Keanekaragaman Jamur Filoplan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea Reptans Poir.) PADA LAHAN PERTANIAN ORGANIK DAN Konvensional

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1

Pebruari 2014
ISSN : 2338 - 4336

KEANEKARAGAMAN JAMUR FILOPLAN TANAMAN KANGKUNG DARAT


(Ipomoea reptans Poir.) PADA LAHAN PERTANIAN ORGANIK DAN
KONVENSIONAL

Tijani Ahmad Wijaya, Syamsuddin Djauhari, Abdul Cholil


Program Studi Agroekoteknologi, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan , Universitas Brawijaya
Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia

ABSTRACT
This observation aimed to determine the diversity of phylloplane fungi that were found
on kale leaves between organic and conventional farming system. This observation were
exploration and compared result. The research was conducted at kale field in
Cemorokandang Sub District and Laboratory of Phytopathology, Plant Pest and
Disease Department, Agriculture Faculty, Brawijaya University from February to
August 2013. Exploration of phylloplane fungi were isolated from kale leaves that
cultivated by organic and conventional farming system. Phylloplane fungi that
identified were analyzed on index diversity, uniformmity, and domination from each
genus that obtained. The result showed that in organic field obtained 45 phylloplane
fungus with 47 colonies were found and 11 unidentified fungus. In conventional field
obtained 29 phylloplane fungus with 30 colonies and 5 unidentified fungus. Diversity
Index (H') of phylloplane fungus are medium classified that organic fields (1,6465) is
higher than conventional fields (1,4571) . Uniformity index (E) belong to the category
of high-index value on organic fields (0,9959) compared with conventional fields
(0,9963). Dominance index in conventional fields (0,0356) is higher than the organic
fields (0,0231).

Keywords: phylloplane fungi, Ipomoea reptans, diversity, farming system

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jamur filoplan pada daun
kangkung darat antara pertanian organik dan konvensional. Pada penelitian ini
dilakukan metode eksplorasi dan komparasi hasil eksplorasi. Penelitian dilakukan di
lahan kangkung darat di kecamatan Cemorokandang dan labotarorium penyakit
tumbuhan, jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya dari bulan Februari sampai Agustus 2013. Eksplorasi jamur filoplan dari
daun kangkung darat yang dibudidayakan secara organik dan konvensional. Jamur
filoplan yang teridentifikasi kemudian di hitung indeks keanekaragaman, keseragaman
dan dominasi setiap genus yang diperoleh. Hasil menunjukkan bahwa pada lahan
organik ditemukan 45 jenis jamur filoplan dengan jumlah 47 koloni dan 11 jamur
filoplan yang tidak teridentifikasi. Pada lahan konvensional ditemukan 29 jenis jamur
dengan jumlah 30 koloni dan 5 jamur filoplan yang tidak teridentifikasi. Indeks
Keanekaragaman (H’) jamur filoplan tergolong kategori sedang karena pada lahan
organik (1,6465) lebih tinggi dibandingkan dengan lahan konvensional (1,4571). Indeks
keseragaman (E) tergolong kategori tinggi dengan nilai indeks pada lahan organik
(0,9959) lebih rendah dibandingkan dengan lahan konvensional (0,9963). Indeks

29
Tijani et al., Keanekaragaman Jamur Filoplan Tanaman…

dominansi pada lahan konvensional (0,0356) lebih tinggi dari pada lahan organik
(0,0231).
Kata kunci: jamur filoplan, Ipomoea reptans, keanekaragaman, sistem pertanian

PENDAHULUAN suatu tempat hidup. Pada tanaman


kangkung darat, yang dikonsumsi adalah
Kangkung darat (Ipomoea reptans daun dan batang, jumlah mikroorganisme
Poir.) merupakan salah satu jenis tanaman salah satunya jamur, menjadi sangat
sayuran yang tergolong dalam Famili penting karena jamur dikonsumsi
Convolvulaceae dan banyak digemari oleh sekaligus ketika mengkonsumsi daun
seluruh lapisan masyarakat. Kangkung kangkung. Permukaan daun (filoplan)
banyak ditanam di Pulau Jawa khususnya merupakan habitat yang banyak dihuni
di Jawa Barat, juga di Irian Jaya. Produksi oleh mikroorganisme antara lain jamur,
sayuran kangkung selalu mengalami kapang dan bakteri.
kenaikan dan penurunan, pada tahun 2009 Jamur filoplan tumbuh pada
produksi kangkung sebesar 360.992 ton permukaan daun, jamur filoplan telah
sedangkan pada tahun 2011 produksinya dipelajari dan dibandingkan antara endofit,
355.466 (Anonim, 2013). Berdasarkan saprofit dan pathogen tanaman, jamur juga
tempat tumbuh, kangkung dibedakan dapat menjadi penyakit pada manusia
menjadi 2 macam yaitu kangkung darat (Prabakaran, 2011). Jamur pada
yang hidup ditempat kering atau tegalan permukaan daun sangat kuat menempel,
dan kangkung air yang hidup ditempat ada yang menggunakan stroma, juga ada
yang berair dan basah (Anonim, 2009). yang membentuk sporodochia dan
Bagian yang dikonsumsi dari tanaman ini synnemeta, jamur filoplan juga
yaitu daun dan batang yang masih muda dipengaruhi oleh tanaman sekitarnya dan
karena memiliki rasa yang renyah kondisi lingkungan dalam persebaran
sedangkan bagian yang sudah tua spora jamur yang mendarat pada daun
memiliki tekstur yang keras. Daun kangkung. Selain itu, penggunaan bahan
kangkung panjang, berwarna hijau sintetis yang umum dipakai petani dapat
keputihan yang merupakan sumber pro mempengaruhi keanekaragaman
vitamin A. mikroorganisme baik diudara, di tanah
Kangkung darat mudah maupun yang telah hidup pada tanaman.
dibudidayakan dengan cara organik Pemahaman yang lebih mendalam
maupun konvensional. Budidaya secara mengenai keanekaragaman jamur filoplan
konvensional selalu menggunakan bahan yang terdapat pada permukaan daun
sintetis buatan seperti pestisida yang kangkung perlu dikaji untuk mengetahui
memberikan efek cepat dalam praktek budidaya yang dilakukan
mengendalikan hama dan penyakit mempengaruhi keanekaragaman jamur
tanaman, serta penggunaan pupuk kimia filoplan dalam suatu agroekosistem.
untuk menunjang pertumbuhan tanaman
yang sesuai dengan permintaan konsumen. BAHAN DAN METODE
Praktek budidaya yang dilakukan tersebut
dapat mempengaruhi populasi mikroba Penelitian dilaksanakan di
(Riupassa, 2005) seperti jamur, bakteri Laboratorium Mikologi, Jurusan Hama
dan kapang dalam suatu agroekosistem di dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
lahan pertanian. Pertanian, Universitas Brawijaya. Waktu
Kelimpahan mikroorganisme pelaksanaan penelitian adalah mulai bulan
mencerminkan populasi yang menghuni Februari sampai dengan Agustus 2013.

30
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014

Penelitian dilaksanakan dengan muda dan daun tua. Pengambilan contoh


menggunakan metode eksplorasi dan daun dilakukan saat tanaman umur 14 hst,
komparasi. Metode eksplorasi dilakukan 28 hst dan 42 hst.
berdasarkan pengamatan pada praktek
budidaya yang dilakukan petani pada Isolasi Jamur filoplan
lahan organik dan konvensional. Hasil Metode yang digunakan untuk
eksplorasi kemudian dibandingkan antara isolasi jamur filoplan yaitu menggunakan
tanaman kangkung pada lahan pertanian metode perendaman, daun tanaman
organik dengan konvensional. kangkung yang sehat direndam dan
dikocok sehingga diharapkan jamur yang
Budidaya yang dilakukan petani di akan tumbuh adalah jamur yang hanya
Comorokandang berasal dari permukaan daun tanaman
Berdasarkan hasil observasi kangkung.
praktek budidaya yang dilakukan petani Tahapan awal isolasi yaitu tiap
dengan cara organik dan konvensional tanaman contoh kangkung yang sehat
terdapat perbedaan yang nyata dari cara diambil 2 helai daun muda dan tua
pemupukan dan pengendalian hama dan kemudian direndam dengan aquadest steril
penyakitnya. Pengolahan tanah pada lahan 100 ml dalam tabung erlenmeyer dan
organik dan konvensional yaitu ketika dikocok dengan mesin penggojok (shaker
pengolahan dan pembuatan bedengan machine) selama 60 menit. Kemudian air
ditambahkan pupuk kandang pada lapisan rendaman diambil 1 ml menggunakan
tanah bagian atas. Saat penanaman benih mikropipet dan dituang pada cawan petri
di lahan organik ditambahkan pupuk berisi media PDA yang telah ditambahkan
kandang dan sedikit tanah untuk menutup antibiotik. Pada aquadest steril baru
benih, sedangkan pada lahan konvensional diambil 1 ml
ditambahkan pupuk kandang untuk
menutup benih kemudian disebarkan
pupuk urea merata pada bedengan.
Perawatan budidaya secara konvensional
yang lain yaitu penambahan pupuk urea
dan ZA dan pengaplikasian pestisida.
Pupuk susulan urea diberikan pada umur
10 hst dan 35 hst, untuk pestisida
digunakan insektisida sidametrin yang Gambar 1. Cara pengambilan sampel
diaplikasikan semprot pada umur 10, 17, tanah
24, 31 dan 37 hst, pengendalian penyakit
tidak dilakukan karena jarang terjadi dan dituang ke PDA baru lainnya,
serangan penyakit. perlakuan ini berfungsi sebagai kontrol.
Cara ini dilakukan untuk mengisolasi
Eksplorasi Jamur Filoplan jamur filoplan yang bersporulasi
dipermukaan, spora jamur yang diduga
Pengambilan Contoh Daun Tanaman baru mendarat pada permukaan dan juga
Kangkung spora jamur yang baru berkecambah.
Pengambilan tanaman contoh
kangkung darat dilakukan pada garis
Purifikasi
diagonal lahan atau bedengan, sehingga Pemurnian (purifikasi) dilakukan
diperoleh 5 tanaman contoh (Gambar 1). pada setiap koloni jamur yang dianggap
Pada setiap tanaman contoh dilakukan berbeda berdasarkan morfologi
pengambilan contoh daun yaitu daun

31
Tijani et al., Keanekaragaman Jamur Filoplan Tanaman…

makroskopis meliputi warna dan bentuk untuk mendapatkan gambaran populasi


koloni. Masing-masing mikroorganisme melalui jumlah individu masing-masing
tersebut diambil dengan jarum ose, jenis dalam suatu komunitas (Ludwig dan
kemudian ditumbuhkan lagi pada cawan Reynold, 1988). Indeks keanekaragaman
petri yang berisi PDA. Dari beberapa dihitung dengan rumus :
koloni jamur yang tumbuh pada cawan

petri, jika terdapat koloni yang memiliki  
 =


 
cirri makro sama maka diambil salah satu  
koloni untuk dipurifikasi. 

Pembuatan preparat jamur Keterangan:


Tahapan untuk pembuatan preparat H’ = Indeks keanekaragaman
jamur yaitu menyiapkan jarum ose, object Shannon
glass, cover glass, dan tissue. Jamur yang s = Jumlah spesies
telah diisolasi dan murni pada media PDA ni = Proporsi jumlah individu pada
diambil sebagian dengan jarum ose, spesies
kemudian diletakkan di tengah object N = Jumlah individu seluruh jenis
glass lalu ditetesi sedikit aquadest atau
pewarna dan ditutup menggunakan cover Indeks Keseragaman (E)
glass. Preparat diletakkan pada wadah Indeks keseragaman digunakan
yang telah dialasi tissue lembab dan untuk mengukur keseimbangan komunitas.
inkubasi selama 2-3 hari, inkubasi Hal ini didasarkan pada ukuran kesamaan
bertujuan untuk menumbuhkan miselium jumlah individu antar spesies dalam suatu
jamur dan sporulasi. komunitas (Ludwig dan Reynold, 1988).
Perhitungan keseragaman (E) adalah
Identifikasi sebagai berikut:
Identifikasi berdasarkan panduan
′
identifikasi jamur, Barnett and Hunter  =
(1972), Domsch (1980), Gandjar (2000).

Pengamatan makroskopis meliputi warna Keterangan:
koloni, bentuk koloni dalam cawan petri E = indeks keseragaman
(konsentris dan tidak konsentris), tekstur H’ = indeks keanekaragaman Shannon
koloni dan pertumbuhan koloni (cm/hari). s = Jumlah genus/spesies
Pengamatan secara mikroskopis meliputi
ada tidaknya septa pada hifa (bersekat atau Indeks Dominasi (C)
tidak bersekat), pertumbuhan hifa Indeks dominasi jenis digunakan
(bercabang atau tidak bercabang), warna untuk mengetahui adanya dominasi jenis
hifa dan konidia (gelap atau hialin jamur filoplan pada suatu komunitas.
transparan), ada atau tidaknya konidia, dan Indeks dominasi menurut (Ludwig dan
bentuk konidia (bulat, lonjong, berantai Reynold, 1988) dihitung dengan rumus :
atau tidak beraturan).

Indeks Keanekaragaman (H’) 
 =   
Indeks keanekaragaman digunakan 

untuk menghitung keanekaragaman jamur
filoplan tanaman Kangkung darat pada C = Indeks Dominasi
lahan organik dan konvensional. Indeks Ni = Jumlah individu jenis ke i
keanekaragaman Shannon digunakan N = Jumlah total individu

32
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014

HASIL DAN PEMBAHASAN kandang dan kompos dapat meningkatkan


mikroorganisme dalam tanah dalam
Keanekaragaman Jamur Filoplan
jaringan maupun permukaan tanaman
Tanaman Kangkung Darat pada Lahan apabila terbawa oleh angin maupun air.
Organik Jamur filoplan kangkung darat pada
Hasil isolasi dan identifikasi jamur lahan konvensional didapat sebanyak 29
filoplan daun muda dan daun tua tanaman jenis jamur filoplan dengan total koloni
kangkung darat selama 3 kali pengambilan jamur filoplan sebanyak 30 koloni, jamur
contoh tanaman dengan umur tanaman yang ditemukan yaitu Acremonium sp.,
yang berbeda (14, 28 dan 42 hst) di lahan Aspergillus sp., Cephalosporium sp.,
organik dan konvensional, yaitu Cladosporium sp., Curvularia sp.,
didapatkan jamur filoplan sebanyak 61 Fusarium sp., Geotrichum sp., Mucor sp.,
jenis jamur (Tabel 1). Jamur filoplan pada Penicillium sp., Pestalotia sp.,
lahan organik sebanyak 45 jenis jamur Trichoderma sp. dan 5 jamur filoplan yang
dengan total koloni jamur filoplan tidak teridentifikasi. Pada kangkung darat
sebanyak 47 koloni, jamur yang dengan budidaya konvensional, pada awal
ditemukan yaitu Acremonium sp., penanaman ditambahkan pupuk kandang,
Aspergillus sp., Botrytis sp., namun pada perawatan selanjutnya
Cephalosporium sp., Cladosporium sp., disemprotkan pestisida kimia sintetik pada
Curvularia sp., Geotrichum sp., Mucor sp., tanaman kangkung secara berkala, hal ini
Mycothypa sp., Nigrospora sp., dapat mengakibatkan jamur tidak banyak
Penicillium sp., Pestalotia sp., Fusarium terakumulasi dan hanya beberapa saja
sp., Gibberella sp., Bispora sp., yang dapat bertahan sehingga jamur atau
Blastomyces sp. dan 11 jamur filoplan mikroorganisme yang ada tidak terlalu
yang tidak teridentifikasi. Menurut Ilyas beragam. Dari hasil identifikasi jamur
(2007) jamur saprofit banyak ditemukan di filoplan kangkung darat yang didapat pada
lahan yang mirip hutan dengan kombinasi lahan organik dan konvensional, dapat
berbagai macam tanaman yang kompleks, dihitung indeks keanekaragaman, indeks
yang mendominasi antara lain Aspergillus, keseragaman dan indeks dominasi
Penicillium, Cladosporium dan (Tabel.2).
Cephalosporium. Teknik budidaya secara
organik dengan menambahkan pupuk

Tabel 1. Hasil Isolasi dan Identifikasi Jamur Filoplan Tanaman Kangkung Darat

No. Jenis Jamur Org Konv No. Jenis Jamur Org Konv
1 Acremonium sp. v v 32 Filoplan sp. 4 v v
2 Aspergillus sp. 1 v - 33 Filoplan sp. 5 v -
3 Aspergillus sp. 2 v - 34 Filoplan sp. 6 v v
4 Aspergillus sp. 3 v - 35 Filoplan sp. 7 v v
5 Aspergillus sp. 4 v - 36 Filoplan sp. 8 v v
6 Aspergillus sp. 5 v - 37 Filoplan sp. 9 v -
7 Aspergillus sp. 6 - v 38 Fusarium sp. 1 v -
8 Aspergillus sp. 7 - v 39 Fusarium sp. 2 v -
9 Aspergillus sp. 8 - v 40 Fusarium sp. 3 - v
10 Aspergillus sp. 9 - v 41 Fusarium sp. 4 - v
11 Bispora sp. v - 42 Geotrichum sp. 1 v -

33
Tijani et al., Keanekaragaman Jamur Filoplan Tanaman…

Lanjutan Tabel 1.
12 Blastomyces sp. v - 43 Geotrichum sp. 2 v v
13 Botrytis sp. 1 v - 44 Gibberella sp. 1 v -
14 Botrytis sp. 2 v - 45 Mucor sp. 1 v v
15 Cephalosporium sp. 1 v - 46 Mucor sp. 2 v v
16 Cephalosporium sp. 2 v v 47 Mucor sp. 3 v -
17 Cephalosporium sp. 3 v - 48 Mycothypa sp. v -
18 Cladosporium sp. 1 v - 49 Nigrospora sp. v -
19 Cladosporium sp. 2 v - 50 Penicillium sp. 1 v -
20 Cladosporium sp. 3 v v 51 Penicillium sp. 10 - v
21 Curvularia sp. v v 52 Penicillium sp. 2 v -
22 Filoplan sp. 1 v - 53 Penicillium sp. 3 v v
23 Filoplan sp. 10 v - 54 Penicillium sp. 4 v -
24 Filoplan sp. 11 v - 55 Penicillium sp. 5 v -
25 Filoplan sp. 12 - v 56 Penicillium sp. 6 v -
26 Filoplan sp. 13 - v 57 Penicillium sp. 7 - v
27 Filoplan sp. 14 - v 58 Penicillium sp. 8 - v
28 Filoplan sp. 15 - v 59 Penicillium sp. 9 - v
29 Filoplan sp. 16 - v 60 Pestalotia sp. v v
30 Filoplan sp. 2 v - 61 Trichoderma sp. - v
31 Filoplan sp. 3 v -
Keterangan:
Org: lahan organik, Konv: lahan konvensional; v: ditemukan, - : tidak ditemukan

Tabel 2. Indeks Keanekaragaman, Indeks Keseragaman, dan Indeks Dominasi


Jamur Filoplan Kangkung Darat antara Lahan Organik dan Konvensional
Nilai Indeks Σ Σ
Lahan
H' E C Spesies Koloni
Organik 1,6465 0,9959 0,0231 45 47
Konvensional 1,4571 0,9963 0,0356 29 30
Keterangan :
H’: Indeks keanekaragaman, E: Indeks keseragaman, dan C: Indeks dominasi

Indeks Keanekaragaman dan Rekha (2012), mikoflora permukaan


Indeks Keanekaragaman jamur daun (filoplan) bermacam bentuknya dan
filoplan tanaman kangkung yang beragam berdasarkan pengaruh terbanyak
ditemukan pada lahan organik (1,6465) dari faktor biotik dan abiotik yang
lebih tinggi dibandingkan dengan lahan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
konvensional (1,4571). Nilai indeks kehidupan mikoflora. Pada tanaman
keanekaragaman jamur filoplan tanaman kangkung di lahan organik, budidaya
kangkung darat pada lahan pertanian dilakukan dengan menambahkan pupuk
organik dan konvensional memiliki nilai kandang pada awal penanaman, hal ini
antara 1-3, maka indeks keanekaragaman dapat meningkatkan jamur dalam tanah
tersebut termasuk dalam kategori yang beragam dan akan berinteraksi
keanekaragaman sedang dengan jumlah dengan tanaman. Pada kangkung darat
penyebaran sedang di alam. Menurut Usha dengan budidaya konvensional, pada awal

34
Jurnal HPT Volume 2 Nomor 1 Pebruari 2014

penanaman ditambahkan pupuk kandang, jumlah individu setiap jenis sama dan
namun pada perawatan selanjutnya tidak ada kecenderungan dominasi dari
disemprotkan pestisida kimia sintetik padasatu jenis. Begitu pula sebaliknya semakin
tanaman kangkung secara berkala, hal ini besar nilai indeks dominasi maka ada
dapat mengakibatkan jamur tidak banyak kecenderungan dominasi dari salah satu
terakumulasi dan hanya beberapa saja jenis. Menurut Ilyas (2007), adanya
yang dapat bertahan sehingga jamur atau dominasi genus-genus jamur karena ciri-
mikroorganisme yang ada tidak terlalu ciri jamur tersebut memiliki sebaran
beragam. kosmopolit, dapat menghasilkan spora
vegetatif (konidia) dalam jumlah besar,
Indeks Keseragaman dan tergolong jamur yang tumbuh cepat.
Nilai indeks keseragaman pada Jamur filoplan yang mendominasi adalah
lahan organik lebih rendah dibandingkan jamur Penicillium sp. dan jamur
dengan nilai indeks pada lahan Aspergillus sp.
konvensional secara berturut-turut yaitu
0,9959 dan 0,9963, nilai ini termasuk KESIMPULAN
dalam kriteria keseragaman tinggi. Sistem Jamur filoplan tanaman kangkung darat
budidaya mempengaruhi jumlah dan jenis yang didapat di lahan organik adalah
mikroorganisme yang berada pada Aspergillus sp., Bispora sp., Blastomyces
permukaan dan jaringan tanaman. Jamur sp., Botrytis sp., Cephalosporium sp.,
yang terbanyak dari pertanian organik dan Cladosporium sp., Curvularia sp.,
konvensional yaitu dari genus Aspergillus Fusarium sp., Geotrichum sp., Gibberella
sp. sebanyak 9 jenis dan dari genus sp., Mucor sp., Mycotypha sp., Penicillium
Penicillium sp. sebanyak 10 jenis. sp., Pestalotia sp., Acremonium sp., dan
Simanjutak (2004) menyebutkan bahwa 11 jamur Filoplan sp. Jamur filoplan
fraksi bahan mineral yang ditemukan tanaman kangkung darat yang didapat di
sebagai penyusun tanah, merupakan lahan konvensional adalah Acremonium
timbunan di setiap sisa tumbuhan, sp., Aspergillus sp., Cephalosporium sp.,
binatang, jasad mikro baik sebagian atau Cladosporium sp., Curvularia sp.,
seluruhnya telah mengalami perubahan. Fusarium sp., Geotrichum sp., Mucor sp.,
Pada lahan konvensional lebih tinggi Penicillium sp., Pestalotia sp.,
diduga banyak jamur filoplan tidak Trichoderma sp., dan 9 jamur Filoplan sp.
mampu bertahan dengan pestisida dan jamur filoplan yang hanya terdapat di
sehingga hanya beberapa jamur dari genus lahan organik adalah Bispora sp.,
yang sama dapt hidup. Blastomyces sp., Botrytis sp., Gibberella
sp., Mycotypha sp., Nigrospora sp.,
Indeks Dominasi
sedangkan jamur filoplan yang hanya
Nilai indeks dominasi
terdapat pada lahan konvensional adalah
menunjukkan banyaknya dominasi suatu
Trichoderma sp. Nilai indeks
jamur filoplan terhadap jamur filoplan
keanekaragaman jamur filoplan tanaman
yang lain. Indeks dominasi lahan organik
kangkung darat pada lahan organik
(0,0231) lebih rendah dari pada lahan
(1,6465) lebih tinggi daripada jamur
konvensional (0,0356) yang berarti tidak
filoplan pada lahan konvensional (1,4571).
ada jamur filoplan yang mendominasi
Indeks keseragaman jamur filoplan pada
terhadap jamur filoplan yang lain atau
lahan organik (0,9959) lebih rendah
penyebaran populasi merata. Menurut
daripada jamur filoplan pada lahan
Krebs (1999), semakin kecil nilai indeks
konvensional (0,9963). Nilai indeks
dominasi maka semakin kecil pula
dominasi jamur filoplan pada lahan
dominasi populasi yang berarti penyebaran

35
Tijani et al., Keanekaragaman Jamur Filoplan Tanaman…

organik (0,0231) lebih rendah daripada Tropik Umum. Yayasan Obor


jamur filoplan yang ditemukan pada lahan Indonesia. Jakarta.
konvensional (0,0356).
Ilyas, M. 2007. Isolasi dan Identifikasi
UCAPAN TERIMAKASIH Mikroflora Kapang pada Sampel
Ucapan terimakasih penulis Seresah Daun Tumbuhan di Kawasan
sampaikan kepada Dr. Ir. Syamsuddin Gunung Lawu, Surakarta, Jawa
Djauhari, MS dan Ir. Abdul Cholil selaku Tengah. Biodiversitas vol. 8 nomor 2,
dosen pembimbing. Penghargaan yang hal: 105-110.
tulus kepada kedua orangtua, kakak, dan Krebs, C. J. 1999. Ecological
adik atas doa, motivasi dan dukungan, Methodology. Benjamins Cummings.
yang diberikan kepada penulis. Teman- New York.
teman Plant Protection, juga teman-teman
Laboratorium Mikologi, Jurusan Hama Ludwig, J. A. dan J. F. Reynold. 1988.
dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Statistical Ecology: A Primer on
Pertanian Universitas Brawijaya, serta Methods and Computing. John Wiley
semua pihak yang telah membantu dalam and Sons Inc. Canada.
pelaksanaan penilitian ini.
Prabakaran, M., Merinal, S. and
DAFTAR PUSTAKA Panneerselvam, A. 2011.
Investigation of Phylloplane
Anonim. 2009. Budidaya Kangkung Darat. mycoflora from some medicinal
HKP ke-37. Balai Pengkajian plants. European Journal of
Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Experimental Biology, vol 1 nomor
Provinsi Jambi. 2, pp. 219-225.
Anonim. 2013. Badan Pusat Statistik Riupassa, P. A., Suwanto, A., dan
(BPS): Produksi sayuran di Indonesia. Tjahjoleksono, A. 2005. Kelimpahan
http://www.bps.co.id. Diakses pada Bakteri Filosfer pada Beberapa
tanggal 5 Februari 2013. Sayuran Lalaban. Jurnal
Mikrobiologi Indonesia, September
Barnet, H. L. and B. B. Hunter. 1972. 2005, hal. 96-98.
Illustrated Genera of Imperfect
Fungi. Burgess publishing company. Simanjuntak, D. 2004. Manfaat pupuk
USA. organik kascing dan cendawan
mikoriza arbuskula (CMA) pada
Domsch, K.H., Gams, W dan Anderson tanah dan tanaman. Jurnal penelitian
T.H. 1980. Compendium of soil fungi. bidang ilmu pertanian. Vol 2 no. 2,
Academic press, A subsidiary of April 2004: 1-3.
Harcourt Brace Jovanovich Publisher.
London. Usha, C. and Rekha, P. 2012. Diversity of
Fungi in the Phylloplane of Jatropha
Gandjar, I., Samson, R. A., Tweel- curcas L. During Summer and
Vermeulen, K. van den., Oetari A., Winter Season. International
Santoso, I.. 2000. Pengenalan Kapang Indexed&Referred Research Journal,
vol. IV.

36

You might also like