0% found this document useful (0 votes)
62 views12 pages

Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Perawat Di Rsud Datu Beru Erma Elizar, Namora Lumongga Lubis, Yuniati

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1/ 12

PENGARUH STRES KERJA, BEBAN KERJA, KEPUASAN KERJA

TERHADAP KINERJA PERAWAT DI RSUD DATU BERU

Erma Elizar1, Namora Lumongga Lubis2, Yuniati3


1,3
Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Email: [email protected], [email protected],
[email protected]

ABSTRACT

Nursing services greatly determine the quality of hospital services, but the
services provided by nurses are still often complained of by the community. The
highlight of nurse performance is a problem that must be addressed immediately.
Performance, in this case, is closely related to how much workload, work stress and
nurse motivation work in providing health services. Job stress is a common health
problem and is often complained of by workers in various countries. The study design
used quantitative analytical surveys with crossectional designs. The population of all
nurses working in the inpatient room at Datu Beru Takengon Hospital was 304 people.
The sampling technique uses proportional random sampling. Data analysis was
performed by univariate, bivariate and multivariate analysis with chi_square. The
results obtained p-value = 0,000, 0,003, 0,000 <α 0,05, meaning that there is an
influence between work stress, workload and job satisfaction on nurse performance,
from the results of multivariate analysis found that the most influential variables in this
study are load variables work with an Exp B value of 22.121 which means the workload
is 22 times influencing the performance of nurses. Conclusions there is a relationship
between work stress, workload and job satisfaction on nurse performance while
multivariate analysis shows that the most dominant factor is the workload variable on
nurse performance. It is recommended for nurses to use time more effectively in
completing tasks that are burdened so that there is no accumulation of work so that it
can be completed on time.

Keywords: Job Stress, Workload, Job Satisfaction, Nurse Performance

PENDAHULUAN sakit dalam menerapkan standar asuhan


Pelayanan keperawatan kesehatan keperawatan (Hannani, 2016).
pada rumah sakit merupakan salah satu Menurut WHO (Word Health
pelayanan yang sangat penting dan Organization), rumah sakit juga
berorientasi pada tujuan yang berfokus merupakan pusat latihan tenaga
pada penerapan asuhan keperawatan kesehatan, serta untuk penelitian
secara profesional sesuai standar biososial. Setiap fasilitas pelayanan
keperawatan sangat tergantung pada kesehatan mempunyai kewajiban untuk
bagaimana kinerja perawat di rumah memberikan pertanggung jawaban atas

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 78


pelayanan yang telah diberikan (Budi, yang paling menyebabkan stres dalam
2011). kehidupan sehari-hari (Budi, 2011).
Stres kerja merupakan masalah Tenaga perawat yang merupakan
kesehatan yang umum terjadi dan sering “The caring profession” mempunyai
dikeluhkan oleh pekerja diberbagai kedudukan penting dalam menghasilkan
negara. Di Amerika, Stres kerja kualitas pelayanan kesehatan di rumah
merupakan masalah yang umum terjadi sakit, karena pelayanan yang
dan merugikan bagi pekerja. Tercatat diberikannya berdasarkan pendekatan
sekitar 8% penyakit yang ditimbulkan bio-psiko-sosial spiritual merupakan
akibat pekerjaan adalah depresi. Dalam pelayanan yang unik dilaksanakan
sebuah survei yang dilakukan oleh selama 24 jam dan berkesinambungan
Princeton Survei Research Associates, merupakan kelebihan tersendiri
diketahui bahwa tiga dari empat orang dibanding pelayanan lainnya Perawat
Amerika mengatakan bahwa perawat merupakan sumber daya manusia
pada saat ini memiliki tingkat stres yang terpenting di rumah sakit karena selain
tinggi dibandingkan dengan perawat jumlahnya yang dominan (55 - 65%).
yang bekerja ditahun sebelumnya. Oleh karena itu pelayanan keperawatan
Sementara hasil penelitian Labour sebagai bagian integral dari pelayanan
Force Survey, menemukan bahwa kesehatan jelas mempunyai kontribusi
terdapat 440.000 kasus stres akibat kerja yang sangat menentukan kualitas
di Inggris dengan angka kejadian pelayanan di rumah sakit. Sehingga
sebanyak 1.380 kasus per 100.000 setiap upaya untuk meningkatkan
perawat yang mengalami stres akibat kualitas pelayanan rumah sakit harus
beban kerja. Sementara hasil Komisi juga disertai upaya untuk meningkatkan
Kesehatan Mental Kanada tahun 2016 kinerja keperawatan (Ningsih, Priyo, &
mencatat bahwa setidaknya terdapat 1 Suratmi, 2011).
dari 5 orang perawat yang mengalami Keperawatan merupakan bagian
masalah kesehatan psikologis pada integral dari sistem pelayanan kesehatan
tahun tertentu serta terdapat 47% dan merupakan salah satu faktor yang
perawat Kanada menganggap bahwa menentukan mutu pelayanan kesehatan.
pekerjaan mereka merupakan bagian Perlu diperhatikan kinerja perawat
dalam melaksanakan tugas dan

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 79


fungsinya dalam memberikan pelayanan Merencanakan kebutuhan tenaga
kesehatan kepada pasien. Perawat kesehatan, departemen kesehatan
menjalankan fungsi dengan berbagai Republik Indonesia telah menyusun
peran antara lain sebagai pemberi modul dasar susunan personalia (DSP)
perawatan, pembuat keputusan klinik yang memuat tentang metode
dan etika, pelindung dan advokat bagi perhitungan tenaga kesehatan yaitu
klien, manajer kasus, rehabilitator, estimasi beban kerja. Metode ini tiap-
councelor, komunikator dan pendidik tiap pegawai dapat dihitung beban
(Natasia, Andarini, & Koeswo, 2014). kerjanya berdasarkan tugas dan
Sebagai pemberi jasa pelayanan fungsinya. Tenaga kesehatan khususnya
kesehatan, Rumah Sakit beroperasi perawat, beban kerjanya dapat dilihat
24 jam sehari. Rumah Sakit berdasar aspek-aspek tugas yang
membuat pemisah terhadap pelayanan dijalankan menurut fungsi utamanya
pasien yaitu pelayanan perawatan (Irwandy & Kapalawi, 2005).
pasien yang memerlukan penanganan Pelayanan yang diberikan oleh
emergency, non emergency dan yang perawat masih sering dikeluhkan oleh
diopname. Penanganan pada pelayanan masyarakat. Sorotan terhadap kinerja
tersebut dilaksanakan oleh pekerja perawat merupakan masalah yang harus
kesehatan rumah sakit. Pekerja segera ditanggulangi, sebab pelayanan
kesehatan rumah sakit yang terbanyak keperawatan menentukan mutu
adalah perawat yang berjumlah sekitar pelayanan rumah sakit. Kinerja yang
60% dari tenaga kesehatan yang ada jelek akan berdampak terhadap
di rumah sakit. Perawat merupakan rendahnya pelayanan, pasien merasa
salah satu pekerja kesehatan untuk kurang nyaman dan tidak puas. Kinerja
mendapatkan tanggapan, informasi serta dalam hal ini erat kaitannya dengan
jawaban yang selalu ada disetiap seberapa besar beban kerja, stres kerja
rumah sakit dan merupakan ujung dan motivasi kerja perawat dalam
tombak pelayanan kesehatan rumah memberikan pelayanan kesehatan.
sakit. Perawat rumah sakit bertugas Semakin rendah beban kerja dan stres
pada pelayanan rawat inap, rawat kerja perawat semakin baik kinerjanya.
jalan atau poliklinik dan pelayanan Semakin besar motivasi kerja perawat
gawat darurat (Aprilia, 2017).

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 80


semakin baik kinerjanya (Wahyudi, atau menjadi tidak mampu untuk
2017). mengambil keputusan dan perilakunya
Permasalahan beban kerja lainnya menjadi tidak menentu. Akibat yang
juga di hadapi oleh perawat dimana paling ekstrim adalah kinerja menjadi
perawat merasakan bahwa jumlah nol, mengalami gangguan, menjadi
perawat yang ada tidak sebanding sakit, dan tidak kuat lagi untuk bekerja,
dengan jumlah pekerjaan yang harus menjadi putus asa, keluar atau menolak
diselesaikan, sehingga harus bekerja (Luthfan, 2011).
menyelesaikan pekerjaan di luar waktu Selain masalah beban kerja, faktor
jam kerja. Sehingga seringkali stres kerja juga memegang peranan
mengalami gangguan kesehatan yang penting dalam upaya meningkatkan
berakibat susahnya istirahat pada malam kinerja perawat. Bila tidak ada stres,
hari sehingga pada waktu bekerja sering tantangan kerja juga tidak ada.
mengantuk dan kurang bisa kosentrasi, Sebaliknya bila stres terlalu tinggi,
mudah lelah dan mudah tersinggung kinerja akan menurun karena stres
tanpa sebab yang jelas (Samiadji, 2016). menganggu pelaksanaan pekerjaan
Beban kerja yang berlebihan ini (Prihatini, 2008).
sangat berpengaruh terhadap Stres kerja menyebabkan perawat
produktifitas tenaga kesehatan dan tentu kehilangan kemampuan untuk
saja berpengaruh terhadap produktifitas mengendalikannya. Akibat yang paling
perawat. Azizah Indriyani (2009) ekstrim adalah kinerja menjadi rendah,
menyatakan bahwa apabila banyaknya perawat menjadi kehilangan semangat
tugas tidak seimbang dengan dalam bekerja, putus asa, keluar atau
kemampuan baik fisik maupun keahlian menolak bekerja untuk menghindari
dan waktu yang tersedia maka akan stres. Menurut survei di Perancis di
menjadi sumber stres (Indriani, 2009) . temukan bahwa persentasi terjadinya
Apabila stres yang dialami stress pada perawat yaitu 74%. Hasil
karyawan terlalu besar, maka kinerja penelitian di Indonesia, Persatuan
akan mulai menurun, karena stres Perawat Nasional Indonesia Perawat
tersebut menganggu pelaksanaan kerja yang mengalami stress kerja sebanyak
karyawan dan akan kehilangan 50,9%.dan sering merasa pusing, lelah,
kemampuan untuk mengendalikannya kurang ramah, kurang istirahat akibat

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 81


beban kerja terlalu tinggi serta Sebaliknya, pekerja yang mengalami
penghasilan yang tidak memadai stres kerja tinggi mempunyai jumlah
(Faradilla, 2016). jam kerja/minggu antara 41 hingga 60
Di Indonesia, stres kerja juga jam (Faradilla, 2016).
menjadi salah satu masalah dengan Pelaksanaan pelayanan kesehatan
angka yang cukup tinggi. Hasil tidak terlepas dari pada sumber daya
penelitian stres pada kelompok kerja yang ada terutama sumber daya
lebih tinggi dibanding populasi umum. manusia. RSUD Datu Beru, Takengon
Dimana contohnya adalah Jakarta sebagai salah satu rumah sakit rujukan
dimana tenaga kesehatannya terjadi di wilayah tengah pada Propinsi Aceh
stres mencapai 25% (Faradilla, 2016). saat ini memiliki sumber daya manusia
Salah satu penyebab stres dalam (SDM) sebanyak 801 orang, dimana
bekerja adalah sistem kerja bergilir/shift terdapat 27 orang dokter umum, 26
kerja. Shift kerja malam lebih beresiko orang dokter spesialis, 576 orang
untuk terjadinya stres sedang paramedis dan 172 orang non medis.
dibandingkan shift kerja pagi. Jika melihat komposisi SDM yang ada
Karyawan yang bekerja pada shift pagi di RSUD Datu Beru hampir 70% adalah
mengalami stress ringan lebih tinggi paramedis/perawat (Profil Rumah Sakit
karena mempunyai waktu istirahat yang Umum Daerah Datu Beru Takengon
lebih banyak dan penerangan saat Kabupaten Aceh Tengah, 2018).
bekerja yang cukup sehingga beban Berdasarkan hasil wawancara
kerja tidak terlalu berat. Shift malam pada saat survei awal dengan 10 orang
mengalami stres yang lebih tinggi perawat yang ada menggunakan alat
karena pekerjaan pada shift malam ukur kuesioner Depression Anxiety
banyak terdapat kegiatan kerja lembur Stres Scale (DASS 21), didapatkan hasil
sehingga waktu istirahat sedikit. Pekerja bahwa 8 perawat mengalami stres
yang mengalami stres kerja rendah ringan (80%) dan 2 orang tidak
mempunyai jumlah jam kerja/minggu mengalami stres (2%). Alasan perawat
antara 37 hingga 40 jam, sedangkan yang mengalami stres kerja yaitu
pekerja yang mengalami stres kerja dikarenakan beban kerja yang berat
sedang mempunyai jumlah jam dimana selain merawat dan menangani
kerja/minggu antara 61 hingga 71 jam. pasien perawat juga mengarahkan

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 82


keluarga untuk mengurus administrasi perawat harus mengikuti pelatihan-
pasien, membawa pasien ke radiologi, pelatihan yang mendukung kinerja dan
melakukan rujukan kerumah sakit lain,. adanya evaluasi atau penilaian terhadap
Selanjutnya jumlah hari kerja dan libur kinerja perawat oleh bagian keperawatan
kerja tidak sesuai dengan pekerjaan serta berbagai kondisi dan prilaku
yang ada dan jadwal shift kerja yang keluarga pasien yang masih belum mau
dibuat tidak tersusun dengan jelas. menuruti peraturan yang dibuat oleh
Beberapa alasan ini yang membuat ruangan. Stres kerja pada 8 orang
sebagian besar perawat memiliki stres perawat di RSU Datu Beru Takengon
kerja. juga disebabkan karena selama masa
Meningkatnya stres kerja pada kerjanya perawat jarang menerima
perawat juga berasal dari beban kerja penghargaan terhadap kinerja apabila
dimana sebelumnya perawat hanya mereka bekerja melebihi standar atau
bekerja dengan sistem 2 sift yaitu sift jam kerja seperti perawat di ruang OK
pagi mulai dari jam 08.00 sampai yang pulang selalu melebihi batas jam
dengan 18.00 WIB dan sift malam kerja.
mulai jam 18.00 sampai dengan 20.00 Penelitian tentang stres kerja dan
WIB, namun setelah diadakan akreditasi beban kerja yang mempengaruhi kinerja
rumah sakit tahun 2019 sift dinas perawat di RSU Datu Beru Takengon
beralih menjadi 3 sift sehingga hal perlu dilakukan karena belum ada
tersebut menjadi keluhan pekerjaan penelitian sebelumnya yang meneliti
yang dirasakan. Lain halnya dengan tentang faktor-faktor tersebut. Selain itu,
keadaan saat jumlah pasien membludak pentingnya penelitian ini dilakukan
dimana perawat dalam bekerja sudah karena dapat mempengaruhi program
tidak maksimal lagi akibat beban kerja rekrutmen dan retensi perawat yang akan
yang terlalu tinggi. mempengaruhi meningkatnya mutu
Selain itu perawat ruang rawat pelayanan keperawatan yang di berikan.
inap yang rentan mengalami stres kerja, Berdasarkan permasalah diatas maka
yaitu disebabkan oleh berbagai tuntutan rumusan masalah dalam penelitian ini
dilingkungan kerja ruang rawat inap adalah bagaimana pengaruh stress kerja,
seperti adanya tuntutan beban kerja dan kepuasan kerja
pendokumentasian yang harus lengkap, terhadap kinerja perawat di ruang rawat

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 83


inap RSUD Datu Beru Takengon”. perhitungan dengan menggunakan
Tujuan penellitian ini yaitu untuk rumus diatas maka sampel dalam
mengetahui pengaruh stres kerja, beban peneitian ini adalah 75 perawat. Teknik
kerja dan kepuasan kerja terhadap pengambilan sampel dilakukan dengan
kinerja perawat. menggunakan Proportional Random
METODE PENELITIAN Sampling, yaitu teknik pengambilan
Jenis penelitian ini yaitu penelitian sampel yang dilakukan apabila sifat
survei analitik dengan menggunakan atau unsur dalam populasi tidak
pendekatan Cross Sectional, yaitu suatu homogen dan berstrata secara
penelitian untuk mempelajari dinamika proporsional.
korelasi antara faktor-faktor resiko Analisis data yang digunakan yaitu
dengan efek, dengan cara pendekatan, analisis multivariat. Analisis Multivariat
observasi atau pengumpulan data bertujuan untuk melihat kemaknaan
sekaligus pada suatu saat (Point time korelasi antara variabel bebas
approach) (Imam, 2016). (independent variable) dengan variabel
Penelitian ini dilakukan di Rumah terikat (dependent variable) di lokasi
Sakit Umum Daerah (RSUD) Datu Beru penelitian secara simultan dan sekaligus
Takengon Aceh Tengah, yang berlokasi menentukan faktor–faktor yang lebih
di Jl. Qurata Aini No.153 Kecamatan: dominan memiliki pengaruh. Uji
Kebayakan, Kabupaten : Aceh Tengah. statistik yang digunakan untuk analisis
Penelitian ini dilakukan mulai bulan multivariat yaitu Regression Binary
Februari sampai dengan April tahun Logistic (Regresi Binari Logistik) pada
2019. batas kemaknaan 95% dengan
Populasi pada penelitian ini adalah perhitungan statistik  = 0,05.
seluruh perawat yang bekerja di Ruang HASIL
Rawat Inap RSUD Datu Beru Takengon Tabel 1 Hasil Nilai Partial Test
yaitu sebanyak 304 orang. Dimana OR
P
B S.E. Exp
jumlah responden tersebut terdiri dari Value
(B)
Stres -4,790 1, 435 0, 001 ,008
Pegawai Negeri Sipil (PNS) berjumlah Kerja
215 orang, Honor berjumlah 77 orang Beban 3,097 1, 252 0, 013 22,121
Kerja
dan responden yang magang sebanyak Kepuasaan - 5, 190 0, 996 1,102
Kerja 27,729
12 orang. Setelah dilakukan Constant 4,467 1, 663 0, 007 87,128

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 84


Berdasarkan tabel 1 nilai p value kerja dan beban kerja berpengaruh
untuk variabel stres kerja 0,001, nilai p signifikan terhadap variabel Kinerja
value untuk variabel bebaan kerja 0,013 Perawat. Sedangkan nilai p value untuk
dimana nilai p value variabel stres kerja variabel kepuasan kerja adalah sebesar
dan beban kerja < 0,05 maka Ho 0,996 dimana nilai p value variabel
diterima, yang artinya variabel stres kepuasan kerja > 0,05 maka Ho ditolak,
kerja dan beban kerja berpengaruh yang artinya variabel kepuasan kerja
signifikan terhadap variabel Kinerja tidak berpengaruh signifikan terhadap
Perawat. Sedangkan nilai p value untuk variabel Kinerja Perawat. Besarnya
variabel kepuasan kerja adalah sebesar pengaruh ditunjukkan dengan nilai EXP
0,996 dimana nilai p value variabel (B) atau disebut dengan Odds Ratio
kepuasan kerja > 0,05 maka Ho ditolak, (OR). Berdasarkan hasil penelitian ini
yang artinya variabel kepuasan kerja nilai odds ratio atau nilai EXP (B)
tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel beban kerja bernilai lebih besar
variabel Kinerja Perawat. dari variabel yang lain yaitu 22,121
Besarnya pengaruh ditunjukkan yang artinya variabel beban kerja paling
dengan nilai EXP (B) atau disebut berpengaruh terhadap kinerja perawat.
dengan Odds Ratio (OR). Berdasarkan Hal tersebut sesuai dengan teori
hasil penelitian ini nilai old ratio atau dimana Beban kerja dapat didefinisikan
nilai EXP (B) variabel beban kerja sebagai suatu perbedaan antara
bernilai lebih besar dari variabel yang kapasitas atau kemampuan pekerja
lain yaitu 22,121, yang artinya dengan dengan tuntutan pekerjaan yang harus
beban kerja paling berpengaruh dihadapi. Mengingat kerja manusia
terhadap kinerja perawat. bersifat mental dan fisik, maka
PEMBAHASAN masing-masing mempunyai tingkat
Hasil analisis multivariat dari pembebanan yang berbeda-beda.
tabel Berdasarkan tabel 1 nilai p value Tingkat pembebanan yang terlalu
untuk variabel stres kerja 0,001, nilai p tinggi memungkinkan pemakaian
value untuk variabel bebaan kerja 0,013 energi yang berlebihan dan terjadi
dimana nilai p value variabel stres kerja overstress, sebaliknya intensitas
dan beban kerja < 0,05 maka Ho pembebanan yang terlalu rendah
diterima, yang artinya variabel stres memungkinkan rasa bosan dan

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 85


kejenuhan atau understress. Oleh kinerja yang diharapkan dan tentunya
karena itu perlu diupayakan tingkat akan merugikan organisasi. Stres yang
intensitas pembebanan yang optimum dialami tenaga kerja sebagai hasil atau
yang ada diantara kedua batas yang akibat lain dari proses bekerja, yang
ekstrim tadi dan tentunya berbeda dapat berkembang menjadikan tenaga
antara individu yang satu dengan yang kerja sakit fisik dan mental, sehingga
lainnya (Zainal, 2011). tidak dapat bekerja lagi secara optimal.
Beban kerja merupakan sesuatu Stres kerja mempunyai bermacam
yang muncul dari interaksi antara dampak yang berupa gejala-gejala yang
tuntutan tugas-tugas, lingkungan kerja dialami oleh individu yang
dimana digunakan sebagai tempat mengalaminya baik yang berupa gejala
kerja, keterampilan, perilaku dan fisiologis, psikologis dan perilaku.
persepsi dari pekerja. Beban kerja Gejala fisiologis berkaitan dengan
kadang-kadang juga dapat pengaruh terhadap kesehatan fisik
didefinisikan secara operasional pada perawat seperti perubahan metabolisme,
berbagai faktor seperti tuntutan tugas menimbulkan sakit kepala dan
atau upaya-upaya yang dilakukan peningkatkan tekanan darah. Gejala
untuk melakukan pekerjaan. Oleh psikologis berkaitan dengan dampak
karena itu, tidak hanya terhadap keadaan psikis perawat seperti
mempertimbangkan beban kerja dari ketegangan, kecemasan, mudah marah,
satu aspek saja, selama faktor-faktor kebosanan, ketidakpuasan, serta suka
yang lain mempunyai interelasi pada menunda-nunda pekerjaan. Pada gejala
cara-cara yang komplek (Zainal, 2011). perilaku, stres kerja mengarah pada
Selain beban kerja, stres kerja perubahan produktivitas, absensi, dan
juga merupakan suatu kondisi tingkat keluar-masuknya perawat.
ketegangan yang dialami perawat atau Selain stres kerja, hal lain yang
pekerja yang dapat mempengaruhi berpengaruh terhadap kinerja perawat
emosi, proses berpikir dan kondisi adalah kepuasan kerja.
seseorang. Stres kerja dapat Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi kemampuan seseorang mempengaruhi prestasi kerja perawat.
untuk menghadapi pekerjaan yang Perawat bekerja dengan produktif atau
nantinya dapat menghambat pencapaian tidak tergantung pada motivasi,

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 86


kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi Individu Perawat Terhadap Kinerja
fisik pekerjaan, sistem kompensasi, Perawat dimana penelitian ini bertujuan
desain pekerjaan, dan aspek-aspek untuk mengetahui Pengaruh Stres
ekonomis, teknis serta keperilakuan Kerja, Beban Kerja, Dan Karakteristik
lainnya. Kepuasan kerja (job Individu Perawat Terhadap Kinerja
satsifaction) merupakan suatu perasaan Perawat. Sampel dalam penelitian ini
positif tentang pekerjaan seseorang adalah perawat RSUD Karang anyar
yang merupakan hasil dari sebuah yang berjumlah 136 responden. Teknik
evaluasi karakteristiknya. Kepuasan pengambilan sampel dalam penelitian
kerja merupakan hasil keseluruhan dari ini adalah dengan non probability
derajat rasa suka atau tidak sukanya sampling. Metode analisis data yang
tenaga kerja terhadap berbagai aspek digunakan adalah Uji validitas,
dari pekerjaannya. Dari kedua reliebilitas dan uji analisis regresi
pengertian tersebut dapat disimpulkan linier berganda dengan uji t, uji F,
bahwa perawat yang memiliki kepuasan dan koefisien determinasi (R2). Dari
kerja adalah perawat yang memiliki uji hipotesis didapatkan hasil bahwa
perasaan positif serta senang dengan Stres kerja, Usia, Pendidikan, Status
pekerjaannya. Dengan perasaan yang Perkawinan memiliki pengaruh
positif dan senang berkaitan dengan terhadap Kinerja Perawat, untuk Beban
pekerjaan, perawat diharapkan bekerja Kerja, Posisi Jabatan, Masa Kerja
dengan baik untuk mencapai kinerja tidak memiliki pengaruh terhadap
yang diharapkan. Sebaliknya apabila Kinerja Perawat.
perawat tidak memiliki kepuasan kerja, Penelitian sebelumnya dengan
kemungkinan pekerjaan tidak judul Pengaruh Stres Kerja Terhadap
terselesaikan dengan baik tinggi. Hal ini Kinerja Perawat Di Rumah Sakit Jiwa
dikarenakan perawat tidak memiliki Prof.Dr. Soeroyo Magelang, dari hasil
perasaan positif berkaitan dengan penelitian didapatkan bahwa F hitung
pekerjaannya. sebesar 12,802 dengan signifikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan 0,000. Karena F < 0,05 maka dapat
penelitian terdahulu yaitu penelitian disimpulkan terdapat pengaruh yang
yang berjudul Analisis Pengaruh Stres signifikan secara bersama-sama antara
Kerja, Beban Kerja, Dan Karakteristik beban kerja, karakteristik tugas dan

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 87


gaya kepemimpinan terhadap kinerja melaksanakan tugasnya sesuai dengan
perawat. Pengaruh variabel beban tanggung jawab yang diberikan
kerja, karakterisik tugas dan gaya kepadanya. Apabila kinerja perawat
kepemimpinan terhadap kinerja tidak sesuai yang diharapkan, tingkat
perawat sebesar absensi serta ketidakhadiran perawat
22,2%. Koefisien regresi variabel tinggi, dapat dipastikan terdapat suatu
beban kerja – 0,056 masalah yang bersangkutan dengan
dan karakterisik tugas perawat dan akan berdampak pada
0,421 menunjukkan adanya hubungan penurunan kinerja rumah sakit. Kinerja
negatif atau tidak searah antara varia yang menurun salah satunya dapat
bel beban kerja dan karakteristik tugas disebabkan oleh stres, beban dan
dengan kinerja perawat. Koefisien kepuasan yang dialami oleh perawat
regresi gaya tersebut.
kepemimpinan 0,525 menunjukkan ad KESIMPULAN
anya hubungan positif atau searah an Kesimpulan dalam penelitian ini
tara menunjukkan bahwa ada pengaruh
variabel gaya kepemimpinan dengan antara stres kerja, beban kerja dan
kinerja perawat. kepuasan kerja terhadap kinerja perawat
Berdasarkan hasil penelitian sedangkan analisa multivariat
menunjukkan bahwa kinerja perawat menunjukkan hasil bahwa faktor yang
sangat dipengaruhi oleh situasi seperti paling dominan adalah variabel beban
beban kerja, stres kerja dan kepuasaan kerja terhadap kinerja perawat dan
kerja yang dialami semua perawat variabel beban kerja bernilai lebih
dirumah sakit sehingga perhatian dominan dari variabel stres kerja dan
terhadap sumber daya manusia terutama kepuasan kerja, artinya variabel beban
perawat sangatlah penting guna kerja paling berpengaruh terhadap
memperoleh kinerja perawat seperti kinerja perawat di RSUD Datu Beru
yang diharapkan dalam rangka Takengon.
mencapai visi dan misi serta tujuan SARAN
rumah sakit. Kinerja merupakan hasil Disarankan bagi perawat
kerja secara kualitas dan kuantitas yang sebaiknya lebih memanfaatkan waktu
dicapai oleh seorang perawat dalam secara efektif dalam menyelesaikan

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 88


tugas yang di bebankan agar tidak Faktor yang Berhubungan dengan
terjadi penumpukan pekerjaan sehingga Beban Kerja Perawat. Jakarta:
EGC.
dapat selesai tepat pada waktu.
Luthfan, A. (2011). Pengaruh Stres
DAFTAR PUSTAKA Kerja Dan Kepuasan Kerja
Anggraeni, R. T., Sriatmi, A., & Yunila, Terhadap Kinerja Perawat (Studi
E. F. (2016). Analisis Pemanfaatan Pada Rumah Sakit Islam Sultan
Dana Kapitasi Oleh Puskesmas Agung Semarang).
Dalam Penyelenggaraan Jaminan Natasia, N., Andarini, S., & Koeswo,
Kesehatan Nasional Di Kabupaten M. (2014). Hubungan Antara
Purbalingga. Jurnal Kesehatan Faktor Motivasi Dan Supervisi
Masyarakat, 455(4), 2356–3346. Dengan Kinerja Perawat Dalam
Aprilia, F. (2017). Pengaruh Beban Pendokumentasian Discharge
Kerja, Stres Kerja Dan Motivasi Planning Di RSUD Gambiran Kota
Kerja Terhadap Kinerja Perawat Kediri. Jurnal Aplikasi Manajemen,
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekan 12(66), 723–730.
Baru. JOM Fekon, 4(1), 87–100. Ningsih, Y., Priyo, B., & Suratmi.
Budi, S. . (2011). Manajemen Unit (2011). Hubungan Motivasi Kerja
Kerja Rekam Medis. Yogyakarta: Dengan Kinerja Perawat Pelaksana
Quantum Sinergis Media. Di Rumah Sakit Muji Rahayu
Faradilla, D. N. (2016). Pengaruh Surabaya. Surya, 01(Viii), 1–10.
Stress Kerja, Sikap Dan Prihatini, L. D. (2008). Analisis
Kecerdasan Emosional Terhadap Hubungan Beban Kerja Dengan
Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Stress Kerja Perawat Di Tiap
Inap RSUD Kota Surakarta. Ruang Rawat Inap RSUD
Universitas Muhammadiyah Sidikalang. Universitas Sumatera
Surakarta. Utara Medan.
Hannani, A. (2016). Effect Of Workload Profil Rumah Sakit Umum Daerah Datu
, Satisfaction And Facilities On The Beru Takengon Kabupaten Aceh
Perfomance Of Nurse In The. 1(2), Tengah. (2018).
516–526. Samiadji, M. A. F. E. S. (2016).
Imam, M. (2016). Pemanfaatan SPSS Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Dalam Penelitian Sosial Dan Kinerja Perawat Melalui Kepuasan
Kesehatan, STIKes Helvetia Kerja (Studi Pada Perawat Instalasi
Medan. Bandung: Citapustaka Rawat Inap Rumah Sakit Militer
Media Perintis. Kota Malang). E-Keperawatan,
Indriani, A. (2009). Pengaruh Konflik 1(2).
Peran Ganda Dan Stres Kerja Wahyudi. (2017). Manajemen Konflik
Terhadap Kinerja Perawat Wanita dan Stres. Bandung: Alfabeta.
RS Roemani Muhammadiyah Zainal, V. (2011). Manajemen SDM
Semarang. Semarang. dalam Organisasi Publik dan
Irwandy, & Kapalawi. (2005). Faktor - Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Jurnal JUMANTIK Vol. 5 No. 1 Des 2019 – Mei 2020 89

You might also like