Pengambilan Keputusan Investasi Pada Bank Pembangunan Daerah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chairil Afandy
Pengambilan Keputusan Investasi Pada Bank Pembangunan Daerah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chairil Afandy
Pengambilan Keputusan Investasi Pada Bank Pembangunan Daerah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Chairil Afandy
Chairil Afandy
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bengkulu
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to find out the intrinsic value of each share of regional
development banks listed on the IDX. This study also aims to find out the stock market
price (closing price) is below or above the intrinsic value of its shares. Finally, this study
aims to find out which bank shares are the best to choose as investment options. This
research was conducted in a one-year period, 2017. This type of research is descriptive
research with quantitative methods. Descriptive research is research that seeks to describe
or describe data that has been collected as it is. This study uses secondary data. Secondary
data used in the form of data collected during the period in the form of numerical data
contained in the annual report banking obtained from the official website of Indonesia
Stock Exchange. In this study, the researcher described the reasonableness condition
(value) of the stock price analyzed using the DDM method of model constant growth. This
study reveals: (1) the intrinsic value of the shares of the Regional Development Bank in the
Indonesia Stock Exchange evaluated by the DDM method of constant growth are as
follows, the intrinsic value of BJBR shares is Rp 2455.25; while BJTM is Rp 810.67; (2) the
intrinsic value of BJBR and BJTM in 2017 is below the market price, which means that the
two regional development banks are considered undervalued, and the decision taken is
bought, or held if it's already owned; (3) BJBR shares are the best shares to be chosen as
investment options compared to BJTM, because BJBR has the highest difference between
intrinsic value at its market price.
PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan tempat yang tepat bagi calon investor yang memiliki
kelebihan dana untuk berinvestasi yang memberikan potensi keuntungan (return) yang
cukup besar berupa capital gain atau dividen. Di Indonesia industri perbankan
merupakan salah satu industri yang sahamnya sangat diminati oleh masyarakat yang
akan berinvestasi di pasar modal karena dianggap salah satu saham yang menjanjikan
return yang cukup tinggi.
Dividend Discount Model (DDM) digunakan untuk menghitung harga wajar
saham. Pada model ini harga wajar suatu saham merupakan present value dari taksiran
dividennya. Dengan menghitung taksiran dividen dimasa yang akan datang, maka dapat
dihitung harga wajar dari suatu saham, karena harga wajar saham saat ini adalah
present value dari dividen di masa yang akan datang dalam waktu yang tidak terbatas
(Damodaran, 2002). Nilai yang berhubungan dengan saham dapat dilihat dalam tiga
konsep nilai yang memberikan makna yang berbeda. Nilai buku (book value) per lembar
saham menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu lembar saham, nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku, jika nilai buku
dibentuk oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar, dan nilai Intrinsik (intrinsic
value) atau fundamental value merupakan nilai seharusnya sebuah saham (Jogiyanto,
2003).
Bank Pembangunan Daerah (BPD) merupakan bank umum yang kepemilikan
sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Provinsi di berbagai daerah. Sebagai contoh
misalnya Bank Jatim, mayoritas kepemilikan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah
Provinsi Jawa Timur. Bank Pembangunan Daerah berfungsi sebagai mitra kerja
Pemerintah Provinsi untuk turut mendukung program kerja Pemerintah Provinsi yang
membutuhkan layanan jasa keuangan dan perbankan. Secara umum, kepemilikan
saham BPD mayoritas dipegang oleh pemerintah provinsi yang bersangkutan, namun
ada juga Bank BPD yang telah menerbitkan sahamnya di bursa. Ada 3 BPD yang telah
menjadi perusahaan publik dan menerbitkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, ketiga
Bank tersebut yaitu: Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR),
Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM), Bank Pembangunan Daerah
Banten Tbk (BEKS).
Sumber: www.finansialku.com
Gambar 1. Pergerakan Saham BJBR.
Sumber: www.finansialku.com
Gambar 2. Pergerakan Saham BJTM
Sumber: www.finansialku.com
Gambar 3. Pergerakan Saham BEKS
TINJAUAN PUSTAKA
Saham
Harga Saham
Jogiyanto (2000) menyatakan harga saham adalah harga yang terjadi di pasar
bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh
permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal. Harga saham
adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan perusahaan untuk
mengeluarkan saham, di mana perubahan atau fluktuasinya sangat ditentukan
penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar bursa (Husnan, 2001).
Weston dan Brigham (1994) menyatakan harga pasar saham dapat didefinisikan
sebagai nilai pasar sekuritas yang dapat diperoleh investor apabila investor menjual
atau membeli saham yang ditentukan berdasarkan harga penutupan atau closing price
di bursa pada hari yang bersangkutan. Menurut Dewi (2014) mengungkapkan harga
saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan. Keberhasilan dalam
menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi investor yang rasional.
Harga jual saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan, yaitu berupa capital
gain dan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga memudahkan bagi manajemen
untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.
Tanuwidjaja (2008), menyebutkan nilai saham menentukan harga saham yang
bersangkutan, sebelum investor memutuskan membeli atau menjual saham, nilai per
lembar saham harus dibandingkan dengan harga yang ditawarkan. Menurut Parahita
(2008), menyatakan ada tiga tipe harga saham, yaitu:
1. Par Value, yaitu harga yang tercetak/tertera di lembar saham itu sendiri atau
disebut juga dengan harga nominal.
2. Market Price, merupakan harga yang berlaku dalam transaksi jual beli di bursa,
harga ini terbentuk dari mekanisme permintaan dan penawaran.
3. Fair Value, disebut harga wajar, yaitu harga yang “tak terlihat”, yang kita nilai layak
untuk saham tersebut.
2. Jika nilai intrinsik lebih kecil dari harga pasar, aktiva atau saham dinyatakan
overvalued dan seharusnya dihindari membeli atau sebaliknya segera dijual
atau ditahan tetapi dalam waktu yang sesingkat mungkin.
3. Jika nilai intrinsik sama dengan harga pasar sekarang, aktiva atau saham
tersebut dinilai secara benar atau wajar.
Dividend Discount Model (DDM), dalam metode ini dividen digunakan sebagai
dasar model analisis. Asumsinya adalah bahwa hanya dividen yang dapat diterima
secara langsung dari perusahaan sehingga dividen merupakan dasar penilaian terhadap
saham biasa. Dividen merupakan arus kas yang diharapkan dapat diterima setiap tahun
pada masa yang akan datang (Sunariyah, 2006). Analisis menggunakan model dividen
yang didiskontokan dan model perusahaan ketika melakukan valuasi atas perusahaan
yang mapan dan membayarkan dividen (Brigham dan Houston, 2011).
Dividend discounted model merupakan model penghitungan harga saham yang
dilakukan dengan cara menilai tunai semua cash flow yang akan diterima di masa
datang (Imanuel, 2011). Atmaja (2001) menyebutkan bahwa DDM dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu:
a. DDM dengan dividen tidak bertumbuh zero growth.
Keterangan:
V0: Nilai Intrinsik saham
D: Dividen per saham
r : Tingkat pengembalian yang diharapkan
(Damodaran, 2002)
b. DDM Pertumbuhan Konstan
DDM pertumbuhan konstan atau model Gordon berasumsi bahwa dividen di
masa depan memiliki pertumbuhan yang normal. Ramalan dividen memiliki
pertumbuhan konstan hingga masa yang akan datang (Marcus, 2007). Halim
(2005) menyatakan dari tahun ketahun, perusahaan selalu berupaya agar laba
dan dividen akan tumbuh seperti yang direncanakan. Rumus penilaian harga
saham dengan metode DDM pertumbuhan konstan yaitu:
Keterangan:
V0 : Nilai intrinsik saham
D : Dividen per saham
r : Tingkat pengembalian yang diharapkan
g : Pertumbuhan yang diharapkan
(Brigham dan Houston, 2011)
Keterangan:
P0 : Nilai intrinsik saham
D0 : Dividen saat ini
gt : Pertumbuhan di atas normal
gc : Pertumbuhan di bawah normal
n : Periode pertumbuhan dividen di atas normal
Dn : Dividen pertumbuhan normal
(Brigham dan Houston, 2011)
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Definisi Operasional
D2018
V0 =
r–g
Keterangan:
V0 : Nilai intrinsik saham bank-bank pembangunan daerah
D2018 : Dividen per saham yang diharapkan di tahun 2018
r : Tingkat pengembalian yang diharapkan
g : Pertumbuhan yang diharapkan
(Brigham dan Houston, 2011)
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mengumpulkan
seluruh data sekunder yang terdapat di dalam laporan keuangan dan annual report
perusahaan. Data yang diperlukan dari penelitian ini terdiri dari:
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah
ditetapkan, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi (Algifari, 2003). Dari
pengertian tersebut, populasi dalam penelitian ini adalah saham bank pembangunan
daerah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yaitu Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk (BJBR), Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM),
Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
Penggunaan bank pembangunan daerah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebagai populasi karena perusahaan tersebut mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan laporan tahunan kepada pihak luar perusahaan, sehingga
memungkinkan data laporan tahunan tersebut diperoleh dalam penelitian ini. Namun,
dikarenakan analisis DDM mengharuskan adanya pembagian dividen, maka hal ini
menjadi syarat pengambilan sampel pada penelitian ini. Dengan kata lain penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Dari tiga bank yang menjadi populasi
penelitian ini, hanya BJBR dan BJTM yang bisa dijadikan sampel. Sedangkan BEKS tidak
bisa dijadikan sampel karena tidak membagikan dividen.
.
Metode Analisis
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Berikut ini
merupakan langkah-langkah dalam analisis data dalam penelitian ini:
1. Analisis kinerja keuangan perusahaan diukur dengan rasio keuangan. Rasio
keuangan yang digunakan, sebagai berikut:
a. Return On Equity (ROE)
ROE mengukur pengembalian atas ekuitas saham biasa, atau tingkat
pengembalian atas investasi pemegang saham. ROE diperoleh dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak yang disetahunkan dengan rata-
rata modal inti yang dimiliki oleh bank (SE BI No.06/23/DPNP/2004 tanggal
31 Mei 2004). ROE dihitung dengan rumus:
Keterangan :
g : Tingkat pertumbuhan dividen
ROE : Return On Equity
DPR : Dividend Paid Out Ratio
(Tandelilin, 2010)
Keterangan :
D2 : Dividen per saham yang diharapkan tahun 2018
D1 : Dividen tahun 2017
g : Pertumbuhan yang diharapkan
(Brigham dan Houston, 2012)
Keterangan:
r : Required Rate of Return
Objek penelitian ini adalah Bank Pembangunan Daerah yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Fokus penelitian dilakukan terhadap nilai intrinsik atau nilai
sebenarnya dari saham Bank pemerintah yang dihitung dengan menggunakan metode
DDM Constant Growth.
Melalui hasil perhitungan nilai intrinsik saham Bank Pembangunan Daerah
dengan menggunakan metode DDM Constant Growth. Dengan mengetahui nilai intrinsik
saham, pemegang saham dan calon investor dapat mengetahui harga sebuah saham
murah (undervalued) atau mahal (overvalued).
DPS merupakan jumlah dividen per lembar saham yang diterima oleh investor.
Unsur pembentuk DPS yaitu dividen tunai yang dibayarkan perusahaan dan jumlah
lembar saham yang beredar. Semakin tinggi angka DPS berarti semakin tinggi dividen
yang diterima oleh pemegang saham. Berdasarkan Tabel 2 nilai DPS tahun 2017 BJBR
mencatatkan DPS sebesar Rp 90,3 sedangkan BJTM mencatatkan DPS sebesar Rp 44,18.
Artinya DPS BJBR lebih tinggi dari BJTM.
EPS merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba per lembar sahamnya. Semakin besar nilai EPS yang dimiliki
perusahaan maka akan semakin menguntungkan bagi pemegang sahamnya. Dari Tabel
2 diketahui saham BJBR memiliki nilai EPS yang lebih tinggi dibandingkan dengan BJTM
untuk tahun 2017 yaitu sebesar Rp 177,35 sedangkan saham BJTM memiliki nilai EPS
sebesar Rp 90,99.
DPR adalah persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham berupa
dividen tunai. Nilai DPR belum tentu menunjukkan keuntungan perusahaan juga
rendah, tetapi tidak dibagikan dalam bentuk dividen tunai melainkan menjadi laba
ditahan oleh perusahaan. Dari Tabel 2, BJBR dan BJTM menghasilkan DPR yang tidak
terlalu jauh berbeda. BJBR memiliki persentase DPR sebesar 50,92%, sedikit lebih tinggi
dibandingkan dengan BJTM yang memiliki persentase DPR sebesar 48,55%.
BJBR sebesar Rp 98,21. Nilai ini dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan DPS
dimiliki oleh BJTM dengan nilai DPS sebesar Rp 48,64.
d. Nilai Intrinsik
Tabel 6. Perhitungan Nilai Intrinsik Saham Bank Pemerintah
No Bank DPS2018 r g r–g D2018
(Kode Saham) (dalam V0 =
Rupiah) r–g
1 BJBR 98,21 8,80% 8,76% 0,04% Rp 2455,25
2 BJTM 48,64 10,16% 10,10% 0,06% Rp 810,67
Sumber: Hasil penelitian 2018
Dari Tabel 6 dapat diketahui nilai intrinsik atau nilai wajar Tahun 2017 untuk
kedua saham Bank Pembangunan Daerah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2017. Nilai intrinsik yang dimiliki oleh saham BJBR (Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten) adalah sebesar nilai wajar saham Tahun 2017 yaitu Rp 2.455,25.
Sedangkan nilai intrinsik yang dimiliki oleh saham BJTM (Bank Pembangunan Daerah
Jawa Timur) adalah sebesar nilai wajar saham Tahun 2017 yaitu sebesar Rp 810,67.
dibeli atau ditahan kalau sudah dimiliki. Bagi saham yang dinilai overvalued maka
keputusan bagi investor adalah dihindari untuk dibeli, jika sudah dimiliki sebaiknya
dijual atau ditahan tetapi dalam waktu singkat.
Berdasarkan Gambar 4 mengenai kewajaran harga saham maka, dapat diketahui
bahwa kedua emiten (Bank Pembangunan Daerah) tersebut pada Tahun 2017 dijual
lebih murah dari nilai saham yang sebenarnya. Oleh karena itu, saham BJBR dan BJTM
pada Tahun 2017 berada dalam kategori Undervalued.
DDM digunakan untuk menghitung harga wajar saham. Pada model ini harga
wajar suatu saham merupakan present value dari taksiran dividennya (Damodaran,
2002). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Tambunan
(2004), Rivai (2004) yang menggunakan metode FCFE menunjukkan harga wajar
saham yang undervalued, tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Pohan (2008) menunjukkan harga saham yang overvalued. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Yulfita (2013) menunjukkan bahwa hasil penelitian yang menggunakan
metode DDM dan FCFE tidak terdapat perbedaan.
Harianto dan Sudono (1998) menyatakan analisis fundamental dibagi dalam tiga
tahapan analisis yaitu analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan.
Analisis aspek ekonomi dapat dilihat dari kondisi laba perusahaan dan tingkat suku
bunga. Harianto dan Sudono (1998) menyatakan variabel seperti laba dan tingkat
bunga penting dikarenakan perusahaan harus mampu meningkatkan laba yang
diperoleh guna meningkatkan pembayaran dividen. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Dewi (2014) yang menunjukkan terjadi peningkatan laba (EPS) yang
meningkatkan pembayaran dividen sehingga hasil penelitian yang didapatkan adalah
undervalued.
Ketika perekonomian berkembang, perusahaan akan membutuhkan modal dan
permintaan modal ini akan mendorong naiknya tingkat suku bunga, hal ini tentu saja
akan mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan inivestasi (Brigham dan
Houston, 2012). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tambunan (2004), Rivai (2004) yang menunjukkan harga wajar saham yang
undervalued, tetapi berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pohan (2008)
Jatuhnya harga saham Bank Pembangunan Daerah di awal (kuartal I dan kuartal
II) tahun 2017 disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi. Perlambatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan akibat dari perlambatan ekonomi mitra
dagang Indonesia, salah satunya yaitu perlambatan ekonomi negara China, padahal
andil China terhadap ekspor Indonesia sebesar 9-10.
70 The Manager Review
Stock Valuation Menggunakan Dividend Discounted Model (DDM) Dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada Bank
Pembangunan Daerah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Kesimpulan
Saran
Adapun saran-saran yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saham bank pemerintah terbaik yang direkomendasikan untuk dipilih investor atau
calon investor adalah saham BJBR.
2. Penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan periode penelitian yang lebih
panjang dan sebelum menganalisis kewajaran harga saham diharapkan untuk
terlebih dahulu menganalisis kinerja keuangan perusahan dan peristiwa ekonomi
yang terjadi selama periode penelitian, sehingga memperoleh hasil yang lebih
komprehensif.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan dalam menghitung nilai tingkat pengembalian yang
diharapkan dengan metode CAPM, dan menggunakan dua metode analisis saham
yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2003. Statistisk Induktif edisi II. Yogyakarta: Akademi manajemen Perusahaan.
YKPN.
Atmaja, Lukas Setia. 2001. Manajemen Keuangan.Yogyakarta: Andi.
Brealey, Stewart & Marcus. 2007, Fundamental Of Corporate Finance 5th edition.
Mc.graw Hill.
Brigham, E.F., and Ehrhardt, M.C. 2002. Financial Management, Theory and Practice,
(10th ed). Nem York: Thomson Learning, Inc.
Brigham, E.F., dan Joel F. Houston. 2001. Fundamentals of Financial Management.
Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. Edisi Delapan. Salempa Empat: Jakarta.
Brigham, E.F., dan Joel F. Houston. 2011. Fundamentals of Financial Management.
Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. Edisi Sebelas. Salempa Empat: Jakarta.
Damodaran, Aswath. 1996. Investment Valuation : Tools and Techniques for Determining
The Valueof Any Asset. USA: John Wiley and Sons, Inc.
Damodaran, Aswath. 2002. Investment Valuation Tools and Techniques for Determining
the Value of Any Asset. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Susanto, Djoko dan Agus Sabardi. 2002. Analisis Teknikal di Bursa Efek. Yogyakarta :
BPFE Yogyakarta.
Eliza.2013. Hubungan Nilai Intrinsik Suatu Saham Terhadap Harga Pasar Saham
Tersebut. Jurnal Ekonomi, Volume 4 Nomor 1, Mei 2013.
Fahmi, Irham .2012. Manajemen Investasi: Teori dan Soal Jawab. Jakarta: Salemba
Empat.
Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Harianto, F. dan Sudono, S. 1998. Perangkat dan Teknik Analisa Investasi di Pasar Modal
Indonesia. PT. Bursa Efek Indonesia.
Husnan, Suad. 2001. Dasar – Dasar Teori Portopolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta.
UPP AMP YKPN.
Husnan, Suad., dan Enny Pudjiastuti. 2002. Dasar- dasar Manajemen Keuangan:Edisi
ketiga. Yogyakarta : UPP – AMP – YKPN.
Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE.
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Keown, Arthur J. Et al, 2005, Financial Management : Principles and Aplications 10th
Edition, New Jersey, Pearson Prentice Hall.
McClure, Ben, 2006, A Clear Look at EBITDA, Investopedia.
Rahardjo, Budi. 2006. Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Rivai, M. 2004. Analisis Valuasi Harga Saham dengan Metode Free Cash Flow to Equity
dan Relative Valuation (Studi kasus: PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk).
Roshita, Anisa Hilmy.2014. Analisis Pendekatan Nilai Sekarang dengam Metode
Dividend Discount Model untuk Menilai Kewajaran Harga Saham (Studi pada
Perusahaan-Perusahaan Sektor Property dan Real Estate yang Tercatat di BEI
Tahun 2010-2012). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB),Vol. 11 No. 1 Juni 2014.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sharpe, William F, dkk. 2006. Investment, Edisi Keenam. Alih bahasa oleh Kamil. Jakarta:
Indeks
Sunariyah. 2006. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Kelima. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Tambunan, F. 2004. Analisis Valuasi Harga Saham Model Free Cash Flow to Equity dan
Relative Valuation (Studi kasus: PT Bank Mandiri (Persero), Tbk).
Tandelilin, Eduardus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta:
BPFE.