Analisis Pemasaran Rumput Laut (Eucheuma SP) Di Desa Wuakerong Kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

1

Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

ANALISIS PEMASARAN RUMPUT LAUT (EUCHEUMA SP)


DI DESA WUAKERONG KECAMATAN NAGAWUTUNG
KABUPATEN LEMBATA

Petrus Rajamuda Kolly Dasion, Eri Yusnita Arvianti dan Ana Arifatus Sa’diyah
PS. Agribisnis, Fak. Pertanian Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
Seaweed in Wuakerong Village, Nagawutung Sub District, Lembata Regency has
prospects and business opportunities are adequate to give hope to farmers in improving
welfare. The fact that seaweed farming has not yet provided better and maximum results
as desired by the farmers. This study aims to evaluation the marketing channels,
marketing margins and profit share of marketing agencies. The research is located in
Wuakerong Village, Nagawutung Sub District, Lembata Regency which is determined
purposively. The number of sample is 30 farmers taken by simple random sampling, 4
middlemen traders and 2 gatherer traders taken by using snowball method. The data
collection methods is interview and questionnaire directly to farmers and marketing
agencies, literary method or data collecting from institutions related to the research’s
aims. The variables observed covered the condition of location, population, level of
education, land, production, sale price, purchase price, marketing margin, profit share of
marketing agencies, and marketing margins distribution. The research results show that
there is two marketing channel in the researched result, as follows:
Channel I : farmers middlemen traders gatherer traders PAP
Channel II : farmers gatherer traders PAP
The magnitude of marketing margins is different between the marketing channels, and
so it is with profit share of marketing agency. On channel I, magnitude margin is IDR
3,250 and profit share is 71.11% on farmers, 17.76% on middlemen and 11.09% on
gatherer traders. On channel II, the magnitude of marketing margin is IDR 1,250 and
profit share is 88.88% on farmers and 11.09% to gatherer traders.
Key words: seaweed, marketing channel, profit share, marketing margin, distribution margin

Pendahuluan umat manusia serta tercapainya tata


lingkungan yang serasi dan seimbang.
Indonesia memiliki dua per tiga wilayah
Daerah perairan Indonesia yang cukup
terdiri dari laut, dengan pantai yang kaya
luas, dengan panjang pantai kurang lebih
akan berbagai macam hayati merupakan
81.000 km, merupakan wilayah pantai
salah satu potensi yang dapat menunjang
yang subur dan dapat dimanfaatkan bagi
keberhasilan di sektor perikanan.
kepentingan perikanan.
Dewasa ini usaha-usaha pengelolaan
sumber daya alam dan lingkungan hidup Upaya meningkatkan produksi
terus dilakukan. Usaha ini telah perikanan dapat ditempuh melalui usaha
menunjukkan berbagai kemajuan yang budidaya, baik di darat maupun di laut.
berarti bagi peningkatan kesejahteraan Budidaya rumput laut merupakan salah
2

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

satu jenis budidaya di bidang perikanan pedagang tanpa banyak melibatkan


yang mempunyai peluang untuk petani selaku produsen.
dikembangkan di wilayah perairan. Permasalahan yang sering dihadapi
Rumput laut merupakan salah satu oleh petani rumput laut di Desa
komoditi ekspor yang potensial untuk Wuakerong, Kecamatan Nagawutung
dikembangkan. Saat ini Indonesia masih Kabupaten Lembata dalam
merupakan salah satu negara eksportir pengembangan perekonomian yang
penting di Asia karena rumput laut terkait dengan pemasaran hasil. Sistem
tumbuh dan tersebar hampir di seluruh pemasaran hasil rumput laut yang efisien
perairan Indonesia. Rumput laut masih sudah tentu merupakan faktor utama
banyak diekspor dalam bentuk bahan yang menentukan meningkat atau
mentah yaitu berupa rumput laut kering. tidaknya produktivitas. Informasi
Menurut Departemen Kelautan dan tentang pemasaran rumput laut yang
Perikanan (2010) sebanyak 70% dilakukan oleh petugas penyuluhan
produksi bahan mentah rumput laut lapangan dirasakan belum optimal
kering di ekspor ke China, Uni Eropa, karena sampai sekarang para petani
dan Filipina. Pasar dalam negeri masih masih belum mendapatkan informasi
menyerap 30% bahan mentah rumput pemasaran yang jelas tentang segala
laut kering. sesuatu yang berkaitan dengan
Rumput laut yang hidup sangat pemasaran hasil rumput laut. Sebagai
beragam sekitar 900 jenis. Untuk lebih akibatnya petani tidak dapat ikut ambil
rinci, jenis rumput laut tersebut yaitu 100 bagian dalam penentuan harga rumput
algae hijau, 200 algae coklat dan 600 laut. Petani hanya sebagai penerima
algae merah. Dari beberapa jenis rumput harga bukan penentu harga. Dengan
laut tersebut yang banyak dibudidayakan demikian posisi tawar petani (Bargaining
di Kabupaten Lembata adalah jenis position) lemah. Hal tersebut sering
rumput laut Eucheuma yang tersebar di menjadi kekuatan bagi para
beberapa wilayah pesisir Pulau Lembata. pedagang, di lain pihak petani
Usaha budidaya rumput laut ini menggantungkan mata pencaharian dari
merupakan salah satu alternatif yang rumput laut. Untuk itu perlu dilakukan
tepat untuk dikembangkan di wilayah ini, penelitian tentang analisis pemasaran
mengingat Kabupaten Lembata rumput laut di Desa Wuakerong,
merupakan daerah yang sangat rendah Kecamatan Nagawutung, Kabupaten
curah hujannya. Oleh karena itu Lembata. Karena keberhasilan kegiatan
dilakukan suatu terobosan baru dengan bertani tidak hanya bergantung dari
memanfaatkan wilayah pesisir untuk usaha dan kerja petani hal lain itu sendiri,
mengembangkan usaha budidaya rumput tetapi juga didukung oleh banyak
laut ini. Salah satu wilayah yang banyak diantaranya adalah lembaga pemasaran
mengembangkan usaha budidaya rumput yang jelas sehingga denga itu masyarakat
laut ini adalah di Desa Wuakerong lebih mengetahui kemana
Kecamatan Nagawutung. hasilpertanian mereka dibawa untuk dipa
Budidaya tanaman rumput laut telah sarkan
lama dilaksanakan oleh masyarakat, Sudiyono (2001) menyatakan bahwa
namun pemasaran hasil rumput laut pasar sebagai tempat untuk menjual
masih dihadapkan pada berbagai masalah barang-barang dan jasa sehingga
yang antara lain adalah lemahnya posisi konsumen tersebut dapat memenuhi
tawar petani sehingga harga jual rumput kebutuhan dan keinginannya. Sedangkan
laut lebih banyak ditentukan oleh bagi lembaga pemasaran, pasar adalah
3

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

merupakan tempat melakukan aktifitas Adalah semua tindakan yang


usaha dengan melaksanakan fungsi- berhubungan dengan barang
fungsi pemasaran tertentu sehingga sehingga menimbulkan kegunaan
lembaga pemasaran dapat memperoleh tempat, bentuk dan waktu. Fungsi
keuntungan. fisik meliputi fungsi penyimpanan ,
fungsi pengolahan dan fungsi
Menurut Soekartawi (2002), Pemasaran
pengangkutan.
adalah suatu sistim dari kegiatan usaha
3. Fungsi fasilitas.
yang ditujukan untuk merencanakan,
Adalah semua tindakan yang
menentukan harga, mempromosikan dan
berhubungan dengan pertukaran
mendistribusikan barang dan jasa yang
yang terjadi antara produsen dan
memuaskan kebutuhan pembeli yang ada
konsumen. Fungsi fasilitas ini terdiri
maupun pembeli yang potensial, juga
dari fungsi–fungsi standarisasi,
tidak berakhir pada waktu penjualan atau
fungsi pembayaran dan fungsi infor
transaksi. Semua keputusan yang di
masi pasar.
ambil dalam bidang pemasaran harus
ditunjukan untuk menentukan produk, Dalam memasarkan suatu produk
pasar, harga, promosi dan sistem pertanian pasti membutuhkan suatu
distribusinya. Pemasaran pertanian lembaga pemasaran. Lembaga pemasaran
adalah proses aliran komoditi yang disert adalah badan usaha atau individu yang
ai pemindahan hak milik dan penciptaan menyelenggarakan pemasaran,
guna waktu, guna tempat dan guna menyalurkan jasa dan komoditi dari
bentuk yang dilakukan oleh lembaga- produsen ke konsumen akhir serta
lembaga pemasaran dengan mempunyai hubungan dengan badan
melaksanakan satu atau lebih fungsi- usaha atau lainnya. Lembaga pemasaran
fungsi pemasaran (Sudiyono, 2001). timbul karena adanya keinginan
Pemasaran adalah semua kegiatan usaha kosumen untuk memperoleh komoditi
yang bertalian dengan arus penyerahan yang sesuai dengan waktu, tempat dan
barang atau jasa dari produsen ke bentuk yang diinginkan konsumen.
konsumen. Pemasaran meliputi seluruh Tugas lembaga pemasaran adalah
kegiatan perusahaan dalam beradaptasi menjalankan fungsi-fungsi pemasaran
dengan lingkungan secara kreatif dan berupa marjin pemasaran. Lembaga
menguntungkan (Kotler at al, 2000). pemasaran produksi pertanian banyak
Pemasaran adalah sebuah fungsi dikenal menurut Masyrofie (1994)
manajemen penting yang diperlukan adalah: Pedagang penebas, Pedagang
guna menciptakan permintaan produk tengkulak, Pedagang pengumpul,
yang dijual. Menurut Hanafiah dan Pedagang besar, Eksportir/Importir,
Saefuddin (2006) fungsi pemasaran Pedagang perantara, Pelelang dan
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) fungsi Pengecer.
antara lain: Dilain sisi, salah satu faktor dominan
1. Fungsi pertukaran. yang mempengaruhi suatu sistem
Adalah kegitan yang berhubungan pemasaran dari segi efiensi adalah
dengan perpindahan hak milik dari dengan melihat bagaimana kondisi
barang dan jasa yang dipasarkan. saluran, lembaga pemasaran dan struktur
Fungsi ini terdiri dari fungsi pasar. Beberapa keuntungan yang
penyimpanan, fungsi pengolahan, diperoleh dengan mengetahui saluran
dan fungsi penjualan. pemasaran suatu komoditi antara lain
2. Fungsi fisik. dengan mengetahui jalur mana yang
4

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

lebih dari satu saluran akan ditempuh dalam hal ini adalah petani rumput laut
dan juga akan mempermudah untuk ditentukan secara acak sederhana (simple
mencari besarnya margin yang diterima random sampling) yaitu dipilih 30 orang
oleh setiap lembaga pemasaran yang petani dari jumlah populasi petani
terlibat dalam sistim pemasaran (Kotler rumput laut sebanyak 150 orang yang
et al, 2002) dianggap dapat mewakili petani yang
Saluran pemasaran pada tingkat yang mengusahakan rumput laut. Sedangkan
tinggi dapat ditemukan, bilamana sampel berikutnya dalam hal ini adalah
pemasaran tersebut berjalan lancar pedagang ditentukan oleh petani dimana
terutama pada negara atau daerah-daerah petani yang telah dipilih tersebut
maju, dari produk untuk memperoleh diidentifikasi
informasi mengenai pelanggan akhir dan (digali datanya), kemudian responden ini
pengontrolan produksi dapat dikatakan disuruh untuk mengidentifikasikan respo
meningkat apabila jumlah tingkat saluran nden lain (pedagang) yang merupakan
pemasaran meningkat. bagian dari populasi target. Proses ini
Menurut Hanafiah dan Saefuddin akan berhenti bilamana jumlah sampel
(2006) saluran pemasaran adalah badan- dianggap telah memadai. Berdasarkan
badan yang menyelenggarakan kegiatan informasi dari petani: pedagang
atau fungsi pemasaran dengan mana tengkulak berjumlah 4 orang dan
barang-barang bergerak dari pihak pedagang pengumpul berjumlah 2 orang.
produsen sampai pihak konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tujuan dari penelitian ini adalah Tabel 1 berikut:
menganalisis pemasaran rumput laut Tabel 1. Populasi dan sampel responden
terutama rantai pemasaran, mempelajari
tingkat efisiensi pemasaran rumput laut Macam lembaga Populasi Sampel
di Kabupaten Lembata. pemasaran
Petani 150 30
Metode Penelitian
Pedagang tengkulak 4 4
Waktu dan tempat penelitian
Pedagang 2 2
Penelitian ini dilaksanakan di Desa pengumpul
Wuakerong Kecamatan Nagawutung Jumlah 156 36
Kabupaten Lembata, yang ditentukan
secara sengaja (purposive) dengan Pengamatan dan pengumpulan data
pertimbangan bahwa Desa Wuakerong dalam penelitian ini terdiri atas:
merupakan salah satu desa penghasil 1. Data primer yaitu data yang
rumput laut di Kabupaten Lembata. langsung diambil dari petani dan
Waktu penelitian di mulai pada bulan lembaga pemasaran lewat
November sampai dengan bulan wawancara dan kuisioner yang
Desember 2011. meliputi luas lahan, produksi, harga
Metode penjualan dan pembelian, dan biaya
pemasaran.
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari
petani rumput laut dan pedagang yang 2. Data sekunder yaitu data yang
terlibat dalam pemasaran rumput laut. diperoleh dari instansi terkait dan
Pada penelitian ini, metode pengambilan literatur-literatur yang masih
sampel menggunakan metode sampling berkaitan dengan penelitian ini.
bola salju (snowball sampling), yaitu
pengambilan sampel tingkat pertama
5

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

Analisis data d. Perhitungan Share biaya lembaga


pemasaran ke-i
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
dianalisa dan dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut: Sbi = x 100%
a. Perhitungan margin pemasaran Keterangan:
Sbi = Share biaya lembaga
MP = KP + BP atau MP = Pr – Pf pemasaran ke-i (i1= Pedagang
Tengkulak , i2 = Pedagang
Keterangan: Pengumpul)
MP = Marjin pemasaran bi = Biaya pemasaran lembaga
KP = Keuntungan pemasaran pemasaran ke-i
BP = Biaya pemasaran Pji = Harga jual lembaga pemasaran
ke-i
Pr = Harga ditingkat konsumen
(PAP) Pbi = Harga beli lembaga
pemasaran ke-i
Pf = Harga ditingkat petani
produsen Pf = Harga ditingkat petani
(produsen)
b. Perhitungan bagian (share) keuntungan
lembaga pemasaran ke-i Pr = Harga ditingkat konsumen
akhir (pedagang antar pulau)
Margin pemasaran disebut juga margin
Ski = x 100% pemasaran total (M total) dimana M total
= M1 + M2 + M3 + .................. Mn,
Keterangan: yang merupakan margin pemasaran dari
Ski = Bagian (Share) keuntungan masing-masing lembaga pemasaran,
lembaga pemasaran ke i sehingga distribusi margin dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Ki = Keuntungan lembaga
pemasaran ke i
Dmi = x 100%
Pr = Harga ditingkat konsumen
Keterangan:
Pf = Harga ditingkat produsen
Dmi = Distribusi margin kelompok
c. Perhitungan bagian (share) harga petani lembaga pemasaran ke – i
Mi = Margin pemasaran lembaga
pemasaran ke–i (i1 =
Sf = x 100% tengkulak, i2 = pengumpul).
Keterangan: M = Pr – Pf
total
Sf = Bagian harga petani
Pf = Harga ditingkat petani
(produsen)
Pr = Harga ditingkat konsumen
(pedagang antar pulau)
6

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

Hasil dan Pembahasan memiliki modal yang besar sehingga


mereka dapat menampung
Lembaga pemasaran rumput laut
sementara rumput laut untuk
Lembaga pemasaran yang terlibat dalam menunggu harga yang cocok atau
pemasaran rumput laut jenis Eucheuma di harga yang lebih tinggi.
desa ini adalah:
Saluran pemasaran
1. Produsen adalah petani yang
Secara umum rantai pemasaran rumput
melakukan usaha budidaya rumput
laut kering di lokasi penelitian relatif
laut di sekitar pantai (pesisir). Lahan
sederhana melalui beberapa lembaga
yang digunakan untuk
pemasaran seperti pedagang tengkulak
membudidayakan rumput laut
dan pedagang pengumpul. Berdasarkan
adalah laut lepas yang dikuasai oleh
hasil wawancara dan pengamatan di
negara, jadi petani hanya memiliki
lapangan, pada umumnya petani di Desa
hak guna. Batas lahan yang
Wuakerong menjual hasilnya kepada
digunakan sesuai dengan jumlah
pedagang tengkulak yang ada di desa,
bentangan tali yang dimiliki oleh
sebab mereka tidak lagi susah payah
tiap-tiap petani dan penguasaan
membawa hasilnya ke pedagang di kota
lahan tersebut tidak dimiliki secara
dan tidak mengeluarkan biaya yang besar
permanen tetapi hanya dikuasai
serta waktu dan tenaga. Proses tawar
sepanjang mereka melakukan
menawar terjadi antara petani dan
kegiatan budidaya. Produksi rumput
pedagang, namun pada umumnya petani
laut yang dipanen sebagian dijadikan
selalu dalam posisi yang sulit sebab pada
sebagai bibit kembali dan sebagian
akhirnya pedagang tengkulak maupun
dikeringkan untuk dijual kepada
pengumpul yang menentukan harga jual.
pedagang. Pengeringan rumput laut
Hal ini tidak dipermasalahkan oleh
dilakukan di atas rumah panggung
petani sebab antara petani dan pedagang
atau di atas terpal. Pengeringan
sudah saling kenal satu sama lain. Selain
dilakukan selama kurang lebih 4 hari
itu petani cenderung segera menjual
apabila kondisi cuaca cerah.
hasilnya karena terdesak kebutuhan
2. Pedagang tengkulak adalah ekonomi keluarga.
pedagang yang membeli langsung
kepada petani yang ada di desa Petani Petani
tersebut. Umumnya rumput laut
yang dibeli adalah rumput laut yang
telah dikeringkan oleh produsen Pedagang
atau petani rumput laut yang telah tengkulak Pedagang
dikemas dengan menggunakan pengumpul
karung yang berisi rata-rata 60-80 kg
rumput laut. Pedagang pengumpul
membeli rumput laut kering pada Pedagang
petani dengan harga Rp 8.000. pengumpul
PAP
3. Pedagang pengumpul adalah
pedagang yang membeli rumput laut
dari pedagang tengkulak dan juga PAP
petani yang umumnya berada di
Gambar 1. Saluran pemasaran dari petani
ibukota Kabupaten Lembata
rumput laut di Desa Wuakerong.
(Lewoleba). Pedagang pengumpul
7

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

Dari Gambar 1 menunjukkan bahwa biaya pemasaran ditambah laba atau


pemasaran rumput laut mulai dari petani selisih harga yang dibayar konsumen
sampai diekspor melalui dua saluran akhir (PAP) dan harga yang diterima
yaitu: petani produsen. Jika margin pemasaran
tinggi maka pemasaran dikatakan tidak
1. Petani menjual kepada pedagang
efisien sistem pemasaran. Dalam hal ini
tengkulak selanjutnya melalui
pedagang perantara sebagai penyebab
pedagang pengumpul dan terakhir
tingginya margin pemasaran tersebut.
disalurkan kepada pedagang antar
Margin pemasaran meliputi dua unsur
pulau (PAP).
yaitu: (1) biaya pemasaran yaitu biaya
2. Petani menjual kepada pedagang yang secara nyata dikeluarkan oleh
pengumpul dan selanjutnya pedagang perantara dalam menjalankan
disalurkan ke pedagang antar pulau fungsi pemasaran yang meliputi biaya
(PAP). transportasi, pengemasan, resiko
Dari jumlah petani sebanyak 30 orang, penyimpanan dan biaya lain-lain. (2)
yang menjual pada model saluran keuntungan bagi lembaga pemasaran
pemasaran I sebanyak 17 orang atau yang terlibat.
56,67% dengan jumlah produk yang Pada Tabel 3, terlihat bahwa share
dipasarkan adalah sebanyak 7920 kg harga yang diterima petani sebesar 71,11
(7,92 t), dengan jarak dari rumah petani dari harga yang dibayar konsumen, atau
ke pedagang tengkulak adalah: ± 3 km. berarti 28,88% (3250/11250 x 100%)
Petani responden memilih saluran merupakan marjin pemasaran petani.
pemasaran I karena terdesak oleh Dari total marjin sebesar 28,88%
kebutuhan rumah tangga, jarak dari ternyata 19,55% (2200/11250 x 100%)
rumah petani ke pedagang antar pulau merupakan biaya pemasaran yang
terlalu jauh dan terbatasnya biaya dikeluarkan oleh kedua lembaga
transportasi. Pada model saluran pemasaran yang terlibat. Distribusi
pemasaran II, jumlah petaninya sebanyak marjin pemasaran sebesar 3250 dilihat
sebanyak 13 orang atau 43,33%, dengan dari ratio antara biaya dan keuntungan
jumlah produk yang dipasarkan adalah (/c) tidak merata. Ternyata dari Rp.100
sebanyak 9775 kg (9,775 t) dengan jarak biaya yang dikeluarkan oleh petani dapat
dari rumah petani ke pedagang memperoleh keuntungan sebesar
pengumpul adalah: ± 20 km. Petani Rp.1042, tengkulak memperoleh
memilih saluran II karena harga jualnya keuntungan sebesar Rp.81, pedagang
lebih besar, memiliki modal atau biaya pengumpul memperoleh keuntungan
transportasi, dan ada yang mempunyai sebesar Rp.13. Keuntungan petani lebih
kendaraan/tranportasi sendiri. besar karena biaya pemasaran yang
dikelurkan petani lebih kecil
Margin pemasaran dibandingkan biaya pemasaran yang
Margin pemasaran merupakan salah satu dikeluarkan oleh tengkulak dan pedagang
indikator dalam menentukan efisiensi pengumpul.
pemasaran yang dirumuskan sebagai
8

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

Tabel 3 Saluran pemasaran distribusi marjin, share harga dan keuntungan pemasaran
rumput laut di Desa Wuakerong (Saluran I).
No Lembaga pemasaran Nilai (Rp/kg) Distribusi marjin (%) Share harga (%) /c
1 Petani (Pf)
Harga jual 8000 - 71,11 10,42
Biaya 700
Keuntungan 7300
2 Pedagang tengkulak
Harga beli 8000 - - 0,81
Biaya:
 Angkutan 100 3,07 0,88
 Karung 500 15,38 4,44
 Rafia 500 15,38 4,44
Harga jual 10000 - -
Marjin pemasaran 2000 - -
Keuntungan 900 27,69 8,00
3 Pedagang pengumpul
Harga beli 10000 - 0,13
Biaya:
 Angkutan 100 3,07 0,88
 Karung 500 15,38 4,44
 Rafia 500 15,38 4,44
Harga jual 11250 - -
Marjin pemasaran 1250 - -
Keuntungan 150 4,61 1,33
4 PAP/Konsumen Akhir
(Pr)
Harga Beli 11250
Marjin pemasaran total 3250 100,00 100,00

Keterangan:
Distribusi Marjin = Rasio keuntungan biaya dan keuntungan dengan marjin
pemasaran x 100%
Share harga = Rasio harga, biaya dan keuntungan dengan harga yang dibayar
oleh konsumen x 100%
/c = Rasio keuntungan dengan biaya
Pada Tabel 4, terlihat bahwa share harga antara biaya dan keuntungan (/c) tidak
yang diterima petani sebesar 88,88 dari merata. Ternyata dari Rp.100 biaya yang
harga yang dibayar konsumen, atau dikeluarkan oleh petani dapat
berarti 11,11% (1250/11250 x 100%) memperoleh keuntungan sebesar
merupakan marjin pemasaran petani. Rp.1328 dan pedagang pengumpul
Dari total marjin sebesar 11,11% memperoleh keuntungan sebesar Rp.13.
ternyata 9,77% (1100/11250 x 100%) keuntungan petani lebih besar karena
merupakan biaya pemasaran yang biaya pemasaran yang dikeluarkan petani
dikeluarkan oleh kedua lembaga lebih kecil dibandingkan biaya
pemasaran yang terlibat.Distribusi marjin pemasaran yang dikeluarkan oleh
pemasaran sebesar 1250 dilihat dari ratio pedagang pengumpu.
9

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

Tabel 4 Saluran pemasaran distribusi marjin, share harga dan keuntungan pemasaran
rumput laut Di Desa Wuakerong (Saluran II).
No Lembaga pemasaran Nilai (Rp/kg) Distribusi marjin (%) Share harga (%) /c
1 Petani (Pf)
Harga jual 10000 - 88,88 13,28
Biaya 700
Keuntungan 9300
2 Pedagang pengumpul
Harga beli 10000 - 0,13
Biaya :
 Angkutan 100 8 0,88
 Karung 500 40 4,44
 Rafia 500 40 4,44
Harga jual 11250 - -
Marjin pemasaran 1250 - -
Keuntungan 150 12 1,33
PAP/ Konsumen akhir
(Pr) 11250
Harga beli
Marjin pemasaran total 1250 100,00 100,00

Tabel 5 Rekapan tingkat harga beli, harga jual, biaya pemasaran, keuntungan, margin
pemasaran dan share harga jual pada setiap saluran pemasaran.
No Lembaga pemasaran Saluran pemasaran I Saluran pemasaran II
(Rp/kg) (Rp/kg)
1 Petani :
Harga jual 8000 10000
Biaya 700 700
Keuntungan 7300 9300
2 Pedagang tengkulak
Harga beli 8000
Biaya pemasaran 1100
Harga jual 10000
Keuntungan 900
3 Pedagang pengumpul
Harga beli 10000 10000
Biaya pemasaran 1100 1100
Harga jual 11250 11250
Keuntungan 150 150
Marjin pemasaran total 3250 1250
Share harga jual petani 71,11 88,88
melalui dua (2) saluran pemasaran
Kesimpulan yaitu:
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: Petani Tengkulak Pengumpul
1. Pemasaran rumput laut di Desa PAP
Wuakerong Kecamatan Petani Pengumpul PAP
Nagawutung Kabupaten Lembata,
2. Berdasarkan analisis marjin dan
share harga maka dapat dilihat
10

P.R.K Daison, E.Y Arvianti dan A.A Sa`diyah/Buana Sains Vol 14 No 1: 1-10, 2014

bahwa marjin pemasaran pada Daftar Pustaka


saluran I sebesar Rp. 3250 dan pada Departemen Kelautan dan Perikanan. 2010.
saluran II sebesar Rp. 1250, Laporan Akhir Kondisi Perikanan di
sedangkan share harga petani pada Kabupaten Lembata. NTT.
saluran I adalah 71,11%, Pedagang Hanafiah dan Saefuddin. 2006. Tataniaga
Tengkulak 17,76%, Pedagang Hasil Perikanan. Universitas Indonesia.
Pengumpul 11,09% dan pada Jakarta.
saluran II, share harga petani adalah Kottler, Philip dan Gary Armstrong. 2000.
88,88%, Pedagang Pengumpul Dasar-Dasar Pemasaran. Prenhallindo.
11,09%. Hal ini terjadi karena biaya Jakarta.
pemasaran dan harga jual masing- Masyrofie. 1994. Tataniaga Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas
masing lembaga pemasan pada
Brawijaya. Malang.
setiap saluran pemasaran berbeda. Saliem, H.P. 2002. Analisis Permintaan
Pangan di Kawasan Timur Indonesia.
Jurnal Agro Ekonomi. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Sosial Ekonomi
Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.
Saptana, A. Agustian, H. Mayrowani dan
Ucapan Terima Kasih Sunarsih. 2006. Analisis Kelembagaan
Rantai Pasok Komoditas Hortikultura.
Terima kasih kepada Bapak Kepala Desa Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan
Wuakerong beserta stafnya dan para Kebijakan Pertanian. Bogor.
petani rumput laut dan lembaga Sayaka, B. 2008. Pengembangan
pemasaran yang telah banyak membantu Kelembagaan Partnership dalam
peneliti selama penelitian berlangsung. Pemasaran Komoditas Pertanian. Pusat
Terima kasih juga dihaturkan kepada Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
LPPM Unitri yang membantu Pertanian. Bogor
menerbitkan jurnal ini. Suparta,N. 2005. Pendekatan Holistik
Membangun Agribisnis. CV Bali Media
Adhikarsa. Denpasar.
Sudiyono. 2001. Pemasaran Pertanian.
Universitas Muhamadiyah. Malang.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani.
Universitas Indonesia. Jakarta.

You might also like