04 Model-Model Sumber (Source Models) PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 98

MODEL-MODEL SUMBER

(SOURCE MODELS)

IGS. Budiaman
SOURCE MODELS
 Bencana pabrik kimia kebanyakan disebabkan oleh
kebocoran/ pelepasan
◦ Bahan beracun
◦ Bahan mudah terbakar
◦ Bahan mudah meledak
 Source models mewakili proses pelepasan material  sangat
berguna dalam menentukan akibat kecelakaan meliputi:
◦ Laju pelepasan material
◦ Jumlah material yg dilepas
◦ Keadaan fisik material  L, S, V
Selection of a Release Incident
• Rupture or Break in Pipeline
• Hole in a Tank or Pipeline
• Runaway Reaction
• Other
Chp. 4
Selection of Source Model tonDescribe Release Incident Result may Include:
•Total Quantity Released (or Release Duration)
• Release Rate
• Material Phase

Selection of Dispersion Model (if applicable)


• Neutrally Buoyant
• heavier than air
• Other
Chp. 5
Results may Include:
•Downwind Concentration
• Area Affected
• Duration

1
Lanjutan
1

Flammable Flammable Toxic


and/or Toxic
Chp. 6 Chp. 2
Selection of Fire and Explosion Model Selection of Effect Model
•TNT Equivalency •Response Vs. Dose
• Multi-Energy Explosion • Probit Model
• Fireball • Other
• Baker-Strehlow Results may Include:
•Other •Toxic Response
Result may Include: •No. of Individual Affected
• Blast Overpressure •Property Damage
• Radiant Heat Flux

Mitigation Factors:
• Escape
• Emergency Response
Consequence Model
• Shelter in Place
•Containment Dikes
Figure 4-1. Consequence Analysis Procedure •Other
PENDAHULUAN
 Source models digagas dari pers fundamental atau pers
empiris yang menggambarkan proses fisika–kimia yang
terjadi selama pelepasan material
 Manfaat informasi source models
 Studi kuantitatif model dispersi
 Evaluasi rancangan proses baru
 Perbaikan proses
 Safety yg harus diadakan
Berbagai model lubang pelepasan
Vapor and liquid are ejected from process units in
either single or two-phase-state
 Gas/ vapor leak  Vapor or two-phase-
vapor/ liquid
Vapor or Two Phase
Vapor/ Liquid

Liquid or Liquid
Flashing into vapor
MEKANISME PELEPASAN MATERIAL
1. Wide aperture 2. Limited aperture
(pelepasan melalui (pelepasan melalui
lubang besar) lubang kecil)

Pelepasan jumlah besar pelepasan laju rendah


dalam waktu singkat
retakan/ bocoran dari
Tangki pecah karena P>> peralatan (Fig. 4.1)
Beberapa model-model sumber
 Aliran cairan melalui suatu lubang
 Aliran cairan melalui suatu lubang dalam tangki
 Aliran cairan melalui pemipaan (tdk dibahas)
 Aliran uap melalui lubang
 Aliran gas melalui pemipaan
 Flashing liquids, and
 Liquid pool evaporation or boiling
FLOW OF LIQUID THROUGH A HOLE

Figure 4.4 Pelepasan cairan melalui lubang dlm unit proses


Neraca energi mekanik

dP  u2  g Ws
 
   
 2g c 
g c
z  F  
m
(4.1)

P = tekanan (force/ area) = faktor koreksi profil


= densitas fluida (mass/ kecepatan, dg nilai:
volume)  =0,5  aliran laminer
u = kecepatan rata-rata fluida  = 1,0  plug flow
(L/t)  > 1,0  turbulent flow
gc = konstanta gravitasi Z = ketinggian diatas datum
(LM/Ft2) F = friksi hilang (LF/M)
g = percepatan gravitasi (L/t2) m = laju aliran massa (M/t)
 = selisih akhir minus awal
Pada fluida incompressible,  = tetap

dP P
 


(4-2)

Bocoran melalui lubang kecil  fig 4.4


 Tekanan cairan dalam unit proses di konversi menjadi energi
kinetik (KE)
 Gaya gesekan antara cairan bergerak dan dinding bocoran
mengkonversi KE menjadi energi termal  kec turun
 Untuk pelepasan mll lubang terbatas, di asumsi tekanan gauge
(Pg) dlm unit proses tetap
 Tekanan luar atmosferik, sehingga
Pabs = Pg + 1 atm  P = Pg

 Kerja shaft, Ws=0


 Laju fluida dlm unit proses, u = 0 (diabaikan)
 Perubahan elevasi selama bocoran diabaikan, z=0
 Pers 4.1 menjadi

P  u2 
    F  0
  2g c 
P  u2 
  F   ; u2  u , u1  0
  2g c 
 Kehilangan friksi pd bocoran di dekati dg konstanta koefisien
discharge

P  P 
  F  C   2
 (4-3)
   
1

 Di substitusi ke pers neraca energi mekanik (4.1)

u2 2 P 
  C1   
2 g c   
 P 
u  C  
2 2
2g c ;  P  Pg
  
1

2 g c Pg (4-4)
u  C1 

 Koef discharge baru didefinisikan sebagai:

Co  C1  (4-5)
 Sehingga laju fluida pada bocoran menjadi

2 g c Pg (4-6)
u  Co

 Laju alir massa melalui lubang dg luas A

2  2 g c Pg
Qm  u A  AC o

Qm  AC o 2 g c Pg (4-7)

 Massa total cairan yg keluar tergantung pd lama bocoran, Co =


f(NRe)  Re pada lubang bocoran
Beberapa pedoman yg disarankan
 Untuk “sharp-edge-orifice” Re>30.000  Co = 0,61. Pada kead
ini kec fluida keluar tdk tergantung ukuran lubang
 Untuk “well-rounded-nozzle”  Co=1
 Untuk bagian pipa pendek yg disambungkan ke vessel dg
L/D>=3,0; koef dischard mendekati 0,81
 Dalam hal Co tidak diketahui/ ragu-ragu, gunakan Co=1,0  u
maks
Examples 4.1
Pada pukul 13.00 operator pabrik mencatat penurunan tekanan pd
pipa pengangkut benzene. Tekanan segera dikembalikan menjadi 100
psig. Pada pukul 14.30 ditemukan bocoran dg diameter ¼ in pd pipa
dan segera dperbaiki. Perkirakan jumlah total benzen terbuang. Spgr
benzen= 0,8794
Solusi:
tekanan turun  awal bocor, pk. 13.00
perbaikan, pk 14.30
Lama bocor = 90 menit
Luas lubang bocor= d2/4= 3,14/4(0,25 in)2(ft2/144 in2)
= 3,41 x 10-4 ft2
benzen= 0,8794(62,4 lbm/ft3)= 54,9 lbm/ft3
Asumsi bocoran tipe orifice  Co=0,61

Qm  AC0 2 g c Pg

 lbm  ft lbm   in 2 
 4 2

 3,4110 ft 0,61 2 54,9 3  32,17 
2 
100
lbf
144 2 
 ft  lbf s  in 2  ft 
 1,48 lbm / s

Jumlah total benzen yang tumpah adalah


= (1,48 lbm/s)(90 min)(60 s/min)
= 7990 lbm
= (7990 lbm)/(54,9 lbm/ft3)(7,481 galon/ft3)
= 1088,8 galon
Aliran Cairan Melalui Lubang pada Tangki
Process Vessel

 = densiti cairan
A = luas penampang
bocor

 Pada tangki penyimpan terjadi kebocoran yg letaknya


hL di bawah permukaan fluida
 Aliran cairan mll lubang ditentukan dg neraca energi
mekanik, pers 4.1
(4-8)

menentukan kecepatan rata-rata, u, keluaran dari bocoran

Bila -P = Pg dan z = hL, diperoleh

(4-9)
Dengan hL adalah tinggi cairan diatas bocoran. Koefisien
discharge yang baru, Co didefinisikan sebagai
(4-10)

(4-11)

Laju alir massa spontan, Qm dari lubang dengan luasan A

(4-12)

Bila hL <<  u <<  Qm <<


Asumsi tekanan gauge (Pg) pada permukaan cairan tetap.
Hal ini dapat terjadi jika tangki di isi atau ditekan dengan
gas inert untuk mencegah peledakan atau terjadinya
pembuangan ke atmosfer.
Untuk tangki dengan luas penampang tetap (At), maka
massa cairan total dalam tangki di atas bocoran adalah:

(4-13)
Laju perubahan massa dalam tangki adalah

(4-14)

(4-15)
Nilai batas, pada t = 0 hL = hoL
Pada t = t  hL = hL

Integralkan persamaan 4-15 dengan batas hoL sampai hL,


didapat persamaan

(4-16)

Persamaan ini diintegrasikan menjadi,

(4-17)

Penyelesaian level cairan dalam tangki, hL, menghasilkan,

(4-18)
Substitusikan persamaan 4-18 ke dalam persamaan 4-12
untuk menghitung laju massa keluar setiap waktu, t adalah

(4-19)

Term pertama persamaan 4-19 sisi bagian kanan adalah laju


massa keluar pada saat hL = hoL,
Menentukan waktu pengosongan tangki sampai level
bocoran, dicapai pada hL = 0,

(4-20)

Jika tangki pada tekanan atmosfer, Pg = 0 dan persamaan 4-


20 disederhanakan menjadi
(4-21)
Example 4-2.
Tangki silinder tegak dengan tinggi 20 ft dan diameter 8 ft,
digunakan untuk menyimpan benzene (B). Guna mencegah
peledakan, tangki ditekan dengan nitrogen (N2) untuk
mengatur tekanan konstan sebesar 1 atmg. Pada awalnya level
cairan dalam tangki 17 ft. Suatu ketika terjadi kebocoran
dengan diameter 1 inch pada ketinggian 5 ft diatas dasar
tangki. Perkirakan (a) Jumlah gallon B yang tumpah, (b) Waktu
yang diperlukan untuk B keluar sampai batas bocoran, (c) Laju
keluaran massa B maksimum melalui lubang. Spgr benzene
pada kondisi tersebut adalah 0,8794.
Solusi:

Densitas benzene,

Luas permukaan tangki,

Luas bocoran,

Pg = (1 atm)(14,7 lb/in2)(144 in2/ft2) = 2,12 x 103 lbf/ft2

a. Jumlah B yang tumpah:

V = At hoL = (50,2 ft2) (17 ft-5 ft)(7,48 gal/ft3) = 4506 gal

Ini adalah benzene total yang akan keluar dari tangki


b. Waktu pengosongan (persamaan 4-20)

Ambil Co = 0,61 di diperoleh te = 56,4 min.

Waktunya cukup banyak tersedia untuk mengatasi


bocoran dan pelaksanaan prosedur darurat dan
mengurangi dampak bocoran. Pengeluaran maksimum
terjadi pada saat lubang pertama kali membuka.

c. Laju aliran massa maksimum terjadi pada t = 0 pada hL = 17


ft dengan persamaan 4-19
Persamaan umum waktu pengosongan utk berbagai
bentuk vesel dpt dikembangkan sbb:

 Asumsi tekanan pd ruang kosong diatas cairan adl atmosferik;


kombinasi pers 4-12 dan 4-14 di dapat

(4-22)
 Dengan mengatur dan mengintegralkan di dapat

(4-23)
 Dihasilkan pers umum waktu pengosongan untuk berbagai
vesel:

(4-24)
Persamaan 4-24 tidak mengasumsi bahwa lubang
terdapat pada dasar vesel.
Untuk vesel dengan bentuk silinder vertikal, diketahui

(4-25)

 Substitusi dV ke dalam persamaan 4-24, di dapat

(4-26)

 Jika lubang pada dasar vesel, pers. 4-26 diintegralkan dari h = 0


sampai h = h0

(4-27)

Hasilnya sama dengan pers 4-21


Aliran uap melalui lubang
 Untuk aliran cairan perubahan energi kinetik acapkali diabaikan
dan densiti konstan
 Untuk aliran gas dan uap asumsi tersebut valid hanya untuk
perubahan tekanan kecil (P1/P2 < 2) dan kec rendah(< 0,3 kali
kec suara dlm gas)
 Energi yg terkandung dlm gas atau uap sbg hasil dari tekanannya
dikonversi menjadi energi kinetik seperti pelepasan gas/ uap dan
ekspansi melalui lubang
 Perubahan densiti, tekanan, dan suhu karena ada gas/ uap melalui
bocoran
Klasifikasi pelepasan gas atau uap:
 Pelepasan throttling (lubang sempit)
 Pelepasan melalui retak (crack) yg kecil
 Kehilangan friksi besar
 Energi yg ada pada tekanan gas di konversi menjadi energi kinetik
 Model sumber untuk pelepasan throttling memerlukan informasi detail
struktur fisik bocoran
 Pelepasan ekspansi bebas
 Sebagian besar energi tekan di ubah menjadi energi kinetik
 Asumsi kelakuan isentropik biasanya valid
 Model sumber untuk pelepasan ekspansi bebas hanya memerlukan diameter
bocoran
Pelepasan uap lewat lubang

Fig. 4-9 Bocoran gas ekspansi bebas. Ekspansi gas secara isentropik
melalui lubang. Sifat-sifat gas (P, T) dan kecepatan berubah selama
ekspansi
Asumsi energi potensial diabaikan dan tidak ada
kerja shaft
 Neraca energi mekanik aliran kompresibel melalui lubang

(4-41)

 Koefisien discharge (C1)

(4-42)

 Kombinasi pers 4-42 dg 4-41, lalu diintegralkan

(4-43)
Untuk gas ideal yg mengalami ekspansi isentropik,

(4-44)

 Dengan g = Cp/Cv. Substitusi pers 4-44 ke dalam pers 4-43,


definisi baru koef. Discharge Co identik dg pers 4-5, dan hasil
integrasi menghasilkan persamaan kecepatan fluida pada tiap titik
selama ekspansi isentropik

(4-45)

Bentuk ke dua dg anggapan gas ideal , densiti awal 0, konstanta gas
ideal, Rg, konstan dan suhu sumber T0
Menggunakan pers kontinyuitas

(4-46)
Dan hukum gas ideal untuk ekspansi isentropik dalam bentuk

(4-47)

Hasil ditunjukkan dalam laju alir massa:

(4-48)

Pers 4-48 menggambargan laju aliran massa pada sembarang


titik selama ekspansi isentropik
Untuk banyak studi safety diperlukan laju alir uap
maksimum melalui lubang. Ini ditentukan dg
mendifrensialkan pers 4-48 terhadap P/P0 dan di set = 0,
atau dQm/d(P/P0) = 0, diperoleh:
g
 2  g 1
P 
 g 1

P0  

Sehingga rasio tekanan yang menghasilkan aliran maksimum:

(4-49)

Pchoked adalah tekanan maksimum downstream yang


menghasilkan laju aliran maksimum melalui lubang/ pipa
Untuk Pdownstream < Pchoked, statemen berikut valid:

 Kec fluida pada leher bocoran = kec suara pada kondisi


berlangsung
 Kec dan laju alir massa tdk dapat lagi di perbesar oleh penuruanan
Pdownstream; tidak tergantung pd kondisi down stream. Tipe aliran di
sebut choked, critical atau sonic flow (gambar 4-10)

Lingkungan luar
Gas bertekanan P < Pchoked
dalam unit proses
P0, T0,
u0 = 0 Pada throat:
P = Pchoked
u = kec sonic

Fig. 4-10 Aliran choked gas melalui lubang


Untuk bocoran udara menjadi kondisi atmosfer (Pchoked
= 14,7 psia), jika tekanan upstream (P0) lebih besar dari
14,7/0,528=27,8 psia, atau 13,1 psig maka aliran akan
choked dan laju aliran pada bocoran maksimum.

Laju alir maksimum di capai pada keadaan choked:


(Qm)maks = (Qm)choked  (P/P0) = (Pchoked)/P0.
Substitusi pers 4-49 ke dalam pers 4-48

(4-50)
Untuk moncong orifice dengan Re>30.000 (dan tidak
choked), C0 = 0,61; akan tetapi untuk aliran choked C0
>> dan tekanan downstream menurun 
direkomendasi C0 = 1,0

Example 4-4
Pada tangki penyimpan berisi nitrogen pada 200 psig dan
80 oF terjadi bocoran dengan diameter 0,1 in. Tentukan
laju alir massa yang keluar (Qm)
Solusi: Tekanan Lingkungan
P = 14,7 psia
N2,
P0 = 200 psig = 214,7 psia
T0, = 80+460=540 oR
u0 = 0 Pada throat:
P = apakah choked
u = kec sonic
Dari Tabel 4-3, utk N2 diatomic  g =Cp/Cv = 1,4; gunakan
pers 4-49

Aliran keluar lubang akan choked karena tekanan luar < 113.1 psia.
Persamaan 4-50 untuk aliran choked cocok pada kasus ini, karena
tekanan lingkungan atmosferik.
Aliran choked, diasumsi koef of discharge = 1.0
Gunakan pers 4-50:
Aliran Gas Melalui Pipa
 Aliran gas melalui pipa dapat dimodelkan menggunakan 2
cara yaitu: cara adiabatis dan isotermal
 Kasus adiabatis dikaitkan dengan aliran gas cepat melalui
pipa yg di insulasi
 Kasus isotermal dikaitkan dg aliran melalui pipa yg tidak di
insulasi di jaga pada suhu konstan; pemipaan di dalam air
adalah contoh ekselen
 Aliran uap nyata berkelakuan di antara kasus adiabatis dan
isotermal
 Sayangnya kasus nyata sukar dimodelkan dan tidak tersedia
pers umum dan bermanfaat
Untuk kasus adiabatis dan isotermal

 Keduanya cocok dg definisi bilangan Mach merupakan rasio kec


gas thd kec suara dlm gas pada kondisi umum

(4-51)
 Dengan a adalah kec suara, ditentukan menggunakan hub
termodinamika

(4-52)
 Untuk gas ideal adalah eqivalen dengan

(4-53)

 Untuk udara pd 20 oC a=344 m/s (1129 fps)


Aliran adiabatis

Gambar 4-11 Adiabatic nonchoked flow of gas through a pipe.


Temperatur gas dapat naik/ turun tergantung besarnya
kehilangan friksi
Aliran uap dalam pipa adiabatis, Q=0

 Kec keluar pipa < kec sonic


 Aliran dikendalikan oleh P sepanjang pipa
 P turun  terjadi ekspansi gas  U>> dan KE>>
 Tenaga termal  KE, shg T turun
 Friksi antara gas dan dinding  T naik
  suhu gas dalam aliran dapat naik/turun
Dari NE mekanik, eq. 4-1

(4-54)

 Berikut asumsi yg valid untuk kasus ini (utk gas)

 Asumsi pipa lurus tidak ada valve atau sambungan

 Karena tidak ada sambungan mekanik,

 Asumsi f konstan valid untuk Re >>


NE total untuk proses alir tunak

(4-55)

 dengan h = entalpi gas dan q adalah panas


 Berikut asumsi yg digunakan:
 dh= Cp dT untuk gas ideal, g/gc dz=0 valid untuk gas, dq=0 sebab pipa
adiabatis, dWs=0 sebab tidak ada sambungan mekanik
 Asumsi ini diaplikasikan pada pers 4-54 dan 4-55. Pers dikombinasikan dan
diintegralkan dan di manipulasi dihasilkan set persamaan berikut:
(4-56)

(4-57)

(4-58)

(4-59)

Dengan G adalah flux massa dengan unit massa/(luas


waktu) dan

(4-60)
Pers 4-59 dan 4-60 di konversi ke bentuk yg lebih bermanfaat
dg mengganti bilangan Mach dg temperatur dan tekanan,
memakai pers 4-56 sampai 4-58 sbb.:

(4-61)

(4-62)

Untuk kebanyakan masalah pipa panjang (L), diameter dalam


(d), suhu masuk (T1) dan tekanan (P1), dan tekanan keluar
diket (P2). Untuk menghitung fluks massa G, prosedurnya
adalah:

1. Tentukan kekasaran pipa e dari tabel 4-1. hitung e/d


2. Tentukan f dari pers 4-34. asumsi aliran turbulen penuh
dan Re >>
3. Tentukan T2 dari pers 4-61
4. Hitung fluks massa total (G) dari pers 4-62
Gambar 4-12 Aliran Gas Chocked Adiabatis Melalui Pipa. Kec
maksimum di capai pada ujung akhir pipa

• Untuk pipa panjang atau beda tekanan >> sepanjang pipa,


kecepatan gas dapat mendekati kec sonic (Gambar 4-12)
• Jika P1>> atau P2<<, kec gas keluar pipa tetap konstan pd
kec sonic
• Jika P2 berkurang sampai < Pchoked, aliran dalam pipa adalah
choked dan konstan
• Tekanan pd ujung akhir pipa akan tetap pada Pchoked bila
tekanan ini > tekanan sekitar
Untuk aliran choked Pers 4-56 sampai 4-60 disederhanakan dg
seting Ma2 = 1,0; hasilnya adalah:

(4-63)

(4-64)

(4-65)

gg c M gg c M
Gchoked  u  Ma1 P1  Pchoked , (4-66)
RgT1 RgTchoked
g  1  2Y1   1   4 fL 
ln  
2 
 1  g  0 (4-67)
 g  1Ma1   Ma1   d 
2
2
Aliran choked terjadi bila tekanan keluar < Pchoked, ini di
cek dg pers 4-64
 Untuk kebanyakan masalah meliputi aliran adiabatis choked
panjang pipa (L), diameter dalam (d), tekanan masuk (P1), dan
suhu (T1) diket. Untuk menghitung fluks massa G, prosedurnya
adalah:
1. Tentukan f dari pers 4-34. Asumsi turbulen pada Re>>
2. Tentukan Ma1 dari pes 4-67
3. Tentukan Gchoked dari pers 4-66
4. Tentukan Pchoked dari pers 4-64 untuk memastikan operasi
pada kondisi choked
Laju massa untuk aliran gas ideal dan untuk kondisi
sonic dan nonsonic, diberikan oleh formula Darcy

(4-68)

(4-69)
Figure 4-13 Sonic pressure drop for adiabatic pipe flow for various heat
capacity ratios. From AICHE/CCPS, Guidelines for Consequence Analysis
of Chemical Releases (New York: American Institute of Chemical
Engineers, 1999).
Figure 4-14 The expansion factor Yg for adiabatic pipe flow for g = 1.4.
From AICHE/CCPS, Guidelines for Consequence Analysis of Chemical
Releases (New York: American Institute of Chemical Engineers, 1999).
Expansion factor Yg dapat juga dihitung dari Tabel 4-4
Aliran Isothermal
 Aliran gas isotermal dalam pipa dg friksi (gambar 4-15)
 Untuk kasus ini di asumsi kec gas < kec sonic

Gambar 4-15 Aliran gas tidak choked isotermal dalam pipa


Asumsi yang valid untuk kasus ini
f = konstan

Aplikasikan asumsi pada pers 4-54 dan lakukan manipulasi, di


dapat:
(4-70)

(4-71)

(4-72)

(4-73)
Dengan G adalah fluks massa dengan satuan
massa/(waktu luas), dan

(4-74)

Bentuk pers yg lebih bermanfaat, ganti bil Mach (pers


4-74) dengan pers 4-70 sampai 4-72, di dapat:

(4-75)
Problem yg khas adalah menentukan fluks massa G
dengan diberikan L, d, P1 dan P2
 Prosedur mengikuti:
1. Tentukan f, dengan pers 4-34, asumsi turbulen dan Re >>
2. Hitung G dengan pers 4-75
 Levenspiel menunjukkan bahwa kec maksimum, mungkin
selama aliran isotermal gas dalam pipa bukan kec sonic, seperti
dalam kasus adiabatis
 Dalam term bilangan Mach, kec maksimum adalah

(4-76)
Diawali dengan neraca energi mekanik dan dilakukan
pengaturan ke bentuk berikut:

(4-77)

Besaran –(dP/dL)  ∞ bila Ma  1 / g


Jadi aliran choked dalam pipa isotermal ditunjukkan dalam
gambar 4-16, dan pers berikut dapat diaplikasikan
(4-78)
(4-79)
(4-80)

(4-81)

(4-82)
Dengan G choked adalah fluks massa dengan satuan
massa/(luas waktu), dan

(4-83)

P1
T1
u1
Ma1

Gambar 4-16 Aliran gas choked isotermal melalui pipa, kec


maksimum di capai pada ujung akhir pipa
Problem yang khas, panjang pipa (L), diameter dalam (d), tekanan
masuk (P1) dan suhu (T1) diketahui, Hitung G dg prosedur:
1. Tentukan f dengan pers 4-34, asumsi turbulen dan Re>>
2. Tentukan Ma1 pers 4-83
3. Tentukan G pers 4-82
Contoh 4-5

Untuk mencegah ledakan ruangan uap etilen oksida (EO) dalam


tangki penyimpan harus dibebaskan dari oksigen dan di isi dg
nitrogen (N2) 81 psig. Kebutuhan N2 di supply dari sumber 200
psig. Tekanan ini di atur regulator menjadi 81 psig dan di supply
ke tangki penyimpan melalui 33 ft pipa baja komersial dg
diameter dalam1,049 in.
Dalam kejadian rusaknya regulator N2, tangki akan
menerima tekanan 200 psig dari sumber N2. Ini akan melampaui
kekuatan tekan tangki. Untuk mencegah tangki tidak pecah, perlu
dipasang alat relief untuk melepas N2. Tentukan kebutuhan
minimum laju alir massa N2 melalui alat relief untuk mencegah
naiknya tekanan dalam tangki pada kejadian regulator rusak.
Hitung laju alir massa dg asumsi (a) diameter throat dari
orifice sama dg diameter pipa, (b) pipa adiabatis, (c) pipa
isotermal. Putuskan hasil mana yg lebih dekat dg situasi nyata.
Laju alir massa mana yg harus digunakan?
Solusi

33 ft Relief
Gas N2
200-psig regulator
Tangki N2, (81-psig)

a. Laju alir maksimum melalui orifice terjadi pada kondisi choked. Luas
penampang pipa adalah

Tekanan absolut sumber N2 adalah

Tekanan choked untuk gas diatomik (eq. 4-49) adalah


Choked dapat diperkirakan karena sistem di buka (venting) ke
kondisi atmosfer. Pers 4-50 digunakan untuk aliran massa
maksimum. Untuk N2, g = 1,4 dan

MN2 = 28 lbm/lbmol. Tidak ada informasi tambahan, asumsi


Co = 1,0; jadi
1,4  32,17 ft lbm / lb f s 2  28lbm / lbmol
 3
Qm  1,0  6,00 10 ft 2
3,09 10 lb
4
f / ft 
2
 1545 ft lb f / lbmol o R  540o R
 0,335

 185 lb f 5,06 10  4 lbm / lb f / s 2


2 2

 4,16 lbm / s

b. Asumsi aliran choked adiabatis. Pipa baja komersial, dari


tabel 4-1, e = 0,046 mm, diameter pipa = (1,049 in)(25,4
mm/in) = 26,6 mm. Jadi:
Dari pers 4-34

Untuk N2, g = 1,4


Bilangan mach aliran masuk ditentukan dari pers 4-67

Dengan Y1 diberikan dari pers 4-56. substitusi bil yg tersedia

Pers diselesaikan dg trial & error untuk nilai Ma, hasilnya di


tabulasi sbb
Tebakan terakhir bilangan Mach memberikan hasil dekat dengan
nol. Lalu dari pers 4-56

Dan dari pers 4-63 dan 4-64


Tekanan keluar pipa harus << 49,4 psia untuk menjamin
aliran choked. Flux massa di hitung menggunakan pers 4-
66

Penyederhanaan prosedur dengan penyelesaian


langsung dapat juga digunakan, faktor friksi f dapat
ditentukan:
Dari Gambar 4-13 untuk g=1,4 dan Kf=8,56 didapat,

Aliran ini adalah choked sebab tekanan downstream kurang


dari 49,4 psia. Dari Gambar 4.14 (atau Tabel 4.4), faktor
ekspansi gas Yg=0,69. Densitas gas pada kondisi upstream:

Substitusi nilai ke pers. 4.68 dan gunakan tekanan choked


P2
Hasil ini hampir identik dengan perhitungan sebelumnya
dengan perbedaan yang kecil
c. Untuk kasus isotermal bilangan Mach pada hulu
(upstream) diberikan dengan pers 4-83. Masukkan
bilangan yg tersedia, di dapat:

Penyelesaian dg trial dan error:


Tekanan choked, dari pers 4-79

Laju alir massa di hitung dg pers 4-82


Ringkasan hasil:

 Terlihat Qm terbesar pada orifice  design safety konservatif (mudah di


hitung hanya perlu data d, P, danT upstream)
 Pchoked terhitung berbeda berbeda untuk tiap kasus, terutama antara orifice
dg adiabatis/ isotermal. Pchoked dari orifice pd kenyataannya mungkin tidak
choked karena Pdownstream terlalu tinggi
 Kasus b) dan c) hasilnya dekat, Pdownstream b) < c) namun kondisi
isotermal sukar di jaga  pilihan pada adiabatis
Flashing Liquids
Cairan
P >> P = Patm
Tb = Tnbp Flashing
To >> Tnbp

 Flash terjadi begitu cepat, di asumsi proses adiabatis


 Kelebihan energi yg di kandung dalam cairan lewat panas (superheated) akan
menguapkan cairan dan menurunkan temperatur sampai titik didih baru

Q  mC p To  Tb  (4-84)
Energi ini untuk menguapkan cairan
 Dengan m = massa cairan mula-mula, Cp = kapasitas panas cairan, To =
suhu cairan sebelum desuperheater, dan
 Tb = suhu didih cairan sesudah penurunan tekanan
Jika yg menguap sebanyak mv dan Hv adalah panas
penguapan cairan
Q mC p To  Tb 
mv   (4-85)
H v H v

Fraksi cairan teruapkan, fv,


mv C p To  Tb  (4-86)
fv  
m H v

Pers 4-86 berlaku untuk sifat fisis konstan pada


rentang suhu To sampai Tb.
Pernyataan yang lebih umum, tanpa asumsi sbb:
Perubahan massa cairan m karena perubahan suhu T
dinyatakan dengan,
(4-87)

Pers 4-87 diintegralkan antara suhu awal To (dengan


massa cairan m) dan suhu didih akhir Tb (dengan
massa cairan m-mv)

(4-88)

(4-89)
C p  C p rerata pada To  Tb
Tb

 C dT
 
p

Cp  To
; H v  0,5 H v T  H v T
Tb  To  o b

Fraksi massa teruapkan, fv = mv/m; dari persamaan


4-89

m  mv mv  C p To  Tb  
 1  exp   
m m  H v 
 
mv  C p To  Tb  
 fv   1  exp    (4-90)
m   H 
 v 
Contoh 4-6
Vesel berisi 1 lbm air cair jenuh pada suhu 350 oF. Vesel pecah
sehingga tekanan turun menjadi 1 atm. Hitung fraksi air
teruapkan dengan cara menggunakan:
a. Tabel kukus steam table)
b. Pers 4-86
c. Pers 4-90
Solusi:
a. Kead awal kukus jenuh, pada To = 350 oF di dapat P =
134,6 psia dan Hf = 321,6 Btu/lbm
Suhu akhir titik didih pada 1 atm, atau 212 oF. Pada suhu ini
dan kondisi jenuh di dapat Hv = 1150,4 Btu/lbm dan Hf =
180,07 Btu/lbm
Uap, Hv2
Cair, Hf1

Cair,Hf2

Karena proses terjadi secara adiabatis, maka


H awal = H akhir

Terdapat 14,59% cairan mula-mula yang teruapkan


b. Untuk air cair pada 212 oF
Cp = 1,01 Btu/lbm oF
Hv = 970,3 Btu/lbm
dari pers 4-86 

c. Pada suhu rata-rata To dan Tb (350 oF - 212 oF)


Cp = 1,004 Btu/lbm oF
Hv = 920,7 Btu/lbm
substitusi ke pers 4-90 
mv  C p To  Tb  
fv   1  exp   
m   H 
 v 
Keduanya menunjukkan kecocokan seperti nilai
aktual dari tabel kukus (steam table)

Untuk Flashing cairan yg terdiri atas banyak zat yg


saling melarut, perhitungan menjadi sangat
kompleks, sebab komponen ringan akan menguap
lebih awal  ada prosedur untuk menyelesaikan
permasalahan ini
Flashing cairan yg keluar dari lubang/ pipa perlu
perhatian khusus, sebab menyangkut aliran 2 fasa
uap-cair (L dan V)

Lintasan pelepasan pendek Lintasan pelepasan panjang


(melalui lubang dinding tipis) (melalui pipa/ lubang dinding
tebal>10 cm)
Kondisi non equilibrium
Terjadi Kondisi equilibrium
Dalam lubang “cairan” tdk
Cairan ter-Flash
ter-flash
Aliran choked
Flashing terjadi di luar
lubang Pchoked = Psat

Aliran fluida di anggap Berlaku hanya utk cairan dg


incompressible tekanan > P uap jenuh (Psat)

Eq. 4-7: Qm  ACo 2 g c Pg  


Qm  ACo 2 f g c P  P sat (4-91)
Contoh 4-7

Ammonia (NH3) cair di simpan dalam tangki pada 24 oC dan


tekanan 1,4x106 Pa. Sebuah pipa dg diameter 0,0945 m pecah
pada jarak pendek dari tangki, shg terjadi flash NH3 keluar.
Tekanan uap jenuh NH3 cair pd suhu ini adl 0,968x106 Pa, dan
densiti-nya adl 603 kg/m3. Tentukan laju aliran massa melalui
bocoran. Kondisi kesetimbangan flash dapat di asumsi.
Penyelesaian:
Pers 4-91 diaplikasikan utk kasus kondisi kesetimbangan flash,
asumsi Co = 0,61


Qm  ACo 2 f g c P  P sat 
Untuk cairan yg di simpan pd tekanan uap jenuh (Psat)
 Pers 4-91 tidak lagi valid, diperlukan pendekatan
lebih detail
Pertimbangkan suatu fluida yg mula-mula diam
dan bergerak melalui bocoran. Asumsi energi kinetik
dominan dan efek energi potensial diabaikan, 
Selanjutnya, dari neraca energi mekanik (eq. 4-1) dan
volume spesifik, v=1/, kita dapat tuliskan

(4-92)

Kecepatan massa, G dg unit massa/(luas.waktu)


didefinisikan sebagai

(4-93)

Kombinasi pers 4-93 dg 4-92 dan asumsi kec massa


konstan
(4-94)
Selesaikan kec massa G dan asumsi bahwa titik 2 dapat
didefinisikan tiap titik sepanjang bagian aliran, di dapat

(4-95)

Pers 4-95 memuat G maksimum, yg mana terjadi


aliran choked. Pada kondisi choked, dG/dP = 0.
diferensialkan pers 4-95 dan set hasilnya = 0 di dapat

(4-96)

(4-97)
Selesaikan pers 4-97 utk G, di dapat

(4-98)

Volume spesifik aliran dua fasa (L & V)

(4-99)

vfg = beda volume spesifik antara uap dan cair


vf = volume spesifik cair
fv = fraksi massa uap
Diferensialkan pers 4-99 terhadap tekanan,

(4-100)

vf tetap  fluida incompressible


Tetapi, dari pers 4-86

(4-101)

dan dari pers Clausius-Clapyron, pada kead jenuh


(4-102)

Substitusi pers 4-102 dan 4-101 ke dlm 4-100


dihasilkan
(4-103)

Qm di hitung dg kombinasi pers 4-103 dg 4-98

(4-104)
Contoh 4-8
Propilen pada suhu 25 oC di simpan dalam tangki pada tekanan
jenuhnya. Sebuah lubang dg diameter 1-cm terbentuk pada
tangki. Hitung laju alir massa melalui lubang pada kondisi tsb
untuk propilen:
Hv = 3,34x105 J/kg, vfg = 0,042 m3/kg,
Psat = 1,15x106 Pa, Cp = 2,18x103 J/kg K.
Solusi:
Untuk kasus ini digunakan pers 4-104.
Luas bocoran adalah
Menggunakan pers 4-104, di dapat
4-8 Penguapan atau pendidihan genangan cairan

 Kasus penguapan bahan volatil dari genangan cairan telah di


bahas dlm chp. 3. Qm di hitung dari pers 3-12

(3-12)

 Dalam hal ini, laju penguapan dibatasi oleh transfer panas oleh
suhu cairan.
 Transfer panas dapat terjadi:
1. Dari dasar oleh konduksi,
2. Dari udara oleh konduksi dan konveksi,
3. Dari radiasi oleh matahari dan/ atau sumber panas yg di
atur seperti api
Langkah awal pendidihan biasanya dikendalikan transfer
panas dari ground (dasar)

 Ini khususnya benar untuk tumpahan cairan dg titik didih normal di


bawah suhu lingkungan atau suhu ground
 Transfer panas dari ground dimodelkan dg pers konduksi panas satu
dimensi, yaitu

(4-105)

dengan,
qg = fluks panas ground (energi/luas-waktu),
ks = konduktivitas tanah (energi/panjang-waktu-der),
Tg = suhu tanah (der),
T = suhu genangan cairan (der),
s = difusivitas termal tanah (luas/waktu), dan
t = waktu setelah tumpah (waktu)
Laju pendidihan ditentukan dengan asumsi bahwa semua
panas digunakan untuk cairan menguap, shg

Qm is the mass boiling rate, (mass/time),


qg is the heat transfer for the pool from the ground, determind by
eq. 4-105 (energy/area-time)
A is the area of the pool (area), and
Hv is the heat of vaporization of the liquid in the pool
(energy/mass)
Hitunglah laju penguapan oleh pemanasan permukaan
10 detik setelah 1000 m3 LNG tumpah. Disekeliling
tangki bola dibangun tanggul dengan diameter 40 m.
Data:
s, difusivitas termal = 4,16x10-7 m2/s
ks, konduktivitas termal tanah = 0,92 W/mK
T, temperatur genangan cairan = 109 K
Tg, temperatur tanah = 293 K
Hv, panas laten penguapan = 498 kJ/kg (-164 oC)

Solusi:

Total area genangan = r2 = 3,14(40/2)2 = 1256 m2


Tebal genangan = 1000 m3/1256 m2 = 0,7962 m
Fluks panas permukaan:

qg 
0,92W / mK 293  109K
3,144,16 x10 m / s 10s 
7 2 1/ 2

 4,68E 4W  4,68E 4 J / m 2 s

Laju penguapan:

Qm 
4,68E 4 J / m s 1256m 
2 2

4,98E5 J / kg 
 118,03kg / s

You might also like