JBA Vol 6 No 2 2019
JBA Vol 6 No 2 2019
JBA Vol 6 No 2 2019
2 Hal 1 - 21
Randy Kuswanto
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to investigate the level of conformity of economic, social, and
environmental information on sustainability report in Indonesia as per GRI G4
guidelines. Content analysis has been applied to a sample of 29 companies listed
in the Indonesia Stock Exchange. Conformity and disclosure quality were
analyzed descriptively using a specific scoring system for each dimensions. The
findings of this research show that the level of conformity of GRI indicators in
Indonesia is quite low at 18,9%. However, the weight of information disclosed by
companies is relatively high, at 59,9% of the information. This wide gap occurred
caused by the fact that many companies disclose only a few indicators of GRI G4.
These findings indicate the GRI G4 Guidelines is not really suitable for company
in Indonesia. One of the primary focuses of this research is the applicability of
GRI indicators. However, not even a single study found while reviewing literature
that studied the applicability GRI indicators in a country. Conformity can become
a new topic when studying accounting information disclosure.
PENDAHULUAN
populer dipublikasikan oleh
Sejak awal dekade 2000-an laporan perusahaan sebagai alat komunikasi
keberlanjutan secara resmi mulai perusahaan dalam mengungkapkan
dipublikasikan oleh beberapa bagaimana kontribusi pembangunan
perusahaan di belahan dunia. Di keberlanjutan (Cantele et al. 2018;
Indonesia, tren ini dimulai sejak Tsalis et al 2018). Laporan
tahun 2006 saat PT Kaltim Prima keberlanjutan juga dijadikan sebagai
Coal menerbitkan laporan alat untuk meraih legitimasi dari
keberlanjutan untuk pertama kalinya masyarakat selaku salah satu
dengan menggunakan pedoman GRI- stakeholder (Ching dan Gerab, 2016;
G2. Laporan keberlanjutan Murphy dan McGrath, 2013).
(sustainability report) semakin Penggunaan pedoman GRI yang
1
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
3
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
5
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
7
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
9
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
11
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
13
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
15
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
17
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA
Social Responsibility
Achim, M.-V., & Borlea, S. N. Journal, 14(1), 226–248.
(2015). Developing of ESG https://doi.org/10.1108/SRJ-
Score to Assess the Non- 01-2017-0015
financial Performances in
Romanian Companies.
Procedia Economics and
Finance, 32, 1209–1224.
https://doi.org/10.1016/S221
2-5671(15)01499-9
Al-Dah, B., Dah, M., & Jizi, M. Atan, R., Alam, Md. M., Said, J., &
(2018). Is CSR reporting Zamri, M. (2018). The
always favorable? impacts of environmental,
Management Decision, 56 social, and governance
(7), 1506–1525. factors on firm performance:
https://doi.org/10.1108/MD- Panel study of Malaysian
05-2017-0540. companies. Management of
Environmental Quality: An
Aris, N. A., Madah Marzuki, M., International Journal, 29(2),
Othman, R., Abdul Rahman, 182–194.
S., & Hj Ismail, N. (2018). https://doi.org/10.1108/MEQ
Designing indicators for -03-2017-0033.
cooperative sustainability:
The Malaysian perspective. Bhatia, A., & Tuli, S. (2018).
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
19
Penerapan Standar GRI Dalam Laporan Keberlanjutan Di Indonesia: Sebuah Evaluasi
21
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
Willy Hermawan
Universitas Buddhi Dharma
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine ways of financing assets using bank credit or with
leasing to a company, where the company opts for bank credit and leasing to
make income tax savings. The study was conducted at PT. Duta Abadi
Primantara with the calculation of fiscal costs and commercial costs with the type
of case study research. The data obtained are primary data collected through
documentation obtained from the company. The data collected includes
commercial and fiscal calculation reports. Based on research results obtained
that the company chose financing of assets with leasing because it saves capital,
flexible requirements, lower costs, ease of budgeting, profitable cash flow and
also inflation protection.
22
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
23
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
24
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
25
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
26
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
27
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
28
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
29
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
30
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
31
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
32
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
Keterangan :
Pmt = Besarnya sewa tiap periode
HP = Nilai awal kontrak
NS = Taksiran nilai sisa
I = Tingkat suku bunga
N = Banyaknya transaksi sewa guna usaha
Penentuan nilai awal kontrak atau merupakan harga final yang telah
harga perolehan harus diketahui dinegosiasikan antara lessor dan
sebelum menghitung angsuran lessee yang termuat dalam perjanjian
sebagai dasar perhitungan pada sewa sewa guna usaha. Angsuran bunga
guna usaha ini. Nilai awal tersebut dihitung berdasarkan pada nilai sisa
33
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
34
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
35
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
36
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
37
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
38
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
39
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
DAFTAR PUSTAKA
Giri E. F. 2012. Akuntansi Keuangan
Menengah 1. Jogjakarta: UPP
STIM YKPN. Penghasilan. Jakarta: Bee Media
Gunadi. 2013. Panduan Indonesia.
Komprehensif Pajak
40
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
41
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
Agustin
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
[email protected]
ABSTRACT
This study aims to analyze the control of receivables on the collection of cash
flow receivables at PT.Cowell Development Tbk. The data analysis technique
used in this research is descriptive qualitative method. Qualitative descriptive
analysis is a data analysis technique that is done by collecting data, clarifying
data, explaining and analyzing so that it provides information and images that
are appropriate to the problem being faced or researched. Sources of data in the
study used are secondary data sources and primary data. From the results of the
study show that the control of receivables is the billing process with a long time to
the bills that are due. PT. Cowell Development Tbk must be more active in the
collection of receivables so that the balance of the amount of receivables is not
too large so that it will affect the effectiveness of cash flow.
42
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
Dari data diatas menunjukan bahwa Jika dilihat dari data di atas adanya
saldo piutang mengalami kenaikan kenaikan saldo piutang dan apabila
dari tahun 2015 sampai dengan tahun saldo piutang bertambah besar maka
2017, saldo kas dan setara kas akan berpengaruh terhadap jumlah
mengalami penurunan dari tahun saldo kas. Pengelompokan piutang
2015 sampai dengan tahun 2017. ke dalam kategori yang berdasarkan
43
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
44
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
45
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
46
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
47
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
48
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
49
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
50
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
Credit Sales
RTO=
Average Receivable
51
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
360 Hari
ACP=
RTO
Jumlah PiutangTertagih
Aging of Account Receivable= X 100 %
Total Piutang
52
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
Credit Sales
RTO=
Average Receivable
360 Hari
ACP=
RTO
53
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
54
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
55
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
56
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
dilihat dari data di atas bahwa saldo penurunan di jatuh tempo 61-90 hari
umur piutang berdasarkan tagihan sedangkan jatuh tempo diatas 91 hari
yang sudah jatuh tempo mengalami mengalami kenaikan.
57
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
58
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
59
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
1. Tahun 2015
583,329,689,427
Perputaran Piutang Usaha= =28.56
20,426,030,636
2. Tahun 2016
570,072,055,705
Perputaran Piutang Usaha= =24.62
23,153,233,017
3. Tahun 2017
525,324,518,118
Perputaran Piutang Usaha= =7.42
70,754,483,247
60
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
1. Tahun 2015
360 Hari(1 Tahun)
Rata−Rata Jangka Waktu Penagihan= =12
28.56
2. Tahun 2016
360 Hari(1 Tahun)
Rata−Rata Jangka Waktu Penagihan= =14
24.62
3. Tahun 2017
360 Hari ( 1Tahun )
Rata−Rata Jangka Waktu Penagihan= =48
7.42
Tabel 6 Hasil perhitungan receivable turn over (RTO)
Dari hasil tabel di atas terlihat tahun 2015, yaitu sebesar 12 hari, di
tingkat ACP perusahaan sangat mana semakin kecil jumlah harinya
dipengaruhi oleh tingkat RTO maka tingkat perputaran piutang
perusahaan, semakin cepat usahanya semakin besar. Sedangkan
perputaran piutang usaha RTO
tingkat ACP perusahaan yang
semakin kecil jumlah harinya maka
terendah adalah pada tahun 2017 di
akan semakin baik, artinya
mana tingkat ACP yang dihasilkan
perusahaan mampu menagih dengan
mencapai 48 hari, dimana semakin
cepat setiap piutang usahanya.
tinggi tingkat perputaran piutang
Tingkat ACP yang terbaik pada
usahanya semakin rendah, yaitu 7.42
61
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
Aging not yet due, terbaik ditahun yang terjadi yaitu sebesar 1.17%.
2016 ke 2017 ada penurunan Dari tabel aging of account
presentase aging yang terjadi secara receivable di atas menunjukan
signifikan yaitu sebesar 43.86%. bahwa rasio aging of account
Aging 0-60 hari, terbaik ditahun receivable mengalami perbaikan dari
2015 ke 2016 ada kenaikan tahun ke tahun yaitu presentase
presentase aging yang terjadi yaitu aging dari tahun ke tahun mengalami
sebesar 7.56%. Aging 61-90 hari, penurunan dengan demikian
terbaik ditahun 2015 ke 2016 ada perputaran piutang dapat berjalan
penurunanpresentase aging yang dengan baik untuk menjadi kas. Hal
terjadi yaitu sebesar 2%. Aging 91+ ini menunjukan bahwa kualitas
hari, terbaik ditahun 2016ke 2017 penagihan mengalami perbaikan,
adanya penurunan presentase aging pengendalian internal piutang usaha
yang dilakukan oleh perusahaan.
62
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
63
Analisis Perbandingan Pembiayaan Barang Modal Antara Sewa Guna Usaha Dengan Pinjaman
Perbankan dan Kaitannya Dengan Biaya Pajak Pada PT. Duta Abadi Primantara
64
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 1 - 21
65
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Tusiyati
Universitas Bina Nusantara
[email protected]
ABSTRACT
This study aimed to determine the impact of environmental performance
measured by PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam
Pengelolaan Lingkungan Hidup) and financial performance on disclosure of
sustainability report. Sustainability Report (SR) measured by 46 items disclosure
stated on G4 GRI (2013), while financial performance measured by using ratio of
profitability, liquidity, and leverage of non-financial companies listed in
Indonesian Stock Exchange and located in DKI Jakarta. A stastistical method
used in this study is multiple regression analysis to examine the effect of
environmental performance on the disclosure of sustainability report. Data
analysis and hypothesis testing in this study using SPSS version 20. Results
showed: (1) environmental performance the company has a significant positive
effect on the disclosure of sustainability report, (2) financial performance has a
significant negative effect on the disclosure of sustainability report.
Keywords: Global Reporting Initiative, Sustainability Report, Environmental
Performance, Financial Performance
66
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
67
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
tiga aspek, yaitu keuntungan (profit), pemegang saham tetapi juga kepada
terlibat pada pemenuhan publik yang berkaitan dengan
kesejahteraan masyarakat (people) kepedulian sosial dan pelestarian
dan menjaga kelestarian lingkungan lingkungan serta dapat menarik
(planet). Perusahaan dalam minat investor agar mau
mengungkapkan sebuah tindakan berinvestasi. Tren pada saat ini
pertanggungjawaban sosial yang investor tidak hanya melihat laporan
telah dilakukan kepada stakeholders kinerja saja, tetapi bagaimana
dalam sustainability report (laporan perusahaan dapat menjaga
keberlanjutan). Sebuah laporan keberlangsungan bisnisnya dimasa
keberlanjutan pada perusahaan depan. Sustainability Report di
memberikan gambaran yang terapkan di Indonesia sejak tahun
seimbang dan wajar terhadap kinerja 2000 dan pedoman yang digunakan
keberlanjutan dari organisasi atau adalah GRI sebagai referensi
perusahaan pelapor, termasuk perusahaan untuk menyusun laporan
kontribusi positif dan negatif yang keberlanjutan. Selain untuk
telah mereka lakukan dalam periode meningkatkan citra perusahaan
tertentu” (Nurani Sari, 2014:528). diharapkan sustainability report juga
Pelaporan berkelanjutan membantu memiliki pengaruh yang signifikan
organisasi untuk menetapkan tujuan, terhadap kinerja lingkungan, tingkat
mengukur kinerja, dan mengelola profitabilitas, tingkat likuiditas dan
perubahan dalam rangka membuat tingkat leverage perusahaan.
operasi mereka lebih berkelanjutan. Berdasarkan penelitian Aggarwal
Sebuah laporan berkelanjutan Priyanka (2015) Sustainability
mengungkapkan dampak organisasi Reporting and its Impact on
baik positif maupun negatif terhadap Corporate Financial: Literatur
lingkungan, masyarakat dan Review mengungkapkan bahwa
ekonomi. Laporan berkelanjutan “kinerja keuangan memberikan
sangat penting bagi perusahaan pengaruh yang signifikan terhadap
dalam mempertanggung jawabkan laporan keberlanjutan”. Laporan
bisnisnya, tidak hanya kepada berkelanjutan meningkatkan reputasi
68
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
69
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
70
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
71
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
72
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
73
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
74
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
75
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
76
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
77
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
78
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
79
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
80
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
Tabel 3 Coefficients
Model Unstandardized Std t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .065 .082 .797 .432
PPP 1.140 .097 .870 11.783 .000
ROA -.308 .248 -.087 -1.243 .224
CURRENT -.015 .007 -.175 -2.138 .041
DER -.113 .040 -.253 -2.799 .009
a. Dependent Variable: SRD
81
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
signifikansi < 0.05 (0.041 < 0.05) dari investor dan calon investor pada
dan t hitung > t tabel (-2.138 > pengungkapan laporan keberlanjutan.
-2.048) maka variabel CURRENT Variabel profitabilitas (ROA),
secara parsial mempunyai pengaruh likuiditas (CURRENT) dan leverage
yang signifikan terhadap (DER) memiliki pengaruh negatif
pengungkapan laporan keberlanjutan signifikan terhadap pengungkapan
(SRD). Hasil ini tidak konsisten laporan berkelanjutan (SRD), sesuai
dengan penelitian yang dilakukan dengan teori stakeholder menyatakan
oleh Mega (2014) yang menyatakan bahwa para stakeholder memiliki
bahwa variabel likuiditas kekuatan untuk mengendalikan atau
(CURRENT) tidak berpengaruh mempengaruhi penggunaan sumber
secara signifikan terhadap daya atau input yang digunakan
pengungkapan laporan keberlanjutan. dalam operasi. Stakeholder
Kesimpulan Uji Signifikansi merupakan semua pihak baik pihak
Parameter Individual (t-test) internal maupun eksternal
menunjukkan bahwa variabel kinerja perusahaan seperti pemerintah,
lingkungan (PPP) memiliki pengaruh perusahaan pesaing, masyarakat
yang positif signifikan terhadap sekitar, lingkungan internasional,
pengungkapan laporan keberlanjutan para pekerja, para pemerhati
(SRD), hasil penelitian ini sesuai lingkungan dan lain sebagainya yang
dengan teori signalling yang keberadaannya sangat
menyatakan apabila Kementrian mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
Lingkungan Hidup dan Badan perusahaan. Sehingga para
Pengendalian Dampak Lingkungan stakeholder merupakan pengguna
(Bapedal) merilis hasil PROPER laporan keuangan dan akan
untuk perusahaan maka dapat memperhatikan pengungkapan
meningkatkan kembali sinyal positif laporan keberlanjutan perusahaan.
82
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
83
Analisis Pengaruh Kinerja Lingkungan Dan Kinerja Keuangan Terhadap Pengungkapan Laporan
Keberlanjutan Pada Perusahaan Nonkeuangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
84
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 42 - 65
85
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal
ABSTRACT
This study aims to determine how the calculation of depreciation of fixed assets in
accordance with IAS 17 and the Law - Tax Law as well as determine the impact
on taxable income of both of these calculations. In this study the author uses
descriptive method is a method of analyzing the data which the data are collected,
compiled, interpreted, and analyzed so as to produce a complete information and
efficient in accordance with the title analysis of calculation of depreciation of
fixed assets according to IAS 17 and law - tax law and its impact taxable income
at PT Wana Manunggal Arta ". The data collected is primary and secondary
data. Using a variety of data collection techniques, such as interview techniques,
observation techniques. The author has analyzed the fixed assets of the company
and it can be concluded that the company put on straight-line depreciation
method to depreciate its fixed assets has been well implemented by the company.
Application of the method of depreciation for tax purposes in accordance with the
provisions of the tax is less because there are weaknesses in its application.
Depreciation expense based on commercial Rp 197,323,566 whereas according
to the fiscal depreciation expense amounting to Rp 169,967,624 was due to
differences in the method of depreciation according to tax provisions contained
fiscal correction of the vehicles used for the company's operations and for the
inventory of vehicles for employees.
86
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85
87
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal
88
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85
89
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal
90
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85
91
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal
92
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85
93
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal
94
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85
95
Analisis Perhitungan Penyusutan Aset Tetap Menurut PSAK Dan Undang-Undang Pajak Serta
Dampaknya Terhadap Penghasilan Kena Pajak Pada PT. Wana Arta Manunggal
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia, D & Setiawati, L. (2010).
Sukrisno, A & Trisnawati, E. (2010)
Sistem Informasi Akuntansi.
Akuntansi Perpajakan Edisi
Yogyakarta:Andi
2 Revisi. Jakarta : Salemba
Yogyakarta.
Empat.
96
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 66 - 85
97
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
Ariyati
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala
[email protected]
ABSTRACT
This research aims to identify and analyze the system of internal control of
accounts receivable on PT. XYZ to minimize bad debt expense. The research
approach used is a descriptive that is used by collecting, compiling, classifying
data that they can find out the clear events regarding the problems that have been
research. Operational definition used by the internal control system of accounts
receivable and bad debt expense. The type of data used is qualitative. Primary
and secondary data sources. Data collection techniques used are documentation
and interviews. Data analysis techniques used are descriptive. The results of the
research show that the internal control of accounts receivable PT. XYZ has not
been done effectively. this is seen from the activity of controlling trade receivables
in the collection results that often pass from the due date. PT. XYZ do not have
internal audits and have not been effective in using accounting methods to the
maximum in an effort to minimize bad debt expense.
98
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
99
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
100
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
101
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
102
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
103
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
104
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
105
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
360 hari(1tahun )
Rata−rata jangkawaktu penagihan=
perputaran piutangusaha
106
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
107
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
108
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
109
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
110
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
111
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
112
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
berjalan pada PT. XYZ terlihat sudah dalam konfirmasi saldo piutang
cukup jelas pembagian tugas, usaha pelanggan, maka langkah yang
tanggung jawab dan wewenang dari diambil perusahaan dengan
setiap fungsional yang ada menggunakan buku pembantu
diperusahaan, sehingga pengendalian piutang usaha yang di update setiap
internal perusahaan dapat dilakukan harinya.
dengan cukup baik.
Aktivitas pengendalian atas piutang
Integritas usaha.
PT. XYZ masih menggunakan Aktivitas pengendalian atas piutang
prinsip kekeluargaan dalam usaha meliputi pemisahan tugas dan
memberikan fasilitas kredit kepada pemeriksaan independen atau
beberapa pelanggan yang memiliki verifikasi internal yang dibuat oleh
hubungan keluarga dengan direktur perusahaan. Hal ini berguna untuk
utama. Perusahaan sangat memberikan kemungkinan yang
menjunjung tinggi nilai kejujuran memadai bahwa sistem pengendalian
bagi seluruh karyawannya, hal ini atas piutang usaha yang ditetapkan
benar terrealisasi dengan pemecatan telah dilaksanakan dalam beberapa
beberapa karyawan khususnya pada kategori seperti diuraikan berikut:
bagian penjualan yang diketahui
melakukan tindak kebohongan Pemisahan tugas
dengan membuat kwitansi palsu atas Pemisahan tugas dan fungsi dalam
pembelian suatu barang. struktur organisasi sudah jelas
namun dari pada PT. XYZ terdapat
Penilaian risiko atas piutang usaha perangkapan fungsi dan peran oleh
Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa karyawan. Seperti bagian
PT. XYZ, penilaian risiko atas accounting dan administrasi
piutang usaha dilakukan untuk seharusnya dipisahkan dengan
menghindari risiko terjadinya bagian penagihan dan pencatatam
piutang usaha yang terlewat dalam piutang usaha. Hal ini dikarenakan
pencatatan atau piutang tak tertagih. divisi accounting dan administrasi
Untuk membantu mendapatkan saldo masih dipegang langsung oleh satu
113
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
114
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
115
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
116
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
tertagih. Pada tahun 2018 saldo untuk dapat ditagih (Hery, 2016).
piutang usaha meningkat 30.1% Karena jika terlalu besar jumlah
yaitu sebesar Rp. 3.197.341.747,01 saldo piutang tak tertagih ataupun
dan pada saldo piutang tak tertagih jumlah saldo piutang usaha tidak
adalah sebesar Rp. 199.486.671,99 efektifnya pengendalian terhadap
hal ini dikarenakan penjualan kredit menajer yang memutuskan kredit
PT. XYZ mengalami kenaikan dan atau tidak efektifnya bagian piutang
manajemen perusahaan belum usaha yang pada akhirnya
mampu meminimalkan saldo piutang menimbulkan kerugian bagi
tak tertagih. Metode umur piutang perusahaan. Piutang usaha sebaiknya
usaha dikelompokkan berdasarkan diharapkan dapat tertagih dalam satu
pada masing-masing karakteristik tahun atau siklus usaha normal
umur yang berarti adanya diklasifikasikan sebagai aset lancar.
pengelompokan piutang usaha ke Seluruh piutang usaha digolongkan
dalam kategori yang berdasarkan sebagai aset lancar karenanya tanpa
atau tanggal jatuh tempo piutang memandang jangka waktu
usaha. Karakteristik umur piutang tertagihnya. Dengan demikian dari
usaha disini dapat diklasifikasikan hasil analisis yang di lakukan oleh
menjadi: belum jatuh tempo, telah penulis maka, jumlah piutang usaha
jatuh tempo 1-30 hari, telah jatuh yang jangka waktu penagihannya
tempo 31-90 hari, telah jatuh tempo lebih satu tahun atau siklus usaha
91-20 hari, telah jatuh tempo lebih normal harus diungkapkan dalam
dari 121 hari. Lamanya umur piutang catatan atau laporan keuangan.
usaha yang telah jatuh tempo Dalam meminimalkan piutang tak
merupakan lamanya hari mulai saat tertagih di mana yang terjadi pada
piutang usaha tersebut jatuh tempo PT. XYZ pihak manajemen
hingga menjadi laporan umur perusahaan harus mempunyai
piutang usaha (aging schedule). beberapa metode dalam
Berdasarkan umur piutang usaha mengendalikan piutang tak tertagih
yang sudah lama beredar (jatuh yang terjadi pada perusahaan.
tempo) sangat kecil kemungkinannya
117
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
Adapun hasil perhitungan dari perputaran piutang usaha adalah sebagai berikut:
Tahun 2014
5.742.851 .741
Perputaran piutang usaha= =1,77
3.234 .324 .159
Tahun 2015
3.195 .687 .785
Perputaran piutang usaha= =1,49
2.141 .404 .810
Tahun 2016
1.197 .006 .292
Perputaran piutang usaha= =1,09
1.093 .834 .753
Tahun 2017
2.493842 .973
Perputaran piutang usaha= =1,96
1.269 .164 .606
Tahun 2018
3.197 .341.747
Perputaran piutang usaha= =1,76
1.807 .556 .473
Dari data di atas menunjukan bahwa terjadi penurunan RTO sebesar 1.09
kinerja RTO mengalami penurunan atau menurun 0.40 dari tahun
dari tahun 2014 sampai dengan tahun sebelumnya. pada tahun berikutnya,
2018. Hal ini ditunjukan pada hasil yaitu ditahun 2017 terjadi kenaikan
RTO tahun 2014 sebesar 1,77 kali. RTO sebesar 1.96 kali atau naik 0.51
Pada tahun 2015 terjadi penurunan dari tahun sebelumnya. Dan ditahun
RTO yaitu 1.49 kali atau menurun 2018 tejadi penurunan RTO sebesar
0.28 dari tahun sebelumnya. Pada 1.76 kali atau 0.20 dari tahun
tahun berikutnya, yaitu ditahun 2016 sebelumnya. Dari hasil tabel
118
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
Tahun 2014
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =203
1,77
Tahun 2015
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =242
1,49
Tahun 2016
360 hari(1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =330
1,09
Tahun 2017
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =184
1,96
Tahun 2018
360 hari( 1tahun)
Rata−rata jangkawaktu penagihan= =204
1,76
Hasil perhitungan average collection period (ACP) dapat dilihat pada tabel
berikut:
119
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
Dari hasil tabel di atas terlihat yang paling lambat dari hasil
tingkat ACP dari tahun 2014 sampai perhitungan tahun 2014 sampai
dengan tahun 2018, perusahaan dengan tahun 2018 adalah pada
sangat dipengaruhi oleh tingkat RTO tahun 2016 di mana tingkat ACP
perusahaan. Semakin cepat yang dihasilkan mencapai 330 hari,
perputaran piutang usaha RTO maka tingkat perputaran piutang usahanya
semakin baik perusahaan dalam sangat rendah, yaitu 1,09 kali. Aging
mengelola piutang usahanya dan of account receivable berfungsi
nilai ACP yang lebih rendah untuk mengukur komposisi bucket
menujukan hari pelunasan yang lebih account receivable dalam rasio ini
cepat atau lebih baik. Tingkat ACP bucket account receivable dipisah
yang terbaik dari hasil perhitungan berdasarkan aging atau umur
tahun 2017 dari tahun 2014 sampai overdue piutang usaha. Hasil
dengan tahun 2018 yaitu sebesar 184 perhitungan aging of account
hari, di mana tingkat perputaran receivable dapat dilihat pada tabel
piutang usahanya sangat cepat. berikut:
Sedangkan tingkat ACP perusahaan
120
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
121
Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk meminimalkan Piutang Tak Tertagih PT. XYZ
122
Jurnal Bina Akuntansi, Juli 2019, Vol.6 No.2 Hal 86 - 97
123