Efektivitas Terapi Murottal Al-Qur'An Terhadap Skor Halusinasi Pasien Halusinasi Mimi Aisyah, Jumaini, Safri

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

EFEKTIVITAS TERAPI MUROTTAL AL-QUR’AN TERHADAP SKOR HALUSINASI

PASIEN HALUSINASI

Mimi Aisyah1, Jumaini2, Safri3


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: [email protected]

Abstract

Hallucinations are disorders or changes in perception where patients perceive something that actually doesn't happen.
An appreciation experienced by a perception through the external senses of stimulus: false perception. Hallucinatory
control can be done with one of the therapeutic modalities, namely psychiatric therapy. One of the psychological
therapies that can be used is the media of the Qur'an, especially the verses of the Qur'an which are common to
meruqyah, namely surah Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Kafirun, Al-Ikhlas, Al-Falaq, and An-Nas . This study aims to
determine the effectiveness of murottal Al-Qur'an therapy on hallucinatory scores. This study uses a pretest-posttest
design with control groups. The sample of this study was 33 respondents who were divided into 17 respondents in the
experimental group and 16 respondents in the control group were taken based on inclusion criteria using a purposive
sampling technique. Each experimental group was given intervention for 6 consecutive days. The measuring instrument
used is the Hallucination Rating Scale (HRC) that has been standardized. The analysis used was univariate analysis
using the Dependent sample T test and bivariate analysis using the Independent sample T test. Statistical results were
obtained p value (0,000) < (α = 0,05) so it can be concluded that there were significant differences between the
experimental group and the control group after murottal Al-Qur'an therapy on hallucination scores. Therefore, the
Murottal Al-Qur'an therapy intervention is effective in reducing hallucinatory scores. The suggestions from researchers
for nurses to apply murottal Al-Qur'an therapy to all mental disorders, because it has been proven in this study
murottal Al-Qur'an therapy provides meaningful results on hallucinatory patients hallucination scores.

Keywords: hallucination score, murottal Al-Qur'an, psychiatric therapy

PENDAHULUAN skizofrenia merupakan sekumpulan gejala


Gangguan jiwa merupakan keadaan yang terjadi secara terus menerus selama
dimana individu dalam tingkat stress yang paling sedikit 6 bulan dengan ciri-ciri seperti
tinggi dan tidak mampu atau gagal dalam munculnya gejala negatif (afektif yang datar,
mengatasi masalah baik masalah dari keadaan alogia, pengagungan); kemorosotan dalam
sosial, rendahnya harga diri, rendahnya tingkat berhubungan sosial, hubungan interpersonal,
kompetensi, dan sistem pendukung yang pekerjaan, dan delusi serta halusinasi (Black &
berinteraksi (Thedore, 2015). Menurut Nasir Andreasen, 2014).
dan Muhith (2011) gangguan jiwa yang sering Halusinasi merupakan gangguan atau
ditemukan dimasyarakat adalah perubahan persepsi dimana pasien mengalami
penyalahgunaan narkotika dan HIV/AIDS, penghayatan dan mempersepsikan sesuatu
bunuh diri, depresi, cemas, dan skizofrenia. yang sebenarnya tidak terjadi melalui panca
Data World Health Organization indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu
(WHO, 2016) menyatakan bahwa skizofrenia (Prabowo, 2014). Penyebab pasien mengalami
merupakan gangguan mental parah yang halusinasi adalah ketidakmampuan pasien
mempengaruhi lebih dari 21 juta orang dalam menghadapi stressor dan kurangnya
diseluruh dunia. Prevalensi gangguan jiwa kemampuan dalam mengontrol halusinasi.
berat seperti skizofrenia mencapai sekitar Pada pasien halusinasi dampak yang akan
400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1000 terjadi adalah munculnya histeria, rasa lemah,
orang penduduk Indonesia. Prevalensi pikiran buruk, ketakutan yang berlebihan dan
tertinggi dari seluruh wilayah Indonesia berada tidak mampu mencapai tujuan (Hidayat,
diwilayah Yogyakarta dan Aceh dimana 2014).
masing-masing berjumlah 2,7 per 1000 Penatalaksanaan yang dapat diberikan
penderita. Sedangkan untuk wilayah Riau pada pasien halusinasi ada 2 yaitu farmakologi
termasuk wilayah dengan penderita skizofrenia dan non farmakologi (Prabowo, 2014). Terapi
yang cukup banyak yaitu 0,9 per 1000 farmakologi berupa penggunaan obat-obatan
penderita (Riskesdas, 2013). Menurut DSM 5 dan terapi non farmakologi berupa terapi
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 141
modalitas. Terapi modalitas merupakan terapi suara yang didengarkan masuk melalui telinga
utama dalam keperawatan jiwa karena diteruskan hingga koklea, stimulus suara
bertujuan untuk mengembangkan pola gaya ditransmisikan kearea serebral, sistem limbik,
atau kepribadian secara bertahap (Direja, dan korpus kolosum. Ketika suara
2011). Salah satu terapi modalitas adalah diperdengarkan, seluruh daerah sistem limbik
terapi psikoreligius. Terapi psikoreligius kini dirangsang menghasilkan sekresi feniletilamin
dianjurkan untuk dilakukan di rumah sakit yang merupakan suatu neuro yang
karena berdasarkan riset menunjukkan bahwa bertanggung jawab pada perasaan. Pada saraf
terapi psikoreligius mampu mencegah dan otonom, stimulasi suara menyebabkan sistem
melindungi kejiwaan, meningkatkan proses saraf parasimpatis berada di atas sistem saraf
adaptasi, mengurangi kejiwaan, dan simpatis sehingga merangsang gelombang otak
penyembuhan (Yosep & Sutini, 2016). Terapi alfa yang menghasilkan kondisi rileks
psikoreligius biasanya menggunakan Al- (Faradisi, 2012).
Qur’an, kesembuhan dengan menggunakan Terapi suara seperti mendengarkan
Al-Qur’an dapat dilakukan dengan cara murottal Al-Qur’an juga menyebabkan
membacanya, berdekatan dengannya, maupun pelepasan endorphin oleh kelenjar pituitary,
mendengarkannya (murottal Al-Qur’an) sehingga akan mengubah keadaan mood atau
(Yazid, 2008). Murottal merupakan salah satu perasaan. Keadaan psikologis yang tenang
musik dengan intensitas 50 desibel yang akan mempengaruhi sistem limbik dan saraf
membawa pengaruh positif bagi pendengarnya otonom yang menimbulkan rileks, aman, dan
(Wijaya, 2009). menyenangkan sehingga merangsang
Berdasarkan hasil data laporan rekam pelepasan zat kimia gamma amino butric acid,
medik Rumah Sakit Jiwa Tampan bulan enchepalin dan beta endhorphin yang akan
Januari-Desember 2018 halusinasi merupakan mengeliminasi neurotransmitter rasa nyeri
masalah keperawatan tertinggi dengan maupun kecemasan (Wahida, 2015). Bebrapa
persentase sebesar 67,4% (RSJ Tampan, penelitian telah menggunakan beberapa ayat
2018). Hasil studi pendahuluan pada 7 januari yang ada didalam Al-Qur’an, tetapi belum ada
2019 melalui metode wawancara kepada 3 yang menggunakan ayat-ayat Ruqyah (surah
orang perawat di Ruang Siak, Ruang Indragiri, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Nass, Al-
Ruang Kampar serta 3 kepala ruangan di Kafirun, dan Ayat Kursi) untuk pasien
Ruang Rokan, Ruang Sebayang, dan Ruang halusinasi. Rumah sakit Jiwa Tampan sendiri
Kuantan bahwa terapi tindakan keperawatan belum pernah menerapkan terapi murottal Al-
yang selama ini dilakukan pada pasien Qur’an khususnya ayat-ayat Ruqyah untuk
halusinasi adalah terapi aktivitas kelompok pasien halusinasi, maka hal inilah yang
dalam 2 kali seminggu dan intervensi sesuai
membuat peneliti tertarik untuk melakukan
SOP yaitu strategi pelaksanaan pada pasien
penelitian mengenai efektivitas terapi murottal
halusinasi setiap harinya. Murottal Al-Qur’an
Al-Qur’an terhadap skor halusinasi pasien
didefinisikan sebagai rekaman suara Al-
halusiansi.
Qur’an yang dilagukan oleh seorang qori
(Siswantinah, 2011). Tujuan umum penelitian ini adalah
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh untuk mengetahui efektivitas terapi murottal
Sari, Jumaini & Utami (2016) tentang Al-Qur’an terhadap skor halusinasi pasien
efektivitas mendengarkan murottal Al-Qur’an halusinasi. Manfaat penelitian ini bagi
dengan surah Ar-Rahman terhadap skor perkembangan ilmu keperawatan diharapkan
halusinasi pada pasien halusinasi pendengaran dapat digunakan sebagai sumber informasi dan
diperoleh bahwa terapi murottal Al-Qur’an menambah pengetahuan dan wawasan serta
efektif terhadap penurunan skor halusinasi. dapat menjadi salah satu terapi pilihan dalam
Hal ini dikarenakan terapi audio murratal Al- melakukan tindakan keperawatan pada pasien
Qur’an dapat menghasilkan gelombang tinggi halusinasi dan juga bisa diterapkan untuk
yang mempengaruhi batang otak sehingga pasien dengan masalah keperawatan lainnya
akan berdampak pada peningkatan fungsi seperti Resiko Perilaku Kekerasan, Harga diri
serotonin (Tumiran et al, 2013). Terapi Al- Rendah, Isolasi social dan lainnya terutama
Qur’an terbukti mengaktifkan sel-sel tubuh, oleh perawat jiwa.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 142
METODOLOGI PENELITIAN Pernikahan
Penelitian ini menggunakan desain Menikah 6 35,3 7 43,8 13 39,4 0,243
Belum 1 58,8 8 50,0 18 54,5
penelitian quasi eksperimental berupa Menikah 0
rancangan penelitian pre-post test with design Cerai 1 5,9 1 6,3 2 6,1
control group. Penelitian ini dilakukan di Lama
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau di Rawat
Ruang Siak, Kuantan, Kampar, Indragiri, 14-28 hari - - 2 12,5 2 6,1 0,359
Sebayang, dan Rokan dengan teknik
> 28 hari 1 100,0 1 87,5 31 93,9
pengambilan sampel purposive sampling. 7 4
Penelitian ini dimulai dari bulan Februari-Juni Lama Sakit
2018. Pada penelitian ini peneliti < 1 tahun 3 17,6 3 18,8 6 18,2 0.274
menggunakan analisis univariat dan dan 1-3 tahun 6 35,3 7 43,8 13 38,4
analisis bivariat dengan uji dependent sample > 3 tahun 8 47,1 6 37,5 14 42,4
T test dan Independent sample T test.
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa
HASIL PENELITIAN dari 33 responden yang diteliti, distribusi
Berdasarkan penelitian didapatkan responden menurut usia pada kelompok
hasil sebagai berikut: eksperimen dan kelompok kontrol sebagian
1. Karakteristik Responden besar adalah dewasa awal dengan jumlah 7
Pada table 1 dibawah ini dapat dilihat orang (41,2 % dan 43,8%), jenis kelamin
data distribusi karakteristik respoden sebagai responden sebagian besar adalah laki-laki
berikut berjumlah 12 orang (70,6%) pada kelompok
Tabel 1 eksperimen dan 11 orang (68,8%) pada
Distribusi Karakteristik Responden dan Uji kelompok kontrol, pendidikan terakhir
Homogenitas responden pada kelompok eksperimen
Karakterist Kelom Kelom Jumlah P sebagian besar adalah SMP berjumlah 6 orang
ik pok pok (N=33) value (37,5%) dan pada kelompok kontrol sebagian
Ekspe kontr besar adalah SMA berjumlah 6 orang
rimen ol
(37,5%), status pernikahan sebagian besar
(n=17) (n=16)
n % n % N % adalah belum menikah berjumlah 10 orang
Usia (58,8%) pada kelompok eksperimen dan 8
Remaja 2 11,8 2 12,5 4 12,1 0,095 orang (50,0%) pada kelompok kontrol, lama
akhir (17-25 rawat terbanyak adalah lebih dari 28 hari
tahun) berjumlah 17 orang (100,0%) pada kelompok
Dewasa 7 41,2 7 43,8 14 42,4
Awal (26-35 eksperimen dan 14 orang (87,5%) pada
tahun) kelompok kontrol, dan lama sakit responden
Dewasa 5 29,4 4 25,0 9 27,3 pada kelompok eksperimen sebagian besar
Akhir adalah > 3 tahun sebanyak 8 orang (47,1%)
(36-45 dan pada kelompok kontrol sebagian besar
tahun)
Lansia Awal adalah 1-3 tahun berjumlah 7 orang (43,8%).
(46-55 3 17,5 3 18,8 6 18,2 Pada karakteristik usia, jenis kelamin,
tahun) pendidikan, status pernikahan, lama rawat, dan
Jenis lama sakit masing-masing p value > (α=0,05).
Kelamin Maka disimpulkan bahwa semua karakteristik
Laki-laki 1 70,6 1 68,8 23 69,7 1.000
2 1
responden adalah Homogen.
Perempuan 5 29,4 5 31,3 10 30,3
Pendidikan 2. Rata-Rata Skor Halusinasi Sebelum
Terakhir Terapi Murottal Al-Qur’an pada
SD 5 31,3 5 31,3 13 33,3 0,243 Kelompok Eksperimen dan Kelompok
SMP 6 37,5 5 25,0 9 27,3
SMA 5 31,3 37,5 12 36,4
Kontrol
Perguruan 1 6,3 1 3,0 Pada tabel 2 dibawah ini dapat dilihat
Tinggi distribusi rata-rata skor halusinasi dan uji
Status homogenitas sebelum dilakukan terapi
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 143
murottal Al-Qur’an pada kelompok Tabel 4
eksperimen dan kelompok kontrol. Perbedaan Rata-Rata Skor Halusinasi Sebelum
Tabel 2 dan Sesudah Intervensi Pada kelompk eksperimen
Distribusi Rata-Rata Skor Halusinasi dan Uji dan kelompok control
Homogenitas Sebelum Dilakukan terapi murottal Variabel N Mean SD P
Al-Qur’an value
Variabel Mean SD Min Max p Kelompok Pretest 17 17,96 2,256 0,000
value Eksperimen
Kelompok 17,96 2,256 14 21 0,362 Posttest 17 13,10 1,980
Eksperimen
Kelompok Pretest 16 17,04 2,839 0,130
Kelompok 17,04 2,839 13 23
Kontrol
Kontrol
Posttest 16 18,27 2,167
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa
rata-rata skor halusinasi sebelum dilakukan Tabel 4 menunjukkan bahwa nilai rata-
intervensi pada kelompok eksperimen adalah rata pretest kelompok eksperimen adalah
17,96 dengan standar deviasi 2,256. Pada 17,96 dengan standar deviasi 2,256 dan nilai
kelompok kontrol didapatkan rata-rata 17,04 rata-rata pretest kelompok kontrol adalah
dengan standar deviasi 2,839. Berdasarkan 17,04 dengan standar deviasi 2,839. Nilai rata-
hasil uji statistik didapatkan pula p value rata posttest kelompok eksperimen adalah
(0,362) > (α=0,05) maka dapat disimpulkan 13,10 dengan standar deviasi 1,980 dan nilai
bahwa kelompok eksperimen dan kelompok rata-rata posttest kelompok kontrol adalah
kontrol adalah homogen. 18,27 dengan standar deviasi 2,167.
Berdasarkan hasil analisis bahwa kelompok
3. Rata-Rata Skor Halusinasi Sesudah eksperimen diperoleh p value (0,000) <
Terapi Murottal Al-Qur’an pada (α=0,05) dan kelompok kontrol diperoleh p
Kelompok Eksperimen dan Kelompok value (0,130) > (α=0,05), maka dapat
Kontrol disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
Pada tabel 3 dibawah ini dapat dilihat signifikan skor halusinasi sebelum dan
rata-rata skor halusinasi sesudah terapi sesudah intervensi.
murottal Al-Qur’an pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. 5. Perbedaan rata-rata skor halusinasi
Tabel 3 sesudah terapi murottal Al-Qur’an pada
Distribusi Rata-Rata Skor Hausinasi Sesudah kelompok eksperimen dan kelompok
Terapi Murottal Al-Qur’an kontrol
Variabel Mean SD Min Max Pada tabel 5 dibawah ini dapat dilihat
Kelompok 13,10 1,980 10 16 rata-rata skor halusinasi sesudah terapi
Eksperimen murottal Al-Qur’an pada kelompok
Kelompok Kontrol 18,27 2,167 12 22 eksperimen dan kelompok kontrol.
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat Tabel 5
bahwa rata-rata skor halusinasi sesudah Perbedaan Rata-Rata Skor Halusinasi Sesudah
dilakukan intervensi pada kelompok Terapi Murottal Al-Qur’an
eksperimen adalah 13,10 dengan standar Variabel n Mean SD p value
deviasi 1,980. Pada kelompok kontrol Kelompok 17 13,10 1,980 0,000
didapatkan rata-rata 18,27 dengan standar Eksperimen
deviasi 2,167. Kelompok 16 18,27 2,167
Kontrol
4. Perbedaan rata-rata skor halusinasi
sebelum dan sesudah terapi murottal Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji
Al-Qur’an pada kelompok eksperimen statistik didapatkan nilai rata-rata posttest
dan kelompok control kelompok eksperimen adalah 13,10 dengan
Pada tabel 4 dibawah ini dapat dilihat standar deviasi 1,980 dan nilai rata-rata
perbedaan rata-rata skor halusinasi sebelum posstest kelompok kontrol adalah 18,27
dan sesudah terapi murottal Al-Qur’an pada dengan standar deviasi 2,167. Berdasarkan
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. hasil analisis diperoleh p value (0,000) <
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 144
(α=0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada kelompok kontrol. Hasil penelitian ini tidak
perbedaan yang signifikan skor halusinasi sejalan dengan Mardiati (2017) bahwa
sesudah diberikan intervensi pada kelompok mayoritas pasien halusinasi berada pada
eksperimen dan kelompok kontrol tingkat pendidikan Sekolah Dasar yaitu 15
orang (44.1%).
PEMBAHASAN Ngapiyem dan Sari (2018) menyatakan
Analisis Univariat bahwa semakin tingginya pendidikan
1. Karakteristik Responden seseorang maka semakin baik mekanisme
a. Usia koping dalam menyelesaikan masalah. Hal ini
Hasil penelitian terhadap 33 responden dikarenakan pengetahuan merupakan faktor
didapatkan bahwa usia terbanyak adalah penting yang menunjang kemampuan
dewasa awal (26-35 tahun) sebanyak 7 orang seseorang karena semakin cukupnya tingkat
(42,4%) pada kelompok eksperimen dan 7 pengetahuan dan kekuatan seseorang maka ia
orang (43,8%) pada kelompok kontrol. Pieter akan lebih matang dalam berfikir dan
(2011) menjelaskan bahwa pada masa dewasa menerima informasi (Sulastri, 2018).
awal dianggap sebagai fase penyesuaian diri d. Status Pernikahan
terhadap kehidupan dan harapan sosial baru. Hasil penelitian didapatkan bahwa
Menyesuaikan diri dalam kehidupan baru, mayoritas pasien halusinasi yang dirawat di
berarti mulai memainkan peran baru sebagai RSJ Tampan adalah belum menikah dengan
suami atau istri, orang tua, pekerja atau jumlah 10 orang (58,8%) pada kelompok
pencari nafkah. Menyesuaikan diri sesuai eksperimen dan 8 orang (50,0%) pada
harapan sosial, berarti mengembangkan sikap kelompok kontrol. Penelitian ini sejalan
baru, keinginan baru, dan nilai-nilai baru dengan penelitian Damayanti (2014) bahwa
sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. mayoritas responden yang belum menikah 16
Kesulitan menyesuaikan diri menjadikan orang (47,1%). Pasien yang belum menikah
periode dewasa awal sebagai masa yang tidak mempunyai orang yang dapat
menyulitkan, yang bisa menyebabkan individu memberikan motivasi, yang dapat membantu
mengalami masalah termasuk maslah memenuhi kebutuhannya dan dapat berbagi
psikologis. perasaan yang dialami individu tersebut.
b. Jenis Kelamin Orang lain yang dianggap penting adalah
Hasil penelitian didapatkan bahwa
orang-orang yang memberi harapan dan
pasien halusinasi terbanyak yang dirawat di
motivasi bagi setiap permasalahan, tingkah
RSJ Tampan adalah berjenis kelamin laki-laki
laku dan opini seperti suami/istri (Ariyansyah,
pada kelompok eksperimen sebanyak 12 orang
2011).
(70,6%) dan pada kelompok kontrol sebanyak
11 orang (68,8%). Penyebabnya adalah ketika e. Lama Rawat
laki-laki mengalami depresi maka yang akan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
dilakukan adalah melakukan strategi bahwa mayoritas lama rawat pasien halusinasi
pertahanan untuk melawannya dengan adalah pasien yang dirawat selama lebih dari
melakukan penolakan bahwa dirinya sedang 28 hari. Pada kelompok eksperimen sebanyak
sakit dan menolak untuk meminum obat 17 orang (100,0%) dan klompok kontrol
karena dirinya merasa mampu untuk sebanyak 14 orang (87,4%). Berdasarkan hasil
mengatasi depresinya, akibatnya dirinya akan wawancara kepada perawat ruangan dan data
sering kambuh dan dirawat inap (Zilinska & sekunder yang dilakukan oleh peneliti bulan
Smitkova, 2017). Mei 2019 bahwa mayoritas pasien lama
c. Pendidikan dirawat di rumah sakit disebabkan rumah
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan keluarga pasien berasal dari luar kota sehingga
bahwa pendidikan pada Sekolah Menengah menyebabkan pasien harus menunggu
Pertama (SMP) merupakan status pendidikan keluarga menjemputnya. Selain itu, beberapa
tertinggi dengan jumlah 6 orang (37,5%) pada pasien yang dirawat inap merupakan pasien
kelompok eksperimen dan Sekolah Menengah yang diantar oleh dinas sosial yang berada di
Atas (SMA) merupakan status pendidikan luar kota ke rumah sakit jiwa Tampan
tertinggi dengan jumlah yang sama pada sehingga pasien harus menunggu.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 145
f. Lama Sakit (Tumiran et al., 2013). Hal ini dikarenakan
Hasil penelitian didapatkan bahwa ketika seseorang mendengarkan pembacaan
kelompok eksperimen mayoritas pasien Al-Qur’an maka akan terjadi peningkatan
halusinasi sudah mengalami sakit lebih dari gelombang alpha diotak sehingga dapat
tiga tahun sebanyak 8 orang (47,1%) dan pada menimbulkan relaksasi dan ketenangan
kelompok kontrol mayopritas pasien yang (Zulkurnaini, Kadir, Murat, & Isa, 2012).
sudah mengalami sakit selama 1-3 tahun 2. Perbedaan rata-rata skor halusinasi
sebanyak 7 orang (43,8%). Menurut Kasper sesudah terapi murottal Al-Qur’an pada
dan Papadimitriou (2010) bahwa skizofrenia kelompok eksperimen dan kelompok
merupakan penyakit seumur hidup. Hal ini kontrol
disebabkan karena pada pasien skizofrenia Berdasarkan uji statistik dengan uji
terjadi perubahan sistem neurotransmitter otak Independent sample T test didapatkan bahwa
yang membawa pesan dari ujung sambungan rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah
sel ke sel lainnya (Yosep dan Sutini, 2016). 13,10 dengan standar deviasi 1,980, pada
Selain itu, riset secara konsisten telah kelompok kontrol adalah 18,27 dengan standar
menunjukkan bahwa adanya penurunan deviasi 2,167. Pada hasil analisis didapatkan p
volume otak dan fungsi otak yang abnormal value (0,000) < (α=0,05), maka dapat
pada area temporal dan frontal (Videbeck, disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti
2008). Penelitian ini sejalan dengan Yuli, adanya perbedaan yang signifikan antara skor
Jumaini, dan Hasneli (2015) yang menjelaskan halusinasi kelompok ekpserimen dan
bahwa pasien dengan waktu sakit yang lama kelompok kontrol, hal ini berarti terapi
mengindikasikan bahwa pasien sudah lama murottal Al-Qur’an efektif terhadap skor
menderita, sehingga waktu untuk kesembuhan halusinasi.
memerlukan waktu yang lama juga. Tumiran, et. al. (2013) menjelaskan
bahwa efek teraupetik ini dapat dihasilkan
Analisis Bivariat karena ketika mendengarkan terapi audio
1. Perbedaan rata-rata skor halusinasi murrotal Al-Qur’an akan dihasilkan
sebelum dan sesudah terapi murottal Al- gelombang alpha yang lebih tinggi sehingga
Qur’an pada kelompok eksperimen dan akan berpengaruh pada kognitif, emosional,
kelompok kontrol dan sosial individu. Penelitian yang dilakukan
Berdasarkan uji statistik dengan uji oleh Nugroho (2011) tentang konsep jiwa
Dependent sample T test didapatkan bahwa dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa Al-
rata-rata skor halusinasi sebelum dilakukan
Qur’an sangat berkaitan erat dengan kesehatan
intervensi mendengarkan murottal Al-Qur’an
jiwa seseorang. Hady, Wahyuni, dan
pada kelompok eksperimen adalah 17,96
Purwaningsih (2012) dalam penelitiannya
dengan standar deviasi 2,256 dan sesudah
dengan judul perbedaan efektifitas terapi
dilakukan intervensi mendengarkan murottal
musik klasik dan terapi murottal Al-Qur’an
Al-Qur’an terjadi perubahan skor halusinasi
terhadap perkembangan kognitif anak autis
menjadi 13,10 dengan standar deviasi 1,980.
Hasil analisis didapatkan p value (0.000) < menunjukan terapi murottal Al-Qur’an
(α=0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada mempunyai pengaruh jauh lebih baik dari pada
perbedaan yang signifikan terhadap skor terapi musik klasik, karena terapi murottal Al-
halusinasi setelah dilakukan intervensi terapi Qur’an dapat memberikan dampak positif bagi
murottal Al-Qur’an. tubuh manusia.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan uraian diatas peneliti
yang dilakukan oleh Faradisi dan Aktifah menyimpulkan bahwa terapi murottal Al-
(2018) bahwa terjadi perubahan yang Qur’an dapat memberikan pengaruh yang baik
signifikan sebelum dan sesudah terapi murotal pada pasien halusinasi sehingga terapi
terhadap skor kecemasan post operasi dengan murottal Al-Qur’an ini dapat digunakan
p value (0,000) < (α=0,05). Suara melodi dari sebagai terapi tambahan kepada pasien
terapi Al-Qur’an mempuyai efek terapeutik halusinasi, hanya saja efek yang ditimbulkan
yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah mungkin akan berbeda karena bergantung
emosional, kognitif, dan sosial individu kepada faktor-faktor yang mempengaruhinya.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 146
SIMPULAN http//www.scrib.com/doc/43302/Penge
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rtian-Sikap-dan-Perilaku
karakteristik responden yang terdiri dari 33 Black, D. W., & Andreasen, N. C. (2014).
responden didapatkan bahwa usia terbanyak Introductory Textbook of Psychiatry.
adalah dewasa awal (26-35 tahun) (42,4%), (6th ed). Washington DC: American
jeniskelamin terbanyak adalah laki-laki Psychiatric Publishing.
(69,7%), pendidikan terbanyak adalah Direja, A. H. S. (2011). Buku Ajar Asuhan
pendidikan SMA (36,4%), status pernikahan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
terbanyak adalah belum menikah (54,5%), Medika.
lama rawat terbanyak adalah lebih dari 28 hari Faradisi, F. (2012). Efektivitas Terapi Murottal
(93,9%), dan lama sakit tertinggi adalah lebih dan Terapi Musik Klasik Terhadap
dari 3 tahun (42.4%). Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien
Intervensi terapi murottal Al-Qur’an Operasi Di Pekalongan. Jurnal ilmiah
dengan uji Dependent sample T test kelompok kesehatan. Vol V No. 2.. Diakses pada
eksperimen menunjukkan hasil yang signifikan tanggal 18 januari 2019.
terhadap penurunan skor halusinasi karena Hidayat, A. A. A. (2011). Riset Keperawatan
didapatkan p value (0,000) < (α=0,05) dan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2.
pada kelompok kontrol menunjukan hasil Jakarta: Salemba Medika
yang tidak signifikan terhadap skor halusinasi Kasper, S., & Papadimitriou, G. N. (2010).
karena didapatkan p value (0,130) > (0,05). Schizophrenia. (2nd ed). Boca Raton:
Hasil Uji Independent sample T test Informa Healthcare.
didapatkan p value (0,000) < (α=0,05), maka Mardiati, S. (2017). Pengaruh Terapi
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang Psikoreligius: Membaca Al-Faihah
signifikan efektivitas terapi murottal Al- Terhadap Skor Halusinasi Pasien
Qur’an terhadap skor halusinasi pada pasien Skizofrenia. Skripsi Psik Unri. Tidak
halusinasi. dipublikasikan.
Ngapiyem, R., & Sari, A. L. K. (Januari,
SARAN 2018). Pengaruh terapi senam aerobik
Bagi bidang ilmu keperawatan low impact terhadap tingkat depresi
khususnya perawat jiwa diharapkan dapat pada pasien skizofrenia di rsjd dr.
menjadi ini sebagai salah satu terapi pilihan soedjarwadi provinsi jawa tengah.
bagi pasien yang mengalami halusinasi dan Jurnal Kesehatan. Vol. 5 No. 2: 37-43.
juga masalah keperawatan jiwa lainnya. Diakses pada tanggal 18 Juni 2019 dari
httpjurnal.stikesbethesda.ac.idindex.ph
UCAPAN TERIMAKASIH pjurnalkesehatanarticleview94
Penulis mengucapkan terimakasih Nugroho, A. M. (2011). Konsep Jiwa dalam
kepada Pembimbing I dan II yang telah Al-Qur’an (solusi Qur’ani untuk
memberikan arahan dan bimbingan serta menciptakan kesehatan jiwa dan
segala motivasinya. implikasinya terhadap pendidikan
islam). Tesis: Universitas Islam Negeri
1
Mimi Aisyah: Mahasiswa Fakultas Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Diperoleh
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia tanggal 25 desember 2018 dari
2 http://diglib.uin-suska.ac.id
Ns. Jumaini, M.Kep., Sp.Kep.J: Dosen
Bidang Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas Pieter, H. Z., Janiwarti, B., & Saragih, M.
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia (2011). Pengantar Psikopatologi Untuk
3 Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Ns. Safri, M.Kep., Sp.Kep.M.B: Dosen
Bidang Keilmuan Medikal Bedah Fakultas Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia Asuhan Keperawatan
Jiwa.Yogyakarta: Medikal Book.
DAFTAR PUSTAKA Riskesdas.(2013).http://www.depkes.go.id/res
Ariansyah, D. (2011). Pembentukan Sikap ources/download/general/Hasil%20Ris
(attitude). Didapat tanggal 21 Juni kesdas%202013. Diperolehpadatanggal
2019, dari 28 desember 2018.
JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 147
Rumah Sakit Jiwa Tampan. (2018). Laporan Yosep, I., & Sutini, T. (2016). Buku Ajar
Diagnosa Penyakit Rawat Inap Rumah Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Sakit Jiwa Tampan (tidak Aditam
dipublikasikan). Pekanbaru: RM RSJ Yuli, R. D. S., Jumaini, & Hasneli, Y.
Tampan. (Oktober, 2015). Efektivitas senam
Sulastri. (2018). Kemampuan keluarga dalam aerobic low impact terhadap penurunan
merawat orang dengan gangguan jiwa. skor halusinasi. Jurnal Online
Jurnal Kesehatan. Vol.9 No. 1. Mahasiswa. Vol. 2 No.2. diakses pada
Diakses pada tanggal 22 Januari 2019 tanggal 23 Juni 2019 dari
dari httpejurnal.poltekkes- httpsmedia.neliti.commediapublication
tjk.ac.idindex.phpJKarticleview72165. s188968-ID-none.pdf.
Thedore, D. D. (2015). Textbook of Mental Zilinska, M., & Smitkova., H. (2017). Boys
Health Nursing, Vol. 2. India: Elsevier. don’t cry: male depression through
Tumiran, M. A., Mohamad, S. P., Saat, R. M., gender lens. Psychologie a jeji kontexty
Yusoff, M. Y. Z. M., Rahman, N. N. 8 (1), 2017, 87-97. Diakses pada
tanggal 22 juni 2019 dari
A., & Adil, D. S. H. (2013).
http://psychont.osu.cz/fulltext/2017/20
Addressing sleep disorder of autistic
17_1_7_zilinska-V.pdf
children with qur’anic sound therapy. Zulkurnaini, N. A., Kadir, R. S. S. A., Murat, Z.
Health. Vol.5, No.8A2: 73-79. Diakses H., & Isa, R. M. (2012) The comparison
pada tanggal 25 Januari 2018 dari between listening to al- quran and listening
httprepository.um.edu.my323881Healt to classical music on the brainwave signal
h_Published.pdf. for the alpha band. 3rd International
Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Conference on Intelligent Systems
Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC. Modelling and Simulation, Kinabalu, 8-10
WHO. (2016). Februari 2012, 181-186.
doi:10.1109/ISMS.2012.60. Diakses pada
http://www.who.int/mentalhealth/mana tanggal 23 Februari 2019 dari
gement/schizophrenia/en/. Diperoleh http://ieeexplore.ieee.org/document/61696
pada tanggal 28 desember 2018. 96/?reload=true.

JOM FKp, Vol. 6 No. 1 (Januari-Juni) 2019 148

You might also like