Meityn D. Kasaluhe
Meityn D. Kasaluhe
Meityn D. Kasaluhe
ABSTRACT
Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years. Diarrhea caused body lose water and
salt that most of people die because severe dehydration and fluid loss. The incidence of diarrhea can basically
be prevented by paying attention to the risk factors. The purpose of this study is to analysed factors which
associated with diarrhea incident to children under five years old in working area of Tahuna Timur Health
Center.
This study was an analytic survey research with cross sectional design. The population in this study were all
mothers who had children under five years old. The number of sample used slovin formula with amount 245. The
results showed that as many as 28.2% children under five years old already experienced diarrhea. Based on the
results statistically using the chi-square test indicated that the probabilityof breastfeeding behavior p=0,002
(p<0,05), behavior of using clean water p=0,000 (p<0,05), hand washing behavior p=0,000 (p<0,05), behavior
of using latrines p value= 0.002 (p<0,05), behavior of weighing children p value= 0.435
There are relationships between breastfeeding behavior, behavior of using clean water, hand washing behavior,
behavior of using latrines with diarrhea incidence of children under five years old and there is no relationship
between weighing children with diarrhea incidence of children under five years old. This is suggested to mothers
that have a children under five years oldto pay attention about breasfeeding behavior, using clean water, wahing
hand with clean water and soap, along with using health latrine to prevent diarrhea to children under five years
old
ABSTRAK
Diare merupakan penyebab utama kedua kematian pada anak dibawah lima tahun. Diare membuat tubuh
kehilangan air dan garam sehingga kebanyakan orang meninggal karena dehidrasi parah dan kehilangan
cairan. Kejadian diare pada dasarnya dapat dicegah dengan memperhatikan faktor risikonya. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Penelitian ini merupakan penelitian survei yang bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita. Besar sampel ditentukan dengan menggunakan
rumus slovin dengan jumlah 245.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 28,2% balita pernah mengalami diare. Berdasarkan hasil uji
statistik menggunakan chi square menunjukkan bahwa probabilitas antara perilaku memberikan ASI p=0,002
(p<0,05), perilaku menggunakan air bersih p= 0,000 (p<0,05), perilaku mencuci tangan dengan p= 0.000
(p<0,05), perilaku menggunakan jamban p=0.002 (p<0,05), perilaku menimbang balita dengan p= 0.435
(p>0,05).
Ada hubungan antara perilaku memberikan ASI, menggunakaan air bersih, mencuci tangan, menggunakan
jamban dengan kejadian diare pada balita dan tidak ada hubungan antara perilaku menimbang balita dengan
kejadian diare. Disarankan kepada ibu-ibu yang mempunyai balita, untuk dapat memperhatikan perilaku
pemberian ASI, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun serta menggunakan
jamban sehat sebagai upaya dalam mencegah penyakit diare pada balita.
1
orang dewasa, menggunakan air bersih yang
cukup, mencuci tangan, menggunakan jamban,
membuang tinja bayi yang benar serta
PENDAHULUAN
pemberian imunisasi campak yaitu pemberian
Penyakit diare merupakan masalah kesehatan
imunisasi campak segera setelah bayi berumur
di dunia termasuk Indonesia. Menurut WHO
9 bulan untuk mencegah agar bayi tidak
dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus
terkena penyakit campak, karena anak yang
penyakit diare di seluruh dunia setiap tahun.
sakit campak sering disertai diare sehingga
Dari semua kematian anak balita karena
pemberian imunisasi campak merupakan salah
penyakit diare, 78% terjadi di wilayah Afrika
satu cara mencegah diare. Kegiatan lain yang
dan Asia Tenggara. (Kemenkes, 2013).
dapat mencegah kejadian diare yakni
Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur
penyehatan lingkungan yang terdiri dari
merupakan puskesmas dengan angka kejadian
penyediaan air bersih, pengelolaan sampah
diare tertinggi dari semua wilayah kerja
serta pembuangan air limbah.
puskesmas yang ada di Kabupaten Kepulauan
Menganalisis faktor-faktor yang
Sangihe, dengan jumlah kasus sebanyak 196
berhubungan dengan kejadian diare pada balita
kasus diare. Data puskesmas Tahuna Timur
di wilayah kerja Puskesmas Tahuna Timur
pada tahun 2013, anak usia 1-5 tahun yang
Kabupaten Kepulauan Sangihe.
menderita diare sebanyak 82 balita.
Kejadian diare balita pada dasarnya dapat METODE PENELITIAN
dicegah dengan memperhatikan faktor risiko Jenis penelitian ini merupakan penelitian
yang dapat menyebabkan terjadinya diare. survei analitik dengan desain cross sectional.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja
dilakukan, diketahui bahwa banyak faktor yang Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten
mempengaruhi kejadian diare pada balita. Kepulauan Sangihe pada bulan Juli sampai
Menurut Kemenkes (2011), ada beberapa September 2014.
kegiatan pencegahan penyakit diare yang benar Populasi penelitian ini adalah seluruh
dan efektif yakni perilaku sehat yang terdiri balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna
dari pemberian ASI yaitu perilaku untuk Timur Kabupaten Kepulauan Sangihe yang
menyusui bayi secara penuh sampai mereka berjumlah 630 balita. Dalam menentukan besar
berusia 6 (enam) bulan, pemberian makanan sampel dari populasi penelitian digunakan
pendamping ASI yaitu saat bayi secara rumus slovin dan diperoleh jumlah sampel
bertahap mulai dibiasakan dengan makanan sebesar 245. Pengambilan sampel pada
2
penelitian ini dilakukan dengan proportional mencuci tangan, dan menggunakan jamban
stratified random sampling yaitu dengan kejadian diare pada balita di Wilayah
mengelompokkan sampel berdasarkan Kerja Puskesmas Tahuna Timur dengan
kelurahan. Responden yang diwawancarai menggunakan uji chi square (CI = 95% , α =
adalah ibu dari balita. 0,05).
Instrumen penelitian yang dipakai adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner. Cara pengumpulan data dalam
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa subjek
penelitian ini berupa data primer yaitu hasil
penelitian terbanyak berjenis kelamin
wawancara terhadap variabel-variabel bebas
perempuan dengan jumlah 126 (51,4%) balita.
dalam penelitian ini. Dan data sekunder yaitu
Untuk karakteristik umur, jumlah subjek
data kejadian diare pada balita yang diperoleh
terbanyak berumur 0-12 bulan. Berdasarkan
dari Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten
karakteristik ibu menurut umur dapat dilihat
Kepulauan Sangihe
bahwa sebagian besar ibu berumur 20 - 24
Analisis univariat bertujuan untuk
tahun yaitu sebanyak 65 (26,5%). Berdasarkan
menjelaskan atau mendeskripsikan
pendidikan terakhir dapat dilihat bahwa
karakteristik setiap variabel. Analisis bivariat
sebanyak 174 (71,0%) ibu termasuk dalam
digunakan untuk menganalisis hubungan
kategori pendidikan tinggi. Berdasarkan
antara perilaku memberikan ASI, menimbang
pekerjaan, sebanyak 186 (75,9%) ibu
balita setiap bulan, menggunakan air bersih,
merupakan ibu rumah tangga.
3
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas Tahuna Timur Kabupaten
Kepulauan Sangihe
Karakteristik Subjek Penelitian Kategori n %
126 51,4
Perempuan
Jenis Kelamin 119 48,6
Laki-laki
0-12 92 37,6
13-24 56 22,9
Usia Balita (Bulan) 25-36 43 17,6
37-48 43 17,6
49-50 11 4,5
15-19 12 4,9
20-24 65 26,5
25-29 59 24,1
Umur Ibu (Tahun) 30-34 58 23,7
35-39 28 11,4
40-44 19 7,8
45-49 4 1,6
Pendidikan Terakhir Ibu 30 12,2
Pendidikan Dasar 41 16,7
Pendidikan Menegah 174 71,0
Pendidikan Tinggi
Swasta 15 6,1
PNS/POLRI 34 13,9
Pekerjaan Ibu
Ibu Rumah Tangga 186 75,9
Lain-Lain 10 4,1
Tabel 2. Hasil Analisis Hubungan Antara Pemberian ASI, Menimbang Balita, Menggunakan Air
Bersih, Mencuci Tangan, Menggunakan Jamban Dengan Kejadian Diare Pada Balita
4
Hubungan Antara Pemberian ASI Dengan yang tidak baik dan 134 (54,7%) responden
Kejadian Diare Pada Balita memiliki perilaku menimbang balita yang baik.
Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 93 (38,0%) Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai
responden memiliki perilaku pemberian ASI p=0,435 yang menunjukkan bahwa perilaku
yang tidak baik dan 152 (62,0%) responden menimbang balita bukan merupakan faktor
memiliki perilaku pemberian ASI yang baik. yang berhubungan dengan kejadian diare pada
Dari hasil analisis bivariat didapatkan nilai balita.
p=0,002 yang menunjukkan bahwa perilaku Hasil penelitian ini tidak berhubungan
pemberian ASI merupakan faktor yang dikarenakan sebagian besar ibu sudah
berhubungan dengan kejadian diare pada balita. menyadari pentingnya menimbang balita setiap
Pemberian ASI saja, tanpa cairan atau bulan untuk memantau pertumbuhan balita.
makanan lain dan tanpa menggunakan botol, Penelitian ini sejalan dengan penelitian
menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan yang dilakukan oleh Nuraeni (2012) tentang
organisme lain yang akan menyebabkan diare hubungan penerapan PHBS keluarga dngan
(Kemenkes, 2011). kejadian diare pada balita di Kelurahan
Hasil penelitian ini sejalan dengan Tawangmas Kota Semarang dengan jumlah
penelitian tentang hubungan pemberian ASI sampel 106 responden mendapatkan nilai
eksklusif dengan angka kejadian diare akut probabilitas (p=0,991; p>0,05) yang
pada bayi usia 0-1 tahun di Puskesmas Kuranji menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara
Kota Padang yang menunjukkan bahwa menimbang balita dengan kejadian diare pada
kejadian diare pada bayi yang tidak balita.
mendapatkan ASI eksklusif lebih tinggi
Hubungan Antara Menggunakan Air Bersih
dibandingkan dengan bayi yang
Dengan Kejadian Diare Pada Balita
mendapatkan ASI eksklusif. Sejalan juga Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 68 (27,8%)
dengan penelitian yang dilakukan oleh Galman responden memiliki perilaku menggunakan air
dan Wahyuni (2014) tentang kejadian diare bersih yang tidak baik dan 177 atau (72,2%)
pada anak usia 1-3 tahun yang menunjukkan responden memiliki perilaku menggunakan air
bahwa ada hubungan antara pemberian ASI bersih yang baik. Dari hasil analisis bivariat
terhadap kejadian diare dengan nilai p=0,009. didapatkan nilai p=0,000 yang menunjukkan
bahwa perilaku menggunakan air bersih
Hubungan Antara Menimbang Balita
merupakan faktor yang berhubungan dengan
Dengan Kejadian Diare Pada Balita
kejadian diare pada balita.
Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 111 (45,3%)
responden memiliki perilaku menimbang balita
5
Hasil penelitian ini sejalan dengan makan, mempunyai dampak dalam kejadian
penelitian Wandansari (2013) tentang kualitas diare (Kemenkes, 2013).
sumber air minum dan pemanfaatan jamban Hasil penelitian ini sejalan dengan
keluarga dengan keadian diare nilai p=0,008 penelitian yang dilakukan oleh Taosu dan
Yang artinya terdapat hubungan antara kualitas Azizah (2013) tentang hubungan sanitasi dasar
sumber air minum dengan kejadian diare. rumah dan perilaku ibu rumah tangga dengan
Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan kejadian diare pada balita di Desa Bena Nusa
Anwar (2009) pengaruh akses penyediaan air Tenggara Timur yang menunjukkan adanya
bersih terhadap kejadian diare pada balita hubungan yang bermakna antara kebiasaan
menunjukkan bahwa pengaruh kekeruhan air mencuci tangan sebelum makan dan sesudah
terhadap kejadian diare adalah 1,22 (OR=1,22), BAB dengan kejadian diare pada balia. Sejalan
dimana balita yang menggunakan air keruh juga dengan penelitian yang dilakukan oleh
mempunyai risiko menderita diare 1,2 kali Hamza, dkk (2012) tentang hubungan perilaku
lebih besar dibandingkan dengan balita yang hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare
menggunakan sumber air jernih/tidak keruh. pada balita di Kecamatan Belawa Kabupaten
Wajo tahun 2012 yang menunjukkan bahwa
Hubungan Antara Mencuci Tangan Dengan
ada hubungan antara kebiasaan ibu mencuci
Kejadian Diare Pada Balita
tangan dengan air dan sabun dengan kejadian
Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 94 (38,4%)
diare pada balita (p=0,009)
responden memiliki perilaku mencuci tangan
yang tidak baik dan 151 (61,6) responden
Hubungan Antara Menggunakan Jamban
memiliki perilaku menggunakan air bersih yang
Dengan Kejadian Diare Pada Balita
baik. Dari hasil analisis bivariat didapatkan
Dapat dilihat dari tabel 2, bahwa 42 (17,1%)
nilai p=0,000 yang menunjukkan bahwa
responden memiliki perilaku menggunakan
perilaku mencuci tangan merupakan faktor
jamban yang tidak baik dan 203 (82,9%)
yang berhubungan dengan kejadian diare pada
responden memiliki perilaku menggunakan
balita.
jamban yang baik. Dari hasil analisis bivariat
Kebiasaan yang berhubungan dengan
didapatkan nilai p=0,002 yang menunjukkan
kebersihan perorangan yang penting dalam
bahwa perilaku menggunakan jamban
penularan kuman diare adalah mencuci tangan.
merupakan faktor yang berhubungan dengan
Mencuci tangan dengan sabun, terutama
kejadian diare pada balita.
sesudah buang air besar, sesudah membuang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
tinja anak, sebelum menyiapkan makanan,
tentang Hasil penelitian yang dilakukan
sebelum menyuapi makan anak dan sebelum
Wandansari (2013) tentang kualitas sumber air
6
minum dan pemanfaatan jamban keluarga kejadian diare dengan melakukan
dengan kejadian diare dengan nilai p=0,005 penyuluhan.
menunjukkan bahwa ada hubungan antara 2. Disarankan kepada rumah tangga yang
pemanfaatan jamban keluarga dengan kejadian mempunyai balita untuk dapat melakukan
diare di Desa Karangmangu Kecamatan Sarang beberapa upaya dalam mencegah kejadian
Kabupaten Rembang. Hasil penelitian yang diare pada balita seperti:
dilakukan Lindayani (2013) tentang hubungan a. Memberikan ASI pada bayi/balita
sarana sanitasi dasar rumah dengan kejadian b. Menggunakan air bersih khususnya
diare pada balita di Desa Ngunut Kabupaten untuk air minum digunakan air yang
Tulungagung menunjukkan bahwa ada tidak berwarna, tidak berasa tidak
hubungan antara sarana pembuangan kotoran berbau.
manusia dengan kejadian diare pada balita nilai c. Mencuci tangan dengan air mengair
p=0,047. dan sabun khususnya setiap kali
tangan kotor, setelah buang air besar,
Kesimpulan
setelah menceboki bayi, sebelum
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
menyuapi anak, sebelum memegang
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
makanan, dan sebelum menyusui.
1. Terdapat hubungan antara pemberian ASI
d. Menggunakan jamban sehat
dengan kejadian diare pada balita.
khususnya dalam perilaku
2. Tidak terdapat hubungan antara
memelihara jamban dengan
menimbang balita dengan kejadian diare
membersihkan jamban secara teratur.
pada balita.
3. Bagi peneliti di masa yang akan datang
3. Terdapat hubungan antara penggunaan air
agar dapat melakukan penelitian lebih
bersih dengan kejadian diare pada balita.
lanjut tentang faktor risiko yang
4. Terdapat hubungan antara mencuci tangan
berhubungan dengan kejadian diare pada
dengan kejadian diare pada balita.
balita seperti hubungan personal hygiene
5. Terdapat hubungan antara penggunaan
ibu dengan kejadian diare pada balita.
jamban dengan kejadian diare pada balita.
Saran DAFTAR PUSTAKA
1. Disarankan agar puskesmas dan Anonim. 2013. Buku Pedoman Pengendalian
pemerintah setempat dapat bekerja sama Penyakit Diare. Jakarta: Kementrian
untuk memberdayakan keluarga untuk Kesehatan RI
melaksanakan upaya pencegahan terhadap
7
Anonim. 2011. Situasi Diare Di Tesis S2 Universitas Indonesia,
Indonesia. Jakarta: Kementrian Depok.
Kesehatan RI Taosu, S.A; dan Azizah, R. 2013.
Anwar, A; dan Musadad, A. 2009. Hubungan Sanitasi Dasar Rumah
Pengaruh Akses Penyediaan Air Dan Perilaku Ibu Rumah Tangga
Bersih Terhadap Kejadian Diare Dengan Kejadian Diare Pada Balita
Pada Balita. Jurnal Ekologi Di Desa Bena Nusa Tenggara
Kesehatan 8(2) (2009): 953-963. Timur. Jurnal Kesehatan
(online). Diakses Tanggal 1 Oktober Lingkungan 7(1) (2013): 1-6.
2014 (online). Diakses Tanggal 1 Oktober
Galma, N. A; dan Wahyuni, S. 2014. 2014
Kejadian Diare Pada Anak Usia 1-3 Wandansari, A.P. 2013. Kualitas Sumber
Tahun. Journal Of Pediatric Air Minum dan Pemanfaatan
Nursing 1(3) (2014): 149-153. Jamban Keluarga Dengan Kejadian
(online). Diakses Tanggal 1 Oktober Diare. Jurnal Kesehatan
2014 Masyarakat 9(1) (2013):24-29.
Hamza, B; Arsin, A; dan Ansar, J. 2012. (online). Diakses Tanggal 1 Oktober
Hubungan Perilaku Hidup Bersih 2014
dan Sehat Dengan Kejadian Diare
Pada Balita Di Kecamatan Belawa
Kabupaten Wajo Tahun 2012.
(online). Diakses Tanggal 1 Oktober
2014
Lindayani, S; dan Azizah, R. 2013.
Hubungan Sanitasi Dasar Rumah
Dengan Kejadian Diare Pada Balita
Di Desa Ngunut Kabupaten
Tulungagung. Jurnal Kesehatan
Lingkungan 7(1) (2013): 32-37.
(online). Diakses Tanggal 1 Oktober
2014
Nuraeni, A. 2012. Hubungan Penerapan
PHBS Keluarga Dengan Kejadian
Diare Balita. Artikel Publikasi,