. 2016. Diare Pengobatan dan urnal%206.pdf) diakses pada tanggal 17
Pencegahannya. Nuha Medika : April 2017.
Yogyakarta. Suraatmadja Sudaryat. 2010. Kapita Selekta
Arikunto Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Gastroenterologi. Cv Agung Seto :
Rineka Cipta : Jakarta Jakarta.
Azwar Azrul. 2003. Metodologi Penelitian. Tim Andromeda. 2009. Pedoman Umum Ejaan
Dinarupa Akara : Batam Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.
Yogyakarta: Andromeda Publishing.

53_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018


Wilyandari Baiq Linda. 2012. Hubungan Wiratama. 2012. Hubungan Pengetahuan dan
Sanitasi Lingkungan Keluarga Dengan Sikap Ibu dengan Kejadian DIare Pada
Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sei
Pringapus Kecematan Pringapus Selincah Palembang. Akper Pembina
Kabupaten Semarang (Http://perpusnwu. Palembang. Tidak dipublikasikan.
web.id/karyailmiah/documents/3825.pdf)
diakses pada 18 April 2017.

54_Jurnal Ilmiah Kesehatan, Volume 7 No 1 Januari 2018

You might also like