Performan Ayam Broiler Dengan Penambahan Tepung Daun Calliandra Calothyrsus Dalam Pakan
Performan Ayam Broiler Dengan Penambahan Tepung Daun Calliandra Calothyrsus Dalam Pakan
Performan Ayam Broiler Dengan Penambahan Tepung Daun Calliandra Calothyrsus Dalam Pakan
id/Sains-Peternakan
DOI: http://dx.doi.org/10.20961/sainspet.v16i2.23260 pISSN 1693-8828 eISSN 2548-9321
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun kaliandra (Calliandra calothyrsus) dalam
pakan terhadap performan broiler. Dalam penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam dengan lima perlakuan yaitu penambahan
tepung daun kaliandra 0,0, 2,5, 5,0, 7,5 dan 10,0%. Setiap perlakuan terdiri dari tiga ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 4
ekor ayam. Pakan perlakuan diberikan pada umur 8-35 hari. Pengambilan data konsumsi pakan, pertambahan bobot badan,
konsumsi protein, konsumsi energi dan konversi pakan dilakukan setiap seminggu sekali selama 4 minggu. Data yang diperoleh
dianalisis menggunakan analisis variansi pola searah dan jika ada perbedaan rerata perlakuan diuji dengan Duncan’s New
Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun kaliandra berpengaruh nyata
(P<0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konsumsi protein, konsumsi energi dan konversi pakan. Hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun kaliandra maksimal pada level 5,0% dalam pakan broiler.
ABSTRACT
The aim of this research was studied the effect of use Calliandra calothyrsus leaf meal in feed on performance of broiler.
The research used 60 chickens with five groups of treatments, those were 0.0, 2.5, 5.0, 7.5, and 10.0% calliandra leaf meal on
feed. Each treatment were consists of three replications and each replication of 4 chickens. The data of feed intake, average
daily gain, protein intake, energy intake and feed conversion ratio were taken every week for 4 weeks. Treatment feed was
given at 8-35 days. The collected data were analyzed using Completely Randomized Design (CRD) and continued by tested
using Duncan’s New Multiple Range Test (DMRT). The results showed that the use of calliandra leaf meal significantly (P<0.05)
on feed intake, body weight gain, protein intake, energy intake and feed conversion ratio. The result of this study can be
concluded that utilization of calliandra leaf meal with maximum level 5.0% on feed.
74
Tabel 1. Kandungan nutrien bahan pakan
PK ME SK Ca P Met Lys
Bahan pakan
(%) (kcal/kg) (%) (%) (%) (%) (%)
Jagung1 8,50 3350 2,20 0,02 0,28 0,18 0,26
Bekatul1 12,90 2980 11,40 0,07 1,50 0,26 0,59
Tepung ikan2 63,60 2830 0,50 1,23 1,63 1,00 3,28
Bungkil kedelai1 44,00 2230 7,00 0,29 0,65 0,62 2,69
Tepung daun
kaliandra3 31,60 28596 9,50 - - - -
4
premix - - - - - - -
Limestone1 - - - 39,00 - - -
Minyak sawit1 - 8800 - - - - -
L-Lysine-HCl5 95,60 - - - - - 88,00
DL-Methionine5 58,60 - - - - 99,00 -
NaCl - - - - - - -
1
NRC (1994).
2
Hartadi, et al. (2005).
3
Analisis di Laboratorium Ilmu Makanan Ternak.
4
Premix mineral dari Medion-Bandung, merk Top Mix (Lampiran 1).
5
Zuprizal (2006).
6
Hasil perhitungan (Sibbald, 1980 disitasi Zuprizal, 2006)
sistem tebang dan angkut (cut and carry sistem) bahan pakan jagung, bungkil kedelai, tepung ikan,
maupun sistem penggembalaan. bekatul, premix, minyak kelapa sawit, batu kapur
Hasil penelitian Maradika (2007) menunjukkan (limestone), tepung daun kaliandra, L-Lysine-HCl, DL-
bahwa level pemberian tepung daun kaliandra dan daun Methionin, dan garam. Kandungan nutrien bahan pakan
singkong mempengaruhi tingkat konsumsi pakan itik yang digunakan disajikan dalam Tabel 1. Susunan
lokal. Konsumsi pakan tertinggi didapat dengan level pakan yang digunakan selama penelitian dibedakan
pemberian tepung daun kaliandra dan daun singkong menjadi 5 macam dengan level pemberian tepung daun
6,0% sebesar 165,53 g/ekor/hari, konsumsi terendah kaliandra yang berbeda-beda disajikan dalam Tabel 2.
pada level 9,0% sebesar 141,54 g/ekor/hari. Produksi
telur tertinggi dihasilkan oleh itik dengan penambahan Metode
tepung daun kaliandra 6,0% sebesar 64,28%. Skor Analisis Komposisi Tepung Daun Kaliandra.
warna kuning telur tertinggi yang diperoleh adalah skor Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini
9 dengan perlakuan penambahan tepung daun kaliandra adalah pengambilan sampel daun kaliandra. Daun
9,0%. kaliandra selanjutnya dijemur sampai kering kira-kira
Berdasarkan uraian tersebut tujuan penelitian ini selama dua hari kemudian bagian daunnya digiling
untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun dengan penggilingan Wiley mill pada ukuran diameter
kaliandra (Calliandra calothyrsus) pada beberapa level lubang saringan (screen) 0,5 mm sebagai sampel.
dalam pakan terhadap performan ayam broiler. Selanjutnya dilakukan analisis proksimat meliputi
bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar
MATERI DAN METODE dan lemak kasar.
Pelaksanaan. Penelitian ini terdiri dari lima
Materi perlakuan berdasarkan level penggunaan tepung daun
Ayam Broiler. Ternak yang digunakan dalam kaliandra, tiap perlakuan di bagi menjadi tiga ulangan
penelitian ini adalah Day Old Chick (DOC) broiler dan tiap ulangan terdiri dari 4 ekor. Ayam diberi pakan
jantan Strain Lohmann sebanyak 60 ekor. yang disusun menggunakan tepung daun kaliandra
Kandang dan Peralatan. Kandang yang sebagai bahan pakan dengan level yang berbeda.
digunakan dengan sistem baterai dengan ukuran 0,5 x 1 Perlakuan yang dilakukan adalah:
m2 yang dilengkapi dengan tempat pakan, tempat Perlakuan 1: Pakan tanpa (0,0%) tepung daun
minum, dan penerangan. Peralatan yang digunakan kaliandra (kontrol) (P0)
adalah lampu bohlam 40 watt sebagai penerang dan Perlakuan 2: Pakan dengan tepung daun
pemanas, kandang, termometer, timbangan analitik kaliandra 2,5% (P1)Perlakuan 3: Pakan
camry, serta berbagai macam alat laboratorium untuk dengan tepung daun kaliandra 5,0% (P2)
analisis proksimat tepung daun kaliandra meliputi Perlakuan 4: Pakan dengan tepung daun
bahan kering, bahan organik, protein kasar, serat kasar, kaliandra 7,5% (P3)
dan lemak kasar. Perlakuan 5: Pakan dengan tepung daun
Pakan. Penelitian menggunakan pakan adaptasi kaliandra 10,0% (P4)
pada umur 1 sampai 7 hari yaitu pakan komersial BR 1
dam pakan perlakuan yang diberikan pada umur 8 Pencegahan penyakit. Ayam diberi vaksin
sampai 35 hari dengan menyusun pakan menggunakan Newcastle Disease (ND) 1 pada umur 4 hari melalui
pakan karena rasa sepat, tanin akan membentuk Kadar tanin yang terkandung dalam kaliandra
kompleks dengan protein dan zat makanan lainnya juga mempengaruhi pertumbuhan broiler. Menurut
yang terdapat dalam makanan serta dapat membentuk Widodo (2005), tanin dapat menyebabkan
kompleks dengan protein endogen, membentuk pertumbuhan ayam-ayam muda menjadi terhambat
kompleks dengan enzim-enzim pencernaan, karena tanin menekan potensi nitrogen dan
penyerapan tanin dan hasil-hasilnya dapat meracuni mengakibatkan menurunnya daya cerna asam-asam
ternak, dapat melukai saluran pencernaan dan amino yang seharusnya dapat diserap oleh villi-villi
menyebabkan terganggunya fungsi saluran pencernaan. usus dan dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan
perkembangan jaringan-jaringan tubuh.
Pertambahan Bobot Badan Konsumsi nutrien seperti konsumsi protein dan
Hasil yang diperoleh pertambahan bobot badan energi juga mempengaruhi pertambahan bobot badan.
broiler dengan pemberian level tepung daun kaliandra Menurut Soeparno (1992), faktor yang mempengaruhi
0,0, 2,5, 5,0, 7,5, dan 10% dalam pakan selama pertambahan berat badan adalah jenis kelamin, strain
pemeliharaan pada umur 8 sampai 35 hari dapat dilihat dan bangsa, serta konsumsi energi dan protein. Hasil
pada Tabel 3. Hasil analisis statistik menunjukkan penelitian rata-rata konsumsi protein dan energi dapat
bahwa penggunaan tepung daun kaliandra dalam pakan dilihat pada Tabel 3.
memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap Hasil analisis statistik dari konsumsi protein
pertambahan bobot badan. Level penggunaan tepung broiler menunjukkan bahwa penggunaan tepung daun
daun kaliandra pada perlakuan P0 menunjukkan kaliandra dalam pakan memberikan pengaruh yang
perbedaan yang tidak nyata dengan perlakuan P1 dan nyata (P<0,05). Penambahan tepung daun kaliandra
P2, hal itu terlihat tidak adanya penurunan ataupun pada perlakuan P0 menunjukkan perbedaan yang tidak
peningkatan pertambahan bobot badan, tetapi nyata dengan perlakuan P1 dan P2 karena diantara tiga
perlakuan P3 dan P4 terlihat nyata adanya penurunan perlakuan tersebut tidak terlihat peningkatan ataupun
pertambahan bobot badan. Perlakuan P3 dan P4 penurunan konsumsi protein antar perlakuan.
menunjukkan perbedaan yang tidak nyata. Berdasarkan Perlakuan P0, P1, dan P2 menunjukkan perbedaan yang
hasil tersebut pertambahan bobot badan ayam mulai nyata dengan perlakuan P3 dan P4, yaitu terlihat
turun pada perlakuan penambahan tepung daun penurunan konsumsi protein yang nyata terjadi pada
kaliandra 7,5%. perlakuan tepung daun kaliandra pada perlakuan
Hasil penelitian tersebut serupa dengan hasil tersebut.
penelitian Ginting (2009), penambahan tepung daun Hasil analisis statistik dari konsumsi energi
semak bunga putih memberikan pengaruh sangat nyata menunjukkan bahwa penambahan tepung daun
terhadap pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot kaliandra dalam pakan memberikan pengaruh yang
badan tertinggi dicapai pada perlakuan tanpa nyata (P<0,05). Penambahan tepung daun kaliandra
penambahan tepung daun semak bunga putih sebesar pada perlakuan P0 menunjukkan perbedaan yang tidak
188,34 g/ekor/minggu. Pertambahan berat badan nyata dengan perlakuan P1, P2, dan P4, hal itu terlihat
terendah pada perlakuan penambahan teung daun tidak adanya penurunan ataupun peningkatan konsumsi
semak bunga putih 15,0% yaitu sebesar 129,81 energi, tetapi terlihat nyata adanya penurunan konsumsi
g/ekor/minggu. Penambahan tepung daun semak bunga energi pada perlakuan P3. Perlakuan P1 dan P2 berbeda
putih sampai 10,0% memberikan pertambahan bobot nyata dengan perlakuan P3 dan P4 dan terlihat adanya
badan yang sama. penurunan konsumsi energi, sedangkan untuk
Salah satu faktor pertambahan bobot badan perlakuan P3 berbeda tidak nyata dengan perlakuan P4.
adalah konsumsi pakan, berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian konsumsi energi sebanding dengan
konsumsi pakan mulai turun juga pada perlakuan konsumsi protein, oleh karena itu konsumsi nutrien
penambahan 7,5% tepung daun kaliandra. Pakan yang juga mempengaruhi pertambahan bobot badan.
dikonsumsi ternak akan mempengaruhi pertumbuhan Protein dan energi sangat dibutuhkan untuk
ternak tersebut, seperti yang dinyatakan Tillman et al. pertumbuhan broiler sehingga konsumsi protein dan
(1991) bahwa hewan mengkonsumsi pakan tidak lain energi juga mempengaruhi pertambahan bobot badan
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, ayam. Protein dalam pakan merupakan faktor yang
pertumbuhan, produksi dan reproduksi. penting dalam pertumbuhan ayam broiler. Anak ayam
yang kekurangan protein maka pertumbuhannya akan