1728 3760 1 PB PDF
1728 3760 1 PB PDF
1728 3760 1 PB PDF
45-50
Relationship of The Role of Health Officers and Family Support with The Level Of Compliance with
Drug in Positive Fungus Tuberkulosis (TB) in The Working Area of Upt Martapura Health Center 1
Abstract
One effort to cure pulmonary TB is highly dependent on patient compliance to take medication and seek
treatment regularly, as TB treatment adherence is crucial in reducing TB transmission and reducing the
number of pulmonary tuberculosis cases in the community. The purpose of this study was to determine
the relation between the role of health officer and family support with the level of medication adherence
in the positive pulmonary tuberculosis (TB) patient in the working area of UPT. Puskesmas Martapura
1. Data analysis used univariate analysis and Chi Square test on bivariate analysis. The results of the
study were the percentage of respondents who were obedient (65.9%), non-compliant (34.1%), the role
of health workers in good category (81.8%), the role of health workers in the poor category (18.2%),
support families in the good support category (70.5%) and lack of support (29.5%). The results of the
study were the relationship between the role of health workers (P value = 0.001) and family support (P
value = 0.019) with the level of adherence to taking medication in patients with positive smear pulmonary
TB in the UPT. Martapura Health Center 1. It is recommended to involve families during TB treatment
and health worker surveys if patients do not come for treatment so that the spread of TB disease can be
prevented.
Keywords : Role of Health Officers, Family Support, Compliance in Taking Drugs
Abstrak
Salah satu upaya penyembuhan TB paru sangat tergantung dengan kepatuhan penderita
untuk minum obat dan berobat secara teratur, karena kepatuhan pengobatan TB merupakan
hal yang sangat penting dalam mengurangi penularan TB dan mengurangi angka kasus TB
paru di masyarakat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan peran petugas
kesehatan dan dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita
tuberkulosis (TB) paru BTA positif di wilayah kerja UPT. Puskesmas Martapura 1.
Analisis data menggunakan analisis univariat dan uji Chi Square pada analisis bivariat. Hasil
penelitian persentase responden yaitu patuh (65,9%) , tidak patuh (34,1 %), peran petugas
kesehatan kategori baik (81,8%), peran petugas kesehatan kategori kurang (18,2 %), dukungan
keluarga kategori dukungan baik (70,5%) dan dukungan kurang (29,5 %). Hasil penelitian
terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan (P value = 0,001) dan dukungan keluarga
(P value = 0,019) dengan tingkat kepatuhan minum obat pada penderita tuberkulosis (TB) paru
BTA positif di UPT. Puskesmas Martapura 1. Disarankan melibatkan keluarga selama
pengobatan TB dan petugas kesehatan survei jika penderita tidak datang berobat agar
penyebaran penyakit TB dapat dicegah..
Kata Kunci : Peran Petugas Kesehatan, Dukungan Keluarga, Kepatuhan Minum Obat
45
Netty : Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis (TB)
46
An-Nadaa, Juni 2018, hal. 45-50
Juni tahun 2018 yaitu sebanyak 44 orang. Penelitian Tabel 1.Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian
ini menggunakan instrument kuesioner dengan cara Karakteristik n %
wawancara secara langsung kepada penderita TB Kepatuhan Minum
paru BTA (+) di wilayah kerja UPT. Puskesmas Obat
Martapura 1. Metode pengambilan data dibagi 2 yaitu Patuh 29 65,9
data primer yang diperoleh dari data identitas Tidak Patuh 15 34,1
responden, karakteristik responden, kepatuhan Peran Petugas
minum obat, peran petugas kesehatan, dan dukungan Kesehatan
keluarga dengan cara wawancara menggunakan Baik 36 81,8
kuesioner. Data sekunder diperoleh dari UPT. Kurang 8 18,2
Puskesmas Martapura 1 yang diambil dari data Dukungan Keluarga
geografi dan demografi dengan cara diambil dari Dukungan Baik 31 70,5
data-data berupa laporan tahunan dan laporan Dukungan Kurang 13 29,5
bulanan P2 TB paru. di wilayah kerja UPT. Total 44 100
Puskesmas Martapura 1. Analisis data menggunakan
univariat dan bivariat untuk mengetahui hubungan tidak pernah lalai atau lupa minum OAT selama 14
peran petugas kesehatan dan dukungan keluarga hari berturut-turut pada fase awal (2 bulan) dan 14
dengan tingkat kepatuhan minum obat pada selama 14 hari berturut-turut fase awal dan pada fase
penderita Tuberkulosis (TB) paru BTA positif lanjutan.
diwilayah kerja UPT. Puskesmas Martapura 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak
HASIL DAN PEMBAHASAN 36 responden (81,8%) menyatakan peran petugas
kesehatan dengan kategori baik dalam melaksanakan
Responden dalam penelitian ini adalah
tugasnya dan sebanyak 8 responden (18,2%)
penderita TB paru BTA positif yang datang berobat di
menyatakan peran petugas kesehatan dengan
wilayah kerja UPT. Puskesmas Martapura 1 pada
kategori kurang dalam melaksanakan tugas
bulan Oktober tahun 2017 sampai dengan bulan Juni
pengobatan TB paru. Peran petugas kesehatan adalah
2018 berjumlah 44 responden dan bersedia menjadi
suatu kegiatan yang diharapkan dari seorang petugas
responden.
kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat
Analisis Univariat
kesehatan masyarakat. Perannya dalam kesehatan
sangat dibutuhkan, untuk itu petugas kesehatan
Berdasarkan tabel 1 hasil penelitian
harus mampu memberikan kondisi yang dapat
menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan minum obat
mempengaruhi perilaku positif pasien terhadap
yaitu patuh sebanyak 29 responden (65,9%), dan tidak
kesehatannya dengan sebagai komunikator, sebagai
patuh sebanyak 15 responden (34,1%). Kepatuhan
motivasi, sebagai fasilitator dan sebagai konselor.
adalah perilaku sesuai aturan dan berdisiplin.
(Potter dan Perry, 2007).
Seseorang dikatakan patuh berobat bila mau datang
kepetugas kesehatan yang telah ditentukan sesuai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak
dengan jadwal yang ditetapkan serta mau
31 responden (70,5%) menyatakan dukungan
melaksanakan apa yang dianjurkan oleh petugas
keluarga baik tetapi masih ada 13 responden (29,5%)
termasuk kepatuhan dalam minum obat.
menyatakan dukungan kurang.
(Suparyanto, 2010). Keteraturan minum obat
merupakan tindakan penderita meminum obat TB
Keluarga sebagai sumber dukungan sosial
secara teratur untuk kesembuhan terutama untuk
dapat menjadi faktor kunci dalam penyembuhan
memutuskan rantai penularan, keteraturan minum
pasien. Walaupun keluarga tidak selalu merupakan
obat dapat dikategorikan teratur apabila minum obat
sumber positif dalam kesehatan klien, mereka paling
hari berturut-turut pada fase lanjutan (4 bulan). Tidak
sering menjadi bagian penting dalam penyembuhan.
teratur apabila penderita lalai atau lupa minum OAT
(Kumfo dalam Videbeck, 2008). Dukungan keluarga
47
Netty : Hubungan Peran Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Tuberkulosis (TB)
Tabel 2. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita
Tuberkulosis (TB) Paru BTA Positif di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Martapura 1
Tabel 3. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Tuberkulosis
(TB) Paru BTA Positif di Wilayah Kerja UPT. Puskesmas Martapura 1
diberikan berupa dukungan sosial yaitu dukungan Hasil analisa uji chi square diperoleh nilai p =
emosional, instrumental, penghargaan, dan 0,001 < α = 0,05 pada tingkat kepercayaan 95% maka
informasi. Dukungan keluarga merupakan salah satu menunjukkan bahwa ada hubungan antara peran
peran Pengawas Minum Obat (PMO) karena dapat petugas kesehatan dengan tingkat kepatuhan minum
mempengaruhi pasien patuh untuk minum obat anti obat TB paru BTA positif di wilayah kerja UPT.
tuberkulosis dengan adanya partisipasi dari Puskesmas Martapura 1. Menurut penelitian yang
dukungan keluarga maka dapat mempengaruhi dilakukan oleh Sugiono (2014) di wilayah kerja
perilaku pasien untuk patuh minum obat sehingga Puskesmas Sepauk Kabupaten Sintang Tahun 2014
pengobatan dapat tercapai hingga pasien dinyatakan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
sembuh. tingkat kepatuhan mengkonsumsi obat pada
penderita Tuberkulosis Paru didapatkan hasil uji
Analisis Bivariat statistik P value = 0,000 < α = 0,05 artinya ada
hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga
Hubungan Peran Petugas Kesehatan Hubungan kesehatan dengan tingkat kepatuhan mengkonsumsi
Peran Petugas Kesehatan dengan Tingkat obat TB pada penderita TB paru di Puskesmas Sepauk
Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita Kabupaten Sintang Tahun 2014.
Tuberkulosis (TB) Paru BTA Positif di Wilayah
Kerja UPT. Puskesmas Martapura 1 Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Desy
Rindra Puspita (2015) didapatkan hasil uji statistik P
Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa
value = 0,002 < α = 0,05 artinya ada hubungan yang
proporsi peran petugas kesehatan dengan kategori
signifikan antara Pengawas Minum Obat terhadap
baik berjumlah 36 responden termasuk kategori
kesembuhan pada pasien TBC di Wilayah Kerja
patuh minum obat sebanyak 28 responden (77,8%)
Puskesmas Mangkang Tahun 2015.
dan tidak patuh sebanyak 8 responden (22,2%).
Proporsi peran petugas kesehatan dengan kategori Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat
kurang berjumlah 8 responden termasuk kategori Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita
patuh minum obat sebanyak 1 responden (12,5%) dan Tuberkulosis (TB) Paru BTA Positif di Wilayah
tidak patuh sebanyak 7 responden (87,5%). Kerja UPT. Puskesmas Martapura 1
48
An-Nadaa, Juni 2018, hal. 45-50
Proporsi dukungan keluarga dengan kategori Ada hubungan yang signifikan antara peran
dukungan baik berjumlah 31 responden termasuk petugas kesehatan dengan tingkat kepatuhan minum
kategori patuh minum obat sebanyak 24 responden obat TB paru BTA positif di wilayah kerja UPT.
(77,4%) dan tidak patuh sebanyak 7 responden Puskesmas Martapura 1 dengan nilai (P value = 0,001
(22,6%). Proporsi dukungan keluarga dengan < α = 0,05). Ada hubungan yang signifikan antara
kategori dukungan kurang berjumlah 13 responden dukungan keluarga dengan tingkat kepatuhan
termasuk kategori patuh minum obat sebanyak 5 minum obat TB paru BTA positif di wilayah kerja
responden (38,5%) dan tidak patuh sebanyak 8 UPT. Puskesmas Martapura 1 dengan nilai (P value =
responden (61,5%). 0,019 < α = 0,05).
Badan Litbangkes, bul. Panel.kesehatan, vol. 30, UPT. Puskesmas Martapura 1. 2015. Laporan Tahunan
No.(1) : 31-38. UPT. Puskesmas Martapura 1 Tahun 2015.
Sugiono. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Kabupaten Banjar.
Dengan Tingkat Kepatuhan Mengkonsumsi OBAT UPT. Puskesmas Martapura 1. 2016. Laporan Tahunan
Pada Penderita Tuberculosis Paru Di Puskesmas UPT. Puskesmas Martapura 1 Tahun 2016.
Sepauk Kabupaten Sintang Tahun 2014. Skripsi Kabupaten Banjar.
Sarjana Keperawatan. Sekolah Ilmu Kesehatan UPT. Puskesmas Martapura 1. 2017. Laporan Tahunan
Kapuas Raya (STIKARA), Sintang. UPT. Puskesmas Martapura 1 Tahun 2017.
Suparyanto, 2010. Konsep Kepatuhan. Kabupaten Banjar.
http://drSuparyanto.blogspot.com/2010/07/ Videbeck, Sheila L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
konsep-kepatuhan.html. Diakses pada tanggal Jakarta : EGC
18 Mei 2018. Yuniar, Isma., Sarwono dan Astuti, Sri. 2017. Pengaruh
UPT. Puskesmas Martapura 1. 2017. Laporan Bulanan PMO dan Dukungan Keluarga Terhadap Tingkat
UPT. Puskesmas Martapura 1 Tahun 2017. Kepatuhan Minum Obat TB Paru di Puskesmas
Kabupaten Banjar. Sempor 1 Kebumen. Jurnal.Universitas
UPT. Puskesmas Martapura 1. 2018. Laporan Bulanan
Muhammadiyah Magelang.
UPT. Puskesmas Martapura 1 Tahun 2018.
Kabupaten Banjar. http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/703/1/U
RECOL%20ISI-min.pdf diakses pada tanggal 29
Maret 2018.
50