JBA Vol 6 No 2 2019

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 123

Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.

2 Hal 1 - 21

PENERAPAN STANDAR GRI DALAM LAPORAN


KEBERLANJUTAN DI INDONESIA: SEBUAH EVALUASI

Randy Kuswanto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
[email protected]

ABSTRACT
This study aims to investigate the level of conformity of economic, social, and
environmental information on sustainability report in Indonesia as per GRI G4
guidelines. Content analysis has been applied to a sample of 29 companies listed
in the Indonesia Stock Exchange. Conformity and disclosure quality were
analyzed descriptively using a specific scoring system for each dimensions. The
findings of this research show that the level of conformity of GRI indicators in
Indonesia is quite low at 18,9%. However, the weight of information disclosed by
companies is relatively high, at 59,9% of the information. This wide gap occurred
caused by the fact that many companies disclose only a few indicators of GRI G4.
These findings indicate the GRI G4 Guidelines is not really suitable for company
in Indonesia. One of the primary focuses of this research is the applicability of
GRI indicators. However, not even a single study found while reviewing literature
that studied the applicability GRI indicators in a country. Conformity can become
a new topic when studying accounting information disclosure.

Keywords: Global Reporting Initiative (GRI), Content Analysis,


Sustainability Reporting, Social and Environmental Information

PENDAHULUAN
populer dipublikasikan oleh
Sejak awal dekade 2000-an laporan perusahaan sebagai alat komunikasi
keberlanjutan secara resmi mulai perusahaan dalam mengungkapkan
dipublikasikan oleh beberapa bagaimana kontribusi pembangunan
perusahaan di belahan dunia. Di keberlanjutan (Cantele et al. 2018;
Indonesia, tren ini dimulai sejak Tsalis et al 2018). Laporan
tahun 2006 saat PT Kaltim Prima keberlanjutan juga dijadikan sebagai
Coal menerbitkan laporan alat untuk meraih legitimasi dari
keberlanjutan untuk pertama kalinya masyarakat selaku salah satu
dengan menggunakan pedoman GRI- stakeholder (Ching dan Gerab, 2016;
G2. Laporan keberlanjutan Murphy dan McGrath, 2013).
(sustainability report) semakin Penggunaan pedoman GRI yang

1
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

universal mampu membuat laporan pertimbangan pengambilan keputusan


keberlanjutan yang nantinya memiliki ekonomi. Elemen keberlanjutan
komparabilitas tinggi walaupun menjadi faktor penting dibandingkan
digunakan oleh banyak negara di dengan kinerja ekonomik pada masa
dunia. Padahal terdapat indikasi kini (Caesaria dan Basuki, 2017;
bahwa indikator GRI tidak dapat Cantele et al., 2018). Mengingat
diterapkan sepenuhnya dan tidak pentingnya informasi ini, evaluasi
menghasilkan kualitas pelaporan pengungkapan dalam sebuah
yang informatif (Khan et al. 2011; informasi keberlanjutan dapat
Cuesta dan Valor 2013). Penelitian menjadi kerangka kerja baru terhadap
ini menguji keberterimaan informasi pelaporan korporasi di Indonesia.
keberlanjutan di Indonesia. Belum Untuk menginvestigasi tingkat
ada penelitian yang menguji konformitas pengungkapan informasi
konformitas indikator GRI. keberlanjutan, penelitian ini
Perusahaan mungkin mengalami menggunakan beberapa sistem
kesulitan dalam memenuhi penilaian terhadap item-item yang
persyaratan indikator-indikator GRI. dilaporkan oleh perusahaan.
Bahkan, budaya dan peraturan di Konformitas mengacu pada
suatu negara dapat membuat kesesuaian indikator-indikator dalam
indikator GRI memang benar-benar pedoman GRI untuk diterapkan
tidak dapat diterapkan di negara dalam konteks pelaporan
tersebut (Khan et al., 2011). Studi keberlanjutan di Indonesia. Desain
empiris dan teoritikal sebelumnya indikator yang universal membuat
menunjukkan bahwa informasi perusahaan dapat mengungkapkan
keberlanjutan memiliki hubungan informasi keberlanjutan secara
signifikan dengan kinerja keuangan keseluruhan terlepas dari bentuk dan
perusahaan dan nilai perusahaan ukuran perusahaan (GRI 2013).
(Atan et al. 2018; Buallay, 2019; Konformitas terjadi apabila informasi
Caesaria dan Basuki, 2017; Sila dan yang direpresentasikan dalam
Cek, 2017; Velte, 2017). Informasi indikator-indikator GRI diungkapkan
keberlanjutan muncul sebagai oleh perusahaan. Semakin banyak
kebutuhan baru bagi investor dalam indikator yang diungkapkan,
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

konformitas semakin tinggi. menyajikan sampel, data dan metode


Konformitas dapat menjadi alat ukur riset untuk menginvestigasi tingkat
keberterimaan indikator-indikator konformitas dalam pengungkapan
GRI dengan kondisi pelaporan di informasi. Bagian 4 mendeskripsikan
Indonesia. Selanjutnya, artikel ini analisis dari masing-masing aspek
akan ditulis berdasarkan struktur analisis. Bagian terakhir, bagian 5
berikut. Tinjauan literatur dan nantinya akan menyimpulkan hasil
landasan teori disajikan pada bagian dari penelitian ini.
2. Bagian 3 nantinya akan

TELAAH LITERATUR berisi data sustainibilitas yang


Pelaporan merupakan mekanisme disajikan secara sistematis sehingga
perusahaan di mana dalam alat dapat dibandingkan terhadap masa
mengomunikasikan sebuah informasi lalu dan perkembangan terkait target
finansial dan nonfinansial terhadap pilihan yang dapat diukur (INTOSAI,
berbagai stakeholder. Pada awalnya, 2013). Pelaporan keberlanjutan pada
informasi yang dihasilkan hanya dasarnya telah dimulai sekitar dua
berfokus pada parameter ekonomi. puluh tahun yang lalu (Achim dan
Akan tetapi, praktik pelaporan Borlea, 2015; Truant et al., 2017).
korporasi telah berkembang lebih luas Elkington (1998) merumuskan konsep
hingga fokus parameter nonekonomik populer dalam pengukuran kinerja
seperti lingkungan dan sosial (Bhatia perusahaan yang dikenal dengan
dan Tuli, 2018). Laporan sebutan triple bottom line (TBL). TBL
keberlanjutan adalah laporan yang mengajukan bahwa tujuan perusahaan
menyajikan informasi ekonomik, tidak terlepas dari aktivitas sosial dan
sosial dan lingkungan. Pelaporan lingkungan dalam operasi perusahaan.
keberlanjutan dapat membantu TBL mengacu pada singkatan 3P
perusahaan dalam menetapkan yaitu people, profit and planet yang
objektif perusahaan, mengukur kinerja merupakan dimensi sustainibilitas
dan alat komunikasi dalam rangka klasik yaitu sosial, ekonomik, dan
menghadirkan operasi keberlanjutan lingkungan. Ketiga dimensi ini telah
(GRI 2013b). Laporan keberlanjutan diadopsi sebagai bagian dalam strategi

3
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

keberlanjutan dalam laporan mewajibkan perusahaan melakukan


keberlanjutan. Laporan keberlanjutan berbagai tindakan yang secara sosial
memiliki banyak manfaat bagi diperlukan dalam rangka mencapai
korporasi. Laporan keberlanjutan tujuan, penghargaan (rewards) dan
dapat digunakan untuk kelangsungan hidup mutakhir
menginformasikan sebuah lingkungan (ultimate survival) (Guthrie dan
perusahaan dan menciptakan imej Parker, 1989). Laporan keberlanjutan
positif perusahaan kepada konsumen, dapat dipahami sebagai reaksi
pemasok dan masyarakat luas (Fazzini terhadap lingkungan masyarakat atas
dan Maso 2016). Laporan tindakan operasi perusahaan untuk
keberlanjutan dikonsiderasikan melegitimasi tindakan-tindakan
sebagai alat komunikasi dan alat korporat. Sementara, Freeman (1984)
akuntabilitas perusahaan (Cantele et berargumen bahwa konsep
al., 2018). Berdasarkan uraian diatas, stakeholder dapat digunakan untuk
laporan keberlanjutan akan membawa proses pemahaman lebih baik pada
pengaruh besar bagi perusahaan level rasionalitas tertentu dalam
dalam mengelola dan mengungkapkan menentukan grup dan individual mana
aktivitas operasional perusahaan yang dapat mempengaruhi dan
dalam membangun perusahaan secara dipengaruhi oleh aktivitas perusahaan.
berkelangsungan dan keberlanjutan. Konsep stakeholder diposisikan
Teori legitimasi dan stakeholder sebagai bagian dari manajemen
dipercaya menjadi teori dasar dalam strategis yang bertujuan mempererat
praktik pelaporan keberlanjutan hubungan perusahaan dengan pihak-
(Dienes et al 2016). Teori legitimasi pihak berkepentingan baik internal
berbasis gagasan (notion) bahwa dan eksternal dan mengembangkan
bisnis beroperasi dalam masyarakat keunggulan kompetitif.
melalui kontrak sosial yang

METODE PENELITIAN dalam pengumpulan data. Analisis


Desain penelitian ialah desain data menggunakan analisis isi
penelitian kualitatif dengan (content analysis). Analisis isi adalah
menggunakan teknik dokumentasi metode observasi penelitian yang
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

digunakan untuk mengevaluasi memasukkan perusahaan sebagai


konten segala bentuk catatan sampel apabila perusahaan sudah
komunikasi secara sistematis menerbitkan laporan keberlanjutan
(Sekaran dan Bougie, 2016). Analisis dalam dua atau tiga tahun
konten dapat digunakan dalam bentuk sebelumnya (Tsalis et al., 2018).
informasi tekstual dan secara Dengan mempertimbangkan uraian
sistematis mengidentifikasi berbagai diatas, didapatkan total sampel
konten seperti kata, konsep, karakter, keseluruhan dalam penelitian ini
tema dan kalimat. sebanyak 29 perusahaan.

Populasi dan Sampel Instrumen penelitian


Populasi dalam penelitian ini adalah Instrumen yang digunakan dalam
seluruh perusahaan terbuka di mengukur dimensi ekonomik, sosial,
Indonesia yang menerbitkan laporan dan lingkungan adalah indikator-
keberlanjutan tahun 2016. Jumlah indikator yang ada dalam GRI G4
perusahaan terbuka yang menerbitkan Guidelines. Indikator GRI diklaim
laporan keberlanjutan tahun 2016 memiliki validitas dan ketepatan yang
ialah 57 perusahaan. Penelitian ini lebih tinggi dibandingkan indikator
hanya menggunakan satu periode lainnya (Bhatia dan Tuli, 2018;
penelitian karena mengurangi Cuesta dan Valor, 2013). Dalam
dampak moderasi dari pelapor analisis konformitas, indikator GRI
(reporters) yang berpengalaman G4 akan dinilai keberterimaannya
dalam penelitian Truant et al. (2017) pada kondisi pelaporan keberlanjutan
sehingga untuk perusahaan yang baru di Indonesia karena menjadi panduan
menerbitkan laporan keberlanjutan di utama dalam pelaporan
tahun 2017 dikeluarkan dari sampel. keberlanjutan. Pedoman GRI G4
Selain itu, studi satu periode juga mencakup dimensi ekonomik, sosial,
diperlukan untuk mengontrol efek dan lingkungan. Terdapat 47 kategori
informasi lintas waktu yang dapat yang dirincikan kedalam 91 indikator
mempengaruhi pengukuran kualitas pada pedoman GRI G4 yang
pelaporan keberlanjutan sehingga menjelaskan item-item pengungkapan
dalam penelitian ini hanya dalam keberlanjutan perusahaan.

5
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

Dimensi ekonomik memiliki 4 perusahaan. Untuk memperkecil


kategori dalam 9 indikator. Dimensi tingkat subjektivitas, beberapa
lingkungan terdiri dari 12 kategori metode digunakan salah satunya ialah
dalam 34 indikator. Sedangkan, pemberian pelatihan dan pertemuan
dimensi sosial terdiri dari empat sub- rutin selama dua minggu. Pada sesi
dimensi yaitu sub-dimensi praktik pemberian pelatihan, peneliti akan
ketenagakerjaan, hak asasi manusia, memperkenalkan kriteria evaluasi
masyarakat, dan tanggungjawab dan metode penelitian. Pertemuan
produk. Subdimensi praktik rutin diperlukan untuk menyelesaikan
ketenagakerjaan memiliki 8 kategori keraguan dalam pemberian skor.
dalam 16 indikator. Subdimensi hak Metode terakhir yang digunakan
asasi manusia memiliki 10 kategori adalah dengan mengirimkan laporan
dalam 12 indikator. Subdimensi pemberian skor kepada masing-
masyarakat memiliki 7 kategori masing perusahaan secara daring agar
dalam 11 indikator. Terakhir, perusahaan dapat mengoreksi jika
subdimensi tanggungjawab produk terdapat misinterpretasi dan kesalah-
terdiri dari 5 kategori dalam 9 pemahaman. Jika terdapat
indikator. ketidaksetujuan, perusahaan dapat
mengajukan keberatan dan informasi
Teknik Pengumpulan Data pendukung yang dapat digunakan
Data yang diperlukan dalam untuk mengubah dan memodifikasi
penelitian ini adalah data sekunder penilaian yang telah dilakukan. Jika
yang diolah dari laporan perusahaan tidak merespon dalam
keberlanjutan perusahaan. Laporan jangka waktu yang ditentukan, maka
keberlanjutan dapat diakses melalui perusahaan dianggap setuju dengan
website www.globalreporting.org dan laporan pemberian skor yang
website resmi masing-masing diajukan oleh tim peneliti.
perusahaan. Dalam penelitian ini, tim Sistem Skor
pengumpul data akan terdiri dari tiga Berdasarkan uraian di atas,
anggota termasuk peneliti yang konformitas dianalisis dalam dua
mengevaluasi dan memberikan skor tingkatan. Tingkat pertama
laporan keberlanjutan masing-masing menggunakan skala dummy yaitu
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

indikator diberikan nilai 1 jika diatributkan ke indikator tersebut


diungkapkan perusahaan dan nilai 0 sebagai nilai konformitas.
jika tidak diungkapkan perusahaan.
Sementara pada tingkatan kedua, HASIL PENELITIAN DAN
setiap indikator akan dianalisis secara PEMBAHASAN
komprehensif. Indikator dinilai Konformitas Tingkat I
dengan mengukur seberapa penuh Analisis konformitas tingkat I
perusahaan mengungkapkan menunjukkan apakah indikator-
informasi dalam satuan persentase. indikator dalam pedoman GRI G4
Contohnya, indikator G4-EC9 yang dapat diterapkan di Indonesia secara
diuraikan sebagai berikut: praktis. Konformitas terjadi apabila
1. Laporkan persentase perusahaan mampu mengungkapkan
anggaran pengadaan yang indikator GRI dalam laporan
digunakan di lokasi operasi keberlanjutannya di mana nantinya
yang signifikan yang tanpa memperhatikan seberapa
dibelanjakan pada pemasok banyak informasi yang disampaikan
lokal pada operasi yang melalui indikator tersebut.
dimaksud (seperti Konformitas tingkat I menguji
persentase produk dan jasa apakah tema-tema keberlanjutan
yang dibeli secara lokal). yang sudah disusun dalam 91
2. Laporkan definisi geografis indikator relevan dengan kondisi
organisasi tentang ‘lokal’. perusahaan-perusahaan di Indonesia.
3. Laporkan definisi yang Dalam analisis konformitas tingkat I,
digunakan untuk ‘lokasi hasil yang diharapkan adalah
operasi yang signifikan’. mengetahui seberapa banyak
Jika sebuah perusahaan hanya indikator yang nantinya di
mengungkapkan satu poin saja dalam munculkan atau dilaporkan oleh
laporan keberlanjutan maka, perusahaan di Indonesia dan
konformitas indikator diberikan nilai indikator subtema apa yang paling
33,3% (hanya satu poin dari tiga sering dimunculkan antar
poin). Nilai ini akan dirata-ratakan perusahaan. Informasi ekonomik
untuk seluruh perusahaan dan mendominasi dalam pengungkapan

7
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

informasi keberlanjutan (ditinjau dari industri di Indonesia dengan


segi kemunculannya). Indikator dimunculkannya seluruh indikator
ekonomik lebih sering diungkapkan pada sampel penelitian. Indikator
dalam pelaporan keberlanjutan ekonomik terbukti masih relevan
dengan tingkat kemunculan 44,1%. dalam pelaporan keberlanjutan
Tanpa memandang substansi perusahaan di Indonesia. Penyajian
informasi yang diungkapkan, informasi yang familiar tidak
informasi ekonomik menjadi pilihan membuat perusahaan kesulitan untuk
‘favorit’ bagi pemangku kepentingan menerapkan indikator ekonomik
dalam hal materialitas informasi dibandingkan indikator keberlanjutan
keberlanjutan. Indikator ekonomik lainnya. Indikator lingkungan
juga tidak memiliki indikator nihil. menjadi indikator dengan tingkat
Hal ini berarti ke-sembilan indikator kemunculan terendah sebesar 24,5%.
memiliki konformitas dasar karena Hasil ini juga sejalan dengan
diungkapkan seluruhnya. Pernyataan banyaknya jumlah indikator nihil
ini juga didukung dengan indikator sebanyak 2 (dari 34 indikator).
EC1 yang tingkat kemunculannya Temuan ini mengindikasikan bahwa
paling tinggi dibandingkan seluruh isu lingkungan bukan menjadi isu
indikator GRI dengan tingkat 89,7%. utama dalam penetapan informasi
Informasi ekonomik yang keberlanjutan. Indikator lingkungan
dimunculkan perusahaan masih sendiri sebenarnya sulit diterapkan
berfokus pada kinerja ekonomi sepenuhnya bagi perusahaan.
utama dan ekonomi tidak langsung. Contohnya perusahaan finansial yang
Perusahaan dalam sampel juga masih tidak secara langsung berhubungan
represif untuk memunculkan dengan elemen lingkungan dan
informasi ekonomik lain, seperti bahan baku. Jadi, rendahnya
keberadaan di pasar dan praktik konformitas indikator lingkungan
pengadaan. Dapat diambil masih disebabkan oleh aspek non-
kesimpulan bahwa tema ekonomik teknis dan non-praktis yang tidak
yang direpresentasikan dalam dikontrol dalam analisis konformitas.
indikator-indikator GRI G4 cukup Informasi mengenai konsumsi energi
mendapat perhatian bagi pelaku (EN3) menjadi informasi yang paling
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

sering muncul dalam pelaporan tinggi karena rata-rata perusahaan


keberlanjutan di Indonesia. Sebanyak mengungkapkan konsumsi energi
sebesar 69,0% laporan dalam objek listrik, AC dan pendingin yang
penelitian mengungkapkan informasi merupakan jenis energi umum yang
tersebut. Indikator EN3 membahas aplikabel pada seluruh perusahaan.
konsumsi energi dalam perusahaan. Perusahaan di Indonesia cukup
Hal ini menunjukan indikator ini memperhatikan aspek energi, emisi,
memiliki frekuensi pengungkapan dan air.

Tabel 1 Konformitas Tingkat 1 Seluruh Indikator

Tabel 2 Konfirmitas Tingkat 1 Seluruh Indikator

9
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

Tabel 3 Konfirmitas Tingkat 1 Seluruh Indikator


  Informasi Informasi Informasi
Ekonomik Lingkungan Sosial
Tingkat kemunculan
44.1% 24.5% 29.1%
rata-rata
Jumlah indikator yang tidak
0/9 3/34 3/48
diungkapkan
Tingkat kemunculan tertinggi G4-EC1 G4-EN6 G4-SO1
(89,7%) (69,0%) (82,8%)

Dengan tingginya tingkat memiliki tingkat kemunculan sebesar


kemunculan indikator dalam laporan 29,1%. Untuk dimensi dengan
keberlanjutan. Akan tetapi, informasi indikator terbanyak (48 indikator),
mengenai keanekaragaman hayati, angka 29,1% mengindikasikan
bahan material, transportasi dan kesesuaian yang cukup rendah.
efluen kurang mendapat perhatian Namun, terdapat tiga indikator yang
dari stakeholder Indonesia. Secara tidak diungkapkan oleh objek
umum dapat disimpulkan bahwa penelitian. Konformitas indikator
tema lingkungan yang ada dalam sosial juga didukung dengan
indikator GRI masih cukup sesuai banyaknya indikator yang memiliki
dengan kultur keberlanjutan di frekuensi kemunculan tinggi (diatas
Indonesia dengan banyaknya 50%) yaitu sebanyak 9 indikator.
kemunculan indikator tersebut dalam Informasi sosial dalam pedoman GRI
laporan keberlanjutan perusahaan dikelompokkan menjadi empat
Indonesia. Indikator sosial subdimensi, yaitu subdimensi
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

ketenagakerjaan, hak asasi manusia, tingkat I menunjukkan bahwa


masyarakat, dan produk. subdimensi informasi ekonomik mengungguli
ketenagakerjaan menjadi indikator informasi keberlanjutan lain dalam
yang paling sering muncul dalam hal frekuensi dan keterlaporannya.
pengungkapan informasi sosial Hasil ini berbeda dengan penelitian
dibandingkan dengan tiga Ching dan Gerab (2016) yang
subdimensi lainnya. Subdimensi menyimpulkan bahwa indikator
ketenagakerjaan memiliki proporsi sosial yang paling sering
kemunculan sebesar 100% dengan dimunculkan dalam praktik
tingkat kemunculan sebesar 38,8%. pelaporan keberlanjutan di Brazil.
Subdimensi yang paling kurang Tingkat kemunculan yang tinggi
konformitasnya ialah subdimensi hak mengindikasikan indikator ekonomik
asasi manusia. Terdapat dua lebih dapat diterapkan di Indonesia
indikator hak asasi manusia yang dibanding indikator lainnya. Akan
tidak muncul dalam laporan mana tetapi, analisis konformitas tingkat I
pun, yaitu mengenai klausul HAM hanya menguji pada tingkat
dalam kontrak (HR1) dan asesmen frekuensi belum pada isi suatu
dampak HAM dalam operasi informasi. Analisis konformitas
perusahaan (HR9). Hal ini tingkat I perlu ditunjang dengan
diperburuk dengan tingkat analisis selanjutnya karena analisis
kemunculan yang hanya sebesar ini tidak mempertimbangkan
12,4%. Nilai ini merupakan nilai spesifikasi informasi yang
yang paling rendah dibandingkan disampaikan perusahaan. Analisis
dengan indikator lainnya. Sementara konformitas tingkat I hanya
untuk subdimensi masyarakat dan digunakan untuk mengetahui tingkat
produk & jasa memiliki tingkat kemunculan indikator GRI dalam
kemunculan yang relatif sama, yaitu praktik pelaporan keberlanjutan di
31%, namun terdapat satu indikator Indonesia dan memahami pola
subdimensi masyarakat mengenai kemunculannya yang sifatnya
asesmen pemasok (SO10) yang tidak probabilistik. Analisis selanjutnya
kompatibel di Indonesia. Secara mempertimbangkan bobot informasi
keseluruhan, hasil konformitas yang disampaikan perusahaan dalam

11
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

menguji konstruk konformitas yang indikator ekonomik lebih sesuai dan


lebih dalam lagi. lebih relevan untuk diaplikasikan
oleh perusahaan di Indonesia.
Konformitas Tingkat II Tingkat kesesuaian parsial sebesar
Analisis konformitas tingkat II 68,2% juga cenderung tinggi yang
bertujuan untuk mengetahui mengindikasikan tidak sulitnya
keberterimaan indikator-indikator indikator ekonomik untuk
dalam pedoman GRI G4 pada praktik diungkapkan. Temuan ini
pelaporan keberlanjutan di menegaskan dimensi ekonomik
Indonesia. Analisis ini mengukur menjadi dimensi keberlanjutan yang
tingkat kesesuaian parsial dan tingkat paling sesuai di Indonesia dibanding
kesesuaian total. Tingkat kesesuaian dimensi lainnya. Tingkat kesesuaian
parsial mengukur seberapa sesuai parsial indikator ekonomik ialah
informasi keberlanjutan disajikan sebesar 68,2%. Artinya, perusahaan
oleh perusahaan yang hanya yang mengungkapkan indikator
mengungkapkan informasi tersebut. ekonomik dalam laporan
Sementara tingkat kesesuaian total keberlanjutan akan menyampaikan
mengukur seberapa sesuai informasi 68,2% informasi per indikatornya.
yang diungkapkan oleh seluruh Namun, nilai kesesuaian total
perusahaan dalam objek penelitian. indikator ekonomik hanya mencapai
Tabel 2 menyajikan ringkasan 31,9%. Nilai ini menginterpretasikan
konformitas tingkat II. Indikator bahwa bobot informasi ekonomik
ekonomik menjadi informasi dengan yang disampaikan oleh seluruh
konformitas paling tinggi dibanding perusahaan di Indonesia ialah
indikator dengan dimensi lainnya. sebesar 31,9% per indikatornya.
Dimensi ekonomik memiliki tingkat Tingkat kesesuaian total tertinggi
kesesuaian parsial dan total yang ialah indikator EC8 (dampak
lebih tinggi dibandingkan indicator ekonomi tidak langsung). Hasil ini
lainnya. Hasil ini menegaskan berbeda dengan analisis konformitas
menujukan bahwa dalam konteks tingkat I yang menunjukkan
pelaporan keberlanjutan di indikator EC1 (nilai ekonomi
Indonesia, di mana indikator- langsung) sebagai indikator yang
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

paling sering dimunculkan Dari hasil deskripsi data, indikator


perusahaan. Jika ditinjau dari bobot lingkungan memiliki tingkat
informasi, indikator EC8 menjadi kesesuaian parsial sebesar 54,4% dan
indikator yang memiliki konformitas tingkat kesesuaian total hanya
paling tinggi diantara indikator sebesar 14,8%. Rendahnya tingkat
ekonomik. Hal ini menegaskan kesesuaian menunjukkan bahwa hal
bahwa operasi perusahaan di ini menunjukan indikator-indikator
Indonesia memiliki dampak ekonomi lingkungan dalam pedoman GRI G4
tidak langsung yang signifikan. memiliki konformitas rendah dan
Dampak ini dapat berasal dari sulit diimplementasikan seluruhnya
perubahan lokasi operasional, di Indonesia. Tingkat kesesuaian
penggunaan produk dan jasa, total tertinggi ialah indikator EN29
stimulasi dan membatasi investasi (nilai moneter denda
asing langsung, dan perkembangan ketidakpatuhan). Perusahaan di
ekonomi di daerah dengan tingkat Indonesia cenderung patuh dan tidak
kemiskinan tinggi. Banyaknya jenis menghadapi denda terkait
dampak ekonomi tidak langsung ketidakpatuhan terhadap peraturan
yang dapat terjadi berdampak pada lingkungan. Seluruh perusahaan
kemudahan perusahaan dalam bahkan menyebutkan tidak menerima
menyampaikan informasi. Nilai denda terkait pelanggaran aturan
konformitas terendah ialah indikator lingkungan. Hasil ini berbeda dengan
EC6 dengan tingkat kesesuaian total hasil konfomitas tingkat I yang
hanya sebesar 3,4%. Indikator EC6 menunjukkan indikator EN3
mensyaratkan bahwa informasi (konsumsi energi) menjadi indikator
perbandingan manajemen senior dari yang paling sering dimunculkan.
masyarakat lokal. Rendahnya tingkat Meskipun indikator EN3 sering
kesesuaian menunjukkan bahwa ditampilkan, perusahaan tidak
perusahaan di Indonesia jarang menyajikan informasi secara penuh.
menggunakan masyarakat lokal Indikator EN3 cukup sulit
dalam jajaran manajemen senior ditampilkan secara penuh karena
sehingga perusahaan tidak dapat tidak semua perusahaan memiliki
mengungkapkan informasi tersebut. kriteria yang dipersyaratkan

13
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

misalnya tidak semua perusahaan mengungkapkan indikator ini secara


memiliki energi terbaharukan dan penuh. Dimensi sosial memiliki tiga
tidak terbaharukan. Jadi, walaupun indikator dengan tingkat konformitas
indikator ini relatif dapat digunakan 0%, yaitu indikator HR1, HR9, dan
oleh seluruh perusahaan, tetapi SO10. Indikator HR1 dan HR9
pemenuhan informasi yang membahas terkait dengan klausul
dipersyaratkan lebih sulit direalisasi hak asasi manusia dalam kontrak
baik karena alasan tidak dapat kerja dan operasi perusahaan. Jika
diterapkan mau pun sulit dilihat dari aspek pengungkapan saja,
diungkapkan. Tingkat kesesuaian belum ada perusahaan di Indonesia
parsial indikator sosial adalah yang mengikutsertakan klausul
sebesar 62,3% dan tingkat terkait hak asasi dalam kontrak kerja
kesesuaian total sebesar 19,5%. dan asesmen operasi. Hal ini
Sejalan dengan hasil konformitas membuat informasi hak asasi
tingkat I, indikator SO1 (program manusia menjadi sangat rendah baik
pengembangan masyarakat lokal) per indikator maupun secara agregat.
juga menjadi indikator dengan Temuan ini diperkuat dengan tidak
tingkat kesesuaian total paling tinggi adanya pengaturan mengenai hak
sebesar 75,9% (data lengkap ada asasi manusia dalam POJK No.
dalam Lampiran 9). Indikator SO1 29/POJK.04/2016 tentang Laporan
sebelumnya menjadi indikator Tahunan Emiten atau Perusahaan
dengan tingkat kemunculan paling Publik sehingga klausul mengenai
tinggi. Hal ini menegaskan bahwa HAM menjadi informasi kelas dua
program pengembangan dan dalam pelaporan korporasi. Indikator
pelibatan masyarakat lokal menjadi SO10 membahas mengenai dampak
prioritas perusahaan dalam negatif signifikan terhadap pemasok.
mempertahankan keberlangsungan Sama halnya dengan indikator EN33,
usaha dan meraih legitimasi hal ini dapat dijelaskan karena masih
indikator ini juga sejalan dengan kecil jumlah perusahaan yang
pengaturan mengenai pengungkapan menggunakan kriteria sosial dalam
tanggung jawab sosial yang ada di memilih pemasok sehingga
Indonesia sehingga tidak sulit untuk pengukuran dampak negatif tidak
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

dapat dilakukan. Hasil yang menarik diungkapkan perusahaan. Hasil ini


ditunjukkan dengan lebarnya gap tidak cukup menyenangkan karena
antara tingkat kesesuaian parsial dan investor akan kesulitan dalam
total pada seluruh dimensi asesmen informasi keberlanjutan
keberlanjutan. Nilai selisih indikator karena disatu sisi, untuk indikator
ekonomik mencapai 36,3%, yang diungkapkan memberikan
indikator sosial sebesar 42,9% dan bobot informasi baik tetapi banyak
indikator lingkungan 39,6%. indikator yang tidak diungkapkan
Tingginya nilai selisih menunjukkan sehingga tidak memberikan
masih banyak indikator yang tidak informasi tentang apapun.

Tabel 4 Konfirmitas Tingkat II Seluruh Indikator

Tabel 5 Konfirmitas Tingkat II Seluruh Indikator

15
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

Tabel 6 Konfirmitas Tingkat II Seluruh Indikator


  Informasi Informasi Informas
Ekonomik Lingkungan i Sosial Keseluruhan
Tingkat
Kesesuaian
Parsial 68.2% 54.4% 62.3% 60.0%
Tingkat
Kesesuaian
Total 31.9% 14.8% 19.5% 19.0%
Selisih 36.3% 39.6% 42.9% 41.0%

Tingkat kesesuaian parsial informasi yang baik namun


keseluruhan ialah 60,0% sementara perusahaan tidak mampu untuk
tingkat kesesuaian total keseluruhan memunculkan lebih banyak indikator
hanya sebesar 19,0%. Tingkat parsial keberlanjutan. Hal ini disebabkan
diukur dengan merata-ratakan bobot oleh beberapa faktor seperti tidak
informasi per indikator yang sesuainya indikator dengan core
disampaikan bagi perusahaan yang business dalam sebuah perusahaan,
menyampaikan saja. Sementara ketidaktersediaannya dalam sebuah
tingkat total diukur dengan merata- data, kurangnya materialitas
ratakan bobot informasi seluruh informasi dan kecenderungan
objek penelitian. Lebarnya gap dapat kebutuhan informasi stakeholder.
dimaknai bahwa sebenarnya Jadi, kesesuaian penyampaian
perusahaan menyampaikan informasi informasi yang dilakukan perusahaan
keberlanjutan dengan bobot untuk indikator-indikator yang telah
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

diungkapkannya ialah cukup baik konformitas tingkat I, dapat dilihat


namun jumlah indikator yang bahwa rata-rata setiap perusahaan
disampaikan masih kurang. dalam objek penelitian hanya
Rasionalisasi temuan konformitas menyampaikan 26,3 indikator dari 91
tingkat II didukung dengan hasil indikator 28,9% konformitas tingkat
konformitas tingkat I. Dalam analisis I di mana dengan
persentase tersebut, sulit tentunya Indonesia. Jadi dapat disimpulkan
untuk mendapatkan tingkat bahwa, jika hasil analisis
kesesuaian total yang tinggi. konformitas tingkat I tidak
Simulasi sederhana jika 26,3 menunjukkan hasil yang positif
indikator diungkapkan secara penuh secara material maka hasil analisis
100%, maka tingkat kesesuaian total konformitas tingkat II juga tidak
hanya mencapai 28,9%. Sehingga akan menghasilkan nilai yang positif
dalam temuan penelitian, indikator secara material pula. Hasil ini sejalan
ekonomik overvalued dalam artian dengan penelitian yang dilakukan
baik. Dengan gap sebesar 41,0%, oleh Khan et al. (2011) dan Cuesta
indikator GRI benar-benar tidak dan Valor (2013).
dapat diterapkan secara penuh di
mengindikasikan apakah indikator
SIMPULAN keberlanjutan pada pedoman GRI
Laporan keberlanjutan merupakan dapat diterapkan di Indonesia. Hasil
media yang digunakan perusahaan penelitian ini menunjukkan tingkat
dalam melaporkan informasi konformitas indikator keberlanjutan
ekonomik, sosial, dan lingkungan. GRI G4 kurang berterima dalam
Penelitian ini menganalisis laporan praktik pelaporan keberlanjutan.
keberlanjutan dalam aspek Rendahnya tingkat kemunculan dan
konformitas dalam pengungkapan kesesuaian dalam analisis
informasi. Aspek konformitas konformitas menunjukkan bahwa
indikator GRI G4 tidak dapat
mengukur keberterimaan indikator diungkapkan sepenuhnya dalam
GRI G4 di Indonesia. Aspek konteks Indonesia. Beberapa
konformitas dapat digunakan untuk indikator juga ditemukan tidak

17
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

pernah disajikan dalam laporan membuat penelitian mampu


keberlanjutan di perusahaan menjelaskan fenomena secara
manapun sehingga berdampak pada deskriptif yang tidak memiliki
rendahnya konformitas. Namun, jika kekuatan generalisasi. Keterbatasan
dilihat dari konformitas indikator lainnya ialah penelitian ini
yang ditampilkan perusahaan saja menggunakan analisis konten yang
maka tingkat konformitas dipenuhi mengasumsikan apa yang dilaporkan
dengan cukup baik. Keterbatasan benar-benar dapat dilaksanakan
utama dalam penelitian ini adalah perusahaan. Keabsahan informasi
penelitian ini tidak memiliki cukup menjadi suatu hal yang tidak
banyak objek penelitian. Jumlah dikontrol dalam penelitian ini.
objek penelitian yang hanya
mencakup 29 perusahaan hanya

DAFTAR PUSTAKA
Social Responsibility
Achim, M.-V., & Borlea, S. N. Journal, 14(1), 226–248.
(2015). Developing of ESG https://doi.org/10.1108/SRJ-
Score to Assess the Non- 01-2017-0015
financial Performances in
Romanian Companies.
Procedia Economics and
Finance, 32, 1209–1224.
https://doi.org/10.1016/S221
2-5671(15)01499-9

Al-Dah, B., Dah, M., & Jizi, M. Atan, R., Alam, Md. M., Said, J., &
(2018). Is CSR reporting Zamri, M. (2018). The
always favorable? impacts of environmental,
Management Decision, 56 social, and governance
(7), 1506–1525. factors on firm performance:
https://doi.org/10.1108/MD- Panel study of Malaysian
05-2017-0540. companies. Management of
Environmental Quality: An
Aris, N. A., Madah Marzuki, M., International Journal, 29(2),
Othman, R., Abdul Rahman, 182–194.
S., & Hj Ismail, N. (2018). https://doi.org/10.1108/MEQ
Designing indicators for -03-2017-0033.
cooperative sustainability:
The Malaysian perspective. Bhatia, A., & Tuli, S. (2018).
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Sustainability reporting: an 13(1), 95–110.


empirical evaluation of https://doi.org//10.1108/SRJ-
emerging and developed 10-2015-0147
economies. Journal of
Global Responsibility, 9(2), Colaço, R., & Simão, J. (2018).
207–234. https:// Disclosure of corporate
doi.org/10.1108/JGR-01- social responsibility in the
2018-0003 forestry sector of the Congo
Basin. Forest Policy and
Buallay, A. (2019). Is sustainability Economics, 92, 136–147.
reporting (ESG) associated https://doi.org/10.1016/j.forp
with performance? Evidence ol.2018.04.012
from the European banking
sector. Management of Creswell, J. W. (2013). Qualitative,
Environmental Quality: An Quantitative, and Mixed
International Journal, 30(1), Methods Approaches (4th
98–115. ed.). United States: SAGE
https://doi.org/10.1108/MEQ Publications.
-12-2017-0149
Cuesta, M. de la, & Valor, C. (2013).
Caesaria, A. F., & Basuki, B. (2017). Evaluation of the
The study of sustainability environmental, social and
report disclosure aspects governance information
and their impact on the disclosed by Spanish listed
companies’ performance. companies. Social
SHS Web of Conferences, 34, Responsibility Journal, 9(2),
08001. 220–240.
https://doi.org/10.1051/shsco https://doi.org/10.1108/SRJ-
nf/20173408001 08-2011-0065

Cantele, S., Tsalis, T., & Nikolaou, I.


(2018). A New Framework
for Assessing the
Sustainability Reporting
Disclosure of Water
Utilities. Sustainability, Elkington, J. (1998). Accounting
10(2), 433. For The Triple Bottom
https://doi.org/10.3390/su10 Line. Measuring Business
020433 Excellence, 22(3), 18–22.

Farraswan, M. F., Zulkarnain, M., &


Fajri, M. N. (2016).
Ching, H. Y., & Gerab, F. (2016). Disclosure level of
Sustainability reports in sustainability report: study
Brazil through the lens of of indonesian stock
signaling, legitimacy and exchange listed companies.
stakeholder theories. Social 2(7), 5.
Responsibility Journal,

19
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi

Freeman, R. E. (1984). Strategic


Management: A Jogiyanto. (2007). Metodologi
Stakeholder Approach. Penelitian Bisnis: Salah
Boston: Pitman. Kaprah dan Pengalaman-
Pengalaman. Yogyakarta:
Global Reporting Initiative. (2013a). BPFE.
An introduction to G4.
Global Reporting Initiative. Khan, H., Azizul Islam, M., Kayeser
Fatima, J., & Ahmed, K.
Global Reporting Initiative. (2013b). (2011). Corporate
Pedoman Pelaporan sustainability reporting of
Keberlanjutan-Panduan major commercial banks in
Penerapan. Global line with GRI: Bangladesh
Reporting Initiative. evidence. Social
Responsibility Journal, 7(3),
Global Reporting Initiative. (2013c). 347–362.
Pedoman PElaporan https://doi.org/10.1108/1747
Keberlanjutan-Prinsip- 1111111154509
Prinsip Pelaporan dan
Pengungkapan Standar. Lähtinen, K., & Myllyviita, T.
Global Reporting Initiative. (2015). Cultural
sustainability in reference to
Guthrie, J., & Parker, L. D. (1989). the global reporting
Corporate Social Reporting: initiative (GRI) guidelines:
A Rebuttal of Legitimacy Case forest bioenergy
Theory. Accounting and production in North Karelia,
Business Research, 19(76), Finland. Journal of Cultural
343–352. Heritage Management and
https://doi.org/10.1080/0001 Sustainable Development,
4788.1989.9728863 5(3), 290–318.
https://doi.org/10.1108/JCH
INTOSAI (2013). Sustainability MSD-06-2013-0025
Reporting: Concepts,
Frameworks and the Role of
Supreme Audit Institutions.
Retrieved from
http://www.environmental- Murphy, D., & McGrath, D. (2013).
auditing.org ESG reporting – class
actions, deterrence, and
Jitmaneeroj, B. (2016). Reform avoidance. Sustainability
priorities for corporate Accounting, Management
sustainability: and Policy Journal, 4(2),
Environmental, social, 216–235.
governance, or economic https://doi.org/10.1108/SAM
performance? Management PJ-Apr-2012-0016
Decision, 54(6), 1497–1521.
https://doi.org/10.1108/MD- Ong, S. H. (2016). Measuring the
11-2015-0505
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

quality and identifying responsibility reports: The


influencing factors of case of occupational health
sustainability reporting: and safety disclosures.
Evidence from the resources Safety Science, 109, 313–
industry in Australia. Edith 323.
Cowan University, Perth. https://doi.org/10.1016/j.ssci.
2018.06.015

Rietz, S. D. (2014). When accounts


become information: A study Velte, P. (2017). Does ESG
of investors’ ESG analysis performance have an impact
practice. Scandinavian on financial performance?
Journal of Management, Evidence from Germany.
30(4), 395–408. Journal of Global
https://doi.org/10.1016/j.sca Responsibility, 8(2), 169–
man.2014.09.002 178.
https://doi.org/10.1108/JGR-
Sekaran, U., & Bougie, R. (2016). 11-2016-0029
Research Methods For
Business: A Skill Building
Approach (7th ed.). United
States: Wiley.

Sila, I., & Cek, K. (2017). The


Impact of Environmental,
Social and Governance
Dimensions of Corporate
Social Responsibility on
Economic Performance:
Australian Evidence.
Procedia Computer Science,
120, 797–804.
https://doi.org/10.1016/j.pro.
2017.11.310

Truant, E., Corazza, L., & Scagnelli,


S. (2017). Sustainability and
Risk Disclosure: An
Exploratory Study on
Sustainability Reports.
Sustainability, 9(4), 636.
https://doi.org/10.3390/su90
40636

Tsalis, T. A., Stylianou, M. S., &


Nikolaou, I. E. (2018).
Evaluating the quality of
corporate social

21
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

ANALISIS PERBANDINGAN PEMBIAYAAN BARANG MODAL


ANTARA SEWA GUNA USAHA DENGAN PINJAMAN PERBANKAN
DAN KAITANNYA DENGAN BIAYA PAJAK PADA
PT. DUTA ABADI PRIMANTARA

Willy Hermawan
Universitas Buddhi Dharma
[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine ways of financing assets using bank credit or with
leasing to a company, where the company opts for bank credit and leasing to
make income tax savings. The study was conducted at PT. Duta Abadi
Primantara with the calculation of fiscal costs and commercial costs with the type
of case study research. The data obtained are primary data collected through
documentation obtained from the company. The data collected includes
commercial and fiscal calculation reports. Based on research results obtained
that the company chose financing of assets with leasing because it saves capital,
flexible requirements, lower costs, ease of budgeting, profitable cash flow and
also inflation protection.

Keywords : Fixed Assets, Leasing, Bank Credit, Fiscal and Commercial

PENDAHULUAN dapat mengembangkan usahanya


Dewasa ini perkembangan dunia dengan baik. Perkembangan usaha
usaha tentunya tidak terlepas dari tidak telepas dari kebutuhan sumber
persaingan. Perkembangan ini dana sebagai dana untuk memenuhi
disebabkan oleh semakin banyaknya kebutuhan aset tetapnya. Kebutuhan
perusahaan yang berdiri dan siap dana sebagai sumber dana pada
merebut pangsa pasar. Perusahaan umumnya berkisar pada masalah
dalam menghadapi persaingan bagaimana perusahaan memperoleh
tentunya harus dapat meningkatkan keuntungan dari manfaat sumber
dan menetapkan posisi usahanya dana yang diperoleh. Manfaat
ditengah-tengah persaingan bisnis sumber dana ini tentunya akan dapat
yang semakin kuat, agar perusahaan meningkatkan perusahaan dalam

22
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

mengelola keuangan. Pilihan konsumen. Pada peraturan tersebut


masyarakat akan lembaga dapat dilihat bahwa hakikat dari
pembiayaan disebabkan adanya perusahaan pembiayaan adalah
kebutuhan akan pelayanan yang kegiatan pengadaan barang dan
cepat, prosedur yang tidak rumit, dan bukan penyediaan dana tunai. Dalam
persyaratan yang mudah dipenuhi. aturan tersebut juga dijelaskan
Berbagai kemudahan itu bahwa kegiatan perusahaan
menyebabkan masyarakat ataupun pembiayaan hanya meliputi sewa
perusahaan memilih lembaga guna usaha, anjak piutang, dan
pembiayaan untuk memenuhi pembiayaan konsumen. PT. Duta
kebutuhannya. Namun, terdapat Abadi Primantara sebagai
konsekuensi atas pilihan masyarakat perusahaan yang bergerak dalam
atau perusahaan akan lembaga bidang industri manufaktur maka
pembiayaan tersebut, yaitu bunga merasa perlu untuk bersaing dalam
pinjaman yang di berikan oleh memanfaatkan peluang bisnis yang
masing-masing sebuah lembaga ada. Perusahaan merasa bahwa
pembiayaan. Perkembangan barang modal terutama mesin cetak
perusahaan pembiayaan yang sangat untuk membuat kasur springbed
pesat menunjukkan bahwa yang dimiliki PT. Duta Abadi
penyaluran pinjaman atau kredit Primantara masih belum mencukupi
tidak lagi menjadi monopoli jika melihat pada tingkat operasional
perbankan. Kegiatan yang dilakukan dalam proyek perusahaan, sementara
oleh perusahaan pembiayaan yang dilihat dari harga barang modal
menawarkan pinjaman dana kepada tersebut yang relatif mahal dengan
nasabah harus sesuai dengan hal keadaan dan kemampuan
yang sebagaimana diatur dalam perusahaan. Dalam memenuhi
peraturan menteri keuangan No. kebutuhan barang modal perusahaan
84/PMK.012/2006 menyatakan melakukan perbandingan leasing
bahwa kegiatan pembiayaan dengan kredit pinjaman perbankan
konsumen dilakukan dalam bentuk dimana leasing menghasilkan biaya
penyediaan dana untuk pengadaan yang lebih rendah dibandingkan
barang berdasarkan kebutuhan dengan kredit perbankan. Apabila

23
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

keputusan perusahan dalam leasing memang cukup menarik


memenuhi barang modalnya yaitu untuk dipertimbangkan oleh pihak
melalui leasing sesuai dengan perusahaan sebagai alternatif dalam
kebijakan perusahaan adalah sudah membiayai perusahaan disamping
tepat dimana barang modal yang pinjaman dari bank, karena leasing
dibeli menghasilkan profit bagi memberikan cukup banyak
perusahaan. Ini menunjukkan bahwa keuntungan dibandingkan dengan
leasing merupakan alternatif lembaga pembiayaan yang lain.
pembelanjaan yang menguntungkan Berdasarkan uraian diatas perlu
bagi lessee. Hal ini antara lain diadakannya penelitian yang berjudul
disebabkan leasing dapat dilakukan analisis perbandingan pembiayaan
tanpa pembayaran uang muka, barang modal antara sewa guna
pinjaman dana dari bank sangat sulit usaha dengan pinjaman perbankan
diperoleh pada saat krisis, dan dan kaitannya dengan biaya pajak
leasing memungkinkan penggantian pada PT. Duta Abadi Primantara.
aset dengan cepat. Disini terlihat

TELAAH LITERATUR 2. Diharapkan untuk digunakan


selama lebih dari satu
Pengertian Aset Tetap
periode.
Aset tetap merupakan bagian dari
Menurut Ilahi (2011) kategori aset
neraca yang dilaporkan oleh
tetap dapat dikatakan sebagai
manajemen dalam suatu periode atau
berikut:
setiap tahun. Menurut Juan (2012)
1. Dimiliki dan dikuasai oleh
aset tetap adalah aset yang berwujud
perusahaan.
yang:
2. Nilainya cukup material dan
1. Dimiliki untuk digunakan
bersifat relatif permanen.
dalam produksi atau
3. Digunakan dalam kegiatan
penyediaan barang atau jasa
normal perusahaan.
untuk direntalkan kepada
pihak lain, atau untuk tujuan
administratif, dan

24
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

4. Mempunyai manfaat dan


daya guna lebih dari satu Penyusutan Aset Tetap Berwujud
tahun. (depresiation)
5. Tidak diperjualbelikan Menurut Gunadi (2013) semua jenis
dalam kegiatan perusahaan. aset tetap kecuali tanah, akan
6. Dapat diobservasi dengan semakin berkurang kemampuannya
alat perasa fisik. untuk memberikan jasa bersamaan
dengan berlalunya waktu. Beberapa
Kelompok Aset Tetap faktor yang mempengaruhi
Menurut Giri (2012) dari macam- menurunnya kemampuan ini adalah
macam aset tetap berwujud, untuk pemakaian, ketidakseimbangan
tujuan akuntansi dilakukan kapasitas yang tersedia dengan yang
pengelompokan sebagai berikut : diminta dan keterbelakangan
1. Aset tetap yang umurnya teknologi. Berkurangnya kapasitas
tidak terbatas seperti tanah berarti berkurangnya nilai aset tetap
untuk letak perusahaan, yang bersangkutan dan hal ini perlu
pertanian, dan peternakan. dicatat dan dilaporkan. Pengakuan
2. Aset tetap yang umurnya adanya penurunan nilai aset tetap
terbatas dan apabila sudah berwujud ini disebut penyusutan
habis masa penggunaannya (depreciation). Ayat jurnal yang
maka diganti dengan aset perlu dibuat untuk mencatat
sejenisnya, seperti penyusutan adalah debit biaya
bangunan, mesin, peralatan, penyusutan dan kredit akumulasi
kendraan dan lain-lain. penyusutan. Perkiraan akumulasi
3. Aset tetap yang umurnya penyusutan digunakan untuk
terbatas dan apabila sudah mencatat secara akumulatif jumlah
habis masa penggunaannya penyusutan yang telah dilakukan.
tidak dapat diganti dengan Selisih antara harga perolehan
aset yang sejenis, misalnya dengan akumulasi penyusutan
sumber-sumber alam seperti merupakan bagian dari harga
hasil tambang. perolehan yang belum disusutkan.
Selisih ini disebut nilai buku (book

25
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

value) aset tetap. Menurut Gunadi akan menurun dalam


(2013) metode peyusutan operasional perusahaan.
(depresiation) yang digunakan pada
Ketentuan penggunaan kedua metode
aset tetap berwujud dapat
tersebut adalah sebagai berikut:
dikelompokan menjadi 2 (Dua)
a. Atas aset bukan bangunan
macam yaitu:
yang termasuk kelompok/
1. Metode Garis Lurus
golongan 1 s.d golongan
(straight line method), di
4, WP (wajib pajak)
dalam metode ini beban
diperkenankan untuk
penyusutan aset tetap
memilih antara metode
pertahunnya akan sama
garis lurus atau saldo
sampai akhir umur
menurun.
ekonomis aset tetap
b. Atas aset golongan
tersebut.
bangunan, WP harus
2. Metode Saldo Menurun
menetapkan metode garis
(declining balance
lurus.
method), aset tetap
c. Penggunaan metode
diasumsikan memberi
penyusutan harus
manfaat terbesar pada
dilakukan secara taat
periode awal masa
azas.
penggunaan dan
d. Masa manfaat dan tarif
mengalami penurunan
penyusutan aset untuk
fungsi yang makin besar
masing-masing golongan,
di periode – periode
menurut pasal 11 (6)
berikutnya seiring umur
UUPPh, ditetapkan
ekonomis aset tetap yang
sebagai berikut:
berkurang. Jadi semakin
lama penggunaan aset
tetap maka kontribusinya

26
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Tabel 1 Golongan Aset Berwujud

peraturan dengan tidak mendapatkan


Pengertian Perpajakan prestasi kembali yang langsung
Berdasarkan UU KUP nomor 16
tahun 2009 pasal 1 ayat 1 disebutkan
bahwa pajak adalah kotribusi wajib ditunjuk dan yang berguna adalah
kepada negara yang terutang oleh untuk membiayai pengelaran –
orang pribadi atau badan yang pengeluaran umum yang
bersifat memaksa berdasarkan berhubungan dengan tugas negara
undang-undang dengan tidak menyelenggarakan pemerintahan.
mendapatkan imbalan secara Ditinjau dari segi Lembaga
langsung dan digunakan untuk Pemungutan Pajak, pajak dapat
keperluan negara bagi kemakmuran dibagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu:
rakyat. Menurut Waluyo (2013)
dalam bukunya yang berjudul Pajak Penghasilan (UU No. 36
perpajakan Indonesia, menyebutkan Tahun 2008)
bahwa: “Pajak adalah iuran rakyat
Sesuai dengan ketentuan pasal 1
kepada negara (yang dipaksakan)
UUPPh, pajak penghasilan (PPh)
yang terutang oleh wajib
merupakan pajak yang dikenakan
membayarnya menurut peraturan –
atas penghasilan yang diterima atau
diperoleh subjek pajak dalam tahun

27
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

pajak. Apabila kewajiban pajak Tabungan pemerintah ini dari tahun


subjektifnya bermula atau berakhir ke tahun harus ditingkatkan sesuai
dalam pertengahan tahun pajak, dengan kebutuhan pembiayaan
subjek pajak disebut menerima atau pembangunan yang semakin
memperoleh penghasilan dalam meningkat dan terutama diharapkan
bagian tahun pajak. dari sektor pajak.

Pajak Pertambahan Nilai (UU No. 42 Fungsi mengatur (Regulerend)


Tahun 2009) Pemerintah dapat mengatur
Pajak yang dikenakan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui
barang di jual kepada masyarakat kebijaksanaan pajak. Dengan fungsi
dengan pengenaan pajak kepada mengatur pajak bisa digunakan
masyarakat sebesar 10% atau yang sebagai alat untuk mencapai tujuan.
disebut barang kena pajak. Pajak Contohnya dalam rangka melindungi
mempunyai peranan yang sangat produksi dalam negeri, pemerintah
penting dalam kehidupan bernegara, menetapkan bea masuk yang tinggi
khususnya di dalam pelaksanaan untuk produk luar negeri.
pembangunan karena pajak
merupakan sumber pendapatan Pengertian Bank & Kredit Bank
negara untuk membiayai semua Bank adalah sebuah lembaga
pengeluaran termasuk pengeluaran intermediasi keuangan umumnya
pembangunan. Berdasarkan hal di didirikan dengan kewenangan untuk
atas maka pajak mempunyai menerima simpanan uang, meminj
beberapa fungsi, yaitu: amkan uang, dan menerbitkan
promes atau yang dikenal sebagai
Fungsi anggaran (budgetair) banknote. Kata bank berasal dari
Sebagai sumber pendapatan negara, bahasa Italia banca berarti tempat
untuk membiayai pengeluaran- penukaran uang. Sedangkan menurut
pengeluaran negara, untuk undang-undang perbankan, bank
menjalankan tugas-tugas rutin negara adalah badan usaha yang
dan melaksanakan pembangunan. menghimpun dana dari masyarakat

28
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

dalam bentuk simpanan dan perusahaan, serta


menyalurkannya kepada masyarakat menjamin agar aktifitas
dalam bentuk kredit dan bentuk- tersebut dapat berjalan
bentuk lainnya dalam rangka lancar. Kredit jangka
meningkatkan taraf hidup rakyat pendek juga merupakan
banyak. Industri perbankan telah cara pembiayaan yang
mengalami perubahan besar dalam efisien dan praktis, serta
beberapa tahun terakhir. Industri ini bentuk kredit yang paling
menjadi lebih kompetitif karena umum. Kredit jangka
deregulasi peraturan. Saat ini, bank pendek memiliki
memiliki fleksibilitas pada layanan karakteristik : jangka
yang mereka tawarkan, lokasi tempat waktu pinjaman yang lebih
mereka beroperasi, dan tarif yang pendek, prosedur yang
mereka bayar untuk simpanan sederhana, lebih likuid,
deposan (penyimpanan uang di bank dan pengeluaran biaya
secara deposito). Berdasarkan jangka yang lebih rendah.
waktu, jenis kredit dibedakan Misalnya kredit modal
menjadi: perdagangan, industri dan
a. Jangka pendek (short term sektor lainnya.
credit), apabila tenggang b. Jarak menengah
waktu yang diberikan bank (intermediate term credit),
kepada nasabahnya untuk apabila kredit yang
melunasi pinjaman tidak diberikan berjangka waktu
lebih dari satu tahun. lebih dari satu tahun
Kredit jangka pendek sampai tiga tahun.
diberikan untuk memenuhi Misalnya kredit investasi
kebutuhan nasabah/ untuk pembelian
perusahaan akan kendaraan, KMK untuk
kebutuhan pembiayaan konstruksi.
jangka pendek dalam c. Jangka Panjang (long term
menjalankan aktifitas credit), apabila jangka
produksi dan bisnis waktu pengembalian

29
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

pinjaman yang diberikan dikeluarkan perusahaan sehubungan


lebih dari 3 tahun. Makin dengan penyelesaian administrasi
besar investasinya, makin kredit bank. Besarnya biaya
panjang jangka waktu penyusutan antara lain ditentukan
pembayarannya. Kredit dengan masa manfaat dan metode
jangka menengah dan penyusutan yang telah ditetapkan
panjang diberikan untuk oleh peraturan perpajakan.
memenuhi kebutuhan
nasabah / perusahaan Sewa Guna Usaha (leasing)
dalam membangun bisnis Secara umum leasing artinya
perusahaan, pembaruan equipment funding, yaitu
secara teknis, aktifitas pembiayaan peralatan atau barang
produksi produk baru, modal untuk digunakan pada proses
pembelian tempat, teknik produksi suatu perusahaan baik
konstruksi, pembelian secara langsung mauoun tidak
Peralatan teknologi dan langsung. Menurut Surat Keputusan
instalasi, aktifitas investasi Tiga Menteri (menteri keuangan,
dan lainnya. Misalnya perdagangan dan perindustrian)
kredit investasi untuk menyatakan bahwa Leasing ialah
pembangunan pabrik, kegiatan pembiayaan perusahaan
hotel, dan jalan tol. dalam bentuk penyediaan barang-
barang modal untuk digunakan oleh
Apabila perusahaan melakukan suatu perusahaan untuk jangk waktu
pembiayaan aset tetap atau barang tertentu berdasarkan pembayaran-
modal melalui kredit bank, maka pebayran secara berkala disertai
jumlah yang dapat dibebankan dengan hak pilih (optie) bagi
sebagai biaya dalam rangka peusahaan tersebut untuk membeli
menghitung penghasilan kena pajak barang modal yang bersangkutan
adalah sebesar penyusutan aset tetap, atau memperpanjang jangka waktu
biaya bunga atas pinjaman pada leasing berdasarkan nilai sisa yang
bank, ditambah biaya-biaya yang telah disepakati bersama.

30
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

ditambah dengan nilai sisa


Jenis Sewa Guna Usaha (leasing) objek leasing (barang
Sewa guna usaha (leasing) dapat modal) harus dapat
dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: menutup harga perolehan
1. Sewa guna usaha (leasing) barang modal dan
dengan hak opsi (finance keuntungan lessor.
lease / capital lease) adalah b. Masa SGU sekurang-
sewa guna usaha (leasing) di kurangnya selama 2 (dua)
mana penyewa (lessee) pada tahun untuk barang modal
akhir masa kontrak golongan I, 3 (tiga) tahun
mempunyai hak opsi untuk untuk barang modal
membeli objek sewa guna golongan II dan III, dan 7
usaha (leasing) berdasarkan (tujuh) tahun untuk
nilai sisa yang disepakati. golongan bangunan.
Kendati undang-undang Penggolongan tersebut
nomor 7 tahun 1983 tentang ditetapkan berdasarkan
pajak penghasilan telah ketentuan pasal 11 UUPPh
diubah terakhir dengan 1984.
undang-undang nomor 36 c. Perjanjian SGU
tahun 2008, menurut KMK- menyuratkan opsi bagi
1169/KMK.01/1991 jo SE- lessee. Walaupun dalam
29/PJ.42/1992, Kegiatan pembukuan lessor dan
SGU dengan hak opsi lessee telah membukukan
(finance lease) ditetapkan leasing sebagai finance
sebagai kegiatan usaha lease, namun jika dalam
lembaga keuangan lainnya. kenyataannya masa SGU
Termasuk sebagai SGU lebih pendek dari jangka
dengan hak opsi jika waktu minimum dimaksud
memenuhi 3 (tiga) kriteria, nantinya maka
yaitu: pemajakannya
a. Jumlah pembayaran SGU dipersamakan dengan
selama masa SGU pertama operating lease, kecuali

31
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

terjadi terminasi dini manfaat dari sewa guna usaha


karena force majeur, gagal (leasing) dalam pembiayaan aset
bayar, dan alasan ekonomi tetap, diantaranya:
(SE-10/PJ.42/1994). Atas 1.Menghemat modal
harta yang diSGUkan Penggunaan sistem leasing
dengan yang tidak, baik memungkinkan lessee
lessor maupun lessee menghemat modal kerja.
harus menyelenggarakan Untuk memulai usaha,
pencatatan terpisah. lessee tidak perlu
menyediakan dana dalam
2. Sewa guna usaha (leasing) jumlah yang besar untuk
tanpa hak opsi (operating menyiapkan barang-barang
lease) adalah sewa guna modal. Dana yang tersedia
usaha (leasing) dimana dapat dialokasikan untuk
penyewa (lessee) pada kebutuhan lain yang lebih
akhir masa kontrak tidak urgent.
mempunyai hak opsi untuk 2.Diverifikasi sumber-sumber
membeli objek sewa guna pembiayaan
usaha (leasing) tersebut.
Adanya sumber pembiayaan
selain dari bank akan
Menurut KMK-1169/KMK.01/1991
memberikan keleluasaan
jo SE-29/PJ.42/1992, leasing
dari alternatif untuk
termasuk SGU tanpa hak opsi jika
membiayai usahanya tanpa
memenuhi dua kriteria di mana
khawatir adanya
jumlah pembayaran SGU selama
kebijaksanaan yang akan
masa SGU pertama tidak dapat
membahayakan kelanjutan
menutupi harga perolehan objek
usahanya.
leasing ditambah keuntungan yang
3.Persyaratan yang kurang
diperhitungkan lessor. Perjanjian
ketat dan lebih fleksibel
SGU tidak mencantumkan ketentuan
opsi bagi lessee. Adapun beberapa

32
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Perjanjian leasing tidak laporan keuangan fiskal pada tahun


sekaku dan seketat dalam yang bersangkutan, sedangkan untuk
perbankan, meskipun biaya penyusutannya, belum boleh
lessor tetap diakui oleh pihak lessee (perusahaan)
mempertimbangkan resiko selama masa sewa guna usaha
yang biasanya dilakukan (leasing). Biaya penyusutan boleh
melalui pricing dari suatu diakui jika aset telah diambil alih
kontrak leasing dengan oleh lessee (perusahaan) dengan
penyesuaian atas membayar nilai hak opsi, lalu aset
keuntungan-keuntungan tetap tersebut baru dapat di susutkan
yang diinginkan. sesuai dengan metode dan umur
ekonomis yang telah ditetapkan oleh
Untuk pembiayaan dengan cara sewa peraturan perpajakan yang berlaku.
guna usaha (leasing), semua biaya Penentuan besarnya angsuran sewa
yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam menentukannya di mana
untuk membayar sewa guna usaha untuk setiap periode menggunakan
(leasing) dapat dibiayakan pada rumus sebagai berikut:

(HP – NS) + [(HP x i) n]


Pmt :
n

Keterangan :
Pmt = Besarnya sewa tiap periode
HP = Nilai awal kontrak
NS = Taksiran nilai sisa
I = Tingkat suku bunga
N = Banyaknya transaksi sewa guna usaha

Penentuan nilai awal kontrak atau merupakan harga final yang telah
harga perolehan harus diketahui dinegosiasikan antara lessor dan
sebelum menghitung angsuran lessee yang termuat dalam perjanjian
sebagai dasar perhitungan pada sewa sewa guna usaha. Angsuran bunga
guna usaha ini. Nilai awal tersebut dihitung berdasarkan pada nilai sisa

33
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

yang dihitung dari harga perolehan diatas dan dikurangi dengan


setelah dikurangi nilai residu. angsuran bunga, yang dihitung sesuai
Penentuan bunga angsuran dengan tingkat bunga yang telah
menggunakan rumus antara lain ditetapkan. Secara umum penentuan
angsuran bunga = Tingkat suku pokok angsuran menggunakan
bunga x Nilai kontrak sewa. rumus:
Angsuran pokok dihitung dari
angsuran sewa berdasarkan rumus

Angsuran pokok = Angsuran sewa – Angsuran bunga

Keputusan Menteri Keuangan Pembayaran sewa minimum


Nomor 1169/KMK.01/1991, tentang merupakan pembayaran yang
kegiatan sewa guna usaha merupakan kewajiban lessee yang
digolongkan sebagai sewa guna harus dilaksanakan atau diharapkan
usaha dengan hak opsi apabila dapat dapat terlaksana dalam hubungannya
dikatakan memenuhi semua kriteria dengan aset sewa guna usaha.
apabila jumlah pembayaran sewa Dinyatakan dengan rumus:
guna usaha pertama ditambah Pembayaran sewa minimum =
dengan nilai sisa barang modal, Angsuran sewa x Jangka waktu
harus dapat menutup harga perolehan sewa. Penyusutan aset tetap
barang modal dan keuntungan lessor menggunakan metode penyusutan
Dan masa sewa guna usaha garis lurus, dimana beban
ditetapkan sekurang-kurangnya 2 penyusutan periodik sepanjang masa
(dua) tahun untuk barang modal pemakaian aset tetap adalah sama
golongan I, 3 (tiga) tahun untuk besarnya. Adapun rumus untuk
barang modal golongan II dan III dan menghitung penyusutan adalah:
7 (tujuh) tahun untuk golongan
bangunan.

34
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Penyusutan : Harga perolehan aset – Nilai residu


Umur ekonomis aset

METODE PENELITIAN dan kegiatan umum perusahaan,


Agar suatu objek penelitian sesuai sedangkan data kuantitatif di mana
dengan tema penelitian masalah data yang diperoleh dalam
maka objek penelitian harus dipilih perusahaan ini adalah data
dan dianalisis secara relevan. Objek pengadaan mesin potong produksi
penelitian dalam penulisan ini adalah dengan tipe mesin potong vertika dan
sistem pengadaan mesin potong busa horisontal. Teknik analisis data yang
untuk pembuatan matras tahun 2017. digunakan dalam membahas
Sedangkan metode penelitian yang permasalahan ini adalah penelitian
digunakan dalam penelitian ini studi kasus guna menjelaskan dan
adalah metode deskriptif dengan memahami obyek yang diteliti secara
jenis penelitian studi kasus, yaitu khusus sebagai suatu ‘kasus’. Dalam
membandingkan pengadaan suatu penilitian ini, metode penelitian studi
aset tetap (mesin produksi) dengan kasus digunakan untuk
pembiayaan sewa guna usaha dan menggambarkan perbandingan
kredit bank pada PT. Duta Abadi pembiayaan barang modal antara
Primantara. Data adalah semua fakta sewaguna usaha dengan pinjaman
dan angka yang relatif dapat bank dan kaitannya dengan biaya
dijadikan bahan untuk menyusun pajak pada PT. Duta Abadi
informas. Kegunaan data adalah Primantara. Dari data yang telah
untuk mengetahui dan memperoleh dikumpulkan akan dilakukan
gambaran mengenai suatu keadaan. pembandingan pembiayaan leasing
Adapun jenis data dan sumber data dan kredit bank. Untuk kasus ini PT.
yang dapat digunakan dalam Duta Abadi Primantara sebelumnya
penelitian ini dengan menggunakan menggunakan leasing, kemudian
data kualitatif di mana data ini akan dilakukan pembandingan dalam
adalah data yng dicatat bukan dengan pembiayaan untuk membandingkan
angka-angka, tetapi menggunakan berapa besar keuntungan yang
klarifikasi-klarifikasi seperti sejarah diperoleh jika perusahaan

35
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

menggunakan pembiyaan kredit bank dapat menemukan yang mana


baik ditinjau dari sisi komersial pembiayaan yang paling efisien
maupun dari sisi pajak sehingga untuk PT. Duta Abadi Primantara.

HASIL PENELITIAN DAN dengan teknis pelaksanaan sewa


PEMBAHASAN guna usaha langsung (direct lease).
Sewa guna usaha PT. duta abadi Berikut ini daftar mesin PT. duta
primantara adalah sewa guna usaha abadi primantara secara capital lease
dengan hak opsi (capital lease) pada tahun 2017

Tabel 2 Daftar Aset Tetap Sewa Guna Usaha

Pihak-pihak yang terlibat dalam 900.000.000. untuk tingkat suku


transaksi sewa guna usaha (leasing) bunga tetap (flat) sebesar 7,5% per
tersebut adalah pihak pertama tahun sedangkan untuk nilai sisa
(Lessor) PT. Orix Indonesia Finance sebesar Rp 50.000.000. untuk PPN
sedangkan pihak kedua (Lessee) dikenakan sebesar 10% dari harga
adalah PT. Duta Abadi Primantara jual mesin. Lessee mempunyai hak
dalam transaksinya yaitu berupa 1 opsi untuk membeli mesin sebesar
unit mesin potong busa vertikal nilai sisa pada akhir masa sewa.
(Vertical Cutting). Transaksi Berdasarkan perhitungan biaya-biaya
dilakukan pada tanggal 12 agustus komersial dengan menggunakan
2017 dengan jangka waktu 3 (Tiga) pembiayaan leasing dalam kurun
tahun. Di mana Harga Mesin waktu 10 tahun, seperti tabel
450.000.000 x 2 unit = dibawah ini:

36
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Tabel. 3 Tabel Perhitungan Biaya Komersial

Dari tabel diatas beban penyusutan perusahaan juga menanggung biaya


flat senilai Rp. 85,000,000 per tahun bunga. PT. Orix Indonesia Finance
untuk mesin potong vertikal dan Rp. sebagai lessor memberikan suku
118,000,000 per tahun untuk potong bunga sebesar 7,5% per annum.
horizontal. Di mana dalam hal ini Mesin potong vertikal memiliki
perusahaan menggunakan metode harga perolehan sebesar Rp.
penyusutan garis lurus selama 10 900,000,000 dengan nilai sisa yang
tahun untuk kelas asset mesin dengan disepakati sebesar Rp. 50,000,000
nilai reidu masing-masing Rp. sehingga perusahaan dibebankan
50,000,000 untuk mesin potong biaya bunga sebesar Rp. 67,500,000
vertical dan Rp. 70,000,000 untuk per tahun selama 3 tahun. Untuk
mesin potong horizontal. Jadi total mesin potong horizontal memiliki
biaya penyusutan untuk kedua mesin harga perolehan sebesar Rp.
selama 10 tahun adalah sebesar Rp. 1,250,000,000 dengan nilai sisa yang
2,030,000,000, dimana setiap tahun disepakati sebesar Rp. 70,000,000
perusahaan menanggung biaya sehingga perusahaan dibebankan
sebesar Rp. 203,000,000 untuk kedua biaya bunga sebesar Rp. 93,750,000
penyusutan mesin tersebut. Selain selama 3 tahun. Dalam peraturan
menanggung biaya penyusutan, perpajakan, dalam aktivitas sewa

37
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

guna usaha perusahaan tidak tersebut. Dari hasil perhitungan di


diperkenankan untuk melakukan atas dapat dibuat sebuah diferensiasi
penyusutan atas aset tetap yang antara sewa guna usaha dengan
masih dalam proses sewa guna usaha kredit bank dalam kaitannya dengan
sampai perusahaan menggunakan biaya yang diakui oleh fiskus.Berikut
hak opsi untuk membeli aset adalah tabel perbandingannya.

Tabel. 4 Tabel Perbandingan Sewa Guna Usaha dengan Kredit Bank

Dari tabel diatas kredit bank mengkonsumsi biaya sebesar Rp.


menjunjukan hasil yang lebih baik 2,633,750,000 sedangkan jika
jika dibandingkan dengan sewa guna perusahaan menggunakan fasilitas
usaha, dimana dalam kredit bank kredit bank biaya yang dikeluarkan
menunjukan biaya yang lebih hemat hanya sebesar Rp. 2,563,096,426.
dan terjadi pembagian biaya yang Sehingga perusahaan akan
relatif stabil untuk setiap tahunnya, menghemat biaya sebesar Rp.
sedangkan hal ini tidak terjadi pada 70,653,574. Kemudian kaitannya
sewa guna usaha. Total biaya dalam dengan perpajakan, jika diasumsikan
kredit bank untuk tiga tahun pertama tarif pajak yang berlaku di Indonesia
cenderung lebih kecil dibandingkan adalah sebesar 25% dari laba fiskal,
dengan sewa guna usaha, namun maka untuk tiga tahun pertama
untuk tahun-tahun berikutnya terjadi dalam aktivitas kredit bank
sebaliknya. Total sewa guna usaha perusahaan harus membayar pajak

38
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

lebh mahal Rp. 143,333,562, Rp. menggunakan kredit bank, pajak


66,463,823 dan Rp. 95,053,509 yang dibayar oleh perusahaan lebih
untuk tahun pertama sampai ke-3. besar Rp. 17,663,393 daripada
Dalam kredit bank untuk tahun ke-4 menggunakan Sewa guna usaha.
sampai dengan tahun ke-8 Dengan demikian secara keseluruhan
perusahaan akan mampu melakukan perusahaan akan mampu menghemat
penghematan pajak dengan masng- biaya dalam pengadaan mesin-mesin
masing bernilai Rp. 59,687,500, produksi, dari sisi biaya diluar pajak
namun angka ini merupakan “hasil perusahaan mampu menghemat
kompensasi” dari tiga tahun pertama. biaya sebesar Rp. 70,653,574, namun
Sedangkan untuk tahun ke-9 sampai dalam hal perpajakan perusahaan
dengan tahun ke 11 perusahaan harus membayar pajak lebih mahal
kembali harus melakukan sebesar Rp. 17,663,393, sehingga
pembayaran pajak lebih besar secara keseluruhan perusahaan masih
dibandungkan dengan menggunakan dapat menghemat biaya sebesar Rp.
sewa guna usaha, masing-masng 52,990,180.
sebeasar Rp. 3,750,000. Secara
keseluruhan jika perusahaan

KESIMPULAN mempunyai keuntungan


Berdasarkan hasil penelitian yang dan kerugian yang berbeda.
telah dilakukan, maka didapatkan 2. Pada pembiayaan sewa
kesimpulan sebagai berikut: guna usaha dalam segi
1. Pada proses pembiayaan komersial, beban
pengadaan barang pada PT. penyusutan yang
Duta Abadi Primantara dibebankan ke perusahaan
terdapat dua pilihan terhitung pada saat
pembiayaan diantaranya pembayaran pertama
adalah pembiayaan sewa sampai tahun kesepuluh.
guna usaha dan kredit Namun pada perhitungan
bank. Namun pada 3. Segi fiskal beban
pembiayaan tersebut penyusutan di mana yang

39
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

dibebankan ke perusahaan fiskal kelompok II dengan


setelah masa angsuran beban penyusutan selama 8
barang tersebut telah habis, tahun, beban penyusutan
beban penyusutan yang yang terhitung yaitu selama
terhitung yaitu selama 8 8 (delapan) tahun.
(delapan) tahun.
4. Pada pembiayaan kredit Sedangkan dari hasil penelitian yang
bank dalam segi komersial, telah dilaksanakan ini, penulis
beban penyusutan yang menyarankan untuk para peneliti
dibebankan ke perusahaan selanjutnya untuk dapat
terhitung pada saat membandingkan pembiayaan aset
pembayaran pertama lebih dari satu perusahaan sewa guna
sampai tahun kesepuluh usaha dan kredit dari berbagai bank
sama dengan pembiayaan agar bisa menambah referensi
dengan sewa guna usaha. terhadap penelitian yang telah dibuat.
Namun pada perhitungan Dari penelitian yang dilakukan oeh
segi fiskal beban penulis, untuk pembiayaan aset pada
penyusutan yang PT. Duta Abadi Primantara
dibebankan ke perusahaan disarankan untuk menggunakan
dari awal masa angsuran kredit bank yang lebih efisien dan
barang tersebut sampai reltif lebih stabil untuk setiap
tahun kedelapan sesuai tahunnya dalam pembayaran pajak
dengan kebijakan pajak penghasilan.

DAFTAR PUSTAKA
Giri E. F. 2012. Akuntansi Keuangan
Menengah 1. Jogjakarta: UPP
STIM YKPN. Penghasilan. Jakarta: Bee Media
Gunadi. 2013. Panduan Indonesia.
Komprehensif Pajak

40
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Hery dan Lekok. 2011. Akuntansi Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012.


Keuangan Menengah 2. Standar Akuntansi Keuangan.
Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Juan dan Wahyuni. 2012. Panduan Soepriyanto, Gatot. 2010. Pengantar
Praktis Standar Akuntansi Akuntansi, Buku Dua.
Keuangan. Jakarta: Salemba Jakarta: Salemba Empat.
Empat. Waluyo. 2010. Akuntansi
Kasmir. 2012. Pengantar Akuntansi. Perpajakan. Buku Satu Edisi
Jakarta: PT Rajawali Sembilan. Jakarta: Salemba
Grasindo Persada. Empat.
Samryn. L. M. 2011. Pengantar Waluyo. 2013. Perpajakan
Akuntansi. Jakarta: Raja Indonesia. Edisi Revisi.
Grafindo Persada. Jakarta: Salemba Empat.

41
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG TERHADAP PENAGIHAN


PIUTANG ARUS KAS PT.COWELL DEVELOPMENT TBK

Agustin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
[email protected]

ABSTRACT
This study aims to analyze the control of receivables on the collection of cash
flow receivables at PT.Cowell Development Tbk. The data analysis technique
used in this research is descriptive qualitative method. Qualitative descriptive
analysis is a data analysis technique that is done by collecting data, clarifying
data, explaining and analyzing so that it provides information and images that
are appropriate to the problem being faced or researched. Sources of data in the
study used are secondary data sources and primary data. From the results of the
study show that the control of receivables is the billing process with a long time to
the bills that are due. PT. Cowell Development Tbk must be more active in the
collection of receivables so that the balance of the amount of receivables is not
too large so that it will affect the effectiveness of cash flow.

Keywords: Control of Receivables, Collection of Cash Flow Receivables

PENDAHULUAN besar yang dapat merugikan


perusahaan. Manajemen piutang
Seiring dengan bertambah pesatnya
memiliki peranan yang sangat
pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
penting kaitannya terhadap penilaian
banyak berdirinya berbagai jenis
piutang, pencatatan piutang dan
perusahaan mulai dari skala kecil
prosedur piutang sehingga dapat
hinga berskala besar baik itu
memberikan gambaran tentang
perusahaan jasa, perusahaan dagang
untung ruginya di laksanakan dari
maupun perusahaan manufaktur.
jumlah piutang dan tingkat
Piutang merupakan modal kerja yang
perputaran piutang yang dapat
diharapkan dapat memberikan
mengantispasi, memperkecil atau
tambahan penghasilan dan laba, oleh
bahkan menghilangkan resiko yang
sebab itu adanya piutang
akan mungkin terjadi dari piutang.
memerlukan analisis yang cukup
Menurut Syukur (2015) piutang

42
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

adalah adanya piutang timbul karena Tbk merupakan salah satu


adanya pengakuan kepada pihak lain pengembangan kawasan residensial
di waktu sebelumnya dalam bentuk dan bangunan komersial terdepan di
uang, barang, jasa atau dalam bentuk Indonesia. Untuk mendukung
piutang usaha yang harus dilakukan kegiatan perusahaan dalam
penagihan (collect) pada tanggal meningkatkan laba PT. Cowell
jatuh temponya. Piutang usaha Development Tbk banyak melakukan
merupakan tagihan yang terjadi perubahan dari administrasi proses
karena adanya penjualan barang, pengiriman tagihan yang secara
jasa, atau penjualan aktiva lainnya manual diubah dengan menggunakan
yang dilakukan secara kredit dengan sistem untuk mempermudah atau
demikian dapat menimbulkan mempercepat proses kerja dalam
terjadinya piutang. Besar kecilnya pengiriman tagihan kepada customer
jumlah piutang berpengaruh terhadap untuk menghindari keterlambatan
efektivitas arus kas. Menurut pembayaran yang dapat
Downes (2006) arus kas adalah menimbulkan piutang dan akan
proses penerimaan dan pengeluaran berpengaruh terhadap efektivitas arus
kas dari semua kegiatan perusahaan, kas perusahaan. Berikut daftar saldo
kegiatan pembiayaan atau pendanaan piutang pada PT.Cowell
dalam kas suatu perusahaan selama Development Tbk selama tahun 2015
periode. PT Cowell Development sampai dengan 2017 sebagai berikut:

Tabel 1 Daftar Saldo Piutang Pada PT.Cowell Development Tbk


Tahun Saldo Piutang Saldo Kas
2015 20,128,736,490 49,380,689,764
2016 26,177,729,544 21,186,936,762
2017 115,331,236,951 28,855,932,186

Dari data diatas menunjukan bahwa Jika dilihat dari data di atas adanya
saldo piutang mengalami kenaikan kenaikan saldo piutang dan apabila
dari tahun 2015 sampai dengan tahun saldo piutang bertambah besar maka
2017, saldo kas dan setara kas akan berpengaruh terhadap jumlah
mengalami penurunan dari tahun saldo kas. Pengelompokan piutang
2015 sampai dengan tahun 2017. ke dalam kategori yang berdasarkan

43
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

tanggal jatuh tempo piutang. penagihannya lebih dari satu tahun


Karakteristik umur piutang disini atau siklus usaha normal harus
dapat dikelompokan menjadi bagian: diungkapkan dalam catatan atau
belum jatuh tempo, telah jatuh tempo laporan keuangan. Berdasarkan
0-60 hari, telah jatuh tempo 61-90 uraian diatas, peneliti tertarik untuk
hari, telah jatuh tempo diatas 91 hari. melakukan penelitian tentang sistem
Lamanya umur piutang yang telah pengelolaan piutang pada PT. Cowell
jatuh tempo merupakan lamanya hari Developmeny Tbk dan adapun
mulai saat piutang tersebut jatuh rumusan masalah yang dibahas
tempo hingga laporan umur piutang dalam tulisan ini antara lain:
(aging account receivable). Piutang 1. Tindakan apa yang dilakukan
usaha diharapkan dapat tertagih perusahaan dalam mengelola
dalam satu tahun atau siklus usaha piutang?
normal dikelompokan sebagai aktiva 2. Apakah pengelolaan terhadap
lancar. Perusahaan menganggap piutang telah dilaksanakan
seluru piutang usaha baik status dengan baik?
piutang itu lancar dan tidak lancar, 3. Kenapa jumlah piutang yang
tetap diakui sebagai aktiva lancar. tak tertagih mengalami
Dengan demikian jumlah piutang kenaikan?
usaha yang jangka waktu

TELAAH LITERATUR pihak lain. Menurut Soemarso (2002)


Menurut Martani (2012) piutang piutang adalah adanya pengakuan
adalah suatu pengakuan piuang di hak terhadap pihak lain atau
perusahaan terhadap pihak lain. perusahaan untuk meminta hak
Piutang usaha dapat berupa tagihan pembayarannya dalam bentuk uang
yang timbul karena adanya penjualan ataupun penyerahan harta atau jasa
barang dagang, jasa atau penjualan lainnya kepada pihak dengan siapa
harta lainnya yang dilakukan secara dia berkepentingan. Menurut Munir
kredit dan transaksi lain yang dapat (2005) piutang adalah perusahaan
menimbulkan pengakuan kepada memiliki hak penagihan piutang

44
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

terhadap pihak lain yang menjadi Receivable)


pihak yang tertunggak dan berharap Piutang lain-lain pada
pembayaran dari mereka agar dapat dasarnya dikelompokan dan
memenuhi kewajibannya terhadap dilaporkan secara terpisah
perusahaan. Jenis-jenis piutang dapat didalam neraca contohnya
dibagi menjadi 3 bagian yaitu: piutang bunga, piutang
1. Piutang Usaha (Account deviden (tagihan kepada
Receivable) investee sebagai hasil atas
Jumlah atau nominal yang investasi dalam perusahaan),
akan ditagihkan kepada piutang pajak (tagihan
customer atas pembayaran perusahaan kepadda pihak
yang dilakukan secara pemerintah berupa
bertahap (dicicil). Piutang pengembalian atas kelebihan
usaha yang jatuh tempo pembayaran pajak
kurang dari 30 hari atau 60 perusahaan) dan tagihan
hari biasanya dapat ditagih kepada karyawan perusahaan.
dengan waktu relatif cepat, Piutang dikatakan aset lancar
dengan demikian di catat yaitu apabila piutang tersebut
dalam pembukuan bahwa dapat ditagihkan dalam waktu
piutang usaha dikelompokan satu tahun.
dalam neraca menjadi sebagai Sebuah perusahaan dalam
aset lancar (current asset). menjalankan operasional perusahaan
2. Piutang Wesel (Notes salah satunya adalah resiko piutang
Receivalbe) customer yang tidak dapat di
Tagihan perusahaan kepada tagihkan. Dalam akuntansi,
pembuat wesel. Pihak wesel timbulnya piutang tak tertagih.
yang berhutang kepada Menurut Zaki Baridwan (2004)
perusahaan melalui piutang usaha adalah piutang yang
pembayaran barang atau jasa sudah tidak dapat ditagihkan kepada
secara kredit maupun melalui pihak yang bersangkutan contohnya
pinjaman sejumlah uang. customer bangkrut, meninggal, pailit
3. Piutang Lain-lain (Other atau lain-lainnya sehingga piutang

45
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

tersebut harus dihapuskan dan tersebut telah melewati jadwal jatuh


piutang tersebut menjadi biaya bagi tempo tagihan. Prosedur pencatatan
perusahaan. Resiko yang terjadi piutang bertujuan untuk mencatat
dalam piutang usaha dalam suatu mutasi piutang perusahaan kepada
perusahaan diantaranya resiko tidak setiap customer. Mutasi piutang
dibayarkannya seluruh piutang untuk disebabkan oleh transaksi
perusahaan adalah resiko yang paling pembayaran secara kredit,
berat yang harus diterima perusahaan penerimaan kas dari customer dan
karena tagihan yang telah sesuai penghapusan piutang. Informasi
dengan yang direncanakan dan mengenai piutang yang dilaporkan
disusun untuk diterima dimasa yang kepada manajemen sebagai berikut:
akan datang ternyata tidak dapat 1. Saldo piutang setiap
diterima kembali sebagai kas atau customer
sebagai pendapatan perusahaan. Pernyataan ini memberikan
Resiko yang tidak dibayarkan informasi tentang berapa
sebagai piutang untuk perusahaan banyak saldo piutang yang
adalah resiko yang lebih mudah dimiliki oleh customer
dibandingkan resiko tidak 2. Riwayat pelunasan piutang
dibayarkan seluruh piutangnya setiap customer
karena sebagian dari jumlah piutang Pernyataan ini memberikan
tersebut telah diterima oleh informasi atas riwayat
perusahaan menjadi kas atau pelunasan setiap customer
pendapatan. Resiko keterlambatan atas pelunasan tagihan yang
pelunasan untuk perusahaan adalah pernah dimiliki atau tagihan
resiko yang lebih mudah dari resiko yang tertunggak.
tidak dibayarkan sebagai piutang 3. Umur piutang setiap
tetapi bukan berarti tidak customer.
mempengaruhi keadaan didalam Pernyataan ini memberikan
perusahaan karena dalam waktu yang informasi tentang umur
tidak lama terbukti bahwa adanya piutang atas setiap customer
pemasukan dari pembayaran tagihan untuk kedepannya agar setiap

46
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

customer tidak memiliki penyewa atau customer untu


umur piutang yang panjang ditindaklanjuti atas kewajiban
atau yang lama. penyewa bekum melakukan
kewajibannya untuk melunasi
Beberapa teknik yang dapat tagihan yang sudah jatuh
digunakan untuk meningkatkan tempo.
penagihan terhadap piutang yang
jatuh tempo. Teknik-teknik Perputaran piutang usaha didalam
penagihannya sebagai berikut: perusahaan menjadi tolak ukur untuk
1. Follow-up by Telepon dapat menganalisa atas piutang agar
Apabila customer belum piutang tersebut dapat berubah
melakukan pembayaran atas menjasi kas. Adanya piutang usaha
tagihan yang sudah jatuh karena terjadinya pembayaran yang
tempo maka dilakkan follow- dilakukan secara kredit yang
up by telepon karena untuk mengakibatkan adanya piutang tak
reminder customer agar tertagihh sesuai dengan demikian di
segera melakukan kelompokan dalam daftar piutang tak
pembayaran atas tagihan tertagih sesuai dengan lamanya
yang sudah jatuh tempo. masing-masing. Nilai dari perputaran
2. Surat peringatan piutang usaha tergantung dari cara
Apabila customer belum penagihan piutang apabila dalam
melakukan pembayarannya penagihan piutang lama makan lama
maka dalam waktu telat 1 juga piutang tersebut menjadi kas.
bulan, akan dikeluarkan surat Menurut Bambang Riyanto (2004)
peringatan atas tagihan yang Perputaran piutang usaha adalah
sudah jatuh tempo. dimana pada saat kas dikeluarkan
3. Mendatangi langsung untuk mendapatkan persediaan, lalu
penyewa atau customer kemudian persediaan dijual secara
Apabila customer masih kredit sehingga mengakibatkan
belum melakukan kewajiban terjadinya piutang dan piutang
melakukan pembayaran berubah menjadi kas pada saat
makan dilakukan mendatangi penerimaan pelunasan piutang dari

47
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

customer. Semakin cepat perputaran perputaran piuang usaha (receivable


piutang usaha dalam perusahaan, turnover ratio) perputaran piutang
maka semakin efektif perusahaan usaha menunjukan beberapa kali
dalam mengelola piutang usahanya. piutang usaha perusahaan berputar
Likuiditas dari piutang usaha yang dalam satu tahun. Perputaran piutang
dapat diketahui melalui analisis rasio usaha dapat dihitung dengan rumus:

Penjualan Pada Kredit Bersih


Perputaran Piutang Usaha=
Saldo Rata−Rata Piutang Usaha

Untuk menghitung rata-rata piutang sebagai berikut :


usaha maka dapat dirumuskan

Saldo Awal PiutangUsaha+ Saldo Akhir PiutangUsaha


2

Semakin besar perputaran piutang lambat bisa disebabkan


usaha berarti semakin cepat karena kinerja bagian
pengembalian piutang usaha penagihan kurang bagus atau
tersebut, perputaran piutang usaha customer mengulur waktu
menunjukan beberapa penjabaran, dari tanggal jatuh tempo.
yaitu: 3. Jika perusahaan memiliki
1. Jumlah modal yang kebijakan pembayaran secara
diinvestasikan dalam bentuk kredit satu bulan tetapi
piutang usaha sebelum dana perputaran piutang usaha
berubah menjadi bentuk tunai menunjukan angka kredit dua
atau kas. Semakin cepat atau tiga bulan, kemungkinan
perputaran piutang usahaakan masalah terletak pada
semakin sedikit pula dana pelanggan yang tidak mampu
yang diinvestasikan dalam atau tidak mau membayar.
piutang usaha. 4. Rata-rata jangka waktu
2. Bila perputaran piutang usaha penagihan menunjukan rata-

48
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

rata waktu yang diperlukan tertentu. Rata-rata jangka


untuk mengumpulkan piutang waktu penagihan dapat
usaha dalam suatu periode dihitung dengan rumus:

360 hari atau(1 Tahun)


Perputaran PiutangUsaha

Menurut Sodikin dan Riyono (2014) penyalahgunaan kecuali jika dijaga


kas atau dikatakan cash adalah uang dengan memadai. Apabila
kertas dan uang logam dan sebagai perusahaan dapat menerapkan
alat pembayaran lainnya yang pengendalian internalyang efektif,
disamakan dengan uang tunai. Uang perusahaan dapat mengurangi
memiliki karakteristik untuk peluang terjadinya pencurian,
dialihkan atau dipindah tangankan, kerugian atau kesalahan yang tidak
maka kas merupakan aktiva yang disengaja dalam akuntansi dan
cenderung disalah gunakan. Di pengendalian kas. Maka dapat ditarik
samping itu, banyak transaksi dari kesimpulan bahwa kas merupakan
secara langsung atau tidak aset berbentuk uang maupun bukan
mempengaruhi penerimaan atau uang yang dapat digunakan untuk
pembayaran kas. Perusahaan harus membayar kewajiban perusahaan
merancang kas serta wewenang serta merupakan aset yang paling
pengendalian terhadap transaksi kas. likuid atau paling lancar. Arus kas
Menurut Baridwan (2008) kas adalah (cash flow) adalah suatu laporan
sebagai alat pertukaran yang dapat keuangan yang meliputi pengaruh
diterima untuk pelunasan utang dan kas dari kegiatan operasional
dapat diterima juga sebagai suatu perusahaan, adanya kegiatan
setoran atau kegiatan ke bank dengan pembiayaan perusahaan atau
jumlah sebesar nominal yang akan pendanaan perusahaan dalam kas dan
disetor di bank dan melakukan dalam perusahaan selama satu
simpanan uang dibank yang dapat periode. Laporan arus kas merupakan
diambil setiap waktu. Kas adalah dari mana uang kas diperoleh
harta yang paling likuid, kas sangat perusahaan dan bagaimana mereka
mudah menjadi objek mengelola arus kas tersebut. Laporan

49
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

arus kas merupakan rangkuman dari penerimaan bunga atas


penerimaan kas dan pengeluaran kas pinjaman dan dividen atas
perusahaan selama periode tertentu investasi saham. Arus kas
(satu tahun pembukuan). Laporan operasional meliputi
arus kas memberikan informasi yang pembayaran terhadap
relevan tentang penerimaan dan pemasok dan karyawan, serta
pengeluaran kas dari perusahaan dari pembayaran bunga dan pajak.
suatu periode tertentu dengan 2. Aktivitas Investasi
mengklarifikasikan transaksi Aktivitas investasi
berdasarkan pada kegiatan perusahaan dalam alokasi
pendanaan. Laporan arus kas terdiri dana kedalam bentuk aktiva
dari 3 aktivitas yaitu : tetap. Contohnya dengan
1. Aktivitas Operasional pembelian aktiva tetap yang
Aktivitas operasional masa pakainya lebih dari satu
menimbulkan pendapatan dan tahun.
beban dari operasional utama 3. Aktivitas Pendanaan
suatu perusahaan karena Aktivitas pendaan
aktifitas operasional perusaahaan dalam mencari
mempengaruhi laba rugi tambahan modal usaha dalam
suatu perusahaan, yang pengembangan perusahaan
dilaporkan dengan dasar tersebut.
penerimaan dan pengeluaran
atau dicatat ketika transaksi Perusahaan dalam kegiatan bisnisnya
terjadi, sedangkan laporan akan ada customer yang melakukan
arus kas melaporkan pembayarannya secara kredit, maka
dampaknya terhadap kas. perlu adanya suatu efektifitas dalam
Arus masuk kas terbesar dari arus kas. Artinya, penerimaan atau
operasional berasal dari pengeluaran kas perusahaan harus
pengumpulan kas dari benar-benar sesuai dengan kegiatan
customer. Arus masuk yang bisnis yang dijalankan dalam
kurang penting adalah perusahaan. Proses dalam penagihan

50
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

ke customer bisa berpengaruh periode tertentu. Perputaran


terhadap arus kas karena apabila Piutang (receivable turn
penagihan tidak dilakukan dengan over) bagi perusahaan
aktif maka customer juga akan sangatlah penting untuk
semakin lama membayar tagihan dan mengetahui karena makin
dapat menimbulkan piutang. Apabila tinggi perputaran piutang,
jumlah piutang semakin besar maka maka piutang yang dapat
arus kas tidak efektif. Jenis-jenis ditagih oleh perusahaan
rasio aktivitas dapat dibagikan semakin banyak. Sehingga
menjadi beberapa bagian yaitu : akan memperkecil adanya
1. Tingkat perputaran piutang piutang yang tak tertagih dan
(Receivable Turn Over) memperlancar arus kas.
adalah suatu angka yang Adapun hasil perhitungan
menunjukan berapa kali dari perputaran piutang usaha
(dalam rata-rata) suatu adalah sebagai berikut:
perusahaan melakukan
tagihan atas piutangnya pada

Credit Sales
RTO=
Average Receivable

2. Rata-rata Penagihan semakin baik, artinya


Piutang (Average perusahaan mampu
Collection Periode) menagih dengan cepat
Rasio ini berfungsi untuk setiap piutang usahanya.
mengetahui berapa hari Hasil yang ditetapkan dari
rata-rata penagihan piutang perhitungan ini akan
yang dilakukan. Rasio ACP dihubungkan dengan
ini ditunjukan dengan jumlah hari yang ditetapkan
jumlah hari, semakin kecil sebagai standar kredit
jumlah harinya maka akan perusahaan.

51
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

360 Hari
ACP=
RTO

Umur Piutang (Aging of Account semakin buruk kualitas account


Receivable) receivable tersebut dan berarti
Suatu angka yang menunjukan untuk semakin besar kemungkinan piutang
mengukur berdasarkan aging atau tak tertagihnya. Hasil perhitungan
umur overdue piutang usaha. aging of account receivable dapat
Semakin besar umur piutang usaha dilihat pada tabel berikut:
yang tidak bisa dibayarkan berarti

Jumlah PiutangTertagih
Aging of Account Receivable= X 100 %
Total Piutang

METODE PENELITIAN yaitu pada PT Cowell Development


Metode yang digunakan oleh penulis Tbk. Data primer yang dikumpulkan
adalah metode deskriptif, yaitu adalah data dari tahun 2015-2017.
penelitian yang menguraikan sifat- Data sekunder merupakan data
sifat dan keadaan sebenarnya dari pendukung yang bersifat
suatu objek penelitian. Tujuan dalam memperkuat hasil analisa, data ini
penelitian ini untuk mengumpulkan merupakan data yang sudah ada atau
fakta dan menguraikannya secara disusun oleh pihak perusahaan,
menyeluruh dan teliti sesuai dengan berupa sejarah perkembangan
persoalan yang akan dipecahkan. perusahaan, deskripsi jabatan dan
Peneliti membahas sistem struktur organisasi. Adapun teknik
pengendalian piutang terhadap analisis data yang digunakan dalam
efektifitas arus kas pada perusahaan penelitian ini adalah metode
PT Cowell Development Tbk. Data deskriptif kualitatif. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif adalah teknik
adalah data primer. Data primer analisis data yang dilakukan dengan
merupakan data yang diperoleh cara mengumpulkan data,
secara langsung dari sumber pertama mengklasifikasikan data,

52
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

menjelaskan dan menganalisis gambaran yang sesuai dengan


sehingga memberikan informasi dan masalah yang dihadapi atau diteliti.

1. Receivable turn over (RTO) perusahaan. Adapun hasil


RTO bertujuan untuk perhitungan dari perputaran
mengukur likuiditas dan piutang usaha adalah sebagai
aktifitas dari piutang berikut:

Credit Sales
RTO=
Average Receivable

2. Average Collection Period yang diperlukan untuk


(ACP) mengumpulkan piutang usaha
ACP berfungsi untuk dan mengubahnya menjadi
mengetahui rata-rata hari kas.

360 Hari
ACP=
RTO

3. Aging of account receivable

Rasio ini berfungsi untuk receivable dipisah


mengukur komposisi bucket berdasarkan aging atau umur
account receivable dalam overdue piutang usaha.
rasio ini bucket account

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur pencatatan atas piutang PT receivable Aging Summary Net


Cowell Development Tbk dilakukan Saldo untuk mengetahui berapa
pengecekan setiap hari pada saat banyak yang sudah melakukan
membuat report account receivable pembayaran atas tagihan dan berapa
harian yaitu report account banyak yang masih belum melunasi

53
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

tagihan. Setelah dilakukan penarikan pengendalian internal piutang adalah


report account receivable maka kumpulan dari pengendalian internal
terdapat dua opsi diantaranya bila yang terintegrasi, berhubungan dan
customer sudah melakukan saling mendukung satu dengan yang
pembayaran maka tidak dilakukan lainnya. PT Cowell Development
tindak lanjut ke customer. Tbk tentang pengendalian piutang
Melakukan tindak lanjut pembayaran terhadap penagihan piutang arus
apabila customer tersebut belum kasdengan cara membandingkan
melunasi kewajibannya sebagai antara hasil penelitian yang
penyewa (belum melakukan diperoleh dengan landasan teori yang
pembayaran tagihan). Apabila dalam ada. Terdapat lima komponen
waktu 1 (satu) bulan dari waktu jatuh pengendalian intern menurut COSO,
tempo tagihan customer tersebut yaitu lingkungan pengendalian,
belum melunasi kewajibannya maka penentu risiko, aktivitas
akan diberlakukan pengeluran surat pengendalian informasi dan
peringatan pertama (SP1). Apabila komonikasi serta pengawasan atau
dalam 2 (dua) bulan setelah SP1 pemantauan pada PT Cowell
belum juga dibayarkan maka akan Development Tbk yaitu sebagai
dikeluarkan surat peringatan kedua berikut:
(SP2). Apabila setelah SP2 sudah
1. Lingkungan Pengendalian
dikeluarkan dan dalam jangka 3
Internal Piutang.
(tiga) bulan dari waktu jatuh tempo
Dasar dari komponen
tagihan customer tersebut belum
pengendalian yang lain secara
melunasi kewajibannya maka akan
umum dapat memberikan
di keluarkan surat peringatan (SP3),
landasan disiplin salah satunya
apabila sudah SP3 tidak juga
dengan gaya manajemen
dibayarkan maka akan dilakukan
operasional.
mengunjungi customer untuk
melalukan atas penagihan atas 2. Penilaian Risiko atas Piutang
tagihan yang tertunggak /
Berdasarkan hasil penelitian dan
outstanding pembayaran. Sistem
wawancara pada PT Cowell

54
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Development Tbk penilaian bertanggung jawab atas


resiko atas piutang usaha adalah operasional usaha perusahaan.
untuk menghindari resiko
4. Informasi dan komunikasi atas
terjadinya piutang dilakukan
piutang
membuat report account
Informasi dan komunikasi
receivable harian yaitu report
merupakan elemen yang penting
account receivable aging
dari pengendalian internal
summary net saldo untuk
perusahaan. Informasi tentang
mengetahui berapa banyak yang
lingkungan pengendalian,
sudah melakukan pembayaran
penilaian resiko, prosedur
atas tagihan dan berapa banyak
pengendalian dan monitoring
yang masih belum melunasi
dibutuhkan manajemen
tagihan.
perusahaan untuk mengarahkan
3. Aktivitas Pengendalian atas
operasional dan memastikan
Piutang.
kepatuhan pada pelaporan,
Kebijakan atas aktivitas hukum dan peraturan yang
pengendalian atas piutang diperlukan. PT Cowell
harus menetapkan tanggung Development Tbk juga dapat
jawab berbagai macam menggunakan informasi
aktivitas usaha. Tanggung ekstrenal untuk menilai kejadian
jawab untuk operasional, dan kondisi perusahaan yang
penangan aset perusahaan dan dapat berpengaruh pada
akuntansi harus dipisahkan pengambilan keputusan dan
untuk dapat mengurangi pelaporan eksternal.
kemungkinan terjadinya
5. Pengawasan dan Pemantauan
kesalahan dan kecurangan.
Piutang.
Catatan akuntansi akan sangat
Manajemen PT Cowell
berpengaruh sebagai peran
Development Tbk telah
penting sebagai pemeriksaan
menggariskan tugas dan
independen atas perorangan
tanggung jawab kepada masing-
yang bertanggung jawab atas
masing bagiannya secara jelas.
penyimpanan aset dan yang

55
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

Kelancaran piutang usaha dan tanggung jawab yang sudah


menjadi tanggung jawab bagian di tentukan oleh manajemen
finance dan accounting, karena perusahaan.
setiap bagian mempunyai tugas

Tabel 2 Saldo Piutang Usaha Tahun 2015 PT.Cowell Development Tbk

Umur Piutang usaha Saldo Piutang Usaha


Belum Jatuh Tempo Rp 17,364,650,232
Jatuh Tempo 31-60 hari Rp 1,647,107,120
Jatuh Tempo 61-90 hari Rp 445,841,478
Jatuh Tempo diatas 91 hari Rp 671,137,660
TOTAL Rp 20,128,736,490

Berdasarkan tabel di atas, saldo berdasarkan tagihan yang sudah


piutang usaha adalah sebesar Rp. jatuh tempo mengalami penurunan
20,128,736,490. Jika dilihat dari data yang artinya bahwa umur piutang
di atas bahwa saldo umur piutang usaha dapat berjalan atau berputar
menjadi kas.

Tabel 3 Saldo Piutang Usaha Tahun 2016 PT.Cowell Development Tbk

Umur Piutang usaha Saldo Piutang Usaha

Belum Jatuh Tempo Rp 20,990,176,209


Jatuh Tempo 0-60 hari Rp 4,120,836,036
Jatuh Tempo 61-90 hari Rp 55,388,489
Jatuh Tempo diatas 91 hari Rp 1,127,373,555
TOTAL Rp 26,177,729,544

Berdasarkan tabel di atas, saldo perusahaan yang sebesar Rp.


piutang usaha adalah sebesar Rp 116,044,745 yang dinyatakan bahwa
26,177,729,544 dengan saldo piutang usaha dengan nominal
piutang usaha tersebut terdapat ada tersebut atas entitsas anak
selisih piutang atas entitas anak perusahaan tidak dapat tertagih. Jika

56
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

dilihat dari data di atas bahwa saldo penurunan di jatuh tempo 61-90 hari
umur piutang berdasarkan tagihan sedangkan jatuh tempo diatas 91 hari
yang sudah jatuh tempo mengalami mengalami kenaikan.

Tabel 4 Saldo Piutang Usaha Tahun 2017 PT.Cowell Development Tbk

Umur Piutang usaha Saldo Piutang Usaha

Belum Jatuh Tempo Rp 41,888,358,151


Jatuh Tempo 0-60 hari Rp 40,704,482,375
Jatuh Tempo 61-90 hari Rp 29,236,080,369
Jatuh Tempo diatas 91 hari Rp 3,618,360,801
TOTAL Rp 115,331,236,951

Berdasarkan tabel di atas, saldo tersebut atas entitsas anak


piutang usaha adalah sebesar Rp. perusahaan tidak dapat tertagih. Jika
115,331,236,951 dengan saldo dilihat dari data di atas bahwa saldo
piutang usaha tersebut terdapat umur piutang berdasarkan tagihan
selisih piutang atas entitsas anak yang sudah jatuh tempo mengalami
perusahaan yang sebesar Rp. penurunan yang artinya bahwa umur
116,044,745 yang dinyatakan bahwa piutang usaha dapat berjalan atau
piutang usaha dengan nominal berputar menjadi kas.

Gambar 1 Grafik saldo piutang usaha PT Cowell Development Tbk

57
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

Berdasarkan hasil rekapitulasi saldo berdasarkan pada masing-masing


piutang usaha terlihat bahwa pada karakteristik umur yang berarti
tahun 2015 sampai dengan tahun adanya pengelompokan piutang
2017 saldo piutang usaha mengalami usaha ke dalam kategori yang
kenaikan pada PT Cowell berdasarkan atau tanggal jatuh tempo
Development Tbk. Data ini melalui piutang usaha. Karakteristik umur
piutang usaha disini dapat
perhitungaan grafik diambil
diklasifikasikan menjadi: belum
berdasarkan saldo piutang usaha
jatuh tempo, telah jatuh tempo 0-60
pertahun. Pada tahun 2015 saldo
hari, telah jatuh tempo 61-90 hari,
piutang usaha sebesar Rp
telah jatuh tempo diatas 91 hari.
20,128,736,490. Di tahun 2016 saldo
Lamanya umur piutang usaha yang
piutang usaha meningkat yaitu
telah jatuh tempo merupakan
sebesar Rp. 26,177,729,544 dari
lamanya hari mulai saat piutang
tahun 2015 yaitu sebesar Rp
usaha tersebut jatuh tempo hingga
20,128,736,490 dan artinya bahwa
menjadi laporan umur piutang usaha
PT Cowell Development Tbk masih
(aging schedule).Berdasarkan umur
dalam perputara piutangnya masih
piutang usaha perusahaan yang
berjalan dengan baik, sedangkan
sudah lama jatuh tempo sangat kecil
pada tahun 2017 saldo piutang usaha
kemungkinannya untuk dapat ditagih
meningkat yaitu sebesar Rp.
Hery (2016). Karena jika terlalu
115,331,236,951 dari tahun 2016
besar jumlah saldo piutang tak
yaitu sebesar Rp. 26,177,729,544
tertagih ataupun jumlah saldo
yang artinya saldo piutang
piutang usaha tidak efektifnya
mengalami kenaikan begitu juga
pengendalian terhadap menajer yang
dengan saldo kas juga mengalami
memutuskan kredit atau tidak
kenaikan sehingga hal yang wajar
efektifnya bagian piutang usaha yang
karena saldo piutang usaha yang
pada akhirnya menimbulkan
meningkat dan saldo kas pun
kerugian bagi perusahaan. Piutang
meningkat bahwa saldo piutang
usaha diharapkan dapat tertagih
masih berjalan dengan baik. Metode
dalam satu tahun atau siklus usaha
umur piutang usaha dikelompokkan

58
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

normal diklasifikasikan sebagai aset belum melakukan


lancar. Seluruh piutang usaha pembayarannya maka
digolongkan sebagai aset lancar dalam waktu telat 1 bulan
tanpa memandang jangka waktu maka akan dikeluarkan
tertagihnya. Dengan demikian surat peringatan atas
jumlah piutang usaha yang jangka tagihan yang sudah jatuh
waktu penagihannya lebih satu tahun tempo.
atau siklus usaha normal harus c. Mendatangi langsung
diungkapkan dalam catatan atau Penyewa atau Customer
laporan keuangan. Dalam
Apabila customer masih
penagihanpiutang yang terjadi pada
belum melakukan
PT Cowell Development Tbk pihak
kewajibannya dalam
manajemen perusahaan mempunyai
melakukan pembayaran
beberapa metode dalam
maka dilakukan
mengendalikan piutang tak tertagih
mendatangi penyewa atau
yang terjadi pada perusahaan.
customer untuk
Metode yang digunakan pada PT
ditindaklajuti atas
Cowell Development Tbk adalah
kewajiban penyewa belum
sebagai berikut:
melakukan kewajibannya
a. Followup by telp
untuk melunasi tagihan
Apabila customer belum
yang sudah jatuh tempo.
melakukan pembayaran
atas tagihan yang sudah Mengukur efektivitas pengendalian
jatuh tempo maka internal piutang usaha
dilakukan followup by telp
Receivable turn over (RTO)
karena untuk reminder
menunjukan suatu angka yang
customer agar segera
menunjukan berapa kali (dalam rata-
melakukan pembayaran
rata) suatu perusahaan melakukan
atas tagihan yang sudah
tagihan atas piutangnya pada suatu
jatuh tempo.
periode tertentu. Adapun hasil
b. Surat Peringatan
perhitungan dari perputaran piutang
Apabila customer masih
usaha adalah sebagai berikut:

59
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

1. Tahun 2015
583,329,689,427
Perputaran Piutang Usaha= =28.56
20,426,030,636

2. Tahun 2016
570,072,055,705
Perputaran Piutang Usaha= =24.62
23,153,233,017

3. Tahun 2017
525,324,518,118
Perputaran Piutang Usaha= =7.42
70,754,483,247

Tabel 5 Hasil perhitungan receivable turn over (RTO)

Penjualan kredit Rata-Rata Piutang RTO Perubahan


Tahun usaha
(Rp) (Kali) RTO
(R
p)
2015 583,329,689,4 20,426,030,63 28.56 -
27 2
2016 570,072,055,7 23,153,233,01 24.62 3.94
05 7
2017 525,324,518,1 70,754,483,24 7.42 17.2
18 7.5

Dari data di atas menunjukan tahun sebelumnya. Pada


bahwa kinerja RTO tahun berikutnya, yaitu
mengalami penurunan ditahun 2017 terjadi
dari tahun ke tahun.Hal penurunan RTO sebesar
ini ditunjukan pada hasil 7.42 atau menurun 17.2
RTO tahun 2015 sebesar dari tahun sebelumnya.
28.56 kali. Pada tahun Dari hasil tabel
2016 terjadi penurunan
perhitungan RTO PT Cowell
RTO yaitu 24.62 kali
Development Tbk sudah maksimal
atau menurun 3.94 dari
dalam memperbaiki kinerja piutang

60
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

usahanya dan dapat mengurangi oleh perusahaan semakin banyak.


dengan seminimal mungkin jumlah Sehingga akan memperkecil adanya
piutang tak tertagihnya, karena piutang yang tak tertagih dan
makin tinggi perputaran piutang, memperlancar arus kas.
maka piutang yang dapat ditagih

Average collection period (ACP)

1. Tahun 2015
360 Hari(1 Tahun)
Rata−Rata Jangka Waktu Penagihan= =12
28.56
2. Tahun 2016
360 Hari(1 Tahun)
Rata−Rata Jangka Waktu Penagihan= =14
24.62

3. Tahun 2017
360 Hari ( 1Tahun )
Rata−Rata Jangka Waktu Penagihan= =48
7.42
Tabel 6 Hasil perhitungan receivable turn over (RTO)

Tahun RTO ACP Hari Perubahan


ACP
2015 28.56 12 -
2016 24.62 14 -2
2017 7.42 48 -34

Dari hasil tabel di atas terlihat tahun 2015, yaitu sebesar 12 hari, di
tingkat ACP perusahaan sangat mana semakin kecil jumlah harinya
dipengaruhi oleh tingkat RTO maka tingkat perputaran piutang
perusahaan, semakin cepat usahanya semakin besar. Sedangkan
perputaran piutang usaha RTO
tingkat ACP perusahaan yang
semakin kecil jumlah harinya maka
terendah adalah pada tahun 2017 di
akan semakin baik, artinya
mana tingkat ACP yang dihasilkan
perusahaan mampu menagih dengan
mencapai 48 hari, dimana semakin
cepat setiap piutang usahanya.
tinggi tingkat perputaran piutang
Tingkat ACP yang terbaik pada
usahanya semakin rendah, yaitu 7.42

61
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

kali. Hal ini menunjukan kinerja Aging of account receivable


piutang usahanya sudah dilakukan
Suatu angka yang menunjukan untuk
dengan baik.
mengukur dipisah berdasarkan aging
atau umur overdue piutang usaha.

Tabel 7 hasil perhitungan Aging of account receivable


Bucket 2015 2016 2017
Aging not yet due 86.26% 80.18% 36.32%
Aging 0-60 8.18% 15.74% 35.29%
Aging 61-90 2.21% 0.21% 25.34%
Aging 91+ 3.33% 4.30% 3.13%

Aging not yet due, terbaik ditahun yang terjadi yaitu sebesar 1.17%.
2016 ke 2017 ada penurunan Dari tabel aging of account
presentase aging yang terjadi secara receivable di atas menunjukan
signifikan yaitu sebesar 43.86%. bahwa rasio aging of account
Aging 0-60 hari, terbaik ditahun receivable mengalami perbaikan dari
2015 ke 2016 ada kenaikan tahun ke tahun yaitu presentase
presentase aging yang terjadi yaitu aging dari tahun ke tahun mengalami
sebesar 7.56%. Aging 61-90 hari, penurunan dengan demikian
terbaik ditahun 2015 ke 2016 ada perputaran piutang dapat berjalan
penurunanpresentase aging yang dengan baik untuk menjadi kas. Hal
terjadi yaitu sebesar 2%. Aging 91+ ini menunjukan bahwa kualitas
hari, terbaik ditahun 2016ke 2017 penagihan mengalami perbaikan,
adanya penurunan presentase aging pengendalian internal piutang usaha
yang dilakukan oleh perusahaan.

SIMPULAN disimpulkan bahwa pengendalian


internal piutang usaha sudah
Berdasarkan penelitian yang telah
diterapkan dengan benar dalam
dilakukan oleh penulis maka dapat

62
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

pengendalian piutang terhadap memperkecil adanya piutang yang


penagihan piutang arus kas, saldo tak tertagih dan memperlancar arus
jumlah piutang usaha setiap tahun kas.perusahaan mencapai titik
masih meningkat, dengan demikian tertinggi yaitu pada tahun 2015
bahwa saldo kas pun meningkat dan sebesar 28.56 kali dan sebaliknya
membuktikan bahwa PT Cowell RTO terendah ditahun 2017 sebesar
Development Tbk masih dalam 7.42 kali. Dapat dilihat bahwa
keadaan perputaran piutang dengan perputaran piutang perusahaan dari
baik. Penagihan piutang usaha sudah tahun ketahun mengalami
dijalankan sesuai dengan prosedur penurunan. Semakin cepat piutang
yang ditentukan oleh manajemen kembali menjadi kas, berarti
perusahaan. Penagihan piutang semakin tinggi perputaran piutang.
dengan cara penagihan secara Berdasarkan perhitungan yang
langsung ke customer yang paling dilakukan dengan metode average
efektif untuk menurangi piutang tak collection period (ACP) Tingkat
tertagih. PT Cowell Development ACP yang terbaik pada tahun 2015,
Tbk sudah dilakukan dengan efektif yaitu sebesar 12 hari, di mana
dalam meminimal saldo piutang semakin kecil jumlah harinya maka
usaha. Ada beberapa hal yang dapat tingkat perputaran piutang usahanya
disimpulkan dari hasil penelitian semakin besar. Sedangkan tingkat
tersebut antara lain berdasarkan ACP perusahaan yang terendah
perhitungan yang dilakukan dengan adalah pada tahun 2017 di mana
metode receivable turn over (RTO) tingkat ACP yang dihasilkan
PT Cowell Development Tbk sudah mencapai 48 hari, dimana semakin
maksimal dalam memperbaiki tinggi tingkat perputaran piutang
kinerja piutang usahanya dan dapat usahanya semakin rendah, yaitu 7.42
mengurangi dengan seminimal kali. Hal ini menunjukan kinerja
mungkin jumlah piutang tak piutang usahanya sudah dilakukan
tertagihnya, karena makin tinggi dengan baik di PT Cowell
perputaran piutang, maka piutang Development Tbk. Berdasarkan
yang dapat ditagih oleh perusahaan perhitungan yang dilakukan dengan
semakin banyak. Sehingga akan metodeaging of account receivable

63
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara

bahwa adanya penurunan presentase pengendalian dengan cara pemisahan


aging di setiap tahunnya dengan fungsi operasional dan penyimpanan
demikian perputaran piutang dapat dari fungsi akuntansi. Fungsi
berjalan dengan baik untuk menjadi operasional memiliki wewenang
kas. Hal ini menunjukan bahwa untuk melaksanakan kegiatan dan
kualitas penagihan mengalami setiap kegiatan dalam perusahaan
perbaikan, pengendalian internal memerlukan otoritas dari manajer.
piutang usaha yang dilakukan oleh Sedangkan fungsi akuntasi adalah
perusahaan. Berdasarkan kesimpulan fungsi yang memiliki wewenang
tersebut maka saran yang diberikan untuk mencatat peristiwa keuangan
kepada PT Cowell Development Tbk perusahaan. Suatu fungsi tidak boleh
adalah perusahaan untuk lebih diberi tanggung jawab penuh untuk
memperhatikan tindakan/kegiatan semua tahapan karena untuk
dalam penagihan piutang untuk lebih mencegah kesalahan dan kecurangan
aktif dalam penagihan piutang, agar dalam melaksanakan tugas yang
dapat meminimalkan jumlah saldo dibebankan kepada seseorang.
piutang usaha. Melakukan aktivitas

DAFTAR PUSTAKA Akuntansi Intermediate.


Edisi 12. Jakarta : Erlangga.
Arens, A & Beasley. (2010).
Auditing dan Jasa Assurance
Dwi, M., & dkk. (2012). Akuntansi
(terjemahan). Edisi 15.
Keuangan Menengah
Jakarta: Erlangga.
Berbasis PSAK. Buku 1.
Jakarat: Salemba Empat.
Baridwan, Z. (2004). Intermediate
Accounting "Pengantar
Harahap, S. S. (2002). Analisis
Akuntansi" . Buku 2. Edisi
Krisis Atas Laporan
21. Jakarta: Salemba Empat.
Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Baridwan, Z. (2008). Sistem
Akuntansi Penyusutan
Hayati. (2011). Buku Pratikum
Prosedur dan Metode. Edisi
Vertebrata. Jakarta:
5. Yogyakarta: BPPE.
Erlangga.

Hery. (2013). Auditing


Weygandt, D & Terry D, W. (2008).
(Pemeriksaan

64
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21

Akuntansi 1). Cetakan Akuntan Publik). Edisi 4.


Pertama. Jakarta: CAPS. Jakarta: Salemba Empat.
Syahyunan. (2004). Laporan
John, D., & Jordan, E. G. (1996).
Baarron's Dictionary of Keuangan. Jakarta:
Finance & Investment Rajawali.
Terms. Amerika: Tandem
Syakur, S. A. (2015). Intermediate
Library.
Accounting. Jakarta: A V
Kasmir. (2010). Pengantar
Publisher.
Manajemen Keuangan .
Jakarta: Kencana Prenanda
Media Group.

Keown, J. (2008). Manajemen


Keuangan Prinsip dan
Penerapan. Yogyakarta:
Andi.
Munir. (2005). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta:
Erlangga.
Riyanto, B. (2004). Dasar-Dasar
Pembelajaran Perusahaan.
Edisi 4. Yogyakarta: BPFC.
Soemarso S, R. (2002). Akuntansi
Status Pengantar. Buku 1.
Edisi 5. Jakarta: Salemba
Empat.
Stice, E. K., & Skousen, J. D.
(2009). Akuntansi
Keuanagan Menengah.
Buku 2. Edisi 16. Edisi
Bahasa Indonesia
Terjemahan Oleh Ali Akbar.
Jakarta : Salemba Empat.
Sujarweni, W. (2015). Akuntansi
Manajemen. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Sukrino, A. (2012). Auditing
(Petunjuk Praktis
Pemeriksaan Akuntan oleh

65
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

ANALISIS PENGARUH KINERJA LINGKUNGAN DAN KINERJA


KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEBERLANJUTAN PADA PERUSAHAAN NONKEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tusiyati
Universitas Bina Nusantara
[email protected]

ABSTRACT
This study aimed to determine the impact of environmental performance
measured by PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup) and financial performance on disclosure of
sustainability report. Sustainability Report (SR) measured by 46 items disclosure
stated on G4 GRI (2013), while financial performance measured by using ratio of
profitability, liquidity, and leverage of non-financial companies listed in
Indonesian Stock Exchange and located in DKI Jakarta. A stastistical method
used in this study is multiple regression analysis to examine the effect of
environmental performance on the disclosure of sustainability report. Data
analysis and hypothesis testing in this study using SPSS version 20. Results
showed: (1) environmental performance the company has a significant positive
effect on the disclosure of sustainability report, (2) financial performance has a
significant negative effect on the disclosure of sustainability report.
Keywords: Global Reporting Initiative, Sustainability Report, Environmental
Performance, Financial Performance

PENDAHULUAN biaya lainnya yang berkaitan dengan


Pada masa sekarang ini perusahaan lingkungan. Perusahaan tidak hanya
tidak hanya diwajibkan membuat mementingkan kegiatan untuk
laporan keuangan yang sesuai mendapatkan laba sebanyak-
dengan standar tetapi juga harus banyaknya (profit oriented), namun
memperhatikan biaya lingkungan, perusahaan juga dituntut untuk
seperti biaya pengolahan limbah berpartisipasi aktif dalam
untuk perusahaan industri, biaya pengelolaan lingkungan dan
perbaikan lingkungan untuk memperhatikan kesejahteraan
perusahaan pertambangan dan biaya- masyarakat. Kementrian Negara

66
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

Lingkungan Hidup Indonesia telah bisnis atau perusahaan tidak hanya


membuat peraturan no 06 tahun dari kualitas produknya, tetapi juga
2013 tentang Program Penilaian menilai dari sisi tanggung jawab
Peringkat Kinerja Perusahaan dalam sosial yang dijalankan perusahaan
Pengelolaan Lingkungan Hidup tersebut. Dengan ini, organisasi tidak
(PROPER). PROPER merupakan lagi soal menciptakan nilai tambah
salah satu upaya Kementrian Negara sebuah produk untuk memenuhi
Lingkungan Hidup untuk mendorong kebutuhan masyarakat, tetapi juga
penataan perusahaan dalam berkaitan dengan bagaimana
pengelolaan lingkungan hidup pada kreativitas dalam mencerminkan
instrumen informal. Program komitmen bisnis terhadap isu-isu
tersebut dilakukan melalui berbagai sosial termasuk lingkungan yang
kegiatan yang diarahkan untuk menjadi perhatian masyarakat dan
mendorong perusahaan dalam konsumennya secara khusus.
mematuhi peraturan perundang- Corporate Social Responsibility
undangan dan mendorong adalah komitmen usaha untuk
perusahaan yang sudah baik kinerja bertindak secara etis, beroperasi
lingkungannya untuk menerapkan secara legal, dan berkontribusi untuk
produksi bersih. Dasar hukum peningkatan ekonomi bersamaan
PROPER adalah Keputusan Menteri dengan peningkatan kualitas hidup
Negara Lingkungan Hidup No karyawan dan keluarganya,
127/MENLH/2002 menyatakan komunitas lokal, dan masyarakat
bahwa PROPER mencakup yang lebih luas menurut Trinidads &
pengendalian pencemaran air, udara, Tobacco Bureau of Standards (Reza,
dan pengelolaan limbah Bahan 2009:10). Konsep Corporate Social
Berbahaya Beracun (B3). Responsibility berfokus pada triple
Permasalahan lingkungan hidup bottom line yaitu economic
merupakan tanggung jawab sosial prosperity, environment quality dan
perusahaan atau yang di sebut social justice. Perusahaan dapat terus
sebagai Corporate Social melanjutkan kegiatan usahanya
Responsibility (CSR). Kesadaran dengan mengimplementasikan
masyarakat saat ini menilai sebuah konsep triple bottom line ke dalam

67
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

tiga aspek, yaitu keuntungan (profit), pemegang saham tetapi juga kepada
terlibat pada pemenuhan publik yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat (people) kepedulian sosial dan pelestarian
dan menjaga kelestarian lingkungan lingkungan serta dapat menarik
(planet). Perusahaan dalam minat investor agar mau
mengungkapkan sebuah tindakan berinvestasi. Tren pada saat ini
pertanggungjawaban sosial yang investor tidak hanya melihat laporan
telah dilakukan kepada stakeholders kinerja saja, tetapi bagaimana
dalam sustainability report (laporan perusahaan dapat menjaga
keberlanjutan). Sebuah laporan keberlangsungan bisnisnya dimasa
keberlanjutan pada perusahaan depan. Sustainability Report di
memberikan gambaran yang terapkan di Indonesia sejak tahun
seimbang dan wajar terhadap kinerja 2000 dan pedoman yang digunakan
keberlanjutan dari organisasi atau adalah GRI sebagai referensi
perusahaan pelapor, termasuk perusahaan untuk menyusun laporan
kontribusi positif dan negatif yang keberlanjutan. Selain untuk
telah mereka lakukan dalam periode meningkatkan citra perusahaan
tertentu” (Nurani Sari, 2014:528). diharapkan sustainability report juga
Pelaporan berkelanjutan membantu memiliki pengaruh yang signifikan
organisasi untuk menetapkan tujuan, terhadap kinerja lingkungan, tingkat
mengukur kinerja, dan mengelola profitabilitas, tingkat likuiditas dan
perubahan dalam rangka membuat tingkat leverage perusahaan.
operasi mereka lebih berkelanjutan. Berdasarkan penelitian Aggarwal
Sebuah laporan berkelanjutan Priyanka (2015) Sustainability
mengungkapkan dampak organisasi Reporting and its Impact on
baik positif maupun negatif terhadap Corporate Financial: Literatur
lingkungan, masyarakat dan Review mengungkapkan bahwa
ekonomi. Laporan berkelanjutan “kinerja keuangan memberikan
sangat penting bagi perusahaan pengaruh yang signifikan terhadap
dalam mempertanggung jawabkan laporan keberlanjutan”. Laporan
bisnisnya, tidak hanya kepada berkelanjutan meningkatkan reputasi

68
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

perusahaan dan kinerja keuangan mengambil judul analisis pengaruh


karena menghasilkan berbagai kinerja lingkungan dan kinerja
sinergi dan manfaat yang diperoleh terhadap pengungkapan laporan
perusahaan dalam pelaporan. keberlanjutan pada perusahaan non
Berdasarkan latar belakang masalah keuangan yang terdaftar di bursa
tersebut maka penelitian ini efek Indonesia 2011-2013.

TELAAH LITERATUR United Nations Environment


Programme (UNEP). Tujuannya
Global Reporting Initiative (GRI,
adalah untuk membuat mekanisme
2011) mendefinisikan sustainability
akuntabilitas tanggung jawab
sebagai praktek pengukuran,
lingkungan sesuai prinsip CERES.
pengungkapan, dan juga sebagai
GRI-G1 dikeluarkan pada tahun
pertanggungjawaban kepada
2000 yang merupakan kerangka
pemangku kepentingan internal dan
pedoman global yang pertama untuk
eksternal untuk kinerja organisasi
pelaporan keberlanjutan yang
dalam mencapai tujuan
komprehensif. GRI-G2 diresmikan
pembangunan keberlanjutan. Para
pada tahun 2002, pada KTT dunia
analis keuangan, investor, dan
tentang pembangunan berkelanjutan
pemangku kepentingan lainnya
di Johannesburg. GRI-G3 terus
semakin menuntut informasi
dikembangkan karena banyak
keuangan seperti lingkungan sosial
permintaan untuk bimbingan
dan pemerintahan, kinerja non
pelaporan GRI. GRI terus
perusahaan atas informasi keuangan
memperluas strategi dan framework
sehingga dapat mengambil
pelaporan. GRI-G3 mulai digunakan
keputusan investasi yang lebih
pada tahun 2006. Pedoman GRI
rasional. GRI didirikan di Boston,
merupakan kerangka pelaporan yang
Amerika Serikat pada tahun 1997
direkomendasikan bagi perusahaan
oleh organisasi non-profit Amerika
untuk mengkomunikasikan tentang
Serikat koalisi ekonomi dan
kemajuan dan proses berkelanjutan
tanggung jawab lingkungan
perusahaan. Pada Agustus 2010 GRI
(CERES), Tellus Institute dan
dan Price of Wales Accounting

69
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Project Sustainability yang nantinya keberlanjutan yang berkaitan dengan


mengumunmkan pembentukan dampak ekonomi, lingkungan, dan
International Intergrated Reporting sosial dalam kegiatan produksi
Comite (IIRC) yang bertujuan untuk dengan cara yang sebanding dengan
mengembangkan kerangka kerja pelaporan keuangan. Laporan
yang menyatukan informasi keberlanjutan juga menyajikan nilai-
keuangan, lingkungan, sosial dan nilai dan tata kelola model organisasi
tata kelola secara jelas, konsisten, yang menunjukkan hubungan antara
sebanding dan terintegrasi. GRI-G4 strategi dan komitmennya dalam
digunakan pada tahun 2013, GRI-G4 ekonomi global yang berkelanjutan.
menyediakan panduan mengenai
Standar Pengungkapan dalam
bagaimana cara menyajikan
Sustainability Report
pengungkapan keberlanjutan dalam
Menurut GRI-G4 Guideliness
format yang berbeda dengan GRI
standar pengungkapan dalam
sebelumnya: baik itu laporan
sustainability report terdiri dari
keberlanjutan mandiri, laporan
Standar Pengungkapan Umum di
terpadu, laporan tahunan, laporan
mana meliputi:
yang membahas norma-norma
internasional tertentu, atau pelaporan a. Strategi & analisis yang
online. GRI-G4 dirancang agar dapat memberikan gambaran
diterapkan secara universal untuk umum tentang keberlanjutan
semua organisasi, besar dan kecil, di organisasi, untuk
seluruh dunia. Fitur yang ada di memberikan konteks pada
GRI-G4 menjadikan pedoman ini laporan selanjutnya yang
lebih mudah digunakan, baik bagi lebih detail dibandingkan
pelapor yang berpengalaman dan dalam pedoman.
bagi mereka yang baru dalam
b. Profil organisasi merupakan
pelaporan untuk keberlanjutan.
gambaran keseluruhan
Sustainability report merupakan
mengenai karakteristik
jenis laporan perusahaan yang
organisasi, untuk
menyampaikan sebuah informasi
memberikan konteks bagi

70
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

rician dalam laporan f. Tata kelola memberikan


dibandingkan dengan bagian gambaran keseluruhan
yang ada dalam laporan. tentang struktur tata kelola
dan komposisinya, peran
c. Aspek material
badan tata kelola tertinggi
memberikan gambaran
dalam menetapkan tujuan,
keseluruhan tentang proses
nilai dan strategi
yang telah diikuti oleh
organisasi, kompetensi
organisasi untuk
dan evaluasi kinerja badan
menentukan konten
tata kelola tertinggi, peran
laporan, aspek material
badan tata kelola tertinggi
dan boundary, serta
dalam manajemen resiko,
pernyataan ulang.
pelaporan berkelanjutan,
d. Hubungan stakeholders
dan dalam mengevaluasi
merupakan gambaran
kinerja ekonomi,
keseluruhan tentang
lingkungan dan sosial,
hubungan dengan
serta renumerasi dan
pemangku kepentingan
insentif.
organisasi selama periode
g. Etika dan integritas
pelaporan dan tidak hanya
merupakan gambaran
terbatas pada keterlibatan
keseluruhan tentang nilai,
yang dilakukan untuk
prinsip dan norma di
tujuan penyusunan
organisasi, mekanisme
laporan.
internal dan eksternal
e. Profil laporan menyajikan
untuk memperoleh
gambaran keseluruhan
masukan mengenai
tentang informasi dasar
perilaku etis dan taat
mengenai laporan, indeks
hukum serta untuk
konten GRI, dan
melaporkan permasalahan
pendekatan untuk
tentang perilaku yang
memperoleh assurance
tidak etis atau melanggar
eksternal.
hukum.

71
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Corporate Social Responsibility menerapkan CSR. Awal ditetapkan


(CSR) undang-undang tersebut, perusahaan
merasa pelaksaanaan CSR hanya
Corporate Social Responsibility
menambah beban pengeluaran kas
adalah tanggung jawab perusahaan
perusahaan, karena hal tersebut
kepada stakeholders dalam berbagai
dianggap tidak memberikan manfaat
aspek operasional perusahaan mulai
bagi perusahaan. Sehingga
dari pelanggan, pemasok, klien,
pelaksanaan CSR hanya didasarkan
pemegang saham, karyawan, media,
atas kepatuhan untuk memenuhi
masyarakat, hingga pemerintah dan
hukum yang berlaku. Namun dewasa
lingkungan (Rosinta dan Holly,
ini banyak perusahaan melaksanaan
2012). Menurut Trinidads &
CSR bukan sekedar bertujuan untuk
Tobacco Bureau of Standards,
patuh terhadap hukum sehingga
Corporate Social Responsibility
tidak mendapatkan hukuman,
adalah komitmen usaha untuk
melainkan telah menyadari dan
bertindak secara etis, beroperasi
merasakan manfaat yang positif dari
secara legal, dan berkontribusi untuk
pelaksaanaan CSR. Jadi, ada atau
peningkatan ekonomi bersamaan
pun tidak ada undang-undang untuk
dengan peningkatan kualitas hidup
melaksanaan CSR, perusahaan
karyawan dan keluarganya,
dewasa ini tetap akan menjalankan
komunitas lokal, dan masyarakat
CSR tersebut. Undang-Undang
yang lebih luas (Reza, 2009).
Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 74 ayat
Corporate Social Responsibility di
1- 4, berbunyi antara lain:
Indonesia
1. Perseroan yang
Di Indonesia Corporate Social
menjalankan kegiatan
Responsibilities (CSR) telah
usahanya di bidang
diwajibkan melalui undang-undang
dan/atau berkaitan
No. 40 Tahun 2007 tentang
dengan sumber daya alam
perseroan terbatas. Melalui pasal 74
wajib melaksanakan
dari undang-undang ini setiap
tanggung jawab sosial
perseroan terbatas diwajibkan untuk
dan lingkungan.

72
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

2. Tanggung Jawab Sosial manusia dalam bidang usaha, secara


dan lingkungan moral mempunyai komitmen untuk
sebagaimana yang bertanggung jawab atas tetap
dimaksud pada ayat (1) terciptanya hubungan perseroan
merupakan kewajiban yang serasi dan seimbang dengan
Perseroan yang lingkungan dan masyarakat setempat
dianggarkan dan sesuai dengan nilai, norma, dan
diperhitungkan sebagai budaya masyarakat tersebut.
biaya perseroan yang Undang-Undang nomor 25 tahun
pelaksanaannya 2007 tentang penanaman modal
dilakukan dengan dalam Pasal 15, setiap penanam
memperhatikan modal berkewajiban untuk:
kepatuhan dan kewajaran.
1. Menerapkan prinsip tata
3. Perseroan yang tidak kelola perusahaan yang
melaksanakan kewajiban baik.
sebagaimana dimaksud
2. Melaksanakan tanggung
pada ayat (1) dikenai
jawab sosial perusahaan.
sanksi sesuai dengan
3. Membuat laporan tentang
ketentuan peraturan
kegiatan penanaman
perundang-undangan.
modal dan
4. Ketentuan lebih lanjut
menyampaikannya
mengenai Tanggung
kepada Badan Koordinasi
Jawab Sosial dan
Penanaman Modal.
Lingkungan diatur
4. Menghormati tradisi
dengan Peraturan
budaya masyarakat
Pemerintah.
sekitar lokasi kegiatan
Peraturan pemerintah No 47 Tahun
usaha penanaman modal.
2012 pada bagian penjelasan di pasal
5. Mematuhi semua
2 yaitu ketentuan ini menegaskan
ketentuan peraturan
bahwa pada dasarnya setiap
perundang-undangan.
Perseroan sebagai wujud kegiatan

73
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Pasal 17 berbunyi “Penanam modal sosial sebagai tanggung jawab suatu


yang mengusahakan sumber daya organisasi atas dampak dari
alam yang tidak terbarukan wajib keputusan dan aktivitasnya terhadap
mengalokasikan dana secara masyarakat dan lingkungan, melalui
bertahap untuk pemulihan lokasi perilaku yang transparan dan etis,
yang memenuhi standar kelayakan yang konsisten dengan
lingkungan hidup, yang pembangunan berkelanjutan dan
pelaksanaannya diatur sesuai dengan kesejahteraan masyarakat,
ketentuan peraturan perundang- memperhatikan kepentingan para
undangan”. International Corporate stakeholder, sesuai hukum yang
Social Responsibility CSR tertuang berlaku dan konsisten dengan
dalam ISO 26000 (International norma-norma internasional, dan
Organization for Standardization), terintegrasi di seluruh aktivitas
ISO 26000 menyediakan standar organisasi, dalam pengertian ini
pedoman mengenai tanggung meliputi baik kegiatan, produk
tanggung jawab sosial suatu institusi maupun jasa. Amerika Serikat
yang mencakup semua sektor badan memiliki peraturan tentang CSR
publik ataupun badan privat baik di yang disebut Chicago Climate
negara berkembang maupun negara Exchange adalah satu-satunya
maju. Berdasarkan konsep ISO system perdagangan untuk enam
26000, penerapan sosial green house gases (GHGs) di
responsibility hendaknya terintegrasi Amerika Utara. Para anggotanya
di seluruh aktivitas organisasi yang berkomitmen secara sukarela tapi
mencakup 7 isu pokok yaitu mengikat secara hukum untuk
pengembangan masyarakat, memenuhi target pengurangan gas
konsumen, praktek kegiatan institusi rumah kaca tahunan (Doupnik dan
yang sehat, lingkungan, Perera, 2012:751). Menurut Doupnik
ketenagakerjaan, hak asasi manusia dan Perera (2012:759) produk yang
dan organizational governance (tata diungkapkan dan metode
kelola organisasi). ISO 26000 pengungkapan CSR berbeda-beda
menerjemahkan tanggung jawab diberbagai negara, misalnya:

74
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

1. Amerika Serikat, Inggris, dan 3. Perusahaan dari Negara-


Australia mengungkapkan negara yang meratifikasi
sebagian besar sumber daya Protocol Kyoto (Eropa dan
manusia dan keterlibatan Jepang) tampaknya memiliki
masyarakat. Metode indeks pengungkapan yang
pengungkapan di Amerika lebih tinggi berkaitan dengan
Serikat dan Inggris polusi dan emisi gas rumah
mengungkapkan secara jelas kaca.
tentang pengungkapan
4. Jepang merupakan Negara
keuangan dan nonkeuangan,
yang mengungkapkan dalam
sedangkan di Australia
tingkat yang tinggi tentang
terbatas pada kuantifikasi
perubahan iklim.
nonkeuangan dan metode
Secara global, Asosiasi Chartered
pengungkapan CSR sesuai
Certified Accountants (ACCA)
dengan yang menguntungkan
memegang penghargaan yang diakui
bagi perusahaan yang
secara internasional untuk pelaporan
bersangkutan, selalu
keberlanjutan dan mengacu pada
meningkatkan pengungkapan
pedoman GRI dalam menganalisis
yang positif walaupun
laporan keberlanjutan.
kebenarannya adalah negatif.
Perusahaan di Australia Kinerja Keuangan
belum mengadopsi standar
Penilaian yang paling utama
pelaporan untuk
digunakan untuk menilai kinerja
stakeholders, laporan CSR
sebuah perusahaan adalah dengan
yang bersertifikat
melihat sisi kinerja keuangan dan
dikeluarkan oleh auditor
kinerja non keuangan. Kinerja
independen.
keuangan adalah suatu analisis yang
2. Thailand sebagian besar dilakukan untuk melihat sejauh mana
mengungkapkan tentang suatu perusahaan telah
karyawan dan informasi melaksanakan dengan menggunakan
lingkungan. aturan-aturan pelaksanaan keuangan
secara baik dan benar dan sesuai

75
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

standar yang berlaku. Perhitungan Likuiditas


rasio-rasio keuangan yang sering
Rasio likuiditas mengukur
digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam
bagaimana kinerja keuangan
memenuhi kewajiban jangka
perusahaan yaitu dengan rasio
pendeknya. Rasio likuiditas sangat
profitabilitas, leverage keuangan,
penting karena kegagalan dalam
rasio likuiditas, dan rasio aktivitas.
membayar kewajiban dapat
Profitabilitas menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. Rasio ini mengukur
Profitabilitas digunakan untuk
pada kemampuan likuiditas jangka
menunjukkan keberhasilan
pendek perusahaan dengan melihat
perusahaan dalam menghasilkan
aktiva lancar perusahaan relatif
keuntungan. Rasio profitabilitas
terhadap hutang lancarnya
bertujuan untuk mengukur efisiensi
(kewajiban perusahaan). Menurut
penggunaan aktiva perusahaan dan
Irham Fahmi (2013) secara umum
mengukur efektivitas manajemen
ada dua rasio likuiditas yaitu current
dilihat dari laba yang dihasilkan
rasio merupakan ukuran yang umum
terhadap penjualan dan investasi.
digunakan atas solvensi jangka
Secara keseluruhan rasio ini
pendek, kemampuan perusahaan
mengukur efektifitas manajemen
memenuhi kebutuhan utang ketika
secara keseluruhan yang ditunjukkan
jatuh tempo dan quick rasio adalah
oleh besar kecilnya tingkat
ukuran uji solvensi jangka pendek
keuntungan yang diperoleh dalam
yang lebih teliti dari pada rasio
hubungannya dengan penjualan
lancar karena pembilangnya
maupun investasi. Semakin baik
mengeliminasi persediaan yang di
rasio profitabilitas maka semakin
anggap aktiva lancar yang sedikit
baik menggambarkan kemampuan
tidak likuid dan kemungkinan
tingginya perolehan keuntungan
menjadi sumber kerugian.
perusahaan.

76
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

Leverage kinerja operasional perusahaan


terutama yang berdampak pada
Rasio leverage digunakan untuk
lingkungan. Belum ada standar baku
mengukur seberapa besar perusahaan
untuk nama akun biaya lingkungan,
dibiayai dengan utang. Penggunaan
sehingga setiap perusahaan akunnya
hutang yang terlalu tinggi akan
berbeda, biaya lingkungan yang
membahayakan perusahaan karena
terjadi disajikan dalam akun khusus
dapat menyebabkan perusahaan
atau dalam sub-biaya administrasi
termasuk kesalam kategori extreme
dan umum, pada perusahaan
leverage (perusahaan terjebak dalam
manufaktur memasukkan akun
hutang yang banyak) dan sulit untuk
tersebut kedalam overhead. Kinerja
melepaskan beban hutang tersebut.
lingkungan adalah hubungan antara
“Perusahaan seharusnya mampu
perusahaan dan lingkungan,
menyeimbangkan antara beberapa
termasuk dampak lingkungan dari
hutang yang layak untuk diambil dan
sumber daya yang di konsumsi,
dari mana sumber-sumber yang akan
dampak dari proses organisasi,
dipakai untuk membayar hutang”
implikasi dari produk dan jasa,
Irham, (2013).
pemulihan dan pengolahan produk
Kinerja Lingkungan
serta memenuhi persyaratan hukum
Biaya lingkungan adalah biaya yang
(http://www.epaw.co.uk) ( Bambang,
ditimbulkan akibat adanya kualitas
2013).Salah satu metode dalam
lingkungan yang rendah sebagai
mengukur kinerja lingkungan di
akibat dari proses produksi yang
seluruh Negara adalah
dilakukan oleh perusahaan seperti
Environmental Performance Index
biaya pengolahan limbah,
(EPI), Indeks ini diperkenalkan pada
pengendalian pencemaran (air, udara
tahun 2002 yang dikembangkan
dan tanah) dan efek sosial pada
untuk mendukung pencapaian tujuan
masyarakat sekitar. Biaya
pembangunan terutama dalam aspek
lingkungan harus dilaporkan secara
lingkungan. Pada tahun 2014
terpisah berdasarkan klasifikasi
indonesia menempati urutan 112 dari
biayanya supaya laporan biaya
178 negara yang berpartisipasi dalam
lingkungan dapat dijadikan informasi
program tersebut (epi.yale.edu/epi).
yang berguna untuk mengevaluasi

77
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Di Indonesia Program Penilaian sumber daya (efisiensi energi,


Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengurangan dan pemanfaatan
Pengelolaan Lingkungan (PROPER) limbah bahan berbahaya dan
telah dilakukan sejak tahun 2002 beracun, Reduce, Reuse, dan Recycle
oleh Kantor kementrian Lingkungan (3R) limbah padat non bahan
Hidup sebagai pengembangan dari berbahaya dan beracun, pengurangan
program PROKASIH (Program Kali pencemar udara, konservasi dan
Bersih) pada tahun 1995. “PROPER penurunan beban pencemaran air,
merupakan perwujudan transparasi, dan perlindungan keanekaragaman
demokrasi dalam pengelolaan hayati), pemberdayaan masyarakat,
lingkungan alam Indonesia sehingga dan penyusunan dokumen ringkasan
tercapai Good Governance di tiap kinerja pengelolaan lingkungan.
perusahaan yang ikut serta dalam Penilaian hasil kinerja PROPER
PROPER” (Kartika, 2014:619). untuk perusahaan dilambangkan
Kriteria penilaian PROPER dengan 5 warna yaitu emas, hijau,
berdasarkan aspek sistem biru, merah dan hitam.
manajemen lingkungan, pemanfaatan

PEMBAHASAN mengikuti PROPER di DKI Jakarta


Untuk membahas dalam penelitian hanya sebesar 11 perusahaan yang
tersebut, penulis untuk penelitian ini terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia
menggunakan data-data dari (go public). Dari hasil penelitian
perusahaan non keuangan antara lain yang dilakukan oleh penulis di mana
yang mengikuti PROPER, go public, menggunakan statistik deskriptif,
dan berada di DKI wilayah Jakarta sehingga dalam penelitian ini
pada tahun 2011 sampai di tahun menghasilkan gambaran data antara
2013. Dari total semua sebanyak 70 lain sebagai berikut.
perusahaan nonkeuangan yang

78
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

Tabel 1 Descriptive Statistics


N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
SRD 33 .00 .80 .5797 .18250
PPP 33 .20 .80 .5758 .13926
ROA 33 -.02 .19 .0894 .05147
CURRENT 33 .83 10.64 2.9125 2.06565
DER 33 .16 1.73 .6119 .40846
Valid N
33
(listwise)

Jumlah data yang digunakan (N) sebagian besar perusahaan non


adalah 33 data yang merupakan data keuangan yang berada di DKI
dari tahun 2011 hingga 2013 dari 11 Jakarta memiliki kinerja lingkungan
perusahaan yang mengikuti yang baik. Profitabilitas merupakan
PROPER, go public dan berada di salah satu indikator dari kinerja
DKI Jakarta. Pengungkapan laporan keuangan yang diukur berdasarkan
keberlanjutan (SRD) yang diukur Return On Asset (ROA) dengan nilai
berdasarkan jumlah pengungkapan terendah -0.2 dan nilai tertinggi 0.19
laporan keberlanjutan atau memiliki nilai rata-rata 0.0894 dan
pengungkapan laporan tahunan standar deviasi 0.5147. Indikator
terhadap jumlah pengungkapan kinerja keuangan yang kedua adalah
aspek GRI 4 memiliki nilai rata-rata likuiditas yang menggunakan
0.5797 dengan standar deviasi Current Ratio (CURRENT) dengan
0.18250. Nilai paling tinggi untuk cakupan nilai 0.83 hingga 10.64
perusahaan yang melaporkan laporan memiliki nilai rata-rata 2.9125 dan
keberlanjutan adalah 0.80 (80%), standar deviasi 2.06565. Leverage
sedangkan ada perusahaan yang merupakan indikator kinerja
tidak melaporkan laporan keuangan yang terakhir dengan Debt
keberlanjutan dengan nilai minimum To Equity Ratio (DER) dengan
0.00 (0%). Kinerja lingkungan cakupan nilai 0.16 hingga 1.73
diukur berdasarkan penilaian memiliki nilai rata-rata 0.6119 dan
PROPER (PPP) dengan nilai rata- standar deviasi 0.40846.
rata 0.5797 dan standar deviasi
0.13926 menunjukkan bahwa

79
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Uji Asumsi Klasik memiliki nilai residu yang


Uji asumsi klasik bertujuan terdistribusi secara normal.
mengetahui hubungan antar variabel
penelitian yang ada dalam model One Sample Kolmogorov-Smirnov
regresi. Model regresi dikatakan baik Test
jika data terdistribusi secara normal, Uji one sample kolomogorov
tidak mengandung multikoliniearitas, smirnov bertujuan untuk mengetahui
heteroskedastisitas dan autokorelasi. distribusi data, apakah mengikuti
distribusi normal, poissson, uniform
Uji Normalitas atau exponential. Dalam penelitian
Uji normalitas bertujuan untuk ini uji one sample kolomogorov
mengetahui apakah nilai residual smirnov digunakan untuk
yang dihasilkan dari regresi mengetahui apakah distribusi
terdistribusi secara normal atau tidak. residual terdistribusi secara normal
Model regresi yang baik adalah yang atau tidak.

Tabel 2 Unstandardized Residual


Unstandardized
Residual
N 33
Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .05938126
Absolute .079
Most Extreme
Differences Positive .068
Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .452
Asymp. Sig. (2-tailed) .987

Dari table 4.2 nilai kolmogrov- (0.987>0.05), maka nilai residualnya


Smirnov Z sebesar 0.452 dan nilai normal atau data terdistribusi secara
probabilitas signifikansi (Asymp. normal. Data dikatakan tidak normal
Sig. 2-tailed) sebesar 0.987. Karena jika memiliki nilai signifikansi
nilai signifikansi lebih dari 0.05 kurang dari 0.05 (Asymp.Sig < 0.05).

80
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

Tabel 3 Coefficients
Model Unstandardized Std t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .065 .082 .797 .432
PPP 1.140 .097 .870 11.783 .000
ROA -.308 .248 -.087 -1.243 .224
CURRENT -.015 .007 -.175 -2.138 .041
DER -.113 .040 -.253 -2.799 .009
a. Dependent Variable: SRD

Variabel kinerja lingkungan (PPP) (SRD). Nilai beta unstandardized


memiliki nilai signifikansi < 0.05 coefficients ROA sebesar -0.308
(0.000 < 0.05) dan t hitung > t tabel penelitian ini sesuai dengan
(11.783 > 2.048) maka variabel PPP penelitian yang dilakukan oleh Mega
secara parsial mempunyai pengaruh (2013), yang menyatakan bahwa
yang signifikan terhadap variabel profitabilitas ROA memiliki
pengungkapan laporan keberlanjutan pengaruh negatif signifikan terhadap
(SRD). Hasil ini konsisten dengan pengungkapan laporan keberlanjutan
penelitian Felicia dan Paskah (2014) (SRD). Hal ini sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa kinerja legitimasi yang menyatakan bahwa
lingkungan (PPP) berpengaruh pada saat perusahaan memiliki laba
secara signifikan terhadap yang tinggi maka tidak perlu
pengungkapan laporan berkelanjutan. mengungkapkan hal-hal yang
Semakin baik kinerja lingkungan menganggu suksesnya laporan
suatu perusahaan maka akan semakin keuangan dan keberlanjutan
banyak indikator yang akan perusahaan, sedangkan apabila
diungkapkan dalam laporan tingkat laba rendah maka perusahaan
keberlanjutan. Variabel profitabilitas akan memperbaiki kinerja
(ROA) memiliki nilai t hitung > - t perusahaan supaya pengguna laporan
tabel (-1.243 > -2.048) maka secara dapat membaca laporan tersebut dan
parsial variabel ROA mempunyai dapat meningkatkan citra positif
pengaruh yang signifikan terhadap perusahaan.Variabel likuiditas
pengungkapan laporan keberlanjutan (CURRENT) memiliki nilai

81
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

signifikansi < 0.05 (0.041 < 0.05) dari investor dan calon investor pada
dan t hitung > t tabel (-2.138 > pengungkapan laporan keberlanjutan.
-2.048) maka variabel CURRENT Variabel profitabilitas (ROA),
secara parsial mempunyai pengaruh likuiditas (CURRENT) dan leverage
yang signifikan terhadap (DER) memiliki pengaruh negatif
pengungkapan laporan keberlanjutan signifikan terhadap pengungkapan
(SRD). Hasil ini tidak konsisten laporan berkelanjutan (SRD), sesuai
dengan penelitian yang dilakukan dengan teori stakeholder menyatakan
oleh Mega (2014) yang menyatakan bahwa para stakeholder memiliki
bahwa variabel likuiditas kekuatan untuk mengendalikan atau
(CURRENT) tidak berpengaruh mempengaruhi penggunaan sumber
secara signifikan terhadap daya atau input yang digunakan
pengungkapan laporan keberlanjutan. dalam operasi. Stakeholder
Kesimpulan Uji Signifikansi merupakan semua pihak baik pihak
Parameter Individual (t-test) internal maupun eksternal
menunjukkan bahwa variabel kinerja perusahaan seperti pemerintah,
lingkungan (PPP) memiliki pengaruh perusahaan pesaing, masyarakat
yang positif signifikan terhadap sekitar, lingkungan internasional,
pengungkapan laporan keberlanjutan para pekerja, para pemerhati
(SRD), hasil penelitian ini sesuai lingkungan dan lain sebagainya yang
dengan teori signalling yang keberadaannya sangat
menyatakan apabila Kementrian mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
Lingkungan Hidup dan Badan perusahaan. Sehingga para
Pengendalian Dampak Lingkungan stakeholder merupakan pengguna
(Bapedal) merilis hasil PROPER laporan keuangan dan akan
untuk perusahaan maka dapat memperhatikan pengungkapan
meningkatkan kembali sinyal positif laporan keberlanjutan perusahaan.

82
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

KESIMPULAN Kinerja keuangan berdasarkan sisi


Berdasarkan hasil uji dan likuiditas dengan menggunakan
pembahasan tersebut maka penulis Current Ratio memiliki pengaruh
dapat diambil beberapa kesimpulan yang signifikan terhadap
di mana kinerja lingkungan yang pengungkapan laporan keberlanjutan.
diukur berdasarkan penilaian Hal ini dapat dilihat dari uji F dengan
PROPER memiliki mengaruh yang nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dan uji
signifikan terhadap pengungkapan t (t test) dengan nilai signifikansi
laporan keberlanjutan. Hal ini dapat 0.041 < 0.05. Semakin tinggi tingkat
dilihat dari uji F dengan nilai likuiditas perusahaan maka akan
signifikansi 0.000 < 0.05 dan uji t (t semakin baik dalam mengungkapkan
test) dengan nilai signifikansi 0.000 laporan keberlanjutan. Kinerja
< 0.05 serta nilai t hitung > t tabel keuangan berdasarkan sisi leverage
(11.783 > 2.048). Semakin baik dengan menggunakan Debt To
kinerja lingkungan yang dilakukan Equity Ratio (DER) memiliki
maka semakin baik peringkat pengaruh yang signifikan terhadap
PROPER dan pengungkapan laporan pengungkapan laporan berkelanjutan.
keberlanjutan. Kinerja keuangan Hal ini dapat dilihat dari uji F dengan
berdasarkan sisi profitabilitas dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dan uji
menggunakan Ratio On Asset (ROA) t (t test) dengan nilai signifikansi
memiliki pengaruh yang signifikan 0.009 < 0.05. Semakin rendah
terhadap pengungkapan laporan tingkat leverage perusahaan maka
keberlanjutan. Hal ini dapat dilihat semakin baik dalam melakukan
dari uji F dengan nilai signifikansi pengungkapan laporan keberlanjutan,
0.000 < 0.05 dan uji t (t test) dengan sedangkan untuk keterbatasan dalam
nilai t hitung > - t table (-1.243 > penelitian ini adalah tidak adanya
-2.048). Semakin baik sisi ketentuan standar baku dalam
profitabilitas perusahaan akan menentukan indikator dalam
semakin baik perusahaan melakukan pengungkapan laporan keberlanjutan
kinerja lingkungan dan semakin yang berdasarkan GRI sehingga
lengkap dalam mengungkapkan mengandung unsur subyektifitas
laporan keberlanjutan. dalam menentukan indeks tersebut..

83
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Penelitian ini menggunakan mendapat peringkat PROPER, go


penilaian yang bersifat kuantitatif public dan menerbitkan laporan
sehingga dapat terjadi kesalahan tahunan dari 2011-2013 serta berada
dalam melakukan perhitungan. di DKI jakarta, sampel yang
Penelitian ini menggunakan 33 digunakan sangat sedikit.
sampel dari perusahaan yang

DAFTAR PUSTAKA Theses, Page 489, December


2012.
Adistira, Daniel (2013). Pengaruh
Karakteristik Perusahaan
Bursa Efek Indonesia (2014).
Terhadap Praktek
Laporan Keuangan
Pengungkapan Sustainability
Perusahaan Nonkeuangan.
Reporting Dalam Laporan
Diakses 25 Desember 2014
Tahunan Perusahaan Publik
dari http://www.idx.co.id.
di Indonesia, Jurnal Reviu
Akuntansi dan Keuangan,
Doupnik, Timothy; Perera, Hector.
ISSN : 2088-0685, Vol. 3,
(2012). International
No. 1 April 2013.
Accounting, Third Edition.
Singapore: McGrawHill.
Azwir, Elfi, dan Irna (2014).
Pengaruh Karakteristik
Duwi Priyatno (2012). Belajar
Perusahaan dan Corporate
Analisis Data dengan SPSS
Governance terhadap
20. Yogyakarta: Andi.
Pengungkapan Sustainability
Environmental Performance
Report pada Perusahaan
LQ45 yang Terdaftar, Jurnal
Ghozali, Imam (2011). Aplikasi
Ekonomi Universitas Riau,
Analisis Multivariate dengan
Vol. 22, No. 1 Maret 2014.
Program SPSS. Edisi 7.
Semarang: Badan Penerbit
Binus Business Review
Universitas Diponegoro.
Management, Accounting
and Hospitality Management
Gibson (2011), Financial statement
Vol.3 No.2 November 2014:
Analysis, 12th Edition,
527-536
Canada: South-Western
Cengage Learning.
Brian D (2012). The Effect of
Corporate Sustainability
Report on Firm Valuation,
Claremont McKenna
College, CMC Senior

84
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65

Guthrie & Abeysekera (2006).


Content Analysis of Social,
Environmental Reporting:
What is new?: Journal of
Human Resource Costing &
Accounting.University of
Wollongong, Vol. 10, No. 2,
114-126.

Indra Sari, Hari (2013). Pengaruh


Sustaiability Reporting
Terhadap abnormal Return
Saham Pada Badan Usaha
Sektor Pertambangan Yang
Terdaftar Di BEI Pada
Periode 2010-2012”, Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Surabaya
Vol. 2 No 2.

Irham Fahmi (2013). Analisis


Laporan Keuangan.
Bandung: Alfabeta.

85
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ASET TETAP MENURUT


PSAK 17 DAN UNDANG-UNDANG PAJAK SERTA DAMPAKNYA
TERHADAP PENGHASILAN KENA PAJAK PADA PT.WANA ARTA
MANUNGGAL

Leroy Lionel Yuhaniar


Universitas Buddhi Dharma
[email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine how the calculation of depreciation of fixed assets in
accordance with IAS 17 and the Law - Tax Law as well as determine the impact
on taxable income of both of these calculations. In this study the author uses
descriptive method is a method of analyzing the data which the data are collected,
compiled, interpreted, and analyzed so as to produce a complete information and
efficient in accordance with the title analysis of calculation of depreciation of
fixed assets according to IAS 17 and law - tax law and its impact taxable income
at PT Wana Manunggal Arta ". The data collected is primary and secondary
data. Using a variety of data collection techniques, such as interview techniques,
observation techniques. The author has analyzed the fixed assets of the company
and it can be concluded that the company put on straight-line depreciation
method to depreciate its fixed assets has been well implemented by the company.
Application of the method of depreciation for tax purposes in accordance with the
provisions of the tax is less because there are weaknesses in its application.
Depreciation expense based on commercial Rp 197,323,566 whereas according
to the fiscal depreciation expense amounting to Rp 169,967,624 was due to
differences in the method of depreciation according to tax provisions contained
fiscal correction of the vehicles used for the company's operations and for the
inventory of vehicles for employees.

Keywords: Fixed Assets, Depreciation of Fixed Assets According to IAS 17 Law-


Tax Law, Taxable Income.

PENDAHULUAN penyusutan untuk periode akuntansi


Menurut PSAK No. 17 istilah dibebankan ke pendapatan baik
penyusutan berarti pengalokasian secara langsung maupun tidak
jumlah suatu aset yang dapat langsung. Kesalahan dalam
disusutkan sepanjang masa manfaat penetapan metode penyusutan dan
yang diestimasi. Besarnya penggunaan asset tetap dapat

86
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85

mempengaruhi rencana perusahaan penggunaan aset tetap perusahaan.


dalam mencapai tujuannya. Sebab dalam penetapan tujuan
Kesalahan dalam ukuran aset tetap perusahaan semua aspek harus
juga dapat mempengaruhi kewajaran diperhatikan termasuk penyusutan
laporan keuangan secara signifikan aset tetap. Berdasarkan uraian diatas
terutama terhadap penyusutan. jelaslah bahwa pentingnya cara
Kesalahan tersebut dapat dihindari menghitung penyusutan aset tetap
dengan cara menentukan taksiran menurut PSAK No. 17 dan undang-
umur ekonomis aset tetap dan undang pajak yang berlaku di
metode penyusutan yang digunakan. Indonesia, membatasi permasalahan
Dengan adanya daftar aset tetap, pada perhitungan aset tetap mesin
maka informasi mengenai jumlah, pada PT. Wana Arta Manunggal,
jenis, nilai akan mudah di dapat. Hal maka penulis tertarik untuk
ini tidak akan saja memudahkan mengadakan penelitian sebagai
perhitungan laba dan penghasilan dalam bentuk skripsi dengan judul
kena pajak perusahaan tetapi juga analisis perhitungan penyusutan aset
memudahkan kegiatan pengawasan tetap menurut PSAK No. 17 dan
aset tetap perusahaan. Untuk itu undang-undang pajak serta
dituntut penerapan penyusutan dampaknya terhadap penghasilan
akuntansi aset tetap yang baik kena pajak pada PT. Wana Arta
sebagai media informasi untuk pihak Manunggal.
manajemen dalam mengoptimalkan

TELAAH LITERATUR adalah akuntansi yang berkaitan


Menurut Agoes dan Estralita dengan perhitungan perpajakan dan
Trisnawati (2010) mengatakan mengacu pada perarturan dan
bahwa akuntansi adalah sistem yang perundang-undang perpajakan
menghasilkan laporan kepada pihak- beserta aturan pelaksanaannya.
pihak yang berkepentingan mengenai Tujuan akuntansi berdasarkan PSAK
aktivitas ekonomi dan kondisi adalah menyediakan informasi yang
perusahaan. Menurut Waluyo (2011) menyangkut posisi keuangan, kinerja
menyatakan bahwa akuntansi pajak serta perubahan posisi keuangan

87
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal

suatu perusahaan yang bermanfaat Termasuk dalam nilai perolehan


bagi sejumlah besar pengguna tanah antara lain :
laporan keuangan dalam 1. Purchase price ; harga
pengambilan keputusan ekonomi. yang dibayarkan kepada
Menurut Waluyo (2009) menyatakan penjual
bahwa aset tetap adalah aset 2. Closing costs ; biaya
berwujud yang diperoleh dalam hukum, biaya pengurusan
bentuk siap pakai atau dengan surat – surat
dibangun terlebih dahulu, yang 3. Costs incurred in getting
digunakan dalam operasi perusahaan, the land in condition for
tidak dimaksudkan untuk dijual its intended use ; seperti
dalam rangka kegiatan normal perataan, pembuatan
perusahaan dan mempunyai masa drainase dan pembersihan
manfaat lebih dari satu tahun (PSAK 4. Pelunasan biaya – biaya
No. 16 Tahun 2007). Sedangkan yang masih harus dibayar
menurut Hery dan Widyawati (2011) seperti pajak bumi dan
mengatakan bahwa aset tetap adalah bangunan, dan lain – lain
aset yang di mana secara fisik dapat 5. Perbaikan tanah lainnya,
dilihat keberadaannya dan sifatnya seperti perbaikan jalan,
relative permanen serta memiliki pagar, tempat parker, dan
masa kegunaan yang panjang. Jenis lain – lain
aset tetap yang berwujud yang
dimiliki oleh suatu perusahaan bisa Sedangkan yang termasuk dalam
berupa: tanah, bangunan, mesin dan nilai perolehan gedung antara lain
alat – alat pabrik, meubel, dan alat – semua pengeluaran yang
alat kantor, kendaraan dan alat – alat berhubungan langsung dengan proses
kantor dan sebagainya. Menurut perolehannya ataupun konstruksinya,
Kieso (2011) menyatakan bahwa seperti bahan baku, tenaga kerja,
menetapkan nilai perolehan aset biaya overhead selama konstruksi.
tetap sebagai berikut : nilai perolehan peralatan antara lain
seperti harga yang dibayarkan

88
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85

kepada penjual, biaya transportasi, Jumlah Penyusutan akan


biaya asuransi dalam perjalanan, dialokasikan ke setiap periode
biaya komisi, jika ada, biaya akuntansi selama masa manfaat aset
pemasangan, biaya uji coba tetap berwujud menggunakan
penggunaan. Menurut Steven M. berbagai metode yang sistematis.
Bragg (2012) mengatakan bahwa Menurut Sugiri (2009) mengatakan
biaya-biaya yang termasuk dalam bahwa penyusutan adalah alokasi
properti, pabrik, dan peralatan, harga sistematis jumlah yang dapat
pembelian dari aset dan pajak yang disusutkan dari suatu aset selama
terkait, biaya konstruksi dari aset, umur manfaatnya. Menurut Donald
yang mencakup biaya buruh dan Kieso (2009) menyatakan bahwa
imbalan pekerja, bea impor, biaya penyusutan adalah proses akuntansi
pengangkutan dan penanganan, dalam mengalokasikan biaya aset
persiapan lokasi, instalasi dan berwujud ke beban dengan cara yang
perakitan, permulaan uji coba asset, sistematis dan rasional selama
biaya operasional, biaya yang periode yang diharapkan
diestimasi untuk membongkar dan mendapatkan manfaat dari
menghapus aset tersebut selanjutnya, penggunaan aset tersebut.
jika ini adalah sebuah keharusan, Metode penyusutan menurut
pengurangan diskon dan potongan ketentuan perundang-undangan
harga, pengurangan penerimaan perpajakan sebagaimana telah diatur
bersih dari penjualan setiap produk dalam Pasal 11 undang-undang Pajak
yang dihasilkan selama pengujian Penghasilan antara lain sebagai
awal. Masalah penyusutan berikut adalah :
merupakan masalah yang penting 1. metode garis lurus ( straight line
selama masa manfaat aset tetap. method ), atau metode saldo
Masa manfaat diukur dengan periode menurun (declining balance
suatu aset yang diharapkan method ) untuk aset tetap berwujud
digunakan perusahaan atau jumlah bukan bangunan.
produksi atau unit serupa yang 2. metode garis lurus untuk aset tetap
diharapkan diperoleh dari aset oleh berwujud berupa bangunan.
perusahaan.

89
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal

Kriteria Akuntansi Komersial Akuntansi Fiskal


1. Ditentukan 1. Diterapkan
Masa berdasarkan umur berdasarkan
Manfaat ekonomis maupun keputusan Menteri
teknis. Keuangan.
2. Nilai residu 2. Nilai residu tidak
diperhitungkan. diperhitungkan.
3. Ditelaah ulang
secara periodik.
1. Untuk pembelian 1. Untuk transaksi yang
menggunakan harga tidak memiliki
sesungguhnya. hubungan istimewa
Harga 2. Untuk pertukaran berdasarkan harga
Perolehan menggunakan harga sesungguhnya.
wajar. 2. Untuk transaksi yang
3. Untuk pertukaran memiliki hubungan
aset sejenis istimewa berdasarkan
berdasarkan nilai harga pasar.
buku aset yang 3. Untuk transaksi tukar
dilepas. menukar berdasarkan
4. Untuk sumbangan harga pasar.
berdasarkan harga
pasar.
1. Wajib pajak 1. Untuk aset tetap
diijinkan memilih bangunan adalah
salah satu metode garis lurus dengan
Metode yang sesuai asalkan persentase yang telah
Penyusutan dilaksanakan secara ditetapkan.
kontinyu, antara 2. Untuk aset tetap
lain metode garis bukan bangunan
lurus, saldo boleh memilih antara
menurun saldo garis lurus maupun
menurun ganda, saldo menurun
angka tahun, asalkan dilaksanakan
produksi, dll. secara konsisten.
1. Penyusutan secara 1. Penyusutan
individual, kecuali individual dan
Sistem peralatan kecil gabungan / group.
Penyusutan boleh secara 2. Saat dimulainya
golongan. penyusutan adalah
2. Saat dimulainya saat perolehan atau
penyusutan adalah saat menghasilkan
saat perolehan atas ijin Menteri
maupun Keuangan
penyelesaian

90
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85

Penghasilan Kena Pajak beban pajak penghasilan. PSAK 46


Penghasilan kena pajak atau laba memberikan istilah yang perlu
fiscal (taxable profit) atau rugi pajak dipahami di mana beban pajak (tax
(tax loss) adalah laba atau rugi expense) adalah jumlah agregat pajak
selama satu periode yang dihitung kini (current tax) dan pajak
berdasarkan perarturan perpajakan tangguhan (deferred tax) yang
dan yang menjadi dasar perhitungan diperhitungkan dalam penghasilan
pajak penghasilan. Beban pajak laba rugi akuntansi pada suatu atau
penghasilan ini terdiri atas beban dalam periode berjalan sebagai
pajak kini (dalam tahun berjalan) dan beban atau penghasilan.

METODE PENELITIAN menemukan pengetahuan khusus


Objek penelitian yang dilakukan maupun tentang suatu peristiwa nilai
penulis adalah penyusutan aset tetap yang tidak wajar dalam laporan
menurut PSAK No. 17 dan undang keuangan dibandingkan dengan nilai
undangpajak serta dampaknya aset tersebut di pasaran. Penelitian
terhadap penghasilan kena pajak ini juga di didasarkan pada
pada PT. Wana Arta Manunggal. peraturan-peraturan perpajakan dan
Dalam penelitian ini penulis juga standar akuntansi keuangannya
menggunakan metode deskriptif, di (SAK) agar tidak terjadi
mana data-data yang dikumpulkan penyimpangan antara perusahaan dan
adalah semua data yang digunakan pemerintah. Data-data yang
mengenai aset tetap PT. Wana Arta digunakan adalah data primer
Manunggal baik yang dipakai secara dan data sekunder. Teknik
langsung pada pengelolaan data dan pengumpulan data yang digunakan
pengumpulan fakta-fakta lain yang oleh penulis adalah dengan
secara tidak langsung membantu menggunakan penelitian kepustakaan
mencapai tujuan penulisan skripsi dan penelitian lapangan di mana
ini. Tipe penelitian yang digunakan penelitian yang dilakukan secara
didalam penelitian ini adalah tipe langsung kepada objek penelitian
penelitian yang bertujuan untuk untuk melengkapi data yang

91
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal

dibutuhkan. Penelitian ini dilakukan observasi. Teknik analisis data di


dengan meneliti secara langsung mana data yang diperoleh akan
keperusahaan untuk mendapatkan dianalisa dengan menggunakan
data yang sekunder yang akurat dan metode deskriptif yaitu : analisa
penelitian ini dilakukan dengan kuantitatif dan analisa kualitatif.
beberapa tindakan, yaitu :
wawancara (interview), dokumentasi,

HASIL PENELITIAN DAN non bangunan menggunakan metode


PEMBAHASAN garis lurus. daftar perhitungan
Beban penyusutan aset tetap pada penyusutan aset tetap dapat dilihat
PT. Wana Arta Manunggal dihitung pada tabel 1 (perhitungan menurut
dengan menggunakan metode garis akuntansi) dan pada tabel 2
lurus untuk penyusutan komersil dan ( perhitungan menurut perpajakan).
penyusutan fiskal untuk aset tetap
Tabel 1 Perhitungan Beban Penyusutan Aset Tetap Menurut Komersial

Umur Rate Harga Beban


No Keterangan
Penyusutan
(Thn) (%) Perolehan
Inventaris
1 4 25 97.037.536 18.129.003
Kantor
2 Kendaraan 4 25 721.262.400 97.711.883
3 Mesin - Mesin 4 25 403.653.136 81.482.680
TOTAL 197.323.566

Tabel 2 Perhitungan Beban Penyusutan Aset Tetap Menurut Fiskal

No Keterangan Kel Umur Tarif Harga Beban


(Thn) (%) Perolehan Penyusutan

1 Inventaris I 4 25 97.037.536 18.129.003


Kantor
2 Kendaraan II 4 25 721.262.400 70.355.941
3 Mesin - Mesin III 4 25 403.653.136 81.482.680
TOTAL 169.967.624

92
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85

Dari rincian tersebut dapat diperoleh dibebankan sebagai biaya perusahaan


informasi di mana beban penyusutan sebesar 50% melalui penyusutan aset
untuk periode tahun 2013 tetap kelompok II, atau biaya
berdasarkan akuntansi keuangan pemeliharaan / perbaikan rutin
adalah sebesar Rp 197.323.566. kendaraan tersebut dapat dibebankan
Beban penyusutan untuk periode sebagai biaya rutin perusahaan
tahun 2013 berdasarkan ketentuan sebesar 50%. Adanya perbedaan-
perpajakan adalah sebesar Rp perbedaan signifikan antara
169.967.624. Selisih antara perarturan perpajakan dengan standar
penyusutan menurut akuntansi akuntansi keuangan bisa menjadikan
keuangan dengan ketentuan laba kena pajak berbeda dan
perpajakan adalah sebesar Rp selanjutnya menyebabkan perbedaan
27.355.942. Jadi jumlah ini yang dasar penetapan pajak penghasilan
akan direkonsiliasi, di mana terutang. Apabila pihak manajemen
penyusutan menurut komersil lebih tidak teliti dalam mengantisipasi
besar dari penyusutan fiskal sehingga perbedaan tersebut, maka penetapan
selisih ini bersifat koreksi positif pengenaan pajak penghasilan
yaitu akan menambah besarnya terutang akan berbeda antara jumlah
penghasilan kena pajak perusahaan. yang dicantumkan dalam SPT
Selisih dari kedua perhitungan Tahunan dengan pemeriksaan yang
tersebut disebabkan karena metode dilakukan oleh pihak pajak dan
penyusutan aset tetap menurut selanjutnya apabila itu terjadi
ketentuan perpajakan berdasarkan perusahaan akan dikenakan denda
Kep Dirjen No. 220/PJ/2002, SE- atau sanksi administrasi yang akan
09/PJ.42/2002 tentang kendaraan merugikan perusahaan bersangkutan.
sedan / sejenis atas biaya perolehan / Tidak selamanya dengan melakukan
pembelian / perbaikan besar koreksi fiskal laba akuntansi akan
kendaraan sedan / sejenis yang menjadi lebih kecil dibandingkan
dimiliki & dipergunakan perusahaan laba fiskal. Apabila laba fiskal lebih
untuk pegawai tertentu karena besar maka penetapan pajaknya pun
jabatan / pekerjaannya, dapat akan lebih besar. Hal ini disebabkan

93
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal

adanya biaya-biaya yang diakui mengurangkan sejumlah beban dari


dalam laporan keuangan komersial beban penyusutan hal ini akan
yang memang merupakan menambah laba akuntansi sebelum
pengeluaran, namun bukan pajak. Namun koreksi yang
merupakan biaya menurut ketentuan dilakukan perusahaan masih terdapat
perpajakan. Berdasarkan penelitian kelemahan yaitu adanya kesalahan
yang dilakukan dapat diketahui dalam menghitung besarnya beban
bahwa untuk menentukan besarnya penyusutan fiskal sehingga selisih
laba kena pajak, perusahaan jumlah beban penyusutan yang akan
melakukan rekonsiliasi fiskal untuk ditambahkan kembali ke laba
menghitung besarnya pajak yang akuntansi sebelum pajak akan
terutang sehingga pada akhirnya mencerminkan jumlah yang
nanti diperoleh besarnya laba setelah sebenarnya. Hal ini disebabkan
pajak. Analisa yang dilakukan atas kelemahan dalam penerapan undang-
koreksi fiskal yang dibuat oleh undang perpajakan seperti yang telah
perusahaan adalah bahwa perusahaan diuraikan sebelumnya sehingga
telah melakukan koreksi fiskal terjadi kekeliruan dalam menghitung
dengan baik ditinjau dari segi teknik beban penyusutan fiskal. Dalam
atau cara perusahaan melakukan penyajian laporan keuangan beban
koreksi terhadap laba akuntansi pajak penghasilan akan disajikan
sebelum pajak, yaitu dengan dalam perhitungan laba rugi dan
melakukan koreksi positif. Koreksi merupakan jumlah antara pajak
positif dilakukan apabila ada beban, penghasilan terutang serta pajak
dalam hal ini beban penyusutan aset yang ditangguhkan. Sementara
tetap diakui dalam laporan keuangan dalam neraca kewajiban pajak yang
komersial, tetapi tidak diakui sebagai ditangguhkan akan dilaporkan
beban atau pengurang penghasilan sebagai pos tidak lancar (hutang lain-
menurut ketentuan perpajakan. lain) dan pajak penghasilan terutang
Koreksi yang dilakukan yaitu dengan dilaporkan sebagai hutang lancar.

94
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85

KESIMPULAN perusahaan menerapkan metode


Setelah memberikan uraian bersih dari pajak, sedangkan standar
mengenai masalah, menganalisa dan akuntansi keuangan menganut
mengevaluasi akuntansi penyusutan metode aset-hutang dalam
aset tetap menurut SAK dan Undang- mengalokasikan jumlah yang dapat
Undang Perpajakan serta dampaknya dikenakan pajak di masa depan
terhadap penghasilan kena pajak karena perbedaan sementara. Karena
pada PT Wana Arta Manunggal, perusahaan menggunakan metode
maka penulis mencoba untuk bersih dari pajak, maka di neraca
menarik kesimpulan sekaligus tidak ada akun kewajiban pajak yang
memberikan saran – saran yang ditangguhkan dan dalam laporan laba
dapat diterapkan di perusahaan. rugi, beban pajak penghasilan adalah
Metode penyusutan yang diterapkan sama dengan pajak penghasilan yang
oleh perusahaan untuk tujuan harus dibayar. Beban penyusutan
pelaporan keuangan adalah metode menurut komersial sebesar Rp
garis lurus, sedangkan untuk tujuan 197.323.566 sedangkan beban
perpajakan, di mana perusahaan penyusutan menurut fiskal sebesar
menggunakan metode garis lurus Rp 169.967.624 selisih dari kedua
untuk aset tetap bukan bangunan. perhitungan tersebut karena metode
Perusahaan telah melakukan koreksi penyusutan aset tetap menurut
fiskal atas laba akuntansi sebelum ketentuan perpajakan terdapat
pajak untuk memperoleh laba kena koreksi fiskal mengenai kendaraan
pajak dan secara teknik koreksi yang dipakai untuk operasional
tersebut telah dilakukan dengan baik. perusahaan disusutkan sepenuhnya
Perusahaan menghitung besarnya dari harga perolehan, sedangkan
pajak penghasilan terutang untuk kendaraan inventaris pegawai
berdasarkan laba kena pajak atau hanya dikenakan biaya 50% dari tiap
laba fiskal. Penyajian laporan penyusutan per tahun. Besarnya
keuangan berkaitan dengan efisiensi PPH terutang badan yang
perbedaan yang bersifat sementara dihasilkan sebesar Rp 43.552.533
kurang sesuai dengan Standar diperoleh dari rekonsiliasi fiskal
akuntansi keuangan karena yang dilakukan dari laba kena pajak

95
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal

sebagai dasar perhitungan pajak penurunan kondisi. Di mana pada


penghasilan. Penerapan metode saat aset tersebut mengalami
penyusutan untuk tujuan perpajakan penurunan kondisi sehingga
kurang sesuai dengan ketentuan dikeluarkan biaya akan meningkat
perpajakan karena terdapat beberapa hal ini dilakukan untuk
kelemahan dalam penerapannya mempertahankan kinerja aset
yaitu perhitungan dasar penyusutan tersebut. Contohnya mesin yang
untuk tahun 2013 dalam sekelompok digunakan perusahaan yang
aset tertentu didasarkan pada harga kinerjanya tidak mungkin tetap
perolehan aset dikurangi dengan selama masa manfaat 15 tahun akan
akumulasi penyusutan sampai lebih baik jika disusutkan menurut
dengan tahun 2012 tanpa metode jam kerja atau saldo
memperhitungkan adanya penjualan menurun. Perusahaan sebaiknya
sejumlah aset tetap dari golongan mengkaji ulang kembali
aset tersebut pada periode pengelompokkan aset tetapnya dan
sebelumnya. Pengelompokkan aset menyesuaikannya dengan keputusan
tetap bukan bangunan kurang sesuai Menteri Keuangan No.
dengan Keputusan Menteri 138/KMK.03/2002 tentang
Keuangan No.138/KMK.03/2002. pengelompokkan jenis-jenis harta
Saran yang penulis berikan untuk berwujud. Pegawai perusahaan
perusahaan di mana sebaiknya bagian perpajakan hendaknya harus
mempertimbangkan penggunaan memahami akan praktek administrasi
metode penyusutan lain yang sesuai perpajakan seperti penagihan dan
dengan standar akuntasi keuangan. teknik-teknik pemeriksaan pajak
Karena metode garis lurus kurang yang dilakukan oleh petugas
tepat untuk aset yang mengalami perpajakan.

DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, D & Setiawati, L. (2010).
Sukrisno, A & Trisnawati, E. (2010)
Sistem Informasi Akuntansi.
Akuntansi Perpajakan Edisi
Yogyakarta:Andi
2 Revisi. Jakarta : Salemba
Yogyakarta.
Empat.

96
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85

Waluyo. (2011). Perpajakan


Indonesia. Jakarta : Salemba
Empat.
Waluyo. (2009). Akuntansi Pajak
Edisi Empat Buku 2. Jakarta
:Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2012).


Standar Akuntansi
Keuangan. Jakarta : Ikatan
Akuntan Indonesia.
Dunia Firdaus A. (2010). Ikhtisar
Lengkap Pengantar
Akuntansi Edisi Ketiga.
Jakarta : Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Giri Efraim Ferdinan. (2012).
Akuntansi Keungan
Menengah I. Jogjakarta :
UPP STIM YKPN.
Hery & Widyawati Lekok. (2011).
Akuntansi Keuangan
Menengah II. Jakarta : Bumi
Aksara.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada.
Sugiri Slamet. (2009). Akuntansi
Suatu Pengantar 2 Edisi
Kelima. Jogjakarta : UPP
STIM YKPN.
Kieso Donald. 2009. Intermediate
Accounting. Jakarta :
Erlangga.
Bragg, Steven M. (2012). IFRS
Made Easy. Jakarta : Indeks.
Ikatan Akuntan Indonesia.
2009.
Pernyataan Standar Akuntan
Keuangan No. I, Revisi
2009. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta
: Ikatan Akuntan Indonesia.
Kieso, Weygandt, Warfield. (2011).
Intermediate Accounting.
IFRS Edition. Hoboken :
New Jersey.

97
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG USAHA UNTUK


MEMINIMALKAN PIUTANG TAK TERTAGIH
PT XYZ

Ariyati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
[email protected]

ABSTRACT

This research aims to identify and analyze the system of internal control of
accounts receivable on PT. XYZ to minimize bad debt expense. The research
approach used is a descriptive that is used by collecting, compiling, classifying
data that they can find out the clear events regarding the problems that have been
research. Operational definition used by the internal control system of accounts
receivable and bad debt expense. The type of data used is qualitative. Primary
and secondary data sources. Data collection techniques used are documentation
and interviews. Data analysis techniques used are descriptive. The results of the
research show that the internal control of accounts receivable PT. XYZ has not
been done effectively. this is seen from the activity of controlling trade receivables
in the collection results that often pass from the due date. PT. XYZ do not have
internal audits and have not been effective in using accounting methods to the
maximum in an effort to minimize bad debt expense.

Keyword: Control of Trade Account Receivable, Bad Debt Expense.

PENDAHULUAN dapat meningkatkan pendapatan dari


Perkembangan industri yang semakin hasil penjualan, salah satunya
pesat mengharuskan setiap penjualan secara kredit untuk dapat
perusahaan untuk siap menghadapi meningkatkan profit perusahaan.
persaingan yang sangat ketat untuk Piutang usaha adalah pengakuan
mempertahankan kelangsungan kepada pihak lain berupa barang,
usahanya. Untuk dapat bertahan dan jasa uang serta aset bukan kas yang
menjadi yang terdepan dalam akan ditagih pada saat jatuh tempo
persaingan dalam usaha, perusahaan sesuai dengan perjanjian yang telah
harus bisa menjalankan segala disepakati (Syakur, 2015). Piutang
aktivitas usaha dengan efektif dan usaha dapat berupa tagihan yang
efisien sehingga dapat meningkatkan muncul karena penjualan barang
keuntungan yang maksimal. Ada dagangan dan jasa atau penjualan
banyak cara yang dapat ditempuh aset lainnya yang dilakukan secara
oleh manajemen perusahaan untuk kredit. Perusahaan yang menjalankan

98
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

penjualan secara kredit memerlukan didapatkan. Penerapan pengendalian


pengelolaan internal yang baik. Salah internal atas piutang usaha berguna
satunya adalah piutang usaha yang untuk mengukur efektifitas
harus dikelola sebaik mungkin agar pengelolaan piutang usaha pada
dapat membantu perusahaan dalam perusahaan. Beberapa cara yang
memonitor kegiatan penjualannya. telah dilakukan untuk mencegah
Bagi perusahaan untuk mengetahui terjadinya piutang tak tertagih yang
apakah sistem pengendalian internal telah dilakukan manajemen
yang berlangsung dalam setiap perusahaan antara lain: mempercepat
transaksi piutang usaha sudah penerbitan kuitansi, mempercepat
termonitor dengan baik atau hanya pengantaran surat penagihan,
sekedar formalitas dalam pemberian batasan tugas dan
perusahaan. Kondisi ketidakpastian tanggung jawab antara sales dan
merupakan suatu hal yang wajar jika bagian lainnya. Akan tetapi, masalah
ada sejumlah piutang usaha yang yang umum dihadapi adalah
tidak dapat tertagih pada saat jatuh penagihan piutang usaha yang telah
tempo dan bahkan ada yang benar- jatuh tempo dan tidak dapat
benar tidak dapat dibayar oleh pihak diselesaikan dengan pelunasan atas
yang berhutang, sehingga hutang piutang usaha tersebut. Piutang tak
tersebut dihapus oleh pemilik tertagih adalah hak perusahaan untuk
piutang usaha. Tetapi perusahaan menagih sejumlah hutang kepada
biasanya tidak dapat mengetahui pelanggan yang belum melakukan
dengan tepat berapa besarnya nilai pembayaran atas transaksi penjualan
piutang usaha yang dapat ditagih secara kredit yang sudah melewati
maupun yang tidak dapat ditagih. batas akhir jatuh tempo atau
Akibat dari adanya piutang usaha transaksi penjualan kredit yang tidak
yang tidak tertagih ini maka akan bisa dibayarkan tepat pada waktunya
sangat berpengaruh pada pendapatan (Wahyuni,2012). Kerugian
perusahaan, di mana semakin besar pendapatan dan penurunan laba
biaya yang disisihkan untuk kerugian diakui dengan mencatat beban
piutang tak tertagih maka semakin piutang usaha ragu-ragu (beban
sedikit pendapatan perusahaan yang piutang tak tertagih). PT. XYZ

99
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

Indonesia merupakan salah satu piutang usaha yang sudah ada.


perusahaan swasta yang sangat Perusahaan yang melakukan
berkembang dalam bidang penjualan secara kredit memerlukan
penyediaan peralatan mesin pabrik suatu sistem pengendalian internal
khususnya dari sektor industri. Untuk yang maksimal untuk dapat
mendukung kegiatan perusahaan meminimalkan jumlah piutang usaha
dalam meningkatkan laba PT. XYZ yang tidak dapat tertagih. Sistem
Indonesia banyak melakukan pengendalian internal dapat
penjualan dengan cara pemberian dilakukan dengan kebijakan kredit
fasilitas kredit kepada beberapa yang bersifat selektif. Analisis
pelanggannya, penjualan secara terhadap pelanggan sangat
kredit dapat mendatangkan diperlukan untuk memastikan
keuntungan atau laba yang lebih kemampuan dalam melunasi piutang
besar tetapi hal ini tidak terlepas dari usaha. Berikut tabel umur saldo
adanya risiko kerugian yang harus piutang usaha pada PT. XYZ selama
ditanggung oleh perusahaan apabila tahun 2014 sampai dengan tahun
pelanggan tidak mampu melunasi 2018 sebagai berikut:
Tabel 1 Daftar saldo piutang usaha PT. XYZ
Jumlah Piutang Presentase Piutang
Tahun Saldo Piutang Usaha Usaha Usaha
Tak Tertagih Tak Tertagih
2014 5.742.851.741 755.894.278,27 13.1%
2015 3.195.687.785 728.435.281,87 22.8%
2016 1.197.006.292 45.224.711 3.7%
2017 2.492.842.973 338.659.142,78 13.5%
2018 3.197.431.747 729.734.898,76 22.8%

Dari data di atas menunjukan bahwa ditahun 2016 selanjutnya ada


saldo piutang usaha mengalami kenaikan dari tahun 2017 sampai
kenaikan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018. Jika dilihat dari
dengan tahun 2016, jumlah piutang data di atas, adanya peningkatan
tak tertagih mengalami peningkatan piutang tak tertagih dari kurangnya
dari tahun 2014 sampai dengan tahun pengendalian internal yang kurang
2015 dan mengalami penurunan baik. Ada beberapa cara untuk

100
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

meminimalkan piutang tak tertagih Lamanya umur piutang usaha yang


seperti: mengamankan sumber daya telah jatuh tempo merupakan
terhadap kemungkinan kerugian lamanya hari mulai saat piutang
akibat pelepasan piutang usaha, usaha tersebut jatuh tempo hingga
penyalahgunaan kesalahan laporan umur piutang usaha (aging
pengelolaan, kekeliruan, kecurangan account receivable). Piutang usaha
serta membuat data keuangan dan dan piutang usaha lain-lain
pengungkapan data yang wajar pada diharapkan dapat tertagih dalam satu
pelaporan piutang usaha. Agar tahun atau siklus usaha normal
terlaksananya pengendalian internal dikelompokan sebagai aset lancar.
dan administrasi yang lebih baik, Seluruh piutang usaha digolongkan
diperlukan sistem pengendalian yang sebagai aset lancar tanpa
dirancang secara efektif guna untuk memandang waktu tertagihnya
pelaksanaan pengumpulan piutang piutang usaha tersebut. Dengan
tak tertagih dapat berjalan dengan demikian, jumlah piutang usaha yang
baik dan memadai. Jenis piutang jangka waktu penagihannya lebih
usaha yang ada pada PT XYZ adalah dari satu tahun atau siklus usaha
piutang usaha, piutang usaha normal harus diungkapkan dalam
karyawan dan piutang usaha lain- catatan atau laporan keuangan.
lain. Metode umur piutang usaha Berdasarkan latar belakang
dikelompokan berdasarkan pada permasalahan di atas, peneliti akan
karakteristik umur yang berarti melakukan penelitian tentang sistem
adanya pengelompokan piutang pengolahan piutang usaha pada PT.
usaha ke dalam katagori yang XYZ dan membahas dalam skripsi
berdasarkan tanggal jatuh tempo yang berjudul: analisis pengendalian
piutang usaha. Karakteristik umur internal piutang usaha untuk
piutang usaha dapat dikelompokan meminimalkan piutang tak tertagih
menjadi: belum jatuh tempo, telah pada PT. XYZ. Berdasarkan uraian
jatuh tempo 1-30 hari, telah jatuh latar belakang masalah tersebut maka
tempo 31-60 hari, telah jatuh tempo peneliti merumuskan permasalahan
61-90, telah jatuh tempo 91-120 hari sebagai berikut: apakah pengendalian
dan jatuh tempo di atas 121 hari. internal piutang usaha yang

101
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

diterapkan pada PT. XYZ sudah piutang usaha yang telah


efektif dan efisien dalam dijalankan PT. XYZ yang
meminimalkan piutang tak tertagih. telah berjalan sejak tahun
Berdasarkan latar belakang dan 2014.
rumusan masalah di atas, maka 2. Menganalisis risiko piutang
batasan masalah penelitian ini hanya tak tertagih dari tahun 2014
membahas tentang pengendalian sampai dengan 2018 pada PT.
internal piutang usaha yang XYZ dengan umur piutang
berhubungan dengan risiko piutang usaha yang lebih dari 121
tak tertagih dengan cara: hari.
1. Menganalisis pengendalian

TELAAH LITERATUR penagihan. (Rudianto, 2012). Dari


Piutang Usaha definisi tersebut, piutang usaha
Piutang usaha adalah penjualan merupakan aset lancar atau kekayaan
kepada pelanggan yang dilakukan perusahaan yang timbul karena
secara kredit yang tidak memerlukan adanya penjualan secara kredit.
cacatan secara khusus atau formulir Piutang usaha merupakan hal yang
khusus yang ditandatangai sebagai sangat penting bagi perusahaan
bukti atas kewajiban yang di buat dalam mempertahankan persaingan
antara penjual dengan pembeli. bisnis sekarang ini. Piutang usaha
(Lukman Syamsuddin, 2011). merupakan hak untuk menagih
Piutang usaha adalah klaim kepada sejumlah uang penjual kepada
pihak lain atas penjualan barang, pembeli yang timbul karena adanya
jasa, uang serta aset bukan kas yang suatu transaksi.
ditagih sesuai dengan tanggal Untuk tujuan pelaporan keuangan,
perjanjian penagihan (Syakur, 2015). piutang usaha diklasifikasikan
Piutang usaha adalah hak menjadi dua yaitu piutang usaha
memperoleh hasil penjualan kredit jangka panjang yang artinya tidak
yang dilakukan pada masa lalu, dapat tertagih dalam periode tertentu
ditagih pada masa yang akan datang dan piutang usaha jangka pendek
sesuai dengan tanggal jatuh tempo

102
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

adalah dapat tertagih dalam satu (Ahmed, 2015). Kerugian


periode tertentu. pendapatan dan penurunan laba
diakui dengan mencatat beban
Piutang Tak Tertagih piutang usaha ragu-ragu (atau beban
Piutang tak tertagih muncul karena kerugian tak tertagih). Beban piutang
adanya pelanggan yang tidak mampu tak tertagih merupakan biaya bagi
membayar hutangnya kepada penjual yang memberikan kredit.
perusahaan, hal ini dikarenakan Dari definisi tersebut, piutang tak
adanya penurunan omset penjualan tertagih adalah kerugian bagi
sebagai akibat dari lemahnya perusahaan akibat sejumlah piutang
perekonomian dan kebangkrutan usaha yang tidak dapat dilunasi oleh
yang dialami oleh pelanggan (Hery, pihak pelanggan yang dikarenakan
2013). Piutang tak tertagih adalah pelanggan yang tidak diketahui
hak perusahaan untuk menagih keberadaannya, tidak mau membayar
sejumlah hutang kepada pelanggan hutangnya, tidak mampu membayar
yang belum melakukan pembayaran atau dinyatakan bangkrut.
atas transaksi penjualan secara kredit
yang sudah melewati batas akhir Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
jatuh tempo atau transaksi penjualan Besarnya Investasi Dalam Piutang
kredit yang tidak bisa dibayarkan usaha
tepat pada waktunya (Wahyuni, Faktor-faktor yang mempengaruhi
2012). Piutang tak tertagih adalah besarnya investasi dalam piutang
berkurangnya pendapatan yang usaha adalah sebagai berikut:
diakibatkan dari piutang usaha yang 1. Volume penjualan kredit.
tidak terbayarkan oleh pelanggan. Semakin besar penjualan kredit dari
Hal ini memerlukan pencatatan ayat keseluruhan penjualan kredit akan
jurnal yang tepat dalam akun memperbesar jumlah piutang usaha
keuangan perusahaan, penurunan pada perusahaan dan mengakibatkan
pendapatan yang berdampak dari risiko adanya piutang tak tertaih dan
piutang usaha yang tidak dapat sebaliknya semakin kecil penjualan
ditagih mengakibatkan perubahan kredit dari keseluruhan piutang usaha
laba dan ekuitas pemegang saham akan memperkecil piutang usaha.

103
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

2. Syarat pembayaran bagi penjualan bersifat relatif kecil, tetapi apabila


kredit. kegiatan penagihan piutang usaha
Semakin panjang batas waktu bersifat macet maka besarnya jumlah
pembayaran kredit yang diberikan piutang usaha relatif besar begitu
oleh perusahaan kepada pelanggan, pula dengan risiko piutang tak
berarti semakin besar jumlah piutang tertagih.
usahanya dan apabila semakin
pendek batas waktu pembayaran Perputaran Piutang usaha
kredit berarti semakin kecil besarnya Perputaran piutang usaha yang
jumlah piutang usaha. dimiliki oleh perusahaan mempunyai
3. Ketentuan dengan batas volume hubungan yang sangat erat dengan
penjualan kredit. tingkat penjualan kredit. Timbulnya
Apabila batas maksimal volume piutang usaha disebabkan oleh
penjualan kredit ditetapkan dalam penjualan secara kredit dan dari hasil
jumlah yang relatif besar maka penjualan secara kredit neto dibagi
besarnya piutang usaha juga semakin dengan piutang usaha rata-rata
besar. merupakan perputaran piutang usaha.
4. Kebijakan membayar para Nilai dari perputaran piutang usaha
pelanggan. tergantung dari syarat pembayaran
Apabila kebiasaan keterlambatan piutang usaha yang ditetapkan oleh
membayar para pelanggan dari perusahaan. Semakin lama syarat
penjualan kredit melebihi waktu pembayaran yang ditetapkan maka
yang dipersyaratkan, maka besarnya semakin lama juga modal yang akan
jumlah piutang tak tertagih semakin terkait di dalam piutang usaha
besar. tersebut. Perputaran piutang usaha
5. Kegiatan penagihan piutang usaha merupakan standar dalam
dari pihak perusahaan. menentukan tujuan dari pengelolaan
Apabila kegiatan penagihan piutang piutang usaha. Semakin cepat
usaha perusahaan bersifat lancar dan perputaran piutang usaha
pelanggan melunasi piutang menunjukan dampak baik bagi
usahanya tepat waktu, maka perusahaan dalam mengelola piutang
besarnya jumlah piutang usaha usahanya (Sutrisno, 2010). Tingkat

104
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

perputaran piutang usaha dapat batas maksimal perputaran piutang


diketahui dengan cara membagi tak tertagih. Tidak ada standar
penjualan kredit dengan jumlah rata- khusus dalam menetukan hasil dari
rata piutang usaha, tidak ada standar perputaran piutang usaha dari tiap-
yang pasti berapa angka yang pas tiap perusahaan. Likuiditas dari
untuk tiap hasil perputaran piutang piutang usaha yang dapat diketahui
usaha, rata-rata piutang usaha dan melalui analisis rasio perputaran
rata-rata jangka waktu penagihan piuang usaha (receivable turnover
(Kasmir, 2014). Untuk memberikan ratio), perputaran piutang usaha
penilaian perputaran piutang usaha menunjukan beberapa kali piutang
yang baik pada satu perusahaan usaha perusahaan berputar dalam
dapat di lakukan dengan cara satu tahun. Perputaran piutang usaha
menganalisis dan menghitung tingkat dapat dihitung dengan rumus:
perputaran piutang dan menetapkan

penjualan kredit bersih


Perputaran piutang usaha=
saldorata−rata piutangusaha

Untuk menghitung rata-rata piutang usaha adalah:

saldo awal piutang usaha+saldo akhir piutang usaha


2

Semakin besar hasil perhitungan dari perputaran piutang usaha maka


perputaran piutang usaha berarti semakin sedikit pula dana yang
semakin cepat pengembalian piutang diinvestasikan dalam piutang usaha.
usaha tersebut dibayarakan, Bila perputaran piutang usaha lambat
perputaran piutang usaha dikarenakan kinerja bagian
menunjukan beberapa penjabaran, penagihan kurang maksimal atau
yaitu jumlah modal yang pelanggan mengulur waktu
diinvestasikan dalam bentuk piutang pembayaran dari tanggal jatuh
usaha belum berubah menjadi bentuk tempo. Jika perputaran piutang usaha
tunai atau kas. Semakin cepat menunjukan angka kredit yang

105
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

melebihi dari ketenuan yang penagihan menunjukan pada rata-rata


ditetapkan oleh manajemen waktu yang diperlukan perusahaan
perusahaan, kemungkinan masalah untuk mengumpulkan piutang usaha
terletak pada pelanggan yang tidak dalam suatu periode tertentu. Rata-
mampu atau tidak mau membayar rata jangka waktu penagihan dapat
hutangnya. Rata-rata jangka waktu dihitung dengan rumus:

360 hari(1tahun )
Rata−rata jangkawaktu penagihan=
perputaran piutangusaha

Terdapat lima komponen dibutuhkan dukungan dari


pengendalian internal menurut manajemen agar kode etik dapat
COSO (Committee of sponsoring berjalan dengan baik. Kompetensi
organizations of the treadway adalah kemapuan yang dimiliki oleh
commission) yaitu : pegawai sebagai modal dalam
melaksanakan tugas dan tanggung
Lingkungan Pengendalian jawab serta kemampuan dalam
Komponen ini meliputi prilaku mencapai suatu tujuan yang sudah
manajemen disemua bagian ditentukan oleh manajemen
operasional perusahaan secara umum perusahaan. Integritas adalah suatu
dan konsep pengendalian secara sikap dalam menyatakan keinginan
khusus. Hal ini mencakup etika, atau kehendak, kejujuran dan
kompetensi serta integritas dan keiklasan serta perbuatan antara
kepentingan terhadap kesejahteraan orang-orang yang memiliki suatu
organisasi. Kode etik adalah upaya tujuan yang sama.
yang dilakukan oleh perusahaan Penentuan risiko
dalam mendorong kegiatan dari Penetuan risiko merupakan hal yang
pengendalian internal perusahaan. sangat penting bagi manajemen,
Perbedaan dalam kegiatan penentuan risiko mencakup ke semua
perusahaan harus dinyatakan secara aspek organisasi yang ada
jelas kepada karyawan mengenai diperusahaan dan merupakan
kode etik yang mereka jalankan dan tanggung jawab yang tidak

106
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

terpisahkan. Terdapat banyak pendapatan yang dapat digunakan


hambatan atau risiko yang datang manajemen untuk mengevaluasi
dari dalam maupun dari luar efektivitas pengendalian internal
perusahaan. Risiko yang sering perusahaan dan untuk mengelola
muncul dalam penjualan perusahaan seluruh kegiatan yang dilakukan
adalah risiko kredit, di mana karyawan. Komunikasi bisa
pelanggan tidak mampu memenuhi dilakukan secara langsung melalui
kewajibannya dalam membayar pengawasan dan pemantauan
hutang atas pembelian barang atau terhadap kegiatan yang ada
jasa. diperusahaan dan perbaikan atas
informasi yang diberikan pada
Aktivitas Pengendalian komunikasi informasi untuk
Aktivitas ini meliputi persetujuan, manajemen pengendalian.
tanggung jawab dan kewenangan, Komunikasi adalah proses
pemisahan tugas, pendokumentasian, penyampaian informasi yang
rekonsiliasi dan lain sebagainya dari disampaikan kepada pihak lain untuk
manajemen perusahaan dan seluruh memberikan pengertian atau pesan
karyawan. Aktivitas ini harus secara jelas dan terperinci secara
dievaluasi risikonya untuk organisasi khusus (Saefullah dan Ernie, 2010).
secara keseluruhan. Menurut
(Mulyadi, 2014), Prosedur Pengawasan dan Pemantauan
pemisahan tugas dalam rangka Faktor-faktor yang mempengaruhi
memenuhi aktivitas pengendalian investasi dalam piutang usaha adalah
harus memenuhi aktivitas sebagai berikut:
pengendalian antara lain : 1. Volume penjualan kredit.
Semakin besar kegiatan
Informasi dan Komunikasi penjualan kredit dari
Komponen ini merupakan kegiatan keseluruhan penjualan yang
penting dari proses operasional ada diperusahaan, maka
manajemen perusahaan. Informasi semakin besar jumlah
komuniasi tentang operasional investasi dalam piutang usaha
pengendali internal memberikan dan dapat juga memperbesar

107
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

pendapatan perusahaan. mendapatkan fasilitas kredit.


Semakin besarnya jumlah 4. Kebijakan dalam
piutang usaha berarti semakin mengumpulkan piutang
besar pula risiko piutang tak usaha.
tertagih. Perusahaan yang
2. Syarat pembayaran penjualan menjalankan kebijakan secara
kredit. aktif dalam mengumpulkan
Dalam penjualan kredit, tiap piutang usaha akan
perusahaan memiliki syarat mempunyai pengeluaran
pembayaran yang berbeda- uang yang cukup besar untuk
beda dari perusahaan lain. membiayai aktivitas
Apabila perusahaan pengumpulan piutang usaha
menetapkan syarat tersebut dibandingkan dengan
pembayaran atas penjualan perusahaan lain yang
kredit dan dijalankan dengan menjalankan kebijakan secara
sangat disiplin berarti pasif. Hal ini dapat
perusahaan lebih berdampak pada ketertiban
mengutamakan keselamatan dalam kemampuan pelanggan
kredit dari pada pertimbangan melunasi hutangnya kepada
pendapatan. perusahaan.
3. Ketentuan tentang 5. Kebiasaan membayar dari
pembatasan kredit. para pelanggan.
Makin tinggi batas kredit Ada sebagian pelanggan yang
limit yang diberikan kepada mempunyai kebiasan untuk
pelanggan berarti semakin membayar dengan
besar juga dana yang menggunakan kesempatan
diinvestasikan dalam piutang mendapatkan cash diskon dan
usaha dan semakin besar juga ada sebagian lain yang tidak
risiko piutang tak tertagih menggunakan kesempatan
yang akan timbul. Perusahaan tersebut. Kebiasaan beberapa
harus lebih selektif dalam pelanggan yang membayar
menentukan pelanggan yang dalam cash diskon memiliki

108
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

dampak besar bagi dapat mengurangi pendapatan


perusahaan, hal tersebut perusahaan.

METODOLOGI PENELITIAN bersifat memperkuat hasil analisis,


Metode pendekatan yang gunakan data ini merupakan data yang sudah
dalam penelitian ini adalah metode disusun oleh perusahaan, berupa
deskriptif, yaitu penelitian yang sejarah perkembangan perusahaan,
menguraikan sifat-sifat dan keadaan deskripsi jabatan dan struktur
sebenarnya dari suatu objek organisasi. Jenis data yang
penelitian. Pengertian metode digunakan dalam penelitian ini
deskriptif adalah metode yang adalah data kualitatif. Data kualitatif
digunakan untuk menggambarkan adalah data yang bukan merupakan
atau menganalisis suatu hasil bilangan, tetapi berupa daftar piutang
penelitian tetapi tidak digunakan usaha, rekapitulasi umur piutang
untuk membuat kesimpulan yang usaha dan jawaban wawancara.
lebih luas. Deskriptif juga Sumber data yang digunakan dalam
mengumpulkan fakta dan penelitian ini adalah Data yang
menguraikannya secara menyeluruh belum diolah yang diperoleh
dan teliti sesuai dengan persoalan langsung dari responden selaku
yang akan dipecahkan. Penelitian ini objek penelitian secara dengan staf
membahas sistem pengendalian finance account receivable PT.
internal piutang usaha dan XYZ. Data yang diolah dan
kemampuan dalam meminimalkan diperoleh dari sumber yang sudah
nilai piutang tak tertagih pada PT. terdokumentasi di perusahaan seperti
XYZ. Data yang gunakan dalam sejarah singkat perusahaan, struktur
penelitian ini adalah data primer. organisasi perusahaan. Dalam
Data primer merupakan data yang penelitian analisis pengendalian
diperoleh secara langsung dari internal piutang usaha untuk
sumber pertama yaitu pada PT. XYZ. meminimalkan piutang tak tertagih
Data primer yang dikumpulkan dari pada PT. XYZ, peneliti hanya
tahun 2014-2018. Data sekunder membahas tentang piutang usaha dan
merupakan data pendukung yang piutang tak tertagih yang timbul atas

109
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

transaksi penjualan kredit. Peneliti usaha terhadap risiko piutang tak


juga membahas tentang sistem tertagih. Apabila perusahaan
pengendalian internal yang ada pada menjalankan pengendalian piutang
PT. XYZ dengan membandingkan usaha dengan baik, maka dapat
teori COSO terhadap unsur meningkatkan tingkat likuiditas
pengendalian yang ada di perusahaan perusahaan dan apabila perusahaan
tempat penelitian. Hasil analisis ini tidak menjalankan pengendalian
digunakan untuk membahas dan piutang usaha dengan baik maka
menerangkan hasil penelitian dengan tingkat likuiditas perusahaan dapat
menggunakan angka yang didapat mengalami penurunan. Tidak ada
dari piutang usaha dan keterangan standar khusus yang ditetapkan
mengenai angka yang peroleh dari dalam hasil perhitungan perputaran
hasil perhitungan dalam penelitian. piutang usaha, apabila hasil yang
Penelitian ini menggunakan metode diperoleh dari perhitungan
deskriptif yaitu dengan menganalisis perputaran piutang mengalami
data dengan cara menentukan, kenaiakan atau penurunan maka
mengumpulkan, mengklarifikasi, pengendalian piutang usaha yang ada
serta menganalisis hasil perhitungan di perusahaan tidak diberlakukan
dari piutang usaha sehingga dengan baik dan perlu dilakukan
menghasilkan gambaran yang jelas perbaikan terhadap manajemen
mengenai pengendalian piutang pengendalian internal piutang usaha.

PEMBAHASAN dijalankan selama terjadinya piutang


Prosedur pencatatan atas piutang usaha seperti pernyataan piutang
usaha PT. XYZ dilakukan setiap hari usaha adalah laporan piutang usaha
pada saat adanya transaksi penjualan yang menyajikan jumlah kewajiban
secara kredit. Pencatatan piutang pelanggan pada tanggal tertentu atau
usaha diakui saat surat jalan atas sebelum jatuh tempo pembayaran
transaksi tersebut sudah tercetak oleh dan dalam pernyataan piutang usaha
gudang. Sistem pencatatan yang tertentu disertai dengan rinciannya.
berlaku di PT. XYZ adalah catatan Pernyataan piutang usaha dapat
perhari. Ada beberapa prosedur yang berbentuk pernyataan saldo akhir

110
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

bulan. Pernyataan ini memberikan dari data piutang usaha sebelumnya.


informasi kepada pelanggan untuk Pernyataan saldo berjalan dengan
dasar rekonsiliasi dengan catatannya, rekening konvensional, perbedaan
jika saldo yang tercantum dalam diantara pernyataan satuan dengan
pernyataan piutang usaha berbeda pernyataan saldo berjalan dengan
dengan saldo yang tercantum dalam rekening konvensional adalah
catatannya. Penyataan piutang usaha terletak pada cara posting dan isi
ini berisi saldo kewajiban pelanggan catatan piutang usahanya. Pada awal
pada awal bulan. Mutasi debit dan bulan, staf administrasi account
kredit selama sebulan beserta receivable menyusun laporan
penjelasan rinci setiap transaksi. pencatatan piutang usaha dengan
Saldo kewajiban pelanggan pada cara semua transaksi debit dan kredit
akhir bulan, prosedur pembuatan yang masuk ke rekening pelanggan
pernyataan piutang usaha dilakukan dicatat dalam laporan pernyataan
pada awal bulan, menyusun laporan piutang usaha dan kartu piutang
piutang usaha yang masih belum ada usaha. Pada akhir bulan, informasi
pelunasan. Mencatat saldo jumlah mengenai pernyataan piutang usaha
piutang usaha dari hasil menyusun dikirim kepada pelanggan yang
laporan piuang usaha yang sudah bersangkutan. Pada awal bulan
jatuh tempo. Semua transaksi berikutnya laporan pernyataan
pendebitan dan perkreditan ke piutang usaha hanya berisi mutasi
rekening pelanggan tersebut dicatat tiap bulannya. Pernyataan piutang
dalam kartu piutang usaha masing- usaha berisi daftar faktur yang belum
masing pelanggan. Pada akhir bulan, dilunasi oleh pelanggannya pada
bagian penagihan piutang usaha tanggal tertentu disertai dengan
mengirimkan hasil laporan piutang tanggal faktur dan jumlah rupiahnya.
usaha yang sudah atau mendekati Penggunaan bentuk pernyataan
tanggal jatuh tempo kepada piutang usaha ini dimungkinkan jika
pelanggan yang bersangkutan. Pada pelanggan diharuskan membayar
awal bulan berikutnya, menyusun jumlah piutang usaha yang tercantum
laporan piutang usaha yang masih dalam faktur dan yang mendekati
belum ada pelunasan, data diambil tanggal jatuh tempo. Piutang usaha

111
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

yang dijalankan PT. XYZ sudah Kode etik


dilakukan dengan cukup baik. PT. XYZ, mengkoordinasiakan
Pencatatan piutang usaha dengan manajemen operasional dengan
mengunakan komputerisasi program menciptakan hubungan bisnis yang
SAP dan pencatatan secara manual baik kepada semua pihak yang
dengan buku yang dicatat oleh berhubungan dengan perusahaan
seorang staf administrasi account terhadap kepuasaan pelayanan
receivable. Laporan hasil piutang penjualan kepada para pelanggan
usaha yang setiap hari diinput dalam sangat perlu diperhatikan. PT. XYZ
program SAP dilaporkan minimal 1 mengutarakan bahwa apabila ada
(satu) minggu sekali kepada kebutuhan dan keinginan dari para
supervisor account receivable untuk pembeli terhadap penjualan kredit,
menghindari adanya kecurangan atau perusahaan akan secepat mungkin
penyelewengan baik data maupun melayani pelanggan agar tidak
dana yang diterima dari hasil terjadi keterlambatan dalam proses
penagihan piutang usaha, laporan pejualan kredit. Karyawan
piutang usaha bulanan dilaporkan ditekankan untuk memiliki rasa
kepada manager accounting. hormat kepada pelanggan baik itu
Berdasarkan hasil penelitian pada pelanggan dengan pembelian kredit
PT. XYZ, sistem pengendalian maupun tunai.
internal atas piutang usaha dalam
menunjang efektivitas pengelolaan Kompetensi
piutang tak tertagih dengan cara Struktur organisasi secara fungsional
membandingkan antara hasil terdiri dari direktur utama, manajer
penelitian yang diperoleh dengan kepegawaian, manajer accounting
landasan teori yang ada. keuangan dan administrasi, manajer
Pengendalian internal PT. XYZ produksi dan gudang serta seluruh
terhadap piutang usaha dapat staf administrasi dari masing-masing
dijelaskan berdasarkan faktor-faktor bagian. Penyusunan struktur
pengendalian dibawah ini: organisasi disusun berdasarkan
fungsi dari masing-masing bagian
yang terlibat dalam kegiatan yang

112
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

berjalan pada PT. XYZ terlihat sudah dalam konfirmasi saldo piutang
cukup jelas pembagian tugas, usaha pelanggan, maka langkah yang
tanggung jawab dan wewenang dari diambil perusahaan dengan
setiap fungsional yang ada menggunakan buku pembantu
diperusahaan, sehingga pengendalian piutang usaha yang di update setiap
internal perusahaan dapat dilakukan harinya.
dengan cukup baik.
Aktivitas pengendalian atas piutang
Integritas usaha.
PT. XYZ masih menggunakan Aktivitas pengendalian atas piutang
prinsip kekeluargaan dalam usaha meliputi pemisahan tugas dan
memberikan fasilitas kredit kepada pemeriksaan independen atau
beberapa pelanggan yang memiliki verifikasi internal yang dibuat oleh
hubungan keluarga dengan direktur perusahaan. Hal ini berguna untuk
utama. Perusahaan sangat memberikan kemungkinan yang
menjunjung tinggi nilai kejujuran memadai bahwa sistem pengendalian
bagi seluruh karyawannya, hal ini atas piutang usaha yang ditetapkan
benar terrealisasi dengan pemecatan telah dilaksanakan dalam beberapa
beberapa karyawan khususnya pada kategori seperti diuraikan berikut:
bagian penjualan yang diketahui
melakukan tindak kebohongan Pemisahan tugas
dengan membuat kwitansi palsu atas Pemisahan tugas dan fungsi dalam
pembelian suatu barang. struktur organisasi sudah jelas
namun dari pada PT. XYZ terdapat
Penilaian risiko atas piutang usaha perangkapan fungsi dan peran oleh
Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa karyawan. Seperti bagian
PT. XYZ, penilaian risiko atas accounting dan administrasi
piutang usaha dilakukan untuk seharusnya dipisahkan dengan
menghindari risiko terjadinya bagian penagihan dan pencatatam
piutang usaha yang terlewat dalam piutang usaha. Hal ini dikarenakan
pencatatan atau piutang tak tertagih. divisi accounting dan administrasi
Untuk membantu mendapatkan saldo masih dipegang langsung oleh satu

113
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

orang manajer accounting dan dalam pelunasan hutangnya, maka


administrasi. perusahaan terus melakukan follow
up dan pemantauan langsung kepada
Pengendalian internal pelanggan. Jika terjadi perubahan
Berdasarkan hasil penelitian pada peraturan dalam perusahaan dengan
PT. XYZ, perusahaan tidak cepat dikomunikasikan kepada
mempunyai pengendalian internal pegawai. Pengendalian terhadap
dan proses pengendalian internal piutang usaha biasanya dianggap
dilakukan oleh audit internal kantor sebagai bagian dari siklus
akuntan publik (KAP). Di mana pendapatan dan penerimaan kas.
audit internal dilakukan kepada Dalam hal ini PT. XYZ membuat
divisi keuangan yang dilakukan satu kebijaksanaan terhadap sistem
kali dalam setahun. piutang usaha mulai dari pemberiaan
Informasi dan komunikasi atas fasilitas kredit sampai dengan batas
piutang usaha umur piutang usaha.

Berdasarkan hasil penelitian pada Pengawasan dan Pemantauan


PT. XYZ, sistem informasi dan Piutang usaha.
komunikasi yang dilakukan PT. XYZ Pengawasan berhubungan dengan
sudah cukup baik. Hal ini penilaian mutu pengendalian internal
dikarenakan adanya komunikasi secara berkelanjutan oleh manajemen
antara direktur utama sampai kepada perusahaan untuk menetukan bahwa
karyawan. Perusahaan telah mencatat pengendalian tersebut telah
piutang usaha secara komputerisasi dijalankan seperti yang diharapkan.
dan pencatatan secara manual, Manajemen PT. XYZ telah
sehingga staf administrasi account menggariskan tugas dan tanggung
receivable dapat memberikan jawab kepada masing-masing bagian
informasi saldo piutang usaha secara secara jelas. Kelancaran piutang
terperinci. Hal ini membantu usaha menjadi tanggung jawab
perusahaan untuk menganalisis umur bagian staff account receivable.
piutang usaha pelanggan, sehingga Pengawasan pada PT. XYZ pada
untuk pelanggan yang tidak tepat piutang usaha masih belum baik,

114
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

sehingga menyebabkan adanya pelanggan atas penjualan secara


peningkatan piutang tak tertagih. PT. kredit adalah sebagai berikut
XYZ masih belum menjalankan
usahanya secara profesional, masih Faktur merupakan suatu dokumen
ada beberapa pelanggan yang perhitungan penjualan kredit yang
menjadi keluarga dari direktur diberikan oleh penjual kepada
utama, hal ini dapat mengakibatkan pembeli atau pelanggan. Faktur
terlambatnya proses pembayaran. diberikan kepada pelanggan
Perusahaan juga tidak melakukan bersamaan dengan penyerahan atau
pemeriksaan secara mendadak pengiriman barang. Di dalam surat
kepada bagian keuangan, hal ini ini berisi berbagai keterangan
dapat memicu karyawan melakukan mengenai pemesan seperti nama,
manipulasi data keuangan atau alamat, dan nomor pesanan, barang
piutang usaha. Dilakukan rotasi pada seperti jumlah, jenis, model, dll
bagian-bagian tertentu dalam biaya-biaya, harga dan keterangan
perusahaan agar terhidar dari kasus lain yang berkaitan dengan data
penyelewengan hasil penagihan penjualan. Penerbitan faktur
piutang usaha perusahaan. penjualan PT. XYZ dengan
menggunakan sistem SAP yang
Dalam proses penagihan atas dioperasionalkan oleh administrasi
penjualan kredit yang dilakukan sales. Faktur dicetak pada saat
PT.XYZ, ada beberapa tahapan dan adanya pencatatan transaksi
bagian yang ikut terlibat dalam penjualan dan dicetak dengan
proses penagihan penjualan kredit. menggunakan kertas komputer atau
Proses penagihan piutang usaha yang continuous form yang terdiri dari
dijalankan PT. XYZ dimulai dari lima warna, masing-masing warna
melakukan pengumpulan dokumen memiliki fungsi untuk beberapa
untuk proses penagihan kepada bagian yang ada di perusahaan.

115
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

Berdasarkan rekapitulasi umur 3.115.697.785,87 dan ada estimasi


piutang usaha terlihat bahwa pada saldo piutang tak tertagih adalah
tahun 2014 sampai dengan tahun sebesar Rp 197.559.793,67 hal ini
2016 piutang tak tertagih mengalami dikarenakan penjualan kredit PT.
penurunan yang cukup signifikan XYZ mengalami penurunan. Pada
dan di tahun 2017 sampai dengan tahun 2017 saldo piutang usaha
tahun 2018 mengalami kenaikan menurun 38,39% yaitu sebesar Rp.
yang cukup tinggi pada PT. XYZ. 1.196.364.354 dan estimasi saldo
Data perhitungaan grafik diambil piutang tak tertagih adalah sebesar
berdasarkan perhitungan estimasi Rp. 68.583.010,7 hal ini karenakan
piutang tak tertagih pertahun. penjualan kredit PT. XYZ
Peningkatan saldo piutang tak mengalami penurunan. Pada tahun
tertagih pada tahun 2014 sampai 2018 saldo piutang usaha meningkat
dengan tahun 2018 adalah sebagai 208% yaitu sebesar Rp.
berikut: Pada tahun 2014 saldo 2.492.842.973,47 dan saldo piutang
piutang usaha sebesar Rp usaha tertagih adalah sebesar Rp.
5.742.851.741,74 dan estimasi saldo 152.423.288,76 hal ini dikarenakan
piutang tak tertagihnya pada tahun penjualan kredit PT. XYZ
2014 sebesar Rp. 330.541.413,47. mengalami kenaikan dan manajemen
Pada tahun 2016 saldo piutang usaha perusahaan belum mampu
menurun 54,25%% yaitu sebesar Rp. meminimalkan saldo piutang tak

116
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

tertagih. Pada tahun 2018 saldo untuk dapat ditagih (Hery, 2016).
piutang usaha meningkat 30.1% Karena jika terlalu besar jumlah
yaitu sebesar Rp. 3.197.341.747,01 saldo piutang tak tertagih ataupun
dan pada saldo piutang tak tertagih jumlah saldo piutang usaha tidak
adalah sebesar Rp. 199.486.671,99 efektifnya pengendalian terhadap
hal ini dikarenakan penjualan kredit menajer yang memutuskan kredit
PT. XYZ mengalami kenaikan dan atau tidak efektifnya bagian piutang
manajemen perusahaan belum usaha yang pada akhirnya
mampu meminimalkan saldo piutang menimbulkan kerugian bagi
tak tertagih. Metode umur piutang perusahaan. Piutang usaha sebaiknya
usaha dikelompokkan berdasarkan diharapkan dapat tertagih dalam satu
pada masing-masing karakteristik tahun atau siklus usaha normal
umur yang berarti adanya diklasifikasikan sebagai aset lancar.
pengelompokan piutang usaha ke Seluruh piutang usaha digolongkan
dalam kategori yang berdasarkan sebagai aset lancar karenanya tanpa
atau tanggal jatuh tempo piutang memandang jangka waktu
usaha. Karakteristik umur piutang tertagihnya. Dengan demikian dari
usaha disini dapat diklasifikasikan hasil analisis yang di lakukan oleh
menjadi: belum jatuh tempo, telah penulis maka, jumlah piutang usaha
jatuh tempo 1-30 hari, telah jatuh yang jangka waktu penagihannya
tempo 31-90 hari, telah jatuh tempo lebih satu tahun atau siklus usaha
91-20 hari, telah jatuh tempo lebih normal harus diungkapkan dalam
dari 121 hari. Lamanya umur piutang catatan atau laporan keuangan.
usaha yang telah jatuh tempo Dalam meminimalkan piutang tak
merupakan lamanya hari mulai saat tertagih di mana yang terjadi pada
piutang usaha tersebut jatuh tempo PT. XYZ pihak manajemen
hingga menjadi laporan umur perusahaan harus mempunyai
piutang usaha (aging schedule). beberapa metode dalam
Berdasarkan umur piutang usaha mengendalikan piutang tak tertagih
yang sudah lama beredar (jatuh yang terjadi pada perusahaan.
tempo) sangat kecil kemungkinannya

117
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

Adapun hasil perhitungan dari perputaran piutang usaha adalah sebagai berikut:
Tahun 2014
5.742.851 .741
Perputaran piutang usaha= =1,77
3.234 .324 .159
Tahun 2015
3.195 .687 .785
Perputaran piutang usaha= =1,49
2.141 .404 .810
Tahun 2016
1.197 .006 .292
Perputaran piutang usaha= =1,09
1.093 .834 .753
Tahun 2017
2.493842 .973
Perputaran piutang usaha= =1,96
1.269 .164 .606
Tahun 2018
3.197 .341.747
Perputaran piutang usaha= =1,76
1.807 .556 .473

Tabel 2 Hasil perhitungan receivable turn over (RTO)


Rata-Rata Perubaha
Penjualan kredit RTO
Tahun Piutang usaha n
(Rp) (Rp) (Kali) RTO
2014 5.742.851.741 3.234.324.159 1,77 -
2015 3.195.687.785 2.141.404.810 1,49 0,28
2016 1.197.006.292 1.093.834.753 1,09 0,40
2017 2.492.842.973 1.269.164.606 1,96 0,51
2018 3.197.431.747 1.807.556.473 1,76 0,20

Dari data di atas menunjukan bahwa terjadi penurunan RTO sebesar 1.09
kinerja RTO mengalami penurunan atau menurun 0.40 dari tahun
dari tahun 2014 sampai dengan tahun sebelumnya. pada tahun berikutnya,
2018. Hal ini ditunjukan pada hasil yaitu ditahun 2017 terjadi kenaikan
RTO tahun 2014 sebesar 1,77 kali. RTO sebesar 1.96 kali atau naik 0.51
Pada tahun 2015 terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Dan ditahun
RTO yaitu 1.49 kali atau menurun 2018 tejadi penurunan RTO sebesar
0.28 dari tahun sebelumnya. Pada 1.76 kali atau 0.20 dari tahun
tahun berikutnya, yaitu ditahun 2016 sebelumnya. Dari hasil tabel

118
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

perhitungan RTO tahun 2014 sampai meminimalkan jumlah piutang tak


dengan tahun 2018 PT. XYZ masih tertagih. Semakin tinggi tingkat
ada penurunan yang cukup perputaran piutang usaha suatu
signifikan. Kinerja RTO perusahaan perusahaan, maka semakin baik
mencapai titik tertinggi yaitu pada pengelolahan piutang usahanya, dan
tahun 2017 sebesar 1,96 kali dan juga jika tingkat perputaran piutang
sebaliknya RTO terendah ditahun usahanya tinggi berarti semakin
2016 sebesar 1,09 kali, perputaraan pendek waktu terikatnya modal
piutang usahanya belum dapat dalam piutang usaha.

Average collection period (ACP) menjadi kas. Hasil yang ditetapkan


Rasio ini berfungsi untuk dari perhitungan ini akan
mengetahui rata-rata hari yang dihubungkan dengan jumlah hari
diperlukan untuk mengumpulkan yang ditetapkan sebagai standar
piutang usaha dan mengubahnya kredit perusahaan.

Tahun 2014
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =203
1,77
Tahun 2015
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =242
1,49
Tahun 2016
360 hari(1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =330
1,09
Tahun 2017
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =184
1,96
Tahun 2018
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =204
1,76
Hasil perhitungan average collection period (ACP) dapat dilihat pada tabel
berikut:

119
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

Tabel 3 Hasil perhitungan average collection period (ACP)


RTO ACP Perubahan
Tahun
(kali) (hari) ACP
2014 1,77 203 -
2015 1,49 242 39
2016 1,09 330 88
2017 1,96 184 146
2018 1,76 204 20

Dari hasil tabel di atas terlihat yang paling lambat dari hasil
tingkat ACP dari tahun 2014 sampai perhitungan tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018, perusahaan dengan tahun 2018 adalah pada
sangat dipengaruhi oleh tingkat RTO tahun 2016 di mana tingkat ACP
perusahaan. Semakin cepat yang dihasilkan mencapai 330 hari,
perputaran piutang usaha RTO maka tingkat perputaran piutang usahanya
semakin baik perusahaan dalam sangat rendah, yaitu 1,09 kali. Aging
mengelola piutang usahanya dan of account receivable berfungsi
nilai ACP yang lebih rendah untuk mengukur komposisi bucket
menujukan hari pelunasan yang lebih account receivable dalam rasio ini
cepat atau lebih baik. Tingkat ACP bucket account receivable dipisah
yang terbaik dari hasil perhitungan berdasarkan aging atau umur
tahun 2017 dari tahun 2014 sampai overdue piutang usaha. Hasil
dengan tahun 2018 yaitu sebesar 184 perhitungan aging of account
hari, di mana tingkat perputaran receivable dapat dilihat pada tabel
piutang usahanya sangat cepat. berikut:
Sedangkan tingkat ACP perusahaan

Tabel 4 Hasil perhitungan aging of account receivable (dalam presentase)

Bucket 2014 2015 2016 2017 2018


Aging 0-30 81,18% 68,62% 96,2% 86,41% 77,17%
Aging 31-60 11,55% 19,13% 0,16% 12,84% 16%
Aging 60-90 -0,06% 0 0 -3,2% 3,92%
Aging 91-120 0,22% 0 0 0 0
Aging 121+ 7,11% 12,25% 3,64% 3,94% 2,88%

120
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

Aging 0-30 hari, terbaik ditahun of account receivable tidak


2017 ke 2018 ada penuruan yang mengalami perbaikan dari tahun
terjadi tidak terlalu signifikan ke tahun. Hal ini menunjukan
yaitu sebesar 9,24%. Aging 61- bahwa kualitas penagihan tidak
90 hari, terbaik ditahun 2015 ke mengalami suatu perbaikan,
2018 tidak ada penurunan atau pengendalian internal piutang
kenaikan presentasi yang terjadi usaha yang dilakukan oleh
dari jumlah piutang usaha yang perusahaan tidak menunjukan
tak tertagih. Dari tabel aging of peningkatan yang baik dari tahun
account receivable di atas ke tahun.
menunjukan bahwa rasio aging

KESIMPULAN peningkatan piutang tak tertagih


Berdasarkan hasil penelitian dan pada tahun 2016 sampai dengan
analisis yang dilakukan pada PT. tahun 2018. Hasil analisis yang
XYZ, Pengendalian internal piutang dilakukan dengan metode Receivable
usaha belum diterapkan dengan baik Turn Over (RTO) dari tahun 2014
dalam meminimalkan piutang tak sampai dengan tahun 2018 mencapai
tertagih, estimasi jumlah piutang tak titik tertinggi yaitu pada tahun 2017
tertagih setiap tahun masih ada sebesar 1,96 kali dan sebaliknya
peningkatan di tahun 2016 sampai RTO terendah ditahun 2016 sebesar
dengan tahun 2018. Penagihan 1,09 kali. Tingkat Average
piutang usaha sudah dijalankan Collection Period (ACP) terbaik
sesuai dengan prosedur yang pada tahun 2017 yaitu sebesar 184
ditentukan oleh manajemen hari dan aging of account receivable
perusahaan. Bagian pemberi fasilitas belum menunjukan hasil yang
kredit belum menjalankan tugasnya maksimal dalam meminimalkan
secara profesional, masih piutang tak tertagih. Berdasarkan
menggunakan metode atau sistem kesimpulan di atas, saran kepada PT.
kekeluargaan. PT. XYZ belum dapat XYZ yang mungkin bermanfaat
meminimalkan piutang tak tertagih dalam mengatasi kelemahan yang
dikarenakan masih terjadi terdapat dalam sistem pengendalian

121
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ

internal atas piutang usaha. Adapun melalukan pemisahaan fungsi dan


saran-saran yang dapat berikan peran harus diimbangi dengan tenaga
adalah sebagai berikut Menjalankan kerja harus memiliki kriteria seperti
prinsip profesional dalam latar belakang pendidikan dan
menjalankan suatu pekerjaan di pengalaman kerja untuk membantu
mana dapat membedakan antara mencapai suatu tujuan yang
pekerjaan dan keluarga untuk diinginkan perusahaan. Disarankan
menghindari umur piutang usaha agar perusahaan dapat menerapkan
yang terlalu lama. Untuk beberapa metode dalam
menciptakan efektivitas yang tinggi mengendalikan piutang tak tertagih
terhadap piutang usaha maupun agar dapat meminimalkan piutang
kegiatan perusahaan secara usaha dengan baik.
keseluruhan, sebaiknya perusahaan

DAFTAR PUSTAKA Cabang Surabaya.


Universitas Bhayangkara
Ahmed, Riahi Belkaoui. (2015).
Surabaya.
Teori Akuntansi. Buku 1
Hery. (2013). Teori Akuntansi.
Edisi 5. Jakarta: Salemba
Lembaga Fakultas Ekonomi.
Empat.
Universitas Indonesia.
Arens, Alvin A. Randal J. Elder dan
Jakarta.
Mark S. Beasley. (2015).
Hery. (2016). Akuntansi Dasar 1 dan
Auditing dan Jasa Assurance
2. Jakarta: Grasindo.
(terjemahan). Edisi 15.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan
Jakarta: Erlangga.
Keuangan. Edisi Satu.
Ayu, Susilowati Dyah. (2017).
Cetakan Ketujuh. Jakarta : PT
Analisis Pengendalian
Raja Grafindo Persada.
Internal Piutang usaha Untuk
Lukman, Syamsuddin. (2011).
Meminimalkan Piutang tak
Manajemen Keuangan
tertagih (Bad Debt) Pada PT
Perusahaan. Jakarta: Raja
Indomobil Finance Indonesia
Grafindo Persada.
Cabang Semarang.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi.
Universitas Dian
Edisi Empat. Jakarta:
Nuswantoro.
Salemba Empat.
Gunawan, Rendi. (2017). Analisis
Sistem Pengendalian Internal
atas Piutang usaha Untuk
Meminimalkan Jumlah
Piutang tak tertagih Pada PT
MNC Kabel Mediakom

122
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97

Racel, Rompas Ryfan, Inggriani


Elim, Gede Suwetja. (2017).
Analisis Pengelolaan Piutang
usaha dan Kerugian Piutang
tak tertagih Pada PT Bank
Rakyat Indonesia Cabang.
Universitas Sam Ratulangi.
Riwayati, Sri. (2013). Analisis
Pengendalian Piutang usaha
Terhadap risiko Piutang tak
tertagih Pada PT XYZ.
Universitas Maritim Raja Ali
Haji.
Romney, Marshall B. dan Paul, John
Steinbart. (2015). Accounting
Information Systems, 13th ed.
England: Pearson Education
Limited.
Rudianto. (2012). Pengantar
Akuntansi Konsep dan Teknik
Penyusunan Laporan
keuangan. Jakarta: Erlangga.
Sutrisno. (2009). Manajemen
Keuangan Teori Konsep dan
Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta:
Ekonisia.
Syakur, Syafi’I Ahmad. (2015).
Intermediate Accounting.
Jakarta: AV Publisher.
Trisnawati, Ernie. Saefullah,
Kurniawan. (2010).
Pengantar Manajemen.
Jakarta: Kencana.
Tuanakotta, Theodorus, M. (2015).
Audit Kontemporer, Jakarta:
Salemba Empat.

123

You might also like