Efektifitas Tepid Sponge Bath Suhu 32 CDAN37 C Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak Demam (The Effectiveness of Tepid Sponge Bath With 32
Efektifitas Tepid Sponge Bath Suhu 32 CDAN37 C Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak Demam (The Effectiveness of Tepid Sponge Bath With 32
Efektifitas Tepid Sponge Bath Suhu 32 CDAN37 C Dalam Menurunkan Suhu Tubuh Anak Demam (The Effectiveness of Tepid Sponge Bath With 32
e-ISSN: 1858-3598
e-
ABSTRACT
Introduction: Tepid sponge bath is a therapeutic bath by washing all around of the body with
warm water to decrease body temperature. Warm water that used were 32 oC (nail warm) and 37oC
(warm). The aimed of this study was to compare the effectivity of tepid sponge bath with 32oC and
37oC warm water on decreasing body temperature at toddler with fever. Method: A quasy
experimental pre post test design was used in this study. The population was toddler who had body
temperature ≥38oC which treated in anggrek pediatric room dr. Iskak public hospital Tulungagung.
There were 26 respondents recruited by using purposive sampling technique and divided into two
group, each of 13 respondents received tepid sponge bath with 32 oC and others received tepid
sponge bath with 37oC warm water. The independent variable was tepid sponge bath and
dependent variable was body temperature. Data were collected by using digital termometere and
noted in respondent observation, then analyzed by using Paired t-Test and Mann Withney U- Test.
Result: The result showed that there was an effectivity on decreasing body temperature by giving
tepid sponge bath with 32oC and 37oC warm water with significance level p=0.000 and there was a
difference decreasing body temperature among both of them with significance level p=0.016.
Discussion: It can be concluded that tepid sponge bath with 37 oC warm water was more effective
than tepid sponge bath with 32 oC warm water. Further studies should be observed the effectivity of
tepid sponge bath with more specific age, fever character and more time and respondent.
1
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1April 2009 : 1-7
2
Tepid sponge bath suhu 320C dan 370C (Kusnanto)
e-ISSN: 1858-3598
e-
Desain penelitian yang digunakan Test dan Mann Whitney U Test dengan
dalam penelitian ini adalah quasy- derajat kemaknaan α<0,05.
eksperimental pre-post test purposive
sampling design. Sampel diambil sesuai HASIL
dengan kriteria inklusi yang telah ditentukan
sebagai berikut: kelompok usia toddler Tabel 1 menunjukkan rerata
(berumur 1-3 tahun), mengalami demam penurunan suhu tubuh setelah dilakukan
akibat penyakit infeksi virus, tidak pemberian tepid sponge bath dengan air
mengalami kejang, tidak diberikan obat hangat dengan suhu 32oC sebesar 0,523oC
antipiretik, tidak memiliki luka pada kulit dan rerata penurunan suhu tubuh setelah
dan keluarga bersedia menjadi responden. dilakukan pemberian tepid sponge bath
Jumlah sampel sebanyak 28 responden, dengan air hangat dengan suhu 37 oC sebesar
dibagi menjadi kelompok perlakuan 0,815oC. Berdasarkan hasil analisis statistik
(diberikan intervensi tepid sponge bath Paired t Test pada pemberian tepid sponge
dengan suhu air hangat 37oC) dan kelompok bath dengan air hangat suhu 32oC maupun
kontrol (diberikan intervensi tepid sponge dengan air hangat suhu 37oC diperoleh nilai
bath dengan suhu air hangat 32oC) dengan p=0,000, yang berarti pemberian tepid
jumlah sampel pada masing-masing sponge bath dengan air hangat suhu 32oC
kelompok sebanyak 14 orang. Penelitian maupun air hangat suhu 37oC efektif
dilakukan selama bulan Januari 2008. menurunkan suhu tubuh pada anak demam.
Variabel independen dalam Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa
penelitian ini adalah tepid sponge bath rerata penurunan suhu tubuh anak demam
dengan air hangat suhu 32oC dan tepid setelah pemberian tepid sponge bath dengan
sponge bath dengan air hangat suhu 37oC, air hangat suhu 37oC lebih besar dari pada
dengan lama pemberian masing-masing 10 rerata penurunan suhu tubuh anak demam
menit. Variabel dependen dalam penelitian setelah pemberian tepid sponge bath dengan
ini adalah suhu tubuh, diukur sebelum dan air hangat suhu 32oC. Hasil analisis statistik
selang 30 menit setiap pemberian tepid dengan menggunakan Mann Whitney U Test
sponge bath selesai dilakukan. menunjukkan p=0,016, yang berarti terdapat
Data yang diperoleh, dianalisis perbedaan yang signifikan antara pemberian
dengan menggunakan uji Kolmogorov tepid sponge bath dengan air hangat suhu
Smirnov untuk mengetahui kenormalan 32oC dan 37oC terhadap penurunan suhu
distribusi sampel dan selanjutnya dianalisis tubuh pada anak demam.
dengan menggunakan uji statistik Paired t
penurunan suhu tubuh
1.4
1.2
1
0.8 suhu 32
0.6
suhu 37
0.4
0.2
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
responden
Gambar 1. Rerata selisih penurunan suhu tubuh setelah dilakukan pemberian tepid sponge bath
dengan air hangat suhu 32oC dan suhu 37oC di ruang Anggrek RSU dr. Iskak
Tulungagung, Januari 2008.
3
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1April 2009 : 1-7
Tabel 1. Penurunan Suhu Tubuh Setelah Dilakukan Pemberian Tepid Sponge Bath dengan Air
Hangat Suhu 32oc dan 37oc di Ruang Anggrek RSU dr. Iskak Tulungagung, Januari 2008
Suhu 32oc Suhu 37oc
No.
Responden Suhu awal Suhu akhir Penurunan suhu Suhu awal Suhu akhir Penurunan suhu
(0C) (0C) (0C) (0C) (0C) (0C)
1 38,2 37,8 0,4 39,2 38,7 0,5
2 38,3 38,0 0,3 39,4 38,7 0,7
3 38,0 37,6 0,4 39,5 38,9 0,6
4 38,1 37,2 0,9 40,0 38,8 1,2
5 38,1 37,8 0,3 39,0 38,8 0,2
6 38,2 37,5 0,7 39,3 38,4 0,9
7 38,1 37,2 0,9 39,0 38,5 0,5
8 38,5 37,9 0,6 39,2 37,9 1,3
9 38,7 38,3 0,4 39,0 37,9 1,1
10 38,6 38,1 0,5 39,8 38,9 0,9
11 38,4 38,0 0,4 39,1 38,5 0,6
12 38,3 37,6 0,7 39,7 38,7 1,0
13 38,4 38,1 0,3 39,6 38,5 1,1
Rerata 0,523 0,815
Paired t Test Paired t Test
Hasil analisis (p=0,000) (p=0,000)
statistik Mann Whitney U Test
(p=0,016)
Keterangan :
0
p = signifikansi C = derajat Celcius
4
Tepid sponge bath suhu 320C dan 370C (Kusnanto)
e-ISSN: 1858-3598
e-
tahun adalah 75-85 cm dan 10-12 kg ketebalan lemak. Lemak merupakan isolator
(Behrman, Kliegman, dan Arvin, 1999). tubuh yang baik dalam menghambat
Anak yang umurnya lebih besar atau tinggi pelepasan panas tubuh melalui kulit (Guyton,
badan dan berat badan yang lebih, memiliki 1997).
permukaan tubuh yang lebih luas. Pemberian Pemberian tepid sponge bath
tepid sponge bath adalah mengusapkan dengan suhu air hangat selain dapat
waslap ke seluruh permukaan tubuh anak, menurunkan suhu tubuh, juga memberikan
semakin luas permukaan tubuh anak semakin kenyamanan pada anak (Widyanti, Fatimah,
luas kulit yang kontak dengan waslap dan air dan Mardhiyah, 2004). Kenyamanan yang
hangat sehingga pelepasan panas baik dirasakan anak merupakan respons dari
melalui cara evaporasi maupun konveksi sensasi hangat pada air yang digunakan
lebih optimal. Responden dalam penelitian dalam pemberian tepid sponge bath, selain
ini meskipun sebagian besar berumur 1 tahun itu efek dari usapan waslap yang disertai
tetapi penurunan suhu tubuh setelah massage juga memberikan rasa nyaman.
diberikan tepid sponge bath menunjukkan Responden yang mengalami
rerata selisih penurunan suhu tubuh yang ketidaknyamanan yang diekspresikan dengan
cukup besar berarti anak yang memiliki menangis mengalami sedikit penurunan suhu
permukaan tubuh yang relatif lebih sempit tubuh. Hal itu disebabkan oleh aktifitas
dapat mengalami penurunan suhu tubuh yang menangis anak memerlukan energi. Energi
cukup besar. Responden yang berumur lebih diperoleh dari hasil metabolisme tubuh, hasil
dari 1 tahun (1,5-3 tahun) juga menunjukkan samping metabolisme adalah pembentukan
rerata selisih penurunan suhu tubuh yang panas yang dapat menyebabkan peningkatan
cukup besar. Hal ini membuktikan bahwa suhu tubuh (Scanlon, 2006), apalagi
luas permukaan tubuh yang secara tidak ditunjang dengan adanya suatu penyakit.
langsung dilihat dari umur anak, tidak Dampak hospitalisasi yang dihadapi anak
mempengaruhi penurunan suhu tubuh. juga mempengaruhi kenyamanan anak. Anak
Jenis kelamin bukan salah satu mengalami stres psikologis yang disebabkan
faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, tetapi oleh ketidaknyamanan terhadap kondisi
secara tidak langsung dapat dihubungkan penyakitnya, adaptasi dengan lingkungan
dengan tingkat aktifitas anak dan ketebalan rumah sakit, serta keterbatasan anak dalam
lemak. Responden dalam penelitian ini melakukan mekanisme koping. Salah satu
sebagian besar adalah laki-laki. Anak laki- stressor pada anak yang dirawat di rumah
laki pada umumnya memiliki karakteristik sakit adalah cemas karena perpisahan dengan
lebih banyak melakukan aktifitas orang terdekat atau orangtua (Nursalam,
dibandingkan dengan anak perempuan, tetapi Susilaningrum, dan Utami, 2005). Responden
dalam keadaan sakit mereka mengalami yang mengalami ketidaknyamanan dan
kelemahan dan lebih banyak menghabiskan diekspresikan dengan menangis selain
waktu istirahat di tempat tidur. Aktifitas disebabkan oleh prosedur, juga karena pada
meningkatkan metabolisme anak, di mana umur toddler anak berada dalam tahap
dalam metabolisme akan terbentuk panas perkembangan individu parental (tripolar).
sehingga akan memperlambat penurunan Anak lebih nyaman bersama orangtuanya,
suhu tubuh pada anak yang sedang sehingga anak kurang nyaman dengan orang
mengalami demam. Anak laki-laki dalam lain (peneliti) pada saat dilakukan pemberian
keadaan sakit tidak melakukan banyak tepid sponge bath. Keefektifan pemberian
aktifitas sehingga setelah diberikan tepid tepid sponge bath dipengaruhi oleh sikap
sponge bath mengalami banyak penurunan kooperatif anak. Anak yang kooperatif
suhu tubuh. Hasil penelitian menunjukkan menunjang ketepatan prosedur dan waktu
bahwa rerata selisih penurunan suhu tubuh pemberian tepid sponge bath.
pada anak perempuan tidak terlalu besar bila Hasil penelitian ini menunjukkan
dibandingkan dengan anak laki-laki. Hal ini bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
sesuai dengan teori yang menyebutkan antara pemberian tepid sponge bath dengan
bahwa anak perempuan cenderung memiliki air hangat suhu 32oC dan 37oC terhadap
lemak yang lebih tebal daripada anak laki- penurunan suhu tubuh pada anak demam. Hal
laki. Pengeluaran panas dipengaruhi oleh ini disebabkan suhu air hangat yang
5
Jurnal Ners Vol. 3 No. 1April 2009 : 1-7
digunakan (32oC dan 37oC) berada dalam pemberian tepid sponge bath dengan air
kategori yang berbeda (hangat kuku dan hangat suhu 32oC.
hangat). Perbedaan hasil penurunan suhu
tubuh tersebut dipengaruhi oleh perbedaan Saran
awal peningkatan suhu tubuh anak. Dari hasil penelitian ini, peneliti
Pemberian tepid sponge bath dengan menyarankan agar pemberian tepid sponge
pengelompokan responden sesuai kategori bath dengan air hangat kuku (suhu 32oC)
peningkatan suhu tubuh (suhu air 32oC untuk atau air hangat (suhu 37oC) dapat
peningkatan suhu tubuh 38,0-38,9oC dan dilaksanakan sebagai salah satu asuhan
suhu air 37oC untuk peningkatan suhu tubuh keperawatan dalam usaha penurunan suhu
39,0-40,0oC) memberikan rerata hasil tubuh anak demam dan penelitian tentang
penurunan suhu tubuh yang berbeda. tepid sponge bath dapat dilanjutkan dengan
Pemberian tepid sponge bath dengan air sampel yang lebih banyak, waktu yang lebih
hangat efektif menurunkan demam tinggi lama dan menspesifikkan reponden
(Perry dan Potter, 2005). Hal ini sesuai berdasarkan rentang peningkatan suhu tubuh,
dengan penelitian sebelumnya bahwa karakteristik demam yang sama serta kontrol
penurunan suhu tubuh dengan metode tepid lingkungan yang ketat.
sponge bath pada suhu tubuh di atas 39oC
memberikan selisih penurunan suhu yang KEPUSTAKAAN
lebih besar dari pada peningkatan suhu
tubuh di bawah 39oC (Widyanti, Fatimah, Behrman, Kliegman, dan Arvin. 1999. Ilmu
dan Mardhiyah, 2004). Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15
Suhu air yang digunakan 37oC Volume I. Jakarta: EGC, hlm. 1118-
mendekati suhu inti tubuh (37,1oC), sehingga 1120, 1134-1136.
memberikan stimulus pada saraf eferen untuk Guyton. 1997. Buku Ajar Fisiologi
mempengaruhi hipotalamus untuk mengeset Kedokteran. Jakarta: EGC, hlm. 774-
suhu tubuh sesuai dengan suhu tubuh normal. 775, 1141-1154.
Suhu air 37oC mempunyai rentan yang lebih Hegner. 2003. Asisten Keperawatan: Suatu
jauh dari suhu udara (± 24oC) dari pada suhu Pendekatan Proses Keperawatan,
air 32oC, sehingga perbedaan suhu udara dan Jakarta: EGC, hlm. 227-240, 362-376.
tubuh menyebabkan proses pelepasan panas Lyon, Lym, dan Zhang. 2003. Merawat
secara konveksi lebih besar. Suhu lingkungan Balita Satu Sampai Lima Tahun,
dipengaruhi oleh besar ruangan, jumlah Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
individu/pasien yang menghuni ruangan hlm. 48-52.
tersebut, tersedianya alat pendingin ruangan Nursalam, Susilaningrum, dan Utami. 2005.
serta cuaca. Waktu pemberian tepid sponge Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak.
bath yang tidak sama yaitu siang hari pukul Jakarta: Salemba Medika, hlm. 55-67.
11.00 WIB dan sore hari pukul 15.00 WIB, Perry dan Potter. 2005. Buku Ajar
juga mempengaruhi perbedaan hasil rerata Fundamental Keperawatan: Konsep,
penurunan suhu tubuh dari perbedaan kontrol Proses dan Praktik. Edisi 4 Volume 1,
suhu lingkungan. Jakarta: EGC, hlm. 760-779.
Polsdorfer, J. 2002. Cooling Treatments,
SIMPULAN DAN SARAN (Online), (http://www.healthatoz.com.,
diakses tanggal 05 November 2007,
Simpulan jam 07.30 WIB).
Pada penelitian ini dapat Pujiarto. 2000. Bayi Terlahir dari Ibu
disimpulkan bahwa pemberian tepid sponge Pengidap Hepatitis B. Sari Pediatri, 2
bath dengan menggunakan air hangat suhu (1), 20-35.
32oC atau 37oC efektif menurunkan suhu Pusponegoro, H. 1999. Penatalaksanaan
tubuh pada anak demam dan pemberian tepid Demam. Karya Tulis Ilmiah, 1, 21-25.
sponge bath dengan air hangat suhu 37oC Roper, N. 2002. Prinsip-Prinsip
lebih efektif dalam menurunkan suhu tubuh Keperawatan. Yogyakarta: Yayasan
pada anak demam di ruang Anggrek RSU dr. Essentia Medika, hlm. 268-286.
Iskak Tulungagung dibandingkan dengan
6
Tepid sponge bath suhu 320C dan 370C (Kusnanto)
e-ISSN: 1858-3598
e-
Scanlon, V. 2006. Buku Ajar Anatomi dan Bandung. Artikel Penelitian, 5(9), 75-
Fisiologi. Edisi 3. Jakarta: EGC, hlm. 85.
368-373. Wong. 2007. Tepid Sponge Bath And Fever
Soedarmo, et al. 2002. Buku Ajar Ilmu Management, (Online),
Kesehatan Anak, Infeksi Dan Penyakit (http://www.mosbysdrugconsult.com/
Tropis. Edisi I. Jakarta: Bagian Ilmu WOW/op033.htm., diakses tanggal 05
Kesehatan Anak FKUI, hlm. 89-97. November 2007, jam 08.30 WIB).
Tambayong, J. 2001. Anatomi Dan Fisiologi Wolf, Weitzel, dan Fuerst. 1984. Dasar
Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC, Dasar Ilmu Keperawatan. Jakarta: PT
hlm. 33-37. Gunung Agung, hlm. 33-47.
Widyanti, Fatimah, dan Mardhiyah. 2004. Zulkifli dan Huriani. 2005. Keefektifan
Gambaran Pemeliharaan Suhu Tubuh Pemberian Kompres dalam
Pada Anak Tifoid Melalui Metode Menurunkan Suhu Tubuh Balita. Ners
Tepid Sponge Dan Kompres Dingin Jurnal Keperawatan Universitas
Dengan Kombinasi Antipiretik Di Andalas, 1(1), 1-6.
Ruang A.1 Perjan Rs Hasan Sadikin